Tema Bulanan : Bersyukur dan Tetap Melakukan Kebaikan Tema Mingguan : Takutlah Akan Tuhan, Seisi Rumahmu di Berkati.
Persekutuan Angkatan Muda yang diberkati Tuhan Yesus Kristus..
Puji Syukur bagi Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus karena atas tuntunan dan penyertaanNya, hari ini kita memasuki bulan September tahun 2022. Lima hari lagi gereja kita, Gereja Protestan Maluku akan memasuki tahun usia ke 87 tahun, usia yang tidak muda lagi. Karena itu di bulan September ini melalui tema bulanan “Bersyukur dan Tetap Melakukan Kebaikan”, kita diajak untuk tidak hanya sekedar bersyukur tetapi rasa syukur itu harus terwujud dalam perbuatan baik yang dilakukan di mana dan kapan saja. Sementara khusus di minggu pertama bulan ini tema “Takutlah Akan Tuhan, Seisi Rumahmu Diberkati” mengajak seluruh warga GPM termasuk orang-orang muda untuk hidup dalam takut akan Tuhan, apalagi di tengah arus zaman yang “sangat deras” dan dapat menghanyutkan orang muda untuk hidup dalam pergaulan bebas yang tidak memuliakan Tuhan. Persekutuan yang diberkati Tuhan.. Bacaan kita hari ini Maleakhi 3 : 16 – 18 merupakan bagian dari perikop yang oleh Lembaga Alkitab Indonesia diberi judul: Kemenangan terakhir bagi orang benar. Perikop ini berisikan terguran kepada umat agar tidak tersesat seperti nenek moyang mereka. Itulah sebabnya Tuhan mengutus nabi-nabi untuk terus mengingatkan mereka. Baik Hagai, Zakharia, maupun Maleakhi yang terus menerus memperingatkan mereka agar tidak tersesat. Apalagi mereka sedang hidup di tengah banyak bangsa yang menyembah para dewa dan berhala. Dalam bacaan hari ini ada beberapa hal yang Tuhan terus ingatkan kepada mereka melalui Maleakhi, antara lain: - Pertama, bagaimana mereka harus berbicara seorang terhadap yang lain, sebagai orang-orang yang takut akan Tuhan. Mereka juga harus tahu bagaimana berbicara tentang Tuhan sebab pada kenyataannya mereka sering bicara “kurang ajar” dan tidak menaruh hormat kepada Tuhan (band.pasal 3: 13 – 14). Seseorang dikatakan sebagai orang yang hidup dalam takut akan Tuhan, akan terlihat pada cara berbicaranya juga. Karena itu dalam ayat 16 dikatakan bahwa Tuhan selalu memperhatikan dan mendengarkan pembicaraan umat dan mencatatnya -- “Beginilah berbicara satu sama lain orang-orang yang takut akan TUHAN: sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan TUHAN dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya." -- Ya, mata dan telinga Tuhan begitu tajam untuk melihat dan mendengarkan apa yang dilakukan dan dibicarakan oleh umat, termasuk kita sebagai orang-orang muda. - Kedua, dalam ayat 17 – 18, Maleakhi ingin menyampaikan kepada umat bahwa ketika mereka belajar untuk mengutamakan Tuhan dalam hidup dan taat pada firmanNya, maka Tuhan Allah akan mengasihi dan menjadikan mereka umat kesayanganNya. Ia akan mencurahkan berkat-berkatNya dengan melimpah dalam kehidupan mereka. Hal itu juga diingatkan kepada kita sebagai orang-orang muda saat ini, karena sering kita cenderung menempatkan Tuhan tidak pada posisi sesungguhnya. Ada di antara kita yang sangat aktif dalam berbagai kegiatan rohani namun belum mengenal Tuhan yang disembahnya dengan baik sehingga sering “bicara kurang ajar” terhadap Tuhan dan menyapa nama Tuhan tidak pada tempatnya. Nama-Nya sering disebut dengan sembarangan, Orang tatua bilang: “Tuhan pung nama su jadi “Pangalas Lida” : “Tuangala, Tuangisa, Bapa Kamer, Bapa kami” dan sebagainya. Itu untuk Tuhan, belum lagi kepada sesama. Terkadang orang muda cenderung menggunakan bahasa “lebay dan alay” untuk bicara dengan teman dan entah sadar atau tanpa sadar bahasa itupun keluar dan digunakan saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau dituakan. Hari ini, bersama umat Tuhan di zaman Maleakhi, kita diajak untuk hidup dalam takut akan Tuhan dengan menghormati Dia dan taat melakukan firman-Nya. Jangan bicara kurang ajar, baik kepada Tuhan maupun sesama. Amsal katakan : “ Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan dan hikmat .”
Lakukanlah yang baik maka masa depanmu pun akan diberkati. Amin.