Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN KEPRIBADIAN

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Psikologi Manajemen

Dosen Pengampu : Dwi Handayani, S.Sos., M.Si

Disusun oleh :

Popi Renanda 1214030092


Puteri Hasna Nurhanifah 1214030093
Rifat Izzatulloh Algiffary 1214030106
Rofiq Ghani Nugraha 1214030110
Sultan Cahyadi 1214030122
Wildan Abdalloh 1214030129
Zahra Nabila Mahmudin 1214030134

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
ridho dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Manajemen Kepribadian ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen
kami yaitu ibu Dwi Handayani, S.Sos., M.Si pada mata kuliah Psikologi Manajemen. Selain
itu, makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang Manajemen Kepribadian bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dwi Handayani, S.Sos., M.Si selaku
dosen dari mata kuliah Psikologi Manajemen yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman sesama kelompok satu yang sudah bersama-sama saling membantu
untuk menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih terdapat banyak kesalahan,
karena keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan.

Bandung, 31 Oktober 2022

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... I


DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... II
BAB I .................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN............................................................................................................................... 1
a. Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
b. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 2
c. Tujuan Penulisan ..................................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................................. 3
A. Pengertian Manajemen Kepribadian ....................................................................................... 3
B. Pembentukan Kepribadian ...................................................................................................... 5
C. Pengukuran Kepribadian ......................................................................................................... 6
D. Sifat dan Ciri Kepribadian....................................................................................................... 8
E. Kepribadian yang Sehat dan Tidak Sehat.............................................................................. 11
F. Manfaat Penerapan Manajemen Diri Dalam Psikologi ......................................................... 13
BAB III.............................................................................................................................................. 15
PENUTUP ......................................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 15
B. Saran...................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 16

II
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Seandainya dalam semua segi, setiap orang sama seperti kebanyakan atau bahkan semua
orang lain, kita bisa tahu apa yang diperbuat seseorang dalam situasi tertentu berdasarkan
pengalaman diri kita sendiri. Kenyataannya dalam banyak segi, setiap orang adalah unik,
khas. Akibatnya yang lebih sering terjadi adalah kita mengalami salah paham dengan teman
di kampus, tetangga atau bahkan dengan orang tua dan anak-anak dirumah. Kita terkejut oleh
tindakan di luar batas yang dilakukan oleh seseorang yang biasa dikenal alim dan saleh, dan
masih banyak lagi.
Memang manusia di dunia diciptakan beragam bentuk, sifat, watak dan tingkah lakunya.
Karena tiap-tiap kepribadian adalah unik, maka sukar sekali dibuat gambaran yang umum
tentang kepribadian. Yang dapat kita lakukan adalah mencoba mengenal seseorang dengan
mengetahui struktur kepribadiannya. Struktur kepribadian ini dapat diketahui melalui
pemeriksaan terhadap sejarah hidup, cita-cita, dan persoalan-persoalan yang dihadapi
seseorang.
Oleh karena itu, kita membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami dan
menjelaskan langkah laku diri sendiri dan orang lain. Kita harus memahami definisi dari
kepribadian itu, bagaimana kepribadan itu terbentuk. Selain itu kita membutuhkan teori-teori
tentang tingkah laku, teori tentang kepribadian agar membentuk suatu kepribadian yang baik.
Sehingga gangguan-gangguan yang biasa muncul pada kepribadian setiap individu dapat
dihindari.

1
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :

a. Apa pengertian manajemen kepribadian ?


b. Bagaimana proses pembentukan kepribadian ?
c. Bagaimana pengukuran kepribadian ?
d. Apa saja sifat dan ciri kepribadian ?
e. Bagaimana kepribadian yang sehat dan tidak sehat ?
f. Apa manfaat manajemen diri dalam psikologi ?

c. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Manajemen.


2. Untuk mengetahui pengertian manajemen kepribadian.
3. Untuk mengetahui proses pembentukan kepribadian.
4. Untuk mengetahui pengukuran kepribadian.
5. Untuk mengetahui sifat dan ciri kepribadian.
6. Untuk mengetahui kepribadian yang sehat dan tidak sehat.
7. Untuk mengetahui manfaat manajemen diri dalam psikologi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Kepribadian


Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno management yang berarti
melaksanakan atau mengatur. Sedangkan menurut James Stoner, manajemen merupakan
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya seluruh anggota
organisasi dalam menggunakan sumber data organisasi untuk mendapatkan organisasi yang
disepakati. Sementara menurut Mary Follet , manajemen merupakan seni untuk melakukan
pekerjaan dengan orang lain menggunakan keterampilan khusus.

Dalam bahasa inggris istilah kepribadian adalah personality. Sedangkan dalam istilah
sebuah kata Latin persona berarti topeng, perlengkapan yang selalu dipakai dalam pentas
drama Yunani Kuno. Kemudian istilah tersebut diadopsi oleh orang-orang Roma menjadi
sebuah konotasi “sebagaimana seseorang nampak di hadapan orang lain”. Konotasi tersebut
seolah menunjukkan bahwa kepribadian bukanlah diri orang tersebut sebenarnya.

Kepribadian (personality) merupakan sesuatu yang menggambarkan ciri khas


(keunikan) seseorang yang membedakan orang tersebut dengan orang lain. Dengan
mengetahui kepribadian seseorang maka akan dapat meramalkan perilaku yang akan
ditampilkan orang tersebut dalam menghadapi suatu situasi tertentu.1

Selain pengertian diatas, banyak ahli yang telah merumuskan definisi kepribadian.
Diantaranya yaitu:

a) Gordon W.W.Allport

1
Ujam Jaenudin, Adang Hambali, Dinamika Kepribadian, CV Pustaka Setia, Bandung, 2015, hlm. 28-29

3
Definisi yang dirumuskan oleh Gordon W.W.Allport dalam bukunya Singgih, D.
Gunarso yang berjudul Pengantar Psikologi adalah: “Personality is the dynamic
organization within the individual of thosepsychophysical system that determine his
unique adjustments to his environment.” (Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam
individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungan). 2
b) Krech dan Crutchfield
Krech dan Crutchfield dalam bukunya Ujam Jaenuddin dan Adang Hambali yang
berjudul Dinamika Kepribadian mendefinisikan sebagai berikut: “Personality is the
integration of all of an individual‟s characteristics into a unique organization that
determines, and is modified by, his attempt at adaption to hiscontinually changing
environment.” (Kepribadian adalah integrasi dari semua karakteristik individu kedalam
suatu kesatuan yang unik yang menentukan dan yang dimodifikasi oleh usaha-usahanya
dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang berubah terus menerus).
c) Adolf Heuken S.J
Adolf Heuken S.J. dalam bukunya Ujam Jaenuddin dan Adang Hambali yang
berjudul Dinamika Kepribadian menyatakan bahwa “Kepribadian adalah pola
menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta kebiasaan-kebiasaan seseorang baik
jasmani, mental, rohani, emosional maupun yang sosial”. Semuanya ini telah ditata dalam
caranya yang khas di bawah beraneka pengaruh dari luar. Pola ini terwujud dalam tingkah
lakunya dalam usahanya menjadi manusia sebagaimana dikehendakinya.
Jika pada kata manajemen ditambahkan dengan diri, arti dan maknanya pun akan
berbeda bahwa manajemen diri adalah totalitas manusia dari mulai pemikiran, keinginan
dan gerakan hasil dari perpaduan antara intelektual, emosional, spiritual dan fisik.
Manajemen diri hadir untuk mengatur penataan dan pengelolaan untuk menyesuaikan
antara aktifitas dan waktu yang terbatas.

2
Singgih, D. Gunarso, Pengantar Psikologi, Mutiara, Jakarta, 1998, hlm. 11.

4
Dalam istilah psikologi sendiri menurut Stephen M Edelson, Ph.D, bahwa
manajemen diri dalam psikologi berarti sebuah proses mengendalikan diri dari pikiran,
ucapan dan perbuatan yang dilakukan untuk menghindarkan diri dari hal-hal yang tidak
baik. Atau bisa dikatakan bahwa manajemen diri adalah perubahan totalitas diri secara
keseluruhan dari aspek intelektual, emosional, spiritual dan fisik.3

B. Pembentukan Kepribadian
Faktor yang Membentuk Kepribadian :

1. Warisan Biologis (Heredity)


Warisan biologis berpengaruh pada perilaku kehidupan manusia, misalnya pada
pembentukan sifat kepemimpinan, pengendalian diri, sikap, dan minat. Setiap
manusia memiliki sifat biologis yang berbeda antara satu dengan yang lainnya,
walaupun pada dua orang lahir kembar identik. Adanya perbedaan jenis kelamin,
kecerdasan, kekuatan jasmani, kecantikan, dan sebagainya akan dapat berpengaruh
pada perbedaan kepribadian orang-orang yang memilikinya. Banyak ilmuwan
berpendapat bahwa perkembangan potensi warisan biologis dipengaruhi oleh
pengalaman seseorang. Bakat yang dimiliki seseorang memerlukan anjuran,
pengarahan, dan latihan untuk mengembangkan diri melalui kehidupan bersama
dengan manusia lain.
2. Warisan Lingkungan Alam (Natural Environment)
Perbedaan iklim, topografi, dan sumber daya alam menyebabkan manusia harus
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan alam di mana ia tinggal. Proses
penyesuaian diri pada lingkungan alam mampu mengubah pola perilaku masyarakat
secara keseluruhan. Contoh: Nelayan yang hidup di sekitar pantai, logat bicaranya
akan lebih keras dibandingkan dengan logat bicara petani di pegunungan tinggi.
Karena nelayan harus menyamai suara debur ombak untuk dapat berkomunikasi.

3
Ujam Jaenudin, Adang Hambali, Dinamika Kepribadian, CV Pustaka Setia, Bandung, 2015, hlm. 28-29.

5
Suasana ini terbawa dalam kehidupan sehari-hari. Demikian juga orang Eskimo yang
hidup di daerah kutub memiliki kemampuan beradaptasi terhadap cuaca dingin.
3. Warisan Sosial (Social Herritage)
Kebudayaan manusia, alam, dan kebudayaan mempunyai hubungan yang
sangat erat dan saling memengaruhi. Sementara itu, kebudayaan sangat berpengaruh
pada perilaku individu dalam pembentukan kepribadiannya. Manusia sebagai
makhluk yang berpikir akan senantiasa menghasilkan kebudayaan sebagai
manifestasi kehidupannya. Manusia berusaha untuk mengubah alam sesuai dengan
kebudayaannya guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, manusia dapat
mengubah pegunungan menjadi lahan pemukiman.
4. Pengalaman hidup dalam kelompok
Sebagai makhluk sosial, manusia senatiasa hidup dalam kelompo-kelompok,
seperti keluarga, RT, dan sekolah. Dengan demikian, kehidupannya akan
dipengaruhi oleh kelompok tersebut. Hal ini mengingat setiap kelompok pasti
memiliki norma, nilai, dan aturan sendiri yang berbeda dengan kelompok lain.
Setiap kelompok pasti memengaruhi anggota-anggotanya. Setiap kelompok pasti
mewariskan pengalaman khas yang tidak diberikan kelompok lain, sehingga akan
muncul kepribadian khas anggota kelompok tersebut. Kelompok yang menjadi acuan
pertama seorang anak adalah keluarga. Pengalaman hidup dalam keluarga sangat
menentukan perkembangan kepribadian seorang anak. Seorang anak yang hidup
dalam keluarga yang demokratis, akan tumbuh menjadi orang dengan kepribadian
baik dan percaya diri.4

C. Pengukuran Kepribadian
Sifat kepribadian biasa diukur melalui angka rata-rata pelaporan dari (self-report)
kuesioner kepribadian (untuk sifat khusus) atau penelusuran kepribadian seutuhnya

