OLEH:
INDA OCTAVIANA
N.22.04.008
TAHUN 2022/2023
BAB I
A. DEFENISI
aliran urin dengan menutupi orifisium uretra (Brunner & suddarth, 2003).
(Corwin, 2009).
terjadi pada orang berusia lebih dari 50 tahun yang mendesak saluran
perkemihan.
B. ETIOLOGI
belum diketahui secara pasti, tetapi hingga saat ini dianggap berhubungan
yang dikaitkan dengan gangguan ini adalah stres kronis, pola makan tinggi
(zat kimia yang banyak digunakan sebagai pestisida, deterjen atau limbah
C. PATOFISIOLOGI
saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tract symptom (LUTS)
bulibuli tidak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua
muara ureter ini dapat menimbulkan aliran balik urine dari buli-buli ke
ureter atau terjadi refluks vesiko ureter. Keadaan keadaan ini jIka
berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis, bahkan
oleh tonus otot polos yang pada stroma prostat, kapsul prostat, dan otot
polos pada leher buli-buli. Otot polos itu dipersarafi oleh serabut simpatis
resistensi pada leher buli-buli dan daerah prostat meningkat, serta otot
D. PHATWAY
Mempengaruhi RNA dalam inti sel Hyperplasia sel stoma pada jaringan
Perkembangan Resistensi
Nyeri suprapubrik Frekuensi miksi mikroorganisme leher V.U dan
meningkat
daerah V.U
Agen cedera fisiologis Resiko
Terbangun untuk
infkesi Ketebalan otot
miksi
Nyeri akut dekstrusor (fase
kompensasi)
Menganggu pola
istirahat dan tidur
Terbentuknya
sakula/trabekula
Gangguan pola
tidur
Kelemahan otot dekstrusor
Kemampuan fungsi
V.U
Residu urine
Gangguan eliminasi berlebihan
urine:retensi urine
E. MANIFESTASI KLINIS
a.) Obstruksi:
b.) Iritasi:
anoreksia, mual dan muntah, dan rasa tidak nyaman pada epigastrik
prostat lebih menonjol, batas atas masih teraba dan sisa urine lebih dari
c.) Derajat 3 : Seperti derajat 2, hanya batas atas prostat tidak teraba
F. KOMPLIKASI
Karena produksi urin terus berlanjut maka pada suatu saat buli-buli tidak
Minggu, karena saat ini fossa prostatik telah sembuh. Setelah ejakulasi,
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk menegakkan diagnosis BPH dilakukan beberapa cara antara
lain:
H. PENATALAKSANAAN
a.) Observasi yaitu pengawasan berkala pada klien setiap 3-6 bulan
retensi urin akut atau pernah retensi urin akut (100 ml).
a.) Klien yang mengalami retensi urin akut atau pernah retensi urin
b.) Klien dengan residual urin yaitu urine masih tersisa di kandung
I. PENCEGAHAN
yaitu:
dan antihistamin
d. Tidak menahan atau menunda buang air kecil misal tiap 4 atau 6
jam
e. Menjaga berat badan ideal dengan menjalani pola makan yang
sehat
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien.
penyakit sekarang.
incontinentia urin.
b.) Adakah kelainan waktu bak seperti : disuria, ada rasa panas,
c.) Apakah rasa sakit terdapat pada daerah setempat atau secara
umum:
7.) Apakah ada rasa nyeri (lokasi, identitas, saat timbulnya nyeri)
4. Data fisik :
a.) Inspeksi : Secara umum dan secara khusus pada daerah genetalia.
(warna, edema)
paha
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
nyeri istirahat
analgetik
Mampu
mengenal nyeri
(lokasi,
karakteristik,
frekuensi skala
nyeri)
TTV dalam
retang normal
dalam rentang
normal
Tidak ada
reesidu urine
Jumlah jam
tidur dalam
batas normal
Perasaan segar
sesudah tidur
dan istirahat
antibiotik.
tindakan
pencegahan
terhadap
komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA