Anda di halaman 1dari 7

KELPMPOK 4

Aliran Murji'ah dan Mu'tazillah


Dosen Pengampuh:
Dr.Hj.NOORHAIBAH,M.AG

DEVI YUNIA PUTRI 2211102070


HALIAMTUS SYA’DIAH 2211102060
ANNISA NUR HIDAYAH R 2211102062
ROSA MULYANI 2211102064
YULIANA CHAIRUNNISA 2211102086

A. Sejarah munculnya aliran Murji’ah


Murji’ah berasal dari kata al-irja atau arja’a. Arja’a yang


berartimengharap. Karena keterlaluan mengharap, mereka tidak
segan melakukan apa saja. Hal itu disebabkan karena mereka
mempunyai harapan untuk diampuni dan dimaafkan oleh Allah.

Al-irja berarti penangguhan. Artinya


menangguhkan kasus seseorang yang
melakukan dosa besar hingga hari
kiamat.

Contoh orang-orang disini ialah Ali dan


Muawiyah beserta pasukannya masing-masing.
Ada 2 permasalahan munculnya aliran
Murji’ah, yaitu:

1. Permasalahan Politik
2.Permasalahan Ke-Tuhanan

B.  Pokok-pokok ajaran Murji’ah

Murjiah muncul dengan pendapatnya bahwa dosa


tidak merusak keimanan, sebagaimana ketaatan tidak
memberi manfaat bagi orang yang kafir.
Menurut Ahlus Sunnah bahwa iman itu terdiri dari tiga
unsur, yaitu membenarkan dengan hati, mengikrarkan
dengan lisan, dan menyertainya dengan amal perbuatan
seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan lain-lain. Sedangkan
kebanyakan golongan Murji’ah berpendapat bahwa iman
ialah hanya membenarkan dengan hati saja. Apabila
seseorang beriman dengan hatinya, maka dia adalah
Mukmin dan Muslim, sekalipun lahirnya menyerupai
orang Yahudi atau Nasrani dan meskipun lisannya tidak
mengucapkan dua kalimat syahadat. Mengikrarkan dengan
lisan dan amal perbuatan, itu bukan bagian dari iman.
C. Pengertian khawarij

Secara etimologi kata khawarij berasal dari bahasa Arab, yaitu


kharaja yang berarti keluar, mucul, timbul atau memberontak.
Berdasarkan pengertian etimologi ini pula, khawarij berarti setiap
umat muslim yang ingin keluar dari kesatuan umat islam. Adapun
khawarij dalam terminologi ilmu kalam adalah suatu
sekte/kelompok/aliran pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar
meninggalkan barisan karena ketidak sepakatan terhadap
keputusan Ali yang menerima arbitrase (tahkim), dalam perang
siffin pada tahun 37 H/657 M, dengan kelompok bughat
(pemberontak) Muawiyah bin Abi Sufyan perihal persengketaan
.khilafah

D. Citi-ciri kaum khawarij

1. Mudah mengkafirkan orang lain


2. Berprasangka Buruk
3. Menganggap mereka tersesat
4. Suka mencela terhadap para Aimatul Huda
5. Menghukum orang-orang yang sudah keluar dari keadilan dan
kebenaran.
SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai