Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 dikemukakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana
dan peraturan maengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar.
Sebagai mata pelajaran pada setiap sekolah di Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan telah mengalami
perkembangan yang tidak stabil, baik dalam kemasan maupun substansinya. Hal tersebut dapat dilihat
dalam substansi kurikulum PKn yang sering berubah dan disesuaikan dengan kepentingan negara.
Secara Konseptual istilah Pendidikan Kewarganegaraan dapat terangkum
sebagai berikut :
(a) Kewarganegaraan (1956),
(b) Civics (1959),
(c) Kewarganegaraan (1962),
(d) Pendidikan Kewarganegaraan (1968),
(e) Pendidikan Moral Pancasila (1975),
(f) Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan (1994),
(g) Pendidikan Kewarganegaraan (UU No. 20 Tahun 2003),
(h) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PP No. 24 Tahun 2016).
Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama. Begitu
pula kurikulum 2013 mempunyai perbedaan dengan KTSP.
Berikut ini adalah perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP.
kehidupan sehari-hari
Analisis Materi
1. Materi PPKn di SD
Materi Pendidikan Kewarganegaraan untuk pendidikan dasar dan menengah sangatlah penting. Karena
mata pelajaran ini memuat tentang materi moral dan karakter.Yang pastinya dapat membantu siswa-siswi
untuk melakukan perbuatan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Dan pastinya memuat nilai-nilai yang
barada pada Pancasila dan UUD 1945. Materi pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
kurikulum pendidikan dasar dan menengah sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 37 Undang-undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
A. Kelas 5 Semester 1
Aspek Pengetahuan
Aspek Keterampilan
Aspek Keterampilan
TEMA 6 TEMA 7 TEMA 8 TEMA 9
MATAN
NO KOMPETENSI DASAR SUBTEMA
PELAJARAN
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
4.2 Memahami hak, kewajiban dan tanggung
jawab sebagai warga masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari
4.3 Menyelenggarakan kegiatan yang mendukung
1 PKN
keberagaman sosial budaya masyarakat
4.4 Menyajikan hasil penggalian tentang manfaat
persatuan dan kesatuan untuk membangun
kerukunan
Analisis Model Pembelajaran
Model pembelajaran di kelas tinggi merupakan model pembelajaran yang gunakan dalam proses
pembelajaran kelas IV sampai dengan VI. Model ini dimaksudkan agar peserta didik dapat
menyerap materi pembelajaran, baik ranah kognitif, psikomotor, dan afektif secara optimal,
sebab siswa kelas tinggi pada dasarnya sudah pandai berkomunikasi baik melalui membaca,
menulis, maupun berdiskusi.
2. Jenis-jenis Model Pembelajaran
• Dapat meningkatkan daya nalar siswa, daya kritis siswa dan analisis terhadap suatu
permasalahan.
• Meningkatkan kerja sama antara siswa karena mereka dibentuk dalam kelompok.
• Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan menghargai pendapat orang lain.
Model pembelajaran yang digunakan pada SD kelas tinggi yaitu model pembelajaran
portofolio. Pembelajaran portofolio adalah sebuah inovasi dalam pembelajaran PKn
sebagai wujud nyata dari pembelajaran kontekstual. Pembelajaran portofolio
mengandalkan keaktifan siswa untuk terjun ke lapangan guna menghubungkan antara
tekstual dengan kontekstual di bawah bimbingan guru guna memperoleh sebuah
pengalaman langsung yang hasilnya harus disajikan di kelas oleh masing-masing
kelompok siswa dengan masalah yang dipilihnya.
Langkah-langkah model pembelajaran berbasis portofolio menurut Budimansyah (2002)
1. Mengidentifikasikan Masalah
2. Memilih Masalah untuk Kajian Kelas
3. Mengumpulkan Informasi tentang Masalah yang akan Dikaji oleh Kelas
4. Mengembangkan Portofolio Kelas
5. Portofolio yang dikembangkan terdiri dari dua seksi, yaitu:
• seksi penayangan, yaitu portofolio yang akan ditayangkan sebagai bahan presentasi kelas pada saat show-
case;
• seksi dokumestasi, yaitu portofolio yang disimpan pada sebuah map jepit, yang berisi data dan informasi
lengkap setiap kelompok portofolio.
6. Penyajian Portofolio (Show-Case)
Menurut Arifin 2009 kelemahan dari model pembelajaran
berbasis portofolio, antara lain:
2. Kelompok (tim)
3. Game
4. Turnamen
Skor siswa dibandingkan dengan rata-rata skor yang lalu mereka sendiri,
dan poin diberikan berdasarkan pada seberapa jauh siswa menyamai atau
melampaui prestasi yang dilaluinya sendiri. Poin tiap anggota tim ini
dijumlahkan untuk mendapatkan skor tim, dan tim yang mencapai kriteria
tertentu dapat diberi sertifikat atau ganjaran (award) yang lain.
Kelebihan Metode TGT adalah:
• Bagi Guru
• Bagi siswa