4
Frank G. 1998. Psikologi raham Maslow. Penterjemah Supratiknya. Yogyakarta:Kanisius.
Jackson, Terence. 2001

6
(personality inventory, serangkaian instrumen yang menyingkap sejumlah sifat). Ada
beberapa macam cara untuk mengukur atau menyelidiki kepribadian. Berikut ini adalah
beberapa diantaranya :

a. Observasi Direct
Observasi direct berbeda dengan observasi biasa. Observasi direct mempunyai
sasaran yang khusus, sedangkan observasi biasa mengamati seluruh tingkah laku subjek.
Observasi direct memilih situasi tertentu, yaitu saat dapat diperkirakan munculnya
indikator dari ciri-ciri yang hendak diteliti, sedangkan observasi biasa mungkin tidak
merencanakan untuk memilih waktu. Observasi direct diadakan dalam situasi terkontrol,
dapat diulang atau dapat dibuat replikasinya. Misalnya, pada saat berpidato, sibuk
bekerja, dan sebagainya.
b. Wawancara (Interview)
Menilai kepribadian dengan wawancara (interview) berarti mengadakan tatap muka
dan berbicara dari hati ke hati dengan orang yang dinilai.
c. Tes proyektif
Cara lain untuk mengatur atau menilai kepribadian adalah dengan menggunakan tes
proyektif. Orang yang dinilai akan memprediksikan dirinya melalui gambar atau hal-hal
lain yang dilakukannya. Tes proyektif pada dasarnya memberi peluang kepada tester
(orang yang dites) untuk memberikan makna atau arti atas hal yang disajikan. Tidak ada
pemaknaan yang dianggap benar atau salah. Jika kepada subjek diberikan tugas yang
menuntut penggunaan imajinasi, kita dapat menganalisis hasil fantasinya untuk menguur
cara dia merasa dan berpikir. Jika melakukan kegiatan yang bebas, orang cenderung
menunjukkan dirinya, memantulkan (proyeksi) kepribadiannya untuk melakukantugas
yang kreatif.
d. Inventori Kepribadian
Inventori kepribadian adalah kuesioner yang mendorong individu untuk melaporkan
reaksi atau perasaannya dalam situasi tertentu. Kuesioner ini mirip wawancara terstruktur

7
dan ia menanyakanpertanyaan yang sama untuk setiap orang, dan jawaban biasanya
diberikan dalam bentuk yangmudah dinilai, seringkali dengan bantuan komputer.
Menurut Atkinson dan kawan-kawan, investorikepribadian mungkin dirancang untuk
menilai dimensi tunggal kepribadian (misalnya : tingkat kecemasan) atau beberapa sifat
kepribadian secara keseluruhan.5

D. Sifat dan Ciri Kepribadian


Sifat adalah ciri ciri dari tingkah laku atau perbuatan yang bisa dipengaruhi karena
banyak alasan dari dalam diri sendiri seperti minat, pembawaan,konstitusi tubuh dan juga
bersifat tetap atau stabil. Masing masing manusia juga memiliki sifat yang berbeda beda
yang secara lengkap akan kami ulas

a. Penolong (Helper)
Seseorang dengan sifat penolong atau helper selalu peduli dengan sesama,memiliki
hati yang lembut, tulus, ikhlas dan juga selalu berempati dengan orang lain. Bahkan
seseorang dengan sifat penolong ini tidak hanya bisa memberikan waktu namun juga
harta yang dimiliki hanya untuk membantu orang lain. Selain itu, seseorang dengan sifat
penolong seringkali merasa malu jika harus memperlihatkan keperluan atau ingin
meminta bantuan meski orang tersebut pernah ia bantu sebelumnya yang terkadang juga
terlalu sentimentil atau terbawa dengan perasaan. Umumnya, seseorang dengan sifat
penolong ini berasal dari golongan mapan dan juga relawan.
b. Perfeksionis (Reformer)
Seseorang dengan sifat perfeksionis biasanya sangat rasional dan idealis. Ia sangat
suka dengan keteraturan dan lebih taat pada aturan. Orang perfeksionis mempunyai jiwa
yang sangat kuat dalam menentukan mana yang baik dan mana yang salah dan selalu
berusaha untuk merubah sekaligus memperbaiki pola salah yang dimiliki orang lain dan
mengerti akan cara membangun sifat kritis. Terkadang, orang dengan sifat perfeksionis

