Anda di halaman 1dari 3

KOMUNITAS KONSERVASI PENYU DI PANTAI PELANGI

Oleh : Novena Brigita Sahabati


Editor : Rashika Nabila Hamid

Pada hari Sabtu, 22 Oktober 2022 tepatnya pukul 11.00 WIT, kami 20 mahasiswa PMM-2
dengan didampingi oleh dosen Modul Nusantara Bpk.Yohanes Widodo mengunjungi Pantai
Pelangi. Salah satu pantai yang berada di Kabupaten Bantul tersebut memiliki sebuah komunitas
konservasi penyu di dalamnya yang bernama 4K (fourkey). Pada kesempatan itu kami berdialog
dengan salah satu founder dari 4K yaitu Daru Aji Saputro. Beliau juga merupakan salah satu
alumni dari mahasiswa Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Awal terbentuknya komunitas ini dikarenakan adanya keluhan-keluhan dari konservator
Pantai Pelangi yang menyampaikan bahwa adanya kesulitan mereka dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan karena kurangnya kuantitas orang dan juga biaya. Bahkan dikabarkan bahwa
sebelum adanya komunitas, konservator sempat merugi hingga puluhan juta rupiah. Akhirnya
untuk membantu konservator dalam keluhan-keluhan tersebut, timbullah keinginan 4 orang muda
untuk membentuk suatu komunitas konservasi penyu kecil-kecilan yang bernama 4K (fourkey),
tepatnya pada tahun 2020. Dengan bermodalkan tekad yang bulat, mereka mengadakan seminar
dan webinar untuk merekrut anggota komunitas. Komunitas yang awalnya hanya beranggotakan
4 orang lama-kelamaan memiliki banyak peminat yang menjadi relawan. Sejak adanya relawan,
konservator di Pantai Pelangi yaitu Pak Sarwidi tidak lagi merugi.
Beberapa kegiatan yang dilaksanakan komunitas 4K adalah sebagai berikut.
1. Beach Clean-Up
Kegiatan ini adalah rangkaian pembersihan pantai dari sampah, baik sampah dari
pengunjung ataupun sampah dari laut yang terbawa ombak. Komunitas juga telah
bekerjasama dengan pihak pengelola sampah Kota Yogyakarta sehingga sampah laut yang
masih bisa didaur ulang yaitu sebesar 60% akan diangkut ke pihak pengelola sampah
tersebut agar dapat dimanfaatkan sebaik mungkin

2. Penanaman Pandan Laut


Jika teman-teman memasuki kawasan Pantai Pelangi, maka teman-teman dapat
menyaksikan pohon cemara udang yang tinggi dan berjejer di sepanjang pantai. Pohon
cemara udang tersebut diketahui ditanam oleh beberapa relawan sebelumnya pada tahun
90-an dengan tujuan sebagai tempat berteduh bagi para pengunjung Pantai Pelangi. Tak
disangka cemara itu bertumbuh dengan tinggi dan besar sehingga mempengaruhi kondisi
Gumuk Pasir yang merupakan salah satu aset alam langka yang ada di Yogyakarta bahkan
di dunia. Pohon cemara udang yang tinggi itu menghambat jalur angin dari Gunung Kidul
yang membawa pasir ke Gumuk Pasir tersebut, sehingga Gumuk Pasir sekarang sudah
banyak ditumbuhi semak dan tumbuhan atau dengan kata lain ekosistemnya sudah
mengalami suksesi. Jika hal itu terus-menerus terjadi maka Gumuk Pasir ini akan mati dan
menjadi hutan seperti hutan pada umumnya.
Hal ini menjadi sorotan oleh para anggota komunitas. Akan tetapi mereka tidak bisa
menebang pohon cemara udang tersebut dikarenakan terbatasnya izin pengelolaan
terutama untuk kawasan Pantai Pelangi yang dilindungi. Akhirnya mereka mengambil
langkah penanaman pandan laut. Tumbuhan pandan laut dipercaya dapat memperbaiki
ekosistem yang ada di Pantai Pelangi tanpa mempengaruhi ekosistem Gumuk Pasir. Hal
ini dikarenakan pertumbuhan pandan laut yang tergolong lama dan ukurannya pun tidak
sebesar pohon cemara udang. Selain itu, pandan laut menjadi salah satu tempat yang
nyaman bagi penyu untuk bertelur dan mengamankan telurnya dari predator alam.

3. Konservasi Penyu
Konservasi penyu merupakan kegiatan utama dalam komunitas ini. Setiap rentang
waktu tertentu, para anggota komunitas akan mangadakan patroli untuk menyusuri Pantai
Pelangi dengan tujuan mencari penyu yang kebetulan singgah di pantai tersebut. Selain
mencari penyu, mereka juga mencari telur-telur penyu yang kemudian akan dibawa ke
tempat konservasi. Hal ini bertujuan untuk mengamankan telur dari predator alam dan
untuk menginkubasi telur hingga akhirnya menetas dengan baik. Setelah telur menetas
menjadi anak penyu (tukik), komunitas akan mengadakan kegiatan perilisan untuk
melepaskan tukik-tukik ini ke laut.
Adanya Komunitas Konservasi Penyu ini menjadi bukti kepedulian anak muda terhadap
alam yang indah ini. Kaum muda dapat menjadi motor penggerak komunitas dengan ide-ide
cemerlang yang mereka miliki. Oleh karena itu, marilah kita sebagai kaum muda menjadi salah
satu dari motor penggerak ini, menjadi pelopor dan garda terdepan yang melindungi alam
Indonesia yang luas nan megah ini.
Salam PMM2 : Bertukar Sementara, Bermakna Selamanya !
Terima kasih dan sampai jumpa di kegiatan Modul Nusantara selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai