DAFTAR ISI---------------------------------------------------------------------------
BAB I : PENGERTIAN DAN TUJUAN IPS
A. Pengertian Ilmu Pengetahuan Social (IPS) Di Sekolah------------------
B. Tujuan Ilmu Pengetahuan Social (IPS)------------------------------------
C. Dafar pustaka------------------------------------------------------------------
BAB II : DISIPLIN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
A. Pengetian Disiplin Ilmu------------------------------------------------------
B. Jenis-Jenis Disiplin Ilmu Social---------------------------------------------
C. Contoh Disiplin Ilmu Sosial Dalam Kehidupan Sehari Hari------------
D. Daftar pustaka-----------------------------------------------------------------
BAB III : SUBSTANSI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
A. Pengertian Substansi Ragam Pengertianya Dan Peggunanya-----------
B. Pengertian Substansi Menurut Para Ahli----------------------------------
C. Penekan Konten Utama------------------------------------------------------
D. Daftar pustaka-----------------------------------------------------------------
BAB IV : PEMECAHAN MASALAH IPS DI SD
A. Pengertian Pemecahan Masalah--------------------------------------------
B. Pendekatan Untuk Pemecahan Masalah-----------------------------------
C. Strategi Pemecahan Masalah------------------------------------------------
D. Daftar pustaka-----------------------------------------------------------------
BAB V : PENDEKATAN KETERANPILAN DALAM
PEMECAHANMASALAH
A. Pengertian Pendekatan Keterampilan--------------------------------------
B. Alat Media Dalam Pendekatan Keteramplan------------------------------
C. Metode Problem Solving----------------------------------------------------
D. Daftar pustaka-----------------------------------------------------------------
BAB VI : LANDASAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
A. Pengertian Landasan Pendidikan IPS--------------------------------------
B. Fungsi Dan Tujuan Landasan Pendidikan IPS----------------------------
C. Asas Dan Unsur Pendidikan-------------------------------------------------
D. Jenis-Jenis Landasan Pendidkan--------------------------------------------
E. Daftar pustaka-----------------------------------------------------------------
BAB VII : FILSAFAT PENDIDIKAN IPS
A. Pengertian Filsafat Pendidikan IPS-----------------------------------------
B. Tujuan Filsafat Pendidikan IPS---------------------------------------------
C. Unsur-Unsur Dalam Filsafat Pendidikan IPS-----------------------------
D. Fungsi-Fungsi Filsafat Pendidikan IPS------------------------------------
E. Daftar pustaka-----------------------------------------------------------------
BAB VIII : KETERAMPILAN SOSIAL
A. Keterampilan Sosial Bagi Peserta Didik-----------------------------------
B. Upaya Membangun Keterampilan Sosial Bagi Peserta Didik----------
C. Daftar pustaka-----------------------------------------------------------------
BAB IX : PENDIDKAN GLOBAL
A. Pengertian Pendidikan Global-----------------------------------------------
B. Tujuan Pendidikan Global---------------------------------------------------
C. Kajian-Kajian Pendidikan Global------------------------------------------
D. Daftar pustaka-----------------------------------------------------------------
BAB X : PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
A. Pengertian Pendidikan Multikultural---------------------------------------
B. Dasar Pendidikan Multikultural---------------------------------------------
C. Tujuan Pendidikan Multikultural-------------------------------------------
D. Fungsi Pendidikan Multikultural-------------------------------------------
E. Paradigma Baru Pendidikan Multikultural--------------------------------
F. Daftar pustaka-----------------------------------------------------------------
BAB I
PENGERTIAN DAN TUJUAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
a. Joko siswanto
Joko Siswanto adalah seorang Guru Besar Fakultas Filsafat Universitas
Gadjah Mada. Menurutnya, substansi adalah hal yang dapat dianalisis oleh akal
budi dengan jelas dan terang.
b. Warrington.
Menurut Warrington dalam buku Aristotle's Metaphysics
mengungkapkan ada empat pengertian substansi dari Aristoteles. Keempatnya
adalah The simple bodies (universal), The Immanent cause of being (genus),
The part immanent in such tighins (substratum), The essence (essence)
c. Spinoza
Spinoza berpandangan bahwa substansi adalah sesuatu yang ada dalam
dirinya sendiri, yakni sesuatu yang konsepsinya tidak bersandar pada hal lain
untuk membentuknya.
d. Immanuel Kant
Immanuel Kant menjelaskan pengertian substansi dengan cara
membaginya dalam empat kelompok utama, yaitu: kualitas, kuantitas, relasi,
dan modalitas. Dalam kelompok tersebut substansi termasuk dalam kategori
relasi.
1) Substansi dalam Filsafat
Dilansir website resmi Plato Stanford, substansi dalam filsafat adalah
komponen yang membangun hal-hal dasar. Substansi adalah materi yang memiliki
komposisi dan sifat tertentu.
Substansi juga menjadi sumber atau inti dari sebuah konsep. Untuk
beberapa alasan, kesan dan ide juga disebut sebagai substansi. Hal ini berbeda
dengan pandangan substansi versi Plato yang percaya segala sesuatunya ada
karena punya bentuk.
2) Substansi dalam Kimia
Substansi dalam kimia adalah satu macam materi dengan komposisi dan
sifat yang sama, dikutip dari Modul 1 Sekilas Mengenai Kimia dari repository
UT. Misalnya, soda kue (baking soda) dengan nama kimia Natrium Hidrogen
Karbonat.
Soda kue adalah substansi berupa zat padat putih dengan kandungan
57,1% Natrium, 1,2% Hidrogen, 14,3% Karbon, dan 27,4% Oksigen. Substansi
soda kue akan larut dalam air.
Jika dipanaskan hingga suhu 270 derajat Celscius, soda kue akan terurai
menjadi karbon dioksida, uap air, dan residu Natrium Karbonat. Soda kue dengan
sifat tersebut adalah substansi murni dengan komposisi tetap dan sifat unik.
3) Substansi dalam Berkomunikasi
Substansi dalam berkomunikasi juga diartikan sebagai makna atau arti
(meaning). Substansi juga disebut sebagai pesan yang didapatkan dari proses
interaksi, seperti dijelaskan dalam situs MORAREF portal akademik milik
Kemenag.
Kesulitan hingga gagal membangun komunikasi, berisiko mengakibatkan
maksud dan harapan tak tersampaikan dengan baik. Tidak jarang komunikasi
terjebak dalam perangkap lambang/simbol, sehingga substansinya dilupakan.
Itulah informasi tentang substansi beserta dengan ragam jenis dan
kebutuhannya. Dapat disimpulkan bahwa substansi di setiap bidang dan kondisi
memiliki makna yang berbeda-beda.
Namun bisa disimpulkan, substansi adalah sebuah dasar atau fondasi.
Seperti yang tertera dalam KBBI yang menyebut substansi sebagai inti maupun
pokok.
C. Penekanan konten utama
1. Perspektif Global
Fungsi utama dari Ilmu Pengetahuan Sosial selalu berkaitan dengan
pendidikan kewarganegaraan yang membantu peserta didik untuk menjadi
anggota yang aktif dan produktif di tempat mereka berada. Secara tradisional,
pendidikan kewarganegaraan difokuskan untuk komunitas anakanak, negara,
dan bangsa. Namun demikian, terjadi perubahan secara perlahan untuk
mengkonseptualisasi kewarganegaraan lebih luas lagi, dalam hal keanggotaan
komunitas global.
Dengan demikian, pendidikan kewarganegaraan saat ini menyiratkan tidak
hanya mempelajari cara menjadi warga negara di masyarakat sendiri, tetapi
juga cara menjadi warga negara di dunia. Dapatkah dunia dianggap sebagai
komunitas mari kita uji beberapa data Beberapa pertimbangan dunia
dianggap sebagai masyarakat adalah sebagai berikut
a. Semua orang di dunia memiliki beberapa masalah yang sama.
Berkurangnya sumber daya alam yang dapat diperbarui secara cepat,
polusi yang disebabkan oleh manusia terhadap atmosfer, larangan
penggunaan senjata nuklir, dan juga aksi terorisme dalam lingkup
internasional yang menimbulkan sedikit kekhawatiran dari semua
negara di dunia. Masalah-masalah ini merupakan masalah yang tidak
dapat diselesaikan oleh suatu negara secara sepihak akan tetapi
masalahmasalah tersebut harus diselesaikan secara bersama oleh
seluruh bangsa.
b. Orang-orang di seluruh dunia saling ketergantungan secara ekonomi.
Negara-negara di dunia juga tidak dapat bekerja sendiri dan hal inilah
yang membuat negara-negara di dunia saling membantu untuk saling
melengkapi kebutuhan dan keinginannya masing-masing. Mobil yang
digunakan di Amerika dibuat di Eropa dan Asia, dan bahan bakarnya di
impor dari Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Selatan. USA
mengekspor segala sesuatu dari gandum yang menjadi kebutuhan Rusia
untuk membuat roti.
c. Hal tersebut merupakan kesempatan yang lebih besar bagi seluruh orang
di dunia untuk berinteraksi antara satu sama lain. Adanya kemajuan
dalam bidang komunikasi memungkinkan kita untuk saling
berhubungan dari suatu tempat ke tempat lain di dunia secara instan.
Seorang individu di San Francisco dapat melihat peristiwa yang terjadi
sama persis seperti yang terjadi di London berkat adanya satelit
komunikasi. Adanya kemajuan dalam bidang komunikasi juga
memungkinkan untuk berhubungan antara individu yang berada di
Boston dan di Osaka, Jepang. Demikian juga, adanya kemajuan dalam
bidang transportasi memungkinkan seseorang untuk berjelajah keliling
dunia.
d. Ada beberapa budaya yang muncul. Orang-orang dapat berkunjung ke
seluruh belahan dunia dan merasa nyaman dengan lingkungan
sekitarnya karena lingkungan tersebut merupakan lingkungan yang
familiar bagi mereka untuk beradaptasi. Disana juga terdapat gaya
berpakaian seperti memakai celana blue jeans, teknologi yang memadai,
music, film-film, dan beberapa permainan, dan juga drama yang sama
persis seperti yang mereka lihat biasanya di tempat mereka berasal.
Bahkan juga terdapat berbagai jenis makanan yang sudah mendunia
sehingga semua orang dapat memakan makanan yang biasa dimakan
dimana pun mereka berada.
Hal ini menunjukkan betapa dekatnya hubungan antara seluruh orang di
dunia. Dengan demikian mungkin dunia dapat dianggap sebagai suatu masyarakat.
Oleh karena itu penting sekali mengajarkan peserta didik untuk berfungsi secara
efektif di suatu komunitas.
Peserta didik harus menyadari orang-orang yang membentuk masyarakat
global ini serta menyadari antara peserta didik dan orang-orang di dunia. Peserta
didik juga harus meningkatkan kemampuannya untuk bekerja secara koperatif dan
harmonis antara satu sama lain. Dapat disimpulkan, peserta didik harus
mengembangkan perpektif global, yaitu suatu kemampuan untuk memahami
dunia dan bertindak didalamnya dari titik pandang sebagai warga yang peduli
terhadap dunia.
Pendidikan global bersifat interdisipliner. Hal ini berarti bukan milik salah
satu bidang ilmu saja, tetapi milik semua ilmu. Secara alamiah, Ilmu Pengetahuan
Sosial memiliki porsi yang besar di dalam hal tanggung jawab untuk membantu
peserta didik di dalam mengembangkan perspektif global. Pendidikan global
dapat dilakukan secara kognitif, melalui konten yang sedang dipelajari.
Pendidikan global juga dapat dilakukan melalui kegiatan yang mampu
membantu mengembangkan kepekaan peserta didik terhadap dunia dan orang-
orang di sekitarnya. Walaupun saling beriringan satu sama lain tumpang tindih,
dimana kepekaan peserta didik dapat ditingkatkan melalui konten yang sedang
dipelajari, kedua pendekatan ini dapat dilakukan secara terpisah untuk tujuan
kesederhanaan.
Berbagai pendidik Ilmu Pengetahuan Sosial telah menyarankan konsep
spesifik yang perlu dipelajari peserta didik untuk mengembangkan perspektif
global. Salah satu hal yang paling sering dikutip adalah interdependensi, dan tidak
sulit untuk melihat mengapa konsep ini begitu penting. Ini berbicara langsung
mengenai hubungan antara humas, manusia dan institusi mereka serta institusi itu
sendiri. Jika kita bekerja dari premis, bahwa konsep dan generalisasi memiliki
penerapan universal, mereka merupakan sarana yang masuk akal di dunia, maka
dalam kenyataanya ada sedikit ilmu sosial tentang konsep sejarah yang tidak dapat
digunakan secara efektif dalam membantu anak-anak belajar tentang bagaimana
mereka menjadi warga dunia.
Tugas kita adalah memilih konten global yang paling tepat untuk
mengembangkan pemahaman ini. Meskipun data kami belum cukup lengkap, data
ini menunjukan betapa dekatnya hubungan antara seluruh orang di dunia seperti
yang kita ketahui. Dengan demikian mungkin dunia dapat kita sebut sebagai suatu
komunitas. Oleh karena itu penting sekali mengajarkan anak-anak dalam
berfungsi secara efektif di suatu komunitas. Mereka harus menghargai orang-
orang yang membentuk komunitas global ini. Dan mempererat hubungan diantara
mereka. Mereka juga harus meningkatkan kemampuannya untuk bekerja secara
koperatif dan harmonis antara satu sama lain. Atau dengan kata lain, mereka harus
mengembangkan perpektif global, yaitu suatu kemampuan untuk memahami
dunia dan bertindak dalam membentuk pandangan sebagai warga yang peduli
terhadap dunia.
2. Penekana konten yang lain
Ada beberapa area lain yang menjadi perhatian Ilmu Pengetahuan Sosial,
yaitu Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Energi, Pendidikan berhubungan
dengan Hukum, dan Pendidikan Karir berkaitan dengan tujuannya dan
implementasinya pada Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar. Pendidikan
ekonomi dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk pembuatan keputusan ekonomi
Pembuatan keputusan ini tidak hanya berhubungan dengan keputusan
ekonomi pribadi, pembelian, pengeluaran, dan penganggaran personal. Hal ini
disebabkan individu bisa saja pembeli dan pembuat anggaran yang pandai,
tetapi ia tidak mengetahui tentang masalah ekonomi global dan sosial.
Tujuan pendidikan ekonomi adalah:
1. Membantu siswa memahami dan membuat penilaian yang beralasan tentang
pertanyaan ekonomi utama dalam menghadapi masyarakat. Diharapkan siswa
akan memahami keputusan ekonominya terhadap sistem ekonomi total dan
mereka akan memahami hubungan antara konsumen dan komunitas ekonomi
2. Membantu siswa membuat keputusan ekonomi personal yang beralasan
untuk saat ini dan pada saat mereka dewasa. Dunia sedang menghadapi
sejumlah masalah energi seperti biaya energi yang meningkat, berkurangnya
bahan bakar fosil, kontroversi nuklir, masalah lingkungan yang berhubungan
dengan energi, dan distribusi sumber energi yang tidak merata di seluruh
dunia. Pendidikan energi diberikan dalam rangka memecahkan masalah yang
berkaitan dengan energi. Pendidikan energi dapat membantu siswa memahami
pengertian energi dan masalah sosial, ekonomi, dan politik yang mengelilingi
krisis energi. Melalui pendidikan energi dapat membantu siswa untuk
mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk
mengatasi dan memecahkan masalah energi jangka pendek dan jangka
panjang yang ditemukan.
