Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

DAMPAK DAN PENCAPAIAN PERUBAHAN KURIKULUM DARI


TAHUN 1947-2013
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah telaah kurikulum pai

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IX
M. AMIN SIREGAR
ROBIATUL HUSNAH

KELAS:
V/B

DOSEN PENGAMPU:
BASUKI, M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


NURUL HIDAYAH SELATPANJANG
T.A. 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat
maupun inspirasi untuk pembaca.

Selatpanjang, 29 September 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Penyusunan............................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2
A. Pengertian Perubahan Kurikulum......................................................... 2
B. Sejarah Perkembangan Kurikulu Di Indonesia..................................... 3
C. Perjalanan Perubahan Kurikulum Di Indonesia................................... 4
D. Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Kurikulum............................ 9

BAB III PENUTUP......................................................................................... 11


A. Kesimpulan........................................................................................... 11
B. Saran..................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah bekal terbaik bagi manusia dalam mengarungi kehidupan
ini. Dengan pendidikan orang akan mengerti segala hal terkait pengetahuan untuk
mamecahkan berbagai problamatika keehidupan. Secara lingkup terbatas
seseorang bisa belajar sesuai kehendaknya tanpa batasan tertentu. Namun jika
berbicara dalam sekup umum apalagi dalam kaitan bermasyarakat, terlebih dalam
intansi pendidikan yang di kelola lembaga atau negara di perlukan adanya
kurikulum pendidikan. Kurikulum pendidikan ini mencerminkan kondisi
masyarakat dimana diterapkan kurikulum pendidikan tersebut. Sedikit banyak
kurikulum pendidikan akan mempengaruhi gerak dan kemajuan suatu negara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perubahan kurikulum?
2. Bagaimana sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia?
3. Bagaimana perjalanan perubahan kurikulum di Indonesia?
4. Apa faktor yang mempengaruhi perubahan kurikulum?

C. Tujuan Penyusunan
Diharapkan mampu untuk memberikan kesempatan kepada penyaji untuk
mempresentasikan materinya dengan tujuan memberikan informasi kepada audien
dan menjadi bahan informasi bacaan bagi para pembacanya.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perubahan Kurikulum


Secara akademis, kurikulum setidaknya mencakup empat komponen utama:
1) Tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai. 2) Pengetahuan, ilmu-ilmu, data-
data, aktivitas-aktivitas dan pengalaman dari mana-mana. 3) Metode dan cara-
cara mengajar dan bimbingan yang diikuti murid-murid untuk men dorong
mereka kepada yang dikehendaki dan tujuan-tujuan yang dirancang. 4) Metode
dan cara penilaian yang digunakan dalam mengukur dan menilai hasil proses
pendidikan yang dirancang dalam kurikulum (Langgulung, 2003:176).
Kaitannya dengan perubahan kurikulum, Soetopo dan Soemanto (1991: 38)
menyatakan bahwa suatu kurikulum disebut mengalami perubahan bila terdapat
adanya perbedaan dalam satu atau lebih komponen kurikulum antara dua periode
tertentu, yang disebabkan oleh adanya usaha yang disengaja.
Sedangkan menurut Nasution (2009: 252), perubahan kurikulum mengenai
tujuan maupun alat-alat atau cara-cara untuk mencapai tujuan itu. Mengubah kuri-
kulum sering berarti turut mengubah manusia, yaitu guru, pembina pendidikan,
dan mereka-mereka yang mengasuh pendidikan. Itu sebab perubahan kurikulum
dianggap sebagai perubahan sosial, suatu social change. Perubahan kurikulum
juga disebut pembaharuan atau inovasi kurikulum.
Dari defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan kurikulum berarti
adanya perbedaan dalam satu atau lebih komponen kurikulum antara periode
tertentu, yang disebabkan oleh adanya usaha yang disengaja.mengubah semua
yang terlibat di dalamnya, yaitu guru, murid, kepala sekolah, pemilik sekolah,
juga orang tua dan masyarakat umumnya yang berkepentingan dalam pendidikan.1

1
Wibowo, H. (2014). Perubahan Kurikulum Di Indonesia : Studi Kritis Tentang Upaya Menemukan
Kurikulum Pendidikan Islam Yang Ideal. Raudhah, IV(1), 49–70.

5
B. Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Kurikulum yang digunakan di Indonesia dipengaruhi oleh tatanan sosial
politik Indonesia. Negara-negara penjajah yang mendiami wilayah Indonesia
ikut juga mempengaruhi sistem pendidikan di Indonesia. Sistem pendidikan
Belanda diatur dengan prosedur yang ketat dari mulai aturan siswa, pengajar,
sistem pengajaran, dan kurikulum. Sistem prosedural seperti ini sangat berbeda
dengan sistem prosedural pada sistem pendidikan islam yang telah dikenal
sebelumnya. Sistem pendidikan belanda pun bersifat diskriminatif. Sekolah-
sekolah dibentuk dengan membedakan pendidikan antara anak Belanda, anak
timur asing, dan anak pribumi. Golongan pribumi ini masih dipecah lagi
menjadi masyarakat kelas bawah dan priyayi. (Sanjaya, 2008: 207).
Persekolahan anak-anak pribumi untuk golongan non priyayi mengguna-
kan pengantar bahasa daerah, namanya Sekolah Desa 3 tahun. Mereka
yang berhasil menamatkannya boleh melajutkan ke Sekolah Sambungan
(Vervolg School) selama 2 tahun. Dari sini mereka bisa melanjutkan ke Sekolah
Guru atau Mulo Pribumi selama 4 tahun, inilah sekolah paling atas untuk
bangsa pribumi biasa. Untuk golongan pribumi masyarakat bangsawan bisa
memasuki His Inlandsche School selama 7 tahun, Mulo selama 3 tahun, dan
Algemene Middlebare School (AMS) selama 3 tahun.
Selama 70 tahun Indonesia merdeka, telah mengalami 12 kali perubahan
kurikulum. Rinciannya adalah pada zaman Orde Lama (Orla) atau zaman
Presiden Soekarno berkuasa, pernah terjadi 3 kali perubahan kurikulum,
yaitu (Kuri- kulum) Rencana Pelajaran tahun 1947, (Kurikulum) Rencana
Pendidikan Sekolah dasar tahun 1964 dan Kurikulum Sekolah Dasar tahun 1968.
Pada zaman Orde Baru (Orba) atau zaman kekuasaan Presiden Soeharto,
terjadi 6 kali pergantian kurikulum, yaitu Kurikulum Proyek Perintis
Sekolah Pembangunan (PPSP) tahun 1973, Kurikulum SD tahun 1975,
Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, dan Revisi Kurikulum
1994 pada tahun 1997. Usai zaman Orba berakhir atau dimulainya masa
reformasi terjadi 3 kali perubahan kurikulum, yaitu Rintisan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004, Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran

6
(KTSP) tahun 2006 dan terakhir Kurikulum 2013. Keterangan lebih lanjut, dapat
dilihat pada grafik di bawah ini:

Sumber: Materi Persentasi Kemendikbud 2015

Dilihat dari lamanya waktu berlaku kurikulum dapat dicatat di sini, bahwa
(Kurikulum) Rencana Pelajaran tahun 1947 merupakan kurikulum terlama
yang tidak mengalami pergantian selama masa pasca kemerdekaan atau era Orla,
yakni selama 17 tahun. Pada zaman Orde baru tercatat Kurikulum 1984 yang
berusia terlama pada zamannya, yaitu selama 10 tahun. Sementara Kurikulum
KTSP me- rupakan kurikulum terlama sepanjang masa reformasi, yaitu 7 tahun.
Sebaliknya, (Kurikulum) Rencana Sekolah Dasar merupakan kurikulum
terpendek usianya sepanjang masa Orla, yaitu hanya 4 tahun saja. Pada era Orba,
Kurikulum PSPP tercatat sebagai kurikulum terpendek masa berlakunya,
yaitu cuma 3 tahun. Rintisan KBK merupakan kurikulum tersingkat umurnya
sepanjang era reformasi dan selama usia republik ini, yakni cuma 2 tahun saja.
Terakhir, Kurikulum yang dilaksanakan adalah Kurikulum 2013 (K13).2

C. Perjalanan Perubahan Kurikulum di Indonesia


Berikut ini paparan singkat mengenai perjalanan dan perubahan kurikulum di
Indonesia yang  dirangkum Kompas.com dari berbagai sumber:

2
Wibowo, H. (2014). Perubahan Kurikulum Di Indonesia : Studi Kritis Tentang Upaya Menemukan
Kurikulum Pendidikan Islam Yang Ideal. Raudhah, IV(1), 49–70.

