Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN 2

DESAIN PEMBELAJARAN INOVATIF

Nurwulandari Hamid
229010495090
Teknik Elektronika

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI


GURU UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KOTA MAKASAR
NOVEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya
sehingga Tugas Laporan 2 tentang Desain Pembelajaran Inovatif ini dapat
tersusun dengan baik. Sholawat serta salam kami curahkan kepada nabi kita,
Muhammad SAW yang syafaatnya selalu kita nantikan dihari akhir kelak. Tidak
lupa penulis ucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak Panitia PPG
LPTK Universitas Negeri Makassar (UNM) selaku penyelenggara dan rekan-
rekan Kategori 1 Angkatan 2 PPG Dalam Jabatan Universitas Negeri Makassar
(UNM) tahun 2022 yang telah banyak memberikan dukungan dan semangat.
Dan harapan penulis semoga Tugas Laporan 2 ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang mekanisme pelaksanaan PPG
Daljab bagi lulusan Guru Penggerak di Universitas Negri Makassar (UNM) ini.
Penulis yakin masih banyak kekurangan dalam Tugas Laporan ini. Oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan agar
menjadi sebuah perbaikan bagi saya.

Sukabumi,12 Nopember 2022


Penyusun,

Nurwulandari Hamid

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................I
DAFTAR ISI....................................................................................................................................II
RINGKASAN..................................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2. Tujuan Kegiatan....................................................................................................... 1
1.3. Manfaat Kegiatan..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................4
2.1. Pembelajaran Berdiferensiasi..............................................................................................4
2.2. Pembelajaran Sosial Emosional...........................................................................................5
2.3. Coaching.................................................................................................................................6
2.4. Proses Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran.................................8
2.5. Kepemimpinan Dalam Pengembangan Sumber Daya...................................................... 9
BAB III PENUTUP........................................................................................................................12
3.1. Refleksi.................................................................................................................................12
3.2. Tindak Lanjut.....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14
LAMPIRAN....................................................................................................................................15

ii
RINGKASAN

Program Guru Penggerak (PGP) bertujuan untuk menyiapkan para


pemimpin pendidikan Indonesia masa depan, yang mampu mendorong tumbuh
kembang murid secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan guru
disekitarnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada
murid; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk
mewujudkan profil Pelajar Pancasila.
Untuk mendukung tercapainya tujuan itu, Program Pendidikan Guru
Penggerak (PPGP) dijalankan dengan menekankan pada kompetensi
kepemimpinan pembelajaran (instructional leadership) yang mencakup
komunitas praktik, pembelajaran sosial dan emosional, pembelajaran
berdiferensiasi yang sesuai perkembangan murid, dan kompetensi lain dalam
pengembangan diri dan sekolah.
Tujuan dari pembelajaran inovatif adalah menciptakan lingkungan belajar
yang memanusiakan setiap murid di kelas serta memberikan mereka dukungan
dan kesempatan sebaik -baiknya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Anak lahir dengan keunikannya masing-masing. Sebagai pendidik, kita memiliki
kewajiban untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan kesempatan yang
sama untuk belajar dengan cara terbaik yang sesuai untuk mereka. Lewat praktek
pembelajaran berdiferensiasi, murid tidak hanya akan dapat memaksimalkan
potensi mereka, tapi mereka juga akan dapat belajar tentang berbagai nilai-nilai
kehidupan yang penting. Nilai-nilai tentang indahnya perbedaan, menghargai,
makna baru dari kesuksesan, kekuatan diri, kesempatan yang setara, kemerdekaan
belajar, dan berbagai nilai penting lainnya yang akan berkontribusi terhadap
perkembangan diri mereka secara lebih holistik/utuh.

Sebelum melakukan pembelajaran berdiferensiasi kita sebagai pendidik


perlu merancang pelaksanaan pembelajaran nya terlebih dahulu melalui
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah sesuai dan memenuhi
kebutuhan belajar murid. Tidak hanya aspek kogitif yang dinilai oleh seorang

iii
guru dalam melakukan asessmen ada 6 aspek perkembangan yang dinilai dalam
setiap pembelajaran salah satunya adalah Sosial Emosional. Dalam mengelola
emosi didalam pendidikan guru penggerak (PGP) pendidik diajarkan untuk
mempelajari modul Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) yang didalamnya
membahas mengenai kesiapan belajar murid, profil belajar dan kesadaran penuh
(mindfulness) murid dalam belajar. Artinya ketika pembelajaran berlangsung
siswa harus bisa memberikan perhatiannya yang dilakukan secara sadar dengan
dilandasi rasa ingin tahu dan kebaikan. Dan tugas kita sebagai guru penggerak
membuat pembelajaran yang mampu memfasilitasi semua itu.
Peran guru bukan hanya pendidik dikelas, tetapi sebagai pemimpin
pembelajaran yang mampu menggerakan ekosistem pendidikan dilingkungan
sekolah maupun diluar sekolah. Berbagai permasalahan akan dihadapi termasuk
dilema etika, dalam memecahkan masalah diperlukan beberapa teknik
pengambilan keputusan melalui coaching , 9 langkah pengujian dan pengambilan
keputusan yang mengutamakan aset dan sumber daya yang kita miliki didalam
ekosistem pendidikan kita.

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Didalam Pendidikan Guru Penggerak (PGP) proses pembelajaran yang
ditekankan adalah pola pembelajaran berdiferensiasi. Hal ini dilakukan dengan
tujuan agar pendidik mampu melayani pembelajaran tanpa melihat perbedaan
yang ada pada setiap murid tapi menyesuaikan dengan karakteristik yang
dimilikinya. Selain itu langkah lain yang harus diperhatikan dalam pembelajaran
adalah menerapkan teknik Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE). Teknik ini
dilakukan agar saat pembelajaran berlangsung murid dalam keadaan fokus dan
siap menerima materi, cara menjaga fokusnya adalah dengan menerapkan
pendekatan kesadaran penuh (Mindfulness).
Tentu saja dalam setiap pembelajaran tidak akan sepenuhnya berjalan
dengan lancar pasti ada beberapa kemungkinan terjadinya masalah, sebagai
pendidik tugas kita adalah mengarahkan murid agar mampu menyelesaikan dan
mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Untuk menumbuhkan
kemampuan mengambil keputusan yang bertanggung jawab adalah dengan
menggunakan kerangka yang disebut POOCH - Problem (Masalah), Options
(Alternatif pilihan), Outcomes (Hasil atau konsekuensi), Choices (Keputusan
yang diambil). Kerangka sederhana ini akan membantu seseorang memikirkan
dengan baik berbagai aspek sebelum memutuskan sesuatu.
1.2. Tujuan kegiatan
Menciptakan pembelajaran yang inovatif dan berpihak pada murid adalah
tujuan utama dari kegiatan ini. Pembelajaran yang dibuat harus memperhatikan
aspek kebutuhan belajar murid, karakteristik dan profil belajar murid. Selain itu
melalui aksi nyata program pendidikan guru penggerak kegiatan yang dilakukan
adalah menyesuaikan program visi guru penggerak menjadi visi sekolah dengan
menyelaraskannya kedalam program pengembangan sekolah yang berdampak
pada murid. Penerapan program yang berdampak pada murid di TK Doa Bangsa 4

1
ini disesuaikan dengan sumber daya dan aset yang dimiliki oleh ekosistem
pendidikan didalam lingkungan sekolah maupun diluar sekolah.
Dalam Pendidikan Guru Penggerak (PGP) juga mempelajari teknik
coaching. Tujuannya adalah mengidentifikasi akar masalah yang dihadapi murid
pada saat pembelajaran dengan memanfaatkan aset dan sumber daya yang dapat
digali dalam diri murid. Selain permasalahan murid sistem Coaching juga bisa
digunakan untuk memecahkan masalah diluar pembelajaran, dengan teman
sejawat atau dengan kepala sekolah yang mugkin membutuhkan bantuan dalam
memecahkan masalahnya. Setiap permasalahan seharusnya dianalis terlebih
dahulu, dalam PGP kami mempelajari 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan yang mempermudah dalam memcahkan suatu permasalahan yang
terjadi dilingkungan sekolah, selain itu pemecahan masalah harus mengacu pada
kekuatan aset dan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah kita.
1.3. Manfaat Kegiatan
Aksi nyata yang dilakukan dalam rangka palaksanaan kegiatan PGP
bekerja sama dengan sekolah dan berkolaborasi dengan rekan sejawat
dimaksudkan agar kualitas pendidikan dilingkungan sekolah menjadi lebih baik
lagi. Beberapa manfaat yang dirasa selama melakukan aksi nyata ini diantaranya :
1. Murid menjadi lebih terbuka dalam mengungkapkan masalah dan
keinginannya karena disetiap pembelajaran kita mengutamakan
kebutuhannya.
2. Mampu mengasah kemampuan diri dalam memecahkan masalah baik
yang terjadi dilingkungan kelas maupun dilingkungan sekolah.
3. Mampu mengenali secara jelas dan utuh sumber daya apa saja yang
dimiliki oleh sekolah dan seperti apa pengembangan yang dibutuhkan
nanti kedepannya.
4. Menjadi lebih terkontrol dalam hal emosi sebagai pendidik yang
profesional karena telah mempelajarinya dalam kegiatan PGP
5. Mampu menggerakan komunitas praktis dan mengajarkan praktik baik ke
sesama rekan guru.

2
6. Menjadi coach dalam setiap kesempatan untuk membantu rekan sejawat
dalam memcahkan berbagai permasalahan yang dihadapi.
7. Menjadi inspirasi untuk sesama rekan sejawat dalam mengembangkan
kemampuannya dan menjadi pendidik yang terus bergerak, tergerak dan
menggerakan dirinya ke arah yang lebih baik.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI


Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses
pembelajaran dikelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.
Namun demikian, pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru
harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid.
Bukan pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid
yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain.
Menurut (Kusuma & Luthfah, 2020) Pembelajaran berdiferensiasi
adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru
yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat
tersebut adalah yang terkait dengan:
1. Lingkungan belajar yang “mengundang’
2. Tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas
3. Penilaian berkelanjutan
4. Merespon kebutuhan belajar murid
5. Manajemen kelas yang efektif
Sebelum penulis menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dikelas, terlebih
dahulu dilakukan diagnosis awal murid, dari mulai kesiapan belajar/readiness
murid (dilihat dari seberapa jauh atau paham terhadap materi yang akan
diberikan), Minat murid (sesuai dengan keinginan murid atau tidak) dan profil
belajar murid (cara belajar yang mereka sukai). Selanjutnya setelah diagnosa awal
dilakukan maka Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) disesuaikan dengan
hasil diagnosa tadi. Dalam RPP setidaknya memuat 3 komponen diferensiasi
diantaranya adalah diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi
produk. Selain itu dalam setiap pembelajaran harus menerapkan Kompetensi
Sosial Emosional (KSE) agar semua aspek perkembangan anak bisa tercapai
maksimal.

4
2.2. PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL
Pembelajaran sosial dan emosional ini diawali dengan kesadaran penuh
bahwa tidaklah cukup apabila murid hanya mengembangkan kemampuan
akademiknya saja. Murid juga perlu mengembangkan aspek sosial dan
emosionalnya, kompetensi sosial-emosional berperan penting dalam keberhasilan
akademik maupun kehidupan seseorang.

Gambar 1. 5 Kompetensi Sosial Emosional


Menurut (W, Harimukthi, Kusuma, Yo, & Sari, 2020) Pembelajaran
Sosial Emosional (PSE) adalah hal yang sangat penting. Pembelajaran ini berisi
keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan anak untuk dapat bertahan dalam
masalah sekaligus memiliki kemampuan memecahkannya, juga untuk
mengajarkan mereka menjadi orang yang baik.
Pembelajaran sosial emosional bertujuan untuk :
1. Memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola
emosi.
2. Menetapkan dan mencapai tujuan positif.
3. Merasakan dan menunjukan empati kepada orang lain.
4. Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif
5. Membuat keputusan yang bertanggung jawab.

5
Setelah penulis mempelajari Pembelajaran Sosial Emosional, langkah
selanjutnya adalah mengimplementasikan kompetensi sosial emosional kedalam
pembelajaran dan mengintegrasikannya dengan pembelajaran berdiferensiasi agar
terwujudnya merdeka belajar atau pembelajaran yang berpihak pada murid.

2.3. COACHING
Sebagai pemimpin pembelajaran tugas pendidik adalah menuntun, tetapi
siswa kita adalah mahluk sosial yang merdeka mereka lahir dengan potensinya
masing-masing kita sebagai pendidik tidak bisa selalu memberikan solusi dan
nasihat disetiap permasalahan. Agar siswa mampu mengembangkan potensinya
dengan baik kita perlu mendorongnya dengan pertanyaan-pertanyaan pemantik
dan terbuka agar mereka mampu menemukan sendiri solusi atas masalah yang
dihadapinya.
Coaching adalah sebuah kegiatan komunikasi pemberdayaan
(empowerment) yang bertujuan membantu para coachee dalam mengembangkan
potensi yang dimilikinya dalam mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi
agar hidupnya menjadi lebih efektif. Kemampuan berkomunikasi menjadi kunci
dari proses coaching sebab pendekatan dan teknik yang dilakukan dalam
coaching merupakan proses mendorong dari belakang sehingga coachee dapat
menemukan jawaban dari apa yang dia temukan bukan dengan diarahkan atau
digurui. (Wijayanti, Rafael, & Puspitawati, 2020)
Sebagai pemimpin pebelajaran kita tentu harus memainkan banyak peran,
terkadang untuk meghadapi murid atau rekan kerja kita harus menjadi seorang
konselor. Suatu saat juga diharapkan menjadi mentor. Selain itu, terkadang juga
harus menjadi seorang coach. Ketika harus menghadapi murid dengan berbagai
potensinya maka kita berupaya untuk memaksimalkan potensi tersebut, guru
harus berperan sebagai seorang coach. Perbedaan antara Coaching, Konseling, dan
Mentoring dalam Konteks Pendidikan bisa dilihat dari tebel berikut :

No Aspek Coaching Mentoring Konseling


1. Tujuan Mengarahkan coachee Membagikan Membantu konseli
untuk menyelesaikan pengalamannya untuk memecahkan

6
masalahnya sendiri membantu mentee masalahnya
dan memaksimalkan mengembangkan dirinya
potensinya
2. Hubunga kemitraan yang setara hubungan antara hubungan antara
n dan coachee sendiri seseorang yang seorang ahli dan
yang mengambil berpengalaman dan yang seseorang yang
keputusan. Coach kurang berpengalaman. membutuhkan
hanya mengarahkan Mentor langsung bantuannya. Konselor
saja, coachee lah yang memberikan tips bisa saja langsung
membuat keputusan bagaimana memberi solusi.
sendiri menyelesaikan suatu
masalah atau mencapai
sesuatu
3. Keahlian coach bisa saja mentor adalah konselor adalah
seseorang yang ahli, seseorang yang seseorang yang ahli
guru, teman atau berpengalaman dalam dalam bidangnya
rekan kerja bidangnya
Peraktek dari Coaching menggunakan pendekatan TIRTA sebagai acuan
keberhasilan dari coaching tersebut, model tirta dikembangkan dengan semangat
merdeka belajar yang menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching.
TIRTA dikembangkan dari satu model coaching yang dikenal sangat luas dan
telah diaplikasikan, yaitu GROW model. GROW adalah kepanjangan dari Goal
(Tujuan), Reality (Hal-hal yang nyata), Options (Pilihan), Will (Keinginan untuk
maju). TIRTA kepanjangan dari
T: Tujuan
I: Identifikasi
R: Rencana aksi
TA: Tanggung jawab
Coaching yang penulis coba terapkan di sekolah adalah caoching dengan kepala
sekolah dan rekan sejawat membantu mereka menyelesaikan masalah dengan
potensi yang dimilikinya sebagai seorang pendidik.

