Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

PENETAPAN KADAR NACL DALAM INFUS SECARA


ARGENTOMETRI MOHR

Disusun oleh
M. Rosari Resalia (2218031038)
Abimanyu (2218031039)
Dhia Ghina Alifah (2218031040)
Shakira Izzatya Putri (2218031041)
Nurrahmi Putri Zaidani (2218031042)
Raisati Hikmah Faliha (2218031043)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
PERATURAN PRAKTIKUM LURING ANALISIS FARMASI
2022

1. Sebelum praktikum, wajib menghubungi Dosen dan Asisten Praktikum


minimal 1 minggu dan 1 hari sebelum praktikum di jam kerja maksimal
pukul 21.00.
2. Telat maksimal 15 menit.
3. Sebelum masuk, memakai jas lab berkancing, masker, sarung tangan, dan
rambut diikat dan ditutup menggunakan penutup kepala medis (bagi wanita
yang tidak menggunakan hijab).
4. Harus bersepatu tertutup hitam, kaos kaki putih, dan baju berkerah.
5. Handphone dan notebook dinonaktifkan, diletakkan dalam tas.
6. Sebelum masuk sudah terkumpul flowchart dan laporan akhir, yang bisa
dibawa : toolbox, alat tulis, buku panduan, flowchart, dan buku pretest/postest.
7. Tidak boleh mengenakan make up (lipstick, pensil alis, mascara,
eyeliner,foundation, dan yang lain).
8. Telat mengumpulkan laporan 1 hari akan dikurangi -10, berlaku kelipatan.
9. Logo berwarna (sesuai aturan UNILA) dan ukuran disesuaikan.
10. Data pengamatan dilampirkan (bila ada).
11. Laporan akhir dikumpulkan dalam bentuk PDF ukuran A4, Times New
Roman, Font Size 12, Spasi 1,5, dan justify.
12. Flowchart harus menggunakan pena berwarna biru dan dibuat dalam buku
gambar A4.
13. Setiap mahasiswa wajib mematuhi protokol kesehatan 6M dan mengikuti
seluruh ketentuan yang telah ditetapkan oleh Fakultas Kedokteran
UniversitasLampung.
14. Tidak mengikuti praktikum, wajib memberikan keterangan yang jelas
beserta bukti (alasan wajib force major) kepada Asisten Praktikum dan
Dosen Penanggung Jawab, minimal satu hari sebelum dan sudah disetujui
oleh Asisten Praktikum dan Dosen Penanggung Jawab.
15. Kehadiran praktikum harus 100%.
JIKA SALAH SATU ATURAN DILANGGAR, TIDAK BOLEH
MASUK DAN MENGIKUTI PRAKTIKUM

Bandar Lampung, 20 November


2022
Mengetahui
Koordinator Angkatan 2022 Asisten Analisis Farmasi

Yumna Dwi Risanti Vadiyani Fricillya Puteri


NPM: 2218031010 NPM: 1918031022
PERATURAN PRAKTIKUM DARING ANALISIS FARMASI
2022

1. Sebelum praktikum wajib menghubungi Dosen dan Asisten Praktikum 1


minggu dan 1 hari sebelum praktikum di jam kerja maksimal pukul 21.00.
2. Masuk zoom minimal 5 menit sebelum dimulainya praktikum.
Keterlambatan maksimal 15 menit dan sudah harus hadir dalam kondisi
menghidupkan kamera.
3. Selama praktikum daring wajib menggunakan jas lab.
4. Wajib mengaktifkan kamera selama praktikum (kecuali izin ke toilet
maksimal5 menit) dan menonaktifkan mikrofon kecuali jika dipersilakan.
5. Sebelum masuk sudah mengumpulkan flowchart dan/ laporan akhir, yang
boleh dibawa: alat tulis, buku panduan, flowchart, dan buku pretest/postest.
6. Tidak boleh mengenakan make up (lipstick, pensil alis, mascara,
eyeliner,foundation, dan yang lain).
7. Telat mengumpulkan laporan 1 hari akan dikurangi -10, berlaku kelipatan.
8. Logo berwarna (sesuai aturan UNILA) dan ukuran disesuaikan.
9. Data pengamatan dilampirkan (bila ada).
10. Laporan akhir dikumpulkan dalam bentuk PDF ukuran A4, Times New
Roman, Font Size 12. Spasi 1,5, dan justify.
11. Flowchart harus menggunakan pena berwarna biru dan dibuat dalam buku
gambar A4.
12. Jika terjadi kendala ditengah praktikum seperti mati listrik atau koneksi
jaringan yang tidak memadai harus segera melapor ke PJ praktikum
mahasiswadan Asisten Praktikum/Dosen PJ praktikum.
13. Tidak mengikuti praktikum, wajib memberikan keterangan yang jelas
beserta bukti (alasan wajib force major) kepada Asisten Praktikum dan
Dosen Penanggung Jawab, minimal satu hari sebelum dan sudah disetujui
oleh Asisten Praktikum dan Dosen Penanggung Jawab.
14. Kehadiran praktikum harus 100%.
JIKA SALAH SATU ATURAN DILANGGAR, TIDAK BOLEH
MASUK DAN MENGIKUTI PRAKTIKUM

Bandar Lampung, 16 November


2022
Mengetahui
Koordinator Angkatan 2022 Asisten Analisis Farmasi

Yumna Dwi Risanti Vadiyani Fricillya Puteri


NPM: 2218031010 NPM: 1918031022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infus banyak digunakan oleh pasien rawat inap, infus ini digunakan karena
dapat mengganti atau memberikan cairan tubuh yang mengandung air,
elektrolit, vitamin, lemak, dan kalori, yang tidak dapat dipertahankan dengan
kuat melalui oral, meningkatkan keseimbangan asam basa, meningkarkan
volume komponen darah. Infus Natrium Klorida adalah sediaan steril berupa
emulsi atau larutan, bebas pirogen dan sedapat mungkin isotonik terhadap
darah, disuntikkan dengan volume yang relatif besar ke pembuluh darah.
Cairan saline NaCl 0,9% merupakan cairan kristaloid yang sering ditemui,
cairan ini mengandung natrium klorida. Larutan untuk infus intravena harus
praktis bebas partikel dan jernih. Untuk infus intravena tidak diperbolehkan
mengandung zat penyangga dan bakterisida. Percobaan ini dilakukan pada
infus natrium klorida (NaCl) dan dianalisis kadarnya menggunakan metode
argentometri mohr.
Sesuai dengan perkembangan teknologi di berbagai bidang, khususnya
bidang farmasi, sangat penting bagi seorang apoteker muda untuk mengetahui
bagaimana suatu senyawa bereaksi dengan senyawa lainnya dan bagaimana
hasil dari reaksi tersebut.
Pada kali ini dilakukan salah satu percobaan yaitu titrasi argenometri atau
disebut juga dengan titrasi presipitasi. Namun, reaksi presipitasi terbatas pada
reaksi antara ion Ag+ dan ion hallium, tiosianat, dan sianida.
Argentometri merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan endapan dari
garam yang tidak mudah larut antara titrant dan analit. Hal dasar yang
diperlukan dari titrasi jenis ini adalah pencapaian keseimbangan pembentukan
yang cepat setiap kali titran ditambahkan pada analit, tidak adanya interferensi
yang menggangu titrasi, dan titik akhir titrasi yang mudah diamati. Salah satu
jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah melibatkan reaksi
pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan ion perak Ag+. Titrasi ini
biasanya disebut sebagai Argentometri yaitu titrasi penentuan analit yang
berupa ion halida (pada umumnya) dengan menggunakan larutan standart
perak nitrat AgNO3. Titrasi argentometri tidak hanya dapat digunakan untuk
menentukan ion halida akan tetapi juga dapat dipakai untuk menentukan
merkaptan (thioalkohol), asam lemak, dan beberapa anion divalent seperti ion
fosfat dan ion arsenat.
Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah
larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah
titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl-
dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl.
Pada hal ketajaman titik ekuivalen tergantung dari kelarutan endapan yang
terbentuk dari reaksi antara analit dan titrant. Endapan dengan kelarutan yang
kecil akan menghasilkan kurva titrasi argentometri yang memiliki kecuraman
yang tinggi sehingga titik ekuivalen mudah ditentukan, akan tetapi endapan
dengan kelarutan rendah akan menghasilkan kurva titrasi yang landai sehingga
titik ekuivalen agak sulit ditentukan. Hal ini analog dengan kurva titrasi antara
asam kuat dengan basa kuat dan anatara asam lemah dengan basa kuat.
Pada percobaan kali ini menggunakan metode Mohr yang merupakan salah
satu bentuk metode titrasi Argentometri, yaitu metode titrasi untuk menentukan
kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan pembentukan endapan
bersama ion Ag+. Kegunaan metode mohr adalah untuk menentukan kadar
klorida pada sampel dalam suasana netral dengan pH 6,5-9,0. Prinsip kerja
penentuan konsentrasi NaCl dengan menggunakan metode Mohr adalah
mentitrasi ion klorida yang terdapat pada NaCl dengan menggunakan larutan
AgNO3 dengan menggunakan K2CrO4 sebagai indikator. Endapan putih perak
klorida akan terbentuk selama proses titrasi berlangsung. Setelah semua ion
klorida mengendap maka kelebihan ion Ag+ pada saat titik akhir titrasi dicapai
akan bereaksi dengan indikator membentuk endapan coklat kemerahan
Ag2CrO4.
Titrasi adalah metode yang digunakan untuk menentukan kadar suatu zat
dengan menggunakan zat lain yang telah diketahui konsentrasinya. Dasar titrasi
Argentometri adalah reaksi pengendapan dimana zat yang hendak ditentukan
kadarnya di endapkan oleh larutan baku perak nitrat (AgNO3) dan indikator
kromat. Zat tersebut misalnya garam-garam halogenida (Cl, Br, I), sianida,
tiosianida dan fosfat. Titik akhir titrasi ditunjukkan dengan adanya endapan
berwarna. Titrasi argentometri adalah titrasi yang berhubungan dengan
pembentukan endapan yang sukar larut. Titrasi Argentometri disebut juga
dengan metode pengendapan karena pada argentometri memerlukan
pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau endapan. Titrasi
Argentometri digunakan untuk menetapkan kadar halogenida dan senyawa –
senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada
suasana tertentu. Titrasi Argentometri memiliki hasil yaitu mencapai
keseimbangan pembentukan setiap titran bereaksi dengan titrat, tidak ada
hambatan saat titrasi dan titik akhir titrasi mudah diamati. Alasan
menggunakan argentometri karena titratnya termasuk golongan halida sehingga
perlu endapan sebagai hasil titrasi.
Titrasi Argentometri memiliki 3 metode umum yaitu : metode Mohr;
metode Fajans; dan metode Volhard. Untuk menganalisa kadar klorida dapat
menggunakan titrasi argentometri dengan metode mohr. Metode Mohr adalah
metode yang digunakan dalam pengukuran kadar klorida dan bromida dalam
suasana netral dengan larutan standar perak nitrat (AgNO3) dan penambahan
kalium kromat (K2CrO4) sebagai indikator. Metode mohr ini memiliki
kegunaan untuk menentukan kadar klorida pada sampel dalam suasana netral.
Jika ion klorida telah bereaksi dengan ion perak akan emmbentuk endapan,
maka ion kromat akan bereaksi dan emmbentuk endapan perak kromat
berwarna coklat atau endapan merah bata sebagai hasil akhir titrasinya.
B. Tujuan
1. Mahasiswa Mampu membuat Larutan Standar Primer NaCL 0,05 N
2. Mahasiswa Mampu Membuat larutan Standar Sekunder AgNO3 0,05N
3. Mamhasiswa mampu standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl standar
4. Mahasiswa mampu menetapkan kadar NaCl dalam Infus secara
Argentometri Mohr
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Argentometri
Titrasi adalah suatu proses dalam analisis volumetrik dimana suatu titran
atau larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya diteteskan melalui
buret ke dalam larutan lain yang belum diketahui konsentrasinya. Zat yang
akan ditentukan kadarnya disebut titran dan zat yang sudah diketahui kadarnya
disebut titer. (Hayyuningtyas, 2015)
Proses titrasi yang berdasarkan pembentukan endapan ion Ag+ yang
bertujuan untuk menentukan kadar suatu zat dalam suatu larutan disebut
argentometri. Argentometri merupakan suatu metode penetapan kadar
halogenida seperti klorida dan bromida yang membentuk endapan perak nitrat
pada suasana netral. Metode ini berprinsip pada reaksi pengendapan dimana
senyawa klorida dalam suasana netral atau sedikit basa dengan larutan baku
perak nitrat (AgNO3) dan penambahan larutan indikator kalium kromat
(K2CrO4) pada permulaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida dan setelah
titik ekivalen dengan sedikit penambahan perak nitrat akan bereaksi dengan
kromat membentuk endapan berwarna merah kecoklatan (Wahyu, T. 2015).
Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah
larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah
titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl-
dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl. Pada argentometri
metode penentuan ion halida dinamakan sesuai dengan nama penemunya yaitu
Mohr, Volhard dan Fajans.
Pada titrasi argentometri, zat yang diperiksa telah berikan indikator
dicampur dengan larutan standar perak nitrat (AgNO3). Dengan mengukur
volume larutan standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat
diendapkan, dan kadar garam suatu zat dalam larutan dapat ditentukan (Siti, A.
2021). Analisa argentometri biasanya digunakan untuk menentukan kadar
suatu zat yang mengandung unsur halogen seperti klorin, bromin, dan iodin.
Hal ini dikarenakan reaksi antara ion Ag+ dengan ion dari senyawa-senyawa
halogen tersebut dapat menghasilkan suatu endapan. Dalam metode ini, unsur-
unsur halogen tersebut mampu mengikat atau melepas satu ion perak (Ag+).
(Siti, A. 2021)
Metode titrasi argentometri memiliki beberapa jenis, yaitu metode Mohr,
metode Volhard, dan metode Fajans (Intan, et al. 2020)
Metode Mohr merupakan metode argentometri yang digunakan untuk
menetapkan kadar klorida dan bromida dalam suasana netral dengan larutan
standar AgNO3 dan penambahan K2CrO4 sebagai indikator. (Hayyuningtyas,
2015). Metode Volhard merupakan suatu metode dalam analisis kimia untuk
menentukan kandungan klorida, bromida, dan iodida melalui reaksi
pengendapan larutan AgNO3 dan selanjutnya kelebihan larutan AgNO3 dititrasi
dengan menggunakan larutan tiosianat (Merriam-Webster, 2019). Metode
Fajans merupakan salah satu jenis dari titrasi argentometri dimana metode ini
menggunakan adsorbsi sebagai indikatornya (Euis, et al. 2021). Dalam
penelitian ini digunakan titrasi metode Mohr.
B. Metode Mohr
Analisis kuantitif dilakukan untuk menentukan kadar NaCl dalam infus,
metode yang digunakan adalah Argentometri Mohr dilakukan dengan proses
titrasi. Metode ini umum digunakan untuk penetapan kadar halogenida seperti
klorida dan bromida yang membentuk endapan perak nitrat pada suasana
netral. Metode mohr dilakukan dengan menggunakan prinsip pembentukan
endapan berwarna merah bata dari Ag+ dengan indikator. Indikator yang sering
digunakan adalah kalium kromat. Pada titik akhir titrasi ion kromat akan
bereaksi dengan ion perak membentuk perak kromat.

