Disusun Oleh:
Nama : Laurentius Gabriel K.P._________
NIM_: 21518244011_________________
Prodi : S1 Pendidikan Teknik Mekatronika
Kata Pengantar
Daftar Isi
Cover …………………………………………………………………1
Kata Pengantar ……………………………………………………….2
Daftar Isi ……………………………………………………………...3
Ajaran Sosial Gereja ………………………………………………….4
Perkawinan Katolik dan perkawinan pada umumnya ………………..7
Masalah keadilan sosial ……………………………………………..12
Hidup dan pandangan hidup ………………………………………...13
Sejarah panggilan Abraham dan bangsa Israel ……………………..19
1.) Dalam ASG kita diajak untuk selalu membela sih miskin, maka
jika kita implementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari, kita
bisa selalu membantu si miskin dalam memenuhi kebutuhannya
setiap hari, atau memilih untuk berbelanja dipasar dan membantu
perekonomian mereka dari pada berbelanja di toko besar.
Monogami:
Tak Terceraikan :
isteri yang telah dibaptis tidak dapat saling memisahkan diri (bdk. Ef.
5 ayat 22-33). Dan Indissolubilitas relativa: yaitu bahwa ikatan
perkawinan tersebut memang tidak dapat diputuskan atas dasar
konsensus dan kehendak suami-isteri itu sendiri, namun dapat
diputuskan kuasa gerejawi yang berwenang setelah terpenuhinya
ketentuan-ketentuan yang dituntut oleh hukum seperti diatur dalam
Kanon 1142 (matriomonium non consummatum) dan Kanon 1143-
1149 (khusus untuk perkawinan non sakramen). Implikasi konsep
perkawinan yang tak terceraikan ini dalam kehidupan Perkawinan,
yakni bahwa: Perkawinan Katolik adalah Perkawinan yang Monogam
dan Tak Terceraikan (Kanon 1065); Perkawinan Katolik adalah
Perkawinan yang Sakramental (1055 dan 1056); Perkawinan Katolik
adalah Perkawinan yang Tidak dapat diputus oleh kuasa manusiawi
mana pun dan dengan alasan apa pun (Kanon 1141); dan Perkawinan
Katolik memperoleh Perlindungan Hukum (Kanon 1060).
1. Halangan Umur
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menetapkan batas umur
minimal pria 20 tahun dan wanita 18 tahun untuk dapat dinikahkan
secara Katolik. Negara menetapkan batas minimal pria 19 tahun dan
wanita 16 tahun, Hukum Kanonk menetapkan batas minimal pria 16
tahun dan wanita 14 tahun (karena berlaku untu di seluruh dunia).
Maka atas pertimbangan dan kewenangan, Gereja Katolik di Indonesia
memakai ketetapan dari KWI di atas.
2. Halangan Impotensi
Yaitu impotensi yang terjadi sebelum perkawinan dilaksanakan dan
impotensi itu sifatnya tetap (tidak dapat disembuhkan). Impotensi yang
dimaksud entah diketahui atau tidak tetap membuat perkawinan tidak
sah secara Katolik. Sedangkan kemandulan tidak melarang atau
menggagalkan perkawinan Katolik.
Meski perkawinan yang dahulu (yang pertama) tidak sah atau telah
diputuskan atas alasan apa pun, perkawinan baru tidak boleh
dilangsungkan, sebelum ada kepastian yang jelas menurut hukum
bahwa perkawinan tersebut tidak sah atau telah diputuskan.
Halangan ini didasari atas sifat perkawinan Katolik yang tunggal dan
tidak dapat diceraikan.
6. Halangan Kejahatan
Jika demi perkawinan yang baru seseorang membunuh jodohnya
sendiri atau jodoh dari orang yang hendak dikawini. Atau jika 2 orang
yang ingin kawin, bekerjasama secara fisik atau moral melakukan
pembunuhan terhadap suami atau istri mereka.
yang sudah ada, dan agar menjadi hukuman bagi perbuatan kejahatan
berat yang dilakukan. Dispensasi dari halangan ini hanya dapat
diperoleh dari Bapa Paus.
Dasar dari halangan ini adalah demi keturunan, supaya cinta tidak
hanya berputar di sekitar keluarga saja, dan agar cinta persaudaraan
tetap murni sebagai cinta persaudaraan. Lihat juga Kitab Imamat 18:6-
18.
Matius 5:33-37
2. Hati Manusia
Kehendak yang diberikan Allah kepada manusia merupakan sesuatu
kebebasan
dalam menentukan segala sesuatu dalam kehidupannya. Kehendak
manusia sangat
bergantung kepada hati yang dimiliki oleh manusia. Hati secara
etimologis memiliki arti sifat
(tabiat) batin manusia.13 Hati adalah pengenalan akan diri sendiri
dalam kaitannya dengan
hukum benar dan salah yang telah diketahui.14 Jadi dari pemaparan ini
dapat dipahami bahwa
3. Pikiran Manusia
Selain hati manusia, yang dapat memperngaruhi kehendak bebas
manusia adalah
pikirannya. Manusia adalah makluk berpikir, dengan pikirannya dapat
menemukan segala hal
baru yang dapat mengubah dunia. Perubahan dunia, dari dunia purba
hingga sampai pada era
postmodern ini merupakan suatu hasil dari pikiran-pikiran orang
terdahulu. Secara etimologi
pikiran diartikan hasil berpikir, akal, ingatan, angan-angan, gagasan,
niat, maksud.17 Dalam
hal ini pikiran merupakan sesuatu yang tidak kelihatan secara kasat
mata yang muncul ketika
manusia menggunakan otaknya untuk melakukan suatu kegiatan
berfikir. Namun pikiran
yang dimiliki oleh manusia dapat diketahui oleh orang lain ketikan
pikiran itu tertuang pada
sebuah hasil berfikir berupa gagasan, ide, solusi penyelesaian masalah,
opini dan pendapat.
Contoh :
Musa akhirnya digantikan oleh abdinya yang setia yaitu Yosua bin
Nun, yang akhirnya berhasil memimpin bangsa Israel masuk dan
menduduki tanah Kanaan.