Nurwulandari Hamid - Laporan 2 Desain Pembelajaran Inovatif
Nurwulandari Hamid - Laporan 2 Desain Pembelajaran Inovatif
Nurwulandari Hamid
229010495090
Teknik Elektronika
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya
sehingga Tugas Laporan 2 tentang Desain Pembelajaran Inovatif ini dapat
tersusun dengan baik. Sholawat serta salam kami curahkan kepada nabi kita,
Muhammad SAW yang syafaatnya selalu kita nantikan dihari akhir kelak. Tidak
lupa penulis ucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak Panitia PPG
LPTK Universitas Negeri Makassar (UNM) selaku penyelenggara dan rekan-
rekan Kategori 1 Angkatan 2 PPG Dalam Jabatan Universitas Negeri Makassar
(UNM) tahun 2022 yang telah banyak memberikan dukungan dan semangat.
Dan harapan penulis semoga Tugas Laporan 2 ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang mekanisme pelaksanaan PPG
Daljab bagi lulusan Guru Penggerak di Universitas Negri Makassar (UNM) ini.
Penulis yakin masih banyak kekurangan dalam Tugas Laporan ini. Oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan agar
menjadi sebuah perbaikan bagi saya.
Nurwulandari Hamid
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................I
DAFTAR ISI....................................................................................................................................II
RINGKASAN..................................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2. Tujuan Kegiatan....................................................................................................... 1
1.3. Manfaat Kegiatan..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................4
2.1. Pembelajaran Berdiferensiasi..............................................................................................4
2.2. Pembelajaran Sosial Emosional...........................................................................................5
2.3. Coaching.................................................................................................................................6
2.4. Proses Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran.................................8
2.5. Kepemimpinan Dalam Pengembangan Sumber Daya...................................................... 9
BAB III PENUTUP........................................................................................................................12
3.1. Refleksi.................................................................................................................................12
3.2. Tindak Lanjut.....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14
LAMPIRAN....................................................................................................................................15
ii
RINGKASAN
iii
guru dalam melakukan asessmen ada 6 aspek perkembangan yang dinilai dalam
setiap pembelajaran salah satunya adalah Sosial Emosional. Dalam mengelola
emosi didalam pendidikan guru penggerak (PGP) pendidik diajarkan untuk
mempelajari modul Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) yang didalamnya
membahas mengenai kesiapan belajar murid, profil belajar dan kesadaran penuh
(mindfulness) murid dalam belajar. Artinya ketika pembelajaran berlangsung
siswa harus bisa memberikan perhatiannya yang dilakukan secara sadar dengan
dilandasi rasa ingin tahu dan kebaikan. Dan tugas kita sebagai guru penggerak
membuat pembelajaran yang mampu memfasilitasi semua itu.
Peran guru bukan hanya pendidik dikelas, tetapi sebagai pemimpin
pembelajaran yang mampu menggerakan ekosistem pendidikan dilingkungan
sekolah maupun diluar sekolah. Berbagai permasalahan akan dihadapi termasuk
dilema etika, dalam memecahkan masalah diperlukan beberapa teknik
pengambilan keputusan melalui coaching , 9 langkah pengujian dan pengambilan
keputusan yang mengutamakan aset dan sumber daya yang kita miliki didalam
ekosistem pendidikan kita.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
ini disesuaikan dengan sumber daya dan aset yang dimiliki oleh ekosistem
pendidikan didalam lingkungan sekolah maupun diluar sekolah.
Dalam Pendidikan Guru Penggerak (PGP) juga mempelajari teknik
coaching. Tujuannya adalah mengidentifikasi akar masalah yang dihadapi murid
pada saat pembelajaran dengan memanfaatkan aset dan sumber daya yang dapat
digali dalam diri murid. Selain permasalahan murid sistem Coaching juga bisa
digunakan untuk memecahkan masalah diluar pembelajaran, dengan teman
sejawat atau dengan kepala sekolah yang mugkin membutuhkan bantuan dalam
memecahkan masalahnya. Setiap permasalahan seharusnya dianalis terlebih
dahulu, dalam PGP kami mempelajari 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan yang mempermudah dalam memcahkan suatu permasalahan yang
terjadi dilingkungan sekolah, selain itu pemecahan masalah harus mengacu pada
kekuatan aset dan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah kita.
1.3. Manfaat Kegiatan
Aksi nyata yang dilakukan dalam rangka palaksanaan kegiatan PGP
bekerja sama dengan sekolah dan berkolaborasi dengan rekan sejawat
dimaksudkan agar kualitas pendidikan dilingkungan sekolah menjadi lebih baik
lagi. Beberapa manfaat yang dirasa selama melakukan aksi nyata ini diantaranya :
1. Murid menjadi lebih terbuka dalam mengungkapkan masalah dan
keinginannya karena disetiap pembelajaran kita mengutamakan
kebutuhannya.
2. Mampu mengasah kemampuan diri dalam memecahkan masalah baik
yang terjadi dilingkungan kelas maupun dilingkungan sekolah.
3. Mampu mengenali secara jelas dan utuh sumber daya apa saja yang
dimiliki oleh sekolah dan seperti apa pengembangan yang dibutuhkan
nanti kedepannya.
4. Menjadi lebih terkontrol dalam hal emosi sebagai pendidik yang
profesional karena telah mempelajarinya dalam kegiatan PGP
5. Mampu menggerakan komunitas praktis dan mengajarkan praktik baik ke
sesama rekan guru.
2
6. Menjadi coach dalam setiap kesempatan untuk membantu rekan sejawat
dalam memcahkan berbagai permasalahan yang dihadapi.
7. Menjadi inspirasi untuk sesama rekan sejawat dalam mengembangkan
kemampuannya dan menjadi pendidik yang terus bergerak, tergerak dan
menggerakan dirinya ke arah yang lebih baik.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.2. PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL
Pembelajaran sosial dan emosional ini diawali dengan kesadaran penuh
bahwa tidaklah cukup apabila murid hanya mengembangkan kemampuan
akademiknya saja. Murid juga perlu mengembangkan aspek sosial dan
emosionalnya, kompetensi sosial-emosional berperan penting dalam keberhasilan
akademik maupun kehidupan seseorang.
5
Setelah penulis mempelajari Pembelajaran Sosial Emosional, langkah
selanjutnya adalah mengimplementasikan kompetensi sosial emosional kedalam
pembelajaran dan mengintegrasikannya dengan pembelajaran berdiferensiasi agar
terwujudnya merdeka belajar atau pembelajaran yang berpihak pada murid.
2.3. COACHING
Sebagai pemimpin pembelajaran tugas pendidik adalah menuntun, tetapi
siswa kita adalah mahluk sosial yang merdeka mereka lahir dengan potensinya
masing-masing kita sebagai pendidik tidak bisa selalu memberikan solusi dan
nasihat disetiap permasalahan. Agar siswa mampu mengembangkan potensinya
dengan baik kita perlu mendorongnya dengan pertanyaan-pertanyaan pemantik
dan terbuka agar mereka mampu menemukan sendiri solusi atas masalah yang
dihadapinya.
Coaching adalah sebuah kegiatan komunikasi pemberdayaan
(empowerment) yang bertujuan membantu para coachee dalam mengembangkan
potensi yang dimilikinya dalam mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi
agar hidupnya menjadi lebih efektif. Kemampuan berkomunikasi menjadi kunci
dari proses coaching sebab pendekatan dan teknik yang dilakukan dalam
coaching merupakan proses mendorong dari belakang sehingga coachee dapat
menemukan jawaban dari apa yang dia temukan bukan dengan diarahkan atau
digurui. (Wijayanti, Rafael, & Puspitawati, 2020)
Sebagai pemimpin pebelajaran kita tentu harus memainkan banyak peran,
terkadang untuk meghadapi murid atau rekan kerja kita harus menjadi seorang
konselor. Suatu saat juga diharapkan menjadi mentor. Selain itu, terkadang juga
harus menjadi seorang coach. Ketika harus menghadapi murid dengan berbagai
potensinya maka kita berupaya untuk memaksimalkan potensi tersebut, guru
harus berperan sebagai seorang coach. Perbedaan antara Coaching, Konseling, dan
Mentoring dalam Konteks Pendidikan bisa dilihat dari tebel berikut :
6
masalahnya sendiri membantu mentee masalahnya
dan memaksimalkan mengembangkan dirinya
potensinya
2. Hubunga kemitraan yang setara hubungan antara hubungan antara
n dan coachee sendiri seseorang yang seorang ahli dan
yang mengambil berpengalaman dan yang seseorang yang
keputusan. Coach kurang berpengalaman. membutuhkan
hanya mengarahkan Mentor langsung bantuannya. Konselor
saja, coachee lah yang memberikan tips bisa saja langsung
membuat keputusan bagaimana memberi solusi.
sendiri menyelesaikan suatu
masalah atau mencapai
sesuatu
3. Keahlian coach bisa saja mentor adalah konselor adalah
seseorang yang ahli, seseorang yang seseorang yang ahli
guru, teman atau berpengalaman dalam dalam bidangnya
rekan kerja bidangnya
Peraktek dari Coaching menggunakan pendekatan TIRTA sebagai acuan
keberhasilan dari coaching tersebut, model tirta dikembangkan dengan semangat
merdeka belajar yang menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching.
TIRTA dikembangkan dari satu model coaching yang dikenal sangat luas dan
telah diaplikasikan, yaitu GROW model. GROW adalah kepanjangan dari Goal
(Tujuan), Reality (Hal-hal yang nyata), Options (Pilihan), Will (Keinginan untuk
maju). TIRTA kepanjangan dari
T: Tujuan
I: Identifikasi
R: Rencana aksi
TA: Tanggung jawab
Coaching yang penulis coba terapkan di sekolah adalah caoching dengan kepala
sekolah dan rekan sejawat membantu mereka menyelesaikan masalah dengan
potensi yang dimilikinya sebagai seorang pendidik.
7
2.4. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN
PEMBELAJARAN
Masalah adalah hal yang paling umum dihadapi oleh manusia, baik itu
seorang pendidik, murid atau bahkan anak kecil. Setiap masalah pasti memiliki
solusi, bila kita perkecil dalam aspek pendidikan tugas kita sebagai pemimpin
pembelajaran adalah mampu menyelesaikan masalah secara efektif, holistik,
bijak, terukur dan dapat dipertanggung jawabkan. Berbagai jenis masalah yang
terjadi dilingkungan sekolah dapat dikelompokan menjadi 2 jenis yakin, dilema
etika (ethical dilemma) dan bujukan moral (moral temptation). Dilema etika
sendiri merupakan dua keputusan yang sama-sama benar sedangkan bujukan
moral adalah dua keputusan dimana salah satunya adalah keputusan yang salah.
Jadi dilema etika adalah benar lawan benar sedangkan bujukan moral adalah
keputusan yang benar lawan salah.
Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan
mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan,
kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan
hidup. (Nurcahyani & Rajasa, 2020)
Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi
dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini:
1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Setelah mempelajari materi ini diharapkan pendidik sebagai pemimpin
pembelajaran dapat mengambil sebuah keputusan yang efektif terhadap suatu
masalah dilema etika yang didasari pada 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan : (1) Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam
situasi ini. (2) Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini. (3) Kumpulkan
fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini. (4) Pengujian benar atau salah
(5)Pengujian Paradigma Benar lawan Benar. (6) Melakukan Prinsip Resolusi
8
(7)Investigasi Opsi Trilema. (8) Buat Keputusan (9) Lihat lagi Keputusan dan
Refleksikan
Murid
Kepala
Sekolah Guru
Staf/Tenaga Kependidikan
Pengawas Sekolah
Orang Tua
Masyarakat sekitar sekolah
Selain faktor-faktor biotik yang sudah disebutkan, faktor -faktor abiotik
yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di
antaranya adalah:
Keuangan
Sarana dan prasarana
Pengembangan ekosistem sekolah dan aset sekolah dapat dilakukan dengan
menggunakan 2 pendekatan, diantaranya :
9
1. Pendekatan berbasis kekurangan/ masalah (Deficit-Based Thinking) akan
memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang,
dan apa yang tidak bekerja.
2. Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah sebuah konsep
yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang
menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri.
Perbedaan antara pendekatan berbasis kekurangan dengan pendekatan
berbasis aset dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Berbasis pada
Berbasis pada aset
kekurangan/masalah/hambatan
Fokus pada masalah dan isu Fokus pada aset dan kekuatan
Berkutat pada masalah utama Membayangkan masa depan
Mengidentifikasi kebutuhan dan Berpikir tentang kesuksesan yang telah
kekurangan – selalu bertanya apa diraih dan kekuatan untuk mencapai
yang kurang? kesuksesan tersebut.
