Secara etimologi kata aqidah berasal dari kata bahasa Arab yaitu, ‘aqada -
ya’qidu - ‘aqidan -‘aqidatan. ‘Aqdan memiliki arti simpul, ikatan, perjanjian, kuat
keyakinan. Keyakinan itu terikat dengan kokoh dalam hati bersifat mengikat serta
Secara terminologi, aqidah adalah suatu diyakini dan dipercayai oleh manusia
sebagai petunjuk mengetahui apa itu agama dan segala hal yang berkaitan dengan
agama, juga disebut sebagai iman yang tangguh dan yang pasti tidak ada keraguan
sedikit pun bagi orang yang meyakininya.4 Beberapa pengertian aqidah yang
1
Munawir, Kamus Al Munawwir (Surabaya: Pustaka Progressif, 1984), hlm. 1023.
2
Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam (Yogyakarta: LPPI.UMY, 1992), hlm. 1.
3
Yudi Irfan Daniel, Aqidah Islam (Bandung: Yayasan Do’a Para Wali, 2014), hlm. 3.
4
Zainal Arifin Djamaris, Islam, Aqidah Dan Syari’ah Jilid 1 (Jakara: PT Raja Grafindo
Persada, 1996), hlm. 19.
5
Hasan al-Banna, Aqidah Islam, Terj.Hassan Baidlowi (Bandung: Al-Ma’arif, 1983), hlm. 9.
14
hukum-hukum-Nya, petunjuk wahyu dan aturan-aturan hukum Ilahi mengenai
pahala dan siksa, disebut mu’min (orang beriman).6 Ketiga, Abd Al-Majid Al-
Najjar mengartikan aqidah dengan artian keyakinan, mengikat dan janji, yang
berartikan kultur ajaran islam yang harus dipercayai oleh setiap muslim dalam
hatinya. Keempat, menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairy aqidah merupkan beberapa
kebenaran yang bisa diterima oleh manusia berdasrkan akal, wahyu, dan fitrah.
Kebenaran itu tertanam dalam hati manusia tidak cukup menanamkanya dalam
perkara atau lebih yang harus dipatuhi bersama. Sebagian ulama fiqih
mendefinisikan aqidah, sebagai berikut: Aqidah ialah sesuatu yang diyakini dan
yang sesuai dengan kenyataan, seperti beriman kepada Allah, kitab-kitab Allah,
dan Rasul-rasul Allah, adanya kadar baik dan buruk, dan adanya hari kiamat.8
hakikatnya sama, bahwa aqidah adalah keyakinan dalam hati serta mengikat janji
manusia sebagai makhluk ciptaan dan Allah lah sang pencipta. Janji tersebut
diucapkan ketika masih didalam rahim. Keyakinan sama sekali tidak tercampur
6
Machnun Husein, Mengenal Islam Selayang Pandang (Jakara: Bumi Aksara, 1994), hlm.
17.
7
Numaningsih, Aqidah Islam : Pilar Utama Manusia Beramal Ikhlas (Makassar: Alauddi
University Press, 2011), hlm. 9.
8
Muhammad Abdul Qadir Ahmad, Metedologi Pengajaran Agama Islam (Jakara: PT Rineka
Cipta, 2008), hlm. 116.
15
Ada beberapa tahap yang harus dialami oleh seseorang hingga sampai
ketingkat yakin. Pertama, Syak adalah sama kuatnya antara membenarkan sesuatu
atau menolaknya. Kedua, Zhan yaitu salah satu lebih kuat sedikit dari lainnya
karena terdapat dalil yang dapat menguatkan sesuatu tersebut. Ketiga, Wahm
(salah duga) yaitu kemungkinan yang lemah dari dua hal tersebut. Apabila
keyakinan telah sampai pada tingkat ilmu maka inilah yang disebut aqidah.9
pokoknya adalah al-Qur’an, Iman adalah bagian teoritis yang dituntut dan paling
utama dari segala sesuatu yang dipercayai. Persoalan yang paling mendasar dalam
kehidupan beragama adalah aqidah yang berintikan pada keimanan. Keimanan itu
merupakan pokok yang diatasnya berdiri syari’at Islam.10 Keimanan yang tidak
merupakan ruh bagi setiap orang. Dengan berpegang teguh pada aqidah maka
seseorang akan hidup dalam keadaan baik dan menyenangkan. Namun jika
ditinggalkan akan berakibatkan kematian pada semangat ruh dalam diri manusia.