5
Gibson, Ivancevich. 1996. Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Erlangga. Goble

8
juga terlalu kritis dan umumnya akan bekerja dalam bidang pemerintahan atau
pendidikan.
c. Motivator [Achiever]
Seseorang dengan sifat motivator, achiever atau performance selalu akan berorientasi
pada prestasi. Umumnya mereka adalah orang yang energik, selalu bersemangat,
memiliki rasa percaya diri tinggi, mempunyai ambisi untuk terus maju dan hanya
memikirkan orang lain yang juga memikirkan tentang dirinya. Terkadang mereka
merupakan orang yang selalu bekerja dengan keras, memiliki macam-macam kecerdasan
dan pantang menyerah. Apabila mengalami kegagalan, ia akan terus mencoba hingga
hasilnya bisa berhasil sehingga akan lebih sesuai jika bekerja sebagai pengusaha atau
atlet.
d. Romantic, Individualist atau Artist
Seseorang dengan sifat romantic sangat sensitif, kreatif, selalu bisa mengekspresikan
dirinya sendiri, lebih penyendiri dan mempunyai jiwa seni yang tinggi. Terkadang,
seseorang dengan sifat ini juga selalu tertutup dengan orang lain dan merasa kurang
nyaman jika harus bertemu dengan orang lain sehingga sangat tepat jika memilih
pekerjaan dalam bidang seni.
e. Investigator, Observer atau Thinker
Seseorang dengan sifat investigator, observer atau thinker selalu memiliki rasa
penasaran tinggi, bisa berkonsentrasi bahkan untuk hal sulit, mempunyai cara pandang
yang berbeda dengan orang lain, inovatif, mandiri dan inventif atau bisa menciptakan
sesuatu dan selalu mengerti untuk menemukan cara yang positif.
f. Loyalist atau Pessimist
Seseorang dengan sifat loyalist atau pessimist selalu sangat bertanggung jawab,
merupakan orang pekerja keras, lebih senang melakukan sesuatu yang aman, tidak terlalu
percaya diri, kurang inovatif, tidak bisa mengambil sebuah keputusan dan juga pesimis.

9
Terkadang seseorang dengan sifat ini juga terlalu takut dengan sebuah perubahan
sehingga cocok jika bekerja dalam bidang formal atau menjadi seorang asisten.
g. Adventure atau Generalist
Seseorang dengan sifat adventure, generalist atau optimist selalu bersemangat dalam
segala hal, terbuka, menyenangi kesibukan, memiliki jiwa spontan, optimis, senang akan
sesuatu hal yang baru, memiliki macam-macam bakat sekaligus memiliki rasa percaya
diri yang sangat tinggi. Namun kekurangan dari individu dengan sifat seperti ini
adalah terkadang kurang disiplin, tidak sabar dalam menghadapi sesuatu dan tidak
terlalu fokus.Seseorang dengan sifat seperti ini sangat cocok menjadi fotografer,
petualang atau pembawa acara sebuah petualangan.
h. Leader atau Intimidator
Seseorang dengan sifat leader, intimidator, challenger, protector atau boss selalu suka
memimpin, sangat berani menghadapi tantangan, suka memberi perintah, selalu
melindungi bawahan, bicara tidak bertele-tele dan langsung ke inti, memiliki rasa percaya
diri dan dominan. Terkadang, seseorang dengan sifat ini juga sedikit egois,
terlalu mendominasi, merasa harus selalu bisa mengendalikan segala sesuatu dan mudah
emosi dalam psikologi atau marah. Seseorang dengan kepribadian ini sangat tepat
menjadi perwira, pemimpin atau manajer.
i. Mediator atau Peacemaker
Seseorang dengan sifat mediator, peacemaker atau accomodator selalu senangmelerai
sebuah permasalahan, menyenangi perdamaian, sabar, selalu menghindari konflik,
mengerti cara meredam emosi menurut psikologi, tidak senang berselisih, mudah percaya
dengan orang lain dan juga toleran sehingga menjadi orang yang kreatif dan optimis
meskipun terkadang juga keras kepala.
j. Introvert

