Anda di halaman 1dari 24

Analisis kurikulum pendidikan kewarganegaraan SD kelas 5

Dosen pengampu: Dra. Munjiatun, M.Pd

Kelompok 5 PGSD 2020 A

Aurora Zahra 2005111318

Fahri Septiani 2005125203

Ratna Suminar 2005111317

Salsabil Ulfah 2005111624


Analisis Isi Kurikulum

1. Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran PPKN

Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 dikemukakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana
dan peraturan maengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar.
Sebagai mata pelajaran pada setiap sekolah di Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan telah mengalami
perkembangan yang tidak stabil, baik dalam kemasan maupun substansinya. Hal tersebut dapat dilihat
dalam substansi kurikulum PKn yang sering berubah dan disesuaikan dengan kepentingan negara.
Secara Konseptual istilah Pendidikan Kewarganegaraan dapat terangkum
sebagai berikut :
(a) Kewarganegaraan (1956),
(b) Civics (1959),
(c) Kewarganegaraan (1962),
(d) Pendidikan Kewarganegaraan (1968),
(e) Pendidikan Moral Pancasila (1975),
(f) Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan (1994),
(g) Pendidikan Kewarganegaraan (UU No. 20 Tahun 2003),
(h) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PP No. 24 Tahun 2016).
Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama. Begitu
pula kurikulum 2013 mempunyai perbedaan dengan KTSP.
Berikut ini adalah perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP.

Elemen Ukuran Tata Kelola KTSP 2006 Kurikulum 2013


Guru Kewenangan Hampir mutlak Terbatas
Kompetensi Harus tinggi Sebaiknya tinggi. Bagi yang
rendah masih terbantu dengan
adanya buku
Bebasan Berat Ringan
Efektifitas waktu untuk kegiatan Rendah (banyak waktu untuk Tinggi
pembelajaran persiapan)
Buku Peran penerbit Besar Kecil
Variasi materi dan proses Tinggi Rendah
Variasi harga / bebas siswa Tinggi Rendah
Siswaa Hasil pembelajaran Tergantung sepenuhnya pada Tidak sepenuhnya tergantung
guru guru, tetapi juga buku yang
disediakan pemerintah
Pemantauann Tititk Penyimpangan Banyak Sedikit
Besar penyimpangan Tinggi Rendah
Pengawasan Sulit, hampir tidak mungkin Mudah
2. Analisis Integrasi Konsep, Nilai, Moral, Norma, dan karakter dalam Pengembangan Bahan
Ajar dan Pembelajaran PKn SD Kelas 5

Standar Kompetensi : 4. Menghargai Keputusan Bersama Indikator Inti :

Kompetensi Dasar : 1. Mengidentifikasi bentuk-bentuk keputusan bersama

4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama 2. Menyebutkan contoh keputusan bersama

4.2 Mematuhi keputusan bersama 3. Menjelaskan cara pengambilan keputusan bersama

4. Menjelaskan cara menerima hasil keputusan bersama

5. Memahami cara menerapkan hasil keputusan bersama dalam

kehidupan sehari-hari
Analisis Materi
1. Materi PPKn di SD

Materi Pendidikan Kewarganegaraan untuk pendidikan dasar dan menengah sangatlah penting. Karena
mata pelajaran ini memuat tentang materi moral dan karakter.Yang pastinya dapat membantu siswa-siswi
untuk melakukan perbuatan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Dan pastinya memuat nilai-nilai yang
barada pada Pancasila dan UUD 1945. Materi pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
kurikulum pendidikan dasar dan menengah sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 37 Undang-undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Kewarganegaraan adalah suatu mata pelajaran yang bertujuan mengembangkan kepribadian,


mengembangkan daya pikir anak didik supaya dapat berfikir secara kritis dan membina peserta didik menjadi
anak didik yang berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri pada karakter yang dimiliki
oleh setiap anak didik agar menjadi warga negara yang baik.Warga negara yang baik adalah warga negara
yang tau, mau, dan mampu berbuat baik (Somantri,1970:36).
Tujuan PKN di SD

Tujuan pembelajaran PKN dalam Depdiknas adalah untuk memberikan kompetensi


sebagai berikut:

1. Berfikir kritis rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

2. Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak secara


sadar dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,

3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan


karakter-karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup bersam dengan
bangsa-bangsa lain.

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secra langsung


Analisis Materi PPKn Kurikulum 2013 Kelas 5

1. Daftar Nama tema dan subtema kelas 5 kurikulum 2013


Pemetaan Kompetensi Dasar Muatan Mata Pelajaran PPKn Kelas 5

A. Kelas 5 Semester 1

Aspek Pengetahuan

TEMA 1 TEMA 2 TEMA 3 TEMA 4 TEMA 5


MATAN
NO KOMPETENSI DASAR SUBTEMA
PELAJARAN
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
3.1
Mengidentifikasi nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari

3.2 Memahami hak, kewajiban dan


1 PKN tanggung jawab sebagai warga
dalam kehidupan sehari-hari
3.3 Menelaah keragaman sosial
budaya masyarakat
3.4 Menggali manfaat persatuan dan
kesatuan untuk membangun
kerukunan hidup
A. Kelas 5 Semester 1

Aspek Keterampilan

TEMA 1 TEMA 2 TEMA 3 TEMA 4 TEMA 5


MATAN
NO KOMPETENSI DASAR SUBTEMA
PELAJARAN
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
3.3 Menyelenggarakan kegiatan yang
mendukung keragaman sosial
budaya masyarakat
4.1 Menyajikan hasil identifikasi nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari
1 PKN 4.2 Memahami hak, kewajiban dan
tanggung jawab sebagai warga
dalam kehidupan sehari-hari
4.4 Menyajikan hasil penggalian
tentang manfaat persatuan dan
kesatuan untuk membangun
kerukunan
B. Kelas 5 semester 2
Aspek Pengetahuan
TEMA 6 TEMA 7 TEMA 8 TEMA 9
MATAN
NO KOMPETENSI DASAR SUBTEMA
PELAJARAN
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
3.2 Memahami hak, kewajiban dan tanggung
jawab sebagai warga dalam kehidupan sehari-
hari
1 PKN 3.3 Menelaah keragaman sosial budaya
masyarakat
3.4 Menggali manfaat persatuan dan kesatuan
untuk membangun kerukunan hidup

Aspek Keterampilan
TEMA 6 TEMA 7 TEMA 8 TEMA 9
MATAN
NO KOMPETENSI DASAR SUBTEMA
PELAJARAN
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
4.2 Memahami hak, kewajiban dan tanggung
jawab sebagai warga masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari
4.3 Menyelenggarakan kegiatan yang mendukung
1 PKN
keberagaman sosial budaya masyarakat
4.4 Menyajikan hasil penggalian tentang manfaat
persatuan dan kesatuan untuk membangun
kerukunan
Analisis Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran di kelas tinggi merupakan model pembelajaran yang gunakan dalam proses
pembelajaran kelas IV sampai dengan VI. Model ini dimaksudkan agar peserta didik dapat
menyerap materi pembelajaran, baik ranah kognitif, psikomotor, dan afektif secara optimal,
sebab siswa kelas tinggi pada dasarnya sudah pandai berkomunikasi baik melalui membaca,
menulis, maupun berdiskusi.
2. Jenis-jenis Model Pembelajaran

a.Model Pembelajaran Cooperative Learning: Think-Pair-Share

Pembelajaran Cooperative Learning: Think-Pair-Share merupakan model pembelajaran


dengan cara siswa dikelompokkan menjadi beberapa grup diskusi dalam kelas.
Pembentukan ini berujuan untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam
mengekspresikan berbagai gagasan, curahan pendapat; menerima masukan yang imergen;
dan menciptakan suasana saling menghargai.

Ada beberapa langkah-langkah strategi cooperative learning: think-pair-share


a. Kelebihan atau keunggulan Think Pair Share (TPS) adalah:

• Dapat meningkatkan daya nalar siswa, daya kritis siswa dan analisis terhadap suatu
permasalahan.
• Meningkatkan kerja sama antara siswa karena mereka dibentuk dalam kelompok.
• Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan menghargai pendapat orang lain.

b. Kekurangan atau kelemahan Think Pair Share (TPS) adalah:

• Sulit menentukan permasalahan yang cocok dengan tingkat pemikiran siswa.


