Anda di halaman 1dari 4

FM-UAD-PBM-04-16/

R1

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TA. 2021/2022 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

MATA KULIAH (SKS) Healthy Tourism PRODI IKM


DOSEN Muchamad Rifai, S.KM., M.Sc KELAS/SEM IV / DE
HARI/TANGGAL Jumat 5 Agustus 2022 RUANG Online GCR
JAM MULAI/WAKTU 90 menit SIFAT UJIAN Open Book
BISMILLAHIRROHMANIRROHIIM

A. Petunjuk Pengerjaan :
1. Berdoa sebelum mengerjakan.
2. Segala bentuk kecurangan ditulis dalam berita acara, dan mendapat nilai nol (E)
3. Dikerjakan di Bagian Bawah Lembar Soal*
4. Nama File : Nomor Urut Presensi titik spasi Nama spasi NIM spasi HT Spasi Kelas :
Contoh = 05. Dian Sastro 200007846 HT Kelas D

B. IDENTITAS MAHASISWA (Wajib Tandatangan /TTD): 95


Nama :khairunnisa rahmayanti
TTD Nilai
NIM :2100029022
Kelas :IKM E

C. SOAL
1. Pada hampir setiap kabupaten / kota bisa dijumpai obyek wisata. Masalah kesehatan dan
keselamatan bagi pengunjung / wisatawan perlu mendapat perhatian yang serius karena bisa
berakibat penyebaran penyakit atau kejadian yang tidak diinginkan.
a. Sebutkan nama tempat wisata di daerah asal anda cantumkan minimal kecamatan,
kota/kabupatennya dan jelaskan apa saja faktor risiko gangguan kesehatan dan
penyakit infeksi yang bisa terjadi? (Nilai 20)
b. Jelaskan bagaimana upaya pencegahan dan pengendalian penularan penyakit pada
wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut? (Nilai 20)
2. Di dalam buku saku IHR Kementerian Kesehatan RI bahwa International Health Regulation
(IHR) 2005 di Indonesia penanggung jawabnya adalah Kementerian Kesehatan adapun
pelaksanaan secara teknis dilakukan oleh KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan), sebutkan apa
saja tugas KKP dalam hal ini? (Nilai 20)
3. Sesuai dengan International Travel Health (ITH) dari WHO (2012), sebutkan 3 kategori jenis
vaksin bagi travellers dan berikan contoh jenis vaksin apa saja masing masing kategori
tersebut ? (Nilai 20)
4. Dalam travel / perjalanan khususnya terkait kunjungan wisata, dikenal dengan travel notice.
Ada 3 jenis / kategori travel notice, jelaskan masing-masing dan berikan contoh kasusnya?
(Nilai 20)

Diverifikasi oleh: Disusun oleh:


Ketua program studi Penanggungjawab keilmuan Dosen Pengampu

Muhammad Syamsu Hidayat, Rosyidah, SE., M.Kes., Ph.D Muchamad Rifai, S.KM,. M.Sc
SE,. M.Sc,. P.hD
FM-UAD-PBM-04-16/
R1

D. Jawaban

1. A. Tampagaram Beach, Jalan Kapitan Pattimura, Rufei, Kota Sorong. Resiko penyakit
yang dapat terjadi di kolam renang biasanya bahaya berenang yang paling umum adalah
diare. Kondisi ini dapat terjadi ketika air kolam yang terkontaminasi bakteri, tertelan. Diare
20 dapat disebabkan oleh beberapa kuman seperti Cryptosporidium, Giardia, Shigella, dan E.
coli.Penularan diare di kolam renang bisa terjadi karena pada feses orang yang diare ada
miliaran kuman. Jika orang tersebut ikut berenang, maka kuman akan dengan mudah
menyebar di air dan bisa tertelan orang lain yang ada di kolam yang sama. Selain itu,
Bahaya terlalu sering berenang di kolam umum selanjutnya adalah gangguan telinga yang
disebabkan oleh infeksi bakteri.
B. Pakar kesehatan menyebut diare yang disebabkan oleh berenang di dalam kolam sebagai
penyakit kritptosporidiosis. Penyakit ini dipicu oleh parasit berjenis cryptosporidium.
Penularan penyakit ini adalah dari tinja ke mulut. hal ini sangat mungkin terjadi jika tanpa
sengaja kita menelan air dari kolam renang, apalagi jika sebelumnya ada orang dengan

20 gangguan pencernaan juga berenang di kolam tersebut.


