Konversi Agama
Konversi Agama
Disusun oleh:
Nur Hidayati
Marwita
1
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji saya ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
Psikologi Agama dengan judul "Konversi Agama" dapat diselesaikan. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Saw semoga kita termasuk orang yang
diberikan syafa’atnya hingga hari kiamat kelak.
Saya sebagai penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Hormat Saya,
Penulis
2
DAFTAR ISI
i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Psikapatologi................................................................................................1
B. Neurosis.......................................................................................................9
C. Psikosis.........................................................................................................10
D. Kesehatan Mental Dalam Perspektif Agama ,Sosial,Dan Pisikologi .........12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................17
B. Saran..........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
3 ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan fisik maupun kesehatan mental sama –sama penting diperhatikan. Tiadanya
perhatian yang serius pada pemeliharaan kesehatan mental dimasyarakat ini menjadikan
hambatan tersendiri bagi kesehatan secara keseluruhan. Hanya saja karena faktor keadaan,
dalam banyak hal kesehatan secara fisik lebih di kedepankan dibandingkan kesehatan mental.
Mengingat pentingnya persoalan kesehatan mental ini, banyak bidang ilmu khusus yang
mempelajari persoalan perilaku manusia, berbagai bidang ilmu yang memberi porsi tersendiri
bagi studi kesehatan mental diantaranya dunia kedokteran, pendidikan, psikologi, studi agama
dan kesejahteraan sosial.
Kesehatan mental seseorang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan
faktor eksternal, yang termasuk faktor internal antara lain kepribadian kondidsi fisik,
perkembangan dan kematangan kondisi psikologi, keberagaman, sikap, menghadapi problem
hidup. Adapun yang termasuk faktor eksternal antara lain: keadaan ekonomi, budaya, dan
kondisi lingkungan, baik lingkungan keluarga, masyarakat, maupaun lingkungan pendidikan.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas mengenai kesehatan mental dan segala
sesuatu yang terkait dengan kesehatan mental.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Psikapatologi
A. Pengertian Psikopatologi
Patologi (pathology) adalah pengetahuan tentang penyakit atau gangguan. Sedang
psikopatologi (psychopathology) adalah cabang psikologi yang berkepentingan untuk
menyelidiki penyakit atau gangguan mental dan gejala-gejala abnormal lainnya.1
Berdasarkan Kamus Ilmiah Populer Psikopatologi adalah cabang dari psikologi yang
khusus mempelajari kelainan psikis.2 Psikopatologi atau sakit mental adalah sakit yang
tampak dalam bentuk perilaku dan fungsi kejiwaan yang tidak stabil. Istilah psikopatologi
mengacu pada sebuah sindrom3 yang luas, yang meliputi ketidaknormalan kondisi indra,
kognisi,4 dan emosi. Asumsi yang berlaku pada bidang ini adalah bahwa sindrom
psikopatologis atau sebuah gejala tidak semata-mata berupa respon yang dapat diprediksi
terhadap gejala tekanan kejiwaan yang khusus, seperti kematian orang yang dicintai,
tetapi lebih berupa manifestasi5 psikologis atau disfungsi6 biologis seseorang.7
1
Chaplin, J.P., Kamus Lengkap Psikologi, terj. Kartini Kartono, judul asli “Dictionary of Psychology” (Jakarta:
Rajawali Pers, 1999), hlm 405.
2
Budiono, Kamus Ilmiah Populer Internasional, ( Surabaya : Alumni, 2005), hlm 534
3
Sehimpunan tanda dan gejala yang cenderung terjadi bersama-sama dan mencerminkan adanya penyakit tertentu
atau peningkatan peluang mengembangkan penyakit tertentu.
4
Kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan (termasuk kesadaran, perasaan, dsb) atau usaha mengenali sesuatu
melalui pengalaman sendiri
5
perwujudan sbg suatu pernyataan perasaan atau pendapat
6
perihal tidak berfungsi secara normal atau terganggu fungsinya
7
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Nuansa-nuansa Psikologi Islami (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hlm
164.
2
1. Psikopatologi yang bersifat Duniawi
a. Gangguan seperti yang terjadi pada bayi seperti hambatan mental,
gangguan belajar, makan
b. Gangguan amnestik8 yang disebabkan fungsi otak terganggu baik secara
permanen atau sementara. Hal ini disebabkan oleh penuaan
c. Gangguan yang berhubungan dengan zat disebabkan pemakaian alkohol
yang berlebihan
d. Skizofrenia9 dan gangguan psikotik lainnya yang ditandai dengan
hilangnya kontak dengan realita
e. Gangguan mood10, seperti gembira secara berlebihan, depresi, elasi 11 atau
mania
f. Gangguan somatoform, yaitu gangguan pada fisik, tetapi tidak ditemukan
penyebab organik dan faktor psikis tampaknya berperan besar
2. Psikopatologi bersifat Ukhrowi
a. Riya’
8
Nama lain dari gangguan Amnesia
9
Gangguan mental yang ditandai dengan gangguan proses berpikir dan tanggapan emosi yang lemah.
10
Keadaan emosi yang berlangsung secara relatif, yang sebab-sebabnya seringkali subyektif atau tidak jelas
11
seperti euphoria tapi disertai tingkah laku motorik yang agak berlebihan, labil dan menjurus mudah tersinggung
12
Al-Qur’an, 4 (An-Nisa) : 38
3
mengharapkan pujian dan sanjungan dari orang lain bukan karena
ketulusan atau keikhlasannya.13
b. Pendendam
d. Pendusta
13
M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling & Psikoterapi Islam (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2001), 222.
14
Al-Qur’an, 3 (Ali Imran) : 134
15
M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling & Psikoterapi Islam (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2001), 340
16
Al-Qur’an, 114 (An-Naas) : 5
4
Artinya : “ Dan orang-orang yang telah berbuat ingkar dan
mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka “17 (QS.
Al Baqarah, 2 : 39)
Pendusta ialah sikap atau sifat yang suka berbicara tidak benar dari
kenyataan, apapun yag ia katakan hanya berupa keohongan, yang
bertujuan ingin dengan sengaja menyebar fitnah dan berita dusta kepada
orang lain.
e. Rakus dan Serakah
Rakus atau serakah ialah suatu sikap yang sangat berlebihan dalam
mencintai dunia, harta benda dan lainnya sehingga mengalahkan
kepentingan agamanya; tidak peduli lagi apakah sesuatu yang dicintainya
itu halal atau haram, hak dan batil.
17
Al-Qur’an, 2 (Al-Baqarah) : 39
18
Erhamwilda. Konseling Islami. (Yogyakarta : Graha Ilmu. 2009) hlm 52
19
M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling & Psikoterapi Islam (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2001), 382
5
100 anak/bayi yan dilahirkan secara sah dan dirawat oleh kedua orang tuanya. Kedua
kelompok ini diikuti perkembangannya baik fisik maupun mentalnya selama 10
tahun; dan menunjukkan hasil bahwa kelompok pertama (anak yang dilahirkan secara
tidak sah), perkembangan fisik dan mentalnya tidak sebaik dan sesehat kelompok
kedua.
Ditambah lagi selama kandungan, keberadaannya tidak diinginkan oleh ibunya
yang mengandung dan lelaki yang tidak bertanggung jawab, konsumsi makanan yang
tidak sehat, tidak bergizi atau bahkan makanan yang diharamkan oleh syari’at Islam.
Maka dapat dibayangkan bagaimana kondisi psikologis sang anak, jika lahir ke muka
bumi dengan berbagai sikap yang akan dihadapinya dari lingkungan kehidupannya di
luar kandungan.
2. Faktor Eksternal
Penyimpangan dan pelanggaran yang di sebabkan karena faktor eksternal adalah
lebih banyak terfokus pada bagaimana sistem pendidikan yang telah diberikan kepada
individu sejak ia berusia 0 tahun sampai dengan dewasa (25-40 tahun). Pendidikan
yang dimaksud adalah pendidikan yang mengarahkan kepada pengembangan dan
pemberdayaan potensi fitrah Ilahiyahnya.
a. Tidak pernah di awal pendidikan individu sejak kecilnya diperkenalkan
dengan dua kalimat syahadat dan kalimat tauhid
b. Tidak pernah diperkenalkan dan ditanamkan ke dalam jiwa tentang hukum-
hukum halal dan haram serta akibat-akibat yang akan diperoleh, jika
melakukan hal-hal yang halal atau haram; padahal Rasulullah SAW telah
memerintahkan untuk mengajarkan kepada setiap anak
c. Tidak pernah diperintahkan oleh lingkungan keluarga sejak usia tujuh tahun
untuk melakukan ibadah dan kedua orang tuanya tidak memberikan
ketauladanan untuk itu.
d. Tidak pernah ditanamkan nilai-nilai kecintaan kepada Rasulullah SAW, para
Rasul, Nabi, dan meneladani seluruh perilaku serta kemuliaan mereka di
dalam menjalni kehidupan duniawi dan ukhrawi
6
e. Tidak pernah diajarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah serta tidak pernah diberikan
ketauladanan bagaimana cara mengaplikasikan Al-Qur’an dan As-Sunnah
dalam kehidupan sehari-hari.
f. Lingkungan keluarga yang kurang harmonis dan lingkungan rumah yang
kotor, tidak terurus serta lingkungan tetangga yang tidak islami.
g. Pendidikan dan lingkungan sekolah yang tidak Islami.
7
4. Inderawi kehilangan power dan energi untuk menangkap objek yang bersifat
batiniyah seperti apakah objek itu halal atau haram, hak atau batil, berasal dari
syaithan, iblis, jin atau malaikat dan Allah.
5. Jasad kehilangan power dan energi untuk tegak berdiri kokoh dalam
mengaplikasikan perbaikan, kebenaran, kemanfaatan dan keselamatan. Akan
tetapi justru jasad sangat kokoh dan kuat jika berdiri dalam melakukan aktifitas
perusakan, kedustaan, kehancuran dan tipu daya.
Neurosis
A. Pengertian
8
Neurosis adalah suatu keadaan yang ditandai oleh kecemasan sabagai gejala
utama, yang dapat dirasakan oleh individu dan diekspresikan secara langsung atau
diatasinya tidak sadar dengan menggunakan mekanisme psikologik.
Neurosis adalah depresi menyatakan pola berfikir dan perilaku yang maladaptif
dan berulang yang menyebabkan depresi. Pasien sering kali penuh kecemasan, obsesi,
dan rentan terhadap somatisasi. Dalam klasifikasi menurut Pedoman Penatalaksanaan
diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III, gangguan ini masuk dalam kategori diagnostik
gangguan distimia dalam gangguan suasana perasaan (mood/afektif) menetap.
B. Penyebab
Gejala-gejala depresi yang paling umum terlihat adalah kesedihan, kemurungan,
ini akan menetap secara terus menerus dan ditambah kecenderungan untuk lebih sering
menangis, jika ada kejadian yang menyedihkan sedikit saja, atau bahkan tanpa merasa
sedih sama sekali.
Adapun gejala-gejalanya sebagaimana rekomendasi J.P. Chaplin dalam kutipan
Kartini Kartono sebagai berikut:
a. Pengamatan dini terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi tidak utuh;
b. Biasanya penderita banyak meredam konflik batin;
c. Memiliki reaksi-reaksi kecemasan yang tinggi;
d. Terjadinya kerusakan parsial atau semakin melemahnya parsial sari struktur
kepribadiannya;
e. Sering dihinggapi (namun tidak selalu) fobia, gangguan pencernaan dan tingkah-laku
obsesif kompulsif.