Fokus mencari bantuan dari sponsor Mengorganisasikan kompetensi dan
atau institusi lain sumber daya (aset dan kekuatan)
Merancang program atau proyek Merancang sebuah rencana berdasarkan
untuk menyelesaikan masalah visi dan kekuatan
Mengatur kelompok yang dapat Melaksanakan rencana aksi yang sudah
melaksanakan proyek diprogramkan
10
4. Modal Lingkungan/alam
5. Modal Finansial
6. Modal Politik
7. Modal Agama dan budaya
Setelah aset-aset di sekolah bisa diidentifikasi maka langkah selanjutnya adalah
mengaplikasikan pendekatan aset kedalam sebuah program pengembangan
berbasis aset, dimana program yang dibuat di sekolah harus sesuai dengan
potensi-potensi yang ada didalam dan diluar lingkungan sekolah.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Refleksi
Menjadi seorang guru penggerak merupakan sebuah kebanggaan dan
kebahagiaan tersendiri, bisa berpartisipasi dalam program pengembangan
pendidikan Indonesia, juga sebagai wadah pengembangan diri kearah yang lebih
baik selama 9 bulan merupakan pengalaman berharga. Selain ditempa dengan
ilmu-ilmu kependidikan kita juga diharuskan untuk membuat perubahan dalam
bentuk aksi nyata. Selain alur pembelajaran M. E.R.D.E.K.A disetiap minggu
setelah pembelajaran akan dilakukan refleksi, beberapa refleksi yang penulis
dapat setelah menerapkan aksi nyata ini diantaranya :
1. Kolaborasi dengan rekan sejawat dan kepala sekolah sangat diperlukan
untuk menjalankan aksi nyata.
2. Dalam mengelola aset dan sumber daya sekolah diperlukan peran serta
dari berbagai aspek termasuk lingkungan diluar sekolah.
3. Pembelajran diferensiasi harus dilakukan secara terus menerus dan
berulang-ulang agar merdeka belajar bisa dipraktekan secara terus
menerus.
4. Praktek coaching sangat bermanfaat untuk menciptakan komunikasi yang
mampu meningkatkan potensi baik untuk siswa maupun sesama pendidik
dilingkungan sekolah.
5. Pembelajaran sosial emosional sangat bermanfaat untuk pengendalian
emosi yang dirasakan oleh penulis selama menjalankan peran sebagai
pendidik dan sebagai mahluk sosial.
6. Tidak mudah menerapkan 9 langkah pengujian dan pengambilan
keputusan bila tidak dilakukan secara terus menerus karena kompetensi
pengembangan diri bisa terlaksana karena dibiasakan.
7. Dilema etika paling sering ditemui didunia pendidikan dan dalam
pemecahan masalahnya membutuhkan analisi mendalam.
12
3.2. Tindak Lanjut
Program yang sudah disusun dan direncanakan dalam bentuk Rencana
Tindak Lanjut (RTL) perlu dilakukan aksi nyata. Tindak lanjut ini dilakukan
setiap akhir dari rangkaian materi yang diberikan di LMS. Dengan adanya RTL
akan lebih memudahkan dalam implementasi program kedepannya.
Membutuhkan perencanaan yang matang untuk bisa menyusun RTL yang baik
sesuai program berdasarkan potensi dan kekuatan yang dimiliki. Selain itu
analisis aset dan sumber daya yang terdapat dalam lingkup sekolah dan luar
sekolah juga mempengaruhi pembuatan RTL dan aksi nyata.
Berikut ini beberapa rencana tidak lanjut yang akan dilaksanakan setelah
mengikuti program Pendidikan Guru Penggerak :
1. Melakukan refleksi akhir program Pendidikan Guru Penggerak
bersama pengajar praktik dan fasilitator
2. Membuat pembelajaran inovatif yang berpihak pada murid
dengan pembelajaran diferensiasi
3. Menyusun RPP yang mengandung pembelajaran berdiferensiasi
dan Kompetensi sosial emosional (KSE).
4. Melakukan praktek coaching untuk rekan sejawat dan kepala sekolah
didepan pengajar praktek sebagai bentuk pengawasan terlaksananya
aksi nyata.