Pakar kesehatan menyarankan kita untuk selalu memilih kolam renang yang
memiliki standar kebersihan yang baik jika ingin mencegah penularan diare. Meski kolam
terlihat bersih, jika jarang dibersihkan bisa saja penuh dengan bakteri dan kuman penyebab
penyakit.
Selain itu, pastikan untuk membersihkan badan setelah berenang dengan sabun.
Jangan langsung menyentuh makanan jika badan masih basah dengan air kolam karena hal
ini bisa saja membuat bakteri dari kolam akan menempel pada makanan dan akhirnya
masuk ke dalam tubuh kita. Dengan memperhatikan berbagai hal ini, diharapkan kita bisa
menurunkan risiko terkena diare setelah berenang di kolam renang umum.

2. a. melaksanakan pemantauan alat angkut container, dan isi nya yang datang dan yang pergi
dari daerah terjangkit, serta menjamin bahwa barang barang diperlukan dengan baik dan
tidak terkontaminasi.
b.melaksanakan dekontaminasi serta pengendalian vector dan reservoir terhadap alat
angkut yang di gunakan oleh orang yang berpergian
c. melakukan pengawasan deratisasi, disinfeksi, disinseksi dan dekontaminasi.
d. menyampaikan saran/ rekomendasi kepada operator alat angkat guna melakukan
pemeriksaan lengkap terhadap alat angkut.
e. melakukan pengawasan pembuangan sisa sisa bahan yang terkontaminasi( seperti air,
FM-UAD-PBM-04-16/
makanan dan sisa pembuangan manusia) R1

f. melakukan pemeriksaan dan pemantauan terhadap pembuangan sisa sisa bahan alat
15 angkut yang dapat menimbukan pencemaran serata penyakit
g. melakukan pengawasan terhadap agen pelaksanaan perjalanan dan angkutan di wilayah
datang.
h. melakukan pemeriksaan yang di butuhkan apabila terjadi hal hal yang tidak diigin kan
i. melakukan komunikasi dengan national IHR focal poin.

3. 3 kategori jenis vaksin bagi travelers


a. Vaksin rekomendasi, adalah vaksin yang direkomendasikan oleh wisatawan untuk
melindungi kesehatan mereka, meskipun mereka tidak diharuskan masuk oleh pemerintah

20 negara yang Anda kunjungi. Contoh vaksin: Yellow fever, Cholera, Hepatitis A dan B,
Japanese encephalitis, Meningococcal ACWY, Rables, Tick-borne encephalitis, dan
Typhoid fever.
b. Vaksin rutin, adalah vaksin yang digunakan untuk semua orang yang tinggal di
negaranya berdasarkan usia, kondisi kesehatan, dan faktor risiko lainnya. Contoh vaksin:
DTaP, Hepatitis B, Men C, Influenza, Pneumococcal.
c. Vaksin wajib/mandatory, adalah vaksin yang dilakukan oleh wisatawan untuk
berkunjung ke suatu negara, berdasarkan peraturan pemerintah negara tersebut. Contoh
vaksinnya: Yellow fever dan Men ACWY (untuk haji dan umrah).

4. Ada 3 jenis / kategori travel notice yaitunya:


a. Level 1 Pencegahan Biasa, yaitu memperbarui semua vaksin yang direkomendasikan
dan upaya untuk menghindari vector lain untuk melindungi yang terbaik terhadap
resiko. Contoh kasusnya adalah memambah dosis vaksin covid sebanyak 3 kali, agar
terhindar dari virus covid-19 saat mengunjungi suatu tempat wisata.
b. Level 2 Alert, yaitu perlu adannya tindakan pencegahan tammbahan dan memberikan

20 gambaran populasi yang berisiko tertentu, ini termasuk upaya perlindungan dari
peningkatan risiko yang diidentifikasi dalam kategori tersebut, contoh kasusnya adalah
meningkatkan kewaspaan wisatawan dan bahaya Covid-19.
c. Warning Level 3. Saat terjadi peringatan level 3 ini, para wisatawan diwajibka untuk
menghindari semua perjalannan yang tidak penting ke negara tujuan. Contoh kasusnya
adalah Meningkatnya Angka Covid-19 diakibatkan oleh meledaknya angka pengunjung
yang melakukan destinasi wisata ke luar negri.
FM-UAD-PBM-04-16/
R1

Anda mungkin juga menyukai