C. Jenis-jenis
a. Neurosis Anxietas (cemas)
Anxiety Neurosis adalah bentuk neurosa dengan gejala paling mencolok
adalah ketakutan yang tidak bisa diindikasikan dengan suatu sebab khusus, dan dalam
banyak hal menembus ke wilayah-wilayah (aspek-aspek) kehidupan seseorang.
b. Neurosis Fobik
9
Neurosis fobik merupakan gangguang jiwa dengan gejala utamanya fobia,
yaitu rasa takut yang hebat yang bersifat irasional terhadap suatu benda atau keadaan.
Fobia dapat menyebabkan timbulnya perasaan seperti akan pingsan, rasa lelah, mual,
panik, berkeringat dst.
c. Neurosis Obsesif – Kompulsif
Istilah obsesi menunjuk pada suatu ide yang mendesak ke dalam pikiran atau
menguasai kesadaran dan istilah kompulsif menunjuk pada dorongan atau impuls
yang tidak dapat ditahan untuk tidak dilakukan meskipun sebenarnya perbuatan
tersebut tidak perlu dilakukan.
d. Neurosis Depresif
Neurosis depresif merupakan neurosis dengan gangguan utama pada perasaan
dengan ciri-ciri: kurang atau tidak bersemangat, rasa harga diri rendah, dan cenderung
menyalahkan diri sendiri.
e. Neurasthenia
Neurasthenia disebut juga penyakit payah. Gejala utama gangguan ini adalah
tidak bersemangat, cepat lelah meskipun hanya mengeluarkan tenaga yang sedikit,
emosi labil dan kemampuan berpikir menurun.
Psikosis
A. Pengertian
Psikosa / psikosis adalah bentuk ketakutan mental yang di tandai adanya
disentegrasi kepribadian (kepecahan pribadi) dan terputusnya hubungan dirinya dengan
realitas.22
B. Penyebab
a. Reality testingnya terganggu lama sekali, sehingga pikiran dan tanggapanya tidak sesuai
dengan realitas, lalu di hinggapi halusinasi dan delusi-delusi (waham, denkbeelden).
b. Oleh disentegrasi kepribadiannya, orang mengelami kekalutan organis kekalutan
fungsional dan kekalutan fungsi kejiwaan : misalnya pada intelegensi, kemauan dan
perasaannya.hubungan dirinya dengan dunia luar dan realitas terputus dan dia hidup
dalam dunia yang tidak ril. Yaitu dalam satu imaginary social world yang di ciptakannya
22
Chaplin, J.P.. Kamus Lengkap Psikologi. (Jakarta : Rajawali Press, 2004), h. 26
10
sendiri. Dia menutup diri dari realitas nyata dan tidak mampu mengenali serta menilai
realita yang ada. Sehingga dirinya menjadi tidak kompeten secara sosial dan tidak bisa
memikul tanggung jawab atas segala tingkah lakunya.
c. Individu mereaksi (memarak dan mencerahkan) tekanan-tekanan interval serta eksternal
dengan cara yang keliru dan merugikan sehingga semakin banyak muncul gangguan
efektif yang serius, ketakutan, kecemasan-kecemasan hebat dan halusinasi ringkasnya,
kehidupan psikisnya jadi kacau atau kwatir dan penderita tidak berdaya dan tidak mampu
meluruskan kesulitan batinnya.
Penderita mengalami disentegrasi kepribadian disertai kekalutan organis,
kekalutan fungsional dan kekalutan fungsi-fungsi kejiwaan pada intelegasi kemauan dan
perasaannya. Mereka umumnya hidup dalam dunia yang tidak riil (dalam dunia fantasi,
cita-cita atau dunia imaginer) sebab hubungan dirinya dengan dunia luar atau dunia
realitas sudah putus. Penderita jadi tidak kompeten secara sosial ia mengalami
malajusdmen yang berat.
C. Jenis-jenis
a. Psikosa Fungsional
Psikosa fungsional adalah psikosa di sebabkan oleh faktor-faktor non- organis,
dan ada maladjustmen fungsional, sehingga penderita mengalami kepecahan pribadi
total, menderita maladjustmen intelektual, dan instabilitas watak.
Psikosa fungsional (funcitional psyhosis) merupakan penyakit mental secara
fungsional yang berat non-organis sifatnya, ditandai oleh desentegrasi /kepecahan
keperibadian dan maladjustment sosial yang berat ;orang yang tidak mampu
mengadakan relasi sosial dengan dunia luar, sering terputus sama sekali dengan
realitas hidup, lalu menjadi inkompeten secara sosial.
b. Psikosa Manis Depresif
Tujuh puluh persen dari semua penderitanya adalah wanita. Psikosa manis-
despresif ini merupakan kekalutan mental yang serius berbentuk gangguan emosional
yang ekstrim, yaitu terus –menerus bergerak antara gembira ria tertawa-tawa (elation)
sampai dengan rasa defresif sedih putus asa penderitanya selalu dihinggapi
ketegangan-ketegangan afektif dan agresi yang terhambat-hambat. Implus-implusnya
11
kuat, tetapi pendek-pendek, dan tidak bisa dikontrol atau dikendalikan . misalnya
pikiran kacau dan ingatannya jadi semakin mundur . pasien menjadi sangat
egosentris, dan tingkah-lakunya jadi kekanak-kanakan . ia merasa selalu gelisah, dan
tidak pernah merasa puas.
c. Psikosa Paranoia
Paranoia adalah gangguan mental yang amat serius, dirikan dengan timbulnya
delusi-delusi yang disistematiisir dan dihinggapi banyak ide fixed (ide-ide yang salah
dan terus-menerus melekat). Tujuh puluh persen dari penderita paranoia ini adalah
laki-laki. Pada umumnya ada sedikit integrasi pada oara penderitanya; akan tetapi
mereka selalu megekspresikan diri dengan bentuk membannsel dank eras kepala.
Kesehatan mental terdiri dari dua kata yang dialih bahaskan dari istilah mental hegiane ,
yaitu suatu disiplin ilmu yang membahas kesehatan mental atau kesehatan jiwa , yang dalam
bahasa arab disebut al sihhah al-nafsiyah .
Focus utama yang menjadi perhatian objek.sebagaimana yang dikatakan daradjat sebagai pakar
materi kesehatan mental adalah manusia, khususnya yang berkaitan dengan masalah-masalah
kesehatan jiwa /mental manusia , sedangkan objek formal nya berkenaan dengan
personal,bagaimana mengusahakan secara sistematis dan berencana agar kesehatan mental
manusia dapat diperihara dari berbagai gejala ganguan jiwa dan penyakit jiwaahli yang
mengatakan, bagaimana mengupayakan agar mental/jiwa yang sehat benar-benar dapat terwujud,
dalam pengertian terhindar dari berbagai gejala ganguan jiwa (neuroses)dan terhindar dari
penyakit-penyakit jiwa(psychoses),yang merupakan objek utama pembahasan kesehatan mental.
Pendapat para filosof muslim tentang kesehatan mental islami .
1. Al-kindi (185-252H./801-866M)
AL-Kindi adalah seorang yang cerdas dan berwawasan luas. Pandangan AL-kindi tentang
jiwa adalah merupakan gabungan antara pendapat Aristoteles dan planto .menurut
planto , jiwa manusia terbagi menjadi tiga daya ,yaitu jiwa syahwat, jiwa emosional dan
jiwa rasional. Jiwa-jiwa tersebut akan tetap kekal meski badan hancur.sedangkan
Aristoteles ,jiwa terbagi menjadi tiga daya:
12
b. Jiwa hewani. Fungsinya adalah penginderaan ,imajinasi, dan gerak ditambah
fungsi jiwa tumbuh tumbuhan
c. Jiwa rasional yang di khusunkan untuk manusia.
Pemikiran al-kindi tentang kesehatan mental
Menurut al-kindi , pusat daya jiwa adalah otak.pendapat ini berbeda dengan pendapat
Aristoteles, yang menyebutkan bahwa pusat daya indrawi adalah hati.yang salu
berdekatan atau indentik dengan kesedihan dan kesenagan.
2. Abu Bakar Ar-raji(250-313H/864-925M)
Abu Bakar Muhammad bin zakaria ar-raji,beliau adalah seorang dogter yang terkenal
dalam dunia islam pada masanya dan pada abad pertengahan baik didunia timur maupun
dunia brat . beliau adalah dogter yang pertama kali menggunakan bahan kimia dalam
pengobatan. Menurut ar-raji, manusia memiliki 3 jiwa , yaitu:
a. An-nafsan-nathiqah al-ilahiyah(jiwa yang bersifat rasional dan illahiyah)
b. An-nafst al ghadabiyah wa asy-syahwanhiyah(jiwa yangbersifat emosionaldan
kehewanan), dan
c. An-nafsan-nabatiyah waan- namiyah wa asy-syahmaniyah(jiwa yang bersifat
vegetative,tumbuhan,dan syahwat.
Pemikiran Abu Bakar ar-razi tetang kesehatan mental islami
a. Cinta dan asmara
Menurut ar-raji orang yang kasmaran menurutnya adalah orang yang umumnya hanya
membayangkan kenikmatan yang akan di peroleh tanpa akan terpentik dihatinya
penderitaan dan sakit yang akan dialami dalam waktu yang panjang.
b. Ujub
Ujub muncul ketika seseorang memandang lebih dan lebih terhadap dirinya, sehingga
dia menginginkan pujian yang melebihi seharusnya.sifat ini membuat seseorang
memandang orang lain tidak lebih utama dari pada dirinya. Sifat ujub ini dapat diatasi
dengan cara mengenal aib sendiri melalui orang lain yang dekat dengan nya.
c. Iri
Keirihatian merupakan perpaduan kekiran dan ketamakan. Orang yang iri hati adalah
orang yang mersa sedih bila orang lain memperoleh suatu kebaikan,meski tak
keburukan pun menimpa dirinya.bila keburukan yang menimpa dirinya, maka yang
muncul bukan hanya keirihatian tetapi permusuhan. Bagi orang yang menyenangkan
dirinya dengan yang dibutuhkannya, maka didalam jiwa nya tiada tempat bagi
keirihatiannya.
13
kemarahan muncul dari binatang agar mereka dapat melakukan pembelan terhadap
bahaya yang mengancam .Bila berlebihan hal ini sangat berbahaya bagi mereka .dusta
adalah suatu kebiasan buruk.
3. AL-Farbi (259-339H/87-950M)
Pemikiran al-farbi tetang kesehatan mntal berkaitan dengan daya fantasi.jika daya fantasi
sesorang sangat kuat tidak disibukan dengan hal hal inderrawi yang masuk kedalam nya
melalui indra, tidak sedang melayani daya rasional maka ia bisa menghayalkan segala hal
yang diberikan akal aktif melalui peniruannya terhadap hal-hal yang bersifat inderawi
yang terlihat kemudian ia membuat seketsa untuk objek indrawi itu didalam daya
pengindraan.
Kesehatan jiwa atau kesehatan mental akan datang dari akal aktif manusia, jika akal aktf
dalam kondisi sehat maka kondisi kesehatan mentalnya akan sehat.
Pemikirannya adalah seorang yang menjaga kesehatan jiwa harus terus melakukan
penalaran dan perenungan. Karena jika hal tersebut ditinggalkan bisa membuat mereka
akan menjadi bodoh dan dungu, kehilangan materi dan semua kebaikan dan terlepas dari
potret kebaikan, serta kembali ketingkat hewan. Jenis penyakit manusia yang dominan
adalahkeberanian, kehormatan diri, kearifan, dan keadilan. Ibnu Miskawiyah
menggambarkan ada 8 jenis kenistaan atau penyakit jiwa diantaranya ; kalab (kehilangan
kendali diri) dan pengecut, dua sisi yang mengapit as-syaja’ah (keberanian);rakus dan
pasif,dua sisi prilaku yang mengapit al-‘iffah (kehormatan diri);kebodohan dan
kegundungan, dua sisi yang mengapit al-hikmah (kearifan);perilaku dzalim dan
terdzalimi,dua sisi yang perilaku yang mengapit al-‘ada’lah(keadilan).
Pertama, hasrat dan dorongan jiwa mengikuti imajinasi. Dalam hal ini imajinasilah yang
mendorong kehendak hasrat yang diinginkan. Kedua, pengaruh pikiran terhadap tubuh,
yaitu pengaruh emosi dan kemauan. Ketiga, sungguh emosi yang kuat, seperti rasa takut
dapat merusak tempramen organisme dan menyebabkan kematian, dengan
mempengaruhi fungsi fungsi vegetative.keempat, rasa gembira atau sedih merupakan
keadaan keadaan mental dan keduanya memiliki pengaruh di fungsi fungsi vegetative.
Sebenarnya jika jiwa cukup kuat, jiwa dapat menyembuhkan dan menyakitan badan lain
tanpa sarana apapun.
14
6. Ibnu Hazm )384-456H/994-1064M)
Menurut Ibnu Hazm, setelah membantah semua pendapat pendapat ilmuan tersebut, ia
menetapkan keberdaan jiwa bahwa jiwa bersifat non-fisik, maka ia mendefinisikan jiwa
adalah mempersepsikan semua hal, mengatur tubuh,bersifat efektif,rasional, memiliki
kemampuan membedakan,dinamis, memiliki kemampuan dialog, danterbebani.
Semakin meningkatnya pesatnya urbani sasi di kota kota besar, pembangunan disegala
bidang industriali sasi dan mekanisasi. Hingga menyebabkan masyarakat jadi makin kompeleks,
maka tak heran jika di kota-kota besar muncul banyk masalah sosial yang menjadi penyebab
utama bagi macam –macam penyakit mental.
Karakteristik pribadi yang sehat mentalnya secara sosial diantaranya
1. Memiliki perasaan simpati dan rasa kasih sayang terhadap orang lain, serta senag
untuk memberikan pertolongan.
2. Mampu berhubungan dengan orang lain secara sehat,peuh cinta kasih dan
persahabatan
3. Bersifat toleransi dan menerima tampa memandang kelas sosial, tingkat penddikan,
politik, agama, suku, ras,atau warna kulit
15
BAB III
PENUTUP
16
A. Kesimpulan
Gangguan jiwa adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi jiwa.Gangguan jiwa
adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi, proses berpikir, perilaku, dan
persepsi (penangkapan panca indera).Gangguan jiwa ini menimbulkan stress dan penderitaan
bagi penderita (dan keluarganya) (Stuart & Sundeen, 1998).
Gangguan jiwa dapat mengenai setiap orang, tanpa mengenal umur, ras, agama, maupun status
sosial-ekonomi.Gangguan jiwa bukan disebabkan oleh kelemahan pribadi.Di masyarakat banyak
beredar kepercayaan atau mitos yang salah mengenai gangguan jiwa, ada yang percaya bahwa
gangguan jiwadisebabkan oleh gangguan roh jahat, ada yang menuduh bahwa itu akibat guna-
guna, karena kutukan atau hukuman atas dosanya. Kepercayaan yang salah ini hanya akan
merugikan penderita dan keluarganya karena pengidap gangguan jiwa tidak mendapat
pengobatan secara cepat dan tepat (Notosoedirjo, 2005).
KEPUSTAKAAN
17
Moh Budiyono. 2013. Penyakit Mental. (online).
(http://mohbudiyono.blogspot.com/2013/03/penyakit-mental.html). Akses 12 April 2015.
Pukul 20.18 Wib
18