PENDIDIKAN SEJARAH
2014
1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
laporan observasi ini dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perkembangan Peserta Didik/ semoga laporan ini memenuhi syarat seperti yang
diharapkan.
1. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku ketua jurusan Pendidikan Ilmu
2. Ibu Dr. Siti Sutarmi Fadillah, M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah
4. Ibu Tatik Sri Mulyati, S.Pd., selaku guru Bimbingan Konseling di SMP
pelaksanan observasi.
2
6. Dan lain-lain
penulisan laporan ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………4
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………5
B. Rumusan Masalah.……………………………………………………..6
C. Tujuan Observasi………………………………………………………6
BAB II : PEMBAHASAN
Colomadu……………………………………………………………..15
LAMPIRAN………………………………………………………………………..20
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
formal wajib selama 9 tahun, dengan jenjang sekolah dasar selama 6 tahun dan
tingkat SD dan SMP diawali dengan pendidikan tingkat TK dan bahkan sekarang
ini telah bermunculan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kemudian setelah
menyelesaikan pendidikan tingkat SMP masih ada jenjang SMA dan Perguruan
tinggi.
dengan anak SD pasti mempunyai karakter dan tingkat kecerdasan yang berbeda-
beda, begitu pula dengan anak SMP, SMA, maupun Perguruan tinggi.
Sebagai mahasiswa FKIP yang diharapkan akan menjadi guru atau pendidik
yang berkarakter kuat dan cerdas, dituntut untuk memahami berbagai karakter
Colomadu..
5
B. Rumusan Masalah
sosial, moral kepribadian peserta didik, pada jenjang SMP pada umumnya
01 Colomadu ?
didik?
C. Tujuan
Negeri 01 Colomadu.
peserta didik.
6
BAB II
PEMBAHASAN
SMP Negeri 01 Colomadu memiliki visi yaitu unggul dalam mutu, teruji dalam
budaya Jawa.
potensi siswa.
5. Menciptakan iklim yang sejuk dan nyaman bagi siswa dan seluruh warga
wadah silahturahmi.
7
6. Menumbuhkan kepercayaan masyarakat, bahwa SMP Negeri 01 Colomadu
masyarakat.
Pada hari Senin tanggal 24 Maret 2014, kami melakukan observasi di SMP ini.
kepribadian peserta didik peserta didik di SMP Negeri 01 Colomadu. Kemudian cara
guru dalam membentuk karakter siswa di SMP Negeri 01 Colomadu dan faktor-
Berikut ini adalah penjelasan hasil dari observasi yang telah kami lakukan;
diantara 13-15 tahun. Pada masa ini terjadi suatu pertumbuhan fisik yang sangat
cepat. Hal tersebut terlihat dari perkembangan ukuran tubuh yaitu tinggi badan.
Selain itu juga pertumbuhan pada peserta didik laki-laki dan perempuan dapat
pertahun namun setelah haid menurun 1 inchi pertahun dan berhenti pada usia 18
tahun. Perempuan yang telah mengalami masa haid terjadi pertambahan berat
badan. Sedangkan bagi laki-laki usia pertumbuhan meningkat pesat dimulai pada
saat umur 13 tahun, mencapai puncaknya pada usia 14 tahun dan melambat pada
8
usia 15 tahun. Jadi tidak mengherankan jika anak laki-laki yang mulanya duduk di
kelas I SMP masih terlihat pendek, namun pada masa kelas II dan III SMP anak
membesarnya organ reproduksi luar yang diawali dengan mimpi basah. Sedangkan
ukuran perut yang berada tepat pada atas kemaluan karena membesarnya organ
wajah).
6. Otot bertambah besar dan kuat sehingga memberi bentuk bagi lengan,
wajah).
9
2. Kulit menjadi lebih halus, jernih dan berpori-pori besar.
6. Otot bertambah besar dan kuat sehingga memberi bentuk bagi lengan,
masa haid.
dapat dikembangkan melalui proses belajar. Intelektual yang dimiliki oleh seorang
anak akan cenderung terlihat dari tingkah lakunya sehari-hari. Semakin tinggi
berkualitas.
10
Dari bidang non-akademik biasanya lebih cenderung ke bidang olahraga. Dan
cenderung mempertahankan siswa tersebut agar tetap mendapat nilai yang baik.
KKN (Kriteria Ketuntasan Nilai). Sehingga banyak anak yang mengeluh karena
kapasitas kecerdasannya tidak bisa melampaui KKN. Hal itu menjadi masalah
besar bagi semua guru karena anak tidak semuanya mempunyai tingkat kecerdasan
kebutuhan emosional yang harus dipenuhi yaitu antara lain dicintai, dihargai,
merasa aman, merasa kompeten dan mengoptimalkan kompetensi. Hal ini tak
emosional terpenuhi maka terdapat emosi yang sehat dan stabil. Sehingga siswa-
begitu pula sebaliknya jika kebutuhan emosional tidak terpenuhi maka kehidupan
11
dewasa. Adakalanya juga bersifat kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal
rasa percaya diri atau bisa disebut dengan gengsi. Siswa-siswi SMP Negeri 01
merasa bekerja terlalu keras, makan tidak tepat atau bahkan tidur yang tidak
berbeda dengan norma yang berlaku pada keluarganya. Pergaulan tersebut banyak
minat, ekonomi, dan kesamaan bakat dengan kemampuan. Dengan adanya sikap
tidak baik bagi anak SMP Negeri 01 Colomadu yang mana banyak anak yang
di sekolah. selain itu juga pengelompokan teman yang salah akan membawa
12
E. Karakteristik perkembangan moral.
Colomadu belum menunjukkan adanya kestabilan moral yang terdapat pada siswa-
siswinya. Anak yang berumur 13-15 tahun merupakan anak yang mempunyai
sikap yang labil sehingga tidak tetap dalam perubahan kehidupannya. anak pada
usia ini selalu mencari tempat yang menurutnya nyaman dan apabila telah
Pada anak kelas I SMP Negeri 01 Colomadu merupakan anak yang masih
terlihat polos, manja dan masih penurut karena masih dalam masa peralihan dari
anak SD ke tingkat SMP dan juga masih merasa bahwa mereka masih dalam kasta
yang bawah. Oleh sebab itu pada anak kelas I sering terjadi suatu penyimpangan
moral.
penyimpangan moral hal ini karena ia sudah merasa berkuasa karena telah
memiliki adik kelas. Kelas II sering sekali menindas anak kelas I dengan cara
bandingkan dengan yang lainnya. Sedangkan untuk siswa-siswi kelas III sudah
mempunyai sifat yang baik karena mereka lebih memikirkan kelulusannya agar
13
F. Karakteristik perkembangan kepribadian.
mempunyai perbedaan kepribadian. Pada masa SMP anak cenderung tidak mau
diatur. Anak ini ingin bebas melakukan sesuata sesuai dengan yang
dikehendakinya.
Yang membentuk kepribadian seorang anak yaitu ada 3 faktor yang meliputi :
1. Faktor Biologis
lain.
2. Faktor Sosial
3. Faktor Kebudayaan
nakal yang dikarenakan kurangnya kasih sayang dari orang tua dan merupakan
14
keluarga yang broken home. Kemudian ada anak yang mempunyai kepribadian
menyimpang seperti sering berkelahi karena dia berasal dari tempat tinggal yang
Ada juga anak yang mempunyai kepribadian yang baik hal itu di sebabkan ia
dibesarkan di lingkungan yang baik, penuh dengan rasa cinta dan kasih sayang,
mempunyai teman yang baik (tidak salah memilih teman) dan lain-lain.
Colomadu dapat dikatakan sudah mempunyai karakter yang baik. Karakter siswa
yang terbentuk di SMP Negeri 01 ini tercipta karena berbagai upaya yang telah
dilakukan semua pihak sekolah, mulai dari guru, petugas sekolah, dan juga kerja
sama dari siswa sendiri. Upaya itu dilakukan melalui penanaman sikap yang
1. Setiap pagi sebelum masuk sekolah para guru telah bersiap-siap berdiri di
15
guru. Hal ini mencerminkan bahwa guru berusaha menciptakan
langsung masuk kelas begitu bel masuk dibunyikan, demikian juga saat
4. Pada saat jam kosong, siswa boleh keluar tapi hanya ke perpustakaan.
atau guru mata pelajaran. Upaya ini dilakukan agar siswa benar-benar
16
7. Mengadakan denda apabila terjadi suatu permasalahan seperti tidak piket,
mengejek teman, memakai baju tidak rapi dan tidak sesuai dengan
8. Melakukan home visit jika anak sudah tida bisa diberi teguran dan
9. Dan lain-lain.
1. Faktor Intelegensi
2. Faktor Bakat
bakat dalam bidang seni, bakat dalam bidang olahraga, dsb.Di sekolah yang
kami amati tersebut bakat juga mempengaruhi karakteristik siswanya, hal ini
17
ditunjukkan dengan adanya pengarahan yang benar terhadap bakat masing-
3. Faktor sosial-ekonomi
yang sebagian besar anaknya putus sekolah akan cenderung tidak memiliki
dalam pengamatan yang kami lakukan, kami tidak bisa memberi contoh
karena terbatasnya waktu pada observasi dan terbatasnya perijinan dari pihak
sekolah.
Jika seorang anak yang mempunyai cita-cita yang tinggi, maka untuk
kami lakukan, kami tidak bisa memberi contoh realita bagaimana social
18
pada observasi dan terbatasnya perijinan dari pihak sekolah.Tapi menurut
kami, mereka belum memiliki pandangan hidup, karena sikap kematangan mereka
belum berkembang.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil observasi yang telah kami lakukan di SMP Negeri 01 Colomadu
Pada umumnya, karakteristik peserta didik pada tingkat SMP masih belum
Tingkat intelegensi siswa SMP Negeri 01 Colomadu cukup baik dari segi
akademik dan non-akademik. Dari segi moral anak cenderung serng melakukan
membiasakan berjabat tangan dengan guru, mencuci tangan sebelum makan pada
1. Faktor Intelegensi.
2. Faktor Bakat.
20
B. Saran
keluarga dan lingkungan sekitar, tetapi instansi sekolah sangat berperan terhadap
Maka dari itu sekolah tidak hanya memberi pelajaran berupa materi
Sebagai sekolah yang turut berperan aktif dan ikut andil dalam
yang ekstra, tidak hanya guru Bimbingan konseling (BK), karena jumlah guru
didik secara global, perlu adanya peran dari guru-guru lain untuk bekerja sama
Kita sebagai mahasiswa calon guru yang telah melakukan observasi, kita
harus bisa mempersiapkan diri menjadi tenaga pengajar dan pendidik yang dapat
kita nantinya. Agar peserta didik kita dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
dan lancar hingga akhirnya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan
21
LAMPIRAN
a. Data Narasumber I
NIP : 196308141987032010
No. HP : 081329407655
Kelas :VIII G
22
DIALOG WAWANCARA
Guru BK : “Sudah mulai mengenal pacaran. Selain itu kelas tiga ada pelajaran
tambahan dan hanya anak itu-itu saja yang tidak mau mengikuti pelajaran tambahan
ini sepertinya mereka malas untuk mengikutinya. Masalah yang lain itu, mengenai
remaja putri, banyak sekali remaja putri yang cekcok satu dengan lainnya karena
masalah laki-laki.”
Guru BK : “Mengenai perkembangan fisik ini jelas berbeda. Waktu anak itu baru
masuk SMP postur tubuhnya itu masih kecil tidak seperti anak yang sudah kelas tiga.
Perkembangannya itu diantara kelas satu dan kelas tiga, kalau kelas satu dan kelas
dua itu belum terlalu besar. Tetapi kalau sudah di kelas tiga anak itu menjadi besar-
besar.
Narasumber : “Dari segi moralnya, apakah siswa SMP itu sering melakukan
peyimpangan?”
Narasumber : “Ibu sebagai guru BP menghadapi masalah yang sudah ibu jelaskan
23
Guru BK : “Tentu saja dipanggil, kalau perlu dilakukan home visit ya home visit
berbicara dengan orang tuanya dan anaknya juga dikasih tau dan diberi bimbingan.”
Narasumber : “Tetapi bagaimana kalau anak itu masih mengulanginya lagi? Apakah
Guru BK : “Dilakukan bimbingan terus menerus sampai anak itu tidak mau
mengulanginya lagi. Menyelesaikan masalahnya itu tidak harus home visit, yang jelas
anak itu dipanggil dan guru BP akan mencari keterangan mengenai anak yang
Narasumber : “Yang telah ibu paparkan tadi itu mengenai sisi negatifnya saja kalau
Guru BK : “Positifnya itu ada tapi saya tidak mengetahui dengan jelas karena yang
mengurus itu bukan saya. Ada juga yang mengikuti Olimpiade POPDA dan kabarnya
tadi banyak yang mendapatkan juara. Ada juga anak yang nakal sekali tetapi ikut
POPDA dan mendapatkan juara. Saya paling sulit mengatasi hal seperti itu disatu sisi
saya tidak suka perlakuan dia tetapi guru Olahraga selalu membela dia, akademiknya
itu jelek tetapi tetap saja dibela oleh guru Olahraga karena prestasi non akademiknya
itu.”
selalu facebookan. Dengan facebookan ini banyak anak-anak yang cekcok gara-gara
24
facebook itu, misalnya saja masang status yang menyindir seperti itu dan ada anak
Narasumber : “Dalam sistem belajar mengajar apakah ada murid itu baru diterangkan
handphone tidak boleh dibawa tetapi pernah sesekali ditemukan anak-anak yang
membawa handphone disaat guru sedang mengajar dan handphonenya itu disita. Dari
anak kelas satu sampai anak kelass tiga pasti ada siswa yang membawa, jadi yang
membawa handphone itu disita walaupun juga ada siswa yang tau kalau hari ini itu
Narasumber : “Paling susah itu mengajar kelas satu, kelas dua atau kelas tiga Bu?”
Guru BK : “Yang paling susah untuk diberi mata pelaaran itu kemungkinan kelas
dua. Kelas satu masih malu-malu, kelas dua itu sudah berubah dan itu yang paling
sulit.”
Narasumber : “Kenapa kalau kelas dua itu imagenya paling nakal Bu? soalnya saya
Guru BK : “Soalnya kalau kelas satu itu masih takut karena mereka merasa bahwa
mereka itu masih anak baru. Kalau kelas dua itu merasa bahwa mereka sudah
memiliki adik kelas dan merasa mereka itu bukan anak kecil lagi. Kalau kelas tiga
sudah sering diberi motivasi tentang Ujian Nasional tentang nanati kalau kamu lulus
mau sekolah dimana dan mau jadi apa, sudah banyak arah-arahan kesitu jadi mungkin
25
sudah mulai berpikir dan sudah berubah, sudah ada rasa takutnya misalnya saja takut
Guru BK : “kebetulan saya itu BK kelas dua. Yang jelas waktu uji coba yang pertama
agak bagus karena mendapatkan peringka 27 dari 77 sekolah SMP terus uji coba yang
kedua ini menurun menjadi peringkat 39 dari 77 sekolahan dan uji coba ketiga
tambah merosot lagi menjadi 47. Jadi anak-anak sebenarnya sudah diberi motivasi
sudah diberi jam tambahan tapi kok masih seperti itu. Mudah-mudahan uji coba bulan
Narasumber : “Ibu kan menjadi guru BK kelas dua, itu kesulitannya apa Bu?”
Guru BK : “Kalau diberi pelajaran banyak siswa yang rame, ramenya sampai
keterlaluan. Banyak guru yang mengeluh apalagi guru kelas VIII A dan VIII B anak-
anaknya bandel apalagi saat diberi pelajaran itu dia tidak memperhatikan malah asik
sendiri. Misalnya saja bangku sini yang ditegur giliran bangku sana yang rame.”
sekolahan formal guru BK itu cenderung menakutkan Bu. Jadi kalau ada siswa yang
datang ke BK cenderung takut. Bagaimana sikap ibu untuk menangani hal seperi
itu?”
Guru BK : “Jangan sampai BK itu dianggap sebagai momok bagi siswa. Sekarang
ada kesulitan apa tidak takut untuk bertanya jadi diusahakan supaya anak-anak itu
26
tidak takut dan sekarangpun banyak anak-anak yang tidak takut dengan BK sudah
banyak anak yang kalau ada masalah ia langsung lari ke BK jadi tidak takut seperti
dulu. Tapi juga ada satu atau dua anak itu merasa takut karena ia bandel sekali tapi
Guru BK : “Kalau disini itu kebanyakan masalah ejek-ejekan dan disini itu
mengejeknya merajalela mengenai nama orang tua. Padahal saya itu disana itu sudah
35 tahun tidak pernah ada anak yang konsultasi ke BK gara-gara diejek masalah nama
orang tua. Sampai saya itu bilang itu biarkan saja sampai saya denda barang siapa
yang mengejek nama orang tua akan saya denda sekarang sudah agak mending untuk
kelas duanya. Jadi siapa yang mengejek nama orang tua akan didenda tetapi kalau
Narasumber : “Dan kalau mendapatkan denda ini, uangnya digunakan untuk apa?”
Narasumber : “Kalau boleh tahu mata pelajaran di SMP untuk Bimbingan Konseling
Guru BK : “Iya satu jam memang sekarang itu diupayakan masuk kelas satu jam.
Sebenarnya tidak massukpun tidak masalah Guru BK itu tetapi kalau kita masuk
27
kelas ada kedekatan dengan anak-anak dan juga bisa untuk mengurangi kenakalan
mengurangi kenakalan.”
Narasumber : “Mengulangi lagi dari segi fisiknya Bu, kan sekarang itu sudah tanar-
tenarnya dalam fashion. Apakah itu juga berpengaruh terhadap cara berpakaian anak.
Apakah ada persaingan antara siswa memakai baju dan barang-barang yang
bermerk?”
Guru BK : “Kalau disini seragam sudah sama jadi tidak ada persaingan, sepatu juga
harus warior bahkan akhir-akhir ini bagi yang tidak warior langsung diambil
tindakan. Disuruh kumpul menjadi satu dan setelah itu diberi pengarahan dan disuruh
melepas satu hari tidak memakai sepatu dan dipakai kalau sudah pulang sekolah.
Kalau masih nekat kata Pak Agus begini kalau nekat dan orangnya itu sama, besok
disuruh membawa pulang satu dan yang satu tidak boleh dibawa pulang.”
Narasumber : “Untuk mengatasi anak-anak yang susah untuk belajar itu bagaimana
Guru BK : “Kami sebagai guru bisanya hanya memberi bagaimana cara belajarnya,
bagaimana mengatur waktunya. Jadi yang jelas kami sebagai guru BK mengarahkan
supaya siswa itu belajar, jadi bagaimana mengatur waktu agar siswa itu bisa belajar
28
Guru BK : “Guru BK hanya bisa membantu bagaimana belajar yang baik kalau
anaknya sendiri tidak mau berubah itu merupakan resiko anak sendiri. Jadi kita
Narasumber : “Apalah kelas tiga itu juga masih ada yang sering bolos sekolah?”
Narasumber : “Pendidikan itu kan memanusiakan manusia, kalau disini apakah guru
itu memandang siswa yang pintar dan kurang pintar. Apakah dibedakan dan
Guru BK: “Sepertinya guru-guru disini juga tidak membeda-bedakan, yang pinter
sama yang kurang pinter itu tidak dibeda-bedakan. Bahkan yang kurang pinterpun
kalau mau belajar dengan Ibu atau Bapak guru atau dengan temannya yang pinter
bahkan kita akan merasa senang sekali. Bapak/Ibu gurupun juga terbuka kalau
Guru BK : “Tidak. Dulu pernah diperingkat seperti itu jadi yang bagus-bagus di kelas
A dan yang kurang bagus itu menjadi satu kelas. Tapi sekarang tidak, sebenarnya
kalau disendirikan seperti itu mudah dalam penanganannya bagi yang pintar-pintar
guru senang mengajar disana tapi bagi pengajar yang anaknya kurang pintar sangat
sulit. Kalau dibeda-bedakan seperti itu pasti anak akan menjadi minder karena
mereka menganggap dirinya kurang pintar tapi kalau dicampur seperti ini anak tidak
minder dan mereka tidak tahu mana yang kurang pintar dan mana yang pintar
29
Narasumber : “Kalau dari tahun ke tahun itu moral siswa itu tambah membaik atau
Guru BK : “Kalau mengenai segi moral dari tahun ke tahun itu tidak menentu karena
Narasumber : “Apakah juga ada siswa yang sulit untuk naik kelas?”
Guru BK : “Sekarang masalahnya itu memakai sistem KKM ini, sebenarnya saya
sendiri itu dengan adanya KKM ini tidak setuju sama sekali tetapi bagaimana lagi
peraturan pemerintah sudah seperti itu ya mau bagaimana lagi. Padahal waktu zaman
saya dulu itu tidak ada KKM-KKMan, nilai harusnya antara Agama, Bahasa
Indonesia, PKn itu harus 6 dan tidak bisa ditawar lagi. Kalau sekarang kan ada KKM
sekian dan kalau tidak tuntas akhirnya ditambah itu sudah bukan rahasia lagi. Sseperti
tadi ada breafing bagi siswa yang nilai rapornya masih belum tuntas tolong nanti
dikonfirmasikan agar bisa melampaui KKM. Kalau dulu kan diantara ketiga mata
pelajaran itu nilainya 5 ya pasti siswa itu tidak naik. Tapi sekarang ada sistem KKM
Narasumber : “Berarti tidak ada siswa yang tertingal kelas, seperti itu Bu?”
Guru BK : “Memang ada satu, sebenarnya ada beberapa anak juga yang harusnya
tidak naik tapi karena punya prestasi Olahraga lalu siswa itu dinaikkan.”
Narasumber : “Itu kan dituntaskan Bu, kalau siswa itu menghadapi Ujian Nasional
30
Narasumber : “Berarti malah mencemarkan nama sekolah Bu, kan siswa itu tidak
lulus. Lebih baik tidak dinaikkan kelas daripada siswa itu tidak lulus.”
Guru BK : “Tidak apa-apa tidak lulus kan ada Ujian ulang. Sekarang ada Ujian ulang
Narasumber : “Semakin tahun bertambah nilai KKM itu juga meningkat Bu, Apakah
Narasumber : “Untuk menghindari konflik diantara siswa itu bagaimana Bu? kan ada
siswa A yang mudah tersinggung dan juga ada siswa itu yang mudah marah.”
Narasumber : “Kita sebagai guru BK hanya bisa memberikan sosialisasi pada siswa
bahwa kita itu dari latar belakang yang berbeda-beda. Ada siswa yang dari keluarga
kaya, juga ada yang dari keluarga miskin, ada yang dari keluarga besar dan juga ada
31
GAMBAR DOKUMENTASI
32
33