Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL


(BKKBN)

Disusun Oleh :
Livia Yunita (N1A117176)
Puspa Wardani (N1A117172)
Wilma Mellinia (N1A117081)
Della Anggraini (N1A117195)
Nazrina Safitri (N1A117179)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JAMBI
2021
LEMBAR PENGESAHAN

i
KATA PENGANTAR

Bismillah, AlhamdulillahiRabbil’alamiin, segala puji bagi Allah yang maha


Kuasa. Sholawat dan salam bagi Nabi Muhammad SAW. Atas segala limpahan
nikmat serta karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan
(PKL). Laporan PKL ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat tugas mata
kuliah Praktek Kerja Lapangan.
Terwujudnya laporan PKL ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, berbagai
pihak, maka sebagai ungkapan hormat dan penghargaan kami mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Dr. Guspianto,SKM.,M.Kes selaku ketua Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat
2. Ibu Puspita Sari S.KM.,M.Kes sebagai dosen pembimbing I atas segala
bimbingan, saran, dan motivasi yang telah diberikan selama penulisan laporan
PKL ini.
3. Ibu dan Bapak staff serta seluruh keluarga besar Dinas Kesehatan Kota Jambi yang
telah memberikan motivasi dan bimbingan selama melakukan PKL.
Kami menyadari bahwa Laporan PKL ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak. Semoga tulisan
ini dapat bermanfaat bagi pengembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Jambi, 5 maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul …………………………………………………………………….i
Lembar Pengesahan ………………………………………………………………ii
Kata Pengantar ……………………………………………………………………iii
Daftar Tabel ……………………………………………………………………….iv
Daftar Lampiran …………………………………………………………………...v
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………...1
1.2 Tujuan …………………………………………………………………….4
1.3 Manfaat …………………………………………………………………...4
1.4 Ruang lingkup …………………………………………………………….5
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Konsultasi dan Konseling PPKS Balita dan Anak ………………………..6
2.1.1 Perawatan dan Pengasuhan Tumbuh Kembang Balita dan Anak ……….6
2.1.2 Pendidikan Karakter Sejak Dini…………………………………………12
2.1.3 Pengasuh Anak diera digital …………………………………………….15
2.2 Permasalahan Perawatan dan Pengasuhan Tumbuh Kembang Balit dan anak
secara menghadapinya ………………………………………………………...22
Bab III Kegiatan
3.1 Gambaran Umum Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana………32
3.2 Struktur Organisasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana……..33
3.3 Struktur Organisasi Bidang Pengelola dan Pelaksanaan Pusat Pelayanan
Keluarga Sejahtera …………………………………………………………………..34
3.4 Kegiatan PKL ……………………………………………………………..35
Bab IV Pembahasan
4. 1 Perawatan dan Pengasuhan Tumbuh Kembang Balita dan Anak …………..37
4.1.1 Kebutuhan Kesehatan dan Nutris Balita ……………………………37
4.1.2 Kebutuhan Perlindungan dan Kasih Sayang………………………...37

iii
4.1.3 Kebutuhan Rangsangan …………………………………………...38
4.1.4 Pola Pengasuhan …………………………………………………..38
4.2 Perencanaan ……………………………………………………………...39
4.3 Pengoranisasian …………………………………………………………..39
4.4 Pelaksanaan ………………………………………………………………40
4.5 Monitoring dan Evaluasi …………………………………………………40
Bab V Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………….42
5.2 Saran ………………………………………………………………………43
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………….44
Lampiran …………………………………………………………………………….45

iv
DAFTAR TABEL

v
DAFTAR LAMPIRAN

vi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, pendidikan dan pengajaran


tinggi merupakan penanggungjawab bagi terbentuknya manusia yang cakap
dalam ilmu pengetahuan, mengabdi pada masyarakat sehingga berperan serta
dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggaraan upaya
kesehatan oleh bangsa Indoenesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Pembangunan kesehatan memegang peranan yang sangat penting dalam
meningkatkan kesejahteraan manusia pada setiap tahap kehidupan, sesuai dengan
permasalahan kesehatan yang dihadapi dan membangun manusia sebagai sumber
daya pembangunan.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional yang selanjutnya
disebut BKKBN adalah Instansi Pemerintah yang melaksanakan tugas
peemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga
berencana. BKKBN mempunyai 4 program yang terdiri atas Lansia Tangguh,
Remaja GenRe, UPPKA (Usaha Peningkatan Keluarga Aseptor), dan Bina
Keluarga Balita. BKKBN sendiri mempunyai wadah kegiatan terpadu yang
sangat mudah diakses oleh masyarakat berupa kegiatan atau serangkaian kegiatan
pelayanan keluarga yang dilaksanakan dalam bentuk komunikasi, informasi dan
edukasi, konsultasi dan konseling, pembinaan serta rujukan yang disebut dengan
PPKS, atau biasa disebut Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera.
Di dalam PPKS terdapat delapan bagian Pusat Pelayanan yang dapat
membantu dalam konsultasi serta konseling yang ada didalam kehidupan
bermasyarakat, diantaranya : pertama, pelayanan data dan informasi

1
kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga yaitu layanan
yang menyediakan dan memberikan berbagai data serta informasi yang berkaitan
dengan kependudukan secara umum, serta keluarga berencana dan pembangunan
keluarga secara khusus, kedua, pelayanan atau konseling keluarga remaja dan
remaja yaitu keluarga yang mempunyai remaja usia berkisar sepuluh hingga dua
puluh empat tahun, ketiga, pelayanan atau konseling pra nikah, keempat,
pelayanan atau konseling keluarga balita dan anak yaitu keluarga yang memiliki
balita dan anak usia nol sampai sepuluh tahun, kelima, pelayanan atau konseling
keluarga balita, keluarga lansia dan lansia yaitu keluarga yang memiliki salah satu
anggota keluarga nya telah berusia enam puluh keatas atau keluarga yang terdiri
dari suami isteri yang berusia enam puluh tahun keatas, keenam, pelayanan atau
konseling keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, ketujuh pelayanan atau
konseling menuju keluarga harmonis, yaitu keluarga yang berketahanan dan
berkarakter yang memiliki keuletan dan ketangguhanserta mengandung
kemampuan fisik-material guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan
keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan serta
kebahagiaan lahir dan batin, kedelapan, pembinaan usaha ekonomi keluarga
adalah upaya untuk membangun daya dan mendorong, memotivasi, dan
membangkitkan kesadaran akan potensi ekonomi yang dimiliki serta berupaya
untuk mengembangkannya.
Dari 8 bagian yang terdapat dalam PPKS, pelayanan dan konseling
keluarga balita dan anak adalah satu permasalahan yang sangat berpengaruh
terhadap kesejahteraan didalam keluarga. Di PPKS sendiri belum ada klien yang
datang untuk konseling perihal balita dan anak. Dari hasil survey yang kami
lakukan pada tanggal 3 februari 2021 banyak masyarakat yang mayoritas yang
bekerja sebagai pedagang yang dari pagi hingga sore tidak mempunyai waktu
untuk konseling ke PPKS. Selanjutnya masih banyak masyarakat yang belum
mengetahui bahwa PPKS telah dibuka kembali.

2
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
menyebutkan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabadikan
diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Salah satu upaya untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan adalah melalui
peningkatan kualitas pendidikan, khususnya yang berbasis kesehatan masyarakat.
Kerja praktek merupakan bagian dari belajar mengajar dimana mahasiwa
diberi kesempatan untuk lebih memahami serta mampu dan terampil
menggunkaan ilmu yang telah dipelajari selama di kelas, sehingga diharapkan
dapat dihasilkan lulusan S.K.M yang professional dan dapat bekerja sesuia
bidangnya di masyarakat. Kegiatan ini merupakan salah satu metode
pemebelajaran pada situasi nyata di masyarakat dengan harapan mampu
memberikan kesempatan mahasiwa untuk bisa mencapai kompetensi yang
berkaitan dengan mata kuliah Praktek Kerja Lapangan.
Kerja pratek diharapkan dapat memberikan pelatihan dan tambahan ilmu
yang bermanfaat bagi mahasiwa serta lebih mengenal dunia kerja. Hal tersebut
merupakan pengalaman yang benar-benar baru karena tidak diberikan dalam
perkuliahan. Dengan mengenal dunia situasi kerja yang ada di sebuah instansi
kesehatan, mahasiswa diharapkan bias lebih menggali kemampuan yang
dimilikinya yang nnatinya bias digunakan sebagai modal untuk bersaing dalam
rangka mencari peluang kerja.
Berdasarkan kompetensi lulusan sarjana kesehatan masyarakat yaitu
mampu melakukan kajian dan analisis situasi, mengembangkan dan merancang
kebijakan dan program kesehatan, berkomunikasi secara efektif, memahami
budaya setempat, mampu melaksanakan pemberdayaan masyarakat, memiliki
penguasaan ilmu kesehatan masyarakat, mampu dalam merencanakan keuangan
dan terampil dalam bidang manajemen, memiliki kemampuan kepemimpinan dan
berfikir sistem. Hal tersebut relevan jika bisa bekerja sama di instansi kesehatan ,

3
maka dari itu mahasiwa melakukan kerja praktek di Dinas BKKBN Provinsi
Jambi guna untuk menganalisa sejauh mana kemampuan yang dimilikinya apakah
sudah memenuhi kebutuhan dunia kerja dan selanjutnya mahasiwa diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan agar bermanfaat di dunia kerja.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah sebagai berikut :


1. Mahasiswa mampu menerapkan keterampilan di bidang promosi kesehatan
dan ilmu perilaku dengan berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari
selama proses perkuliahan.

2. Mahasiswa dapat mengenal praktek dunia kerja mulai dari perencanaan,


pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi program pada unit-unit kerja
dengan mengembangkan wawasan berfikir keilmuan, kreatif dan inovatif

3. Mahasiswa dapat membuat laporan kerja praktek berdasarkan data yang


diperoleh dan dari pengamatan yang selanjutnya dapat dikembangkan oleh
mahasiswa dalam pembuatan skripsi

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi


Membangun jaringan kerjasama yang baik antara institusi penyedia
kerja praktek dan Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas
Jambi.
1.3.2 Bagi Instansi Dinas BKKBN Provinsi Jambi
Dapat memperoleh bantuan tenaga kerja yang diharapkan mampu
berkontribusi dalam kegiatan institusi, menumbuhkan kerjasama yang baik

4
khususnya penyediaan informasi dari institusi pendidikan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan yang terbaru.

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari pelaksanaan kerja praktek ini dilakukan di bidang


PPKS (Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera) yang mencakup target berupa remaja
serta keluarga yang dirumahnya memiliki remaja, baik remaja awal sampai pada
remaja akhir, kemudian balita atau keluarga yang dirumahnya memiliki balita,
setelah itu lansia, atau boleh juga keluarga yang dirumahnya memiliki lansia, dan
yang terakhir keluarga yang memiliki potensi untuk membangun kesadaran akan
pentingnya usaha ekonomi didalam kehidupan.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsultasi dan konselling PPKS balita dana anak


2.1.1 Perawatan dan pengasuhan tumbuh kembang balita dan anak
1) Apa yang menjadi prinsip dalam perawatan dan pengasuan tumbuh
kembang balita dan anak?
a. Kebutuhan kesehatan dan nutrisi
1. Kebutuhan gizi/nutrisi (asupan gizi seimbang: inisiasi
meyusui dini, ASI ekslusif, makanan pendamping ASI, gizi
seimbang bagi ibu menyusui dan anak).
2. Kebutuhan kebersihan (mandi, menggosok gigi, cuci tangan).
3. Kebutuhan tidur yang cukup sesuai usia anak.
4. Kebutuhan pelayanan kesehatan (pencegahan dan pengobatan
penyakit: pemberian imunisasi dan vitamin A, obat-obatan).
5. Kebutuhan bermain/aktivitas fisik.
b. Kebutuhan perlindungan dan kasih saying
1. Berikan cinta, rasa aman, dan kasih sayang kepada anak agar
anak mengerti bahwa orangtua menyayangi anak.
2. Belai dan sentuh anak setiap hari agar menambah kelekatan
dengan orangtua.
3. Dekap dan peluk anak saat menangis atau ketakutan.
4. Bacakan dongeng.
5. Memberikan kata-kata yang memotivasi anak.
6. Orangtua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk
mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak (UU
no.23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, pasal 26 ayat
a).
c. Kebutuhan stimulasi/rangsangan

6
Melakukan stimulasi yang memadai dengan merangsang otak
anak untuk melakukan berbagai kegiatan yang merangsang
perkembangan Gerakan kasar, halus, komunikasi aktif dan pasif,
menolong diri sendiri dan tingkah laku sosial sesuai dengan
tahapan perkembangan anak. Kurangnya stimulasi dapat
menyebabkan kelambatan tumbuh kembang anak.
2) Aspek-aspek apa saja yang perlu diperhatikan dalam pengasuhan?
Ada 4 aspek penting, yaitu disiplin, komunikasi, sosialisasi, dan
pemberian kesempatan untuk mengembangkan potensi.
a. Aspek disiplin
Disiplin harusnya berari suatu cara untuk membimbing anak agar
dapat memperbaiki perilakunya, dengan tidak banyak memberi
hukuman. Tindakan yang lebih efektif dalam menerapkan disiplin
pada anak adalah dengan berusaha memberikan penjelasan atau
mengadakan pendekatan kepada anak. Bila orangtua, guru, atau
anda sebagai pendamping anak sampai terpaksa harus
memberikan “Hukuman”, maka hukuman tersebut harus
dikembalikan pada fungsi hukuman itu sendiri, yaitu menghalangi,
mendidik, dan dorongan (motivasi).
Selain itu, ada beberapa pertimbangan dasar untuk hukuman yang
baik,yaitu:
1. Hukuman harus disesuaikan dengan pelanggaran, dan
diberikan secepatnya.
2. Hukuman yang diberikan harus konsisten.
3. Hukuman tidak menyerang secara langsung pada diri pribadi
anak, tidak menyinggung suku, agama, dan fisik (warna kulit,
bentuk mata, berat badan, tinggi badan, cacat tubuh dan
segalanya).
4. Hukuman harus dapat membangun diri.

7
5. Adanya penjelasan mengenai alasan mengapa hukuman
diberikan kepada anak.
6. Hukuman harus mengarah pada pembentukan hati Nurani
(moral).
7. Hukuman tidak boleh membuat anak merasa terhina atau
menimbulkan rasa permusuhan.
b. Aspek komunikasi
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam
pengasuhan anak karena menjadi dasar bagi hubungan orangtua
dan anak. Ada dua prinsip yang menentukan dalam meletakkan
dasar-dasar bagi komunikasi efektif, yaitu dukungan yang positif
dan kritik yang membangun. Dukungan positif termasuk
penerimaan dalam kata-kata dan Bahasa tubuh tanpa disertai
pernyataan yang berlebihan untuk memenuhi, misalnya “saya
senang melihat kamu membaca buku (dukungan positif), tapi
kamu lupa untuk membereskan kamarmu”. Kritik yang
membangun menyatakan secara positif apa yang harus dilakukan
dan harus dihindari.
c. Aspek sosialisasi
Orangtua umumnya menyosialisasikan mengenai nilai-nilai
keagamaan, nilai moral, dan peran tertentu pada satu jenis
kelamin. Keyakinan agama dan ketaatan menjalankan ajaran
agama hanya dapat terwujud apabila ada usaha dan ketepatan
(konsistensi) dari orangtua. Nilai moral yang disosialisasikan
orangtua adalah penilaian yang ada dimasyarakat terhadap suatu
pikiran ataupun perbuatan, bahwa pikiran ataupun perbuatan
tersebut adalah benar atau salah, baik atau buruk. Pengaruh
orangtua sangat besar dalam mengajarkan anak berperan sesuai
jenis kelaminnya. Orangtua menekankan harapan-harapan yang

8
dikenakan pada wanita dan pria mengenai bagaimana seharusnya
mereka bertingkah laku. Misalnya anak perempuan dapat
melakukan pekerjaan rumah dan anak laki-laki dapat membantu
melakukan pekerjaan di luar rumah.
d. Pemberian kesempatan untuk mengembangkan kemampuan
(potensi)
Anak perlu mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan
kemampuan yang dimilikinya. Misalnya, anak memaksa untuk
makan sendiri di meja makan, dengan hasil remah makanan
berceceran dimana-mana karena makanan yang masuk kemulut
tidak sebanyak seperti saat disuapi. Waktu yang dibutuhkan anak
untuk menghabiskan makan pun menjadi lebih lama. Akan tetapi,
orangtua membantu dan menolak anak untuk makan sendiri, kita
sudah mematikan kesempatan anak untuk mengembangkan
potensi yang dmilikinya menjadi anak yang mandiri.

3) Bagaimana pola pengasuhan yang efektif?


a. Pola asuh harus dinamis
b. Pola asuh harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak.
c. Ayah dan ibu mesti kompak.
d. Pola asuh harus disertai perilaku positif dari orangtua.
e. Komunikasi efektif.
f. Disiplin.
g. Orangtua konsisten.

4) Apa metode yang efektif untuk membentuk tingkah yang positif ?


a. Keteladanan
Dengan keteladanan, orangtua menjadi contoh nyata bagi
anak dalam berbagai hal, seperti berkata jujur, senang membaca,

9
berkata baik, sikap dermawan (suka memberi), pergi ketempat
ibadah, menolong orang lain, dan tingkah laku baik yang lain.
b. Pembiasaan
Tingkah laku yang sudah dicontohkan oleh orangtua akan
menjadi tingkah laku yang baik bila sering diulang-ulang terus-
menerus. Orangtua membuatkan jadwal kegiatan bagi anak dari
pagi sampai malam dan mengajarkan etika, moral, dan kebiasaan
baik dirumah. Orangtua dapat membiasakan anak untuk mengikuti
aturan dan kegiatan anak akan terarah dan terhindar dari pengaruh
buruk lingkungan.
c. Penghargaan (hadiah) dan konsekuensi atas tingkah laku anak
Jika orangtua ingin tingkah laku yang baik menjadi kebiasaan
anak, orangtua harus memberikan penghargaan dalam bentuk
pelukan, diusap kepalanya, atau diberi sebuah jeruk atau sepotong
kue. Orangtua juga dapat memberi anak hadiah atas tingkah laku
baiknya dengan memberi hadiah berupa kegiatan jalan-jalan
kerumah nenek, atau pergi tamsya ketempat wisata. Sebaliknya,
jika anak bertingkah laku kurang baik atau yang tidak diinginkan
orangtua, orangtua harus menunjukkan sikap tidak suka, sehingga
anak tahu bahwa tingkah lakunya tidak disukai atau tidak benar.

5) Membangun keterlibatan ayah dalam pengasuhan


Keterlibatan ayah dalam pengasuhan sering hanya dianggap
sebatas pendukung ibu. Padahal, ayah juga dapat melakukan
pengasuhan yang sama baiknya dengan ibu. Ayah juga bisa sama
baiknya dengan ibu dalam mengenali dan merespon kebutuhan-
kebutuhan anak yang lebih besar. Pengalaman anak bermain Bersama
ayah akan menjadi pengalaman yang penting bagi si anak yang terkait
dengan keterampilan sosial anak dikemudian hari. Sebaliknya, ayah

10
yang tidak peduli dan tidak mau terlibat, dapat membuat anak
memiliki masalah seperti kenakalan dan depresi di kemudian hari.
Tadinya, peran ayah dalam keluarga dikenal dengan peran
tradisional, yakni sebagai pencari nafkah dan pelindung keluarga.
Kini, ayah juga sebagai guru, yang merawat anak, panutan atau
penasihat. Peran ayah juga dipengaruhi oleh budaya dari mana ayah
berasal/tinggal. Namun demikian, menjadi ayah yang mau melibatkan
diri dalam pengasuhan akan memberikan keuntungan dan kebaikan
untuk anak di kemudian hari.
Apa peran ayah dalam pengasuhan?
a. Dimulai saat kehamilan
ayah ikut mendampingi ibu dalam pemeriksaan kandungan dan
persiapan kehamilan karena kehadiran ayah memengaruhi kondisi
emosi ibu yang baik dan dapat berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangan janin.
b. Turut merawat bayi
Misalnya, mengganti popok, memandikan, menggendong, dan
memberi makan. Interaksi yang dilakukan sejak awal akan
membantu anak merasakan kehadiran ayah. Hal ini dapat
membantu pendekatan emosi antara ayah dengan anak.
c. Melakukan aktivitas Bersama anak
Aktivitas yang menyenangkan Bersama anak seperti bermain,
jalan-jalan, membaca, mengenalkan lingkungan sekitar.
d. Menciptakan komunikasi yang baik
Mengajak anak berdialog, menyempatkan diri menghubungi anak
Ketika ayah tidak di rumah.
Semua itu tentu perlu Kerjasama dan dukungan dari ibu karena
banyak ayah yang merasa kurang percaya diri dalam menangani anak-
anaknya. Pada kondisi tertentu, dimana ayah tidak hadir dalam pengasuhan,

11
misalnya ayah yang meninggal, ayah yang bekerja diluar kota atau luar
negeri, ibu perlu menghadirkan figur pengganti ayah, seperti paman atau
kakek.

2.1.2 Pendidikan karakter sejak dini


1) Apa yang dimaksud dengan karakter?
Karakter selalu dihubungkan dengan nilai moral. Karakter
merupakan karakteristik seseorang (sejumlah kualitas seseorang) yang
terdiri dari 3 bagian yang saling terkait, yaitu pengetahuan moral,
perasaan moral, dan perilaku moral. Artinya, manusia yang
berkarakter adalah individu yang mengetahui tentang kebaikan,
mencintai kebaikan, dan melakukan kebaikan. Tindakan moral berupa
kompetensi, niat kebaikan, dan kebiasaan yang dilakukan seseorang
itu yang disebut sebagai karakter.
Dengan demikian karakter merupakan tabiat/watak seseorang
yang dimiliki sejak lahir dan merupakan sesuatu yang membedakan
seseorang dengan yang lain. Dalam pengalaman sehari-hari watak
menjelma dalam perbuatan yang terus-menerus. Oleh karena watak
identik dengan Tindakan sehari-hari maka orangtua memiliki peran
untuk mendidik dan membentuk karakter sejak dini.
Dalam hal ini, keluarga merupakan sekolah pertama dalam
penanaman nilai. Moralitas ditumbuhkan melalui kasih saying.
Melalui kecerdasan moral, anak akan memahami hal yang benar dan
salah. Orangtua harus terus-menerus memberi contoh dalam
pengasuhannya. Karakter harus dibentuk sejak dini sebab usia dini
merupakan masa-masa kritis yang akan menentukan sikap dan
perilaku seseorang di masa yang akan datang. Disamping itu. Pada
masa tersebut merupakan tahap awal kehidupan seseorang dan

12
merupakan masa yang penting untuk meletakkan dasar-dasar
kepribadian seseorang.
2) Bagaimana Langkah-langkah model pembentukan karakter?
a. Mengenali karakter anak
Orangtua harus dapat mengenal tabiat/watak anak. Dengan
mengenalinya orangtua mudah untuk mengembangkan karakter
anak kea rah sikap dan perilaku yang baik. Orangtua berperan
untuk menanamkan moral, membimbing, dan menegur anak
apabila melakukan tindakan yang bertentangan dengan nilai- nilai
moral.
b. Mengembangkan karakter anak
Sikap dan perilaku anak akan berkembang bergantung dari
orangtua. Dalam mengembangkan karakter anak, orangtua harus
memperhatikan:
1. Mendidik anak berbeda dengan mendidik remaja/orang
dewasa.
2. Mendidik anak menitikberatkan pada penanaman nilai-nilai
moral keagamaan, budi pekerti, etika, dan adat istiadat yang
berlaku.
3. Mendidik anak tidak hanya dengan
kata-kata/menceramahinya.
4. Mendidik anak harus dengan peneladanan orangtua
memberikan sikap dan perilaku yang baik.
5. Mendidik anak tidak dengan
kekerasan/memarahinya/ancaman.
6. Mendidik anak harus berkelanjutan, sehingga terbentuk
karakter yang baik.
c. Mengamati perilaku anak

13
Anak akan bersikap dan berperilaku secara alami dan
bertindak tanpa rekayasa/kebohongan seperti orang dewasa.
Tampilan anak biasanya apa adanya sesuai keinginannya.
Orangtua harus senantiasa mengamati sikap dan perilaku anak.
Apabila sikap dan Tindakan anak banyak menyimpang dari moral
dan norma, maka orangtua berkewajiban mendidik dan
mengarahkannya. Peran orangtua senantiasa memberi arahan dan
dukungan Tindakan anak mengarah pada perilaku yang baik dan
mencegah perilaku yang tidak baik. Mengamati perilaku anak
bukan saja yang baik, namun juga yang kurang baik untuk
mendapatkan perhatian yang lebih serius.
d. Pembiasaan dalam kehidupan
Membentuk karakter positif pada anak tidak cukup sekali,
tetapi harus berkelanjutan hingga sikap dan perilaku yang baik itu
terbantuk menjadi karakter anak. Setelah itu, pembinaan
berikutnya adalah orangtua hrus membiasakan anak untuk
bersikap, berperilaku, dan bertindak baik. Tentu saja orangtua
harus memberi teladan.
e. Penguatan karakter anak
Tahap berikutnya adalah penguatan karakter anak agar sikap
dan konsisten. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
1. Memberi pujian pada anak apabila berperilaku sesuai norma.
2. Orangtua memberikan contoh/teladan yang baik.
3. Memberikan bimbingan apabila perilaku anak belum
terbentuk.
4. Orangtua tidak disarankan memberikan hukuman/memarahi
anak sehingga anak menjadi takut untuk bertindak.

14
f. Mencatat aktivitas anak sehari-hari
Orangtua mencatat sikap, perilaku dan Tindakan anak yang baik
dan tidak baik. Catatan ini berguna untuk menilai dan
mengevaluasi karakter anak. Apabila masih didapatkan sikap,
perilaku dan Tindakan anak yang masih tidak sesuai dengan
norma yang berlaku, maka orangtua dapat mengarahkan,
mendidik/memberi teguran. Begitu pula apabila anak sudah
berperilaku baik, orangtua memujinya/memberikan hadiah.

2.1.3 Pengasuh anak diera digital


1) Apa yang dimaksud dengan era digital?
Seiiring dengan perkembangan zaman, anak-anak kita tumbuh dan
berkembang diera digital. Anak-anak terbiasa di depan layer, seperti
telepon pintar, games, TV, dan computer. Era digital adalah kondisi
dimana perkembangan dan penggunaan teknologi informasi semakin
mendominasi.
2) tantangan apa yang dihadapi dalam pengasuhan diera digital?
Anak-anak di tuntut terampil dalam mengakses teknologi. Tapi disisi
lain, anak juga mendapatkan akses negative terhadap penggunan
teknologi.
3) Bagaimana dampak era digital pada perkembangan anak?

No. Kegiatan Positif Negatif


1. Menonton a. Mendapatkan informasi a. Waktu menonton
televisi dan pengetahuan terbaru yang berlebihan
(berita) b. acara televisi tidak
b. Sebagai hiburan yang sesuai dengan usia
murah c. dampak sinar biru
c. Memberikan tayangan pada layar akan

15
yang layak ditonton mempengaruhi
anak-anak misalnya focus perhatian
film kartun yang anak dalam belajar
mendidik dan dan ketahanan
menstimulasi otak dalam membaca.
anak d. Menghilangkan
kesempatan anak
untuk bersosialisasi
dengan lingkungan.
2. Permainan/ a. Keterampilan a. Menuntut perilaku
games penguasaan teknologi berulang-ulang
yang lebih kompleks untuk mencapai
b. Kecekatan yang lebih keberhasilan.
tinggi. b. Mendorong rasa
c. Focus perhatian yang penasaran sehingga
terpaku pada layer menjadi
d. Meningkatkan ketagihan/kecandu
penggunaan Bahasa an
inggris c. Menuntut waktu
e. Melatih pemecehan yang lebih untuk
masalah dan mencoba berlatih
penggunaan logika memainkan suatu
f. Praktek penggunaan permainan
motoric halus dan d. Games kekerasan
kemampuan spasial menyebabkan
g. Pemain diperkenalkan tingkat agresifitas
pada teknologi yang lebih tinggi
informasi e. Games

16
h. Kemampuan membaca mengganggu
dan mengeja bisa system belajar,
meningkat secara pembuatan PR dan
signifikan dengan game menurunkan
edukasi kemampuan sosial
i. Meningkatkan f. Penurunan
kemampuan membuat kepekaan terhadap
strategi dan membantu kekerasan, menjadi
mengembangkan tolerir terhadap
Teknik analisis kritik kekerasan
j. Banyak games g. Banyak games
memerlukan pemain yang di dasari
untuk bekerjasama agar dengan tema
menang yang dapat kekerasan agresi,
meningkatkan bias gender,yang
kemampuan sosial menawarkan
pemainnya. senjata,
pembunuhan
tendangan, tusukan
dan tembakan
h. Banyak games
computer dan
internet yang
mengandung unsur
pornografi seperti:
games berkelahi
tanpa memakai
baju, bahkan ada

17
yang sampai
bersenggama
i. Games bisa
mengaburkan
antara realitas dan
fantasi, (sekarang
ada voucher games
maya yang dibeli
dengan uang
nyata)
j. Secara fisik games
bisa membuat anak
menderita berbagai
gangguan seperti :
radang jari
tangan/sindrom
vibrasi
lengan/nyeri tulang
belakang,
pengurangan
penglihatan,
kejang dll
3. Internet a. Mendapatkan informasi a. Bermain aplikasi
dengan cepat internet seringkali
b. Membangun hubungan mendapat hadiah
sosial yang lebih luas yang dapat ditukar
c. Memudahkan arus dengan uang nyata.
komunikasi dengan Cenderung kearah

18
jarak yang lebih luas, judi online
seperti: penggunaan b. Belum adanya
messenger, email, video aturan yang jelas
call dll dalam penggunaan
d. Sebagai media akses internet
pembelajaran yang c. Kurang control dan
dilakukan sekolah pendampingan dari
kepada anak didiknya, orangtua
misalkan: buku online,
berita online, majalah
online dll
e. Menciptakan
kebersamaan antara
orangtua dan anak,
Ketika membuka
internet Bersama-sama
4. Media a. Memberikan a. Banyak waktu
sosial kesempatan untuk yang dihabiskan
(facebook, mengekspresikan dalam sosial
twitter, pandangan mereka. media(chatting)
yahoo, b. Dapat memberikan b. Adanya perasaan
messenger, nuansa keleluasaan dan kesendirian, tidak
linkedin, harga diri ditingkatkan berhasil
myspace, c. Mampu untuk tetap bersosialisasi
google) terhubung dengan dilingkungan
teman-teman lama nyata, melarikan
d. Kemampuan untuk diri pada
jaringan dan bertemu lingkungan maya

19
teman baru c. Bahaya kriminal
yang timbul dalam
penggunaan media
sosial, seperti:
penculikan,
penipuan
5. Penggunaan a. Mempermudah a. Memicu anak jadi
handphone komunikasi konsumtif/selalu
b. Memperluas jaringan mengikuti trend
pertemanan dan terbaru, misalnya:
hubungan sosial selalu membeli
c. Menjadi alat control handphone terbaru
orangtua terhadap b. Menyita waktu
keberadaan anak. kebersaman
dengan keluarga
dan waktu belajar
karena sibuk
dengan bermain
handphone
c. Tempat
menyimpan foto
dan video yang
tidak pantas,
seperti: orang
berpakaian minim,
video pornografi

4) Upaya apa yang dapat dilakukan untuk megatasinya?

20
No. Kegiatan Upaya
1. Menonton televise a. Adanya pembatasan waktu dan aturan
yang jelas mengenai lamanya menonton
televisi, kapan dan jenis-jenis tayangan
yang sesuai dengan usia anak
b. Mengarahkan anak kepada kegiatan lain,
seperti: olahraga, membaca, kegiatan
budaya, kursus dll
c. Orangtua mendampingi anak saat
menonton tayangan televisi dan
menjadikan tontonan sebagai sebuah
media pembelajaran
d. Menghindari anak dari tontonan televisi
yang mengajarkan tentang pacarana
2. Permainan games a. Menawarkan kegiatan aktif bagi anak-
anak dan remaja yang dapat berfungsi
sebagai hiburan, dan olahraga
b. Adanya kesempatan mengungkapakan
perasaan sehingga dapat menyalurkan
emosional coping (pengalih kesepian,
isolasi, kebosanan, melepaskan stress,
relaksasi, kemarahan, dan penggunaan
frustasi)
c. Merancang kegiatan-kegiatan yang dapat
mengembangkan rasa percaya diri akan
potensi yang dimiliki anak
d. Hargai setiap proses yang sudah anak lalui
dalam belajar, bantu anak mengevaluasi

21
hasil kerjanya
Twitter/Yahhoo Messenger
a. Jangan menerima permintaan pertemanan
dari orang asing
b. Jangan mentweet informasi yang sangat
pribadi
c. Berhati-hati dalam memposting foto
d. Jangan mentweet lokasi saat ini
e. Jangan mentweet hal-hal negative tentang
hidupnya
f. Hindari menggunakan situs jejaring sosial
saat sedang berkumpul keluarga

2.2 Permasalahan perawatan dan pengasuhan tumbuh kembang balita dan


anak sera cara menhadapinya
Dalam rangka perawatan dan pengasuhan tumbuh kembang balita dan
anak tidak selalu berjalan sesuai dengan harapan dari orangtua. Berbagai
macam masalah akan timbul. Berikut ini adalah permasalah yang sering
dihadapi dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak serta cara
menghadapinya:
1) ASI kurang/sedikit
Pada umumnya hal ini terjadi apabila ibu terlalu kelelahan dan mengalami
stress. Jika payudara penuh dan ASI tidak dikeluarkan maka akan
membentuk zat yang dapat menghentikan produksi ASI, sehingga ASI
akan semakin sedikit, terus berkurang, dan akhirnya akan habis.
Tenangkan emosi dan berpikirlah positif. Jika ibu khawatir bayi tidak
mendapatkan ASI yang memadai, berkonsultasilah dengan dokter atau
konselor laktasi.

22
Cara mengatasinya:
Atasi masalah ini dengan cara membenahi gaya hidup, beristirahat yang
cukup, rajin berolahraga dan banyak mengonsumsi menu sehat seimbang
yang bergizi. Banyak juga ibu yang mengalami hal ini pada masa awal
menyusui. Tapi, berkat ketekunan ibu terus menyusui bayi dan Latihan
Teknik menyusui dan memerah ASI yang benar (dengan tangan atau
bantuan pompa ASI), ASI keluar banyak dan lancer.
2) Susah makan
Factor penyebab seorang anak susah makan karena factor fisik dan factor
psikis. Factor fisik meliputi gangguan di organ pencernaan maupun
terdapatnya infeksi dalam tubuh anak. Sedangkan factor psikis meliputi
gangguan psikologis pada anak, seperti kondisi rumah tangga yang
bermasalah, suasana makan yang kurang menyenangkan, tidak pernah
makan Bersama orangtua, maupun anak dipaksa memakan makanan yang
tidak disukai.
Cara mengatasi:
1. Coba sajikan makanan dalam porsi kecil
Ingat, lambung anak belum mampu menampung makanan terlalu
banyak. Jadi, berikan makanan sedikit demi sedikit.
2. Variasi makanan
Cobalah buat beberapa pilihan menu makanan, lalu biarkan anak
memilih makan yang disukai. Biasanya anak lebih suka dengan
makanan pilihannya.
3. Sajikan dengan menarik
Setelah menyajikan banyak pilihan, sajikan dengan tampilan
menarik, misalnya, mencetak nasi goreng dalam cetakan teddy bear
atau bebek kecil.
4. Jadikan saat makan menyenangkan

23
Hindari mengancam, menghukum, atau menakut-nakuti anak agar
makan labih banyak. Ini akan membuatnya merasa bahwa saat makan
merupakan saat yang tidak menyenangkan. Dan bukan tak mungkin
menimbulkan trauma psikologis baginya.
5. Makan teratur
Jadwalkan waktu makan dengan teratur, agar anak terbiasa dengan
waktu makannya. Sama halnya dengan waktu tidur, mandi, dan
sebaginya.
6. Beri cemilan sehat
Setelah bisa berjalan, anak gemar bereksplorasi dengan
lingkungannya. Apalagi Ketika memasuki usia 2 tahun, aktivitasnya
semakin banyak. Ini mungkin membuatnya sulit untuk duduk manis
dan makan dengan tenang. Untuk menyiasatinya, berikan cemilan
sehat dalam porsi kecil namun beragam. Misalnya saja bola-bola
kentang isi wortel dan daging cincang, sus mini isi fla cokelat, donat
tabur keju, dan sebagainya.
7. Hindarkan gaya memaksa dan mengancam dalam membujuk anak
Selama waktu makan, minimalkan gangguan, misalnya matikan
televisi dan jauhkan buku atau mainan dari meja makan.
8. Libatkanlah anak anda untuk menyiapkan makanan
Misalnya dengan meminta pertolongannya untuk mengambilkan
buah atau sayur saat diswlayan maupun membantu menyiapkan meja
makan. Selain itu, anak memerlukan contoh dari orangtuanya. Bila
orangtua mengonsumsi makanan sehat, maka anak akan mencontoh
pola makan orangtua.
9. Hindari memberi iming-iming makanan penutup sebagai hadiah
Hal ini dapat menyiratkan bahwa makanan penutup merupakan
makanan yang paling enak dan baik untuk anak. Selain itu, dapat
meningkatkan keinginan mengonsumsi makanan manis bagi anak.

24
Orangtua dapat memberikan makanan penutup selama dua hari dalam
seminggu, sedangkan pada pekan berikutnya tidak diberikan. Buah,
yogurt atau makanan sehat lain dapat diberikan bergantian sebagai
makanan penutup.
10. Batasi pemberian minuman di sela-sela waktu makan
Minuman rendah lemak maupun jus buah segar memang penting
untuk anak, namun bila anak terlalu banyak minum, tidak aka nada
tempat yang cukup untuk makanan maupun kudapan sehat yang bisa
masuk keperut anak.
Catatan: apabila permasalahan belum teratasi hendaknya dirujuk ke
dokter anak, dokter gizi, atau psikolog anak untuk membicarakan masalah
susah makan.

3) Sering ngompol
Sering ngompol disebut juga dengan istilah enuresis atau proses
keluarnya urine tanpa disadari yang terjadi saat tidur. Ngompol bisa juga
mengacu pada kegagalan anak untuk bisa menahan pipis saat mereka
beraktivitas. Ngompol pada anak yang terjadi saat tidur malam hari
disebabkan oleh produksi urine yang melebihi kapasitas kandung kemih.
Ngompol pada anak dibedakan atas dua macam, yaitu:
1. Ngompol yang terjadi sejak usia dini (enuresis primer)
Disebabkan oleh terlambatnya proses pematangan system syaraf pada
anak, masalah lain yang menyebabkan hal ini adalah
ketidakmampuan otak menerima sinyal yang dikirimkan oleh
kandung kemih yang telah penuh pada saat anak sedang tidur
nyenyak.
Cara mengatasinya:
a. Membina Kerjasama antara orangtua dan anak. Kesabaran dan
waktu akan sangat menentukan keberhasilan.

25
b. Beberapa Tindakan yang bisa dilakukan adalah dengan
mengubah konsumsi cairan menjelang tidur, mengubah jam
tidur, terapi alarm (memberikan kesempatan pada anak agar
kencing di sela-sela waktu tidurnya/membangunkan tengah
malam).
c. Hipnoterapi, menanamkan sugesti pada anak di masa dia akan
bangun jika ingin kencing. Dengan sugesti sebelum tidur ini
maka umumnya anak takan terbangun dimalam hari jika
kandung kemih mereka penuh.
d. Membangunkan anak dimalam hari dan menyuruh mereka untuk
buang air kecil
e. Akupuntur, beberapa hasil penelitian yang ada dicina
menunjukkan akupuntur bisa mengatasi ngompol hingga 73%.
f. Melatih anak untuk menahan kencing, anak diberi minum yang
banyak dan jika ingin kencing maka akan disuruh menahan
kencing selama 30 hingga 45 detik. Waktu ini bisa ditingkatkan
guna menaikkan kemampuan anak untuk menahan kencing.
2. Ngompol akibat penyakit (enuresis sekunder)
Cara mengatasinya: pemeriksaan terhadap urine dapat membantu
menemukan apakah terjadi infeksi dibagian saluran kandung kemih.
Pemeriksaan lain mengakibatkan ultrasound ginjal dan kandung
kemih. Pemindaian dengan MRI akan dilakukan jika dokter menilai
penyakit tersebut berhubungan dengan syaraf.