5. Membuat program yang berdampak pada murid melalui aksi nyata
dalam bentuk program pengembangan karakter baik dan sesuai dengan
profil pelajar pancasila.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
LAMPIRAN
1. Pembelajaran Berdiferensiasi
15
- Pemetaan Kebutuhan Belajar Murid
- Aksi Nyata Pembelajaran Berdiferensiasi
https://drive.google.com/file/d/1t4wpC-
8ucu1KJyw6Bt4hpEWuTN--vz5z/view? usp=sharing
- Aksi Nyata
https://drive.google.com/file/d/1uiJ6nnQ6XbeGDHC_TmclEftd5Dj_SUiQ/view?
usp=sharing
3. Coaching
- Praktek dengan rekan sejawat dalam menanggapi kasus Script jawaban
masalah dalam coaching :
https://drive.google.com/file/d/13bSioSOCX9yb5R9FmvAWSXfJ_SRYoexq/
view?usp=sharing
https://drive.google.com/file/d/
19IUUhgXFfHoOVw_g8mBLuXZD0aU4umi2/ view?usp=sharing
- Dengan kepala sekolah dipantau oleh Pengajar Peraktek
https://drive.google.com/file/d/
18Hn6ImdgPrlZxyKxcDcJnVme1hHJ6oA4/ view?usp=sharing
- Aksi Nyata
https://drive.google.com/file/d/
1utryxXXtcl1lQtirOjTVop3ero9kgobK/view? usp=sharing
https://drive.google.com/file/d/
1y5aOFWoL_Tn6qu4ut9oHXPp4ma1cCNvw/view?usp=sharing
- Demonstrasi Kontekstual
https://drive.google.com/file/d/
1yFrOhlMRZdp39g7TuxxlwytcBWBHVtM8/view?usp=sharing
- Aksi Nyata
https://drive.google.com/file/d/1TWd-
aBvmK2lJlByH4Zrh0QHXVbgGPjOO/view?usp=sharing
Pemetaan sumber daya terhadap pengembangan program
TK Doa Bangsa 4
https://drive.google.com/file/d/1EN7w-iOxI_AL6uu_dLagzH7kj37ZakQ-/
view?usp=sharing
- Demonstrasi Kontekstual
https://drive.google.com/file/d/1fJSg9JPy1kEZY5A6YydQav3CDnsnbglv/
view?usp=sharing
- Koneksi Antar Materi
https://drive.google.com/file/d/1ugtT9VM1ANChRBc_Im416Yict6_in757/
view?usp=sharing
- Aksi Nyata
1
RPP
PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI
DAN PEMBELAJARAN
SOSIAL EMOSIONAL
RPPH PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
DAN
SOSIAL EMOSIONAL (KSE)
Oleh :
Nurwulandari Hamid, S.Pd
CGP Angkatan 3 Kab. Sukabumi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN
BERDIFERENSIASI DAN SOSIAL EMOSIONAL(KSE)
PADA TAMAN KANAK-KANAK TK DOA BANGSA 4
Kegiatan Pembukaan
SOP Pembukaan
1. Guru menyambut anak dengan memberikan salam sesuai dengan
pilihannya dan menanyakan perasaan anak hari ini.
2. Guru mengecek suhu anak ketika datang
3. Anak langsung mencuci tangan dengan air mengalir
4. Anak langsung memasuki ruangan kelas
5. Guru memimpin do’a untuk memulai pembelajaran
6. Guru mengabsen murid
7. Guru dan anak bernyanyi bersama sesuai dengan tema
8. Mengenalkan kegiatan dan aturan yang di gunakan dalam bermain
9. Menyampaikan tujuan pembelajaran
10. Apresepsi
Sebelum memasuki kegiatan inti guru melakukan kegiatan rileks
terlebih dahulu
dengan menggunakan tehnik ICE BREAKING ”Gerakan tangan sesuai tema
kendaraan”.
- Penjelasan yang dilakukan guru ; guru mengajak anak melakukan ice
breaking untuk menenangkan suasana, anak lebih rileks, bahagia
menyenangkan dan lebih santai.
- Penjelasan yang dikatakan kepada murid adalah : guru meminta kepada anak
mengikuti gerakan guru sambil bernyanyi “naik delman” ( KSE pengelola
emosi dan focus).
- Tujuan melakukan teknik ini adalah untuk membuat anak merasa lebih
nyaman, tenang, siap dan fokus dalam menerima materi pembelajaran
Inti
Penutup
1. Bersama-sama merapikan media yang sudah di pakai
2. Guru menanyakan perasaan kepada anak selama bermain hari ini
3. Guru mengevaluasi siswa tentang hasil pembelajaran dari awal
sampai akhir
4. Guru memberikan informasi untuk tema hari esok
5. Guru dan siswa mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
6. Mengucapkan Hamdalah
7. Berdoa setelah belajar
8. Guru mengecek suhu siswa ketika pulang
9. Penjemputan pulang
D. Penilaian
CEKLIS PENILAIAN
Hari/Tanggal : Senin, 17 Januari 2022
Kelompok :B
Guru : Nurwulandari Hamid
NAMA ANAK
PP&KD INDIKATOR Metode
NAM Anak dapat
1.2 menghargai diri
Menghargai sendiri dan orang
diri sendiri, lain Observasi
orang lain, dan Kegiatan
lingkungan anak di kelas
sekitar sebagai
rasa syukur
kepada Tuhan
FM Anak mampu
3.3-4.3 melakukan berbagai
Mengenal dan gerakan mata,
menggunakanan tangan dan kaki
ggota tubuh, secara terkoordinasi Observasi
fungsi dan dalam menirukan melalui
geraknnya berbagai gerakan kegiatan ice
untuk yang teratur breaking
pengembangan
motorik kasar
dan halus
Anak berani
KOGNITIF mencoba hal-hal
2.2, 3.7-4.7 baru melalui Observasi
Memiliki kegiatan melalui
prilaku yang pembelajaran kegitan
mencerminkan Anak mampu pembelajarra
sikap ingin tau menyebutkan n di kelas
Mengenal macam-macam
lingkungan kendaraan/alat Portofolio
sosial transportasi melalui hasil
(transportasi) berdasarkan karya anak
tempatnya
BAHASA Anak dapat Observasi
3.11 – 4.11 menceritakan melalui
Memahami kembali jenis-jenis kegiatan di
bahasa ekspresif kendaraan/alat kelas
Menunjukan transportasi serta
kemampuan memberikan
berbahasa pendapat terhadap
ekspresif karya teman-
temannya
SOSEM Anak mampu Portofolio
2.5, 3.13-4.13 mengerjakan tugas Hasil Karya
Memiliki secara mandiri dan anak
perilaku yang bangga menunjukan
mencerminkan hasil karyanya
sikap percaya Observasi
diri
Mengenal Kegiatan di
emosi diri dan kelas
orang lain
Menunjukan
emosi diri
secara wajar
SENI Anak dapat Portofolio
3.15-4.15 mewarnai bentuk Hasil karya
Mengenal kendaraan sesuai anak
berbagai karya dengan
seni dan kreativitasnya
aktivitas seni
Menunjukan
karya dan
aktivitas seni
dengan
menggunakan
berbagai media
Keterangan :
kolom diisi dengan skala : BB, MB, BSB, BSH
- BB : Belum Berkembang
- MB : Mulai Berkembang
- BSH : Berkembang Sesuai Harapan
- BSB : Berkembang Sangat Baik
N PENILAIAN
NAMA
O BB MB BSH BSB
1 Alkhalifi
2 Ainun
3 Fasha
4 Faza
5 Fachry
Keterangan :
Deskripsi Skala
BB MB BSH BSB
Anak tidak Anak belum Anak mampu Anak mampu
mampu mampu menyebutkan menyebutkan
menyebutkan menyebutkan macam-macam macam-macam
macam-macam macam-macam alat transportasi/ alat transportasi/
alat transportasi/ alat transportasi/ kendaraan kendaraan
kendaraan kendaraan berdasarkan berdasarkan
berdasarkan berdasarkan tempatnya tempatnya dan
tempatnya tempatnya dengan memberitahu
benar temannya yang
lain/ mampu
mengajarkan
temannya yang
belum bisa
CATATAN ANEKDOT
Hari/Tanggal : Senin, 17 Januari 2022
Kelompok :B
Guru : Nurwulandari Hamid
CAPAIAN
NO NAMA WAKTU TEMPAT PERISTIWA PERKEMBANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
HASIL KARYA
Hari/Tanggal : Senin, 17 Januari 2022
Kelompok :B
Nama Anak : .......................... Guru :
Nurwulandari Hamid
HASIL KARYA ATAU FOTO
KEGIATAN ANAK PENGAMATAN CAPAIAN INDIKATOR
2
BAHAN/ MEDIA
PEMBELAJARAN
POSTER
jenis-jenis kendaraan
Video Pembelajaran
3
NAMA :
d a l n e m m i o b l
d e l m a n d e l m a
p s e a t a w k l p a a
d e l m a n n d e l m a
LEMBAR KERJA ANAK
NAMA :
LEMBAR REFLEKSI DIRI
A. (Senang) B. (Bosan)
C. (Sedih) D. (Marah)