• Bahan-bahan yang berkaitan dengan membahas permasalahan yang ada tidak dipersiapkan baik
oleh guru maupun siswa.
• Kurang terbiasa memulai pembelajaran dengan suatu permasalahan yang ril atau nyata.
• Pengalaman siswa dalam menyelesaikan masalah relatif terbatas.
b. Model Pembelajaran Portofolio

Model pembelajaran yang digunakan pada SD kelas tinggi yaitu model pembelajaran
portofolio. Pembelajaran portofolio adalah sebuah inovasi dalam pembelajaran PKn
sebagai wujud nyata dari pembelajaran kontekstual. Pembelajaran portofolio
mengandalkan keaktifan siswa untuk terjun ke lapangan guna menghubungkan antara
tekstual dengan kontekstual di bawah bimbingan guru guna memperoleh sebuah
pengalaman langsung yang hasilnya harus disajikan di kelas oleh masing-masing
kelompok siswa dengan masalah yang dipilihnya.
Langkah-langkah model pembelajaran berbasis portofolio menurut Budimansyah (2002)

1. Mengidentifikasikan Masalah
2. Memilih Masalah untuk Kajian Kelas
3. Mengumpulkan Informasi tentang Masalah yang akan Dikaji oleh Kelas
4. Mengembangkan Portofolio Kelas
5. Portofolio yang dikembangkan terdiri dari dua seksi, yaitu:
• seksi penayangan, yaitu portofolio yang akan ditayangkan sebagai bahan presentasi kelas pada saat show-
case;
• seksi dokumestasi, yaitu portofolio yang disimpan pada sebuah map jepit, yang berisi data dan informasi
lengkap setiap kelompok portofolio.
6. Penyajian Portofolio (Show-Case)
Menurut Arifin 2009 kelemahan dari model pembelajaran
berbasis portofolio, antara lain:

a. Model pembelajaran berbasis portofolio masih relatif


baru, sehingga banyak guru dan siswa yang belum
mengetahui dan memahaminya
b. Membutuhkan waktu dan kerja ekstra
c. Sulit dilakukan terutama menghadapi ujian dalam skala
nasional.
c. Model Pembelajaran Tgt (Team Games Tournament)

Model pembelajaran TGT adalah kegiatan pembelajaran yang melibatkan


belajar kelompok secara heterogen baik dari latar maupun prestasi
akademik dan menempuh permainan (games) serta turnamen atau kompetisi
tersistematis yang akan memberikan skor, klasemen, dan juara bagi individu
atau kelompok yang berhasil mendapatkan skor terbaik untuk menumbuhkan
rasa senang dan motivasi dalam belajar.
Komponen model pembelajaran TGT:

1. Presentasi Kelas (Penyajian Kelas)

2. Kelompok (tim)

3. Game

4. Turnamen

5. Team Recognize (Penghargaan Kelompok)


Aturan (skenario)

Dalam satu permainan terdiri dari: kelompok pembaca, kelompok penantang I,


kelompok penantang II, dan seterusnya sejumlah kelompok yang ada. Kelompok
pembaca, bertugas: (1) ambil kartu bernomor dan cari pertanyaan pada lembar
permainan, (2) baca pertanyaan keraskeras, dan (3) beri jawaban. Kelompok
penantang kesatu bertugas: Menyetujui pembaca atau memberi jawaban yang
berbeda. Sedangkan kelompok peantang kedua: (1) Menyetujui pembaca atau
emberi jawaban yang berbeda, dan (2) Cek lembar jawaban. Kegiatan ini
dilakukan secara bergiliran (Trianto, 2010).
Sistem Penghitungan Poin Turnamen

Skor siswa dibandingkan dengan rata-rata skor yang lalu mereka sendiri,
dan poin diberikan berdasarkan pada seberapa jauh siswa menyamai atau
melampaui prestasi yang dilaluinya sendiri. Poin tiap anggota tim ini
dijumlahkan untuk mendapatkan skor tim, dan tim yang mencapai kriteria
tertentu dapat diberi sertifikat atau ganjaran (award) yang lain.
Kelebihan Metode TGT adalah:

• Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas.

• Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu.

• Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam.

Kelemahan TGT adalah:

• Bagi Guru

• Bagi siswa

Anda mungkin juga menyukai