Anda di halaman 1dari 73

“ADAPTASI ALAT UKUR STRES AKADEMIK UNTUK REMAJA”

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

Ujian Sarjana Psikologi

Disusun Oleh:

ADI IGNATIUS SIHOTANG

161301119

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
SKRIPSI

ADAPTASI ALAT UKUR STRES AKADEMIK UNTUK REMAJA

Dipersiapkan dan disusun oleh :

ADI IGNATIUS SIHOTANG


161301119

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


pada tanggal 10 Agustus 2021

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Psikologi

Zulkarnain, Ph.D, Psikolog


NIP. 197312142000121001

Tim Penguji

1. Ika Sari Dewi, M.Pd, Psikolog Penguji I/


NIP. 197809102005012001 Pembimbing

2. Amalia Meutia, M.Psi, Psikolog Penguji II


NIP. 198208262015042001

3. Dina Nazriani, MA Penguji III


NIP. 198410052015042001
Adaptasi Alat Ukur Stres Akademik Untuk Remaja

Adi Ignatius Sihotang dan Ika Sari Dewi

ABSTRAK

Stres akademik merupakan salah satu variabel psikologis yang banyak diteliti, namun banyaknya

penelitian tentang variabel stres akademik di Indonesia saat ini masih menggunakan alat ukur yang

variatif. Selain itu, banyaknya alat tes psikologi yang di pakai di Indonesia sekarang ini kebanyakan tidak

memiliki izin dan persetujuan dari pemilik sah alat tes tersebut. Adaptasi tes merupakan salah satu cara

untuk menghadirkan tes/ instrumen asesmen di lingkungan budaya selain lingkungan budaya asal.

Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengadaptasi alat ukur Educational Stress

For Adolescent (ESSA) yang valid dan reliabel ke dalam versi Indonesia. Adaptasi alat ukur dalam

penelitian ini menggunakan pedoman yang dikeluarkan oleh International Test Commission (ITC).

Analisis yang dilakukan dalam proses adaptasi skala stres akademik ini adalah validasi berdasarkan bukti

isi melalui professional judgement dan kemudian dihitung dengan menggunakan formula Aiken’s V

untuk memperoleh koefisien validitas. Selain itu juga dilakukan analisa daya diskriminasi aitem dengan

menggunakan koefisien korelasi product moment Pearson dan uji reliabilitas dengan alpha Croncbach.

Dua ratus tujuh puluh sampel pada rentang usia remaja terlibat dalam penelitian ini. Hasil menunjukkan

skala stres akademik untuk remaja yang terdiri dari 16 aitem yang terbukti akurat dan valid berdasarkan

bukti isi untuk mengukur stres akademik untuk remaja.

Kata Kunci: Stres Akademik, ESSA, Validasi berdasarkan Bukti Isi, Daya diskriminasi

Reliabilitas

i
Adaptation of Academic Stress for Adolescent

Adi Ignatius Sihotang and Ika Sari Dewi

ABSTRACT

Academic stress is one of the psychological variables that is widely studied, but many studies on

academic stress variables in Indonesia currently still use varied measuring tools. In addition, most of the

psychological test kits used in Indonesia today do not have permission and approval from the legal owner

of the test kits. Test adaptation is one way to present a test/assessment instrument in a cultural

environment other than the original cultural environment. Based on this, this study aims to adapt the

measuring instrument Educational Stress For Adolescent (ESSA) which is valid and reliable into the

Indonesian version. Adaptation of measuring instruments in this study using guidelines issued by the

International Test Commission (ITC). The analysis carried out in the adaptation process of this academic

stress scale is validation based on evidence of content through professional judgment and then calculated

using Aiken's V formula to obtain a coefficient of validity. In addition, an analysis of the power of item

discrimination was also carried out using the Pearson product moment correlation coefficient and

reliability testing with Croncbach's alpha. Two hundred and seventy samples in the age range of

adolescents were involved in this study. The results show the academic stress scale for adolescents which

consists of 16 items that are proven to be accurate and valid based on evidence of content to measure

academic stress for adolescent.

Keywords: Academic Stress, ESSA, Validation based on a Content Evidence, Corrected item-

total correlation, Reliability

ii
KATA PENGANTAR

Pertama-tama, penulis mengucapkan Puji dan Syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa karena

atas rahmat, cinta kasih, dan pertolongan-Nya penulis masih diberikan kesempatan berupa waktu

dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik dan tepat.

Penyusunan skripsi ini berjudul Adaptasi Alat Ukur Stres Akademik Untuk Remaja merupakan

salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan ujian sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi

Universitas Sumatera Utara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh alat ukur stres

akademik untuk remaja yang valid dan reliabel dengan cara mengadaptasi alat ukur stres

akademik milik Sun dkk (2011).

Selama proses menyelesaikan penyusunan skripsi ini, peneliti menerima banyak

bimbingan, pengetahuan, saran, nasihat, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam

kesempatan ini, peneliti mengucapkan terimakasih kepada Bapak dan Mamak, Adek-adekku,

keluarga besar, dan pujaan hati yang telah memberikan dukungan yang luar biasa, motivasi,

kekuatan dan perhatian yang penuh, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

ini. Selain itu, peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang ikut terlibat dan

membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu:

1. Bapak Zulkarnain, Ph.D, Psikolog, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Ika Sari Dewi, S.Psi, M.Pd, Psikolog selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan ilmu, nasehat, solusi dan waktunya untuk membimbing peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini.

iii
3. Ibu Dina Nazriani, S.Psi., M.A., Ibu Amalia Meutia S. Psi., M. Psi, Psikolog yang

merupakan dosen di Departemen Psikologi Umum dan Eksperimen yang memberikan

saran, masukan, motivasi, dan menyediakan waktunya untuk membimbing peneliti dalam

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Hasnida, Ph.D, Psikolog, Ibu Fasti Rola, M. Psi, Psikolog, Ibu Sri Supriyantini, M.

Si, Psikolog, Ibu Filia Dina Anggaraeni, M. Pd, Psikolog, Ibu Indri Kemala Nasution, M.

Psi, Psikolog, Ibu Lita Hadiati Wulandari, M. Pd, Psikolog, Bapak Tarmidi, M. Psi,

Psikolog yang bersedia memberi masukan selama proses penulisan aitem-aitem dalam

skala stres akademik untuk remaja ini.

5. Seluruh Bapak/ Ibu dan Abang/ Kakak dosen Fakultas Psikologi dan seluruh Civitas

Akademika Fakultas Psikologi USU yang telah memberikan pengetahuan, pengalaman,

dan semangat bagi penulis selama masa perkuliahan.

6. Teman-teman The Death Challenger, Sirandos Trio, Ekstensi A 2015, The Polos Men,

The Protozoa yang telah membantu dalam proses pengambilan data.

7. Semua teman-teman anak bimbingan skripsi Ibu Ika angkatan 2016 yang selalu

memberikan semangat dan humor kepada penulis.

8. Teman-teman grup LuVV yang telah memberikan doa dan selalu ada untuk penulis

dikala senang.

9. Seluruh teman-teman angkatan 2016 Generasi Ideal yang turut memberikan semangat

kepada penulis.

10. Kak Marianta Tarigan, kak Yafi Simbolon yang telah membantu peneliti dan

memberikan dukungan dalam proses penyusunan skripsi hingga selesai.

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK………………………………………………………………………………....... i

ABSTRACT………………………………………………………………………................ ii

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………… iii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………....... v

DAFTAR TABEL………………………………………………………………………….. vii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………….. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.……………………………………………………………… 1


B. Rumusan Masalah………………………………………………………………….…. 3
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………………….….. 3
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………………….…… 4
1. Manfaat Teoritis………………………………………………………….…… 4
2. Manfaat Praktis………………………………………………………….……. 4
E. Sistematika Penulisan………………………………………………………….…..…. 4

BAB II LANDASAN TEORI

A. Stres Akademik…………………………………………………………….………..... 6
1. Defenisi stres akademik…………………………………………….…………. 6
2. Aspek-aspek stres akademik………………………………………….…….…. 6
3. Faktor-faktor stres akademik………………………………………….…….…. 8
B. Sejarah Pengembangan Tes ESSA…………………………………………….………. 9
C. Adaptasi Alat Ukur……………………………………………………………………. 12
D. Karakteristik Psikometri dalam suatu tes……………………………………………… 14
1. Validitas……………………………………………………………………….. 14
2. Reliabilitas……………………………………………………………………... 18
3. Indeks daya diskriminasi………………………………………………………. 19
4. Pedoman untuk administrasi…………………………………………………… 20

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian………………………………………………………………………… 21
B. Identifikasi Variabel Penelitian………………………………………………………... 21
C. Defenisi Operasional…………………………………………………………………... 22

v
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel………………………………...... 22
E. Instrumen Penelitian…………………………………………………………………... 23
F. Proses Adaptasi……………………………………………………………………….. 25
G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian………………………………………………………. 25
H. Metode Analisa Data………………………………………………………………….. 27
I. Pedoman Administrasi, Penskoran, dan Interpretasi………………………………….. 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Data Penelitian…………………………………………………….. 30


B. Deskripsi Hasil Penelitian…………………………………………………………….. 31
1. Validitas isi……………………………………………………………………. 31
2. Hasil preliminary aitem-aitem………………………………………………… 34
3. Hasil analisis daya diskriminasi aitem………………………………………... 34
4. Karakteristik aitem berdasarkan hasil validitas isidan daya diskriminasi…….. 36
5. Hasil analisis reliabilitas………………………………………………………. 37
C. Pembahasan…………………………………………………………………………… 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………….. 40
B. Saran…………………………………………………………………………………… 40
1. Saran Praktis…………………………………………………………………… 40
2. Saran Metodologis…………………………………………………………….. 40

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………… 42

LAMPIRAN…………………………………………………………………………………... 46

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Adaptasi aitem ESSA………………………………………………………………….11

Tabel 2. Evaluasi indeks daya diskriminasi……………………………………………………..20

Tabel 3. Versi asli ESSA………………………………………………………………………..24

Tabel 4. Proporsi sampel penelitian berdasarkan usia dan jenjang pendidikan…………………30

Tabel 5. Proporsi sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin………………………………...31

Tabel 6. Hasil analisis validitas isi………………………………………………………………32

Tabel 7. Validitas isi adaptasi skala stres akademik…………………………………………….33

Tabel 8. Ringkasan hasil analisis validitas isi…………………………………………………...33

Tabel 9. Hasil analisis indeks daya diskriminasi………………………………………………...34

Tabel 10. Pengelompokan hasil analisis daya diskriminasi aitem-aitem ESSA………………...35

Tabel 11. Karakteristik aitem berdasarkan hasil validitas isi dan daya diskriminasi……………36

Tabel 12. Format final adaptasi aitem…………………………………………………………...37

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Adaptasi aitem-aitem skala stres akademik untuk remaja……………………46

Lampiran 2. Data dan skor subyek pada adaptasi skala stres akademik untuk remaja…….47

viii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran akademik adalah salah satu sumber stres yang paling besar dikalangan

siswa maupun mahasiswa di seluruh dunia terutama negara-negara kawasan Asia (Brown

dkk, 2006). Mirip dengan stres psikologis secara umum, stres akademik adalah keadaan

subjektif terkait persepsi individu tentang konsekuensi kinerja akademik serta sebagai reaksi

terhadap stresor eksternal, termasuk beban yang diterima dari orang lain maupun sistem

pendidikan (Truc dkk, 2015).

Di Indonesia fenomena tentang stres akademik banyak terjadi seperti tercatat

beberapa contoh kasus yang menunjukkan adanya stres akademik dan berdampak fatal pada

kehidupan pelaku, misalnya pada tanggal misalnya pada tanggal 2 Mei 2016 seorang

mahasiswa di Medan membunuh dosennya karena masalah nilai (www.kompas.com).

Terdapat pula kasus siswa SMP yang melakukan gantung diri pada tanggal 27 Oktober 2020

di Tarakan karena stres akademik (www.iNews.id). Stres akademik berkontribusi besar

terhadap gangguan mental dan perilaku, seperti depresi, kecemasan, dan perilaku bunuh diri

(Ang & Huan 2006).

Selain itu, setelah diterapkan kebijakan belajar di rumah akibat pandemi covid-19

membuat siswa dan mahasiswa harus beradaptasi dengan metode belajar yang baru. Hal ini

membuat sebagian besar siswa merasa cemas dan tertekan (Barseli dkk, 2020). Penelitian

yang dilakukan oleh Fauziyyah dkk (2021) menemukan bahwa terjadi peningkatan stres dan

kecemasan yang dialami mahasiswa selama pandemi covid-19.

1
Melihat kondisi tersebut, orangtua atau guru memerlukan suatu instrumen yang tepat

untuk mendeteksi stres akademik pada anak. Hal ini sebagai upaya untuk tindak lanjut dalam

menangani permasalahan yang dialami siswa sesuai dengan akar masalahnya. Saat ini sudah

banyak alat ukur stres akademik yang dikembangkan oleh peneliti baik dari barat maupun

dari dalam negeri. Namun tidak bisa dipungkiri banyaknya penelitian tentang variabel stres

akademik di Indonesia saat ini masih menggunakan alat ukur yang variatif.

Hal ini juga diperkuat seperti yang dikemukakan oleh Purwono (2010) bahwa sangat

banyak tes psikologi yang berasal dari Inggris, Jerman, Belanda, dan Amerika yang

diadaptasikan untuk digunakan di Indonesia. Gawatnya lagi, banyaknya alat tes psikologi

yang dipakai di Indonesia sekarang ini tidak memiliki izin dan persetujuan dari pemilik sah

alat ukur/ tes tersebut (Purwono, 2010).

Adaptasi tes merupakan salah satu cara untuk menghadirkan tes/ instrumen asesmen

di lingkungan budaya selain lingkungan budaya asal. Oleh karena itu adaptasi ini penting

untuk memenuhi kebutuhan praktis akan variabilitas alat ukur/ tes di Indonesia dan

kebutuhan alat ukur untuk penelitian. Adaptasi lebih dari sekedar mengalih bahasakan.

Adaptasi menyangkut aktifitas-aktifitas yang luas untuk membuat suatu tes tersedia dalam

bahasa di lingkungan budaya dan bahasa selain dari lingkungan budaya dan bahasa aslinya.

Melibatkan penyesuaian, perubahan aitem, penggantian aitem, bahkan modifikasi kisi-kisi,

serta melibatkan langkah-langkah dan penggunaan prosedur-prosedur psikometri untuk

menelaah bias/ equivalences (Purwono, 2010).

Dari hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tes psikologi tidak cukup dan tidak

bisa hanya sekedar diterjemahkan, tetapi harus diadaptasi karena akan mengancam validitas

dari hasil yang diperoleh. Apabila hal tersebut diabaikan, maka kesimpulan dan tindakan

yang diambil juga tidak tepat. Saat ini alat ukur DASS 42 (Depression Anxiety Stress Scales),

2
SSI (Student-life Stress Inventory), dan ESSA (Educational Stress Scale for Adolescent) telah

digunakan secara luas dalam berbagai penelitian tentang stres akademik di luar negeri

maupun di Indonesia. Dari ketiga alat ukur tersebut, hingga saat ini ESSA belum ditemukan

penelitian tentang uji validitas, analisis daya diskriminasi, dan reliabilitasnya di Indonesia.

Selain itu, dari ketiga alat ukur tersebut ESSA berasal dari Asia yang dikembangkan dengan

budaya Timur dan khusus untuk mengukur tingkat stres akademik pada remaja.

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk melakukan adaptasi terhadap

ESSA sehingga diperoleh ESSA yang valid dan reliabel untuk digunakan di Indonesia sesuai

dengan pedoman yang dikeluarkan oleh international Test Commission (ITC) (2016).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah Educational Stress Scale for Adolescent (ESSA) yang telah di adaptasi ke

dalam versi Indonesia memiliki validitas, daya diskriminasi, dan reliabilitas yang baik?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

Mengadaptasi Educational Stress Scale for Adolescent (ESSA) kedalam versi

Indonesia dan menguji validitas, daya diskriminasi serta reliabilitasnya.

3
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dalam bidang psikometri melalui

suatu bentuk pelaporan pengadaptasian tes stres akademik untuk remaja beserta pengujian

validitas, daya diskriminasi serta reliabilitasnya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan alat tes stres adakemik untuk remaja

yang telah di adaptasi dalam versi Indonesia dan memiliki karakteristik psikometri yang baik.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah:

Bab I: Pendahuluan

Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab II: Tinjauan Pustaka

Bab ini berisikan sejarah pengembangan alat ukur ESSA, langkah-langkah adaptasi

alat ukur psikologi, dan karakteristik psikometri dalam suatu tes.

Bab III: Metode Penelitian

Bab ini berisikan mengenai metode penelitian, yaitu jenis penelitian, subyek

penelitian, proses dan prosedur pelaksanaan adaptasi alat ukur stres akademik untuk remaja.

4
Bab IV: Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisikan mengenai gambaran umum data penelitian, deskripsi hasil penelitian

dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V: Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan kesimpulan mengenai hasil penelitian yang telah diperoleh dan

saran, yaitu saran praktis dan metodologis.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stres Akademik

1. Defenisi Stres Akademik

Menurut Gupta dan Khan (dalam Kadapatti & Vijayalaxmi, 2012) stres akademik

adalah tekanan mental yang berkaitan dengan frustasi dengan kegagalan akademik, ketakutan

akan kegagalan tersebut bahkan kesadaran terhadap kemungkinan terjadinya kegagalan

tersebut. Menurut Rahmawati (2012) stres akademik adalah suatu kondisi atau keadaan yang

tidak sesuai antara tuntutan lingkungan dengan sumber daya aktual yang dimiliki siswa

sehingga semakin terbebani oleh berbagai tekanan dan tuntutan.

Berdasarkan defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa stres akademik merupakan suatu

reaksi psikologis dan reaksi biologis yang dialami individu akibat tekanan internal maupun

eksternal dalam bidang akademik.

2. Aspek-aspek Stres Akademik

Dalam alat ukur Educational Stress Scale for Adolescent (ESSA) (2011) terdapat lima

aspek stres akademik, yaitu:

1) Pressure from study

Hal ini mencakup tekanan yang dialami individu yang meliputi lingkungan

belajar, durasi jam belajar, dan sistem pembelajaran yang diterapkan oleh pihak

sekolah.

6
2) Workload

Hal ini berkaitan dengan tugas yang harus dikerjakan oleh individu di sekolah.

Beban yang dialami individu berupa pekerjaan rumah (PR), tugas di sekolah,

waktu pengumpulan tugas, dan ujian yang dilaksanakan.

3) Worry about grades

Hal ini berkaitan dengan perasaan cemas individu jika memiliki nilai akademis

yang rendah atau tidak lulus ujian.

4) Self-expectation

Ekspektasi merupakan sesuatu yang ada dalam diri individu yang terjadi

karena adanya keinginan untuk mencapai hasil sesuai dengan tujuan. Seseorang

yang mengalami stres akademik akan merasa selalu gagal dalam akademik dan

merasa selalu mengecewakan orang tua dan guru apabila nilai akademis tidak

sesuai dengan yang diinginkan.

5) Despondency

Keputusasaan berkaitan dengan respon emosional seseorang ketika ia merasa

tidak mampu mencapai target/ tujuan dalam hidupnya. Individu yang mengalami

stres akademik akan merasa bahwa dia tidak mampu memahami pelajaran serta

mengerjakan tugas-tugas di sekolah.

7
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Stres Akademik

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi stres akademik, menurut

Puspitasari; Gunawati dkk (dalam Barseli dkk, 2017) yaitu terdiri dari faktor internal

dan eksternal.

1) Faktor internal

a. Kepribadian

Kepribadian seorang siswa dapat menentukan tingkat toleransinya

terhadap stres. Tingkat stres siswa yang optimis biasanya lebih kecil

dibandingkan dengan siswa yang sifatnya pesimis.

b. Keyakinan

Keyakinan terhadap diri memainkan peran penting dalam

menginterpretasikan situasi-situasi di sekitar individu. Penilaian yang

diyakini siswa dapat mengubah pola pikirnya terhadap suatu hal bahkan

dalam jangka panjang dapat membawa stres secara psikologis.

2) Faktor eksternal

a. Tekanan untuk berprestasi tinggi

Para siswa sangat ditekan untuk berprestasi dengan baik dalam setiap

ujian maupun latihan. Tekanan ini dapat berasal dari orangtua, keluarga,

guru, tetangga, teman sebaya, dan diri sendiri.

b. Dorongan status sosial

Pendidikan sudah menjadi simbol status sosial. Orang-orang dengan

kualifikasi akademik tinggi akan dihormati masyarakat dan yang tidak

berpendidikan tinggi akan dipandang rendah. Siswa yang berhasil secara

8
akademik akan disukai, dikenal, dan dipuji oleh masyarakat. Sebaliknya,

siswa yang tidak berprestasi di sekolah disebut lamban, malas, bodoh, dan

cenderung ditolak oleh guru, dimarahi orangtua, dan diabaikan teman-

teman sebayanya.

c. Orangtua saling berlomba

Pada kalangan orangtua yang lebih terdidik dan kaya informasi,

persaingan untuk menghasilkan anak-anak yang memiliki kemampuan

dalam berbagai aspek juga lebih keras.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi stres akademik yaitu faktor internal yang meliputi pola pikir, kepribadian, dan

keyakinan. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari tekanan untuk berprestasi tinggi, dorongan

status sosial, dan orangtua saling berlomba.

B. Sejarah Pengembangan Tes Educational Stress Scale for Adolescent (ESSA)

Tekanan akademis dikalangan remaja merupakan faktor utama terhadap kesehatan

mental yang buruk dan penyebab perilaku bunuh diri serta perilaku berbahaya lainnya (Sun,

2012). Fenomena ini terjadi di seluruh dunia, khususnya di negara-negara kawasan Asia.

Sejumlah instrumen telah dikembangkan untuk melihat tingkat stres akademik dan hubungan

dengan masalah kesehatan di kalangan remaja (Sun dkk, 2011). Contohnya, The Academic

Stress Questionnaire (Abouserie, 1994), Student Stress Inventory (Zeidner, 1992), Academic

Stress Scale (Kohn & Frazer, 1986), Lakaev Academic Stress Response Scale (Lakaev, 2009),

Student-life Stress Inventory (Gadzella, 2001), High School Stressor Scale (HSSS; Burnett &

Fanshawe, 1997), Academic Expectation Stress Inventory (AESI; Ang & Huan, 2006a), dan

Survey of Academic Stress (SAS; Bjorkman, 2007).

9
Dari instrumen yang dikembangakan tersebut semuanya berasal dari negara Barat,

kecuali AESI yang dikembangakan dan telah banyak digunakan di negara-negara Asia.

Namun, pembuat/ pemilik alat tes AESI mengakui bahwa alat tes tersebut terbatas pada

pengukuran stres karena harapan akademik (Expectation).

Di Cina, terlepas dari harapan yang tinggi, beban tugas sekolah dan pekerjaan rumah

yang berat, sikap negatif terhadap pembelajaran, seperti ketidakpuasan terhadap nilai,

kehilangan minat belajar, dan kesulitan dalam belajar juga menjadi sumber tekanan dan stres

yang dikalangan siswa (Lin & Chen dalam Sun, dkk 2011). Melihat kondisi tersebut Sun dkk

(2011) mengembangkan alat ukur Educational Stress Scale for Adolescent (ESSA) untuk

menghasilkan instrumen yang dapat mengukur tekanan akademik yang bersifat multifaktorial

dikalangan siswa remaja di negara-negara Asia.

Hingga saat ini ESSA telah banyak digunakan pada penelitian tentang stres akademik

di negara-negara Asia terutama di Indonesia. Namun untuk penelitian tentang uji validitas

dan reliabilitasnya di Indonesia belum ditemukan. Validasi alat ukur ESSA pertama sekali

dilakukan oleh Sun dkk (2011) melibatkan 2.152 siswa remaja dari 6 sekolah menengah di

tiga lokasi Provinsi Shandong, Cina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ESSA memiliki

sifat psikometri yang memuaskan baik konsistensi internal, validitas konkruen, dan validitas

faktorialnya.

Selain itu, ESSA juga pernah di validasi oleh Truc dkk (2015) melibatkan 1.283 siswa

remaja dari 3 sekolah menengah dan 3 sekolah menengah atas di Kota Ho Chi Minh,

Vietnam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ESSA memiliki validitas faktorial,

validitas konkruen, dan konsistensi internal yang baik, namun 5 subskala ESSA

ditemukan tingkat reliabilitas yang lebih rendah dibandingkan dengan studi yang

dilakukan oleh Sun dkk (2011) dari 0,78 ke 0,62.

10
ESSA terdiri dari 16 aitem pernyatan singkat. Aitem-aitem pada ESSA diskor

berdasarkan metode penskalaan Likert lima tingkatan, yaitu “sangat tidak sesuai”, “tidak

sesuai”, “netral”, “sesuai”, dan “sangat sesuai”. Pada penelitian ini peneliti tidak

mendapatkan tabel blue print ESSA versi asli sehingga peneliti menyajikan tabel seperti

dibawah ini:

Tabel 1. Adaptasi Aitem-aitem ESSA

No Aitem Pernyataan

1 Saya sangat tidak puas dengan nilai akademik saya

2 Saya mudah lelah bila mengerjakan tugas-tugas sekolah

3 Saya merasa pekerjaan rumah (PR) yang diberikan sangat banyak

Dengan kondisi belajar saya saat ini membuat saya cemas untuk melanjutkan ke
4
jenjang pendidikan selanjutnya

5 Orangtua saya memaksa saya untuk belajar maksimal

6 Saya merasa berat untuk belajar setiap hari

7 Saya merasa ada terlalu banyak ujian di sekolah yang harus dijalani

8 Prestasi dan nilai akademik adalah segalanya bagi saya

9 Saya merasa bersalah kepada orangtua bila mendapat nilai tes/ ujian yang rendah

10 Saya merasa bersalah kepada guru bila mendapat nilai tes/ ujian yang rendah

11 Saya terpaksa belajar lebih keras akibat persaingan yang ketat antara teman sekelas

12 Saya kurang percaya diri disebabkan nilai dan prestasi akademis saya

13 Saya merasa sangat sulit untuk mengikuti pelajaran di sekolah

14 Saya merasa gelisah bila tidak bisa memenuhi target nilai ujian yang saya harapkan

15 Saya merasa sedih bila tidak dapat mencapai apa yang saya harapkan

16 Saya sulit tidur bila mengingat waktu ujian/ tes sudah dekat

11
C. Adaptasi Alat Ukur

1) Defenisi Adaptasi Alat Ukur

Adaptasi tes merupakan salah satu cara untuk menghadirkan tes/ instrumen asesmen

di lingkungan budaya selain lingkungan budaya asal. Oleh karena itu adaptasi ini penting

untuk memenuhi kebutuhan praktis akan variabilitas alat ukur/ tes di Indonesia dan

kebutuhan alat ukur untuk penelitian. Adaptasi lebih dari sekedar mengalih bahasakan.

Adaptasi menyangkut aktifitas-aktifitas yang luas untuk membuat suatu tes tersedia dalam

bahasa di lingkungan budaya dan bahasa selain dari lingkungan budaya dan bahasa

aslinya. Melibatkan penyesuaian, perubahan aitem, penggantian aitem, bahkan modifikasi

kisi-kisi, serta melibatkan langkah-langkah dan penggunaan prosedur-prosedur psikometri

untuk menelaah bias/ equivalences (Purwono, 2010).

2) Tahap-tahap dalam Proses Adaptasi

Pedoman menerjemahkan dan mengadaptasi alat tes juga dikeluarkan oleh

International Test Commission (ITC) (2016) yang dituangkan dalam The ITC Guidelines

for Translating and Adapting Tests. Berikut tahapan adaptasi yang dilakukan oleh

peneliti:

1. Tahap Pra-kondisi.

Memperoleh izin diperlukan dari pencipta atau pemegang hak intelektual yang

berkaitan dengan penelitian sebelum melakukan adaptasi apapun. Hak

kekayaan intelektual mengacu pada seperangkat hak dimiliki orang lain atas

ciptaan, penemuan, atau produknya sendiri. Pencipta (penulis) memiliki hak

khusus atas ciptaannya karena suatu tes psikologi merupakan ciptaan pikiran

manusia, sehingga tes tersebut dilindungi oleh hak kekayaan intelektual.

12
2. Tahap pengembangan Tes.

Pada tahap ini diperlukan untuk memastikan bahwa proses penerjemahan dan

adaptasi mempertimbangkan perbedaan linguistik, psikologis, dan budaya

dalam populasi yang dituju melalui pilihan ahli dengan keahlian yang relevan.

Defenisi tentang ahli yang dimaksud adalah orang atau tim dengan

pengetahuan gabungan yang cukup tentang (1) bahasa yang dituju, (2) budaya,

(3) isi tes, (4) prinsip umum pengujian, untuk menghasilkan terjemahan/

adaptasi tes yang berkualitas.

3. Tahap ketiga adalah melakukan sintesis dengan cara mendiskusikan hasil

terjemahan kedua translator yang difasilitasi oleh peneliti. Satu terjemahan

utuh diperoleh berdasarkan kesepakatan dua translator. Tahap ini mendapat

hasil berupa draf terjemahan ESSA bahasa Indonesia.

4. Tahap keempat adalah melakukan reviu terhadap hasil terjemahan. Reviu

dilakukan untuk menguji kesetaraan terjemahan oleh ahli. Ahli dalam tahap ini

merupakan dosen Psikologi yang memiliki pengalaman menerjemahkan. Ahli

memberikan penilaian terhadap draf ESSA, apakah terjemahan yang ada sesuai

dan memiliki makna yang sama dengan bahasa aslinya.

5. Tahap kelima adalah uji keterbacaan. Kalimat baru dalam bahasa Indonesia

dikonsultasikan pada ahli bahasa. Setelah aitem pernyataan di susun menjadi

skala, kemudia diujikan kepada 3 orang awam yaitu siswa dan melakukan

wawancara kognitif. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah instruksi dan

konten aitem sudah bisa dipahami oleh subjek atau belum. Pada tahap ini

menghasilkan skala semifinal ESSA bahasa Indonesia (terlampir).

13
6. Tahap keenam yang dilakukan peneliti adalah melakukan penataan letak (lay-

out) dari instruksi dan aitem-aitem pernyataan ESSA sehingga siap untuk

disajikan kepada subjek penelitian.

7. Tahap selanjutnya adalah menguji kesesuaian model pengukuran pada aspek

stres akademik untuk remaja versi Indonesia melalui proses validasi

menggunakan validitas isi, analisis daya diskriminasi, dan analisis reliabilitas

menggunakan alpha cronbach. Penelitian ini melibatkan 270 partisipan.

D. Karakteristik Psikometrik dalam suatu tes

1) Validitas

a) Definisi validitas

Validitas berasal dari kata validity. Validitas diartikan sejauh mana alat ukur

mengukur apa yang dimaksud untuk diukur (Suryabrata, 2005 dalam Jelpa 2015). Validitas

menunjukkan pada fungsi pengukuran suatu tes. Validitas melihat kecermatan alat ukur suatu

alat ukur dalam melakukan fungsi pengukurannya. Validitas merupakan syarat utama alat

ukur yang baik. antara skor observasi dan skor kriteria yang sebenarnya, namun definisi ini

dekat dengan yang disebut sebagai reliabilitas (Osterlind, 2010).

Selain itu, Ostelind (2010) juga menyebutkan bahwa validitas memiliki arti informasi

yang diperoleh dari tes yang tepat, bermakna, dan berguna untuk membuat keputusan yang

merupakan tujuan dari pengukuran mental. Azwar (2013) juga mengatakan bahwa validitas

mempunyai arti sejauh mana akurasi suatu tes dan skala dalam menjalankan fungsi

pengukurannya.

14
b) Sumber bukti validitas

Pada evaluasi validitas tes, bukti-bukti harus dihimpun dari berbagai sumber. Sumber-

sumber ini nantinya akan memberikan informasi tentang tingkat kepercayaan dalam membuat

kesimpulan skor pada situasi yang spesifik (Osterlind, 2010). Terdapat tiga tipe utama dari

validitas yaitu, validitas isi, validitas berdasarkan kriteria, dan validitas konstrak. Ketiga

validitas ini mewakili tipe-tipe bukti validitas dan bukan merupakan perbedaan tipe-tipe

validitas (Coaley, 2010).

1. Validitas isi

Validitas isi merupakan validitas untuk menguji kelayakan atau relevansi isi tes

melalui analisis rasional oleh panel yang berkompeten atau expert judgment. Validitas isi

diperlukan untuk melihat kelayakan aitem-aitem tes dalam mengungkap apakah atribut yang

diukur sesuai dengan indikator perilaku yang dibentuk dan untuk mengetahui bahwa aitem-

aitem yang diukur telah mencakup keseluruhan domain isi yang hendak diukur. Artinya,

bukan hanya domain tes yang harus komprehensif isinya, namun juga harus memuat aitem-

aitem yang relevan dengan tujuan pengukuran, yaitu tidak keluar dari batasan tujuan ukur

(Azwar, 2015). Coaley (2010) menyebutkan bahwa semakin pengukuran sesuai dengan

konten domain maka bukti dari validitas isi akan lebih kuat.

Analisis yang dilakukan dalam menentukan validitas isi sangat bergantung pada

penilaian oleh profesional, sehingga setiap orang dapat memiliki pendapat yang berbeda

terhadap suatu aitem yang valid dalam mendukung tujuan ukur tes, namun kesepakatan

penilaian dari profesional tersebut dapat di estimasi secara empirik (Azwar, 2015).

Perhitungan validitas isi secara empirik dengan formula Content Validity Ratio akan

sangat berpengaruh pada jumlah panel ahli yang terlibat semakin sedikit jumlah panel yang

terlibat, maka nilai minimumnya akan semakin tinggi misalnya jumlah panel ahli sebanyak 5

orang maka nilai minimumnya adalah 0,99 untuk bisa memenuhi tingkat kepuasan yakni 5%.

15
(Lawshe, 1975), sehingga akan cukup sulit memperoleh aitem-aitem yang sangat memuaskan

terlebih penelitian ini masih merupakan penelitian awal. Berdasarkan hal tersebut pada

penelitian ini perhitungan koefisien validitas pada penelitian ini akan menggunakan formula

Aiken’s V, sehingga meskipun jumlah panel ahli yang nantinya digunakan sedikit akan tetap

bisa menghasilkan aitem-aitem yang relevan dengan mudah.

Validitas isi sendiri memiliki dua bentuk, yaitu: face validity dan logical validity

(Azwar, 2015).

1. Face validity merupakan bukti validitas yang penting namun memiliki signifikansi

yang rendah, karena hanya berdasarkan pada penilaian terhadap format penampilan

tes dan kesesuaian konteks aitem dengan tujuan ukur tes. Face validity juga penting

dalam memotivasi individu yang di tes untuk mengisi skala dengan sungguh-sungguh

(Azwar, 2015).

2. Logical validity merupakan bukti validitas untuk melihat sejauh mana aitem tes

mewakili ciri-ciri atribut yang hendak diukur. Logical validity yang tinggi dapat

diperoleh dengan merancang isi tes dengan aitem-aitem yang relevan dengan tujuan

pengukuran. Penggunaan blue-print dapat membantu dalam menulis aitem yang

mengacu kepada indikator perilaku dan pada kaidah penulisan aitem yang sesuai

(Azwar, 2015).

2. Validitas berdasarkan kriteria

Jenis validitas ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah suatu pengukuran dapat

digunakan untuk membuat prediksi dan atau keputusan tentang individu. Tes dengan bukti

validitas yang baik dapat digunakan untuk membuat keputusan tentang individu, misalnya

untuk memprediksi perbedaan skor rata-rata antara individu yang bekerja pada tingkatan

yang berbeda (Coaley, 2010). Pada validitas berdasarkan kriteria variabel perilaku akan

diprediksi oleh skor tes untuk mengestimasi tingginya validitas yang dilakukan dengan

16
menghitung koefisien korelasi antara skor tes dengan skor kriteria (Azwar, 2015). Terdapat

dua bentuk validitas berdasarkan kriteria, yaitu:

3. Validitas konstruk

Validitas konstruk bertujuan untuk membuktikan pengukuran yang diperoleh melalui

aitem-aitem tes berkorelasi tinggi dengan konstrak teoritik yang mendasari penyusunan tes

tersebut dengan kata lain apakah skor yang diperoleh mendukung konsep teoritik yang

diinginkan oleh tujuan pengukuran semula. Cronbach & Meehl mengungkapkan dalam

menguji validitas melibatkan tiga langkah, yaitu: mengartikulasikan serangkaian konsep

teoritik dan interrelasinya, mengembangkan cara untuk mengukur konstruk hipotetik yang

diteorikan dan menguji secara empirik hubungan hipotetik di antara konstrak tersebut dan

manifestasinya yang nampak (Azwar, 2015).

Prosedur pengujian validitas konstruk dapat dilakukan dengan pendekatan multitrait-

multimethod dan pendekatan factor analysis. Pendekatan multitraitmultimethod digunakan

apabila terdapat dua traits atau lebih yang diukur oleh dua macam metode atau lebih dan

dapat menggunakan formula korelasi product-moment untuk mendapatkan koefisien korelasi

dari skor-skor skala yang ada. Sedangkan factor analysis merupakan metode statistik yang

biasa digunakan dalam mengembangkan alat ukur, untuk menganalisis hubungan di antara

banyak variabel. Terdapat dua jenis prosedur dalam analisis faktor, yaitu explanatory factor

analysis (EFA) dan confimatory factor analysis (CFA).

EFA bertujuan untuk mengenali dan mengidentifikasi berbagai faktor yang

membentuk konstrak dengan cara menemukan faktor yang membentuk varians skor terbesar

dengan jumlah faktor yang paling sedikit, yang dinyatakan dalam bentuk eigenvalue > 1,0.

Sedangkan CFA digunakan untuk memverifikasi banyaknya dimensi yang mendasari

bangunan suatu tes (factor) dan pola hubungan antara aitem dengan faktor (factor loading)

(Azwar, 2015).

17
2) Reliabilitas

a) Definisi reliabilitas

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability. Azwar (2015)

mengungkapkan bahwa reliabilitas memiliki makna konsistensi, keterandalan,

keterpercayaan, kestabilan dan sebagainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa reliabilitas

merupakan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua

kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukuran yang sama

(Siregar, 2013).

Azwar (2015) juga menyebutkan hal yang sama bahwa pengukuran dapat dipercaya

jika pada beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang sama

diperoleh hasil yang relatif sama, artinya tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-

perbedaan kecil yang biasanya terjadi di antara beberapa hasil pengukuran. Sementara itu,

Osterlind (2010) mengatakan reliabilitas merujuk pada ketelitian dalam penilaian mental.

Ketelitian dalam hal ini artinya keandalan atau konsistensi pengukuran paralel secara acak

pada beberapa penilaian.

Terdapat dua konsep mengenai reliabilitas. Pertama, konsep reliabilitas dalam arti

reliabilitas alat ukur, artinya reliabilitas erat kaitannya dengan masalah eror pengukuran

(error of measurment dapat disingkat SEM). Eror pada pengukuran menunjuk pada sejauh

mana inkonsistensi hasil ukur terjadi apabila dilakukan kembali pengukuran kepada

kelompok subyek yang sama. Kedua, konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas hasil ukur,

artinya reliabilitas berkaitan dengan eror dalam pengambilan sampel subyek yang mengacu

pada pengukuran berulang pada subyek berbeda dalam populasi yang sama (Azwar, 2015).

3) Sumber-sumber Error dalam Adaptasi

The American Educational Research Association (AERA), American Psychological

Association (APA), dan National Council on Measurement in Education (NCME) dalam

18
Standards for Educational and Psychological Testing menyediakan arahan yang cermat

untuk para spesialis pengukuran pendidikan dan psikolog yang memilih, mengembangkan,

dan menggunakan alat ukur pendidikan dan tes psikologi. Tiga diantaranya sangat relevan

dalam konteks adaptasi tes:

1. Ketika seorang pengguna tes membuat perubahan besar dalam format tes, cara

administrasi, instruksi, bahasa, atau konten, pengguna harus memvalidasi ulang penggunaan

tes untuk kondisi yang diubah atau memiliki alasan yang mendukung klaim bahwa validasi

tambahan tidak diperlukan atau tidak mungkin dilakukan.

2. Ketika satu tes diterjemahkan dari satu dialek atau bahasa pada dialek atau bahasa lainnya,

reliabilitas dan validitas untuk penggunaan dalam kelompok bahasa yang akan diuji harus

ditetapkan.

3. Ketika dimaksudkan bahwa dua versi dari tes dual-bahasa sebanding, bukti komparatif tes

harus dilaporkan.

Standar tersebut menyediakan suatu kerangka untuk mempertimbangkan sumber

kesalahan atau error yang mungkin timbul dalam upaya untuk mengadaptasi tes dari satu

bahasa dan budaya ke bahasa dan budaya lain. Sumber-sumber eror atau ketidakabsahan yang

timbul dalam adaptasi tes dapat disusun kedalam tiga kategori luas: (a) perbedaan budaya/

bahasa, (b) masalah teknis, desain, dan metode, serta (c) interpretasi hasil (Hambleton,

Merenda, & Spielberger 2005).

3) Indeks daya diskriminasi aitem

Daya diskriminasi aitem diperlukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu

membedakan antara individu atau kelompok yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang

diukur (Azwar, 2014). Indeks daya diskriminasi aitem suatu tes merupakan indikator

konsistensi antara fungsi aitem dengan fungsi skala secara keseluruhan yang dikenal dengan

19
istilah konsistensi aitem-total. Besar koefisien korelasi aitem-total bergerak dari 0 sampai 1

dengan tanda positif atau negatif. Aitem yang memiliki daya diskriminasi yang baik memiliki

koefisien korelasi yang mendekati 1, sedangkan aitem dengan daya diskriminasi yang rendah

memiliki koefisien korelasi mendekati 0 atau jika memiliki tanda negatif menunjukkan aitem

tidak memiliki daya diskriminasi (Azwar, 2014).

Azwar (2014) mengatakan bahwa koefisien korelasi minimal 0,30 untuk menyatakan

bahwa aitem memiliki daya diskriminasi yang memuaskan, sementara aitem yang memiliki

koefisien korelasi yang kurang dari 0,30 diinterpretasikan memiliki daya diskriminasi yang

rendah. Ebel menyarankan kriteria evaluasi indeks daya diskriminasi kedalam 4 kategori

(Azwar, 2013), yaitu:

Tabel 2. Evaluasi indeks daya diskriminasi

Indeks Diskriminasi Evaluasi

0,40 atau lebih Bagus sekali

0,30-0,390 Lumayan bagus

0,20-0,29 Belum memuaskan

Kurang dari 0,20 Jelek dan harus dibuang

4) Pedoman untuk administrasi, penskoran, dan interpretasi tes

Setelah melewati tahap-tahap dalam pengadaptasian aitem-aitem, pengujian pada

sampel kecil, proses pemberian tes pada sampel yang mewakili populasi, maka data yang

telah diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan perhitungan secara statistika dan

diinterpretasikan. Menurut Azwar (2014) bahwa sisi diagnostika suatu proses pengukuran

atribut psikologi adalah pemberian makna atau interpretasi terhadap skor skala yang

bersangkutan. Interpretasi tersebut menempatkan individu kedalam kelompok-kelompok

yang posisinya berjenjang menurut suatu kontinum dasar atribut yang diukur.

20
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian adaptasi alat ukur Educational Stress Scale for

Adolescent (ESSA) dengan menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Penelitian kuantitatif

deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual,

dan akurat mengenai sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara

detail (Azwar, 2017). Penelitian kuantitatif deskriptif melakukan analisis hanya sampai pada

taraf deskriptif yaitu terbatas pada penggambaran data secara faktual.

Penelitian ini akan mendeskripsikan karakteristik psikometri yaitu validitas, daya

diskriminasi, dan reliabilitas ESSA yang telah diadaptasi kedalam versi Indonesia. Validitas

akan dianalisis menggunakan bukti isi yang dilakukan dengan bantuan professional

judgement oleh validator, evaluasi daya diskriminasi dengan melihat indeks daya

diskriminasi, dan uji reliabilitas menggunakan pendekatan konsistensi internal dengan

formula alpha Cronbach. Ketiganya akan dianalisis dengan bantuan aplikasi JASP versi

0.14.1.0

B. Identifikasi Variabel Penelitian

variabel merupakan karakteristik pada individu atau benda yang menunjukkan adanya

perbedaan nilai atau kondisi yang dimiliki (Multyaningsih, 2012). Penelitian ini

menggunakan tiga variabel yaitu validitas isi, daya diskriminasi, dan reliabilitas.

21
C. Defenisi Operasional

Pada penelitian ini akan dilakukan analisis validitas berdasarkan bukti isi, analisis

daya diskriminasi, dan reliabilitas terhadap aitem-aitem ESSA. Validitas isi merupakan

validitas untuk menguji kelayakan atau relevansi isi tes melalui analisis rasional oleh panel

yang berkompeten atau expert judgment dengan memberikan penilaian terhadap aitem-aitem

ESSA. Daya diskriminasi aitem adalah kemampuan aitem-aitem dalam ESSA mampu

membedakan antara individu atau kelompok yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang

di ukur, yaitu stres akademik untuk remaja. Reliabilitas merupakan sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala

yang sama dengan menggunakan alat pengukuran yang sama.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah kelompok dari mana peneliti mengumpulkan informasi dan kepada

siapa kesimpulan akan digambarkan. Pada penelitian ini populasi yang diambil adalah remaja

di Kota Medan dan sekitarnya. Masa remaja menurut Santrock (2007) dibagi menjadi tiga

masa, yaitu masa remaja awal (10-13 tahun), masa remaja madya (14-17 tahun) dan masa

remaja akhir (18-22 tahun). Berdasarkan keterangan tersebut, sampel penelitian ini adalah

siswa remaja Kota Medan dan sekitarnya dengan rentang usia 10-22 tahun.

22
2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Convenience Sampling, artinya pemilihan sampel yang didasarkan pada ketersediaan dan

kemauan individu untuk menjadi responden (Shaughnessy & Zechmeister, 2012). Sampel

yang digunakan pada penelitian ini adalah individu dengan rentang usia 10-22. Adapun

jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 270 orang. Hal ini sesuai dengan

yang dikemukakan oleh Gable bahwa responden yang digunakan dalam pengambilan data

banyaknya kira-kira enam sampai dengan sepuluh kali lipat dari banyak aitem yang hendak

dianalisis (Azwar, 2014).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah Educational Stress Scale for Adolescent (ESSA).

ESSA memiliki 5 aspek yang terdiri dari 16 aitem. Aspek-aspeknya adalah:

1. Pressure from study

2. Workload

3. Worry about grades

4. Self-expectations

5. Despondency

Bentuk asli ESSA terdiri dari sekumpulan pernyataan-pernyataan sederhana yang


diskor/ dinilai dengan metode likert 5 tingkatan yaitu mulai dari 1 = sangat tidak setuju, 2 =
tidak setuju, 3 = netral, 4 = setuju dan 5 = sangat setuju.

23
Versi asli ESSA yang terdiri dari 16 aitem disajikan dalam tabel 3, berikut.
Instruction: The following statements are about your feelings and attitudes towards
your academic achievement and study. For each statement please select the level of
agreement that suits you the best.

agree nor
Disagree
Strongly

Strongly
disagree

disagree
Neither

Agree

agree
1) I am very dissatisfied with my academic grades 1 2 3 4 5
2) I feel that there is too much school work 1 2 3 4 5
3) I feel there is too much homework 1 2 3 4 5
4) Future education and employment bring me a lot 1 2 3 4 5
of academic pressure
5) My parents care about my academic grades too 1 2 3 4 5
much which brings me a lot of pressure
6) I feel a lot of pressure in my daily studying 1 2 3 4 5
7) I feel that there are too many tests /exams in the 1 2 3 4 5
school
8) Academic grade is very important to my future 1 2 3 4 5
and even can determine my whole life
9) I feel that I have disappointed my parents when 1 2 3 4 5
my test/exam results are poor
10) I feel that I have disappointed my teacher when 1 2 3 4 5
my test/exam results are not ideal
11) There is too much competition among classmates 1 2 3 4 5
which brings me a lot of academic pressure
12) I always lack confidence with my academic scores 1 2 3 4 5
13) It is very difficult for me to concentrate during 1 2 3 4 5
classes
14) I feel stressed when I do not live up to my own 1 2 3 4 5
standards.
15) When I fail to live up to my own expectations, I 1 2 3 4 5
feel I am not good enough.
16) I usually cannot sleep because of worry when I 1 2 3 4 5
cannot meet the goals I set for myself.
Tabel 3 diatas merupakan versi asli ESSA dalam bahasa Inggris yang terdiri dari 16
aitem. Aitem-aitem tersebut diawali dengan instruksi “Pernyataan berikut adalah tentang
perasaan dan sikap Anda terhadap prestasi akademik dan studi Anda. Untuk setiap
pernyataan, pilih tingkat persetujuan yang paling sesuai untuk Anda.

24
F. Proses Adaptasi

Proses adaptasi merupakan proses yang mencakup dari awal pemilihan alat ukur, apakah

alat ukur tersebut mengukur konstruk yang sama dalam bahasa dan budaya yang berbeda,

sampai pada tahap mengecek kesetaraannya dalam bentuk yang diadaptasi. Proses adaptasi

ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:

1. Mempersiapkan alat ukur Educational Stress Scale for Adolescent (ESSA). Alat ukur

tersebut dipilih karena pentingnya dan kebutuhan akan alat ukur stres akademik di

Indonesia seperti yang dijelaskan dalam Bab I.

2. Menetapkan 16 aitem ESSA.

3. Menerjemahkan aitem. Proses penerjemahan aitem menggunakan desain forward

translation, yaitu seorang penerjemah mengadaptasi tes dari bahasa Inggris ke bahasa

Indonesia. Kemudian, kesamaan dari kedua versi tes ini dinilai oleh penerjemah lain.

Revisi dapat dibuat pada versi tes bahasa Indonesia untuk memperbaiki masalah yang

diidentifikasi oleh para penerjemah. Dalam desain ini, penerjemah dan ahli yang

berperan dalam pemberian penilaian adalah:

a. Penerjemah yang menguasai bahasa inggris dan bahasa indonesia.

b. Ahli yang mengerti dan memahami konstruk dan konsep stres terutama Stres

akademik.

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Berikut tahapan adaptasi yang dilakukan oleh peneliti:

1. Tahap pra-kondisi. Pada tahap ini, peneliti melakukan komunikasi melalui

email dan memperoleh izin dari peneliti kedua yaitu Michael Dunne untuk

melakukan adaptasi terhadap skala Educational Stress Scale for Adolescent

25
(ESSA) ke bahasa Indonesia. Format asli diperoleh dari artikel dengan judul

“Educational Stress Scale for Adolescents: Development, Validity, and

Reliability With Chinese Students” tahun 2011 yang telah diterbitkan pada

Journal of Psychoeducational Assessment.

2. Tahap pengembangan Tes. Tahap kedua yang dilakukan oleh peneliti adalah

menerjemahkan skala Educational Stress Scale for Adolescent (ESSA) ke

dalam Bahasa Indonesia dengan konsteks budaya Indonesia. Penerjemahan dari

Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia dilakukan oleh dua penerjemah. Kriteria

penerjemah adalah orang yang memiliki pengetahuan yang memadai tentang

(1) bahasa yang terlibat, (2) budaya, (3) isi tes, dan (4) prinsip tes secara

umum. Proses menerjemahkan dilakukan secara independen oleh masing-

masing penerjemah. Dalam penelitian ini Drs. Syahri Saja, M.A dan Ratih

Syahriani, M. Si yang berperan sebagai penerjemah yang merupakan

professional di Pusat Bahasa Universitas Sumatera Utara.

3. Tahap ketiga adalah melakukan sintesis dengan cara mendiskusikan hasil

terjemahan kedua translator yang difasilitasi oleh peneliti. Dalam mensintesis

hasil terjemahan ini dibantu oleh Ibu Dina Nazriani, MA. Tahap ini mendapat

hasil berupa draf terjemahan ESSA bahasa Indonesia.

4. Tahap keempat adalah melakukan reviu terhadap hasil terjemahan. Reviu

dilakukan untuk menguji kesetaraan terjemahan oleh ahli. Ahli dalam tahap ini

merupakan dosen Psikologi yang memiliki pengalaman menerjemahkan. Ahli

memberikan penilaian terhadap draf ESSA, apakah terjemahan yang ada sesuai

dan memiliki makna yang sama dengan bahasa aslinya. Terdapat 7 ahli yang

memberikan penilaiannya terhadap penelitian ini, yaitu empat orang ahli dalam

bidang psikologi pendidikan, satu orang ahli dalam bidang psikometri, satu

26
orang ahli dalam bidang psikologi perkembangan, dan satu orang ahli dalam

psikologi klinis. Tujuh orang ahli tersebut merupakan dosen di Fakultas

Psikologi Universitas Sumatera Utara.

5. Tahap kelima adalah uji keterbacaan. Kalimat baru dalam bahasa Indonesia

dikonsultasikan pada ahli bahasa. Setelah aitem pernyataan di susun menjadi

skala, kemudian diujikan kepada 3 orang awam yaitu siswa dan melakukan

wawancara kognitif. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah instruksi dan

konten aitem sudah bisa dipahami oleh subjek atau belum.

6. Tahap keenam yang dilakukan peneliti adalah melakukan penataan letak (lay-

out) dari instruksi dan aitem-aitem pernyataan ESSA sehingga siap untuk

disajikan kepada subjek penelitian.

7. Kemudian tahap mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan secara

mandiri dengan menyebarkan kuesioner online diberbagai media sosial.

8. Tahap selanjutnya peneliti menguji kesesuaian model pengukuran pada aspek

stres akademik untuk remaja versi Indonesia melalui proses validasi

menggunakan bukti validitas isi, daya diskriminasi, dan analisis reliabilitas

menggunakan alpha cronbach dengan menggunakan bantuan aplikasi JASP

versi 0.14.1.0

H. Metode Analisa Data

1. Validitas Isi

Pada tahap ini validitas aitem di analisis dengan menggunakan bukti isi (validitas isi)

tes. Validitas isi digunakan untuk menguji kelayakan suatu alat tes melalui analisis rasional

oleh panel yang berkompeten/ expert judgement. Coaley (2010) menyebutkan bahwa semakin

pengukuran sesuai dengan konten domain maka bukti dari validitas isi akan semakin kuat.

Analisis yang dilakukan dalam menentukan validitas isi sangat bergantung pada penilaian

27
ahli, sehingga setiap orang dapat memiliki pendapat yang berbeda terhadap suatu aitem yang

valid dalam mendukung tujuan ukur tes, namun kesepakatan penilaian dari ahli tersebut dapat

di estimasi secara empirik (Azwar, 2015). Berdasarkan hal tersebut, pada penelitian ini

perhitungan koefisien validitas pada penelitian ini menggunakan formula Aiken’s V.

2. Reliabilitas

Azwar (2015) mengungkapkan bahwa reliabilitas memiliki makna konsistensi,

keterandalan, keterpercayaan, kestabilan dan sebagainya. Sementara itu, Osterlind (2010)

mengatakan reliabilitas merujuk pada ketelitian dalam penilaian mental. Ketelitian dalam hal

ini artinya keandalan atau konsistensi pengukuran paralel secara acak pada beberapa

penilaian. Pengujian reliabilitas pada tes ini di analisis menggunakan teknik alpha Cronbach.

Analisis ini dilakukan dengan bantuan JASP versi 0.14.1.0

3. Daya diskriminasi aitem

Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian daya diskriminasi terhadap aitem-aitem

yang dimuat dalam skala. Formula yang digunakan adalah koefisien product-moment

Pearson.

G. Pedoman administrasi, penskoran dan interpretasi tes

Tahap ini melakukan penskoran terhadap hasil tes atau data yang telah diperoleh

dengan mengolahnya menggunakan analisis aitem yang telah ditentukan sebelumnya serta

melakukan interpretasi terhadap skor-skor yang diperoleh.

Alat ukur stres akademik untuk remaja ini akan menggunakan penskalaan respon

yang menempatkan kelima pilihan jawaban di sepanjang kontinum kuantitatif, sehingga

ditemukan titik letak masing-masing pilihan jawaban yang kemudian dijadikan sebagai nilai

skor (Spector dalam Azwar, 2014). Model skala likert akan digunakan pada penelitian ini,

yakni setiap respon pada skala stres akademik untuk remaja akan dilakukan dengan

memberikan skor 5 untuk respon sangat setuju (SS), 4 untuk respon setuju (S), 3 untuk

28
respon antara setuju dan tidak setuju atau netral (N), 2 untuk respon tidak setuju (TS), dan 1

untuk respon sangat tidak setuju (STS). Pada skala ini semua aitem favorable. Adapun

kategorisasi normatif subyek pada skala stres akademik untuk remaja ini dengan 3 kategori,

yaitu: rendah, sedang, dan tinggi.

29
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil yang akan dijabarkan dalam bab ini adalah hasil analisis dari skala stres

akademik untuk remaja berupa gambaran umum sampel penelitian dan gambaran

karakteristik skala serta pembahasan hasil.

A. Gambaran Umum Data Penelitian

Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah remaja di Kota Medan dan

sekitarnya dengan rentang usia 10-22 tahun. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak

270 orang. Adapun gambaran sampel penelitian yang akan dijabarkan adalah berdasarkan

usia, jenis kelamin, dan jenjang pendidikan yang akan disajikan dalam tabel 4.

Tabel 4. Proporsi sampel penelitian berdasarkan usia dan jenjang pendidikan

Usia Frekuensi Persentase (%)


11 tahun 3 1,111
12 tahun 19 7,037
13 tahun 15 5,556
14 tahun 45 16,667
15 tahun 60 22,222
16 tahun 47 17,407
17 tahun 53 19,630
18 tahun 28 10,370

Kelas Frekuensi Persentase (%)


V (lima) 4 1,481
VI (enam) 16 5,926
VII (tujuh) 10 3,704
VIII (delapan) 45 16,667
IX (sembilan) 45 16,667
X (sepuluh) 15 5,556
XI (sebelas) 68 25,185
XII (dua belas) 67 24,514
Total 270 100

30
Pada tabel 4 diketahui bahwa proporsi sampel berdasarkan usia dengan persentase

terbesar adalah pada usia 15 tahun yakni 22,22 %, kemudian usia 17 tahun yakni 19,63 %

lalu usia 16 tahun yakni 17,40 % dan usia 14 tahun yakni 16,66 %. Sementara usia lainnya

berkisar 1% sampai 10%.

Berdasarkan tabel 4 juga dapat diketahui bahwa subyek dalam penelitian ini sebagian

besar adalah siswa kelas XI dengan persentase 25,18% (67 orang), kemudian siswa kelas XII

dengan persentase 24,51%, lalu siswa kelas VIII dengan persentase 16,66% dan siswa kelas

IX dengan persentase 16,66 %. Sementara siswa kelas lainnya berkisar 1% sampai 5% saja.

Tabel 5. Proporsi sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


Laki-laki 117 43,333
Perempuan 153 56,667
Total 270 100
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa jumlah subyek perempuan 56,66% (153

orang) dan jumlah subyek laki-laki 43,33% (117 orang).

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Validitas Isi

Validitas skala penelitian ini di analisis dengan menggunakan bukti isi (validitas isi)

tes. Validitas isi digunakan untuk menguji kelayakan suatu alat tes melalui analisis rasional

oleh panel yang berkompeten/ expert judgement. Validator kemudian diminta untuk

memberikan penilaian terhadap aitem-aitem yang di muat dalam skala mulai dari angka 1

sampai 5. Adapun jumlah validator yang digunakan berjumlah tujuh orang ahli, yaitu empat

orang ahli dalam bidang psikologi pendidikan, satu orang ahli dalam bidang psikometri, satu

orang ahli dalam bidang psikologi perkembangan, dan satu orang ahli dalam bidang psikologi

klinis. Hasil penilaian dari setiap validator kemudian dihitung dengan menggunakan rumus

Aiken’s V. Sebuah aitem dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila memiliki koefisien

validitas lebih dari 0,80, validitas aitem dikatakan sedang apabila memiliki koefisien validitas

31
antara 0,40-0,80 dan validitas aitem dikatakan rendah apabila memiliki koefisien validitas

kurang dari 0,40 (Retnawati, 2015). Hasil analisis validitas isi dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Hasil analisis validitas isi

Indeks Indeks
Nomor aitem Kategori Nomor aitem Kategori
Aiken Aiken

0.75 0.78571
1 9
Sedang Sedang

0.78571 0.78571
2 10
Sedang Sedang

0.82143 0.78571
3 11
Tinggi Sedang

0.60714 0.75
4 12
Sedang Sedang

0.75 0.67857
5 13
Sedang Sedang

0.64286 0.67857
6 14
Sedang Sedang

0.67857 0.67857
7 15
Sedang Sedang

0.60714 0.67857
8 16
Sedang Sedang

32
Tabel 7. Validitas isi adaptasi skala stres akademik untuk remaja

Total Total Total Total Total Total Total Total

Butir Skoring Skoring Skoring Skoring Skoring Skoring Skoring ∑ V Keterangan

Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 4 Rater 5 Rater 6 Rater 7

16
65 63 56 39 77 57 76 321 0,716 Sedang
butir

Berdasarkan tabel 7, diketahui bahwa koefisien validitas isi untuk skala stres akademik untuk remaja yang telah dibentuk adalah 0,716

termasuk kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan adaptasi skala stres akademik untuk remaja yang sudah dibuat sudah

cukup valid untuk mengukur variable stres akademik yang dimaksud.

Berdasarkan analisis validitas isi aitem pada tabel. 6, maka aitem dapat dikelompokkan seperti tabel dibawah ini:

Tabel 8. Ringkasan hasil analisis validitas isi

V Kategori Nomor Aitem Jumlah Aitem Persentase (%)

V > 0,8 Tinggi 3 1 7%

0,4 < V < 0,8 Sedang 1,2,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16 15 93 %

V < 0,4 Rendah - - 0%

33
Berdasarkan hasil uji validitas isi yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa

secara umum validitas isi yang diperoleh setiap aitem berada pada kategori sedang, yaitu 93%

(15 aitem). Meskipun terdapat satu aitem berada pada kategori tinggi, yaitu 7% (1 aitem).

Hasil tersebut menunjukkan bahwa aitem-aitem yang dimuat di dalam skala mampu

mengukur tingkat stres akademik untuk remaja.

2. Hasil Preliminary aitem-aitem pada adaptasi skala stres akademik untuk remaja

Preliminary aitem dilaksanakan pada hari kamis tanggal 17 Juni 2021 dengan

memberikan skala stres akademik yang memuat 16 aitem kepada 10 orang subyek.

Berdasarkan preliminary aitem yang telah dilaksanakan, secara umum subjek dapat

memahami maksud aitem-aitem yang dimuat di dalam skala.

3. Hasil Analisis Daya Diskriminasi Aitem

Ebel menyebutkan bahwa evaluasi indeks daya diskriminasi aitem dapat dibagi

menjadi 4 kategori, yaitu: aitem dengan indeks daya diskriminasi 0,40 atau lebih

dikategorikan bagus sekali, 0,30-0,39 dapat dikategorikan lumayan. Sedangkan indeks daya

diskriminasi 0,20-0,29 dikategorikan belum memuaskan atau perlu diperbaiki dan indeks

daya diskriminasi aitem kurang dari 0,20 termasuk jelek dan harus dibuang (Azwar, 2013).

a. Hasil Analisis Daya Diskriminasi Aitem-aitem pada adaptasi ESSA dapat dilihat dalam

tabel 9:

34
Tabel 9. Hasil analisis indeks daya diskriminasi aitem-aitem pada ESSA

Aitem d Keterangan Aitem d Keterangan

1 0,240 Belum memuaskan 9 0,508 Bagus sekali

2 0,581 Bagus sekali 10 0,294 Belum memuaskan

3 0,411 Bagus sekali 11 0,390 Lumayan bagus

4 0,397 Lumayan bagus 12 0,653 Bagus sekali

5 0,325 Lumayan bagus 13 0,425 Bagus sekali

6 0,403 Bagus sekali 14 0,571 Bagus sekali

7 0,334 Lumayan bagus 15 0,527 Bagus sekali

8 0,409 Bagus sekali 16 0,285 Belum memuaskan

Berdasarkan hasil analisis indeks daya diskriminasi aitem pada tabel 9, maka aitem-

aitem dapat dikelompokkan seperti dalam tabel 10:

Tabel 10. Pengelompokan hasil analisis daya diskriminasi aitem-aitem pada ESSA

Indeks diskriminasi Jumlah aitem Persentase (%)


Evaluasi Nomor aitem
(d)

≥0,4 Bagus sekali 2,3,6,8,9,12,13,14,15 9 56,25%

0,3 – 0,39 Lumayan bagus 4,5,7,11 4 25%

0,2-29 Belum memuaskan 1,10,16 3 18,75%

Jelek dan harus


<0,2 - 0 0%
dibuang

Berdasarkan pengelompokan hasil analisis daya diskriminasi pada tabel diketahui

bahwa aitem-aitem berada pada kategori bagus sekali sebesar 56,25% (9 aitem). Sementara

pada kategori lumayan bagus sebesar 25% (4 aitem). Kemudian pada kategori belum

35
memuaskan sebesar 18,75% (3 aitem). Aitem-aitem yang berada pada kategori belum

memuaskan dan jelek serta harus dibuang pada aspek ini tidak ada.

4. Karakteristik aitem berdasarkan hasil validitas isi dan daya diskriminasi

Berdasarkan hasil analisis validitas isi dan daya diskriminasi terhadap 16 aitem, maka

dapat dilihat karakteristik aitem berdasarkan koefisien validitas isi dan indeks daya

diskriminasi aitem yang diperoleh pada tabel 11. karakteristik ini akan dijadikan salah satu

pertimbangan dalam menentukan aitem-aitem yang akan dimuat pada format skala final.

Tabel 11. Karakteristik aitem berdasarkan hasil validitas isi dan daya diskriminasi

N.A V Ket. V D Ket. D


1 0,75 Sedang 0,240 BM
2 0,785 Sedang 0,581 BS
3 0,821 Tinggi 0,411 BS
4 0,607 Sedang 0,397 LB
5 0,75 Sedang 0,325 LB
6
0,642 Sedang 0,403 BS
7 0,678 Sedang 0,334 LB
8 0,607 Sedang 0,409 BS
9 0,785 Sedang 0,508 BS
10 0,785 Sedang 0,294 BM
11 0,785 Sedang 0,390 LB
12 0,75 Sedang 0,653 BS
13
0,678 Sedang 0,425 BS
14 0,678 Sedang 0,571 BS
15 0,678 Sedang 0,527 BS
16 0,678 Sedang 0,285 BM
Keterangan : N.A= nomor aitem, V= validitas isi, Ket. V= keterangan validitas, d= daya
diskriminasi, Ket. d= keterangan daya diskriminasi, BS= bagus sekali, LB= lumayan bagus,
BM= belum memuaskan, J= jelek

Berdasarkan tabel 11, diketahui bahwa beberapa aitem pada ESSA memiliki
karakteristik yang berbeda antara koefisien validitas isi dan indeks daya diskriminasi. Hal ini
menunjukkan bahwa meskipun pada beberapa aitem memang mampu mengukur sesuai
dengan atribut yang diukur, namun hal ini tidak menjamin bahwa aitem tersebut juga mampu
membedakan antara sampel dengan skor rendah maupun tinggi dengan sangat baik.

36
Pada tabel 12 akan ditampilkan aitem-aitem final yang akan dimuat di dalam adaptasi
skala stres akademik untuk remaja:

Tabel 12. Format final adaptasi aitem

Jenis aitem
N.A V D Ket. aitem
1 0,75 0,240 F D
2 0,785 0,581 F D
3 0,821 0,411 F D
4 0,607 0,397 F D
5 0,75 0,325 F D
6 F
0,642 0,403 D
7 0,678 0,334 F D
8 0,607 0,409 F D
9 0,785 0,508 F D
10 0,785 0,294 F D
11 0,785 0,390 F D
12 0,75 0,653 F D
13 F
0,678 0,425 D
14 0,678 0,571 F D
15 0,678 0,527 F D
16 0,678 0,285 F D
Keterangan : N.A= nomor aitem, F= favorable, UF= unfavorable, V= validitas isi, d= daya
diskriminasi, D= digunakan, TD= tidak digunakan

Pada tabel 12 dapat diketahui bahwa berdasarkan hasil analisis validitas isi dan daya
diskriminasi, maka semua aitem dipilih untuk dimasukkan ke dalam skala stres akademik
untuk remaja.

5. Hasil Analisis Reliabilitas

Reliabilitas pada skala ini diperoleh dengan menggunakan reliabilitas alpha cronbach.
Reliabilitas yang diperoleh pada skala penelitian ini adalah 0,808. Menurut Murphy &
Davidshofer (2005) jika nilai koefisien reliabilitas Cronbach alpha > 0.8, maka instrumen
memiliki reliabilitas yang tinggi, sementara koefisien reliabilitas pada kategori sedang adalah
0.6-0.7. sedangkan untuk koefisien reliabilitas yang rendah adalah dibawah 0.6.

37
C. Pembahasan

Saat ini sudah banyak alat ukur stres akademik yang dikembangkan peneliti, namun

tidak bisa dipungkiri banyaknya alat tes psikologi yang dipakai di Indonesia saat ini tidak

memiliki izin dan persetujuan dari pemilik sah alat ukur/ tes tersebut. Adaptasi tes merupakan

salah satu cara untuk menghadirkan tes/ instrument asesmen di lingkungan budaya selain

lingkungan budaya asal. Oleh karena itu, adaptasi ini penting untuk memenuhi kebutuhan

praktis akan variabilitas alat ukur/ tes di Indonesia dan kebutuhan alat ukur untuk penelitian.

Adaptasi alat ukur stres akademik untuk remaja ini dibuat berdasarkan alat ukur yang dibuat

oleh Sun dkk, 2011. Pada penelitian ini, sampel yang diambil adalah remaja yakni berusia 10-

22 tahun (Santrock, 2007) dengan jumlah sampel 270 orang di Kota Medan dan Sekitarnya.

Hasil dalam penelitian ini berupa karakteristik aitem dari hasil validasi skala

berdasarkan bukti isi, reliabilitas, dan daya diskriminasi. Sebelum analisis daya diskriminasi

dan reliabilitas dilakukan, peneliti terlebih dahulu menyeleksi sampel yang bersedia atau

tidak menjadi partisipan dalam penelitian karena terdapat jawaban yang tidak bersedia.

Kemudian peneliti juga memeriksa sampel yang tidak sungguh-sungguh dalam membaca

aitem, dapat dilihat dari sebaran skor aitem yang cenderung sama di semua aitem. Setelah di

seleksi, sampel yang sebelumnya 277 orang menjadi 270 orang.

Berdasarkan hasil validitas isi dan daya diskriminasi terhadap aitem-aitem yang telah

dimuat di dalam skala, maka dapat dijabarkan karakteristik aitem berdasarkan keduanya,

sehingga aitem-aitem tersebut dapat dipilih untuk dimuat pada skala final yakni berjumlah 16

aitem. Pada sebagian besar aitem terdapat berbedaan dalam karakteristik berdasarkan

validitas isi dan daya diskriminasi, contohnya pada aitem nomor 1 validitas isinya sedang,

namun indeks daya diskriminasinya belum memuaskan. Berbagai faktor dapat

melatarbelakangi indeks daya diskriminasi yang belum memuaskan misalnya sampel kurang

mampu memahami makna kalimat yang tertulis dalam skala.

38
Menurut Murphy dan Davidshor (2005), daya diskriminasi positif berarti aitem

berhasil membedakan antara individu yang memiliki skor tinggi dan rendah. Selain itu, juga

menunjukkan bahwa aitem mampu mengukur sesuai dengan fungsi ukur skala. Sementara

aitem-aitem pada kategori belum memuaskan kurang dapat membedakan antara individu

yang memiliki skor tinggi maupun rendah. Namun, aitem tersebut masih bisa ditinjau untuk

direvisi kembali. Sedangkan aitem-aitem pada kategori jelek dan harus dibuang berarti sama

sekali tidak mampu untuk mendiskriminasi antara individu yang memiliki skor rendah dan

tinggi (Murphy & Davidshor, 2005). Dari penjelasan terhadap daya diskriminasi tersebut,

akan dijadikan pertimbangan dalam memilih aitem yang akan digunakan.

Dalam adaptasi aitem-aitem ESSA terdapat satu aitem yang memiliki validitas isi

yang tinggi dengan nomor aitem 3. Aitem-aitem yang memiliki validitas sedang berjumlah 15

dengan nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, dan 16. Pada analisis daya

diskriminasi aitem terdapat 9 aitem berada pada kategori bagus sekali dengan nomor aitem 2,

3, 6, 8, 9, 12, 13, 14, dan 15. Sedangkan daya diskriminasi aitem pada kategori lumayan

bagus ada 4 aitem dengan nomor aitem 4, 5, 7, dan 11. Kemudian terdapat daya diskriminasi

aitem pada kategori belum memuaskan ada 3 aitem dengan nomor aitem 1, 10, dan 16.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti menggunakan semua aitem untuk dimasukkan

di dalam skala final. Hal ini disebabkan aitem-aitem dengan validitas yang sedang hingga

tinggi meskipun memiliki indeks daya diskriminasi yang lumayan bagus ayau belum

memuaskan, namun peneliti lebih merujuk pada koefisien validitas isi seperti yang dikatakan

Azwar (2014) bahwa indeks diskriminasi bukan satu-satunya yang menjadi patokan dalam

memilih aitem, validitas juga perlu dipertimbangkan karena indeks diskriminasi tidak

menunjukkan apakah aitem dalam skala memang mengukur komponen-komponen yang

menyusun konstrak yang dimaksud, yaitu stres akademik untuk remaja.

39
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang evalusi adaptasi alat ukur stres akademik untuk

remaja, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil evaluasi psikometri terhadap adaptasi skala stres akademik untuk remaja

ini berjumlah 16 aitem memberikan bukti validitas yang kuat dan akurat

mengukur konstrak stres akademik berdasarkan bukti validitas isi melalui

analisis rasional expert judgement, meskipun beberapa aitem memiliki

kemampuan diskriminasi yang masih belum memuaskan pada aitem-aitem

tertentu, sehingga dapat ditinjau dan direvisi kembali.

B. Saran

1. Saran Praktis

Hasil evaluasi psikometri terhadap adaptasi skala stres akademik untuk remaja

ini memberikan bukti validitas yang kuat untuk mengukur stres akademik

untuk remaja berdasarkan bukti validitas isi menggunakan indeks Aikens’ V

dan uji reliabilitas dengan alpha Cronbach, sehingga peneliti selanjutnya dapat

menggunakan skala ini untuk mengukur tingkat stres akademik pada remaja.

2. Saran Metodologis

a. Terdapat beberapa aitem yang masih memiliki daya diskriminasi yang

belum memuaskan, oleh karena itu jika peneliti selanjutnya ingin

menggunakan skala stres akademik untuk remaja ini, disarankan

meninjau kembali aitem-aitem tersebut untuk direvisi.

b.Terdapat perubahan pada aitem skala stres akademik untuk remaja ini,

sehingga jika peneliti selanjutnya ingin menggunakan skala stres

40
akademik untuk remaja ini, disarankan untuk meninjau kembali aitem-

aitem pada penelitian ini dengan versi aslinya.

c. Penelitian ini melibatkan usia remaja, namun sebagian besar sampel

yang di dapat berada pada masa remaja madya, oleh sebab itu peneliti

selanjutnya disarankan untuk menggunakan sampel pada tahap

perkembangan yang berbeda sehingga dapat diketahui gambaran

kualitas skala stres akademik pada rentang usia remaja awal.

41
DAFTAR PUSTAKA

Ang, R.P, & Huan, V.S. (2006). “Academic expectations stress inventory: development,

factor analysis, reliability, and validity”, Educational and Psychological

Measurement, Vol. 66 No. 3: 522-539

Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, S. (2013). Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, S. (2014). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (Edisi II).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, S. (2015). Reliabilitas & Validitas. (Edisi IV). Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, S. (2017). Metode Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (Edisi II).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Barseli, M., Ifdil, I., & Nikmarijal, N. (2017). Konsep Stres Akademik Siswa. Jurnal

Konseling dan Pendidikan. Vol. 5, No. 3 hal.143-148

Barseli, M., Ifdil, I., & Fitria, L. (2020). Stres Akademik akibat Covid-19. Jurnal Penelitian

Guru Indonesia. Vol. 5, No. 2 hal. 95-99

Brown, S. L., Teufel, J. A., Birch, D. A. & Kancherla, V. (2006). Gender, age, and behavior

diffrences in early adolescents worry. Journal of School Health, 76, 430-437

Coaley, K. (2010). An Introduction to Psychological Assessment and Psychometrics. London:

Sage Publication Ltd

42
Fauziyyah, R., Awinda, R., Besral. (2021). Dampak Pembelajaran Jarak Jauh Terhadap

Tingkat Stres Dan Kecemasan Mahasiswa Selama Pandemi Covid-19. Bikfokes. Vol.

1, Edisi 2

Hambleton, R.K., Marenda, P.F., Spielberger, C.D. (Eds) (2005). Adapting Educational and

Psychological Test for Cross-Cultural Assesment. New Jersey: Lawrence Erlbaum

Associates

International Test Commission. (2016). The ITC Guidelines for Translating and Adapting

Test (Second Edition). Retrivied from: www.InTestCom.org

Jelpa, P. (2015). Penyusunan Skala Psikologi: Asyik, Mudah, & Bermanfaat. Yogyakarta:

Pusaka Pelajar

Kadappati & Vijayalaxmi. (2012). Stressors of academic stress “a study on presuniversity

students. Indian J. Sci. Res, Vol. 3, No. 1

Kronologi Pembunuhan Dosen Oleh Mahasiswa Karena Masalah Nilai. (2 Mei 2016).

Diakses pada 2 Januari 2020, from Kompas.com:

https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/regional/read/2016/05/03/06393601

/kronologi.pembunuhan.dosen.oleh.mahasiswa.karena.masalah.nilai

Lawshe, C.H. (1975). A quantitativee approach to content validity. Personal psychology, 28,

563-575. Diunduh dari:

http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.460.9380&rep=rep1&type=

pdf

Multyaningsih, E. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alf

43
Shaughnessy, J & Zechmeister, J. (2012). Metode penelitian dalam Psikologi, Edisi 9

Bahasa Indonesia. Jakarta: salemba humanika

Osterlind. S. J. (2010). Modern Measurement; Theory, Pricinple, and Applications of Mental

Appraisal (2nd edition). USA: Pearson Education,Inc.

Purwono, U., dan Endahing, W. (2010). Adaptasi: Alternatif Dalam Pengembangan Alat

Ukur/ Tes Psikologi.

Rahmawati, D. D. (2012). Pengaruh Self-Efficacy terhadap stres akademik pada siswa kelas 1

Rintisan Sekolah bertaraf Internasional di SMP N 1 Medan. Diakses pada 20 Agustus

2020, from: respository.usu.ac.id

Santrock, J.W. (2007). Child Development, Perkembangan anak edisi ke 7. Jakarta: Erlangga

Siregar, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: Prenada Media Group

Siswa SMP tewas Gantung Diri di Tarakan, Sempat Keluhkan Banyak Tugas Sekolah. (28

Oktober 2020). Diakses pada 22 Januari 2021, from inews.id:

https://www.google.com/amp/s/regional.inews.id/amp/berita/siswa-smp-tewas-

gantung-diri-di-tarakan-sempat-keluhkan-banyak-tugas-sekolah

Sun, J. (2012). Educational Stress Among Chenese Adelescents: Measurement, Risk Factors

and Associations with Mental Health. A Thesis by publications. Queensland

University of Technology: Brisbane

Sun, J., Dunne, M.P., Hou, Xiang-Yu, Ai-Qiang. (2011). Educational Stress Scale for

Adolescent. Journal of psyhoeducational Assesment. Vol. 29, No.6:534-546

44
Truch, T. T., Sun, J., Kim, X. L., Nguyen, D. N., Jason, D., Michael, P. D. (2015). Validation

of the Educational Stress Scale for Adolescents (ESSA) in Vietnam. Asia-Pasific

Journal of Public Health. Vol. 27 (2) NP2112-NP2121

45
LAMPIRAN

Lampiran 1

Adaptasi Aitem-aitem Skala Stres Akademik Untuk Remaja

No Aitem Pernyataan

1 Saya sangat tidak puas dengan nilai akademik saya

2 Saya mudah lelah bila mengerjakan tugas-tugas sekolah

3 Saya merasa pekerjaan rumah (PR) yang diberikan sangat banyak

Dengan kondisi belajar saya saat ini membuat saya cemas untuk melanjutkan ke
4
jenjang pendidikan selanjutnya

5 Orangtua saya memaksa saya untuk belajar maksimal

6 Saya merasa berat untuk belajar setiap hari

7 Saya merasa ada terlalu banyak ujian di sekolah yang harus dijalani

8 Prestasi dan nilai akademik adalah segalanya bagi saya

9 Saya merasa bersalah kepada orangtua bila mendapat nilai tes/ ujian yang rendah

10 Saya merasa bersalah kepada guru bila mendapat nilai tes/ ujian yang rendah

11 Saya terpaksa belajar lebih keras akibat persaingan yang ketat antara teman sekelas

12 Saya kurang percaya diri disebabkan nilai dan prestasi akademis saya

13 Saya merasa sangat sulit untuk mengikuti pelajaran di sekolah

14 Saya merasa gelisah bila tidak bisa memenuhi target nilai ujian yang saya harapkan

15 Saya merasa sedih bila tidak dapat mencapai apa yang saya harapkan

16 Saya sulit tidur bila mengingat waktu ujian/ tes sudah dekat

46
Lampiran 2

Data dan Skor Subyek Pada Adaptasi Skala Stres Akademik Untuk Remaja

Nama/ Jenis Usia Kelas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16


Inisial Kelamin
Ds Laki-laki 18 XII (dua 4 3 2 2 1 2 3 4 4 3 4 2 1 4 5 4
tahun belas)
Caca Perempuan 12 VIII 1 5 5 3 5 3 5 5 5 4 5 5 3 5 5 1
tahun (delapan)
Z Laki-laki 12 VI (enam) 4 4 5 3 3 4 4 5 5 4 5 5 3 5 5 5
tahun
A Perempuan 11 V (lima) 1 1 1 2 1 3 3 4 1 2 1 1 2 3 5 5
tahun
Arafah Perempuan 12 V (lima) 3 2 3 1 1 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1
tahun
Zulayka Perempuan 15 XI 2 5 5 5 1 2 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5
tahun (sebelas)
Miranda Perempuan 15 X 5 5 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
tahun (sepuluh)
A Perempuan 15 X 2 4 4 5 2 4 3 3 4 4 2 5 5 4 5 4
tahun (sepuluh)
MUTIA Perempuan 15 X 4 5 4 4 5 1 2 5 5 5 5 5 5 5 5 1
tahun (sepuluh)
Dinda Perempuan 17 XII (dua 1 1 5 4 1 2 3 3 5 2 1 1 1 2 1 2
tahun belas)
Ade Perempuan 17 XII (dua 3 4 4 5 5 5 3 5 5 3 4 5 3 5 5 4
tahun belas)
Fifi Perempuan 17 XII (dua 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2
tahun belas)
Dalton Laki-laki 17 XI 3 4 3 5 1 2 2 4 5 5 2 4 3 5 5 5
tahun (sebelas)
Dila D. Perempuan 18 XII (dua 1 3 3 4 2 4 3 4 4 4 2 2 3 5 5 3
Barus tahun belas)

47
Navisa Perempuan 17 X 5 5 5 5 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 3
tahun (sepuluh)
Nanda Perempuan 18 XII (dua 4 5 3 2 1 3 2 3 3 1 3 4 2 2 5 2
tahun belas)
Jordan Laki-laki 12 VI (enam) 3 5 5 1 1 3 5 5 2 2 3 3 2 5 5 2
tahun
T Perempuan 12 VII 3 2 3 4 1 3 2 1 4 4 2 2 2 3 3 3
tahun (tujuh)
NAILA Perempuan 16 XI 1 2 5 3 3 2 5 4 5 4 2 2 3 3 3 1
AZIZAH tahun (sebelas)
ATHA
kevin Laki-laki 15 X 3 4 2 1 5 3 3 3 4 4 4 3 2 3 4 2
tahun (sepuluh)
Gilbert Laki-laki 12 VI (enam) 2 3 2 1 1 1 1 3 2 2 1 2 2 1 4 3
Aurelio tahun
Vinchen
kevin Laki-laki 15 X 3 4 2 1 5 3 3 3 4 4 4 3 2 3 4 2
tahun (sepuluh)
Au Perempuan 17 XII (dua 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 3 3 3 4 5
tahun belas)
Arafah Perempuan 12 V (lima) 3 2 3 1 1 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1
tahun
G Laki-laki 13 VII 2 5 5 5 5 5 5 3 5 2 5 5 5 5 5 5
tahun (tujuh)
F Perempuan 18 4 4 4 4 5 3 3 3 5 3 2 4 1 4 4 4
tahun
FA Perempuan 18 XII (dua 3 2 2 4 1 2 3 3 3 3 4 4 1 3 4 4
tahun belas)
Jesika Perempuan 15 VIII 4 4 5 4 4 5 3 3 5 5 3 3 4 4 4 3
tahun (delapan)
Teresa Perempuan 14 VIII 4 4 5 4 2 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 3
tahun (delapan)
Carolina Perempuan 13 VII 4 2 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 3 5 5 2
tahun (tujuh)
Ruth Perempuan 15 XI 2 4 5 4 2 3 3 5 5 4 3 3 2 5 4 3
tahun (sebelas)

48
Sella Perempuan 15 XI 3 4 3 3 4 3 3 4 5 4 4 3 3 5 4 3
tahun (sebelas)
Ricardo Laki-laki 16 XII (dua 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 3 3 5 5 4
Simbolon tahun belas)
Regina Perempuan 16 XI 4 3 3 2 4 2 3 4 5 3 4 4 3 4 4 3
Situngkir tahun (sebelas)
Tama Laki-laki 14 VIII 4 2 2 3 4 2 3 4 4 3 3 2 3 4 4 3
Marbun tahun (delapan)
Febri S Perempuan 17 XII (dua 2 3 4 1 3 3 4 5 5 2 4 2 3 4 4 2
tahun belas)
Horas Laki-laki 13 VII 5 2 2 4 4 2 2 5 5 5 5 2 2 5 5 3
tahun (tujuh)
Mega Perempuan 16 X 3 5 5 4 4 5 5 2 4 4 2 2 4 2 4 5
tahun (sepuluh)
Sondang Perempuan 16 XII (dua 2 4 4 2 3 4 5 5 5 3 3 3 3 5 5 3
tahun belas)
Melisa Perempuan 15 XI 3 3 3 3 3 3 4 4 5 3 3 3 3 4 5 3
Sihotang tahun (sebelas)
Cristine Perempuan 15 IX 4 3 3 2 3 2 4 5 4 2 3 2 2 4 4 3
tahun (sembilan)
Jimmy Laki-laki 14 VIII 5 1 1 1 5 1 1 5 5 5 5 2 1 5 5 2
tahun (delapan)
Michael Laki-laki 15 X 4 1 5 4 4 5 5 2 4 4 2 4 5 4 4 5
Martuah tahun (sepuluh)
Paul Laki-laki 17 XI 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
tahun (sebelas)
Leonardo Laki-laki 17 XI 4 2 3 3 2 3 2 4 4 2 3 2 3 4 4 2
Munte tahun (sebelas)
Ana Lestari Perempuan 14 VIII 3 3 4 2 2 3 2 3 4 2 2 2 3 4 4 1
tahun (delapan)
Reni Perempuan 18 XII (dua 4 1 3 2 3 2 4 5 4 3 2 3 3 2 4 2
tahun belas)
Jody Tobing Laki-laki 15 IX 2 3 4 1 3 3 4 4 5 3 3 2 3 4 4 1
tahun (sembilan)
Emia Perempuan 14 VIII 2 3 3 3 1 3 3 5 5 5 3 3 3 4 5 3
tahun (delapan)

49
Leli Perempuan 15 XII (dua 3 4 4 3 4 4 5 5 5 5 3 3 4 4 4 4
tahun belas)
Riki Eben Laki-laki 17 XII (dua 3 3 4 2 1 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 2
tahun belas)
Dewi Perempuan 17 XI 2 3 4 3 3 2 3 5 4 3 2 2 2 4 4 3
tahun (sebelas)
Sanny M Perempuan 16 XI 2 2 3 1 4 2 3 5 5 2 5 2 2 4 5 5
tahun (sebelas)
Marsinta Perempuan 14 VIII 3 4 4 3 2 4 3 2 3 1 2 3 4 3 3 2
tahun (delapan)
Putri Perempuan 15 IX 2 3 4 3 4 2 4 5 4 2 3 2 3 2 4 4
sitanggang tahun (sembilan)
Sari Siregar Perempuan 17 XII (dua 3 2 5 3 1 4 5 2 3 1 2 1 4 2 2 1
tahun belas)
Tondi Laki-laki 18 XII (dua 4 2 4 3 2 3 4 5 4 2 3 2 3 4 4 2
Rivaldo tahun belas)
Sandro Laki-laki 15 XI 2 2 3 2 3 3 3 5 5 5 5 3 3 4 5 3
tahun (sebelas)
Ezra Lubis Perempuan 14 VIII 2 2 3 2 2 3 2 4 5 3 2 2 3 4 4 2
tahun (delapan)
Evander Laki-laki 16 XI 4 2 4 2 4 3 3 3 5 1 4 2 2 4 4 5
Sinurat tahun (sebelas)
Herman Laki-laki 17 XI 4 2 3 3 2 3 3 4 4 3 2 2 3 4 4 3
tahun (sebelas)
David Laki-laki 14 IX 2 3 4 2 2 3 4 4 5 1 3 2 3 3 4 4
tahun (sembilan)
Nia Perempuan 12 VI (enam) 2 2 4 3 3 2 4 4 4 2 3 2 2 4 4 3
tahun
Albert Laki-laki 15 IX 5 1 1 1 5 1 1 5 5 5 5 4 2 5 5 4
tahun (sembilan)
Sumiati Perempuan 14 VIII 4 1 1 4 4 5 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4
Lestari tahun (delapan)
Ade Laki-laki 14 VIII 4 3 4 3 2 4 4 2 4 1 2 2 4 3 3 2
tahun (delapan)
Chandra Laki-laki 14 VIII 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 3
tahun (delapan)

50
Yuni Gea Perempuan 15 IX 2 3 4 3 2 3 4 4 5 1 4 2 3 4 4 4
tahun (sembilan)
Lusia Perempuan 14 VIII 2 2 3 2 5 2 3 5 5 1 5 2 3 4 4 5
tahun (delapan)
Novi Perempuan 14 VIII 4 2 3 2 3 4 2 4 4 2 2 3 3 4 4 3
Sembiring tahun (delapan)
Agung f Laki-laki 16 XII (dua 3 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3
tahun belas)
Ayub Laki-laki 15 IX 4 2 3 4 3 2 4 5 4 3 2 2 3 4 4 3
tahun (sembilan)
Amanda Perempuan 17 XI 4 2 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
tahun (sebelas)
Elga T Perempuan 17 XI 4 2 3 3 2 2 3 4 4 3 2 2 3 4 4 3
tahun (sebelas)
Lily S Perempuan 18 XII (dua 4 2 3 4 2 3 4 4 5 3 2 2 3 4 4 2
tahun belas)
Novita Sari Perempuan 16 XI 2 3 3 2 4 2 3 4 5 1 4 2 3 4 4 5
tahun (sebelas)
TOGAP Laki-laki 13 VIII 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
tahun (delapan)
Cintia Perempuan 16 X 1 1 2 2 5 1 2 5 5 5 4 4 1 5 5 2
Sinaga tahun (sepuluh)
Risma Perempuan 12 VI (enam) 4 2 3 2 3 2 4 4 5 2 2 2 2 4 4 2
tahun
Camelia Perempuan 14 IX 1 1 3 2 4 3 3 5 5 4 4 3 3 3 3 3
tahun (sembilan)
Jhon Laki-laki 13 VII 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 4 3
tahun (tujuh)
Junita Perempuan 13 VIII 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 2
sihotang tahun (delapan)
Sartika Perempuan 16 XI 2 3 3 2 4 3 3 4 5 1 4 2 3 4 4 4
tahun (sebelas)
Hera Sonia Perempuan 16 X 4 2 2 2 4 1 2 4 4 4 4 1 2 4 4 4
tahun (sepuluh)
Ester Perempuan 16 XI 2 3 4 4 2 4 4 2 3 2 2 2 3 2 2 2
siringoringo tahun (sebelas)

51
Hana Perempuan 17 XI 5 1 1 1 5 1 1 5 5 4 4 5 5 5 5 4
tahun (sebelas)
Adi Putra S Laki-laki 14 VIII 2 2 3 2 4 2 3 4 5 1 2 2 3 4 4 4
tahun (delapan)
Monica Perempuan 12 VI (enam) 2 2 3 2 4 2 4 4 5 3 2 2 3 4 4 3
mendrofa tahun
Aprilia Perempuan 13 VIII 3 5 5 4 5 4 5 5 5 3 4 3 4 4 5 3
tahun (delapan)
Suci Perempuan 11 V (lima) 2 3 2 2 3 2 2 4 4 3 2 2 3 4 4 2
tahun
Dian Indah Perempuan 16 XI 2 2 3 2 4 2 3 4 5 3 4 2 3 4 4 4
M tahun (sebelas)
Tika Perempuan 17 XII (dua 2 3 4 2 4 2 4 4 5 1 4 2 3 4 4 5
Simbolon tahun belas)
Yeremia Laki-laki 15 XII (dua 3 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 3 4 5 5 5
tahun belas)
Ika Perempuan 15 XII (dua 2 4 4 2 5 4 4 5 5 4 4 3 3 5 4 5
tahun belas)
Theodesya Perempuan 15 IX 4 2 2 2 5 2 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4
Malau tahun (sembilan)
Paniel Laki-laki 13 VII 4 3 3 2 4 2 2 4 4 4 4 2 2 4 4 3
tahun (tujuh)
Jenni Perempuan 11 VI (enam) 3 4 4 1 4 4 4 5 5 4 4 3 5 5 5 4
tahun
Kevin Laki-laki 18 XII (dua 4 2 3 4 3 2 4 4 4 2 2 3 3 4 4 3
Nimrot tahun belas)
Rotua Perempuan 14 VIII 2 2 2 2 4 2 2 4 4 4 3 2 2 2 2 3
Manalu tahun (delapan)
Winda Perempuan 15 IX 2 3 4 2 3 2 4 4 4 2 2 2 3 4 4 2
tahun (sembilan)
Anisa Perempuan 14 VIII 2 3 3 2 2 3 3 4 5 1 4 2 3 4 4 5
Nasution tahun (delapan)
Fransisco Laki-laki 15 IX 2 3 4 3 3 2 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3
tahun (sembilan)
Benyamin Laki-laki 15 XII (dua 3 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 3 4 4 4 4
tahun belas)

52
Anggiat S Laki-laki 14 VIII 4 3 5 4 2 4 4 2 3 1 2 2 4 2 3 2
tahun (delapan)
Farida Perempuan 15 IX 2 2 3 2 2 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 2
tahun (sembilan)
Sarah Perempuan 13 VII 4 3 3 2 4 2 3 4 4 4 3 2 2 4 4 3
tahun (tujuh)
Samuel S Laki-laki 16 XI 4 3 4 4 2 4 4 2 3 1 2 2 3 3 3 2
tahun (sebelas)
Shintia Perempuan 18 XII (dua 4 2 3 4 2 3 4 3 4 2 3 2 3 4 4 3
Siahaan tahun belas)
Heri Laki-laki 15 IX 2 3 4 2 3 3 4 4 5 1 4 2 3 4 4 4
Hutagalung tahun (sembilan)
Gita Perempuan 17 XI 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3
Rumapea tahun (sebelas)
Bella Perempuan 17 XI 2 2 3 2 3 3 2 4 4 3 2 2 3 4 4 2
tahun (sebelas)
Harry Laki-laki 13 VIII 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 3 3 4 4 4 3
tahun (delapan)
Salina Perempuan 13 VIII 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 3
tahun (delapan)
Rouli Perempuan 16 X 4 3 3 3 4 2 2 4 4 4 3 3 3 4 4 3
tahun (sepuluh)
Jesika Perempuan 14 VIII 2 2 2 2 4 2 2 4 4 4 2 2 2 2 2 3
tahun (delapan)
Agnes Perempuan 16 XI 2 3 3 2 4 2 3 4 5 1 2 2 2 4 4 5
Manik tahun (sebelas)
Renson Laki-laki 14 VIII 4 3 4 4 2 2 4 2 3 1 2 2 3 2 3 2
Sijabat tahun (delapan)
Betty Perempuan 17 XI 2 2 3 3 2 3 2 4 5 3 2 2 3 4 4 2
tahun (sebelas)
Anas Perempuan 15 XII (dua 3 2 4 5 4 4 5 5 5 5 3 1 3 5 5 4
tahun belas)
Adenita Perempuan 12 VI (enam) 2 2 3 2 3 2 4 4 5 3 2 2 3 4 4 3
Sianipar tahun
William Laki-laki 15 XII (dua 3 5 4 4 5 4 5 5 5 5 3 3 4 5 5 4
tahun belas)

53
Arif Laki-laki 15 XI 3 3 3 3 5 3 4 5 5 3 3 3 3 4 5 3
tahun (sebelas)
Diana Perempuan 15 IX 1 1 2 1 5 1 1 5 5 5 4 1 2 2 2 2
tahun (sembilan)
Raja Laki-laki 16 X 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 3 4 4 2 3
tahun (sepuluh)
Daniel Laki-laki 16 XI 4 3 4 4 2 4 4 2 3 1 2 3 3 2 3 2
Sitorus tahun (sebelas)
Silvia T Perempuan 16 XI 2 2 3 2 4 2 3 4 5 1 4 2 3 4 4 5
tahun (sebelas)
Claudia H Perempuan 14 VIII 2 2 3 2 4 2 3 4 5 1 4 2 2 4 4 5
tahun (delapan)
Okto Laki-laki 14 IX 3 4 3 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 5 4 3
tahun (sembilan)
Fery Laki-laki 14 IX 4 4 5 3 4 5 4 5 5 3 4 3 3 4 5 3
tahun (sembilan)
FG Laki-laki 16 XII (dua 5 4 4 4 5 4 4 5 5 2 4 3 4 5 5 3
tahun belas)
Desi Perempuan 18 XII (dua 2 2 3 2 3 3 4 4 4 3 2 2 3 4 4 3
tahun belas)
Markus Laki-laki 13 VII 4 5 5 4 5 4 5 3 3 3 3 4 5 4 4 3
tahun (tujuh)
Yolanda Perempuan 15 IX 2 2 2 3 4 2 3 5 4 4 3 2 4 3 4 3
tahun (sembilan)
Hendra Laki-laki 14 VIII 2 2 2 2 5 2 2 5 4 4 4 2 2 4 4 2
tahun (delapan)
Rocky Laki-laki 17 XI 2 2 2 3 4 2 2 4 4 4 3 2 2 2 4 3
Panjaitan tahun (sebelas)
Mutiara Perempuan 16 X 2 1 2 2 4 2 2 5 4 4 3 2 2 4 4 2
tahun (sepuluh)
Juardy Laki-laki 15 XI 3 4 5 4 4 4 3 5 5 3 4 4 5 4 4 4
tahun (sebelas)
Nensi Perempuan 15 X 3 4 3 3 3 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 3
tahun (sepuluh)
Diana Perempuan 16 XII (dua 5 4 4 3 3 3 3 5 5 4 3 4 4 5 5 4
tahun belas)

54
Bobi Laki-laki 17 XII (dua 2 2 3 2 4 2 4 4 5 1 4 2 3 4 4 5
pangaribuan tahun belas)
Efrata Laki-laki 12 VI (enam) 4 2 3 4 2 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3
Kaban tahun
Teguh G Laki-laki 16 XI 4 3 4 4 2 4 4 2 3 1 2 2 4 2 2 2
tahun (sebelas)
Cindy Barus Perempuan 14 VIII 2 2 3 2 4 3 3 4 5 1 5 2 3 4 4 5
tahun (delapan)
Karunia Perempuan 18 XII (dua 2 3 4 2 3 3 4 4 5 3 3 2 3 4 4 3
tahun belas)
Angga Laki-laki 15 IX 2 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 2
tahun (sembilan)
Nicho N Laki-laki 14 VIII 4 3 4 2 4 2 3 4 5 1 4 3 3 4 4 4
tahun (delapan)
Dea Sakima Perempuan 15 IX 2 2 3 2 3 3 4 4 5 3 3 2 3 4 4 3
tahun (sembilan)
Grace P Perempuan 14 VIII 2 3 3 2 4 2 3 4 5 1 4 2 2 4 4 5
tahun (delapan)
Feni Perempuan 14 VIII 4 3 3 4 2 4 3 2 3 3 2 2 3 3 4 2
tahun (delapan)
Nada Asari Perempuan 17 XI 2 3 3 2 3 3 2 4 4 3 2 2 3 4 4 2
tahun (sebelas)
Eka Perempuan 15 IX 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 2 2 3 4 4 3
tahun (sembilan)
Wira Abnor Laki-laki 16 XI 4 3 4 4 3 3 4 4 5 1 4 4 3 4 4 5
tahun (sebelas)
Sardo Laki-laki 12 VI (enam) 2 3 5 3 3 2 4 4 5 3 3 2 3 4 4 3
Gurning tahun
Gabriel Laki-laki 17 XI 4 3 3 4 3 3 2 4 4 3 3 2 3 4 4 2
Nainggolan tahun (sebelas)
Anari Perempuan 17 XII (dua 2 2 4 2 4 3 4 4 5 1 4 2 3 4 4 5
Marisa tahun belas)
Desriani P Perempuan 14 VIII 4 3 4 4 3 4 4 3 3 1 2 3 4 3 5 3
tahun (delapan)
Maria Perempuan 15 IX 4 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 2 3 4 4 3
tahun (sembilan)

55
Widia Perempuan 18 XII (dua 2 2 3 3 3 2 4 4 4 3 3 2 3 4 4 2
tahun belas)
Rika Sinaga Perempuan 14 VIII 2 3 4 2 4 3 3 4 5 1 4 2 3 4 4 5
tahun (delapan)
Tio Laki-laki 12 VI (enam) 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 2 2 3 4 4 3
tahun
Josua Pinem Laki-laki 16 XI 4 3 4 3 4 3 4 4 5 1 4 2 3 4 4 4
tahun (sebelas)
Dicky M Laki-laki 17 XII (dua 2 3 4 4 4 3 4 4 5 1 3 2 3 4 4 4
tahun belas)
Elfrida Perempuan 17 XI 4 3 3 4 3 3 4 4 4 2 3 2 3 4 4 2
Tampubolon tahun (sebelas)
Wenny Perempuan 18 XII (dua 2 3 4 3 3 2 4 4 5 3 3 2 3 4 4 3
tahun belas)
Angela Perempuan 15 IX 4 3 4 2 4 4 4 3 4 1 3 2 3 3 4 2
Marbun tahun (sembilan)
Indah H Perempuan 16 XI 2 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4
tahun (sebelas)
Novita Sari Perempuan 18 XII (dua 4 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 2 3 4 4 3
tahun belas)
Steven P Laki-laki 14 VIII 2 3 4 2 4 4 4 4 5 1 4 2 3 4 4 5
tahun (delapan)
Lasmaria Perempuan 17 XII (dua 2 2 4 3 5 2 4 4 5 1 4 2 2 4 5 5
Gultom tahun belas)
Tiwi Lestari Perempuan 12 VI (enam) 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 2 3 4 4 2
tahun
Ayu Siregar Perempuan 16 XI 2 3 4 4 4 4 4 3 4 2 3 2 3 4 4 3
tahun (sebelas)
Stevani Perempuan 17 XI 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 2 3 4 4 3
tahun (sebelas)
Gery Laki-laki 15 IX 2 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3
tahun (sembilan)
Yustinus Laki-laki 18 XII (dua 4 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 2 3 4 4 3
tahun belas)
Agatha Perempuan 14 VIII 4 3 4 2 2 4 3 3 4 1 3 2 3 2 4 2
Saragih tahun (delapan)

56
Fira Perempuan 16 XI 2 2 3 2 4 2 3 4 4 1 4 2 2 4 4 5
tahun (sebelas)
Marihot Laki-laki 16 XI 3 5 5 3 3 3 5 5 5 3 3 4 2 4 4 3
tahun (sebelas)
Martinus Laki-laki 15 XI 3 4 4 2 4 3 3 5 4 3 3 4 5 5 5 4
tahun (sebelas)
Selvia Perempuan 17 XI 2 3 4 3 2 2 3 4 4 3 3 2 3 4 4 3
tahun (sebelas)
Frengki H Laki-laki 15 IX 2 2 4 2 2 4 4 3 4 2 3 2 3 3 4 3
tahun (sembilan)
Nuel Laki-laki 18 XII (dua 2 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 2 3 4 4 2
Nainggolan tahun belas)
Lasroha Perempuan 18 XII (dua 4 3 4 3 2 3 4 3 4 2 3 2 3 4 4 2
tahun belas)
Boy Laki-laki 15 IX 4 3 4 4 2 3 4 3 4 2 3 2 3 4 4 2
tahun (sembilan)
Kalsen Laki-laki 12 VI (enam) 4 3 4 4 2 3 4 3 4 2 3 2 3 4 4 2
Sitepu tahun
Niel Laki-laki 16 XI 4 3 4 4 2 4 4 2 3 2 2 3 3 2 3 2
Sianipar tahun (sebelas)
Debora T Perempuan 14 VIII 2 2 3 2 4 2 3 4 5 1 4 2 2 4 4 4
tahun (delapan)
Ivan Laki-laki 15 IX 4 2 4 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3
Simatupang tahun (sembilan)
Tama Laki-laki 14 VIII 2 2 2 2 4 2 2 4 4 1 4 2 3 4 4 4
Marbun tahun (delapan)
Cristine Z Perempuan 16 XI 2 2 3 2 4 2 3 4 5 2 4 2 3 4 4 4
tahun (sebelas)
Kurniawan Laki-laki 16 XI 3 5 5 5 4 5 4 5 5 3 5 4 2 5 5 4
tahun (sebelas)
Immanuel Laki-laki 17 XI 2 2 2 2 4 2 2 4 4 4 3 2 2 2 4 3
tahun (sebelas)
Anas Perempuan 14 VIII 5 5 5 5 4 4 4 5 5 2 4 4 3 5 4 3
tahun (delapan)
Leonardo Laki-laki 16 XI 2 2 3 2 4 2 3 4 5 2 4 2 3 4 4 4
Munte tahun (sebelas)

57
Anderson Laki-laki 16 XII (dua 2 4 4 2 3 3 5 5 5 4 3 3 2 4 5 5
tahun belas)
Reni G Perempuan 17 XII (dua 2 2 3 2 4 3 4 4 5 1 4 2 3 4 4 4
tahun belas)
Dewi M Perempuan 15 IX 2 3 4 2 2 3 4 4 4 2 3 2 3 4 4 4
tahun (sembilan)
Vini Perempuan 15 XI 5 5 5 5 3 5 5 5 5 2 4 3 4 4 3 4
tahun (sebelas)
Boni Laki-laki 14 VIII 3 5 5 5 4 4 5 5 5 2 4 3 3 4 4 3
tahun (delapan)
Fernando Laki-laki 13 VII 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
tahun (tujuh)
Putri Perempuan 17 XII (dua 2 3 4 2 4 3 4 4 4 1 3 2 3 4 4 4
Sitanggang tahun belas)
Herman Laki-laki 15 IX 4 2 2 2 4 2 2 4 4 4 3 2 2 2 2 2
tahun (sembilan)
Melati Perempuan 16 XI 3 4 5 5 4 4 5 5 5 2 4 5 4 4 5 4
tahun (sebelas)
Miranda Perempuan 13 VII 2 2 2 2 4 2 2 4 4 4 3 2 2 4 4 3
tahun (tujuh)
Angelica Perempuan 15 IX 2 2 2 2 4 2 2 4 4 4 4 2 2 2 4 3
tahun (sembilan)
Budiman Laki-laki 17 XI 2 2 2 2 4 2 2 4 4 4 2 2 2 2 4 2
tahun (sebelas)
Aditya Laki-laki 15 IX 2 3 4 3 3 2 4 3 4 2 3 2 3 4 4 2
Firmansyah tahun (sembilan)
Agel Laki-laki 18 XII (dua 4 3 4 4 2 4 4 3 4 2 3 3 4 3 3 2
Triyono tahun belas)
Aji Prasetyo Laki-laki 17 XI 2 3 3 2 3 2 3 3 4 2 3 2 3 4 4 2
tahun (sebelas)
Surya Laki-laki 15 IX 4 2 2 2 4 2 2 4 4 4 2 2 2 2 2 2
tahun (sembilan)
Imron Laki-laki 17 XII (dua 4 5 5 3 3 5 3 5 5 3 4 4 4 5 5 3
tahun belas)
AR Perempuan 15 IX 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 3 5 5 3
tahun (sembilan)

58
AF Perempuan 13 VIII 4 5 5 4 5 5 3 5 5 4 3 2 2 5 5 4
tahun (delapan)
Anjani Perempuan 14 IX 2 2 5 1 1 1 5 5 5 5 1 1 1 4 4 4
tahun (sembilan)
Albar Laki-laki 17 XII (dua 4 4 5 2 2 1 5 5 5 4 4 3 2 4 5 4
tahun belas)
Adinda Fitri Perempuan 14 IX 2 2 4 2 4 2 4 4 4 2 3 2 3 4 4 4
Kinanti tahun (sembilan)
AFR Laki-laki 17 XII (dua 5 4 5 1 5 3 2 5 5 1 3 3 2 2 4 2
tahun belas)
Kesa Perempuan 14 IX 4 4 4 1 2 1 4 5 5 5 2 5 2 5 4 4
tahun (sembilan)
Rasyid Laki-laki 15 IX 3 3 3 1 1 1 1 5 5 4 2 2 1 5 5 5
tahun (sembilan)
Rafi Laki-laki 15 IX 2 2 5 1 1 4 2 5 5 5 2 2 2 5 5 5
tahun (sembilan)
Anis Perempuan 16 XI 2 3 4 2 2 3 3 3 5 2 4 2 3 4 4 4
Khoirun tahun (sebelas)
Nailah
Merry Perempuan 16 X 2 2 2 2 4 2 2 4 4 4 4 2 2 4 4 3
tahun (sepuluh)
Alfi Laki-laki 17 XI 4 2 3 3 3 2 3 3 4 2 3 2 4 4 4 2
tahun (sebelas)
Anita Nur Perempuan 15 IX 2 3 4 2 4 3 4 3 4 2 3 2 3 4 4 4
Hidayah tahun (sembilan)
Arifah Perempuan 17 XII (dua 2 2 4 4 3 3 4 3 4 2 3 2 3 4 4 4
Nurjihan tahun belas)
Aullia Ditha Perempuan 16 XI 2 2 4 4 3 4 3 3 4 2 3 2 3 4 4 3
Syahrani tahun (sebelas)
Agil Laki-laki 16 XI 3 3 5 3 2 4 4 5 4 4 3 3 3 5 5 4
tahun (sebelas)
Ahmad Laki-laki 17 XII (dua 4 4 4 2 3 3 4 5 4 3 3 3 4 5 5 5
tahun belas)
Bagas Laki-laki 17 XII (dua 5 4 4 2 2 4 3 5 5 5 3 3 3 5 5 5
tahun belas)
Anita Utami Perempuan 18 XII (dua 2 3 4 3 3 2 4 3 4 2 3 2 3 4 4 2

59
tahun belas)
Arini Perempuan 15 IX 4 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 2 4 4 4 2
Kamaliya tahun (sembilan)
Bowo Putra Laki-laki 12 VI (enam) 4 2 4 4 2 3 4 3 4 2 3 2 4 4 4 2
tahun
Ega Ayu Perempuan 17 XI 2 2 3 3 3 2 3 4 4 2 3 2 3 4 4 3
Fernanda tahun (sebelas)
Fani Indra Laki-laki 18 XII (dua 4 2 3 4 2 3 4 3 4 3 3 2 4 4 4 2
Setiawan tahun belas)
Fatin Perempuan 18 XII (dua 2 3 4 3 3 2 4 3 5 2 3 2 3 4 4 2
Hasanah tahun belas)
Flayiban Laki-laki 17 XI 2 2 3 2 3 2 4 4 5 2 3 2 3 4 4 2
Shabibi tahun (sebelas)
Bagus Laki-laki 16 XI 4 3 4 2 2 4 3 2 4 2 3 3 4 3 4 2
Aditya tahun (sebelas)
Saputra
Deni Perempuan 16 XI 2 3 3 2 3 2 3 4 4 3 3 2 2 4 4 4
Dwilazimah tahun (sebelas)
Devita Perempuan 17 XII (dua 5 4 5 1 3 1 5 5 5 3 4 4 2 4 5 5
tahun belas)
Diki Laki-laki 14 VIII 2 3 4 2 3 4 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3
Ramadanu tahun (delapan)
Galang Laki-laki 18 XII (dua 2 2 4 3 3 2 4 3 4 2 3 2 3 4 4 2
Setiawan tahun belas)
Dimas Laki-laki 16 XI 2 2 3 2 4 2 3 4 5 2 4 2 3 4 4 4
Ikhsan tahun (sebelas)
Mubarok
Hanum Perempuan 17 XI 4 2 3 3 2 3 3 3 4 2 3 2 4 4 4 2
Ramadhani tahun (sebelas)
Dinul Perempuan 17 XII (dua 2 2 4 2 2 2 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4
Muawanah tahun belas)
Sabrina Perempuan 14 IX 4 4 5 4 4 5 3 5 5 5 4 2 2 4 5 4
tahun (sembilan)
Resti Perempuan 15 IX 4 2 5 4 5 4 4 5 5 2 2 3 3 4 4 4
tahun (sembilan)

60
Isman Fauzi Laki-laki 15 IX 2 2 4 3 3 2 4 3 4 2 2 2 3 4 4 3
tahun (sembilan)
Java Dwi Laki-laki 14 VIII 4 2 3 3 2 3 3 3 4 2 3 2 4 4 4 2
Pangga tahun (delapan)
Satriya
Laurenza Perempuan 12 VI (enam) 2 3 4 3 3 2 4 3 5 2 3 2 3 4 4 2
Febriyanti tahun
Farah Naili Perempuan 17 XII (dua 2 2 4 4 3 3 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4
Azki tahun belas)
Layla Eka Perempuan 18 XII (dua 2 2 4 3 3 2 4 4 4 2 3 2 3 4 4 2
Rahma tahun belas)
Putri
Farel Laki-laki 14 VIII 2 2 4 2 4 3 3 4 4 2 4 2 3 4 4 4
praditya tahun (delapan)
Wijaya
Maylinda Perempuan 18 XII (dua 2 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3
Dwi Anjani tahun belas)
Miftahul Perempuan 17 XI 4 2 3 3 3 4 3 3 4 2 3 2 4 3 4 2
Karomah tahun (sebelas)
Fatkur Laki-laki 15 IX 4 3 4 3 2 4 4 2 3 1 2 3 4 3 3 2
Rizki tahun (sembilan)
Fauza Laki-laki 17 XII (dua 2 2 4 3 3 3 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4
Zaenal tahun belas)
Arifin
Muhammad Laki-laki 12 VI (enam) 4 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 2 3 4 4 2
Firdaus tahun
Ganang Aji Laki-laki 15 IX 2 3 4 2 4 3 4 3 4 2 3 2 3 3 4 3
Nugroho tahun (sembilan)
Gesit Laki-laki 16 XI 2 2 4 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3
Setyantoro tahun (sebelas)
Muhammad Laki-laki 18 XII (dua 2 3 4 3 3 2 4 3 4 2 3 2 3 4 4 2
Rizki tahun belas)
Guntur Eka Laki-laki 14 VIII 2 2 4 3 4 3 3 4 4 2 3 2 3 4 4 3
Pratama tahun (delapan)
Ikbal Laki-laki 16 XI 4 3 4 3 2 4 3 2 3 2 2 3 4 3 4 2
Prastyo tahun (sebelas)

61
Pambudi
Irfan Laki-laki 14 VIII 2 2 3 2 4 3 3 4 5 1 4 2 3 4 4 4
Romadhon tahun (delapan)
Jessica Perempuan 16 XI 2 2 3 2 4 2 3 4 4 2 4 2 2 4 4 3
Maharani tahun (sebelas)
Muhammad Laki-laki 17 XII (dua 4 3 4 4 2 4 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3
Ilham tahun belas)
Muharram Laki-laki 15 IX 2 2 4 2 4 2 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4
Nur Alfauzi tahun (sembilan)
Nabilatul Perempuan 18 XII (dua 2 3 4 3 3 2 4 3 4 2 3 2 3 4 4 3
Chasanah tahun belas)
Naufal Laki-laki 18 XII (dua 4 3 4 3 3 4 4 3 4 2 3 2 3 4 4 2
Maulana tahun belas)
Iqbal
Naila Perempuan 16 XI 2 3 4 4 3 3 3 4 4 2 4 2 3 3 4 3
Amelya tahun (sebelas)
Putra
Putri Perempuan 17 XII (dua 2 2 4 3 2 3 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4
Restina tahun belas)
Aulia
Restu Perempuan 17 XII (dua 2 2 3 2 4 2 4 4 4 1 4 2 3 4 4 4
Ikhtiyarti tahun belas)

62

Anda mungkin juga menyukai