PDF Kel 2 Dampak Korupsi Terhadap Pelayanan Kesehatan DL
PDF Kel 2 Dampak Korupsi Terhadap Pelayanan Kesehatan DL
KESEHATAN
JAKARTA III
Korupsi pada sektor kesehatan melibatkan aparat dan pejabat tingkat rendah hingga
tingkat tinggi. Pada tingkat rendah menyentuh pada kepala dinas kesehatan (Dinkes) pada tingkat
kabupaten/kota dan provinsi, sedangkan pada tingkat tinggi melibatkan pejabat pada kantor
kementerian kesehatan dan lembaga lainnya pada tingkat nasional seperti BPOM maupun
anggota DPR yang membidangi kesehatan.
Hasil investigasi Indonesia Corruption Warch (ICW) sampai tahun 2008, kasus korupsi
pada sektor kesehatan telah menimbulkan kerugian negara mencapai Rp 128 miliar. Kasus-kasus
tersebut melibatkan para pejabat tingkat lokal seperti level kepala
kep ala dinkes dan DPRD serta
direktur rumah sakit, sedangkan korupsi pada tingkat tinggi belum terungkap ketika itu. Modus
korupsi yang dominan masih berputar dalam pengadaan barang dan jasa dengan modus mark up
yang menimbulkan kerugian negara sebesar Rp 103 miliar, sisanya adalah modus penyuapan.
Terjadinya kasus-kasus korupsi pada sektor kesehatan yang melibatkan pejabat pada
kementerian kesehatan dan dinas kesehatan lokal menunjukkan rendahnya transparansi dan
akuntabilitas serta kepatuhan pada hukum. Besarnya diskresi atau kewenangan pejabat dan
rendahnya etika pejabat sektor kesehatan menyebabkan menguatnya dan meningkatnya
kesempatan melakukan praktek korupsi disektor kesehatan.
Kondisi ini akan dapat menciptakan peluang-peluang KKN yang dapat berdampak
langsung maupun tidak langsung terhadap pelayanan kesehatan masyarakat. Dampak korupsi di
bidang kesehatan, antara lain tingginya biaya kesehatan, tingginya angka kematian ibu hamil dan
ibu menyusui, tingkat kesehatan masih buruk, dan lain-lain.
Angka mortalitas ibu hamil dan melahirkan pada tahun 2012, ternyata masih tinggi yakni
359 per 100.000 kelahiran. Angka ini meningkat tajam dibanding tahun 2007, yakni 228 per
100.000 kelahiran hidup. Secara makro, angka kematian ibu hamil dan melahirkan, merupakan
parameter kualitas kesehatan masyarakat pada suatu negara (KPK, 2013).
1. Organisasi rumah sakit menjadi sebuah lembaga yang mempunyai sisi bayangan yang
semakin gelap;
3. Direktur yang diangkat karena kolusif (misalnya harus membayar untuk menjadi
direktur) menjadi sulit menghargai ilmu manajemen;
4. Proses manajemen dan klinis di pelayanan juga cenderung akan tidak seperti apa yang
ada di buku teks. Akhirnya, terjadi kematian ilmu manajemen apabila sebuah rumah/
lembaga kesehatan sudah dikuasai oleh kultur korupsi di sistem manajemen rumah sakit
maupun sistem penanganan klinis.