2Ag+(aq) + CrO42-(aq) Ag2CrO2-4 (s) ............................(1)

Prinsip Argentometri Mohr adalah reaksi pengendapan dimana senyawa


klorida dalam suasana netral atau sedikit basa dengan larutan baku perak nitrat
(AgNO3) dan penambahan larutan indikator kalium kromat (K2CrO4) pada
permulaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida dan setelah titik ekuivalen,
maka penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan kromat
membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah kecoklatan.
Penambahan Indikator kalium kromat (K2CrO4) bertujuan untuk mengetahui
warna dari titik akhir titrasi.
Namun titrasi metode mohr ini masih memiliki kelemahan, yakni
keterbatasan pemakaiannya. Cara titrasi ini tidak dapat dipakai untuk
menentukan ion iodida, karena terjadinya reaksi reduksi oksidasi (redoks)
antara ion kromat dengan ion iodida (Pursitasari, 2017).

C. Natrium Klorida (NaCl)


BM NaCl : 58,44
Pemerian : Hablur bentuk kubus, tidak bewarna atau serbuk hablur putih;
rasa asin
Kelarutan : Mudah larut dalam air; sedikit lebih mudah larut dalam etanol
air mendidih; larut dalam gliserin; sukar larut dalam etanol. (Depkes RI, 2014 :
917)
NaCl merupakan garam Industri Farmasi yaitu jenis garam yang digunakan
sebagai bahan baku atau bahan penolong dengan spesifikasi kadar NaCl
minimal 99,8%, dan kadar impurities mendekati 0%. NaCl sendiri banyak
digunakan untuk pembuatan cairan infus, cairan pembersih darah
(Haemodialisa) atau garam murni. (Huljani dan Rahma, 2018).
Natrium klorida memiliki komposisi berupa cairan ekstraseluler tubuh.
Diperkirakan 0,9% larutan natrium memenuhi tekanan osmotik yang sama
dengan cairan tubuh. Natrium klorida memberikan suplemen elektrolit.
Natrium memberikan kation utama dalam cairan ekstraseluler dan berfungsi
mengatur distribusi air, keseimbangan cairan elektrolit, dan tekanan osmotic
cairan tubuh. Natrium juga bekerjasama dengan klorida dan bikarbonat dalam
keseimbangan regulasi asam basa. Klorida merupakan anion utama dalam
cairan ekstraseluler, mengikuti diposisi fisiologi natrium dan mengubah
keseimbangan asam basa dengan cara mengubah konsentrasi serum klorida.
D. Perak Nitrat (AgNO3)
AgNO3 atau yang dikenal sebagai perak nitrat merupakan senyawa hasil
reaksi dari logam perak dengan larutan asam nitrat pekat. Di bidang
kedokteran, larutan perak nitrat banyak dimanfaatkan sebagai bahan
antimikroba sebagai obat dari infeksi (Indah, et al. 2020). Namun, perlu
diperhatikan bahwa tingkat konsentrasi logam yang berlebihan dalam tubuh
dapat menyebabkan racun (Govind, 2014).
Perak nitrat merupakan senyawa kimia dengan rumus molekul 169,89
g/mol. Senyawa ini larut dalam air dan pada konsentrasi tertentu dapat
menyebabkan iritasi pada kulit. (Deni, et al. 2019)
BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan


1. Alat:
- Erlenmeyer 250 ml
- Buret 25 ml
- Gelas ukur
- Pipet tetes
- Gelas kimia
- Pipet volume
2. Bahan:
- NaCl 0,01 N
- AgNO3 0,01 N
- Infus NaCl
- Indikator K2CrO4 5%
B. Cara Kerja
1. Standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl standar
a. Dipipet NaCl 0,01 N 10 ml masukan dalam erlenmeyer
b. Ditambah 1 tetes indikator K2CrO4 5%
c. Dititrasi dengan larutan baku AgNO3 0,01 N sampai terjadi endapan
coklat merah bata
d. Ulangi sebanyak 3 kali
2. Penetapan Kadar
a. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
b. Ambil 1 ml infus NaCl dengan menggunakan pipet, masukkan ke
dalam erlemeyer
c. Tambahkan 4 tetes indikator K2CrO4 5%
d. Titrasi dengan larutan baku AgNO3 sampai terjadi endapan coklat
merah bata
e. Ulangi sebanyak 3 kali
C. Diagram Alir
1. Standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl standar
a.
10 ml NaCl 0,01 N

Masukan dalam Erlenmeyer lalu tambahkan

1 tetes indikator
K2CrO4 5 %

Dititrasi dengan larutan baku AgNO3 0,01 N sampai


terjadi endapan coklat merah bata
HASIL

2. Penetapan Kadar

1 ml infus NaCl

Dimasukkan ke dalam erlenmeyer

Ditambahkan 4 tetes indicator K2CrO4


5%
Titrasi dengan larutan AgNO3, hingga berubah warna

Hasil Endapan merah bata


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Hasil Percobaan


1. Standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl standar
Percobaan 1

Percobaan 2

Percobaan 3
• Volume Pemipetan NaCl 0,01 N = 10 ml
• Pembacaan Buret :
1. 12,6 ml
2. 12,5 ml
3. 12,4 ml
12,6+12,5+12,4
• Volume rata-rata = = 12, 5 ml
3
• Perhitungan : (V x N) AgNO3 = (V x N) NaCl
(12,5 x N) = (10 x 0,01)
0,1
N=
12,5
N = 0,008

2. Penetapan Kadar

No Sampel Perlakuan Hasil


1. NaCl 1 ml NaCl dimasukkan Endapan merah bata
kedalam erlenmeyer dan
ditambahkan 4 tetes
indikator K2CrO4 5 %
kemudian dititrasi dengan
larutan baku AgNO3
2. NaCl 1 ml NaCl dimasukkan Endapan merah bata
kedalam erlenmeyer dan
ditambahkan 4 tetes
indikator K2CrO4 5 %
kemudian dititrasi dengan
larutan baku AgNO3
3. NaCl 1 ml NaCl dimasukkan Endapan merah bata
kedalam erlenmeyer dan
ditambahkan 4 tetes
indikator K2CrO4 5 %
kemudian dititrasi dengan
larutan baku AgNO3

Perhitungan :

o Pembacaan buret :
1) 0,00 – 25,5 = 25,5 ml
2) 0,00 – 23,8 = 23,8 ml
3) 0,00 – 24,5 = 24,5 ml
o Rata-rata volume : (25,5 + 23,8 + 24,5)/3 = 24,6 ml
o Kesetaraan : 1 ml AgNO3 0,1 N  5,844 mg NaCl
o Rumus :
(𝑉 𝑋 𝑁)𝐴𝑔𝑁𝑂3 𝑋 
= A mg/ml
𝑁  Volume Pemipetan Sampel

24,6 𝑋 0,008 𝑋 5,844


= A mg/ml
0,1 𝑋 1

1,15
= 11,5 mg/ml
0,1

o Persentase :
𝐴 11,5
𝑥 100% → 1000 𝑥 100% = 1,15 %
1000

B. Pembahasan
1. Standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl standar
Praktikum kali ini adalah melakukan standarisasi larutan AgNO3
dengan NaCl sebagai titran dan juga menambahkan indikator K2CrO4 5%.
Penambahan indikator K2CrO4 5% berfungsi sebagai pemicu terjadinya
endapan coklat merah bata, karena ketika perubahan ini muncul maka
menandakan bahwa proses titrasi berakhir. Kemudian percobaan ini
dilakukan sebanyak tiga kali.
Standarisasi ini dilakukan menggunakan metode Argentometri Mohr,
titrasi Argentometri Mohr adalah metode yang dilakukan untuk
menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan
pembentukan endapan bersama ion Ag+.
Pada proses titrasi untuk penentuan titik akhir umumnya digunakan
indikator. Indikator yang digunakan pada percobaan ini adalah K2CrO4
5%. Pemberian indikator ini bertujuan untuk memperoleh titik akhir titrasi.
Titik akhir titrasi dinyatakan dengan munculnya endapan coklat merah
bata.
Pada percobaan ini digunakan 10 ml NaCl 0,01 N yang ditambah
dengan 1 tetes indikator K2CrO4 5% yang membuat larutan menjadi
berwana kuning muda, kemudian dititrasi dengan AgNO3 0,01 N sampai
terjadi endapan coklat merah bata yang merupakan titik akhir titrasi. Pada
percobaan pertama, kedua dan ketiga, titik ekivalen menunjukkan pada
volume berturut-berturut yaitu 12,6 ml, 12,5 ml dan 12,4 ml.
Dari ketiga percobaan tersebut dapat disimpulkan normalitas AgNO3
adalah 0,008 ml.
2. Penetapan Kadar
Praktikum kali ini membahas tentang cara penetapan kadar NaCl dalam
suatu infus secara argentometri menggunakan metode mohr, dimana
metode ini merupakan salah satu dari metode titrasi argentometri untuk
menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan
pembentukan endapan bersama ion Ag+. Tujuan dari metode ini adalah
untuk menghasilkan suatu endapan yang mana senyawa AgNO3 akan
bereaksi dengan larutan NaCl dan apabila Cl- habis bereaksi dengan Ag+
maka sisa Ag+ akan bereaksi dengan CrO42- dari indikator K2CrO4 dan
menghasilkan endapan merah bata.
Dalam menentukan kadar NaCl didalam infus, percobaan ini perlu
dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan untuk mendapatkan rata-rata
kadar NaCl tersebut. Dari ketiga percobaan ini didapatkan volume dengan
hasil yang berbeda-beda sebagaimana penjelasan berikut :
Pada percobaan pertama, hasil titrasi antara AgNO3 dengan NaCl
menunjukkan titik ekivalen pada volume 25,5 ml, dan mengalami
perubahan warna dari yang semula bening kemudian membentuk endapan
merah bata.
Pada percobaan kedua, hasil titrasi antara AgNO3 dengan NaCl
menunjukkan titik ekivalen pada volume 23,8 ml, dan mengalami
perubahan warna dari yang semula bening kemudian membentuk endapan
merah bata.
Pada percobaan ketiga, hasil titrasi antara AgNO3 dengan NaCl
menunjukkan titik ekivalen pada volume 24,5 ml, dan mengalami
perubahan warna dari yang semula bening kemudian membentuk endapan
merah bata.
Dari data-data diatas didapatkan kadar dari larutan NaCl dalam infus
sebanyak 1,15 %.
BAB V
KESIMPULAN
Dari dua percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
1) Metode mohr merupan salah satu dari titrasi argentometri
2) Titrasi argentometri sebagai metode penentuan kadar dengan prinsip
terbentuknya endapan.
3) Dari ketiga percobaan standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCl standar yang
dilakukan didapatkan hasil dari penunjukkan titik ekivalen terhadap percobaan
pertama, kedua, dan ketiga, berturut turut pada volume 12,6 ml, 12,5 ml, dan
12,4 ml yang menunjukan hasil titrasi akhir yaitu terjadi endapan coklat merah
bata.
4) Normalitas AgNO3 adalah 0,008 ml.
5) Dari ketiga percobaan penetapan kadar yang dilakukan didapatkan hasil dari
penunjukkan titik ekivalen terhadap percobaan pertama, kedua, dan ketiga,
berturut turut pada volume 25,5 ml, 23,8 ml, dan 24,5 ml.
6) Kadar NaCl dalam infus sebanyak 1,15 %
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, S. 2021. Analisis Kadar Klorida pada Sampel Air Sumur Menggunakan
Metode Argentometri Berdasarkan SNI 6989.19.2009. Universitas Jambi:
Jambi.
Amalia, I, et al. 2020. Toksisitas Larutan Perak Nitrat (AgNO3) pada Mencit
Balb-c Berdasarkan Kadar SGPT dan SGOT. Universitas Brawijaya:
Malang.
Cahyadi, D. 2019. Verifikasi Pengujian Kandungan Perak Nitrat dalam Tinta
Pemilu dengan Titrasi Argentometri Metode Volhard. Kementrian
Perindustrian RI: Bandung.
Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Dapartemen Kesehatan
RI: Indonesia.
Govind, P., Madshuri, S. 2014. Heavy Metals Causing Toxicity in Animal and
Fishes. Res. J. Anim. Vet. Fish. Sci., 2(2), 17-23.
Hayyuningtyas, A.R. 2015. Penurunan Kadar Cl Pada Air Sumur Diii Teknik
Kimia Setelah Melewati Demineralized Water Dengan Metode Titrasi
Argentometri Decreased Levels In Water Wells Cl Diii Chemical
Engineering After Passing Demineralized Water With Titration Methods
Argentometry. Undergraduate thesis: Universitas Diponegoro.
Huljani, M dan N. Rahma. ALKIMIA : Jurnal Ilmu Kimia Dan Terapan. Vol. 2
(2). Palembang: 2018.
I Dewa Agung K. Sudarsana, 2014. “Jurnal Chemistry Laboratory”. Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Wira Medika PPNI Bali : Denpasar
Kusniawati, E, et al. 2021. Analisa Sifat Air Injeksi Berdasarkan Parameter Ph,
Tss, Tds, Do Dan Kesadahan. Politeknik Akamigas: Palembang.
Linda elma, Yulianda, 2017. “Penetapan Kadar Natrium Klorida (NaCl) Dalam
Sediaan Infus Merek A, B, C Dengan Menggunakan Metde Argentometri
Mohr”. Diploma thesis, Akafarma Sunan Giri Ponorogo
Merriam-Webster. 2019. Volhard Method Merriam-Webster. Merriam-Webster
Incorporated. Available at:
https://www.merriamwebster.com/dictionary/Volhard method.
Nadiah, I, et al. 2020. Analisis Kandungan Garam pada Ikan Asin dari Daerah
Tegal dan Brebes dengan Metode Argentometri. Politeknik Harapan
Bersama: Tegal.
Pursitasari ID. Kimia Analitik Dasar. II. Bandung: ALFABETA; 2017.
Tilawati, W. 2015. Identifikasi dan Penetapan Kadar Klorin (CL2) dalam Beras
Putih di Pasar Tradisioal Klepeu dengan Metode Argentmetri. STIKES
Muhammadiyah Klaten: Klaten.

Anda mungkin juga menyukai