10
Introvert merupakan sifat yang lebih cenderung fokus pada dunia dalam pikiran
manusia. Seseorang dengan sifat introvert ini lebih senang akan dunianya sendiri dan
tertutup dengan orang lain
k. Ekstrovert
Extrovert merupakan sifat atau perilaku seseorang yang sangat menyukai
lingkungan yang interaktif, menyukai aktivitas sosial, senang bergaul, dan menyukai
hal-hal baru. Mereka yang memiliki kepribadian ini cenderung menyukai hal-hal yang
bersifat berkelompok di mana mereka dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan
banyak orang dan tidak suka sendirian.6

E. Kepribadian yang Sehat dan Tidak Sehat


Menurut E. B. Hurlock (1986) karakteristik kepribadian yang sehat ditandai dengan
ciri-ciri sebagai berikut :

1) Mampu menilai diri secara realistic


Individu yang kepribadiannya sehat mampu menilai diri apa adanya, baik kelebihan
maupun kelemahannya, menyangkut fisik (postur tubuh, wajah,keutuhan dan
kesehatan) dan kemampuan (kecerdasan dan keterampilan).
2) Mampu menilai situasi realistic
Individu dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara
realistic dan mau menerima secara wajar. Dia tidak mengharapkan kondisi kehidupan
itu sebagai suatu yang harus sempurna.
3) Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistic.
Individu dapat menilai prestasinya (keberhasilan yang diperolehnya) secara realistic
dan mereaksinya secara rasional. Dia tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami
apabila memperoleh prestasi yang tinggi, atau kesuksesan dalam hidupnya. Apabila

6
Lidcy, Calvin Hall. Teori-teori Sifat dan Behavioristis. Yogyakarta: Kanisius.Robbins, Stephen P. 1999

11
mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustasi, tetapi dengan sikap optimis
(penuh harapan).
4) Menerima tanggung jawab
Individu yang sehat adalah individu yang bertanggung jawab. Dia mempunyai
keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang
dihadapinya.
5) Kemandirian (autonomy)
Individu memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir dan bertindak, mampu mengambil
keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan
norma yang berlaku di lingkungannya.
6) Dapat mengontrol emosi
Individu merasa nyaman dengan emosinya. Dia dapat menghadapi situasi frustasi,
depresi atau stress secara positif atau konstruktif, tidak merusak.
7) Berorientasi tujuan
Setiap orang mempunyai tujuan yang ingin dicapainya. Namun, merumuskan tujuan
itu ada yang realistic dan ada yang tidak realistic. Individu yang sehat kepribadiannya
dapat merumuskan tujuannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak
atas dasar paksaan dari luar. Dia berupaya untuk mencapai tujuan tersebut dengan cara
mengembangkan kepribadian (wawasan) dan keterampilan.
8) Berorientasi keluar
Individu yang sehat memiliki orientasi keluar (ekstrovert). Dia bersif atrespek
(hormat), empati terhadap orang lain mempunyai kepedulian terhadap situasi atau
masalah-masalah lingkungannya dengan sifat-sifat individu yang berorientasi keluar.
Adapun karakteristikk kepribadian yang tidak sehat ditandai dengan:
 Mudah marah (tersinggung).
 Menunjukan kekhawatiran dan kecemasan.
 Sering merasa tertekan (stress atau depresi).