7
2.4. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN
PEMBELAJARAN
Masalah adalah hal yang paling umum dihadapi oleh manusia, baik itu
seorang pendidik, murid atau bahkan anak kecil. Setiap masalah pasti memiliki
solusi, bila kita perkecil dalam aspek pendidikan tugas kita sebagai pemimpin
pembelajaran adalah mampu menyelesaikan masalah secara efektif, holistik,
bijak, terukur dan dapat dipertanggung jawabkan. Berbagai jenis masalah yang
terjadi dilingkungan sekolah dapat dikelompokan menjadi 2 jenis yakin, dilema
etika (ethical dilemma) dan bujukan moral (moral temptation). Dilema etika
sendiri merupakan dua keputusan yang sama-sama benar sedangkan bujukan
moral adalah dua keputusan dimana salah satunya adalah keputusan yang salah.
Jadi dilema etika adalah benar lawan benar sedangkan bujukan moral adalah
keputusan yang benar lawan salah.
Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan
mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan,
kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan
hidup. (Nurcahyani & Rajasa, 2020)
Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi
dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini:
1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Setelah mempelajari materi ini diharapkan pendidik sebagai pemimpin
pembelajaran dapat mengambil sebuah keputusan yang efektif terhadap suatu
masalah dilema etika yang didasari pada 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan : (1) Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam
situasi ini. (2) Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini. (3) Kumpulkan
fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini. (4) Pengujian benar atau salah
(5)Pengujian Paradigma Benar lawan Benar. (6) Melakukan Prinsip Resolusi

8
(7)Investigasi Opsi Trilema. (8) Buat Keputusan (9) Lihat lagi Keputusan dan
Refleksikan

2.5. KEPEMIMPINAN DALAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA

Awal mula pemhaman pengembangan sumber daya dimulai dari istilah


Sekolah Sebagai Ekosistem, menurut (Suharsih & Widiastuti, 2020) Eksosistem
merupakan sebuah tata interaksi antara makhluk hidup dan unsur yang tidak hidup
dalam sebuah lingkungan. Sebuah ekosistem mencirikan satu pola hubungan yang
saling menunjang pada sebuah teritorial atau lingkungan tertentu. Jika diibaratkan
sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor
biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini
saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan
yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan
saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya.
Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah:

Murid
Kepala
Sekolah Guru
Staf/Tenaga Kependidikan
Pengawas Sekolah
Orang Tua
Masyarakat sekitar sekolah
Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor -faktor abiotik
yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di
antaranya adalah:
Keuangan
Sarana dan prasarana
Pengembangan ekosistem sekolah dan aset sekolah dapat dilakukan dengan
menggunakan 2 pendekatan, diantaranya :

9
1. Pendekatan berbasis kekurangan/ masalah (Deficit-Based Thinking) akan
memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang,
dan apa yang tidak bekerja.
2. Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah sebuah konsep
yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang
menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri.
Perbedaan antara pendekatan berbasis kekurangan dengan pendekatan
berbasis aset dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Berbasis pada
Berbasis pada aset
kekurangan/masalah/hambatan
Fokus pada masalah dan isu Fokus pada aset dan kekuatan
Berkutat pada masalah utama Membayangkan masa depan
Mengidentifikasi kebutuhan dan Berpikir tentang kesuksesan yang telah
kekurangan – selalu bertanya apa diraih dan kekuatan untuk mencapai
yang kurang? kesuksesan tersebut.
Fokus mencari bantuan dari sponsor Mengorganisasikan kompetensi dan
atau institusi lain sumber daya (aset dan kekuatan)
Merancang program atau proyek Merancang sebuah rencana berdasarkan
untuk menyelesaikan masalah visi dan kekuatan
Mengatur kelompok yang dapat Melaksanakan rencana aksi yang sudah
melaksanakan proyek diprogramkan

Selanjutnya setelah mengetahui jenis-jenis pendekatan dan perbedaannya,


sebagai pemimpin pembelajaran harus bisa memetakan aset apa saja yang dimiliki
oleh sekolah yang selanjutnya akan dikembangkan potensinya menjadi program
yang berdampak pada murid, menurut Menurut Green dan Haines (2002) dalam
Asset building and community development, ada 7 aset utama atau di dalam buku
ini disebut sebagai modal utama, yaitu:
1. Modal Manusia
2. Modal Manusia
3. Modal Fisik

10
4. Modal Lingkungan/alam
5. Modal Finansial
6. Modal Politik
7. Modal Agama dan budaya
Setelah aset-aset di sekolah bisa diidentifikasi maka langkah selanjutnya adalah
mengaplikasikan pendekatan aset kedalam sebuah program pengembangan
berbasis aset, dimana program yang dibuat di sekolah harus sesuai dengan
potensi-potensi yang ada didalam dan diluar lingkungan sekolah.

11
BAB III

PENUTUP

3.1. Refleksi
Menjadi seorang guru penggerak merupakan sebuah kebanggaan dan
kebahagiaan tersendiri, bisa berpartisipasi dalam program pengembangan
pendidikan Indonesia, juga sebagai wadah pengembangan diri kearah yang lebih
baik selama 9 bulan merupakan pengalaman berharga. Selain ditempa dengan
ilmu-ilmu kependidikan kita juga diharuskan untuk membuat perubahan dalam
bentuk aksi nyata. Selain alur pembelajaran M. E.R.D.E.K.A disetiap minggu
setelah pembelajaran akan dilakukan refleksi, beberapa refleksi yang penulis
dapat setelah menerapkan aksi nyata ini diantaranya :
1. Kolaborasi dengan rekan sejawat dan kepala sekolah sangat diperlukan
untuk menjalankan aksi nyata.
2. Dalam mengelola aset dan sumber daya sekolah diperlukan peran serta
dari berbagai aspek termasuk lingkungan diluar sekolah.
3. Pembelajran diferensiasi harus dilakukan secara terus menerus dan
berulang-ulang agar merdeka belajar bisa dipraktekan secara terus
menerus.
4. Praktek coaching sangat bermanfaat untuk menciptakan komunikasi yang
mampu meningkatkan potensi baik untuk siswa maupun sesama pendidik
dilingkungan sekolah.
5. Pembelajaran sosial emosional sangat bermanfaat untuk pengendalian
emosi yang dirasakan oleh penulis selama menjalankan peran sebagai
pendidik dan sebagai mahluk sosial.
6. Tidak mudah menerapkan 9 langkah pengujian dan pengambilan
keputusan bila tidak dilakukan secara terus menerus karena kompetensi
pengembangan diri bisa terlaksana karena dibiasakan.
7. Dilema etika paling sering ditemui didunia pendidikan dan dalam
pemecahan masalahnya membutuhkan analisi mendalam.

12
3.2. Tindak Lanjut
Program yang sudah disusun dan direncanakan dalam bentuk Rencana
Tindak Lanjut (RTL) perlu dilakukan aksi nyata. Tindak lanjut ini dilakukan
setiap akhir dari rangkaian materi yang diberikan di LMS. Dengan adanya RTL
akan lebih memudahkan dalam implementasi program kedepannya.
Membutuhkan perencanaan yang matang untuk bisa menyusun RTL yang baik
sesuai program berdasarkan potensi dan kekuatan yang dimiliki. Selain itu
analisis aset dan sumber daya yang terdapat dalam lingkup sekolah dan luar
sekolah juga mempengaruhi pembuatan RTL dan aksi nyata.
Berikut ini beberapa rencana tidak lanjut yang akan dilaksanakan setelah
mengikuti program Pendidikan Guru Penggerak :
1. Melakukan refleksi akhir program Pendidikan Guru Penggerak
bersama pengajar praktik dan fasilitator
2. Membuat pembelajaran inovatif yang berpihak pada murid
dengan pembelajaran diferensiasi
3. Menyusun RPP yang mengandung pembelajaran berdiferensiasi
dan Kompetensi sosial emosional (KSE).
4. Melakukan praktek coaching untuk rekan sejawat dan kepala sekolah
didepan pengajar praktek sebagai bentuk pengawasan terlaksananya
aksi nyata.
5. Membuat program yang berdampak pada murid melalui aksi nyata
dalam bentuk program pengembangan karakter baik dan sesuai dengan
profil pelajar pancasila.

Demikianlah beberapa RTL yang akan dilaksanakan setelah mengikuti


program Pendidikan Guru Penggerak yang disusun bersifat jangka panjang dan
berkelanjutan tak lepas dari koordinasi dengan Kepala Sekolah dan kolaborasi
dengan rekan sejawat agar program dapat terus berjalan dan dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, O. D., & Luthfah, S. (2020). Memenuhi Kebutuhan Belajar


Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi. Praktik Pembelajaran
yang berpihak kepada murid, 11.
Nurcahyani, A., & Rajasa, D. S. (2020). Paket Modul 3 Program Pendidikan
Guru Penggerak (Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin
Pembelajaran). Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Suharsih, S., & Widiastuti, Y. (2020). Modul 3 Pendidikan Guru
Penggerak (Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya). Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
W, C. I., Harimukthi, M. T., Kusuma, O. D., Yo, R., & Sari, T. S. (2020).
Pembelajaran Sosial Emosional. Praktek Pembelajaran yang
Berpihak pada Murid, 10.
Wijayanti, M. A., Rafael, S., & Puspitawati, S. (2020). Praktik Pembelajaran
yang Berpihak pada Murid (Coaching). Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.

14
LAMPIRAN

1. Pembelajaran Berdiferensiasi

15
- Pemetaan Kebutuhan Belajar Murid
- Aksi Nyata Pembelajaran Berdiferensiasi

https://drive.google.com/file/d/1t4wpC-
8ucu1KJyw6Bt4hpEWuTN--vz5z/view? usp=sharing

2. Pembelajaran Sosial Emosional


- Penyambutan menanyakan kesiapan dan emosi anak

- Aksi Nyata
https://drive.google.com/file/d/1uiJ6nnQ6XbeGDHC_TmclEftd5Dj_SUiQ/view?
usp=sharing

3. Coaching
- Praktek dengan rekan sejawat dalam menanggapi kasus Script jawaban
masalah dalam coaching :
https://drive.google.com/file/d/13bSioSOCX9yb5R9FmvAWSXfJ_SRYoexq/
view?usp=sharing

https://drive.google.com/file/d/
19IUUhgXFfHoOVw_g8mBLuXZD0aU4umi2/ view?usp=sharing
- Dengan kepala sekolah dipantau oleh Pengajar Peraktek

https://drive.google.com/file/d/
18Hn6ImdgPrlZxyKxcDcJnVme1hHJ6oA4/ view?usp=sharing
- Aksi Nyata
https://drive.google.com/file/d/

1utryxXXtcl1lQtirOjTVop3ero9kgobK/view? usp=sharing

4. Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran


- Eksplorasi Konsep

https://drive.google.com/file/d/
1y5aOFWoL_Tn6qu4ut9oHXPp4ma1cCNvw/view?usp=sharing
- Demonstrasi Kontekstual
https://drive.google.com/file/d/
1yFrOhlMRZdp39g7TuxxlwytcBWBHVtM8/view?usp=sharing
- Aksi Nyata

https://drive.google.com/file/d/1TWd-
aBvmK2lJlByH4Zrh0QHXVbgGPjOO/view?usp=sharing
Pemetaan sumber daya terhadap pengembangan program
TK Doa Bangsa 4

Program Penanggung jawab


No Aset yang Dikembangkan Pengembangan Tujuan Waktu yang Diperlukan dan kolaborasi
1. Modal Agama
a. Perayaan Hari Besar Perayaan maulid nabi, Memperkenalakan anak mengenai Dilaksanakan 1 hari dalam CGP,Guru kelas,
Islam (PHBI) isra mi,raj nilai-nilai agama melalui hari-hari kurun wakti 1tahun kepala sekolah dan
penting dalam islam narasumber
keagamaan dari
lingkungan sekolah
b. Kegiatan keagamaan Penyelenggaraan Memperkenalkan kegiatan Disesuaikan dengan Guru, Kepala Sekolah
tingkat kecamatan simulasi manasik haji keagamaan ibadah haji dan jadwal kegiatan manasik dan KKG kecamatan
bagi PAUD tatacara pelaksanaannya per kecamatan
c. Pembelajaran saat Tabunggan parcel Mengumpulkan 1 hari 1 makanan 10 hari selam a Guru kelas dan
Ramadhan untuk dibuat bingkisan untuk pembelajaraan saat orangtua murid
orangtua saat idul fitri. Anak-anak ramadhan
memberikan bingkisan yang telah
dikumpulkan dan dibuatnya
sebagai ucapan hari raya idul fitri
2. Modal Manusia
a. Kompetensi guru Pentas Seni Mengasah kemampuan anak 1 kali dalam seminggu CGP, guru kelas dan
yang kompeten dalam dalam bidang seni dengan latihan dan pemetaan orangtua murid
hal seni membimbing sesuai bakat dan sesuai bakat selama
pilihan anak yang nantinya akan semester 2
ditampilkan saat akhir tahun
b. Kompetensi guru 1 surat pendek 1 hari Mengajarkan anak 1 hari 1 surat Setiap hari anak CGP dan Guru kelas
dalam keagamaan pendek sebagai tabungan diperkenalkan 1 surat
kompetensi tambahan anak pendek dan diulang dalam
1 minggu
c. Haus ilmu dan ingin 1 minggu 1 ilmu Mengembangkan kemampuan 1 minggu sekali setiap CGP dan Kepala
terus belajar pendidik dalam hal keilmuan dan guru yang memimpin rapat Sekolah
teknologi, setiap minggu diadakan harus memberikan ilmu
petemuan intern untuk baru
mengembangkan kemampuan dan
kelimuan baru
3. Modal Sosial
a. Mesjid disekitar Cinta mesjid Pengenalan mengenai fasilitas Setiap hari jumat anak- CGP, Guru kelas,
sekolah umum yang memfasilitasi orang anak diajak ke mesjid kepala sekolah dan
islam untuk beribadah dan ketua RT setempat
membiasakan anak-anak untuk
pergi dan berinteraksi dengan
ruang ibadah.
4. Modal finansial
a. Yayasan sebagai 1 tahun 1 proposal Mengajukan proposal pendanaan Setiap 1 semester di CGP dan Kepala
fasilitas penyedia ke yayasan untuk pembangunan evaluasi Sekolah
dana sekolah maupun penyediaan
fasilitas pendukung pembelajaran
5. Modal budaya
a. Kunjungan dan wisata Wisata kedaerahan Memperkenalkan beragam 1 semester disesuaikan Guru dan Kepala
kedaerahan kebudayaan yang ada di indonesia dengan TEMA sekolah
dengan berkunjung ketempat
pelestarian budaya
5. Kepemimpinan Dalam Pengembangan Sumber Daya
- Ruang Kolaborasi

https://drive.google.com/file/d/1EN7w-iOxI_AL6uu_dLagzH7kj37ZakQ-/
view?usp=sharing
- Demonstrasi Kontekstual

https://drive.google.com/file/d/1fJSg9JPy1kEZY5A6YydQav3CDnsnbglv/
view?usp=sharing
- Koneksi Antar Materi

https://drive.google.com/file/d/1ugtT9VM1ANChRBc_Im416Yict6_in757/
view?usp=sharing
- Aksi Nyata
1
RPP
PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI
DAN PEMBELAJARAN
SOSIAL EMOSIONAL
RPPH PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
DAN
SOSIAL EMOSIONAL (KSE)

Oleh :
Nurwulandari Hamid, S.Pd
CGP Angkatan 3 Kab. Sukabumi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN
BERDIFERENSIASI DAN SOSIAL EMOSIONAL(KSE)
PADA TAMAN KANAK-KANAK TK DOA BANGSA 4

Kelompok/ Semester : B (5-6 tahun)/ Genap


Hari,tanggal : Senin, 17 Januari 2022
Tema : Rekreasi
Sub Tema : Kendaraan (kendaraan darat, laut dan udara)
Pembelajaran/ Minggu : Luring/ minggu ke-2
Alokasi waktu : 60 menit
KD : NAM : 1.2
FM : 3.3-4.3
KOGNITIF : 2.2, 3.7-4.7
BAHASA : 3.11 – 4.11
SOSEM : 2.5, 3.13-4.13
SENI : 3.15-4.15
A. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan media poster anak dapat menyebutkan jenis-jenis
kendaraan berdasarkan tempatnya
2. Dengan mendengarkan penjelasan guru anak dapat menceritakan
kembali jenis kendaraan apa yang sering ditumpanginya
3. Dengan mengerjakan lembar kerja anak dapat menjodohkan gambar
dengan susunan huruf yang diberikan
4. Dengan lembar kerja mewarnai anak bisa membuat karya seni
sesuai dengan imajinasinya.
5. Dengan gerakan ice breaking anak dapat menggunakan
kemampuan motorik kasarnya dengan baik secara terkoordinasi.
B. Alat dan Bahan
- Poster jenis-jenis kendaraan
- LKS (Lembar Kerja Siswa)
- Krayon
- pensil
C. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Pembukaan
SOP Pembukaan
1. Guru menyambut anak dengan memberikan salam sesuai dengan
pilihannya dan menanyakan perasaan anak hari ini.
2. Guru mengecek suhu anak ketika datang
3. Anak langsung mencuci tangan dengan air mengalir
4. Anak langsung memasuki ruangan kelas
5. Guru memimpin do’a untuk memulai pembelajaran
6. Guru mengabsen murid
7. Guru dan anak bernyanyi bersama sesuai dengan tema
8. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang di gunakan dalam bermain
9. Menyampaikan tujuan pembelajaran
10. Apresepsi
Sebelum memasuki kegiatan inti guru melakukan kegiatan rileks
terlebih dahulu
dengan menggunakan tehnik ICE BREAKING ”Gerakan tangan sesuai tema
kendaraan”.
- Penjelasan yang dilakukan guru ; guru mengajak anak melakukan ice
breaking untuk menenangkan suasana, anak lebih rileks, bahagia
menyenangkan dan lebih santai.
- Penjelasan yang dikatakan kepada murid adalah : guru meminta kepada anak
mengikuti gerakan guru sambil bernyanyi “naik delman” ( KSE pengelola
emosi dan focus).
- Tujuan melakukan teknik ini adalah untuk membuat anak merasa lebih
nyaman, tenang, siap dan fokus dalam menerima materi pembelajaran

Inti

Diferensiasi yang digunakan (Diferensiasi konten dan Diferensiasi proses)


1. Guru mengajak anak untuk melihat poster jenis-jenis kendaraan
2. Guru menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis kendaraan
3. Guru meminta anak bernyanyi bersama tema kendaraan
4. Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok berdasarkan analisis
kebutuhan belajar siswa (Diferensiasi Proses)

- Anak diminta menyebutkan jenis-jenis kendaraan berdasarkan tempatnya


minimal 10 jenis
- Guru memberikan tugas pada anak untuk menggunting dan menempel
gambar kendaraan berdasarkan namanya sesuai huruf yang mereka susun
secara mandiri
Untuk kelompok 2 :
- Anak diminta menyebutkan jenis-jenis kendaraan berdasarkan tempatnya
minimal 10 jenis
- Guru memberikan tugas pada anak untuk menggunting dan menempel
gambar kendaraan berdasarkan namanya sesuai huruf yang mereka susun
dengan sedikit bantuan guru
5. Bagi anak yang sudah selesai menyusun kata dan menempel gambar
dilanjutkan denganmewarnai gambar kendaraan (diferensiasi produk)
6. Anak memajang hasil karya di dinding, dan guru meminta kepada anak
untuk saling menghargai hasil karya teman (KSE kesadaran sosial-
ketrampilan berempati).
Yang dilakukan guru : meminta anak memajang hasil karyanya
Yang dikatakan pada murid : sesama teman harus saling
menghargai baik karya sendiri maupun karya orang lain, semua bagus
menurut pandangan masing-masing.
Tujuan KSE : Anak dapat memahami dan merasakan perasaan
sesama teman

Penutup
1. Bersama-sama merapikan media yang sudah di pakai
2. Guru menanyakan perasaan kepada anak selama bermain hari ini
3. Guru mengevaluasi siswa tentang hasil pembelajaran dari awal
sampai akhir
4. Guru memberikan informasi untuk tema hari esok
5. Guru dan siswa mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
6. Mengucapkan Hamdalah
7. Berdoa setelah belajar
8. Guru mengecek suhu siswa ketika pulang
9. Penjemputan pulang

Parungkuda, 17 Januari 2022


Mengetahui:
Kepala TK Doa Bangsa 4 Guru Kelompok B

EKA VERAWATI, S.Pd NURWULANDARI HAMID,


S.Pd

D. Penilaian

CEKLIS PENILAIAN
Hari/Tanggal : Senin, 17 Januari 2022

Kelompok :B
Guru : Nurwulandari Hamid
NAMA ANAK
PP&KD INDIKATOR Metode
NAM Anak dapat
1.2 menghargai diri
Menghargai sendiri dan orang
diri sendiri, lain Observasi
orang lain, dan Kegiatan
lingkungan anak di kelas
sekitar sebagai
rasa syukur
kepada Tuhan
FM Anak mampu
3.3-4.3 melakukan berbagai
Mengenal dan gerakan mata,
menggunakanan tangan dan kaki
ggota tubuh, secara terkoordinasi Observasi
fungsi dan dalam menirukan melalui
geraknnya berbagai gerakan kegiatan ice
untuk yang teratur breaking
pengembangan
motorik kasar
dan halus
Anak berani
KOGNITIF mencoba hal-hal
2.2, 3.7-4.7 baru melalui Observasi
Memiliki kegiatan melalui
prilaku yang pembelajaran kegitan
mencerminkan Anak mampu pembelajarra
sikap ingin tau menyebutkan n di kelas
Mengenal macam-macam
lingkungan kendaraan/alat Portofolio
sosial transportasi melalui hasil
(transportasi) berdasarkan karya anak
tempatnya
BAHASA Anak dapat Observasi
3.11 – 4.11 menceritakan melalui
Memahami kembali jenis-jenis kegiatan di
bahasa ekspresif kendaraan/alat kelas
Menunjukan transportasi serta
kemampuan memberikan
berbahasa pendapat terhadap
ekspresif karya teman-
temannya
SOSEM Anak mampu Portofolio
2.5, 3.13-4.13 mengerjakan tugas Hasil Karya
Memiliki secara mandiri dan anak
perilaku yang bangga menunjukan
mencerminkan hasil karyanya
sikap percaya Observasi
diri
Mengenal Kegiatan di
emosi diri dan kelas
orang lain
Menunjukan
emosi diri
secara wajar
SENI Anak dapat Portofolio
3.15-4.15 mewarnai bentuk Hasil karya
Mengenal kendaraan sesuai anak
berbagai karya dengan
seni dan kreativitasnya
aktivitas seni
Menunjukan
karya dan
aktivitas seni
dengan
menggunakan
berbagai media

Keterangan :
kolom diisi dengan skala : BB, MB, BSB, BSH
- BB : Belum Berkembang
- MB : Mulai Berkembang
- BSH : Berkembang Sesuai Harapan
- BSB : Berkembang Sangat Baik

RUBRIK PENILAIAN ATAU PERANGKAT DOKUMENTASI KINERJA


MURID
Penilain proses menyebutkan alat-alat transportasi/ kendaraan berdasarkan
tempatnya (penilain pengetahuan)
Hari/Tanggal : Senin, 17 Januari 2022
Kelompok : B
Guru : Nurwulandari Hamid

N PENILAIAN
NAMA
O BB MB BSH BSB
1 Alkhalifi
2 Ainun
3 Fasha
4 Faza
5 Fachry

Keterangan :

Deskripsi Skala
BB MB BSH BSB
Anak tidak Anak belum Anak mampu Anak mampu
mampu mampu menyebutkan menyebutkan
menyebutkan menyebutkan macam-macam macam-macam
macam-macam macam-macam alat transportasi/ alat transportasi/
alat transportasi/ alat transportasi/ kendaraan kendaraan
kendaraan kendaraan berdasarkan berdasarkan
berdasarkan berdasarkan tempatnya tempatnya dan
tempatnya tempatnya dengan memberitahu
benar temannya yang
lain/ mampu
mengajarkan
temannya yang
belum bisa

CATATAN ANEKDOT
Hari/Tanggal : Senin, 17 Januari 2022
Kelompok :B
Guru : Nurwulandari Hamid
CAPAIAN
NO NAMA WAKTU TEMPAT PERISTIWA PERKEMBANGAN
1.
2.
3.
4.
5.

HASIL KARYA
Hari/Tanggal : Senin, 17 Januari 2022

Kelompok :B
Nama Anak : .......................... Guru :
Nurwulandari Hamid
HASIL KARYA ATAU FOTO
KEGIATAN ANAK PENGAMATAN CAPAIAN INDIKATOR
2
BAHAN/ MEDIA
PEMBELAJARAN
POSTER

jenis-jenis kendaraan
Video Pembelajaran
3

LEMBAR KERJA DAN


LEMBAR REFLEKSI
LEMBAR KERJA ANAK

NAMA :

d a l n e m m i o b l
d e l m a n d e l m a

p s e a t a w k l p a a
d e l m a n n d e l m a
LEMBAR KERJA ANAK

NAMA :
LEMBAR REFLEKSI DIRI

Perasaanku setelah melakukan pembelajaran hari ini :

A. (Senang) B. (Bosan)

C. (Sedih) D. (Marah)

Anda mungkin juga menyukai