Tujuan pendidikan energi dalam konteks Ilmu Pengetahuan Sosial
adalah:
1. Kompetensi publik/ warga negara Pendidikan energi dapat membantu siswa
memperolehpengetahuan dan keterampilan untuk menangani isu-isu energi
yang mempengaruhi setiap orang
2. Kompetensi gaya hidup personal Pendidikan energi dapat mengembangkan
kemampuan yang diperlukan untuk menangani isu-isu energi yang
mempengaruhi seseorang. Pendidikan yang berhubungan dengan hukum
diberikan untuk membantu siswa mempelajari hukum yang khusus atau hak-
hak individu siswa dalam situasi tertentu.
Tujuan pendidikan yang berhubungan dengan hukum adalah:
1. Agar siswa dapat memandang hukum sebagai hal yang promotif, dapat
membantu, dipahami, dan dapat diubah
2. Agar siswa menganggap orang memiliki potensi untuk mengontrol dan
berkontribusi terhadap tatanan sosial
3. Agar siswa menganggap benar dan salah sebagai isu yang dapat dan
sebaiknya diatasi
4. Agar siswa merasakan dilema yang melekat dalam masalah sosial
5. Agar siswa menjadi pembuat keputusan reflektif dan pemecah masalah
yang memiliki komitmen yang besar
6. Agar siswa dapat memberikan penjelasan yang beralasan tentang komitmen
yang dibuat dan posisi yang diambil
7. Agar siswa bertanggung jawab secara sosial
8. Agar siswa bersikap responsif secara kritis terhadap otoritas yang sah
9. Agar siswa menjadi berpengetahuan tentang hukum, sistem hukum, dan isu-
isu yang berkaitan dengan hukum
10. Agar siswa menjadi empati, bertanggung jawab secara sosial dan
memperhatikan orang lain
11. Agar siswa dapat membuat penilaian yang dewasa di dalam menangani
masalah etika dan moral
Pendidikan karir atau pendidikan perkembangan karir bertujuan untuk
mengekspos siswa ke dunia kerja berkaitan dengan pekerjaan yang dibayar dan
tidak dibayar, serta membantu siswa untuk memeriksa tempatnya di dunia
tersebut. Pendidikan karir menekankan pada perkembangan keterampilan
interpersonal yang diperlukan dalam dunia kerja, serta keterampilan-keterampilan
yang berkaitan dengan pembuatan keputusan karir yang efektif. Pendidikan karir
juga dapat mengembangkan kesadaran diri individu siswa, nilai-nilai yang
berkaitan dengan pekerjaan, dan apresiasi terhadap peran pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Dimayati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2002.
Gagne, Robert M. The Condition of Learning. New York : Holt, Rinehart
and Winston, 1965.
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara,
2008.
Hillgard, Ernest R and Gordon H. Bower. Theories of Learning. New
York : Appleton Century Crofts, 1966.
http://infopendidikankita.blogspot.com. (12 November 2015).
Meilanikasim, Macam-macam Model Pembelajaran untuk Mengatasi Masalah
Pendidikan IPS di SD. https://meilanikasim.wordpress. com/2008/11/29/model-
pembelajaran-ips/. (12 November 2015).
Mulyasa, E. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2002.
Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2006.
Silberman, Mel. Active Learning : 101 Strategi Pembelajaran Aktif,
(Yogyakarta : YAPPENDIS, 2001.
Solihatin, Eti dan Raharjo. Coorperative Learning Analisis Model
Pembelajaran IPS. Jakarta : Bumi Aksara, 2007.
Sulistyorini, Sri. Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan
Penerapannya dalam KTSP. Yogyakarta : Tiara Wacana, 2007.
Supriyana, Heri. Pembelajaran Tematik, disampaikan dalam kegiatan
diklat KBK ke KTSP bagi guru SLB/SDLB tungkat Propinsi DIY, Tanggal 6
November, 2006.
Syaodih Sukmadinata, Nana. Pengembangan Kurikulum Teori dan
Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya 2000.
Yamin, Martinis. Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP Jakarta :
Gaung Persada Press, 2007.
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH IPS DI MI
BAB VII
FILSAFAT PENDIDIKAN IPS
A. Pengertian filsafat pendidikan IPS
Filsafat berasal dari kata philos dan shopia, philos artinya berpikir
dan shopia artinya kebijaksanaan. Jadi, filsafat ialah cinta kepada
kebijaksanaan. Berpikir artinya mengolah data inderawi menjadi
pengertian, atau proses mencari makna, dan kebijaksaan artinya
pengambilan keputusan yang memihak kepada pihak yang lemah.
Filsafat disebut juga ilmu pengetahuan yang mencari hakikat dari
berbagai fenomena kehidupan manusia. Filsafat pendidikan adalah ilmu
yang menyelidiki hakikat pelaksanaan pendidikan yang bersangkut paut
dengan tujuan, latar belakang, cara dan hasilnya, serta hakikat ilmu
pendidikan yang berhubungan dengan analisis kritis terhadap struktur dan
kegunaan pendidikan.
Filsafat ilmu pendidikan dibedakan dalam 4 macam, yaitu :
1. Ontologi, yaitu ilmu pendidikan yang membahas tentang hakikat substansi
dan pola organisasi ilmu pendidikan.
2. Epistemologi, yaitu ilmu pendidikan yang membahas tentang hakikat
objek formal dan material ilmu pendidikan.
3. Metodologi, yaitu ilmu pendidikan yang membahas tentang hakikat cara-
cara kerja dalam menyusun ilmu pendidikan.
4. Aksiologi, yaitu ilmu pendidikan yang membahas hakikat nilai kegunaan
teoritis dan praktis ilmu pendidikan.
Filsafat pendidikan IPS pada dasarnya tidak berbeda dengan filsafat-
filsafat ilmu pendidikan lainnya, karena filsafat pendidikan IPS juga
merupakan filsafat pendidikan, yaitu praktik tentang pendidikan ilmu-ilmu
sosial agar peserta didik mampu memahami masalah-masalah sosial dan
dapat mengatasinya serta mengambil keputusan yang tepat terhadap
masalah yang dihadapi dalam kehidupannya.
Contoh tentang pembelajaran sosial pendidikan IPS, diantaranya:
1. Pendidikan IPS harus secara fungsional berhubungan dengan kebutuhan dan
minat dari yang ada sekarang, seperti masalah demokrasi, HAM, keadilan,
krisis, konflik, kesejahteraan kelangkaan pengelolaan, wabah, bencana,
globalisasi, dll
2. Isi studi sosial (IPS) harus diatur mengenai topik dan permasalahan-
permasalahan yang disajikan, sebaiknya juga subjek yang disajikan harus
berhubungan dan dikombinasikan untuk penyelidikan kontemporer, sehingga
dapat tercapai yang efektif.
3. Metode pembelajaran IPS terkait dengan kehidupannya.
4. Masalah yang dipelajari harus merupakan seleksi dari beberapa sumber dan
pengetahuan, serta sesuai kebutuhan murid dan masyarakat umumnya.
B. Tujuan filsafat pendidikan IPS
1. Memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan kepada proses
pelaksanaan pendidikan.
2. Membantu memperjelas tujuan-tujuan pendidikan.
3. Melaksanakan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan tersebut.
4. Melakukan evaluasi terhadap metode dari proses pendidikan.
C. Unsur-unsur dalam filsafat pendidikan IPS
1. Perkembangan sosial manusia dan masyarakat hidup, berubah dan
berkembang dari cara mereka membuat barang-barang material untuk
memenuhi kebutuhannya.
2. Kesadaran sosial, yaitu ide, gagasan, dan pikiran yang ada pada manusia
yang lahir dari keadaan sosial.
3. Ideologi sosial, adalah bangunan atas suatu masyarakat, yaitu sistem
keyakinan yang dianut oleh suatu masyarakat tertentu. Ideologi itu berdasarkan
pada basis.
4. Perjuangan sosial ialah tindakan masyarakat untuk mengubah sistem sosial
yang berlaku sesuai dengan perkembangan tenaga produktif masyarakat.
5. Perubahan sosial, bergantinya sistem politik dan sosial suatu masyarakat,
pada umumnya melalui revolusi.
6. Pimpinan sosial, dalam perkembangan sejarah masyarakat, setiap kelompok
manusia ada yang menjadi pemimpin dan ada yang menjadi pengikut (massa).
Pemimpin dan massa merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat
terpisahkan.
D. Fungsi-fungsi filsafat pendidikan IPS
a. IPS sebagai transmisi Kewarganegaraan
IPS sebagai program pendidikan pelestarian kebudayaan suatu bangsa
sudah sada sejak adanya manusia itu sendiri, model ini berkembang tahun
1960an. Dalam berbagai literatur program pendidikan citizenship transmission
dilakukan dengan memberikan contoh-contoh dan pemakaian cerita yang
disusun untuk mengajarkan kebijakan, cita-cita luhur suatu bangsa, dan nilai-
nilai kebudayaan.
Program pendidikan yang seperti ini banyak dilakukan dalam pembelajaran
IPS yang membahas kompetensi sejarah, dan pendidikan kewarganegaraan.
Tujuan yang hendak dicapai dari citizenship Transmission adalah sebagai
berikut:
a) Pengembangan pengertian patriotisme
b) Pengembangan pengertian dasar dan apreasiasi terhadap nilai-nilai
bangsa, lembaga dan praktik-praktik.
c) Memberi inspirasi pada integrasi pribadi dan bertanggung jawab warga
negara.
d) Membentuk pengertian dan apresiasi terhadap nenek moyang bangsa.
e) Mendorong partisipasi demokrasi aktif.
f) Membantu murid-murid mendapatkan kesadaran akan problema-
problema sosial.
g) Pengembangan dan mempertontonkan cita-cita yang diinginkan, sikap-
sikap, dan keterampilan bertingkah laku yang sangat diperlukan dalam
hubungan baik pribadi-pribadi dengan yang lain.
h) Untuk mengerti dan memahami sistem ekonomi yang bebas.
b. IPS sebagai Pendidikan Reflektif
Pendidikan rekflektif bukan sekedar mengajarkan disiplin ilmu
pengetahuan dan pemidahan nilai secara akumulatif, tetapi kurikulum
sekolah harus berpegang kepada kebutuhan dan minat murid sekolah,
tidak perlu berusaha untuk memindahkan segudang pengetahuan yang
tidak perlu dan tidak relevan, mereka harus menjadi pendorong murid
untuk hidup lebih efektif dalam kemelut zamannya. Pendidikan tidak
hanya mempersiapkan kehidupan dewasa, pengalaman-pengalaman
edukatif sekarang ini sangatlah penting. Cara terbaik untuk melatih dan
mempersiapkan sikap kewarganegaraan untuk masa mendatang adalah
dengan membekali kesempatan-kesempatan untuk mempraktikan
citizenship pada waktu ini. Oleh karena itu, pendidikan IPS harus
mengajarkan kejadian-kejadian mutakhir dan decision making
sertapengalaman masa lalu. Dengan demikian pendidikan IPS
diharapkan dapat mengembangkan konsep revolusioner tentang studi-
studi sosial.
c. IPS sebagai kritik kehidupan sosial
Pendidikan IPS sebagai media pengembangan kritisme murid agak
jarang dilakukan oleh guru, disamping karena takut salah dan kena
sangsi, juga relatif sulit. Pendidikan model ini lebih pada pendidikan
kontroversional issue dan pendidikan yang mengutamakan
pengembangan kemampuan pengetahuan dan memupuk keberanian
mengemukakan pendapat atau argumen. Untuk itu, pendidikan IPS harus
dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis dengan berbagai
metode pemecahan masalah
DAFTAR PUSTAKA
BAB VIII
KETERAMPILAN SOSIAL
A. Keterampilan Sosial Bagi Peserta Didik Usia Dasar
Keterampilan sosial adalah rangkaian kompetensi penting bagi
peserta didik untuk memulai dan memelihara hubungan sosial positif
dengan teman sebaya, pengajar atau lingkungan masyarakat lainnya.
Keterampilan social merupakan bagian dari kompetensi sosial. Cavel
dalam Cartledge dan Milburn menyebutkan bahwa kompetensi sosial
terdiri dari tiga konstruk, yaitu penyesuaian sosial, performansi sosial, dan
keterampilan sosial. Bagi seorang anak, keterampilan dan kompetensi
social merupakan faktor penting untuk memulai dan memiliki hubungan
sosial. Bagi anak yang dinilai oleh sebaya sebagai anak yang tidak
memiliki kompetensi sosial akan mengalami kesulitan dalam memulai dan
menjalani hubungan yang positif dengan lingkungannya, bahkan bisa jadi
akan ditolak atau diabaikan oleh lingkungannya.
Begitu pula dengan pengertian keterampilan social lain yang di
kemukakan oleh Sjamsudin dan Maryani keterampilan sosial merupakan
kemampuan secara cakap yang tampak dalam tindakan, mampu mencari,
memilih dan mengelola informasi, mampu memecahkan hal-hal baru yang
dapat memecahkan masalah sehari-hari, mampu memiliki keterampilan
berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan, memahami, menghargai, dan
mampu bekerjasama dengan orang lain yang majemuk, mampu
mentranformasikan kemampuan akademik dan beradaptasi dengan
perkembangan masyarakat global.
Sedangkan menurut Indra Dermawan keterampilan sosial (sosial
skill) adalah kemampuan individu untuk membangun hubungan secara
efektif dengan orang lain, mampu mempertahankan hubungan social
tersebut dan mampu menangani konfli-konflik interpersonal secara
efektif1. Sesuai dengan konsep Zainun Mu’tadin dalam Sugeng Priyanto
menjelaskan bahwa “kegagalan remaja dalam menguasai keterampilan-
keterampilan sosial akan menyebabkan dia sulit menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitarnya sehingga dapat menyebabkan rasa rendah diri,
1
dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku yang kurang normatif
(misalnya asosial ataupun anti sosial), dan bahkan dalam perkembangan
yang lebih ekstrim bisa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, kenakalan
remaja, tindakan kriminal, tindakan kekerasan, dan sejenisnya.
Namun demikian, menurut Schneider et al. dalam Rubin et al
(1994) agar seseorang berhasil dalam interaksi sosial, maka secara umum
dibutuhkan beberapa keterampilan social yang terdiri dari pikiran,
pengaturan emosi, dan perilaku yang tampak, yaitu ;
1. Memahami pikiran, emosi, dan tujuan atau maksud orang lain.
2. mengolah informasi tentang partner social serta lingkungan
pergaulan yang potensial menimbulkan terjadinya interaksi.
3. Menggunakan berbagai cara yang dapat digunakan untuk memulai
pembicaraan atau interaksi dengan orang lain, memeliharanya, dan
mengakhirinya dengan cara yang positif.
4. Memahami konsekuensi dari sebuah tindakan sosial, baik bagi diri
sendiri maupun bagi orang lain atau target tindakan tersebut.
5. Membuat penilaian moral yang matang dan dapat mengarahkan
tindakan social.
6. Bersikap sungguh dan memperhatikan kepentingan orang lain.
7. Mengekspresikan emosi positif dan menghambat emosi negatife
secara tepat.
8. Menekan perilaku negatife yang disebabkan karena adanya
pikiran dan perasaan negatife tentang partner sosial.
9. Berkomunikasi secara verbal dan nonverbal agar partner social
memahaminya.
10. Memperhatikan usaha komunikasi orang lain dan memiliki
kemauan untuk memenuhi permintaan partner sosial.
Adapun menurut Jarolemik keterampilan social yang perlu dimiliki
peserta didik mencakup :
1. Living and working together (keterampilan untuk hidup dan
bekerjasama).
2. Learning self control and self direction (keterampilan untuk
mengontrol diri dan orang lain).
3. Sharing ideas and experience with other (Keterampilan untuk
saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, saling bertukar
pikiran dan pengalaman sehingga tercipta suasana yang menyenangkan
bagi setiap anggota dari kelompok tersebut).
DAFTAR PUSTAKA
BAB IX
PENDIDIKAN GLOBAL
DAFTAR PUSTAKA
BAB X
PENDIDIKAN MILTIKULTURAL