Anda di halaman 1dari 4

Patofisiologi Gangguan Sistem Endokrin : Hypotiroidisme

tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan


Medikal Bedah
Dosen Pengampu : Ns. Triana Arisdiani, S.Kep.,M.Kep.,Sp.,M.B. dan
Tim

Disusun Oleh :
Nama : Falis Hakim
NIM : SK 622002

Program Studi Keperawatan (S1)


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Oktober 2022/2023
I. Patofisiologi Hipotiroidisme
Hipotiroidisme dapat mencerminkan malfungsi hipotalamus, hipofisis, atau
kelenjar tiroid yang semuanya merupakan bagian dalam mekanisme umpan balik
negative yang sama. Akan tetapi, gangguan pada hipotalamus dan hipofisis jarang
menyebabkan hipotiroidisme. Hipotiroidisme primer, yang merupakan gangguan
kelenjar tiroid itu sendiri paling sering ditemukan.
Tiroiditis autoimun kronis, juga disebut tiroiditis limfositik kronis, terjadi
ketika autoantibodi menghancurkan jaringan kelenjar tiroid. Tiroiditis autoimun
kronis yang disertai penyakit gondok (goiter) dinamakan tiroiditis Hashimoto.
Penyebab proses autoimun ini tidak diketahui kendati hereditas memainkan
peranan dan subtype antigen leukosit manusia yang spesifik dikaitkan dengan
resiko yang lebih besar.
Di luar kelenjar tiroid, antibody dapat mengurangi efek hormone tiroid
melalui dua cara. Pertama, antibody dapat menyekat reseptor TSH (Thyroid-
Stimulating Hormone) dan mencegah produksi TSH. Kedua, antibody antitiroid
yang sitotoksik dapat menyerang sel-sel tiroid.
Tiroiditis sub akut, tiroiditis tanpa rasa nyeri, dan tiroiditis pascapartum
merupakan keadaan yang sembuh sendiri dan biasanya akan diikuti episode
hipertiroidisme. Hipotiroidisme subklinis yang tidak diobati pada dewasa
kemungkinan akan menjadi nyata dengan insiden sebesar 5% hingga 20% per
tahun. (Kowalak, Welsh, & Mayer, 2011)
II. PATHWAY HIPOTIROIDISME
Daftar Pustaka
Kowalak, S. . et all.(2011). Buku Ajar Patofisiologi (Professional Guide to
Pathophysiology). Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai