Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN OBSERVASI PEKEMBANGAN PESERTA DIDIK

SMP NEGERI 01 COLOMADU

Dosen Pengampu : Dr. Siti Sutarmi Fadillah, M.Pd.

Disusun oleh Kelompok I :

Angga Puspita Sari K4413003

Eka Assyatun Nafisah K4413021

Ervina Sarah Matondang K4413025

Esti Wulandari K4413026

Galuh Joko Nugroho K4413033

PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2014

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulisan

laporan observasi ini dapat berlangsung dengan lancar. Penulis menyelesaikan

laporan observasi ini dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah

Perkembangan Peserta Didik/ semoga laporan ini memenuhi syarat seperti yang

diharapkan.

Dalam hal ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku ketua jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial (P-IPS) yang telah memberikn izin kepada penulis

untuk melaksanakan observasi.

2. Ibu Dr. Siti Sutarmi Fadillah, M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah

Perkembangan Peserta Didik yang telah memeberikan bimbingan kepada

penulis untuk melakukan observasi.

3. Bapak Udin Sadono, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 01 Colomadu

yang telah memberikan izin pelaksanaan observasi bagi penulis.

4. Ibu Tatik Sri Mulyati, S.Pd., selaku guru Bimbingan Konseling di SMP

Negeri 01 Colomadu telah berpartisipasi dalam pelaksanan observasi.

5. Para siswa-siswi SMP Negeri 01 Colomadu berpartisipasi dalam

pelaksanan observasi.

2
6. Dan lain-lain

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam

penulisan laporan ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang membangun untuk menyempurnakan laporan observasi ini di masa mendatang.

Surakarta, April 2014

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………1

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………4

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………5

B. Rumusan Masalah.……………………………………………………..6

C. Tujuan Observasi………………………………………………………6

BAB II : PEMBAHASAN

A. Karakteristik perkembangan fisik…………………………………...8

B. Karakteristik perkembangan intelektual (kognitif)………………..10

C. Karakteristik perkembangan emosi………………………………...11

D. Karakteristik perkembangan sosial…………………………………12

E. Karakteristik perkembangan moral………………………………...13

F. Karakteristik perkembangan kepribadian…………………………14

G. Upaya guru dalam membentuk karakter siswa di SMP Negeri 01

Colomadu……………………………………………………………..15

H. Faktor mempengaruhi perkembangan karakter peserta didik…...17

BAB III: PENUTUP……………………………………………………………….19

LAMPIRAN………………………………………………………………………..20

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya anak-anak di Indonesia diwajibkan menjalani pendidikan

formal wajib selama 9 tahun, dengan jenjang sekolah dasar selama 6 tahun dan

jenjang sekolah menengah pertama selama 3 tahun. Namun sebelum memasuki

tingkat SD dan SMP diawali dengan pendidikan tingkat TK dan bahkan sekarang

ini telah bermunculan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kemudian setelah

menyelesaikan pendidikan tingkat SMP masih ada jenjang SMA dan Perguruan

tinggi.

Tentunya terdapat bermacam-macam karakter anak atau peserta didik yang

bisa dikelompokkan berdasarkan tingkatan pendidikan tersebut.Antara anak TK

dengan anak SD pasti mempunyai karakter dan tingkat kecerdasan yang berbeda-

beda, begitu pula dengan anak SMP, SMA, maupun Perguruan tinggi.

Sebagai mahasiswa FKIP yang diharapkan akan menjadi guru atau pendidik

yang berkarakter kuat dan cerdas, dituntut untuk memahami berbagai karakter

peserta didik yang bermacam-macam tersebut. Oleh karena itu, untuk

mengetahui dan memahami karakter peserta didik di berbagai tingkatan

pendidikan kami melakukan observasi, salah satunya di SMP Negeri 01

Colomadu..

5
B. Rumusan Masalah

Dari pelaksanaan observasi ini penulis menyimpulkan masalah ke dalam

beberapa pertanyaan pokok yaitu:

1. Bagaimana karakteristik perkembangan fisik, intelektual (kognitif), emosi,

sosial, moral kepribadian peserta didik, pada jenjang SMP pada umumnya

dan pada SMP Negeri 01 Colomadu pada khususnya?

2. Bagaimana upaya guru dalam membentuk karakter siswa di SMP Negeri

01 Colomadu ?

3. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan karakter peserta

didik?

C. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan observasi perkembangan peserta didik di tingkat SMP

( sekolah Menengah Pertama) yaitu:

1. Mengetahui karakteristik peserta didik pada jenjang SMP pada umumnya

dan pada SMP Negeri 01 Colomadu pada khususnya.

2. Mengetahui perkembangan fisik, intelektual (kognitif), emosi, sosial,

moral kepribadian peserta didik di SMP Negeri 01 Colomadu..

3. Mengetahui upaya guru dalam membentuk karakter siswa di SMP

Negeri 01 Colomadu.

4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan karakter

peserta didik.

6
BAB II

PEMBAHASAN

SMP Negeri 01 Colomadu merupakan salah satu SMP Negeri di Colomadu

yang beralamat di desa Gawanan, Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah. Dengan

kode pos 57175 dan nomor telepon (0271) 781894.

SMP Negeri 01 Colomadu memiliki visi yaitu unggul dalam mutu, teruji dalam

prestasi sedangkan misinya yaitu:

1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

serta menumbuhkan penghayatan terhadap budaya Indonesia khusunya

budaya Jawa.

2. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga mampu

berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilki siswa.

3. Menciptakan situasi yang kondusif untuk mendukung pengalaman dan

potensi siswa.

4. Meningkatkan optimalisasi dan profesionalisme guru dan karyawan serta

managemen yang administratif.

5. Menciptakan iklim yang sejuk dan nyaman bagi siswa dan seluruh warga

sekolah sebagai tempat menuntut ilmu, mencari nafkah beribadah, menjadi

wadah silahturahmi.

7
6. Menumbuhkan kepercayaan masyarakat, bahwa SMP Negeri 01 Colomadu

mampu memberi kontribusi yang maksimal terhadap pendidikan bagi

masyarakat.

Pada hari Senin tanggal 24 Maret 2014, kami melakukan observasi di SMP ini.

Setelah melakukan observasi kami memperoleh berbagai hasil diantaranya yaitu

karakteristik perkembangan fisik, intelektual (kognitif), emosi, sosial, moral

kepribadian peserta didik peserta didik di SMP Negeri 01 Colomadu. Kemudian cara

guru dalam membentuk karakter siswa di SMP Negeri 01 Colomadu dan faktor-

faktor yang mempengaruhi perkembangan karakter peserta didik.

Berikut ini adalah penjelasan hasil dari observasi yang telah kami lakukan;

A. Karakteristik perkembangan fisik.

Masa Sekolah Menegah Pertama (SMP) merupakan masa anak berusia

diantara 13-15 tahun. Pada masa ini terjadi suatu pertumbuhan fisik yang sangat

cepat. Hal tersebut terlihat dari perkembangan ukuran tubuh yaitu tinggi badan.

Selain itu juga pertumbuhan pada peserta didik laki-laki dan perempuan dapat

digolongankan dengan ciri-ciri primer dan sekunder.

Bagi perempuan pertumbuhan tinggi badan sebelum haid rata-rata 5 inchi

pertahun namun setelah haid menurun 1 inchi pertahun dan berhenti pada usia 18

tahun. Perempuan yang telah mengalami masa haid terjadi pertambahan berat

badan. Sedangkan bagi laki-laki usia pertumbuhan meningkat pesat dimulai pada

saat umur 13 tahun, mencapai puncaknya pada usia 14 tahun dan melambat pada

8
usia 15 tahun. Jadi tidak mengherankan jika anak laki-laki yang mulanya duduk di

kelas I SMP masih terlihat pendek, namun pada masa kelas II dan III SMP anak

laki-laki mulai tumbuh dengan tinggi secara cepat.

Ciri-ciri primer yang terdapat pada laki-laki yaitu ditandai dengan

membesarnya organ reproduksi luar yang diawali dengan mimpi basah. Sedangkan

pada wanita ciri-ciri sekunder tersebut adalah ditandai dengan membesarnya

ukuran perut yang berada tepat pada atas kemaluan karena membesarnya organ

reproduksi bagian dalam dan ditandai dengan menstruasi pertama.

Ciri-ciri primer juga terdapat pada laki-laki yaitu :

1. Timbulnya rambut pada bagian-bagian tertentu (ketiak, alat kelamin,

wajah).

2. Kulit kasar, tidak jernih dan berpori-pori besar.

3. Pinggul kecil dan sempit.

4. Dada menjadi bidang.

5. Suara menjadi serak dan menggema.

6. Otot bertambah besar dan kuat sehingga memberi bentuk bagi lengan,

tungkai kaki dan bahu.

7. Kelenjar lemak memproduksi minyak dalam kulit semakin membesar dan

menjadi aktif sehingga banyak muncul jerawat.

Ciri-ciri primer juga terdapat pada perempuan yaitu :

1. Timbulnya rambut pada bagian-bagian tertentu (ketiak, alat kelamin,

wajah).

9
2. Kulit menjadi lebih halus, jernih dan berpori-pori besar.

3. Pinggul menjadi lebar dan bulat.

4. Dada mulai membesar.

5. Suara lebih penuh dan merdu.

6. Otot bertambah besar dan kuat sehingga memberi bentuk bagi lengan,

tungkai kaki dan bahu.

7. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan

kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar lemak di ketiak

mengeluarkan banyak keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama

masa haid.

B. Karakteristik perkembangan intelektual (kognitif).

Intelektual merupakan suatu kecerdasan yang dimilki seorang individu yang

dapat dikembangkan melalui proses belajar. Intelektual yang dimiliki oleh seorang

anak akan cenderung terlihat dari tingkah lakunya sehari-hari. Semakin tinggi

tingkat intelektualitasnya maka tingkah laku yang dihasilkannya pun sangat

berkualitas.

Di SMP Negeri 01 Colomadu lebih cenderung banyak anak yang lebih

berprestasi dibidang non-akademik dibandingkan dengan bidang akademik namun

indeks prestasi dibidang akademikpun mengalami banyak peningkatan. Rata-rata

siswa banyak yang lulus 100%.

10
Dari bidang non-akademik biasanya lebih cenderung ke bidang olahraga. Dan

kebanyakan anak yang berprestasi di bidang non-akademik tersebut tidak

mempunyai prestasi dibidang akademik sehingga ada beberapa guru yang

cenderung mempertahankan siswa tersebut agar tetap mendapat nilai yang baik.

Di bidang akademik anak sangat keberatan dengan di berlakukannya sistem

KKN (Kriteria Ketuntasan Nilai). Sehingga banyak anak yang mengeluh karena

kapasitas kecerdasannya tidak bisa melampaui KKN. Hal itu menjadi masalah

besar bagi semua guru karena anak tidak semuanya mempunyai tingkat kecerdasan

yang sama dan di atas rata-rata.

C. Karakteristik perkembangan emosi.

Emosi memiliki peran penting terhadap perkembangan anak. Anak memiliki

kebutuhan emosional yang harus dipenuhi yaitu antara lain dicintai, dihargai,

merasa aman, merasa kompeten dan mengoptimalkan kompetensi. Hal ini tak

terkecuali dengan siswa-siswi SMP Negeri 01 Colomadu. Apabila kebutuhan

emosional terpenuhi maka terdapat emosi yang sehat dan stabil. Sehingga siswa-

siswi dapat menikmati dan menembangkan kehidupan sosialnya secara sehat

begitu pula sebaliknya jika kebutuhan emosional tidak terpenuhi maka kehidupan

sosialnya tidak berjalan secara sehat dan stabil.

Emosi siswa-siswi di SMP Negeri 01 Colomadu cenderung bersikap

pemurung diisebabkan perubahan biologis dalam hubungannya dengan

kematangan seksual dan sebagian lagi mereka kebingungan menghadapi orang

11
dewasa. Adakalanya juga bersifat kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal

rasa percaya diri atau bisa disebut dengan gengsi. Siswa-siswi SMP Negeri 01

Colomadu sering mengalami ketidakstabilan emosi karena measa kelelahan,

merasa bekerja terlalu keras, makan tidak tepat atau bahkan tidur yang tidak

cukup. Selalu bersikap cenderung membenarkan pendapatnya sendiri. Dan bahkan

sering terpancing oleh omongan teman-temannya.

D. Karakteristik perkembangan sosial.

Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan peserta didik SMP Negeri 01

Colomadu mulai memperhatikan beberapa nilai dan norma pergaulan yang

berbeda dengan norma yang berlaku pada keluarganya. Pergaulan tersebut banyak

diwujudkan dalam bentuk kelompok, baik kelompok kecil maupun kelompok

besar. Pengelompokan tersebut tergantung dengan pertimbangan seperti moral,

minat, ekonomi, dan kesamaan bakat dengan kemampuan. Dengan adanya sikap

yang saling berkelompok tersebut terkadang banyak memberikan dampak yang

tidak baik bagi anak SMP Negeri 01 Colomadu yang mana banyak anak yang

merasa tersingkirkan dan merasa terasingkan. Sehingga anak banyak mengalami

gangguan psikologis yang dapat menghambat proses pembelajaran dan pengajaran

di sekolah. selain itu juga pengelompokan teman yang salah akan membawa

dampak yang buruk dengan anggota anak yang lainnya.

12
E. Karakteristik perkembangan moral.

Perkembangan moral yang terdapat dalan siswa-siswi SMP Negeri 01

Colomadu belum menunjukkan adanya kestabilan moral yang terdapat pada siswa-

siswinya. Anak yang berumur 13-15 tahun merupakan anak yang mempunyai

sikap yang labil sehingga tidak tetap dalam perubahan kehidupannya. anak pada

usia ini selalu mencari tempat yang menurutnya nyaman dan apabila telah

mengalami kebosanan ia akan pindah mencari yang lebih nyaman lagi.

Pada anak kelas I SMP Negeri 01 Colomadu merupakan anak yang masih

terlihat polos, manja dan masih penurut karena masih dalam masa peralihan dari

anak SD ke tingkat SMP dan juga masih merasa bahwa mereka masih dalam kasta

yang bawah. Oleh sebab itu pada anak kelas I sering terjadi suatu penyimpangan

moral.

Sedangkan anak kelas II SMP Negeri 01 Colomadu sering sekali melakukan

penyimpangan moral hal ini karena ia sudah merasa berkuasa karena telah

memiliki adik kelas. Kelas II sering sekali menindas anak kelas I dengan cara

mengompas, mengejek, berkelahi, mengancam dan lain-lain. Masa-masa kelas II

SMP merupakan masa anak yang paling banyak melakukan masalah di

bandingkan dengan yang lainnya. Sedangkan untuk siswa-siswi kelas III sudah

mempunyai sifat yang baik karena mereka lebih memikirkan kelulusannya agar

bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

13
F. Karakteristik perkembangan kepribadian.

Kepribadaian adalah keseluruhan pola tingkah laku, sifat, kebisaan,

kecakapan, bentuk tubuh, seta unsur-unsur psiko-fisik lainnya. Setiap anak

mempunyai perbedaan kepribadian. Pada masa SMP anak cenderung tidak mau

diatur. Anak ini ingin bebas melakukan sesuata sesuai dengan yang

dikehendakinya.

Yang membentuk kepribadian seorang anak yaitu ada 3 faktor yang meliputi :

1. Faktor Biologis

Yang berhubungan dengan keadaan jasmaniyang meliputikeadaan

pencernaan, pernapasan, peredaran darah, kelenjar urat syaraf dan lain-

lain.

2. Faktor Sosial

Yaitu masyarakat sekitar baik individu, adat-istiadat, peraturan-

peraturan, bahasa dan lainnya.

3. Faktor Kebudayaan

Kebudayaan tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat dan

tentunya kebudayaan tiap daerah berbeda-beda. Maka dari itu masing-

masing anak mempunyai kepribadian yang berbeda sesuai dengan tempat

dimana anak dibesarkan.

Dari faktor-faktor di ataslah yang menyebabkan siswa-siswi SMP Negeri 01

Colomadu mempunyai banyak perbedaan kepribadiaan. Ada anak yang sangat

nakal yang dikarenakan kurangnya kasih sayang dari orang tua dan merupakan

14
keluarga yang broken home. Kemudian ada anak yang mempunyai kepribadian

menyimpang seperti sering berkelahi karena dia berasal dari tempat tinggal yang

daerahnya merupakan tempat berkumpulnya orang-orang preman dan lain-lain.

Ada juga anak yang mempunyai kepribadian yang baik hal itu di sebabkan ia

dibesarkan di lingkungan yang baik, penuh dengan rasa cinta dan kasih sayang,

mempunyai teman yang baik (tidak salah memilih teman) dan lain-lain.

G. Upaya guru dalam membentuk karakter siswa di SMP Negeri 01 Colomadu.

Peserta didik di SMP tersebut diharapkan mempunyai karakter yang kuat.

Karakter kuat yang dimaksud di sini adalah karakter yang mencerminkan

bagaimana tingkah laku para siswanya dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana

sikap sopan-santunnya, bagaimana cara sisiwa untuk menyelesaikan suatu

permasalahan, dan sebagainya. Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan,

dapat kami simpulkan bahwa sebenarnya siswa-siswa di SMP Negeri 01

Colomadu dapat dikatakan sudah mempunyai karakter yang baik. Karakter siswa

yang terbentuk di SMP Negeri 01 ini tercipta karena berbagai upaya yang telah

dilakukan semua pihak sekolah, mulai dari guru, petugas sekolah, dan juga kerja

sama dari siswa sendiri. Upaya itu dilakukan melalui penanaman sikap yang

gencar dilakukan oleh para guru, di antaranya :

1. Setiap pagi sebelum masuk sekolah para guru telah bersiap-siap berdiri di

depan gerbang sekolah untuk menyambut kedatangan siswa maupun

15
guru. Hal ini mencerminkan bahwa guru berusaha menciptakan

kerukunan dan kebersamaan di antara warga sekolah.

2. Pembiasaan dalam membuang sampah pada tempatnya. Hal ini didukung

dengan disediakannya dua jenis tempat sampah yang berbeda, yaitu

sampah organik dan anorganik. Dalam hal ini diterapkan prinsip

kedisiplinan dan kebersihan.

3. Pembiasaan ketepatan dalam jadwal masuk kelas maupun keluar kelas.

Saat dilakukan pengamatan, kami dapati bahwa sebagian besar siswa

langsung masuk kelas begitu bel masuk dibunyikan, demikian juga saat

bel istirahat dibunyikan, semua siswa langsung berhamburan keluar dan

mencuci tangan sebelum menuju kantin untuk makan. Selain kedisiplinan

ternyata juga diterapkan aspek kesehatan.

4. Pada saat jam kosong, siswa boleh keluar tapi hanya ke perpustakaan.

Saat di perpustakaan siswa juga harus didampingi oleh guru pengawas

atau guru mata pelajaran. Upaya ini dilakukan agar siswa benar-benar

menggunakan fasilitas perpustakaan dengan semestinya.

5. Tersedianya lokasi hotspot di perpustakaan dikhawatirkan akan

disalahgunakan oleh siswanya, maka pihak sekolah sudah melakukan

upaya pencegahan, yaitu dengan memblokir situs-situs yang dapat

merusak moral siswanya. Dengan demikian setidaknya fasilitas yang

disedikan sekolah tidak menjadi sumber perusak moral.

6. Melaarang siswa-siswi membawa telepon genggam.

16
7. Mengadakan denda apabila terjadi suatu permasalahan seperti tidak piket,

mengejek teman, memakai baju tidak rapi dan tidak sesuai dengan

peraturan dan lain-lain.

8. Melakukan home visit jika anak sudah tida bisa diberi teguran dan

diperingati. Dan melakukan DO (Drop Out) jika anak sudah melakukan

kesalahan yang besar.

9. Dan lain-lain.

Dari upaya-upaya yang telah dilakukan di atas, cukup menunjang untuk

pembentukan karakteristik siswa yang menuju ke arah positif.

H. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan karakter peserta didik.

1. Faktor Intelegensi

Intelegensi merupakan faktor yang terpenting. Kecerdasan yang tinggi

disertai oleh perkembangan yang cepat, sebaliknya jika kecerdasan rendah,

maka anak akan terbelakang dalam pertumbuhan dan perkembangan.

Berdasarkan observasi, tingkat intelegensi dapat dilihat dari kreatifitas siswa.

2. Faktor Bakat

Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan atau

keterampilan yang bersifat umum.Bakat sendiri dipengaruhi oleh diri anak

dan lingkungan.Misalnya, bakat intelektual umum, bakat akademis khusus,

bakat dalam bidang seni, bakat dalam bidang olahraga, dsb.Di sekolah yang

kami amati tersebut bakat juga mempengaruhi karakteristik siswanya, hal ini

17
ditunjukkan dengan adanya pengarahan yang benar terhadap bakat masing-

masing siswa sehingga menghasilkan prestasi-prestasi yang baik, di antaranya

prestasi bidang olahraga, pramuka, bahasa inggris dan MIPA. Dengan

pengarahan bakat tersebut siswa mampu berkembang dengan karakter

masing- masing dan potensi yang dimilikinya.

3. Faktor sosial-ekonomi

Contoh faktor sosial jika anak yang hidup ditengah-tengah masyarakat

yang sebagian besar anaknya putus sekolah akan cenderung tidak memiliki

semangat sekolah. contoh faktor ekonomi adalah ketika banyak anak

berkemampuan intelektual tinggi tetapi tidak dapat menikmati pendidikan

yang baik karena keterbatasan kemampuan ekonomi orang tuanya.Namun

dalam pengamatan yang kami lakukan, kami tidak bisa memberi contoh

realita bagaimana social ekonomi mempengaruhi karakteristik peserta didik,

karena terbatasnya waktu pada observasi dan terbatasnya perijinan dari pihak

sekolah.

4. Faktor pandangan hidup

Jika seorang anak yang mempunyai cita-cita yang tinggi, maka untuk

meraih cita-citanya cara pemikiran anak  lebih perpandangan maju untuk

meraih cita-citanya. Hal tersebut memaksa si anak untuk menempuh

pendidikan yang sesuai dengan cita-citanya.Namun dalam pengamatan yang

kami lakukan, kami tidak bisa memberi contoh realita bagaimana social

ekonomi mempengaruhi karakteristik peserta didik, karena terbatasnya waktu

18
pada observasi dan terbatasnya perijinan dari pihak sekolah.Tapi menurut

kami, mereka belum memiliki pandangan hidup, karena sikap kematangan mereka

belum berkembang.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil observasi yang telah kami lakukan di SMP Negeri 01 Colomadu

didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

Pada umumnya, karakteristik peserta didik pada tingkat SMP masih belum

terbentuk, karena pikiran yang masih labil. 

Tingkat intelegensi siswa SMP Negeri 01 Colomadu cukup baik dari segi

akademik dan non-akademik. Dari segi moral anak cenderung serng melakukan

penyimpangan, dari segi kepribadian anak mempunyai kepribadian yang

berbeda-beda dan lain-lain.

Berbagai upaya yang dilakukan pihak sekolah telah mampu mendukung

pembentukan karakteristik siswa SMP Negeri 01 Colomadu, seperti

membiasakan berjabat tangan dengan guru, mencuci tangan sebelum makan pada

saat istirahat, dating tapat waktu, dll.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan karakter peserta didik :

1. Faktor Intelegensi.

2. Faktor Bakat.

3. Faktor Sosial Ekonomi.

4. Faktor Pandangan Hidup.

20
B. Saran

Kita ketahui bahwa perkembangan seorang anak tidak hanya terjadi di

keluarga dan lingkungan sekitar, tetapi instansi sekolah sangat berperan terhadap

perkembangan seorang anak.

Maka dari itu sekolah tidak hanya memberi pelajaran berupa materi

pembelajaran tetapi jug berperan dalam mengembangkan karakter kepribadian

agar dapat tumbuh sesuai yang diharapkan dalam lingkungan masyarakat.

Sebagai sekolah yang turut berperan aktif dan ikut andil dalam

perkembangan peserta didik. SMPN 01 Colomadu harus memberikan perhatian

yang ekstra, tidak hanya guru Bimbingan konseling (BK), karena jumlah guru

BK jumlahnya sangat minim sehingga guru BK tidak bisa mengawasi peserta

didik secara global, perlu adanya peran dari guru-guru lain untuk bekerja sama

dalam membangun perkembangan peserta didik.

Kita sebagai mahasiswa calon guru yang telah melakukan observasi, kita

harus bisa mempersiapkan diri menjadi tenaga pengajar dan pendidik yang dapat

memberikan konstribusi yang berkualitas mengenai perkembangan peserta didik

kita nantinya. Agar peserta didik kita dapat tumbuh dan berkembang dengan baik

dan lancar hingga akhirnya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan

berguna bagi bangsa dan negara.

21
LAMPIRAN

a. Data Narasumber I

Nama : Tatik Sri Mulyati, S.Pd.

NIP : 196308141987032010

Jabatan : Guru Bimbingan Konseling

Tempat Lahir : Sukoharjo

Tanggal Lahir :14 Agustus 1963

Alamat : Mangkuyudan rt 01 rw 03, Ngabean, kartasura, Sukoharjo.

No. HP : 081329407655

b. Data Narasumber Lainnya

 Nama : Anita Sari

Tempat Lahir : Sukoharjo

Tanggal Lahir : 27 Februari 2000

Kelas :VIII G

 Nama : Lutfi N. K. Nama : Oktaviani

Tempat Lahir : Karanganyar Tempat Lahir : Boyolali

Tanggal Lahir : 16 April 2000 Tgl. Lahir : 19 Okt 1999

Kelas :VIII G Kelas : VIII G

22
DIALOG WAWANCARA

Narasumber : “Kenakalan yang lain itu seperti apa Bu?”

Guru BK : “Yang kelas berapa?”

Narasumber : “Kelas tiga Bu.”

Guru BK : “Sudah mulai mengenal pacaran. Selain itu kelas tiga ada pelajaran

tambahan dan hanya anak itu-itu saja yang tidak mau mengikuti pelajaran tambahan

ini sepertinya mereka malas untuk mengikutinya. Masalah yang lain itu, mengenai

remaja putri, banyak sekali remaja putri yang cekcok satu dengan lainnya karena

masalah laki-laki.”

Narasumber : “Kalau dilihat dari perkembangan fisik itu bagaimana Bu?”

Guru BK : “Mengenai perkembangan fisik ini jelas berbeda. Waktu anak itu baru

masuk SMP postur tubuhnya itu masih kecil tidak seperti anak yang sudah kelas tiga.

Perkembangannya itu diantara kelas satu dan kelas tiga, kalau kelas satu dan kelas

dua itu belum terlalu besar. Tetapi kalau sudah di kelas tiga anak itu menjadi besar-

besar.

Narasumber : “Dari segi moralnya, apakah siswa SMP itu sering melakukan

peyimpangan?”

Guru BK : “Ngompas, ada juga siswa yang merokok”.

Narasumber : “Ibu sebagai guru BP menghadapi masalah yang sudah ibu jelaskan

tadi itu bagaimana?”

23
Guru BK : “Tentu saja dipanggil, kalau perlu dilakukan home visit ya home visit

berbicara dengan orang tuanya dan anaknya juga dikasih tau dan diberi bimbingan.”

Narasumber : “Tetapi bagaimana kalau anak itu masih mengulanginya lagi? Apakah

akan dilakukan home visit terus menerus?”

Guru BK : “Dilakukan bimbingan terus menerus sampai anak itu tidak mau

mengulanginya lagi. Menyelesaikan masalahnya itu tidak harus home visit, yang jelas

anak itu dipanggil dan guru BP akan mencari keterangan mengenai anak yang

melakukan penyimpangan, dan informasi itu diperoleh dari teman dekatnya.”

Narasumber : “Yang telah ibu paparkan tadi itu mengenai sisi negatifnya saja kalau

sisi positifnya itu ada atau tidak Bu?”

Guru BK : “Positifnya itu ada tapi saya tidak mengetahui dengan jelas karena yang

mengurus itu bukan saya. Ada juga yang mengikuti Olimpiade POPDA dan kabarnya

tadi banyak yang mendapatkan juara. Ada juga anak yang nakal sekali tetapi ikut

POPDA dan mendapatkan juara. Saya paling sulit mengatasi hal seperti itu disatu sisi

saya tidak suka perlakuan dia tetapi guru Olahraga selalu membela dia, akademiknya

itu jelek tetapi tetap saja dibela oleh guru Olahraga karena prestasi non akademiknya

itu.”

Narasumber : “Lalu apakah seiring dengan berkembangnya tehnologi mempengaruhi

terhadap kepribadian seseorang siswa?”

Guru BK : “Iya berpengaruh. Dengan adanya perkembangan tehnologi itu, anak-anak

selalu facebookan. Dengan facebookan ini banyak anak-anak yang cekcok gara-gara

24
facebook itu, misalnya saja masang status yang menyindir seperti itu dan ada anak

yang tersinggung dan akhirnya terjadi cekcok.”

Narasumber : “Dalam sistem belajar mengajar apakah ada murid itu baru diterangkan

oleh gurunya tetapi dia asik main internetan?”

Guru BK : “Asik main handphone? Sebenarnya peraturan disekolahan ini itu

handphone tidak boleh dibawa tetapi pernah sesekali ditemukan anak-anak yang

membawa handphone disaat guru sedang mengajar dan handphonenya itu disita. Dari

anak kelas satu sampai anak kelass tiga pasti ada siswa yang membawa, jadi yang

membawa handphone itu disita walaupun juga ada siswa yang tau kalau hari ini itu

ada razia handphone lalu dia menitipkannya ke kantin.

Narasumber : “Paling susah itu mengajar kelas satu, kelas dua atau kelas tiga Bu?”

Guru BK : “Yang paling susah untuk diberi mata pelaaran itu kemungkinan kelas

dua. Kelas satu masih malu-malu, kelas dua itu sudah berubah dan itu yang paling

sulit.”

Narasumber : “Kenapa kalau kelas dua itu imagenya paling nakal Bu? soalnya saya

dulu nakalnya juga waktu kelas dua.”

Guru BK : “Soalnya kalau kelas satu itu masih takut karena mereka merasa bahwa

mereka itu masih anak baru. Kalau kelas dua itu merasa bahwa mereka sudah

memiliki adik kelas dan merasa mereka itu bukan anak kecil lagi. Kalau kelas tiga

sudah sering diberi motivasi tentang Ujian Nasional tentang nanati kalau kamu lulus

mau sekolah dimana dan mau jadi apa, sudah banyak arah-arahan kesitu jadi mungkin

25
sudah mulai berpikir dan sudah berubah, sudah ada rasa takutnya misalnya saja takut

kalau mereka itu tidak lulus.”

Narasumber : “Berkaitan dengan Ujian Nasional sudah seberapa matangnya kelass

tiga itu untuk menghadapinya?”

Guru BK : “kebetulan saya itu BK kelas dua. Yang jelas waktu uji coba yang pertama

agak bagus karena mendapatkan peringka 27 dari 77 sekolah SMP terus uji coba yang

kedua ini menurun menjadi peringkat 39 dari 77 sekolahan dan uji coba ketiga

tambah merosot lagi menjadi 47. Jadi anak-anak sebenarnya sudah diberi motivasi

sudah diberi jam tambahan tapi kok masih seperti itu. Mudah-mudahan uji coba bulan

April nanti bisa lebih baik.”

Narasumber : “Ibu kan menjadi guru BK kelas dua, itu kesulitannya apa Bu?”

Guru BK : “Kalau diberi pelajaran banyak siswa yang rame, ramenya sampai

keterlaluan. Banyak guru yang mengeluh apalagi guru kelas VIII A dan VIII B anak-

anaknya bandel apalagi saat diberi pelajaran itu dia tidak memperhatikan malah asik

sendiri. Misalnya saja bangku sini yang ditegur giliran bangku sana yang rame.”

Narasumber : “Bersangkutan dengan Bimbingan Konseling, waktu saya duduk di

sekolahan formal guru BK itu cenderung menakutkan Bu. Jadi kalau ada siswa yang

datang ke BK cenderung takut. Bagaimana sikap ibu untuk menangani hal seperi

itu?”

Guru BK : “Jangan sampai BK itu dianggap sebagai momok bagi siswa. Sekarang

memang diharapkan di BK itu anak-anak tidak takut untuk berkonsultasi misalnya

ada kesulitan apa tidak takut untuk bertanya jadi diusahakan supaya anak-anak itu

26
tidak takut dan sekarangpun banyak anak-anak yang tidak takut dengan BK sudah

banyak anak yang kalau ada masalah ia langsung lari ke BK jadi tidak takut seperti

dulu. Tapi juga ada satu atau dua anak itu merasa takut karena ia bandel sekali tapi

juga ada anak yang sering dipanggil itu tidak takut.”

Narasumber : “Kira-kira masalah apa Bu yang sering dikonsultasikan anak ke BK?”

Guru BK : “Kalau disini itu kebanyakan masalah ejek-ejekan dan disini itu

mengejeknya merajalela mengenai nama orang tua. Padahal saya itu disana itu sudah

35 tahun tidak pernah ada anak yang konsultasi ke BK gara-gara diejek masalah nama

orang tua. Sampai saya itu bilang itu biarkan saja sampai saya denda barang siapa

yang mengejek nama orang tua akan saya denda sekarang sudah agak mending untuk

kelas duanya. Jadi siapa yang mengejek nama orang tua akan didenda tetapi kalau

yang diejek itu marah juga mendapatkan denda.”

Narasumber: “Dendanya itu berapa Bu?”

Guru BK : “Rp. 5000.”

Narasumber : “Dan kalau mendapatkan denda ini, uangnya digunakan untuk apa?”

Guru BK : “Digunakan untuk kas kelas.”

Narasumber : “Kalau boleh tahu mata pelajaran di SMP untuk Bimbingan Konseling

ada berapa jam Bu?”

Guru BK : “Ada satu jam.”

Narasumber : “Apakah itu sudah efektif Bu?”

Guru BK : “Iya satu jam memang sekarang itu diupayakan masuk kelas satu jam.

Sebenarnya tidak massukpun tidak masalah Guru BK itu tetapi kalau kita masuk

27
kelas ada kedekatan dengan anak-anak dan juga bisa untuk mengurangi kenakalan

karena seringnya diingatkan, sering diberikan arahan-arahan jadi bisa dikatakan

mengurangi kenakalan.”

Narasumber : “Mengulangi lagi dari segi fisiknya Bu, kan sekarang itu sudah tanar-

tenarnya dalam fashion. Apakah itu juga berpengaruh terhadap cara berpakaian anak.

Apakah ada persaingan antara siswa memakai baju dan barang-barang yang

bermerk?”

Guru BK : “Kalau disini seragam sudah sama jadi tidak ada persaingan, sepatu juga

harus warior bahkan akhir-akhir ini bagi yang tidak warior langsung diambil

tindakan. Disuruh kumpul menjadi satu dan setelah itu diberi pengarahan dan disuruh

melepas satu hari tidak memakai sepatu dan dipakai kalau sudah pulang sekolah.

Kalau masih nekat kata Pak Agus begini kalau nekat dan orangnya itu sama, besok

disuruh membawa pulang satu dan yang satu tidak boleh dibawa pulang.”

Narasumber : “Untuk mengatasi anak-anak yang susah untuk belajar itu bagaimana

Bu? Langkah-langkah apa yang dilakukan?”

Guru BK : “Kami sebagai guru bisanya hanya memberi bagaimana cara belajarnya,

bagaimana mengatur waktunya. Jadi yang jelas kami sebagai guru BK mengarahkan

supaya siswa itu belajar, jadi bagaimana mengatur waktu agar siswa itu bisa belajar

setiap hari dan kami tidak bisa memaksa juga.”

Narasumber : “Tetapi kalau anak nilainya selalu jelek Bu?”

28
Guru BK : “Guru BK hanya bisa membantu bagaimana belajar yang baik kalau

anaknya sendiri tidak mau berubah itu merupakan resiko anak sendiri. Jadi kita

bisanya hanya mengarahkan saja.”

Narasumber : “Apalah kelas tiga itu juga masih ada yang sering bolos sekolah?”

Guru BK : “Ada. Yang sering bolos itu malah remaja putri.”

Narasumber : “Pendidikan itu kan memanusiakan manusia, kalau disini apakah guru

itu memandang siswa yang pintar dan kurang pintar. Apakah dibedakan dan

bagaomana sikap guru menghadapi perbedaan seperti itu Bu?”

Guru BK: “Sepertinya guru-guru disini juga tidak membeda-bedakan, yang pinter

sama yang kurang pinter itu tidak dibeda-bedakan. Bahkan yang kurang pinterpun

kalau mau belajar dengan Ibu atau Bapak guru atau dengan temannya yang pinter

bahkan kita akan merasa senang sekali. Bapak/Ibu gurupun juga terbuka kalau

misalnya ada siswa yang mau belajar dengan Bapak/Ibu guru.”

Narasumber : “Apakah disini ada penggolongan kelas Bu?”

Guru BK : “Tidak. Dulu pernah diperingkat seperti itu jadi yang bagus-bagus di kelas

A dan yang kurang bagus itu menjadi satu kelas. Tapi sekarang tidak, sebenarnya

kalau disendirikan seperti itu mudah dalam penanganannya bagi yang pintar-pintar

guru senang mengajar disana tapi bagi pengajar yang anaknya kurang pintar sangat

sulit. Kalau dibeda-bedakan seperti itu pasti anak akan menjadi minder karena

mereka menganggap dirinya kurang pintar tapi kalau dicampur seperti ini anak tidak

minder dan mereka tidak tahu mana yang kurang pintar dan mana yang pintar

disekolahan tetapi yang tahu hanya satu kelas itu.”

29
Narasumber : “Kalau dari tahun ke tahun itu moral siswa itu tambah membaik atau

malah memburuk Bu?”

Guru BK : “Kalau mengenai segi moral dari tahun ke tahun itu tidak menentu karena

peserta didiknyapun berbeda-beda.”

Narasumber : “Apakah juga ada siswa yang sulit untuk naik kelas?”

Guru BK : “Sekarang masalahnya itu memakai sistem KKM ini, sebenarnya saya

sendiri itu dengan adanya KKM ini tidak setuju sama sekali tetapi bagaimana lagi

peraturan pemerintah sudah seperti itu ya mau bagaimana lagi. Padahal waktu zaman

saya dulu itu tidak ada KKM-KKMan, nilai harusnya antara Agama, Bahasa

Indonesia, PKn itu harus 6 dan tidak bisa ditawar lagi. Kalau sekarang kan ada KKM

sekian dan kalau tidak tuntas akhirnya ditambah itu sudah bukan rahasia lagi. Sseperti

tadi ada breafing bagi siswa yang nilai rapornya masih belum tuntas tolong nanti

dikonfirmasikan agar bisa melampaui KKM. Kalau dulu kan diantara ketiga mata

pelajaran itu nilainya 5 ya pasti siswa itu tidak naik. Tapi sekarang ada sistem KKM

ini jadi tetap naik saja.”

Narasumber : “Berarti tidak ada siswa yang tertingal kelas, seperti itu Bu?”

Guru BK : “Memang ada satu, sebenarnya ada beberapa anak juga yang harusnya

tidak naik tapi karena punya prestasi Olahraga lalu siswa itu dinaikkan.”

Narasumber : “Itu kan dituntaskan Bu, kalau siswa itu menghadapi Ujian Nasional

dan siswa itu tidak bisa mengerjakan. Bagaimana Bu?”

Guru BK : “Ya berarti tidak lulus.”

30
Narasumber : “Berarti malah mencemarkan nama sekolah Bu, kan siswa itu tidak

lulus. Lebih baik tidak dinaikkan kelas daripada siswa itu tidak lulus.”

Guru BK : “Tidak apa-apa tidak lulus kan ada Ujian ulang. Sekarang ada Ujian ulang

jadi kalau memang tidak lulus biar saja tidak lulus.”

Narasumber : “Semakin tahun bertambah nilai KKM itu juga meningkat Bu, Apakah

itu juga mempengaruhu kepribadian guru untuk memberikan nilai?”

Guru BK : “Kalau itu Ibu tidak bisa menjawab.”

Narasumber : “Untuk menghindari konflik diantara siswa itu bagaimana Bu? kan ada

siswa A yang mudah tersinggung dan juga ada siswa itu yang mudah marah.”

Narasumber : “Kita sebagai guru BK hanya bisa memberikan sosialisasi pada siswa

bahwa kita itu dari latar belakang yang berbeda-beda. Ada siswa yang dari keluarga

kaya, juga ada yang dari keluarga miskin, ada yang dari keluarga besar dan juga ada

yang dari keluarga kecil.”

31
GAMBAR DOKUMENTASI

32
33

Anda mungkin juga menyukai