Anda di halaman 1dari 2

Ilmu Nahwu Dasar 01

Imam Dawud As-Shonhaji berkata:

‫الكالم هو اللفظ المركب المفيد بالوضع‬

Kalam menurut ulama nahwiyyuun/ahli nahwu/ nuhat adalah lafal yang murokkab (disusun)
yang mufid (memberi faidah) dengan disengaja oleh mutakallim (pembicara).

Dari pengertian/ta’rif kalam tersebut dapat diketahui bahwa kalam menurut ahli nahwu harus
memenuhi empat hal, yakni lafal, murokkab, mufid, dan wadlo’. Berikut ini penjelasannya:

Lafal

Pengertian Lafal adalah

:‫هو الصوت المشتمل على بعض الحروف الهجائية‬

Huwasshoutul musytamilu ‘alaa ba’dlil huruufil hijaaiyyati)Lafal adalah suara yang mengandung
huruf hijaiyyah, misalnya ucapan ‫(زيد‬Zaidun). Karena lafal ZAIDUN itu mengandung huruf zay,
ya’, dan dal. Apabila tidak mengandung huruf hijaiyyah–seperti suara beduk-, maka tidak
dinamakan lafal. Dengan perkataan mushonniof “al-lafdzu (lafal)” ini, maka dikecualikanlah
perkara yang memberi faidah tetapi bukan lafal seperti isyarat, tulisan, ikatan, tiang (papan
nama). Itu semua tidak dinamakan kalam menurut Nahwiyyun (ulama Ahli Nahwu).

B. Murokkab

Pengertian Murokkab adalah

‫هو ما تركب من كلمتين فأكثر‬

(Huwa maa tarokkaba min kalimataini faaktsari). Yaitu lafal yang tersusun dari dua kalimah
(kata) atau lebih dari dua kalimah.Misalnya‫( زيد قائم‬Zaidun Qooimun), Zaid adalah orang yang
berdiri, dan ‫( (إن قام زيد قام عمرو‬In qooma Zaidun qooma ‘Amrun), Bila Zaid berdiri, maka Umar
pun berdiri.

C. Mufid

Mufid adalah

:‫هو كل ما أفاد فائدة يحسن السكوت من المتكلم والسامع عليها‬


Setiap perkara yang mebrikan faedah bagus diamnya mutakallim (orang yang berbicara) dan
sami’ (orang yang mendengar) atas perkara tersebut, Misalnya ‫( قام زيد‬Qooma Zaidun), Zaid telah
berdiri, dan ‫( (زيد قائم‬Zaidun qooimun), zaid adalah orang yang berdiri. Masing-masing diantara
dua contoh tersebut memberikan faidah yang bagus diamnya mutakallim dan sami’ yaitu
memberi kabar/berita tetntang berdirinya Zaid, karena sesungguhnya sami’ (orang yang
mendengar) ketika mendengar ucapan tersebut maka dia tidak perlu menunggu sesuatu yang
lain (sudah paham).

Yang dimaksud faidah bagus adalah Mutakallim tidak perlu mengulangi ucapannya, dan sami’
tidak perlu lagi bertanya kepada mutakllim.

D, Wadlo

’Ba’dluhum (sebagian Nahwiyyun) menafsiri bahwa wadlo’ adalah menyengaja. Maka dengan
pengertian ini dikecualikanlah sesuatu yang tidak disengaja seperti ucapan orang yang tidur dan
ucapan orang yang lupa, maka masing-masing diantara keduanya tidak dinakaman kalam
menurut ulama ahli nahwu.

Sedangkan sebagian ulama nahwiyyun yang lain menafsiri bahwa wadlo’ adalah bahasa Arab,
maka dengan ini dikecualikanlah ucapan bukan berbahasa Arab seperti ucapan berbahasa Turki
dan Barbar, maka kedua ucapan berbhasa Arab itu bukan termasuk kalam menuut ahli
nahwu.Contoh kalimah/lafal yang telah memenuhi empat hal tersebut (sudah termasuk kalam
menurut ulama ahli nahwu) adalah:‫( قام زيد‬Qooma Zaidun), Qooma adalah F’il, dan Zaidun
adalah fa’il.‫( زيد قائم‬Zaidun Qoimun), Zaid adalah orang yang berdiri. Zaidun adalah mubtada, dan
Qooimun adalah khobar.

Anda mungkin juga menyukai