Anda di halaman 1dari 4

Nama:Juthyu Marvel Selata

Absen:18

Kelas: XI - IPS - 4

"PERCERAIAN"

A.PENGERTIAN CERAI:

Perceraian adalah kebalikan dari pernikahan dan berakhirnya suatu perkawinan. Perceraian merupakan
terputusnya hubungan antara suami istri, disebabkan oleh kegagalan suami atau istri dalam
menjalankan obligasi peran masing-masing. Perceraian dipahami sebagai akhir dari ketidakstabilan
perkawinan antara suami istri yang kemudian hidup terpisah dan diakui secara sah berdasarkan hukum
yang berlaku. Keharusan perceraian dilakukan di depan sidang pengadilan agama ini sejalan dengan
ketetapan syari’at Islam bahwa madharat haruslah dihilangkan, dan turunan dari qaidah tersebut
apabila terjadi perbenturan antara maslahat dan madharat maka maslahat yang lebih diutamakan.
Artinya tugas dan fungsi hakim pengadilan agama merupakan tugas suci, dan dalam hal perkara
perceraian hakim pengadilan agama bertugas untuk mewujudkan kembali keluarga sakinah, mawaddah,
dan rahmah.. Dalam Islam bahwa perceraian itu sangat dibenci oleh Allah SWT.

B.JENIS-JENIS PERCERAIAN:

 Cerai hidup - seseorang yang telah berpisah sebagai suami-istri karena bercerai dan belum
kawin lagi. Dalam hal ini tidak termasuk mereka yang mengaku cerai walaupun belum/atau telah
resmi secara hukum sebelum ada pengakuan dari pemilik akad ialah suami, dan juga alasan
dalih-dalih harus dapat dibuktikan secara hukum negara ataupun hukum agama dan hukum adat
dengan minimal terbuktinya dengan 3 (tiga) barang bukti, dan keterangan para saksi-saksi dari
pihak suami dan dari pihak istri, tidak sah gugatan tersebut apabila saksi hanya diadakan dari
satu pihak saja contoh: dari suami begitupun sebaliknya, para saksi wajib menyampaikan
keterangan yang sebenarnya dan tidak direkayasa serta kesaksian palsu, hal ini berdasarkan
Penerapan Pasal 22 ayat 2 PP No. 9 Tahun 1975 jo. Pasal 76 ayat 1 UU No. 7 Tahun 1989. Serta
tidak termasuk mereka yang hanya hidup terpisah tetapi masih berstatus kawin, misalnya
suami/istri ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat lain karena sekolah, bekerja, mencari
pekerjaan, atau untuk keperluan lain bak korban intervensi campur tangan oknum dan
penyekapan oleh oknum. Wanita yang mengaku belum pernah kawin tetapi pernah hamil,
dianggap cerai hidup.
 Cerai mati - Perceraian yang diakibatkan salah satu pasangan telah meninggal dunia.
 Cerai Gugat - Perceraian yang dilakukan karena kehendak Istri untuk melepaskan ikatan
perkawinan dalam Islam disebut Khulu. Karena takut tidak dapat hukum-hukum Allah SWT yaitu
taat kepada suami dengan adanya iwadh (tebusan) yang diberikan kepada suami sebagai
tebusan dirinya agar suami mewnceraikannya dengan menggunakan lafaz khulu atau semakna
dengan itu dari suami. Adapun yang menjadi landasan Cerai Gugat adalah Al-Qur'an, hadis Nabi
Muhammad SAW dan ijma' ulama. Firman Allah SWT dalam Q.S. al-Baqarah: 229. Adapun akibat
dari Cerai Gugat:

Bagi istri yang meminta cerai kepada suaminya, melawan suami tanpa alasan yang dibenarkan oleh
tuntutan dari Allah SWT yang berhubungan dengan perbuatan-perbuatan bagi tiap-tiap orang muslim
yang dikenai kewajiban atau perintah dan menjauhi larangan-larangan agama Islam (pribadi muslim
yang sudah dapat dikenai hukum) maka tidak dapat masuk surga karenamencium bau surga saja tidak
bisa.

Dengan adanya Cerai Gugat mantan Istri menguasai dirinya secara penuh, segala urusan mantan istri
berada ditangannya sendiri, sebab ia telah menyerahkan sejumlah uang kepada suaminya guna untuk
melepaskan dirinya itu, sejumlah uang tersebut ditetapkan dan ditentukan oleh penerima sakral ialah
suami.

 Cerai Gugat berakibat jatuhnya talak ba'im shugra. Jadi Cerai Gugat mengurangi jumlah talak
tetapi suami tidak boleh rujuk kepada bekas istrinya, apabila suami ingin kembali kepada Istrinya
maka harus dengan akad nikah baru.

Akibat Cerai Gugat pada anak yang belum mumayyiz, mencari uang sendiri berhak mendapatkan
hadhanah dari ibunya, kecuali ibunya telah meninggal dunia maka kedudukannya digantikan. Sedangkan
pada anak yang sudah mumayyiz, bisa mencari uang sendiri anak memiliki hak khiyar (memilih) yakni
memilih untuk mendapat hak hadhanah ayah atau ibunya.

C.PERCERAIAN MENURUT AGAMA:

Islam
Pernikahan dalam Islam adalah sesuatu hal yang sangat sakral dan apabila hubungan tidak dapat
dilanjutkan maka harus diselesaikan secara baik-baik hukum islam yang berlaku. Perceraian memang
tidak dilarang oleh peraturan dan Perundang undangan di Republik Indonesia, namun Allah SWT
membenci sebuah Perceraian. Islam membimbing umatnya agar tidak memecah-belah persaudaraan di
antara sesama muslim. Oleh sebab itu semestinya gugatan dalil-dalil oleh pengugat perceraian bilamana
yang tidak termasuk dosa besar dalam Islan dan tindakan Pidana di tolak oleh Hakim Pengadilan agama
serta diselesaiakn sendiri oleh pasangan suami istri tersebut. Permintaan cerai yang diminta oleh istri
kepada suaminya yaitu Khulu Pernikahan adalah salah satu sunnah Nabi Muhammad S.A.W. yang
akanlah kita mendapat pahala jika melakukannya.Perceraian sendiri adalah suatu hal yang halal untuk
dilakukan. Namun halnya, jikalau sepasang suami-istri melakukan perceraian, alkisah mengatakan
bahwa 'Arsy terguncang sebegitu dahsyatnya. Oleh karena hal tersebut, Allah membenci perceraian,
meski telah dikatakan bahwa hal ini adalah halal Perceraian memang tidak dilarang dalam agama Islam,
namun Allah membenci sebuah perceraian. Sebelum perceraian kita mengenal istilah talak. Menurut
Kompilasi Hukum Islam, dalam Pasal 117 menyatakan bahwa talak adalah ikrar suami dihadapan sidang
Pengadilan Agama yang menjadi salah, talak menurut hukum adalah ikrar suami yang diucapkan di
depan sidang pengadilan agama. Sedangkan apabila talak dilakukan atau diucapkan di luar pengadilan,
maka perceraian sah secara hukum agama saja, tetapi belum sah secara hukum negara karena belum
dilakukan di depan sidang pengadilan agama..Cerai gugat atau khulu yaitu melawan suami dan
hukumnya adalah haram, karena hak untuk memutuskan sakral suci pemilik akad ialah suami, apabila
terputus oleh suami maka sang istri ber-status haram atau murtad dan seorang suami dipaksa kafir,
padahal hatinya sang suami tetap tenang dalam beriman, ia tidak berdosa (QS. An-Nahl: 106)[29].
Namun bilamana pemilik akad menyatakan tidak maka gugatan pengugat ditolak oleh hakim ketua
pengadilan agama sebab gugatan yang tidak memiliki dasar[30]. Karena yang dimaksud fasakh adalah
pembatalan akad pernikahan, pengajuan pembatalan pernikahan diperbolehkan diajukan dalam waktu 6
(enam) bulan dari berlangsungnya akad pernikahan, jika lebih dari enam bulan masih hidup bersama
suami istri maka mengajukan pembatalan pernikahan tidak diperbolehkan lagi dianggap gugur atau
kedaluarsa. Pembatalan perkawinan, hal ini bukan dinamakan talak dengan tulisal lain thalaq karena
tidak memiliki hitungan quru seperti talak pada umumnya yang menyebabkan putusnya hubungan
suami istri. Namun fasakh ini terjadi karena sebab putusnya hakim di pengadilan agama Islam, bagian ini
terdiri dari alasan memutuskan (pertimbangan) yang biasanya dimulai dengan kata "menimbang" dan
dari dasar memutuskan maka apa yang diutarakan dalam bagian' duduk perkaranya' terdahulu yaitu
keterangan tergugat dan keterangan saksi-saksi berikut dalil-dalilnya, alat-alat bukti yang diajukan harus
di timbang semua secara seksama satu persatu, tidak boleh ada yang terlewatkan dari pertimbangan,
diterima atau ditolak[33].

Kristen/Katolik

Salah satu agama yang tidak memperbolehkan adanya perceraian oleh pasangan-pasangan di dalam
umatnya adalah Kristen Katolik Roma. Gereja Kristen Katolik Roma menanggapi masalah perceraian
sebagai berikut:Perceraian atau perpisahan tetap/selamanya dalam suatu ikatan perkawinan, memang
tidak diperbolehkan dalam ajaran Kristen, karena itu ada tertulis dalam Alkitab (Matius 19:9; Markus
10:9). Karena Injil merupakan dasar kehidupan umat Kristen, maka tidak ada alasan apapun untuk
mengadakan perceraian. Selain itu juga terdapat pengajaran lain di Alkitab mengenai hal ini, misalnya
pada 1 Korintus 7.

D.Contoh orang orang terkenal yang terkena kasus perceraian:

wokwowkwok*

E.Contoh Soal

1.Kenapa orang orang


dapat cerai?

A.Gabut

B.Tidak nyaman

C.Kurang Puas

D.Merasa Bosan

E.Merasa selama berpasangan antara suami/istri sangat tidak nyaman

JAWABAN: "E"

Anda mungkin juga menyukai