Catatan: apabila permasalahan belum teratasi, hendaknya dirujuk


kedokter syaraf, atau dokter anak, atau psikolog anak untuk
membicarakan masalah ngompol.
4) Tidak mau belajar

26
Belajar dianggap sebagai kegiatan yang kurang menyenangkan bagi anak
di banding bermain. Anak akan cenderung untuk bermain dengan teman
sebaya, menonton tv, atau melakukan kegiatan lainyang dianggap
menyenangkan.
Cara mengatasinya:
1. Memberikan teladan
Orangtua harus menjadi figure teladan belajar sehingga anak
mencontoh
2. Menentukan cita-cita yang jelas
Orangtua membantu anak untuk menentukan cita-citanya, sehingga
anak termotivasi untuk mencapai cita-cita itu dengan belajar.
3. Memberikan metode belajar menarik
Orangtua memberikan cara belajar yang menyenangkan bagi anak,
sehingga anak tidak merasa bosan, misalnya belajar sambal bermain.

Catatan: apabila permasalahan belum teratasi, hendaknya dirujuk


psikolog anak untuk membicarakan masalahnya.

5) Hiperaktif
Hiperaktif adalah pola perilaku seseorang yang menunjukkan sikap tidak
mau diam, tidak menaruh perhatian dan impulsif (semaunya sendiri).
Anak pada umumnya cenderung lebih sulit menerima perintah, sukar
memusatkan perhatian pada suatu objek, lupa menaruh barang, dan
banyak bicara.
Penyebab anak hiperaktif adalah:
1. Fisiologis: gangguan fungsi otak, kurang stimulaisi terhadap
reticulum.
2. Biologis: kelebihan energi, kurang perhatian.
3. Pola didik: kombinasi perilaku dan Teknik disiplin yang buruk.

27
Cara mengatasi:
1. Penanganan secara fisiologis
Untuk anak hiperaktif karena gangguan fungsi otak, cara
penanganannya adalah dengan mengonsultasikannya kedokter ahli
syaraf. Kemudian perlu melakukan perawatan khusus kepada anak
melalui terapi syaraf dari kepala hingga kaki atau mengonsumsi obat-
obatan yang dianjurkan dokter, dan diberi bantuan oleh psikolog ahli.
2. Penanganan secara biologis
Untuk anak hiperaktif karena kelebihan energi, kita bisa mengajak
anak untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif, misalnya dengan
berenang, ikut les musik/menari dan sebagainya. Kita bisa juga
mengajak anak untuk melakukan kegiatan yang memerlukan
ketekunan dan konsentrasi, seperti menjodohkan gambar, Menyusun
angka 1-10, atau meyusun puzzle.
Bawa anak hiperaktif anda ke Lembaga Pendidikan atau kursus
keterampilan/olahraga (seperti beladiri, balet, berenang, atau bermain
bola basket).
3. Penanganan secara system didik
Orangtua harus mendisiplinkan anak. Jika anak terlalu berlebihan dan
sulit dinasihati, orangtua berhak memberikan hukuman, asal itu untuk
mengarahkan anak atau membuat anak lebih tenang dan lebih baik.
Jika anak menjadi hiperaktif karena pola didik/asuh yang kurang
tepat, orangtua perlu membuat dan melaksanakan manajemen
Pendidikan yang baru bagi anak.
Catatan: apabila permasalahan belum teratasi, hendaknya dirujuk
psikolog anak untuk membicarakan masalahnya.

6) Sulit bergaul (kurang pergaulan)

28
Anak sulit bergaul/membina hubungan pertemanan. Kegiatan berteman
merupakan salah satu kegiatan terpenting pada masa perkembangan anak.
Pertemanan merupakan sebuah keterampilan sosial yang akan melekat
sepanjang hidup. Bagi anak yang sulit bergaul, anak akan sulit untuk
mengomunikasikan perasaan dan pikirannnya.
Cara mengatasi:
1. Hindarkan anak dari perasaan tertekan
Berilah dukungan emosional pada anak dengan memberi perhatian
dan pelukan. Dengan demikian, anak merasa diayomi, diberi
perlindungan dan dijauhkan dirinya dari hal-hal yang tidak
mengenakkan. Jalin komunikasi dengan anak, mulai dari hal-hal yang
sederhana sampai hal-hal yang berhubungan dengan temannya.
Ciptakanlah suasana keterbukaan dan pastikan anak merasanyaman
berada dekat orangtua.
2. Bangun rasa percaya diri pada anak
Perasaan terpuruk dan tertekan anak, akibat dari perlakuan teman-
temannya, maka kita harus dapat membangkitkan rasa percaya diri
dan semangat anak, misal dengan menunjukkan kelebihan atau
potensi apa saja yang dimiliki anak yang mungkin tidak dimiliki
orang lain.
3. Ajarkan cara berteman pada anak
Sebagai anak, tentu ada yang mengalami kesulitan dalam memulai
menjalin komunikasi. Orangtua dapat membantu menudahkan anak
melakukan pendekatan pada teman-temannya.
4. Kembangkan selera humor anak dalam bergaul
Jika anak memiliki rasa humor dalam bergaul, tentu anak akan
mudah diterima. Keterampilan sosial anak pun semakin baik, anak
pun sulit dibenci, bahkan seringkali kehadirannya selalu dinanti-
nantikan dan dibutuhkan oleh teman-temannya.

29
5. Kembangkan sikap toleran dan pemaaf
Ajaklah anak untuk dapat menghargai teman-temannya dengan tidak
memaksakan kehendak atau keinginannya.

Catatan: apabila permasalahan belum teratasi, hendaknya dirujuk


psikolog anak untuk membicarakan masalahnya.

7) Sensitif
Anak memiliki karakter sensitive jika mudah menangis, mudah
tersinggung, mudah kesal karena hal kecil. Sensitif akan menyulitkan
untuk bergaul Bersama teman-temannya.
Cara mengatasi:
1. Menyesuaikan diri
Orangtua cenderung menasihati anak yang sensitif, namun anak yang
sensitif tidak mudah menerima nasihat. Jadi, orangtua harus
menyesuikan diri agar bisa lebih memahami anak.
2. Memahami penyebab
Orangtua mencari tahu penyebab anak menjadi sensitif, sehingga
akan lebih mudah membantunya untuk mengatasi masalah yang
menyebabkannya.
3. Suasana nyaman
Tidak memaksakan diri anak untuk mengikuti kehendak orangtua.
Tidak menempatkan anak dalam situasi yang tidak nyaman dan
membuatnya semakin sensitive.
4. Fokus pada hal yang positif
Memfokuskan diri pada hal positif dan sifat sensitif anak, misal anak
yang sensitif terhadap hewan, maka ada sisi positifnya, yaitu anak
dapat menjadi dokter hewan setelah dewasa.

30
Catatan: apabila permasalahan belum teratasi, hendaknya dirujuk
psikolog anak untuk membicarakan masalahnya.

8) Kecanduan games/internet
tanda-tanda anak kecanduan games/internet, yaitu:
1. Keasyikan dengan game/internet
2. Kehilangan minat dalam kegiatan lainnya
3. Penarikan sosial (hanya berkomunikasi dengan teman-teman on-line)
4. Sikap membela diri dan marah Ketika upaya lain untuk
mengurangi/menghentikan penggunaan.
5. Menyembunyikan jumlah penggunaan
6. Berbohong atau mencuri-curi waktu penggunaan meskipun ada
konsekuensinya
Cara mengatasi:
1. Memberikan anak kesempatan untuk bermain Bersama teman-
temannya, seperti bermain sepak bola, naik sepeda, asalkan bukan
bermain game
2. Memberikan les tambahan kepada anak sesuai hobinya
3. Orangtua meluangkan waktu untuk anak, sehingga anak tidak merasa
bosan.
4. Menyediakan kegiatan menarik, sehingga anak bosan bermain game,
misalnya memancing, melukis, dll
5. Membatasi waktu bermain game. Waktu yang wajar bermain game
adalah 1-2 jam setiap hari.

31
BAB III

HASIL KEGIATAN

3.1 Gambaran Umum Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Secara geografis, posisi Kota Jambi berada pada 01 030’2,98” – 0107’1,07”
Lintang Selatan dan 103040’0,23” Bujur Timur. Koordinat tersebut menunjukkan
keberadaan Kota Jambi yang terletak di tengah-tengah pulau Sumatra. Secara
geomorfologis Kota Jambi terletak di bagian Barat cekungan Sumatra bagian selatan
yang disebut Sub-Cekungan Jambi, yang merupakan dataran rendah Sumatra Timur.
Ditilik dari topografinya, Kota Jambi relative datar dengan ketinggian 0-60 m diatas
permukaan laut. Bagian bergelombang terdapat di utara dan selatan kota, sedangkan
daerah rawa terdapat di sekitar aliran Sungai Batanghari, yang merupakan sungai
terpanjang di pulau Sumatra dengan panjang lebih kurang 1.700 km, dari Danau Atas
– Danau Bawah (Sumatra Barat) menuju Selat Berhala (11 km yang berada di
wilayah Kota Jambi) dengan kelebaran lebih kurang 500 m. Sungai Batanghari
membelah Kota Jambi menjadi dua bagian disisi utara dan selatannya. Kota Jambi
sebelah utara, barat, selatan dan timur berbatasan dengan kabupaten Muaro Jambi,
dengan kata lain Kota Jambi ini wilayahnya dikelilingi oleh kabupaten Muaro Jambi.
Hasil estimasi jumlah penduduk tahun 2018 sebesar 775.427 jiwa, yang terdiri
atas 396.700 jiwa penduduk laki-laki dan 378.727 jiwa penduduk perempuan dengan
total jumlah penduduk Kota Jambi meningkat setiap tahunnya. Angka tersebut
merupakan hasil perhitungan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Jambi dengan
berdasarkan angka riil dari Kecamatan-kecamatan yang ada di Kota Jambi. Angka
kepadatan penduduk di Kota Jambi per 1 kilometer persegi rata-rata berdasarkan hasil
estimasi sebesar 3.631 jiwa per km2, keadaan ini meningkat dari tahun sebelumny.

32
3.2 Struktur Organisasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

33
3.3 Struktur Organisasi Bidang Pengelola dan Pelaksana Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS)

Penanggung Jawab
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi

Ketua
Kepala Bidang KS/PK

Wakil I Wakil II
Kepala Bidang KB/KR Sekretaris Badan

Sekretaris Bendahara
Kasubbid BKB,Anak, dan Kat, BPP Bidang KS/KR
Keluarga Lansia

SEKSI-SEKSI

Koordinator Seksi Promosi Koordinator Seksi Pelayanan Koordinator Seksi Pengembangan


Kepala bidang Adpin Kepala Bidang Pengendalian Penduduk KepalaBidang Pelatihan dan Pengembangan

Anggota Anggota Anggota


1. Kasubbid Advokasi dan KIE 1. Sub Seksi Pelayanan data dan Informasi KKBPK 1. Kasubbid Penyelenggaraan
2. Kasubbid Hub.Antar Lembaga -Kasubbid Data & Informasi dan Peneliti 2. Kasubbid Tata Operasional
&Lini Lapangan 2. Sub Seksi Kosultasi & Konseling kel. Balita & 3. Kasubbid Keuangan
3. Kasubbang Umum dan Humas Remaja 4. Kasubbid Pengawasan
4. Kasubbid Hub.Antar Lembaga & - Kasubbid Data & Informasi 34
dan Peneliti 5. Kasubbid Kepegawaian
Lini Lapangan 3. Sub Seksi K Kosultasi & Konseling kel. Remaja &
5. Pranata Humas Remaja
3.4 Kegiatan PKL
Kegiatan PKL di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota jambi
selama 20 hari kerja. Dimulai dari tanggal 02 Februari 2021 sampai pada tanggal 01
Maret 2021. Kegiatan magang disesuaikan dengan hari kerja Kependudukan dan
Keluarga Berencana Kota jambi, yaitu pada hari senin sampai dengan hari jum’at
dimulai pada pukul 07.30 WIB s.d 14.00 WIB. Untuk kegiatan magang mahasiswa di
tempatkan dibidang Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera. Adapun kegiatan yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Adapun kegiatan yang dilakukan selama magang adalah
1. Ikut serta dalam kegiatan membagikan leaflet ke seluruh masyarakat, sebagai
bentuk promosi pelayanan yang ada di Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera
(PPKS). Peran mahasiswa dalam melakukan kegiatan tersebut adalah
membagikan leaflet dan membatu menjelaskan kepada masyarakat apa saja
bentuk dari pelayanan yang ada di Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera
(PPKS). Serta mengajak masyarakat untuk datang kosultasi. Bentuk media
promosi kesehatan berupa (Leaflet dan sticker) terkait pelayanan konseling di
Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS). Selain itu juga ikut turun
lapangan diluar jam kerja untuk membagikan leaflet di daerah gubernuran dan
masyarakat sekitar kantor PPKS, tempat yang didatangi merupakan tempat
dimana banyak masyarakat berada.
2. Ikut serta dalam kegiatan sosialisasi pada program konseling keluarga remaja
dan remaja yaitu mendatangi beberapa sekolah menengah pertama (SMP)
yang ada di kota jambi. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah mengikuti
kegiatan sosialisasi program pada remaja yang berkerja sama dengan guru BK
di SMP tersebut untuk mengetahui apa saja masalah yang dihadapi oleh
remaja serta cara mengatasinya.
3. Adapun tugas yang dilakukan di Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS)
adalah Membantu mempromosikan program pelayanan PPKS di media sosial

35
dengan membagi atau mengupload poster dan leaflet. Selain itu mahasiswa
setiap harinya membantu desain poster yang ingin di upload sesuai dengan
program yang ada di hari tersebut, Untuk kegiatan tersebut dilakukan setiap
hari kerja. Selanjutnya, setelah selesai poster diberikan ke pengelola PKKS
untuk dicek apakah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Program pelayanan pada setiap harinya :
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat

36
BAB 4

PEMBAHASAN

4.1. Perawatan dan Pengasuhan Tumbuh Kembang Balita dan Anak

4.1.1 Kebutuhan Kesehatan dan Nutrisi Balita

Kebutuhan balita terdiri dari kebutuhan gizi/nutrisi berupa inisiasi menyusui dini,
ASI eksklusif, makanan pendamping ASI, gizi seimbang bagi ibu menyusui dan
anak; Kebutuhan kebersihan, contohnya mandi, cuci tangan, gosok gigi; Kebutuhan
tidur yang cukup, kebutuhan pelayanan kesehatan,kebutuhan bermain dan atau
aktivitas fisik.

Menilai Status gizi balita bisa dilakukan dengan cara menimbang berat badan
menurut umur (BB/U), mengukur tinggi badan menurut umur (TB/U), berat badan
menurut tinggi badan (TB/BB).Sumber gizi utama berasal dari makanan. Makanan
bergizi merupakan modal utama dalam perkembangan tubuh, kecerdasan otak dan
kesehatan tubuh bayi.Sumber gizi bisa di dapat dari : Karbohidrat( nasi,
jagung,gandum dan umbi-umbian), protein (daging, ikan kacang-kacangan), mineral,
vitamin (sayuran dan buah-buahan) dan susu. Stimulasi Deteksi dan Intervensi
tumbuh kembang anak (SDIDTK) adalah cara untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan anak optimal dan tidak terjadi penyimpangan. (Promkes Kemenkes)
SDIDTK dilakukan dengan cara merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun
seperti:

 Mengukur Berat Badan

 Tinggi Badan dan Lingkar Kepala

 Tes Daya Lihat dan Tes Daya Dengar

 Mental Emosional

37
 Ceklis Deteksi Dini Autis

Pencegahan yang dapat dilakukan adalah menjaga daya tahan tubuh, makan-
makanan bergizi dan minum yang cukup. Diare: adalah keadaan buang-buang air
dengan banyak cairan lebih dari tiga kali dalam satu hari dan biasanya berlangsung
selama dua hari atau lebih yang menyebabkan dehidrasi.Hal ini membuat tubuh kita
tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan jiwa, diare menjadi
penyebab nomor satu kematian balita diseluruh dunia (data WHO).

4.1.2 Kebutuhan Perlindungan dan Kasih Sayang


Orangtua seharusnya memberikan anak kata-kata yang memotivasi, beri
belaian dan sentuh anak setiap hari, membuat tenang saat menangis dengn cara
memeluknya. Dengan memberikan cinta , rasa aman, dan kasih sayang kepada anak
dapat membuat anak mengerti bahwa orang tua menyayangi anak. Selain itu anak
memiiki hak untuk di asuh, dipelihara, dididik dan dilindungi oleh orang tua (UU no.
23 tahun 2002, tentang Perlindungan Anak, Pasal 26 ayat a)
4.1.3 Kebutuhan Rangsangan
Orang tua melakukan stimulasi dengan merangsang otak anak untuk
melakukan berbagai kegiatan yang merangsang perkembanga gerakan kasar,
halus, komunikasi aktif dan pasif, menolong diri sendiri dan tingkah laku
sosial sesuai dengan tahap perkembangan anak.
4.1.4 Pola Pengasuhan
Pengasuhan merupakan proses hubungan yang unik antara orang
tua dan anak sebagai aksi dan interaksi dalam mendidik anak agar dapat
berkembang dengan baik, sehingga menjadi orang dewasa yang bertanggung
jawab, tangguh, manidir, berkualitas, dan mempu menghadapi tantangan dalam
kehidupannya.

38
Dalam pengasuhan balita dan anak orang tua perlu memperhatikan empat
aspek penting yaitu disiplin, komunikasi, sosialisasi, dan pemberian kesempatan
untuk mengembangkan potensi.
Disiplin merupakan suatu cara untuk membimbing anak agar dapat
memperbaiki perilakunya dengan cara memberikan penjelasan atau adanya
kedekatan pada anak dan tidak memberikan hukuman yang berlebihan atau
hukuman bersifat mendidik.
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting karena menjadi dasar
bagi hubungan orang tua dan anak. Ada dua prinsip komunikasi efektif yaitu
dukungan positif dan kritik yang membangun.
Sosialisasi dilakukan untuk memperkenalkan nilai-nilai keagamaan , nilai
moral dan peran tertentu pada satu jenis kelamin. Orang tua harus kompak
menjalankan tugas sosialisasi ini karena dalam hidup bermasyarakat nilai-nilai
yang ditanamkan menjadi suatu perilaku yang baik seperti perempuan dapat
melakukan pekerjaan rumah dan anak laki-laki dapat membantu pekerjaan di luar
rumah.
Memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan sesuatu hal yang
dapat mengembangkan potensinya seperti membiarkan anak berlatih makan
sendiri walaupun berceceran setidaknya ini membuat kemampuan anak
meningkat sehingga bisa mandiri.
4.2 Perencanaan
Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil
yang diinginkan (Louis A. Allen). Berdasarkan pengertian tersebut perencanaan
dibutuhkan untuk mengetahui apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan dalam
rangka mencapai tujuan. Ciri-ciri perencanaan antara lain:

 Berorientasi pada massa depan artinya setiap pekerjaan yang


dilaksanakan mendatangkan kebaikan pada masa yang akan datang.

39
 Mampu menyelesaikan masalah

 Mempunyai tujuan

 Bersifat kelola artinya bersifat wajar, logis, objektif, jelas, runtun dan
telah disesuaikan dengan sumber daya.

Perencanaan kegiatan dari Pusat pelayanan keluarga sejahtera bagian


konsultasi balita dan anak di PPKS Kota Jambi telah dilakukan sebaik
mungkin sesuai dengan proporsi tugas PPKS Kota Jambi. Perencanaan
dilaksanakan berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada tahun
sebelumnya yang sempat vakum dengan cara kembali mensosialisasikan
program konsultasi dan konseling balita dan anak kepada warga sekitar PPKS.

4.3 Pengorganisasian
Pengorganisasian dilakukan dengan menempatkan orang-orang yang ahli
dibidangnya. Untuk di PPKS karena fungsinya sebagai pusat pelayanan keluarga
disediakanlah dua orang konselor yang siap memberikan masukan serta solusi
dari setiap masalah yang timbul di keluarga dalam hal perawatan dan pengasuhan
balita dan anak. Apabila tidak berhasil diselesaikan misalnya gangguan
kesehatan mental anak maka akan diberi rujukan ke beberapa mitra kerja PPKS.

4.4 Pelaksanaan
Pelaksanaan diartikan sebagai suatu usaha atau kegiatan tertentu yang
dilakukan untuk mewujudkan rencana telah dibuat. Pelaksanaan program
kegiatan Bina Keluarga Balita di PPKS telah dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan yang telah dilakukan. Kenyataan dilapangan masih banyak terdapat
hambatan pelaksanaannya diantaranya belum adanya pasien yang datang untuk
konsultasi terkait beberapa permasalahan balita dan anak yang kini menjadi
fokus BKKBN untuk menurunkan angka stunting di provinsi jambi.

40
4.5 Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dilakukan saat proses pelaksanaan kegiatan konsultasi dan


konseling perawatan dan pengasuhan tumbuh kembang balita dan anak dan
evaluasi atau penilaian dilakukan apabila telah mencapai waktu yang
ditentukan dalam proses pelaksanaan. Penilaian bertujuan untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan yang ada selama proses pelaksanaan kegiatan
konsultasi dan konseling perawatan dan pengasuhan balita dan anak di PPKS.

41
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional yang
selanjutnya disebut BKKBN adalah Instansi Pemerintah yang melaksanakan tugas
peemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga
berencana. BKKBN mempunyai 4 program yang terdiri atas Lansia Tangguh,
Remaja GenRe, UPPKA (Usaha Peningkatan Keluarga Aseptor), dan Bina
Keluarga Balita. BKKBN sendiri mempunyai wadah kegiatan terpadu yang
sangat mudah diakses oleh masyarakat berupa kegiatan atau serangkaian kegiatan
pelayanan keluarga yang dilaksanakan dalam bentuk komunikasi, informasi dan
edukasi, konsultasi dan konseling, pembinaan serta rujukan yang disebut dengan
PPKS, atau biasa disebut Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera.
Di dalam PPKS terdapat delapan bagian Pusat Pelayanan yang dapat
membantu dalam konsultasi serta konseling yang ada didalam kehidupan
bermasyarakat, diantaranya : pertama, pelayanan data dan informasi
kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga. kedua,
pelayanan atau konseling keluarga remaja dan remaja. ketiga, pelayanan atau
konseling pra nikah, keempat, pelayanan atau konseling keluarga balita dan anak.
kelima, pelayanan atau konseling keluarga balita, keluarga lansia dan lansia.
keenam, pelayanan atau konseling keluarga berencana dan kesehatan reproduksi,
ketujuh pelayanan atau konseling menuju keluarga harmonis. kedelapan,
pembinaan usaha ekonomi keluarga.
Dari 8 bagian yang terdapat dalam PPKS, pelayanan dan konseling keluarga
balita dan anak adalah satu permasalahan yang sangat berpengaruh terhadap
kesejahteraan didalam keluarga. Di PPKS sendiri belum ada klien yang datang
untuk konseling perihal balita dan anak. Dari hasil survey yang kami lakukan pada

42
tanggal 3 februari 2021 banyak masyarakat yang mayoritas yang bekerja sebagai
pedagang yang dari pagi hingga sore tidak mempunyai waktu untuk konseling ke
PPKS. Selanjutnya masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bahwa
PPKS telah dibuka kembali.
Untuk di PPKS karena fungsinya sebagai pusat pelayanan keluarga
disediakanlah dua orang konselor yang siap memberikan masukan serta solusi dari
setiap masalah yang timbul di keluarga dalam hal perawatan dan pengasuhan
balita dan anak. Apabila tidak berhasil diselesaikan misalnya gangguan kesehatan
mental anak maka akan diberi rujukan ke beberapa mitra kerja PPKS.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi
Membuat MOU dengan instansi penyedia kerja praktek agar dapat
dijadikan sebagai tempat kerja praktek yang berkelanjutan.
5.2.2 Bagi Instansi Dinas Kesehatan Kota Jambi
Melibatkan mahasiswa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring
evaluasi guna mengoptimalkan program-program.

43

Anda mungkin juga menyukai