Anda di halaman 1dari 11

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

PUTUSAN
Nomor : 10/Pdt/G/2022/PN.Mnk.  

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG


MAHA ESA

Pengadilan Negeri Bangkalan yang mengadili perkara perdata dengan


gugatan Wanprestasi, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara
gugatan antara :
Nama : Bagus Pradana
TTL : Bangkalan, 10 Februari 1970
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Perumahan Telang Barat No. 301 RT. 008 RW. 005 Desa
Telang, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan

untuk selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai


PENGGUGAT;

Lawan:
Nama : Mohammad Syafi’i
TTL : Bangkalan, 08 Agustus 1993
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Perumahan Graha Kamal RT.003 RW. 004 Desa Telang,
Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan

Nama : Nuha Aprilia


TTL : Bangkalan, 12 April 1972
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Perumahan Graha Kamal RT.003 RW. 004 Desa Telang,
Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan

Selanjutnya disebut sebagai Tergugat;


Pengadilan Negeri tersebut;
Setelah membaca berkas perkara beserta surat-surat yang
bersangkutan; Setelah mendengar kedua belah pihak yang
berperkara ;
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id

TENTANG DUDUK PERKARA


Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatan tanggal 01 Februari 2021
yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bangkalan pada
tanggal 15 Juni 2022 dalam Register Nomor 10/Pdt/G/2022/PN.Bkl, telah mengajukan
gugatan sebagai berikut:
Dengan ini Penggugat mengajukan gugatannya terhadap Mohammad Syafi’I dan
Nuha Aprilia yang merupakan penjual tanah yang terletak di Kelurahan Telang,
Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan selaku Tergugat.
Adapun mengenai duduk perkara adalah sebagai berikut :
1. Bahwa Syafi’i menjual tanah kepada Bagus dan melakukan kesepakatan perjanjian jual
beli pada tanggal 28 Oktober 2020 dengan tujuan untuk melunasi hutang alm. Arifin
selaku ayah dari tergugat tanah tersebut seluas 400 meter persegi.
2. Bahwa kesepakatan jual beli antara Syafi’i dan Bagus telah dituangkan dalam akta jual
beli pada tanggal 1 November 2020 yang disaksikan oleh Ahmad Mahfud dan Aulia Dwi
Rahma di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT).
3. Bahwa salah satu klausa dari perjanjian yang tertuang dalam akta jual beli tersebut
berbunyi “Tanah yang menjadi obyek perjanjian ini harus dikosongkan dari segala
macam hal, baik bangunan maupun hal lain yang dapat mengganggu proses
penggarapan tanah oleh pembeli tanah”.
4. Bahwa pada tanggal 12 Januari 2021 Bagus berniat untuk menjadikan tanah tersebut
sebagai lahan pertanian dan memerintahkan seseorang bernama Hasan Sujati untuk
menggarap tanah yang dimiliki oleh Bagus, tetapi saat akan melakukan proses
penggarapan tanah, Hasan Sujati menemukan adanya bangunan semi permanen di atas
tanah tersebut sehingga menghambat proses penggarapan tanah.
5. Bahwa setelah mendapat laporan dari Hasan Sujati mengenai adanya bangunan semi
permanen, Bagus mencari keberadaan Syafi’i dan Nuha untuk menanyakan perihal
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id

mengenai bangunan semi permanen yang berdiri di atas tanah yang sudah menjadi
miliknya karena tidak sesuai dengan isi salah satu klausa perjanjian jual beli, namun
Syafi’i dan Nuha enggan menemui Bagus
6. Bahwa untuk mencari informasi lebih lanjut, Bagus menemui para pemilik tanah yang
berbatasan langsung dengan tanah miliknya dan bertemu dengan Romli Muhammad yang
merupakan pengusaha palawija serta pemilik tanah yang berbatasan langsung dengan
tanah milik Bagus
7. Bahwa berdasarkan informasi yang telah diberikan oleh Muhammad Romli mengenai
bangunan semi permanen yang terdapat di atas tanah tersebut, bangunan itu sudah ada
sejak 2 tahun yang lalu
8. Bahwa pada tanggal 15 Januari 2021, Bagus pergi ke kelurahan setempat untuk
dipertemukan dengan Syafi’i dan Nuha supaya bisa melakukan negosiasi dan
membicarakan baik-baik mengenai permasalahan adanya bangunan semi permanen di
atas tanah yang sudah dibeli tersebut
9. Bahwa syafi’i dan Nuha tidak memenuhi panggilan yang dilakukan oleh pihak kelurahan
dan tetap tidak ingin menemui Bagus walaupun Bagus sudah berusaha mendatangi
rumahnya tetapi justru adiknya yang bnernama waroka yang menemuinya.
10. Bahwa melihat adanya itikad tidak baik dari pihak syafi’i dan nuha, Bagus memutuskan
untuk menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