12
 Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau
terhadap binatang.
 Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah
diperingati atau dihukum.
 Mempunyai kebiasaan berbohong.
 Hiperaktif .
 Bersikap memusuhi semua bentuk otoritasi.
 Senang mengkritik/mencemooh orang lain .
 Sulit tidur.
 Kurang memiliki tanggung jawab.
 Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan bersifat organis).
 Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agaman.
 Bersikap pesimis dalam menghadapi kehidupan.
 Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan.7

F. Manfaat Penerapan Manajemen Diri Dalam Psikologi


Sudah disebutkan sebelumnya bahwa manajemen diri adalah sebuah proses untuk
merubah diri menjadi lebih baik. Apabila mereka mau merubah diri dengan menerapkan
manajemen diri, maka akan mendapatkan beberapa manfaat sebagai berikut :

1. Lebih menghargai waktu


Seperti kita ketahui, waktu adalah sesuatu yang tidak dapat kembali. Sehingga
seseorang harus memiliki manajemen yang baik agar dapat memanfaat waktu dengan
sebaik-baiknya. Jika kita dapat memanfaatkan waktu dengan baik, maka akan banyak hal
yang bisa kita lakukan untuk merubah hidup kita.
2. Memperluas jaringan

7
Thoha, Mifah. 2005. Perilaku Organisasi Konsep Dasardan Aplikasinya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

13
Dengan manajemen diri yang baik, maka seseorang akan lebih mudah untuk
berinteraksi dengan orang lain sehingga ia memiliki pergaulan yang luas dan memiliki
banyak relasi.
3. Mengarahkan kita mencapai cita-cita
Ketika seseorang dapat mengatur menajemen dirinya dengan baik, maka ia akan lebih
mudah mempunyai motivasi berperestasi dan meningkatkan produktivitas kerja.
Motivasi dan produktivitas kerja akan mendorong manusia untuk lebih bersemangat
dalam meraih cita-cita. Manfaat dari manajemen diri, sudah dapat dipastikan bahwa
manajemen diri sangatlah penting sebab dengan adanya manajemen diri tersebut, kita
dapat bersikap untuk lebih waspada, sesuatu yang direncanakan jelas dan selalu
mengontrol dirinya sendiri. 8

8
Koswara Teori-teori Kepribadian International Management. London: Butterworth-Heinemann1998

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kepribadian setiap individu berbeda satu sama lain. Untuk mengetahui kepribadian
seseorang kita perlu mempelajari struktur kepribadiannya. Ada beberapa hal yang
mempengaruhi pembentukan kepribadian yaitu pengetahuan umum dan pengetahuan khusus.
Sehingga terbentuklah beberapa jenis kepribadian unik dari setiap individu. Penggolongan
ini ada yang berdasarkan faktor eksternal dan internal. Individu yang tidak dapat menghadapi
masalah pribadi dan sosial yang timbul saat ia masih kanak-kanak sampai dewasa dapat
menimbulkan gangguan kepribadian. Oleh kerena itu sejak dini kepribadian harus dibentuk
dengan baik sehingga tidak mengalami gangguan kepribadian pada masing-masing individu.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi ya ng menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
keterbatasannya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA
Jaenudin, Ujam & Hambali, Adang. 2015 Dinamika Kepribadian, Bandung : CV Pustaka
Setia, hlm. 28-29

Singgih, D. Gunarso, 1998 Pengantar Psikologi, Mutiara, Jakarta, hlm. 11.

Gibson, Ivancevich. 1996. Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Erlangga. Goble

Frank G. 1998. Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Penterjemah Supratiknya.


Yogyakarta:Kanisius. Jackson, Terence. 2001

Organizational Behaviour in International Management. London: Butterworth-Heinemann.


Koswara.1998. Teori-teori Kepribadian

Bandung: PT Eresco Lidcy, Calvin Hall. 1998. Teori-


Yogyakarta: Kanisius.Robbins, Stephen P. 1999

Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Prenhalindo. Thoha, Mifah. 2005. Perilaku Organisasi


Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

16

Anda mungkin juga menyukai