Anda di halaman 1dari 18

 

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proyek Konstruksi


Proyek didefinisikan sebagai suatu usaha yang bersifat sementara yang
berada dalam suatu keterbatasan untuk menciptakan suatu produk atau pelayanan
yang unik (PMI Guide to Project Management Body of Knowledge, 2000).
Proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan dan kejadian yang saling
terkait untuk mencapai tujuan tertentu dan membuahkan hasil dalam suatu jangka
tertentu dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia (Muzayamah, 2008).
Definisi proyek konstruksi adalah suatu kegiatan sementara yang
berlangsung dalam waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu, dan
dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan
jelas.
Proyek konstruksi dapat dibedakan menjadi dua jenis kelompok
bangunan, yaitu:
1. Proyek Konstruksi Bangunan Gedung adalah proyek konstruksi yang
menghasilkan tempat orang bekerja atau bertempat tinggal dan
pekerjaannya dilaksanakan pada lokasi yang relatif sempit dengan kondisi
pondasi yang umumnya sudah diketahui. Contohnya rumah, kantor,
pabrik, hotel, apartement, dan lainnya.
2. Proyek Konstruksi Bangunan Sipil adalah proyek konstruksi yang
dilaksanakan untuk mengendalikan alam agar berguna bagi kepentingan
manusia dan dilakukan pada lokasi yang luas atau panjang dengan kondisi
pondasi sangat berbeda satu sama lain dalam suatu proyek. Contohnya
jalan, jembatan, bendungan, dan infrastruktur lainnya.

Setiap proyek konstruksi memiliki karakteristik tersendiri yang bersifat


heterogen, artinya antara jenis proyek yang satu berbeda dengan proyek lainnya
baik dari segi perencanaan, spesifikasi dan volume pekerjaan, komponen estimasi
biaya proyek dan ketidakpastian tingkat resikonya. Pada proyek bangunan gedung
memiliki tingkat ketidakpastian, dan variasi yang lebih kecil. Hal ini dikarenakan

                                                                                                                                                                 
    3
Universitas Kristen Petra
 

pada proyek bangunan gedung memiliki spesifikasi dan volume pekerjaan yang
rinci dan lengkap.
Hal ini berbeda dengan proyek bangunan sipil seperti contohnya
infrastruktur jalan dimana pada proyek jenis ini memiliki tingkat ketidakpastian,
dan variasi yang lebih besar dikarenakan spesifikasi dan volume pekerjaan yang
kurang jelas terutama untuk pekerjaan subbase, base, dan subgrade.
( Muzayamah, 2008)

2.2 Sengketa Proyek


Sengketa bermula dari adanya pertentangan atau ketidak sesuaian antara
para pihak yang akan dan sedang mengadakan hubungan atau kerjasama.
Perselisihan yang terjadi antara para pihak, Sengketa dapat dibedakan menjadi
tiga klasifikasi (Shahab,2000) :
1. Perbedaan Pendapat ( dis-agreement / difference )
2. Persengketaan ( argument / dispute )
3. Pertentangan ( fight )
Lingkup sengketa pada industri konstruksi dapat terjadi mulai dari tingkat
perencanaan konstruksi, pelaksanaan konstruksi, hingga pada tingkat
perngawasan konstruksi. Sedangkan dari sudut apa yang dipersengketakan dapat
dibedakan dalam beberapa jenis sengketa sebagai berikut (Shahab, 1996):
1. Sengketa segi teknis, yaitu sengketa yang terjadi akibat dari masalah
teknis di lapangan.
2. Sengketa segi administratif yaitu sengketa yang terjadi akibat dari masalah
administratif.
3. Sengketa segi hukum yaitu sengketa yang terjadi akibat dari masalah
hukum.
4. Sengketa gabungan dimana segi teknis, segi administratif, dan segi hukum
menyatu.
Di dalam penelitian terdahulu banyak masalah bagaimana mengantisipasi
terjadinya baik klaim maupun sengketa. Namun ketika terjadi sengketa pada
proyek konstruksi, tidak ada penelitian lebih lanjut tentang bagaimana proses
penyelesaian alternatif yang sesuai dengan jenis sengketa yang terjadi.

                                                                                                                                                                 
    4
Universitas Kristen Petra
 

2.3 Kontrak
2.3.1 Definisi Kontrak
Definisi kontrak menurut PMBOK (Project Management Institute Body of
Knowledge) adalah dokumen yang mengikat pembeli dan penjual secara hukum.
Kontrak merupakan persetujuan yang mengikat penjual dan penyedia jasa, barang,
maupun suatu hasil, dan mengikat pembeli untuk menyediakan uang atau
pertimbangan lain yang berharga. Dalam buku Construction Contracts and
Spesification, disebutkan bahwa kontrak pada dasarnya adalah perjanjian antara
dua pihak atau lebih yang memiliki kapabilitas dan bermaksud untuk melakukan
tindakan yang disahkan hukum untuk membuat suatu kesepakatan (Hardie, 2002).
Sebuah kontrak juga merupakan perjanjian atau persetujuan antara dua pihak
secara sukarela dan mengikat diri mereka masing-masing dalam persetujuan yang
dianggap sebagai hukum yang harus ditaati dan dipenuhi. Kekuatan hukum dari
kontrak ini dapat dibatasi oleh persyaratan. Dalam kontrak kerja proyek
konstruksi pada umumnya merupakan kontrak bersyarat yang meliputi :
• Syarat validitas merupakan syarat berlakunya satu perikatan.
• Syarat waktu merupakan syarat yang membatasi berlakunya kontrak
tersebut. Hal ini berkaitan dengan sifat proyek yang memiliki batasan
waktu dalam pengerjaannya.
• Syarat kelengkapan merupakan syarat yang harus dilengkapi oleh satu atau
kedua pihak sebagai prasyarat berlakunya perikatan bersyarat tersebut.
(kelengkapan yang dimaksud adalah kelengkapan disain, kelengakapan
gambar , dan kelengkapan jaminan.)

2.3.2 Bentuk-Bentuk Kontrak konstruksi


Kontrak kostruksi di bagi dalam beberapa aspek antara lain (Yasin, 2003):
1. Aspek perhitungan biaya
a. Harga pasti (fixed lump sum price)
P.P. No.29/2000 Pasal 21 ayat 1: suatu jumlah harga pasti dan tetap,
semua resiko ditanggung Penyedia Jasa sepanjang gambar dan
spesifikasi tidak berubah
b. Harga satuan (unit price)

                                                                                                                                                                 
    5
Universitas Kristen Petra
 

PP. No.29/2000 Pasal 21 ayat 2 : Penyelesaian pekerjaan berdasarkan


harga satuan yang pasti dan tetap dengan volume pekerjaan berdasarkan
hasil perhitungan bersama atas pekerjaan yang benar-benar dilaksanakan
2. Aspek perhitungan jasa
a. Biaya tanpa jasa (cost without fee)
Yang dibayar hanya biaya, tanpa ada imbalan jasa, biasanya pekerjaan
sosial (tembat ibadah, panti asuhan)
b. Biaya ditambah jasa (cost plus fee)
Yang dibayarkan selain biaya juga imbalan jasa, Prosentase jasa
biasanya 10% atas biaya (tidak ada batasan biaya)
c. Biaya ditambah jasa pasti (cost plus fixed fee)
Hampir sama dengan Cost Plus Fee, hanya feenya sudah pasti dan
tetap
3. Aspek cara pembayaran
a. Cara pembayaran bulanan (monthly payment)
Setiap prestasi diukur pada akhir bulan lalu dibayar. P.P. No.29/2000
Pasal 20 ayat (3) huruf c ayat 2 mencantumkan cara pembayaran ini
b. Cara pembayaran atas prestasi (stage payment)
Pembayaran atas dasar prosentase kemajuan fisik yang telah dicapai.
P.P. No.29/2000 Pasal 20 ayat (5) huruf c mencantumkan
cara pembayaran ini
c. Cara pembayaran pra pendanaan penuh dari penyedia jasa
(contractor’s full prefinanced)
Pekerjaan didanai penuh terlebih dulu oleh Penyedia Jasa sampai
selesai. Setelah pekerjaan selesai dan diterima baik oleh Pengguna Jasa
baru mendapatkan pembayaran dari Pengguna Jasa. Dalam sistim
ini, Penyedia Jasa menanggung biaya uang (cost of money) dalam
bentuk Interest During Construction- (IDC)
4. Aspek pembagian tugas
a. Bentuk kontrak konvensional
Ø Pengguna Jasa menugaskan Penyedia Jasa untuk melaksanakan salah
satu aspek pembangunan saja.

                                                                                                                                                                 
    6
Universitas Kristen Petra
 

Ø Setiap aspek satu Penyedia Jasa: perencanaan, pengawasan, dan


pelaksanaan dilakukan Penyedia Jasa berbeda.
Ø Pengawas pekerjaan diperlukan untuk mengawasi pekerjaan
PenyediaJasa
Ø Jadi terdapat 3 kontrak terpisah yaitu :
• Kontrak perencanaan
• Kontrak pengawasan
• Kontrak pelaksanaan
b. Bentuk kontrak spesialis
Ø Pekerjaan dibagi berdasarkan spesialisasi masing-masing Penyedia
Jasa, tidak ada Penyedia Jasa Utama/Umum
Ø Masing-masing Penyedia Jasa menutup kontrak dengan Pengguna
Jasa
c. Bentuk kontrak rancang bangun (desain built/turn key)
Ø Pekerjaan Perencanaan/Design dan pelaksanaan diborongkan kepada
satu penyedia jasa
Ø FIDIC membedakan Design Build dengan Turn Key dari
aspek pembayaran.
Ø Penyedia Jasa mendapatkan imbalan jasa perencanaan dan
biaya pelaksanaan
Ø Penyedia Jasa – Perencanaan, menerima tugas dari Penyedia Jasa
yang biasa disebut Turn Key Builder (bukan dari Pengguna Jasa)
Ø Biasanya tidak ada Pengawas dari Pengguna Jasa, tapi yang adawakil
(Owner’s Representative)
Ø Perlu Jaminan Pembayaran dari Pengguna Jasa, bila proyek didanai
sepenuhnya lebih dulu oleh Penyedia Jasa (Turn Key)
Ø Pengguna Jasa perlu sangat berhati-hati memilih Penyedia
Jasa, bila ada masalah baik perencanaan maupun pelaksanaan sulit
mengganti Penyedia Jasa
d. Bentuk kontrak BOT/BLT (Build Operate and Transfer/Build Lease
and Transfer)

                                                                                                                                                                 
    7
Universitas Kristen Petra
 

Ø Pola kerjasama antara Pemilik lahan dan Investor yang punya


modal/dana
Ø Setelah fasilitas dibangun (Build), Investor mendapatkan konsesi
untuk mengoperasikan dan memungut hasil (Operate) dalam kurun
waktu tertentu.
Ø Setelah konsesi selesai, fasilitas dikembalikan ke Pemilik (Transfer).
Ø Build, Lease & Transfer (BLT) beda sedikit dengan BOT
dimanaPemilik seolah-olah menyewa kepada Investor (Lease)
untuk mengembalikan dana Investor secara bertahap
e. Bentuk kontrak rekayasa pengadaan dan pembangunan (Engineering,
Procurement & Construction – EPC)
Ø Bentuk ini mirip dengan Design-Build, bedanya bentuk ini biasanya
dipakai untuk industri (minyak, gas, petro kimia).
Ø Tahapan pekerjaan terdiri dari:
• Perencanaan ( Engineering – E)
• Pengadaan Bahan & Peralatan (Procurement – P)
• Konstruksi/Pembangunan (Construction – C)
f. Bentuk kontrak berbasis kinerja (Performance Based Contract – PBC)
g. Bentuk kontrak swakelola
Ø Sesungguhnya bukan kontrak
Ø Pekerjaan dilakukan sendiri – dibayar sendiri
Ø Variasinya menyewa pemborong upah

Dari aspek-aspek yang telah disebutkan, kami akan meninjau lebih dalam lagi
pada aspek pembagian tugas. Di dalam aspek tersebut, kami akan meneliti lebih
lanjut tentang bentuk kontrak konvensional.

2.3.3 Dokumen-Dokumen kontrak


Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 07/PRT/M/2011,
dokumen kontrak harus memuat:
a. adendum  Surat  Perjanjian  (apabila  ada);
b. pokok  perjanjian;

                                                                                                                                                                 
    8
Universitas Kristen Petra
 

c. surat  penawaran  berikut  daftar  kuantitas  dan  harga  ;


d. syarat-­‐syarat  khusus  Kontrak;
e. syarat-­‐syarat  umum  Kontrak;
f. spesifikasi  khusus;
g. spesifikasi  umum;
h. gambar-­‐gambar;  dan
i. dokumen  lainnya  seperti:  jaminan-­‐jaminan,  SPPBJ,  BAHP,  BAPP.
Dari dokumen-dokumen diatas, kami akan meneliti tentang syarat-syarat umum
kontrak (General Conditions).

2.4 General Conditions / Persyaratan Umum


2.4.1 Definisi
General conditions/syarat-syarat umum kontrak (the law dictionary):
adalah kondisi kontrak, biasanya disertakan dalam buku spesifikasi (atau dalam
gambar arsitektur terlampir) dari kontrak, yang menetapkan persyaratan kinerja
minimum untuk kontraktor. Kondisi ini juga mencakup hak dan tanggung jawab
dari pihak yang terlibat.
UU Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang jasa konstruksi
dijelaskan bahwa kontrak kerja konstruksi merupakan keseluruhan dokumen yang
mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. (Hikmahanto Juwana, 2001).

2.4.2 Macam-Macam General Conditions


General conditions di setiap negara sangat bervariasi, tidak hanya satu macam
saja, ada banyak macam yang bisa kita lihat. Berikut ini adalah beberapa contoh
dari general conditions dari beberapa negara yang ada.

• American Standards
1. AIA (American Institute of Architects)
2. AGC (Associated General Contractors)
3. MSU (Montana State University)
4. DBIA (Design-Build Institue of America)

                                                                                                                                                                 
    9
Universitas Kristen Petra
 

• United Kingdom Standards


1.ICE (Institution of Civil Engineers)
2.SBCC ( Standard building contracts)
3.ICC ( Infrastructure Conditions of Contract)
• International Standard
1. FIDIC (International Federation of Consulting Engineers)
Dari contoh-contoh diatas, yang akan dibahas adalah general conditions dari
FIDIC. Kami mengambil acuan FIDIC karena merupakan standar international
dan hampir dipakai di semua Negara.

2.5 Klausul-Klausul Kontrak


Kontrak merupakan suatu elemen dalam proyek yang tidak bisa
dipisahkan dari proyek konstruksi sendiri. Di dalam pelaksanaannya, Kontrak
memiliki klausul-klausul yang akan menjadi pedoman dalam bekerja baik untuk
penyedia maupun pengguna barang/jasa (Owner & Kontraktor). (Yasin,2003)

2.5.1 Aspek-Aspek Kontrak di dalam Proyek


Kontrak konstruksi atau dokumen kontrak mengandung aspek-aspek antara
lain (Yasin, 2003):
1. Aspek Teknis
Dalam Kontrak Konstruksi, aspek teknis merupakan aspek paling dominan
dalam suatu kontrak konstruksi (Yasin, 2003). Beberapa aspek teknis di
dalam dokumen kontrak meliputi:
a) Lingkup Pekerjaan (Scope of Work)
Pada lingkup pekerjaan, uraian pekerjaan harus dibuat sejelas mungkin
serta didukung dengan gambar-gambar dan spesifikasi teknis.
b) Waktu Pelaksanaan (Construction Period)
Hal-hal yang terkait dengan Waktu Pelaksanaan, antara lain: tanggal
penandatangan Kontrak/tanggal Kontrak, tanggal terbitnya Surat Perintah
Kerja, tanggal penyerahan lahan, tanggal Uang Muka diterima.
c) Cara/Metode Pengukuran (Method of Measurement)

                                                                                                                                                                 
   10
Universitas Kristen Petra
 

2. Aspek Hukum
Beberapa aspek hukum yang sering menimbulkan dampak hukum yang
cukup luas, antara lain:
a) Penghentian Sementara Pekerjaan (Suspension Of Work)
Pada bagian ini harus dicantumkan tata cara pelaksanaannya, alasan-
alasan serta akibatnya.
b) Pengakhiran Perjanjian/Pemutusan Kontrak (Termination)
Ketentuan mengenai pengakhiran perjanjian/Kontrak dituntut dalam PP
No.29/2000 wajib dicantumkan di dalam Kontrak. Konsekuensi hukum
yang timbul, hak-hak dan kewajiban para pihak, serta tata cara
pemberitahuan mengenai pemutusan Kontrak harus diatur dengan jelas.
c) Ganti Rugi Keterlambatan (Liquidated Damages)
Menurut Perpres No.29/2000 uraian mengenai bagian ini tidak wajib
dicantumkan. Namun bagian ini biasanya selalu dicantumkan untuk
mengantisipasi bila terjadi keterlambatan penyelesaian pekerjaan.
d) Penyelesaian Perselisihan (Settlement Of Dispute)
Menurut Perpres No.29/2000 ketentuan mengenai penyelesaian
perselisihan harus dicantumkan dalam suatu Kontrak. Bagian ini
mengatur tentang batas waktu musyawarah, dan jalur penyelesaian
perselisihan melalui pengadilan, Arbitrase atau Alternatif Penyelesaian
Sengketa (PP No.29/2000 Pasal 49 ayat 1).
e) Keadaan Memaksa (Force Majeure)
Pada bagian ini mengatur tentang tata cara pemberitahuan,
penanggulangan atas kerusakan dan tindak lanjut dari kejadian yang
terjadi di luar kehendak/kemampuan Penyedia jasa maupun Pengguna
Jasa.
f) Hukum Yang Berlaku (Governing Law)
Pada bagian ini harus dicantumkan hukum yang berlaku untuk
mengantisipasi timbulnya perselisihan. PP No.29/2000 Pasal 23 ayat 6
menyatakan bahwa kontrak kerja harus tunduk pada hukum yang berlaku
di Indonesia.
3. Aspek Keuangan

                                                                                                                                                                 
   11
Universitas Kristen Petra
 

Aspek keuangan dalam suatu kontrak konstruksi antara lain adalah :


a) Nilai kontrak (contract amount)/Harga Borongan
b) Cara Pembayaran (Method of payment)
c) Jaminan-jaminan (Guarantee/Bonds)
Jaminan-jaminan yang biasaya terdapat pada suatu Kontrak, antara lain:
• Jaminan Uang Muka (Advance Payment Bond)
• Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond)
• Jaminan Perawatan Atas Cacat (Defect Liability Bond)
• Jaminan Pembayaran (Payment Guarantee)
4. Aspek Perpajakan
Dalam suatu kontrak konstruksi terkandung aspek perpajakan, terutama
yang berkaitan dengan niai kontrak sebagai pendapatan dari penyedia jasa.
Pada suatu kontrak, bagian ini perlu diatur agar semua pelaku wajib pajak
dapat melaksanakan ketentuan-ketentuan perpajakan dengan baik sehingga
sanksi-sanksi perpajakan dapat dihindari atau ditekan seminimal mungkin.
5. Aspek Perasuransian
6. Aspek Sosial Ekonomi
7. Aspek Administrasi

FIDIC telah banyak mengeluarkan standar-standar untuk berbagai kondisi


pekerjaan konstruksi, antara lain:
- Conditions of Contract for Construction (Red Book)
- Conditions of Contract for Plant and Design-Build (Yellow Book)
- Conditions of Contract for EPC/Turnkey Projects (Silver Book)
- Short Form of Contract (Green Book)

2.6 FIDIC General Conditions


Setelah mengetahui banyaknya macam klausul di dalam kontrak,
penelitian ini akan berfokus pada General conditions dari FIDIC (International
Federation of Consulting Engineers). Dalam kontrak konstruksi internasional,
terdapat berbagai macam standar yang diakui dan salah satunya adalah standar

                                                                                                                                                                 
   12
Universitas Kristen Petra
 

kontrak FIDIC
Salah satu standar yang sering digunakan adalah “Condition of Contract
for Construction : for Building and Engineering Works Designed by the
Employer” yang disebut juga sebagai “The New Red Book”. Pada penelitian ini,
General Conditions dari standar ini yang digunakan sebagai bahan pembanding
karena standar ini digunakan untuk pekerjaan konstruksi yang didesain oleh
pengguna jasa. Pada FIDIC Red Book terdapat General Conditions, Guidance For
The Preparation of Particular Conditions, Forms of Letter of Tender, Contract
Agreement dan Dispute Adjudication Agreement.

2.6.1 FIDIC Secara Umum


FIDIC singkatan dari Federation International Des Ingesniieurs Conseils
(International Federation of Consulting Engineers). Sebuah organisasi asosiasi
para konsultan seluruh dunia yang didirikan pada tahun 1913 oleh Negara
Perancis, Belgia, dan Swiss, pusatnya berkedudukan di Lausanne, Swiss. Dari
organisasi yang anggotanya Eropa, FIDIC berkembang setelah Perang Dunia II
ditandai dengan bergabungnya Inggris pada tahun 1949 disusul Amerika Serikat
pada tahun 1958. Era 70-an Negara-negara anggota NIC (Newly Industrialized
Countries) yang akhirnya membuat organisasi internasional.
(http://fidic.org/about-fidic/federation/fidic-history)
Tahun 1999 FIDIC menerbitkan format standar kontrak yaitu:
1. Condition Contract for Construction
2. Condition of Contract Design-Build
3. Condition of Contract for EPC/ Turnkey Project
4. Short Form Contract
Di dalam perkembangannya, FIDIC mengalami beberapa improvements
sehingga FIDIC 1999 sudah diperbaharui dengan FIDIC MDB Harmonised
edition. (terakhir di perbaharui: Tahun 2010) FIDIC yang akan kami teliti adalah
FIDIC MDB Harmonised Edition.

                                                                                                                                                                 
   13
Universitas Kristen Petra
 

2.6.2 FIDIC MDB Harmonised Edition


MDB adalah General conditions yang paling baru dari FIDIC. FIDIC telah
banyak mengeluarkan standar-standar untuk berbagai kondisi pekerjaan
konstruksi, antara lain:
- Conditions of Contract for Construction (Red Book)
- Conditions of Contract for Plant and Design-Build (Yellow Book)
- Conditions of Contract for EPC/Turnkey Projects (Silver Book)
- Short Form of Contract (Green Book)
Dari 4 standar diatas, kami akan meneliti lebih lanjut FIDIC Red book, karena
sesuai dengan apa yang menjadi tujuan kami, yaitu meneliti kontrak konstruksi di
Indonesia/ Surabaya lebih tepatnya.
Berikut ini adalah 20 klausul-klausul persyaratan umum FIDIC MDB red book :

1. KETENTUAN UMUM
1.1. Definisi
1.2. Interpretasi
1.3. Komunikasi
1.4. Hukum dan Bahasa
1.5. Urutan Prioritas Dokumen
1.6. Perjanjian Kontrak
1.7. Penugasan
1.8. Tatakelola dan Penyampaian Dokumen
1.9. Keterlambatan Gambar Rencana atau Instruksi
1.10. Penggunaan Dokumen Milik Kontraktor oleh Pengguna Jasa
1.11. Penggunaan Dokumen Milik Pengguna Jasa oleh Kontraktor
1.12. Detail yang Bersifat Rahasia
1.13. Ketaatan pada Hukum
1.14. Pertanggung-jawaban Bersama dan Masing-Masing
1.15. Inspeksi dan Audit oleh Bank
2. PENGGUNA JASA
2.1. Hak untuk memasuki Lapangan
2.2. Izin, Lisensi atau Persetujuan

                                                                                                                                                                 
   14
Universitas Kristen Petra
 

2.3. Personil Pengguna Jasa


2.4. Pengaturan Keuangan Pengguna jasa
2.5. Klaim oleh Pengguna Jasa
3. ENJINIR
3.1. Tugas dan Wewenang Enjinir
3.2. Pendelegasian oleh Enjinir
3.3. Instruksi oleh Enjinir
3.4. Penggantian Enjinir
3.5. Penetapan
4. KONTRAKTOR
4.1. Kewajiban Umum Kontraktor
4.2. Jaminan Pelaksanaan
4.3. Wakil Kontraktor
4.4. Subkontraktor
4.5. Pembebasan Tanggung Jawab Subkontrak
4.6. Kerjasama
4.7. Pemasangan Tanda-tanda Batas
4.8. Prosedur Keselamatan
4.9. Jaminan Kualitas
4.10. Data Lapangan
4.11. Kecukupan Nilai Kontrak yang Disepakati
4.12. Kondisi Fisik yang Tidak Dapat Diperkirakan Sebelumnya
4.13. Garis Sempadan dan Fasiilitas
4.14. Mencegah Gangguan
4.15. Jalur Akses
4.16. Pengangkutan Barang-Barang
4.17. Peralatan Kontraktor
4.18. Proteksi Lingkungan
4.19. Listrik, Air dan Gas
4.20. Peralatan Pengguna Jasa dan Bahan-bahan Bebas Pakai
4.21. Laporan Kemajuan Pekerjaan
4.22. Keamanan Lapangan

                                                                                                                                                                 
   15
Universitas Kristen Petra
 

4.23. Operasi Kontraktor di Lapangan


4.24. Fosil
5. SUBKONTRAKTOR YANG DINOMINASIKAN
5.1. Definisi ”Subkontraktor yang Dinominasikan”
5.2. Keberatan atas Nominasi
5.3. Pembayaran kepada Subkontraktor yang Dinominasikan
5.4. Bukti Pembayaran
6. STAF DAN BURUH
6.1. Mempekerjakan Staf dan Tenaga Kerja
6.2. Tarif Upah dan Ketentuan Tenaga Kerja
6.3. Pekerja di pihak Pengguna Jasa
6.4. Ketentuan Hukum di Bidang Ketenagakerjaan
6.5. Jam kerja
6.6. Fasilitas bagi Staf dan Pekerja
6.7. Kesehatan dan Keselamatan
6.8. Pengawasan oleh Kontraktor
6.9. Personil Kontraktor
6.10. Pencatatan Personil dan Peralatan Kontraktor 6.11 Tindakan Melanggar
Peraturan
6.12. Personil Asing
6.13. Pasokan Bahan Makanan
6.14. Pasokan Air
6.15. Tindakan terhadap Gangguan Serangga dan Hama
6.16. Minuman Beralkohol atau Narkoba
6.17. Senjata dan Amunisi
6.18. Hari Raya dan Kebiasaan Keagamaan
6.19. Pengaturan Pemakaman
6.20. Larangan Penggunaan Tenaga Kerja Paksa atau Wajib Kerja
6.21. Larangan Penggunaan Tenaga Kerja Anak
6.22. Catatan Penggunaan Tenaga Kerja
7. PERALATAN, BAHAN DAN TENAGA KERJA
7.1. Tatacara pelaksanaan

                                                                                                                                                                 
   16
Universitas Kristen Petra
 

7.2. Contoh-contoh
7.3. Inspeksi
7.4. Pengujian
7.5. Penolakan
7.6. Pekerjaan Perbaikan
7.7. Kepemilikan Peralatan dan Bahan
7.8. Royalti
8. MULAI PEKERJAAN, KETERLAMBATAN DAN PENGHENTIAN
8.1. Tanggal Mulai Pekerjaan
8.2. Waktu Penyelesaian
8.3. Rencana Kerja
8.4. Perpanjangan Waktu Penyelesaian
8.5. Keterlambatan Akibat Tindakan Penguasa
8.6. Tingkat Kemajuan Pekerjaan
8.7. Denda Akibat Keterlambatan
8.8. Penghentian Pekerjaan
8.9. Konsekuensi Penghentian
8.10. Pembayaran atas Instalasi Mesin dan Bahan akibat Penghentian
8.11. Penghentian yang Berkepanjangan
8.12. Melanjutkan Pekerjaan
9. PENGUJIAN PADA AKHIR PEKERJAAN
9.1. Kewajiban Kontraktor
9.2. Keterlambatan Pengujian
9.3. Pengujian Ulang
9.4. Tidak Lolos Pengujian pada Akhir Pekerjaan
10. SERAH TERIMA KEPADA PENGGUNA JASA
10.1. Serah Terima Pekerjaan dan Bagian Pekerjaan
10.2. Serah Terima Sebagian Pekerjaan
10.3. Gangguan terhadap Pengujian pada Akhir Pekerjaan
10.4 Permukaan yang Memerlukan Penataan Kembali
11. TANGGUNG JAWAB ATAS CACAT MUTU
11.1. Penyelesaian Pekerjaan yang Belum Selesai dan Perbaikan Cacat Mutu

                                                                                                                                                                 
   17
Universitas Kristen Petra
 

11.2. Biaya Perbaikan Cacat Mutu


11.3. Perpanjangan Masa Pemberitahuan Cacat Mutu
11.4. Kegagalan Memperbaiki Cacat Mutu
11.5. Penyingkiran Pekerjaan Cacat Mutu
11.6. Pengujian Lebih Lanjut
11.7. Hak atas Akses
11.8. Penyelidikan oleh Kontraktor
11.9. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
11.10. Kewajiban yang Belum Terpenuhi
11.11. Pembersihan Lapangan
12. PENGUKURAN DAN EVALUASI
12.1. Pengukuran Pekerjaan
12.2. Metoda Pengukuran
12.3. Evaluasi
12.4. Penghapusan
13. VARIASI DAN PENYESUAIAN
13.1. Hak untuk Mengubah
13.2. Rekayasa Nilai
13.3. Prosedur Variasi
13.4. Pembayaran dengan Mata Uang yang Berlaku
13.5. Dana Cadangan
13.6. Kerja Harian
13.7. Penyesuaian akibat Perubahan Peraturan
13.8. Penyesuaian akibat Perubahan Biaya
14. HARGA KONTRAK DAN PEMBAYARAN
14.1. Harga Kontrak
14.2. Uang Muka
14.3. Aplikasi Untuk Berita Acara Pembayaran Sementara
14.4. Jadual Pembayaran
14.5. Instalasi Mesin dan Bahan untuk Pekerjaan
14.6. Penerbitan Berita Acara Pembayaran Sementara
14.7. Pembayaran

                                                                                                                                                                 
   18
Universitas Kristen Petra
 

14.8. Keterlambatan Pembayaran


14.9. Pengembalian Uang Retensi
14.10. Tagihan pada Penyelesaian
14.11. Aplikasi Berita Acara Pembayaran Akhir
14.12. Pembebasan dari Kewajiban
14.13. Penerbitan Berita Acara Pembayaran Akhir
14.14. Penghentian Kewajiban Pengguna Jasa
14.15. Mata Uang Pembayaran
15. PEMUTUSAN OLEH PENGGUNA JASA
15.1. Pemberitahuan untuk Perbaikan 15,2, Pemutusan oleh Pengguna Jasa
15.3. Penilaian pada Tanggal Pemutusan
15.4. Pembayaran setelah Pemutusan
15.5. Hak Pengguna Jasa atas Pemutusan demi Kepentingan Pengguna Jasa
15.6. Korupsi atau Praktek Kecurangan
16. PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN OLEH KONTRAKTOR
16.1. Hak Kontraktor untuk Menghentikan Pekerjaan
16.2. Pemutusan oleh Kontraktor
16.3. Penghentian Pekerjaan dan Pemindahan Peralatan Kontraktor
16.4. Pembayaran Pada Saat Pemutusan
17. RESIKO DAN TANGGUNG JAWAB
17.1. Pemberian Ganti Rugi
17.2. Pemeliharaan Pekerjaan oleh Kontraktor
17.3. Resiko Pengguna Jasa
17.4. Konsekuensi atas Resiko Pengguna Jasa
17.5. Hak atas Kekayaan Intelektual dan Industrial
17.6. Pembatasan Tanggung Jawab
17.7. Penggunaan Akomodasi/Fasilitas Pengguna Jasa
18. ASURANSI
18.1. Persyaratan Umum Asuransi
18.2. Asuransi untuk Pekerjaan dan Peralatan Kontraktor
18.3. Asuransi untuk Kecelakaan Manusia dan Kerusakan Harta Milik
18.4. Asuransi untuk Personil Kontraktor

                                                                                                                                                                 
   19
Universitas Kristen Petra
 

19. KEADAAN KAHAR


19.1. Definisi Keadaan Kahar
19.2. Pemberitahuan Keadaan Kahar
19.3. Kewajiban Mengurangi Keterlambatan
19.4. Konsekuensi Keadaan Kahar
19.5. Keadaan Kahar yang Mempengaruhi Subkontraktor
19.6. Opsi untuk Pemutusan, Pembayaran dan Pembebasan
19.7. Pembebasan dari Kewajiban Pelaksanaan
20. KLAIM, SENGKETA DAN ARBITRASE
20.1. Klaim Kontraktor
20.2. Penunjukan Dewan Sengketa
20.3. Kegagalan untuk Menyepakati Komposisi Dewan Sengketa
20.4. Memperoleh Keputusan Dewan Sengketa
20.5. Penyelesaian secara Musyawarah
20.6. Arbitrase
20.7. Kegagalan untuk Mematuhi Keputusan Dewan Sengketa
20.8. Berakhirnya Penunjukan Dewan Sengketa

                                                                                                                                                                 
   20
Universitas Kristen Petra

Anda mungkin juga menyukai