DALAM PROPOSISI:
Bahwa alasan-alasan yang dikemukakan oleh Tergugat ternyata atas pembelaan diri
yang mana telah dipaparkan dalam bukti P-01 dalam hal ini pihak Tergugat sudah sah
mengalihkan tanah tersebut kepada Penggugat . Bahwa berdasarkan bukti P-02 pihak
Tergugat tidak memiliki itikad baik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yang sudah
tertuang dalam salah satu klausa surat perjanjian yang telah disepakatai oleh kedua belah
pihak. Bahwa berdasarkan bukti P-03 alasan Tergugat untuk tidak mengosongkan tanah
tersebut dari bangunan yang ada di atasnya tidak dapat diterima karena tidak ada itikad yang
menunjukkan bahwa Tergugat akan mengosongkan tanah tersebut. Oleh karena itu alasan-
alasan yang disertai bukti dari Tergugat itu haruslah ditolak;
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id

Oleh sebab itu untuk menjamin dapat dilaksanakannya putusan pengadilan


terhadap perkara ini nantinya, maka beralasanlah menurut hukum jika Penggugat
menuntut agar Majelis Hakim memenuhi keinginan Penggugat dalam memutuskan
perkara kepada Tergugat untuk mengosongkan tanah yang terletak di Kelurahan Telang,
Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan dan Penggugat memohon kepada Bapak Ketua
Pengadilan Negeri Bangkalan untuk memberikan keputusan mengenai pengganti kerugian
yang telah dialami oleh pihak Penggugat.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka dengan ini Penggugat
memohon kepada Bapak Ketua Pengadilan Negeri Bangkalan untuk memeriksa perkara
ini, dan kemudian berkenan kiranya untuk memberikan putusan sebagai berikut:

PRIMAIR

1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;


2. Menyampaikan kepada Tergugat untuk segera mengosongkan tanah yang sesuai dalam
perjanjian ; 
3. Menghukum Tergugat sesuai dengan sanksi pidana yang tertera pada pasal 158 Undang-
undang No. 3 Tahun 2020;
4. Mewajibkan Tergugat untuk memberikan kompensasi kepada Penggugat sesuai dengan pasal
1365 KUHPerdata
5. Menghukum Tergugat untuk membayar semua biaya perkara ini

SUBSIDAIR
Atau majelis hakim yang memeriksa perkara ini dapat memberikan putusan yang lain
yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).;
Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, para pihak masing-
masing menghadap Kuasanya tersebut;
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id

Menimbang, bahwa selanjutnya segala sesuatu yang termuat dalam berita acara
persidangan perkara ini, untuk menyingkat putusan ini dianggap telah termuat dan
menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan putusan ini;