Cahaya sebagai pengibaratan bagi aqidah. Jika manusia buta dari padanya, maka
9
Sayid Sabiq, Aqidah Islam, 1st ed. (Bandung: CV Diponegoro, 1989), hlm. 14.
10
Ibid., hlm.15.
11
Sayid Sabiq, Aqidah Islam…., hlm. 1.
16
Sebagaimana dalam firman-Nya;
Sedangkan Islam berasal dari bahasa Arab, yang diambil dari kata salima
berartikan selamat sentosa. Dari kata ini kemudian dibentuk menjadi aslama, kata
inilah yang menjadi pokok kata islam, yang terkandung didalamnya banyak arti
Islam merupakan agama samawi yang diturunkan oleh Allah Swt, melalui
utusan-Nya, yakni Muhammad Saw. dalam kitab suci al-Qur’an dan as-Sunnah
terdapat ajaran agama islam baik itu dalam bentuk perintah, larangan, dan
petunjuk, semua itu untuk kebaikan manusia didunia maupun diakhirat. Pokok
12
Departemen Agama RI, Al-Hikmah: Al Qur’an Dan Terjemahannya, hlm.143.
13
Didiek Ahmad Supadie dan Sarjuni, Pengantar Studi Islam, 1st ed. (Jakara: PT Raja
Grafindo Persada, 2011), hlm.71.
17
islam mencakup dalam kata islam yang berasal dari kata aslama-yuslimu-islaman,
Islam adalah agama yang diambil dari hakikat atau substansi ajaran yang
terkandung didalamnya. Nama islam sudah ada sejak awal kelahirannya, Allah
langsung lah yang memberikan nama risalahnya yang dibawa oleh Nabi
Muhammad Saw, seperti dalam firman-Nya;
14
Abdul Karim, Islam Nusantara, 1st ed. (Yogyakarta: Graha Pustaka, 2007), hlm.6.
Departemen Agama RI, Al-Hikmah: Al Qur’an Dan Terjemahannya,….. hlm.52.
15
18
Menurut ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting.
Ibarat suatu bangunan, aqidah adalah asasinya. Adapun ajaran Islam yang lain,
seperti ibadah dan akhlak, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang
dibangun tanpa asas adalah suatu bangunan yang sangat rapuh. Maka aqidah yang
benar merupakan landadan (asas) bagi tegaknya agama dan diterimanya suatu
amal.
Mengingat pentingnya kedudukan aqidah, maka para Nabi dan Rasul lebih
mendahulukan dawah dan pengajaran Islam pada aspek aqidah, dari pada aspek
yang lain. Rasulullah Saw, berdakwah dan mengajarkan islam pertama kali di kota
lebih 13 tahun. Pada rentang waktu tersebut, kaum muslim yang minoritas di
Makkah mendapat ujian yang cukup berat. Ujian berat itu terbukti menjadi
keimanan yang sangan kuat, sehingga menjadi landasan yang sangat kukuh bagi
syari’at dilakukan di Madinah, selama kurang lebih 10 tahun. Hal ini menunjukkan
yang harus diyakini kebenarannya oleh setiap muslim, baik berdasarkan dalil naqli
16
Syaikh Muhammad At-thamimi, Kitab Tauhid, Penerjemah Yusuf Harun (jakarta: Gema
Insani Press, 1995), hlm.65.
19
Aqidah sebagai sesuatu yang harus berdasarkan wahyu. Oleh karena itu,
aqidah Islam bersumber pada Al Qur’an dan sunnah Rasul. Dimana Al-Qur’an
adalah sumber utama ajaran Islam dan pedoman hidup bagi setiap muslim. Al-
Tuhan, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan sesamanya (hablum min
Allah wa hablum min an-nas), serta manusia dan alam sekitarnya. Ajaran Islam
dan stagnasi berpikir, serta mengatur tingkah laku perbuatan manusia secara tertib
maka dibutuhkannya akal pikiran. Namun, akal pikiran bukanlah sumber aqidah.
yang disampaikan oleh Al-Qur’an dan Sunnah. Itu pun harus didasari oelh suatu
kemampuan semua makhluk Allah. Akal tidak akan mampu menjangkau masalah
ghaib, bahkan akal tidak mampun menjangkau sesuatu yang tidak terikat dengan
ruang dan waktu. Contonya akal tidak mampu menjawab pertanyaan kekal itu
sampai kapan? Atau akal tidak akan mampu menunjukkan tempat yang tidak ada
didarat, dia udara, di lautan dan tidak ada di mana-mana. Karena kedua hal
tersebut terikat dengan waktu dan ruang. Oleh sebab itu, akal tidak dapat dipaksa
20
memahami hal-hal ghaib dan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan
Pokok aqidah yang harus dipercayai oleh tiap-tiap muslimin, yang merupakan
unsur pertama dan unsur-unsur keimanan ialah dengan mempercayai empat hal
sebagai berikut;
serta mengurus segala sesuatunya sendiri tanpa yang lain. Tiada bersekutu
diserukan kepada manusia dari segi keimanan dan mengajak berbuat baik.
Oleh karena itulah muslim wajib beriman kepada pada hal-hal yang
17
Daniel, Aqidah Islam…., hlm. 16.
21
peraturan yang telah dilipih Tuhan sesuai dengan keperluan hidup manusia
Ilahi.18
yaitu; Iman kepada Allah Swt, Iman kepada malaikat-malaikat Allah Swt, Iman
kepada kitab-kitab Allah Swt, Iman kepada Rasul-Rasul Allah Swt, Iman kepada
hari kiamat dan Iman kepada qadha dan qadar. Sebagaimana tercantumkan dalam
Syekh Mahmud Syaltut, Aqidah Dan Syari’ah Islam, 1st ed. (Jakarta: Bumi Aksara, 1884),
18
hlm.3-4.
22
Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." (QS. Al-
Baqarah: 285)19
واليوم
ْ ورسوله
ْ وكتوب ِه
ْ ْ …اإليمان
أن تؤْ من باهلل ومالئكت ِه
)وشره (رواه مسلم
ِ بالقدر خيْر ِه
ِ َاألخر وتؤْ من
Artinya:…. Iman adalah kamu harus percaya kepada Allah, kepada malaikat-
perantaranya, kepada qadha dan qadar dan keputusan baik atau buruknya
(HR.Muslim)20
Ada istilah lain yang memiliki makna yang sama dengan aqidah, yaitu iman
1. Iman
Ada yang menyamakan makna antara aqidah dengan iman namun ada juga
beralasan bahwa aqidah hanyalah bagian dalam aspek hati dari iman,
sedangkan iman menyangkut aspek dalam dan aspek luar. Aspek dalamnya
berupa keyakinan dan aspek luarnya berupa pengakuan lisan dan pembuktian
“membenarkan dalam hati”, maka iman dan aqidah adalah dua istilah yang
19
Departemen Agama RI, Al-Hikmah: Al Qur’an Dan Terjemahannya, hlm. 49.
20
Sahih al Bukhari Muslim, Kitab al-Iman bab Bayan al-Iman wa al-Islam wa al-Ihsan, Juz
1, hlm. 27
23
sama. Sebaliknya jika mengikuti definisi iman menurut ulama salaf (Imam
Ahmad, Imam Malik, dan Imam Syafi’i) yang menyatakan bahwa iman
adalah sesuatu yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan dan
diamalkan dengan perbuatan, maka iman dan aqidah tidak persisi sama
maknanya.
2. Tauhid
Tauhid memiliki arti mengesakan Allah. Ajaran tauhid adalah tema sentral
dalam aqidah Islam. Oleh karena itu, aqidah dan iman diidentikan dengan
istilah tauhid.21 Ilmu tauhid kadangkala juga disebut dengan ilmu aqa’id atau
yang berintikan pada keimanan. Keimanan itu merupakan pokok yang diatasnya
nilai yang universal dan kekal. Aqidah, syari’ah dan akhlak mempunyai kedudukan
yang sangat penting dalam Islam, dikarenakan ruang lingkup Islam tidak lepas dari
21
Dewi Andayani Safrida, Aqidah Dan Etika Dalam Biologi, 1st ed. (Banda Aceh: Syiah
Kuala University Press, 2017), hlm.6-7.
22
Nurnaningsih Nawawi, Aqidah Islam: Dasar Keikhlasan Beramal Shalih (Makassar:
Pustaka Almaidah Makassar, 2017), hlm. 9.
23
Sabiq, Aqidah Islam, hlm.15.
24
tiga komponen tersebut. Tiga hal ini saling berketerkaitan dan saling mendukung
dengan Nabi dan Rasul terkait sifat-sifat, tugas, dan keputusan. Semua itu
24
Departemen Agama RI, Al-Hikmah: Al Qur’an Dan Terjemahannya, hlm.310.
25
kehidupan di alam akhirat, keadaan alam kubur, tanda-tanda hari kiamat,
setelah kehidupan ini aka nada hari kiamat. Ketundukan manusia terhadap
Penerapan aqidah merupakan asas dasar Dienul Islam. Rasul pertama kali
pondasi bagi seluruh amal ibadah dan perbuatan yang dilakukan. Tanpa
pembenahan aqidah amal menjadi tidak berguna. Amal perbuatan yang dilakukan
tanpa didasarkan pada aqidah yang benar, maka amal tersebut tidak diterima Allah
25
Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam (Yogyakarta: LPPI.UMY, 1992), hlm.6.
26
Sayyid Sabiq, Aqidah Islam Pola Hidup Manusia Beriman (Bandung: PT Diponegoro,
2010), hlm. 30.
26
Artinya: orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka
adalah seperti Abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang
berangin kencang. mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari
apa yang telah mereka usahakan (di dunia). yang demikian itu adalah
kesesatan yang jauh. (QS.Ibrahim: 18)27
pemahaman aqidah dan mengaplikasikan aqidah yang benar maka akan terhindar
dari segala penyimpangan. Semua penyimpangan akan terbinasa diri manusia dan
orang sekitanya. Kehidupannya tidak akan berjalan lurus sebelum mereka kembali
tinggi bangunan yang akan didirikan, maka harus semakin kokoh pula
pondasinya. Semua bangunan pasti ada pondasi. Semakin kuat pondasi maka akan
ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia dan bermu’amalat dengan baik.
Ibadah seseorang tidak akan diterima oleh Allah SWT kalau tidak dilandasi
dengan aqidah. Seseorang tidaklah dikatakan berakhlak mulia bila tidak memiliki
seperti zakat, tapi dia tidak akan bisa menghindar dari aqidah. seseorang bisa saja
berpura-pura melaksanakan ajaran formal islam, namun Allah tidak akan member
27
nilai kalau tidak dilandasi dengan aqidah yang benar (iman). Itulah sebabnya
untuk membangun aqidah yng benar dan kokoh. Hal ini berakibat pada bangunan
islam dengan mudah bisa berdiri di periode. Madinah dan akan bertahan terus
sehingga ia menjadi dasar aqidah islam. Oleh karena itu, jika dasar atau aqidah
kuat, maka bangunan keislaman tidak akan goyah oleh serangan apapun. Adapun
pedoman dan arah yang benar bagi manusia. Sehingga ia dapat berpegang
29
Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah,…. hlm.10
28
5. Memberikan pedoman hidup yang pasti. Keyakinan seseorang terhadap
Allah akan memberikan arahan dan pedoman yang pasti dalam hidupnya
bermakna.
6. Menjaga diri dari kemusyrikan. Keyakinan yang benar kepada Allah akan
Setelah meninggal akan ada pembalasan Allah kepada manusia dengan usaha
yang bersifat ikhtiar. Kedua, keyakinan manusia terhadap kewajiban taat terhadap
perintah dan larangan Allah Swt. sebagaimana di dalam kitab yang disampaikan
terhadap kayanya Allah dan kebutuhan manusia kepada-Nya, baik dalam perilaku
ataupun pada nafas yang setiap hembuskan. Hanya kepada Allah manusia
30
Heri Ghazali,Dede Ahmad, dan Gunawan, Studi Islam Suatu Pengantar Dengan
Pendekatan Interdisipliner (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), hlm.154-155.
31
Fauzi, Fenomena Teoogi Pada Masyarakat Modern (Jakara: Kencana, 2016), hlm. 7.
29
⬧⬧ ⧫ ◼⧫
⬧ ◼❑☺
◼⧫◆ ⧫❑
❑➔◆❑⧫⬧
⧫✓⬧
Allah hanyalah hambaa Allah semata. Ia pun akan melaksanakan ibadah secara
baik dan tertib, memiliki akhlak yang mulia dan bermualmalah dengan baik.
Sebab aqidah bagaikan pelita hidup, tempat berpijak dan tali berpegang. Jadi
aqidah Islam ialah penuntun kehidupan kea rah yang lebih baik.
yang tidak berkesudahan di akhirat kelak. dia akan berjalan tanpa petunjuk yang
jelas dan penuh dengan keragu-raguan. Ada beberepa faktor yang dapat merusak
aqidah yaitu;
1. Syirik
30
Syirik adalah menyamakan hak istimewa Allah dengan selain Allah. Hak
sekutu bagi Allah dalam hal-hal yang merupakan hak murni Allah Swt. suatu
kepada selain Allah dalam hal rububiyyah dan ulluhiyah disebut praktek
syirik. Jika seseorang dalam kesyirikan maka ia telah berbuat dosa yang amat
besar.
Secara umum syirik dimasukkan ke dalam dua jenis yaitu syirik besar dan
syirik kecil.
a. Syirik besar
Syirik besar yaitu syirik dalam keyakinan, hal ini dapat mengeluarkan
pelakunya dari agama Islam. Perbuatan syirik besar tidak akan mendapat
ampunan dari Allah Swt.
32
Fauzi, Fenomena Teoogi Pada Masyarakat Modern…..., hlm. 45.
31
b. Syirik kecil
Swt. yaitu;
33
Yusuf Qardhawi, Hakikat Tauhid Dan Fenomena Kemusyrikan (Jakara: Robbani Press,
1998), hlm. 70.
34
Departemen Agama RI, Al-Hikmah: Al Qur’an Dan Terjemahannya, hlm. 604.
32
3) Syirik dalam Asma’ wa Sifat, yaitu meyakini bahwa sifat-sifat
4. Khurafat, semua cerita sama ada rekaan atau khayalan, ajaran-ajaran yang
5. Munafik
sebagai berikut;
dan tidak jarang menyalahi bahkan menentang aqidah yang benar sesuai
3. Taklid buta kepada perkataan para tokoh yang dihormati tanpa melalui
seleksi yang tepat sesuai dengan argumen al-Qur’an dan sunnah. Jikalau
35
Muhammad Faiz Almath, Al-Qaul Al-Mufid Fii Adillati At-Tauhid (Terj) (Jakara: Gema
Insani Press, 2008), hlm.22-23.
33
4. Berlebihan dalam mencintai dan mengangkat para wali dan orang sholeh
dengan Tuhan, atau dapat berbuat seperti perbuatan Tuhan. Hal ini terjadi
Allah.
anak terlepas dari bimbingan orang tua, maka anak akan dipengaruhi
sesuai kehendak sang khali demi kebahagiaan dunia dan akhirat, Allah SWT
berfirman yaitu;
36
Ahmad Wijaya Saputra, Aqidah Islam : Fungsi Dan Peranan Dalam Kehhidupan Manusia
(Jakara: Rineka Cipta, 2006), hlm.258.
34
◆
◆ ⧫✓⬧◆
◆ ⬧
Artinya: Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu
akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh
Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin (orang-orang yang amat teguh
kepercayaannya kepada kebenaran rasul, dan inilah orang-orang yang
dianugerahi nikmat) orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh.
dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.(Qs.An-Nisa’:69)37
Manusia Dihadapan oleh salah satu dari dua jalan yaitu beriman dan bertakwa
kepada Allah. Allah akan membuka pintu rezeki dan keberkahan kepada umat
yang senantiasa mengingat dan bertakwa kepada-Nya, serta menaati dan menjauhi
manusia kepada Allah Swt. apabila telah terjadi penyimpangan maka akan
penyimpangan adalah dengan cara memantapkan hati dan diri kepada aqidah
islam dengan segala aspek-aspek yang mendukung yang bersumberkan dari Al-
35
36