7
1. Kurikulum 1947 (Rentjana Pelajaran 1947)
Kurikulum 1947 dibuat dua tahun setelah proklamasi kemerdekaan.
Saat itu Indonesia masih bergolak karena agresi militer Belanda dan
Sekutu serta terjadi sejumlah pemberontakan. Awalnya kurikulum itu
masih menggunakan istilah Belanda yaitu Leerplan. Di dalam kurikulum
itu pemerintah mencoba merancang sistem pembelajaran bagi para pelajar
di masa revolusi dengan menekankan pada pembentukan karakter manusia
Indonesia merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di muka
bumi ini. Kurikulum 1947 tidak menekankan pendidikan pikiran,
melainkan hanya pendidikan watak, kesadaran bernegara dan
bermasyarakat. Kurikulum itu baru bisa dilaksanakan pada 1950 setelah
Republik Indonesia meneken kesepakatan dengan Kerajaan Belanda yang
dikenal dengan Konferensi Meja Bundar pada 2 November 1949 dan
mulai berlaku pada 27 Desember 1949.
2. Kurikulum 1952 (Rentjana Pelajaran Terurai 1952)
Pada 1952 pemerintah menerapkan kurikulum baru yang merupakan
penyempurnaan Kurikulum 1947. Di dalam Kurikulum 1952 diatur
tentang topik pembahasan di setiap mata pelajaran yang dihubungkan
dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Selain itu kurikulum juga
mengatur satu orang guru hanya mengajar satu mata pelajaran.
3. Kurikulum 1964 (Rentjana Pendidikan 1964)
Kurikulum 1964 dirancang dengan tujuan memupuk pengetahuan
akademik pada jenjang sekolah dasar. Selain itu, konsep pembelajaran
menitikberatkan pada pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau
artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmani atau disebut
Pancawardhana. Dalam penerapan kurikulum itu proses pembelajaran
dilakukan secara aktif, kreatif, dan produktif. Berdasarkan hal itu
pemerintah menetapkan hari Sabtu adalah hari krida yakni memberi
kebebasan bagi siswa berlatih berbagai kegiatan sesuai dengan minat dan
bakatnya.

8
4. Kurikulum 1968
Kurikulum itu dibuat setelah pergantian rezim pemerintahan dari Orde
Lama kepada Orde Baru, tepatnya tiga tahun setelah peristiwa 30
September 1965. Penerapan kurikulum itu juga sarat dengan nilai politis
lantaran dianggap untuk menghapus peninggalan Orde Lama dan rezim
Soekarno. Tujuan utama kurikulum itu adalah untuk membentuk manusia
Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Ciri
Kurikulum 1968 adalah materi pada jenjang pendidikan rendah memiliki
korelasi atau keterkaitan untuk jenjang pendidikan selanjutnya (correlated
subject curriculum). Selain itu, sifat materi pelajaran pada Kurikulum
1968 adalah teoretis dan tidak terlalu dikaitkan dengan permasalahan pada
kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, pada kurikulum itu dimulai sistem
penjurusan yang dimulai pada tingkat kelas 2 SMU atau kelas 11.
5. Kurikulum 1975
Kurikulum itu diterapkan setelah program Rencana Pembangunan
Lima Tahun (Repelita) tahap pertama berjalan di masa pemerintahan Orde
Baru. Kurikulum itu menekankan pendidikan lebih efektif dan efisien
akibat pengaruh konsep MBO (management by objective). Di dalam
Kurikulum 1975, metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam
Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Hal itu
memunculkan istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap
satuan bahasan. Penerapangan kurikulum itu ramai dikritik oleh para guru
karena mereka akhirnya terlalu sibuk menuliskan perincian dari setiap
kegiatan pembelajaran. Pada kurikulum itu nama pelajaran ilmu alam dan
ilmu hayat diubah menjadi ilmu pengetahuan alam. Sedangkan pelajaran
ilmu aljabar dan ilmu ukur menjadi mata pelajaran matematika.
6. Kurikulum 1984
Perubahan kurikulum di Indonesia terjadi lagi pada 1984. Di dalam
kurikulum itu dikenal dengan konsep pembelajaran Cara Belajar Siswa

9
Aktif (CBSA). Kurikulum 1984 dibuat karena kurikulum sebelumnya
dinilai lambat dalam merespons kemajuan di kalangan masyarakat. Di
dalam kurikulum itu juga ditambahkan mata pelajaran Pendidikan Sejarah
Perjuangan Bangsa (PSPB). Selain itu, Kurikulum 1984 juga membagi
mata pelajaran siswa SMA menjadi program inti dan program pilihan
sesuai minat dan bakat.
7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Kurikulum 1994 serta Suplemen Kurikulum 1999 dibuat dari hasil
kombinasi Kurikulum 1975 dan 1984. Akan tetapi, penerapan kurikulum
itu dihujani kritik oleh kalangan praktisi pendidikan hingga orangtua
pelajar. Sebabnya adalah materi pembelajaran dinilai terlampau berat dan
padat. Selain materi pelajaran umum yang dinilai berat, di dalam
kurikulum itu juga ditambahkan materi muatan lokal seperti bahasa
daerah, kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Pada Kurikulum
1994 terjadi perubahan sistem pembagian waktu pelajaran dari semester ke
caturwulan. Yaitu periode pembelajaran dibagi menjadi tiga kali
caturwulan selama setahun. Kemudian, pada penerapan Kurikulum 1994
singkatan SMP (Sekolah Menengah Pertama) diganti menjadi SLTP
(Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama), kemudian SMA diganti menjadi
SMU (Sekolah Menengah Umum). Program penjurusan di SMA pada
Kurikulum 1994 dibagi menjadi tiga program yakni IPA, IPS, dan bahasa.
Mata pelajaran PSPB dihapus pada kurikulum itu.
8. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004
Pada 2004 kurikulum di Indonesia kembali berganti menjadi KBK
sebagai pengganti Kurikulum 1994. Kurikulum itu menitikberatkan pada
kompetensi tiga unsur pokok, yaitu pemilihan kompetensi sesuai
spesifikasi, indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan
pencapaian kompetensi, dan pengembangan pembelajaran bagi peserta
didik dan tenaga pengajar. Dengan kurikulum itu, sekolah diberi
kewenangan menyusun dan mengembangkan komponen kurikulum sesuai
dengan kondisi sekolah dan kebutuhan peserta didik dari yang mulanya

10
berbasis materi menjadi kompetensi. KBK mempunyai ciri-ciri yang
menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual
maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman. Lalu
kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan metode bervariasi. Pada
kurikulum ini peserta didik diharapkan mencari sumber pembelajaran lain
yang memenuhi unsur edukasi dan tidak terlalu terpaku kepada guru
sebagai sumber belajar. Pada kurikulum 2004 pemerintah kembali
mengubah nama SLTP menjadi SMP dan SMU kembali lagi menjadi
SMA.
9. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
Kurikulum itu diterapkan sejak pemberlakuan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang kemudian
dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No 10 tahun 2003. Meski
kurikulum itu hampir sama dengan KBK 2004, tetapi prinsip
penyusunannya menggunakan konsep desentralisasi pada sistem
pendidikan. Pemerintah hanya menetapkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar, lalu guru diminta mengembangkan silabus dan
penilaian sesuai kondisi sekolah dan peserta didik di daerah masing-
masing.
10. Kurikulum 2013 (K-13)
Kurikulum 2013 (K-13) diterapkan oleh pemerintah untuk
menggantikan Kurikulum 2006 (KTSP). Pada tahun ajaran 2013/2014,
tepatnya sekitar pertengahan tahun 2013, Kurikulum 2013 diterapkan
secara terbatas pada sekolah perintis, yakni pada kelas I dan IV untuk
tingkat Sekolah Dasar, kelas VII untuk SMP, dan kelas X untuk jenjang
SMA/SMK.
Sedangkan pada 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I,
II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X
dan XI. Jumlah sekolah yang menjadi sekolah perintis adalah sebanyak
6.326 sekolah tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Kurikulum 2013
memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek

11
keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013,
terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan
dan materi yang ditambahkan. Akan tetapi, penerapan K-13 dihentikan
oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan melalui
Peraturan Menteri nomor 60/2014 tanggal 11 Desember 2014. Alhasil
kurikulum yang digunakan kembali kepada KTSP, kecuali bagi satuan
pendidikan dasar dan menengah yang sudah melaksanakannya selama 3
(tiga) semester, satuan pendidikan usia dini, dan satuan pendidikan khusus.
Penghentian tersebut bersifat sementara, paling lama sampai tahun
pelajaran 2019/2020.3

D. Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Kurikulum


Pendidikan adalah sesuatu yang akan berjalan terus tanpa ada batasan, selama
masih ada kehidupan manuasia akan terus belajar dan mengembangkan ilmu dan
pendidikan. Di dalam perjalananya pendidikan akan berubah di pengaruhi fakator
faktor sebagai berikut.
1. Falsafah Pendidikan
Dalam Kamus besar Indonesia falsafah adalah anggapan, gagasan, dan
sikap batin yang paling dasar yang dimiliki oleh orang atau masyarakat;
pandangan hidup. Falsafah negara memainkan peranan yang penting
dalam memberikan corak sistem pendidikan di sesebuah negara, falsafah
Pancasila di Indonesia akan menentukan arus yang berbeda denga falsafah
bangsa lain.4
2. Kehendak Masyarakat
Globalisasi dan perubahan budaya memaksa masyarakat untuk
berkembang dan menentukan pilihan untuk kemajauanya sekat sekat
bangsa akan di hilangkan. Dari sinilah masyarakat akan berubah mengikuti
perubahan sehimgga kurikulim pendidikan akan beruba sesuai kehendak
masyarakat.

3
Alhamuddin. (2014). Sejarah Kurikulum di Indonesia. Nur El-Islam, 1, 48–58.
4
http://mujahid.tripod.com/math4.html

12
3. Faktor Politik
Politik Adalah Pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan
atau sistem pemerintahan.5 Dalam persepektif Islam Politik adalah
pemeliharaan urusan umat di dalam maupun luar negeri, dan dilakukan
oleh negara bersama umat.
4. Faktor Pembangunan Negara Dan Perkembangan Dunia
Perkembangan kurikulum juga dipengaruhi oleh faktor pembangunan
negara dan perkembangan dunia. Negara yang ingin maju dan membangun
akan selalau merubah kurikulum pendidikanaya agar dinamis mengikuti
perkembangan zaman. Oleh itu, ia harus menyesuaikan mengikut
perkembangan zaman dan kemajuan sains dan teknologi.
5. Faktor Perubahan Sosial
Sistem sosial adalah sistem yang mengatur interaksi dan hubungan
masyarakat dengan sudut pandang tertentu, lebih sepesifik mengatur
hubungan antar indifidu dimasyarakart denga indi fidu laian agar terbentuk
interaksi yang manusiawi, juga untuk mengatur agar masyarakat terhindar
dari kerusakan. Sistem sosial ini lebih mengarah pada mental dari pada
teknis. semakin berkembangnya uatu masyarakat dan berkembangnya
teknologi akan mempengaruhi pola fikir dan mentalitas suatu masyarakat.
Dulu mingkin jarng kita jumpai kenakalan remaja dan kerusakan remaja.
Dengan berkembangnya informasi menyebabkan pergeseran nilai dan
moralitas. Untuk membentengi kemrosotan moral ini diperlukan
pendidikan sosial yang otomatis berpengaruh pada kurikulum pendidikan.
6. Faktor Perkembangan Ilmu Dan Kepentingannya
Zaman dan masa selalu berkembang silih berganti tiap masa akan di jalani
generasi dengan kemampuan berbeda dan teknologi berbeda, seara normal
masa sekarang dan masa depan akan memiliki teknologi yang semakin
maju dan bidang ilmu yang bertambah. Semua ini menuntut adanya

5
KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline

13
perubahan kurikulim untuk mengikuti perkembangan ilmu dan
kepentinganya untuk manfaat manusia.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa setiap bangsa masyarakat punya kurikulum dan
kurikulum akan selalu berubah mengikuti perubahan dan kebutuhan masyarakat
tersebut. Di indonesia kurikulum selalau berubah mengikuti zaman dan
kepentingan pilitik pemerintah. Dan sebagai paraktisi penddik hendaknya kita
selalu siap menghadapi perubahan. Segala perubahan akan menghasilkan dampak
bisa negatif dan bisa positif. Penerapan kurikulum jika tidak di tanganai dengan
penanganan yang khusus akan menyebabkan kekacauan dalam dunia pendidikan.
Sebagai penggambaran yang nyata di Indonesia dari perubahan kurikulum
pendidikan yang bergonta ganti bukan hanya memberikan dampak negatif
terhadap siswa yang semakin merendah prestasi nya sebetulnya perubahan ini
juga dapat berdampak pada sekolah, yaitu pada tujuan atau visi sebuah sekolah
juga akan ikut ikutan kacau.

B. Saran
Penyusun sangat berharap masukan dan saran yang membangun dari pembaca
agar menjadi bahan koreksi dan kajian kami. Karena penulis menyadari masih
banyak kekurangan-kekurangan dalam penulisan ini yang jauh dari
kesempurnaan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Wibowo, H. (2014). Perubahan Kurikulum Di Indonesia : Studi Kritis Tentang


Upaya Menemukan Kurikulum Pendidikan Islam Yang Ideal. Raudhah, IV(1),
49–70.
Alhamuddin. (2014). Sejarah Kurikulum di Indonesia. Nur El-Islam, 1, 48–58.
http://mujahid.tripod.com/math4.html
KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline
Sejarah Pergantian Kurikulum di Indonesia (kompas.com)

15

Anda mungkin juga menyukai