TENTANG PERTIMBANGAN HAKIM


Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat yang
pada pokoknya sebagaimana tersebut di atas;
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan yang diajukan oleh Para
Penggugat adalah gugatan Perwakilan Kelompok (class action) yang mana
dalm hal ini diwakilkan oleh Rendy Setyo selaku Ketua Majelis Rakyat
Papua Barat/MRPB, maka sebelum pemeriksaan perkara dilanjutkan,
Majelis Hakim wajib mempertimbangkan terlebih dahulu apakah gugatan
Perwakilan Kelompok (class action) yang diajukan Para Penggugat telah
memenuhi persyaratan sesuai Peraturan Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Gugatan Perwakilan Kelompok
(Vide Pasal 5);
Menimbang, bahwa sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2002 tentang Acara Gugatan Perwakilan
Kelompok, Gugatan Perwakilan Kelompok adalah suatu tata cara pengajuan
gugatan, dalam mana satu orang atau lebih yang mewakili kelompok
mengajukan gugatan untuk diri sendiri dan sekaligus mewakili sekelompok
orang yang jumlahnya banyak, yang memiliki kesamaan fakta atau dasar
hukum antara wakil kelompok dan anggota kelompok dimaksud;
Menimbang, bahwa tata cara persyaratan Gugatan Perwakilan
Kelompok diatur dalam Pasal 2 dan Pasal 3 Peraturan Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2002 tentang Acara Gugatan Perwakilan
Kelompok;
Menimbang, bahwa dalam Pasal 2 Peraturan Mahkamah Agung
Republik Indonesia No.1 tahun 2002 dinyatakan Gugatan dapat diajukan
dengan mempergunakan tata cara Gugatan Perwakilan Kelompok apabila :
a. Jumlah anggota kelompok sedemikian banyak sehingga tidaklah efektif dan
efisien apabila gugatan dilakukan secara sendiri-sendiri atau secara bersamasama
dalam satu gugatan.
b. Terdapat kesamaan fakta atau peristiwa dan kesamaan dasar hukum yang
digunakan yang bersifat substansial, serta terdapat kesamaan jenis tuntutan
diantara wakil kelompok dengan anggota kelompoknya
c. Wakil kelompok memiliki kejujuran dan kesungguhan untuk
melindungi
kepentingan anggota kelompok yang diwakilinya.
d. Hakim dapat menganjurkan kepada wakil kelompok untuk
melakukan penggantian pengacara, jika pengacara melakukan
tindakan-tindakan yang bertentangan dengan kewajiban
membela dan melindungi kepentingan anggota kelompoknya.
Menimbang, bahwa Pasal 3 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2002, mengatur bahwa selain harus
memenuhi persyaratan formal surat gugatan sebagimana diatur dalam
Hukum Acara Perdata yang berlaku, Surat Gugatan perwakilan kelompok
harus memuat:
a. Identitas lengkap dan jelas wakil kelompok;
b. Definisi kelompok secara rinci dan spesifik, walaupun tanpa  menyebutkan nama
anggota kelompok satu persatu;
c. Keterangan tentang anggota kelompok yang diperlukan dalam kaitan dengan
kewajiban melakukan pemberitahuan;
d. Posita dari seluruh kelompok baik wakil kelompok maupun anggota
kelompok, yang teridentifikasi maupun tidak teridentifikasi yang
dikemukakan secara jelas dan terinci;
e. Dalam suatu gugatan perwakilan, dapat dikelompokkan beberapa
bagian kelompok atau sub kelompok, jika tuntutan tidak sama karena
sifat dan kerugian yang berbeda;
f. Tuntutan atau petitum tentang ganti rugi harus dikemukakan secara
jelas dan rinci memuat usulan tentang mekanisme atau tata cara
pendistribusian ganti kerugian kepada keseluruhan anggota kelompok
termasuk usulan tentang pembentukan tim atau panel yang membantu
memperlancar pendistribusian ganti kerugian;
Menimbang, bahwa syarat gugatan untuk Class Action diatas adalah
sifatnya limitatif artinya harus semua terpenuhi syarat diatas;
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim membaca dan
mempelajari secara seksama Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun
2002 dan Gugatan Para Penggugat Majelis Hakim mempertimbangkan
sebagai berikut :
Menimbang, bahwa dalam ketentuan umum Pasat 1 huruf a Peraturan
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2002 memberikan
pengertian gugatan perwakilan kelompok adalah suatu tata cara pengajuan
gugatan, dalam mana satu orang atau lebih yang mewakili kelompok
mengajukan gugatan untuk diri atau diri-diri sendiri dan sekaligus mewakili
sekelompok orang yang jumlahnya banyak,yang memiliki kesamaan
fakta,atau dasar hukum antara wakil kelompok dengan anggota kelompok
Menimbang,  bahwa  dari  pengertian  Gugatan  Perwakilan  Kelompok
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu gugatan dapat ditempuh dengan
menggunakan prosedur Gugatan Perwakilan Kelompok apabila pihak yang
mengalami kerugian atau penderitaan sedemikian banyak atau terdiri dari
sekelompok orang yang mempunyai kesamaan fakta dan dasar hukum
sehingga tidaklah efektif dan efisien apabila mengajukan gugatan secara
sendiri atau secara bersama-sama dalam satu gugatan, maka seseorang atau
beberapa orang dari kelompok tersebut dapat mengajukan gugatan dimana ia
selain untuk diri sendiri sekaligus mewakili kelompok tersebut;
Menimbang, bahwa dengan didasarkan Pasal 2 Peraturan Mahkamah
Agung Republik lndonesia Nomor 1 tahun 2002 suatu gugatan Perwakilan
kelompok harus memenuhi keriteria sebagai berikut:
1. Adanya kelompok yang terdiri dari 2 komponen yakni :
a. Perwakilan kelompok, dimana wakil kelompok mengajukan gugatan 
untuk dan atas namanya sendiri sekaligus untuk dan atas nama anggota
kelompok.
b. Anggota kelompok, dimana jumlah anggota kelompok sedemikian
banyak jumlahnya,dan berdasarkan Pasal 3 Peraturan Mahkamah
Agung Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2002 kelompok tersebut
harus dapat didefisikan atau dideskripsikan secara jelas, dan spesifik
2. Antara Wakil kelompok dengan anggota kelompok mengalami
Permasalahan yang sama meliputi :
a. kesamaan fakta atau dasar hukum
b. Kesamaan jenis tuntutan.

Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan tentang a.


Perwakilan kelompok, dimana wakil kelompok mengajukan gugatan untuk
dan atas namanya sendiri sekaligus untuk dan atas nama anggota kelompok,
dan b. anggota kelompok, dimana jumlah anggota kelompok sedemikian
banyak jumlahnya dan berdasarkan Pasal 3 Peraturan Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2002 kelompok tersebut harus dapat
didefisinikan atau dideskripsikan secara jelas, dan spesifik;
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim meneliti dan membaca
surat gugatan Para Penggugat Majelis Hakim berpendapat, surat gugatan
tersebut dalam posita gugatannya dijelaskan secara spesifik dan
komprehensif terkait kesamaan permasalahan fakta yang dialami antara
perwakilan kelompok dan anggota kelompok, hal ini dapat dilihat pada
keseluruhan posita yang mendalilkan adanya illegal mining atau
penambangan ilegal yang dilakukan Tergugat terhadap masyarakat
Kampung Wasirawi, Kabupaten Manokwari, Kecamatan Masni, Papua Barat
sebagai keresahan penduduk atas illegal mining dan mulai merasakan
kekhawatiran intensitas terhadap penurunan tanah dan erosi di Pegunungan
Arfak sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya longsor di kawasan
Kampung Wasirawi yang dekat dengan pemukiman penduduk.
Oleh karena masyarakat Kampung Wasirawi, Kabupaten Manokwari,
Kecamatan Masni, Papua Barat didalilkan memiliki kerugian tersebut;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim juga menemukan dalam posita
gugatan Penggugat yang menyebutkan secara jelas dan spesifik bahwa
terhadap keresahan penduduk Kampung Wasirawi, Kabupaten Manokwari,
Kecamatan Masni, Papua Barat yang melaporkan terkait keresahannya
tersebut kepada Ketua Majelis Rakyat Papua Barat/MRPB mendeskripsikan
kronologi secara detail dan tersusun secara sistematis atas kerugian yang
dialami para penduduk sehingga berdasarkan hal tersebut, surat gugatan
Penggugat memenuhi apa yang dipersyarakat dalam Pasal 2 huruf b dan
Pasal 3 ayat (1) huruf b, c, dan d Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1
Tahun 2002 Tentang Gugatan Perwakilan Kelompok;
Menimbang, bahwa setelah diteliti ternyata gugatan Para Penggugat
dalam Tuntutan atau petitum tentang kompensasi yang diwajibkan kepada
Tergugat, dan juga memuat usulan tentang mekanisme atau tata cara
pendistribusian kompensasi kepada Penggugat selaku wakil kelompok
gugatan Class Action yakni sebagai Ketua Majelis Rakyat Papua
Barat/MRPB, yang mana dalam hal ini nantinya kompensasi tersebut akan
dibagikan sama rata oleh Ketua Majelis Rakyat Papua Barat/MRPB kepada
penduduk Kampung Wasirawi sebagaimana ditentukan dalam Pasal 3 ayat
(1) huruf f Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2002 Tentang
Gugatan Perwakilan Kelompok, padahal hal tersebut harus dimuat dalam
tuntutan atau petitum tentang ganti rugi/kompensasi;
Menimbang, bahwa berdasarkan seluruh pertimbangan hukum di
atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa gugatan Para Penggugat memenuhi
persyaratan sebagai gugatan Perwakilan Kelompok (class action),
sebagaimana yang di persyaratan dalam Peraturan Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2002, khususnya Pasal 2 huruf b dan
Pasal 3 ayat (1) huruf b, c, d, dan f, oleh karenanya gugatan Para Penggugat
harus dinyatakan sah sebagai Gugatan Perwakilan Kelompok;
Menimbang, bahwa akibat penambangan secara ilegal di kawasan
Pegunungan Arfak, Kampung Wasirawi, Kabupaten Manokwari, Kecamatan
Masni, Papua Barat dengan adanya unsur kesengajaan Tergugat. Yang mana
melanggar ketentuan pasal 32 Jo Pasal 35 dengan sanksi pidana yang tertera
pada pasal 158 Undang-undang No. 3 Tahun 2020.
Menimbang, bahwa Penggugat menuntut agar Majelis Hakim
memenuhi Penggugat dalam memutuskan perkara kepada Tergugat untuk
menghentikan aksinya tersebut dalam melakukan penambangan ilegal di
kawasan Pegunungan Arfak, Kampung Wasirawi, Kabupaten Manokwari,
Kecamatan Masni, Papua Barat sesuai dengan pasal 193 Ayat (1) KUHAP
“Jika pengadilan berpendapat bahwa terdakwa bersalah melakukan tindak
pidana yang didakwakan kepadanya, maka pengadilan menjatuhkan pidana.”
Menimbang, bahwa karena gugatan perwakilan kelompok yang
diajukan para Penggugat telah dinyatakan tidak sah, maka segala biaya
perkara yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada para Penggugat,
yang besarnya akan ditentukan dalam amar putusan;
Memperhatikan Pasal 2, 3, dan 5 Peraturan Mahkamah Agung
Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Gugatan Perwakilan Kelompok dan
peraturan-peraturan lain yang bersangkutan;

MENGADILI:

1. Menyatakan Gugatan Penggugat sah dan memenuhi persyaratan Gugatan


Perwakilan Kelompok (Class Action);
2. Menerima gugatan penggugat untuk seluruhnya;
3. Memerintahkan pemeriksaan perkara a quo dihentikan; 
4. Menyatakan tergugat telah melakukan perbuatan illegal mining atau
penambangan ilegal;
5. Mengabulkan gugatan yang diajukan oleh pihak Penggugat mengenai
Menerbitkan Surat Larangan Beroperasi kepada Tergugat untuk menghentikan
aksi Illegal Mining atau penambangan ilegal PT YEPMUM BALNON dalam
mengelola penambangan emas di Pegunungan Arfak, Kampung Wasirawi,
Kecamatan Masni, Kabupaten Manokwari, Papua Barat;
6. Menghukum Tergugat untuk memberikan kompensasi kepada Penggugat
selaku wakil kelompok gugatan Class Action yakni sebagai Ketua Majelis
Rakyat Papua Barat/MRPB, yang mana dalam hal ini nantinya kompensasi
tersebut akan dibagikan sama rata oleh Ketua Majelis Rakyat Papua
Barat/MRPB kepada penduduk Kampung Wasirawi;
7. Menghukum tergugat untuk membayar biaya perkara Selanjutnya saya
serahkan kepada hakim ketua.

Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim


Pengadilan Negeri Manokwari pada hari pada Rabu, tanggal 20 juli 2022
pukul 13.00 WIB oleh  kami, Mohammad Bakir,S.H.,M.H. sebagai Hakim
Ketua, Fatlullahu Mubarok,S.H.,M.H. dan Mohammad Imam
Alfarisi,S.H.,M.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut
dibacakan pada hari Rabu, tanggal 20 Juli 2022 pukul 13.00 WIB dalam
persidangan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua dengan didampingi
oleh para Hakim Anggota tersebut, serta dibantu oleh Rohma
Safitri,S.H.,M.H. selaku Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri
Manokwari dan dihadiri oleh Aburizal Bakriy, S.H.,M.H. selaku Kuasa
Hukum Penggugat dan Haris Mawardi, S.H.,M.H selaku Kuasa Hukum
Tergugat 

Hakim-hakim Anggota: Hakim Ketua,

Fatlullahu Mubarok,S.H.,M.H. Mohammad Bakir,S.H.,M.H.

Mohammad Imam Alfarisi,S.H.,M.H.

Panitera Pengganti

Rohma Safitri,S.H.,M.H.

Anda mungkin juga menyukai