Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran Matematika
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Devi Fitri Rahmawati 1212050043
Fika Nur Fadhilah 1212050061
Hami Ahqafi 1212050068
Kelompok 10
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................................................................................................................2
BAB I...........................................................................................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN........................................................................................................................................................................................................5
A. Latar Belakang..................................................................................................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................................................................................................5
C. Tujuan Masalah.................................................................................................................................................................................................6
BAB II..........................................................................................................................................................................................................................7
KAJIAN TEORI...........................................................................................................................................................................................................7
A. Pengertian Metakognitif....................................................................................................................................................................................7
B. Manfaat Metakognitif........................................................................................................................................................................................8
C. Fungsi Metakognitif..........................................................................................................................................................................................9
D. Hakikat Pengajaran dan Pembelajaran Metakognitif......................................................................................................................................10
E. Pengertian Kemampuan Pemahaman Matematis............................................................................................................................................11
F. Indikator Kemampuan Pemahaman Matematis..............................................................................................................................................12
G. Rubrik Skoring Kemampuan Pemahaman Matematis....................................................................................................................................13
H. Kisi – Kisi dan Soal Kemampuan Pemahaman Matematis.............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemahaman mempunyai pengertian yaitu penguasaan terhadap sesuatu melalui pikiran, oleh sebab itu belajar mempunyai sasaran
untuk mengerti baik secara makna maupun secara filosofis, serta mampu mengaplikasikan materi yang dipelajari. Pemahaman
mempunyai makna yang menjadi dasar dalam posisi tahapan belajar sesuai dengan proporsinya. Tanpa adanya pemahaman, maka
pengetahuan serta sikap tidak mempunyai makna.
Menurut NCTM (dalam Kusumawati), dalam rangka pencapaian pemahaman yang bermakna, perlu dilakukan pengarahan
terhadap pembelajaran matematika terutama dalam hal mengembangkan kemampuan antara koneksi matematik antar ide, kemudian
adanya pemahaman mengenai ide-ide matematik yang saling berkaitan antara satu sama lain sehingga dapat membangun pemahaman
secara menyeluruh, dan memanfaatkan matematika dalam bidang ilmu lainnya. Menurut Ruseffendi (1998) konsep adalah ide abstrak,
yang dapat menyebabkan seseorang membagi suatu objek atau peristiwa menjadi dua bagian, yaitu contoh dan contoh ide abstrak.
Pemahaman konsep menjadi aspek yang mempunyai peran dalam proses pembelajaran, mengingat bahwa jika siswa memiliki
pemahaman konsep maka siswa akan mampu meningkatkan kemampuan dalam semua materi yang dipelajari. Dalam pembelajaran
matematika membutuhkan adanya penanaman konsep pada siswa. Siswa mempunyai peran dalam pengembangan matematika secara
berkelanjutan maupun dalam menerapkan matematika dalam keseharian atau kehidupan nyata.
Dalam proses pembelajaran anak perlu diberikan motivasi agar dapat mengembangkan kemampuan berpikir, cara terkait
penggunaan rumus dalam suatu permasalahan. Matematika bukan hanya digunakan untuk menyelesaikan soal, tetapi juga digunakan
untuk melakukan analisis yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan nyata sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Metakognitif ?
2. Bagaimana manfaat Metakognitif bagi pembelajaran?
3. Apa Fungsi Metakognitif bagi pembelajaran?
4. Bagaimana hakikat Metakognitif?
5. Apa pengertian kemampuan Pemahaman Matematis?
6. Apa saja indikator kemampuan Pemahaman Matematis?
7. Bagaimana rubrik skoring kemampuan Pemahaman Matematis?
8. Bagaimana kisi-kisi dan soal yang sesuai dengan kemampuan Pemahaman Matematis?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Metakognitif
2. Untuk mengetahui manfaat Metakognitif
3. Untuk mengetahui fungsi dari Metakognitif
4. Untuk mengetahui hakikat metakognitig
5. Untuk mengetahui pengertia dari kemampuan Pemahaman Matematis
6. Untuk mengetahui indikator-indikator dari kemampuan Pemahaman Matematis
7. Untuk mengetahui rubrik skoring dari kemampuan Pemahaman Matematis
8. Untuk mengetahui kisi-kisi dan soal yang sesuai dengan kemampuan Pemahaman Matematis
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Metakognitif
Berbagai pengertian tentang metakognisi dikemukan oleh pakar sangatberagam. Menurut wikipedia (2008) dalam Chairani
(2016:33), metakognitif berasal dari bahasa Inggis yaitu metacognition yang berasal dari dua kata yang dirangkai yaitu meta dan
cognition. Meta dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan after, beyond, with, adjacent, yang berarti setelah. Sedangkan cognition
berasal dari bahasa latin “cognoscere” yang berarti mengetahui. Metakognisi merupakan istilah yang diperkenalkan Flavell tahun 1976.
Flavell (Lioe et al., 2006) menyatakan bahwa metakognisi merupakan kesadaran seseorang tentang proses kognitifnya dan
kemandiriannya untuk mencapai tujuan tertentu. Secara lebih rinci Biryukov (2003) mengemukakan bahwa konsep metakognisi
merupakan dugaan pemikiran seseorang tentang pemikirannya yang meliputi pengetahuan metakognitif (kesadaran seseorang tentang apa
yang diketahuinya), keterampilan metakognitif (kesadaran seseorang tentang sesuatu yang dilakukannya) dan pengalaman metakognitif
(kesadaran seseorang tentang kemampuan kognitif yang dimilikinya). Misalnya siswa SMP mempelajari materi bilangan bulat, dia perlu
menyadari pengetahuan yang dimilikinya tentang konsep dan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat yang telah dipelajarinya dari SD,
mengetahui dan memahami prosedur operasi hitung bilangan bulat yang dilakukannya dan menyadari kemampuan yang dimilikinya
untuk menyelesaikan masalah terkait bilangan bulat.
Pengetahuan metakognitif memuat pengetahuan deklaratif (declarative knowledge), pengetahuan prosedural (procedural
knowledge), dan pengetahuan kondisional (conditional knowledge) (OLRC News, 2004). Pengetahuan deklaratif yaitu pengetahuan
tentang diri sendiri sebagai pebelajar serta pengetahuan tentang strategi, keterampilan dan sumber-sumber belajar yang dibutuhkannya
untuk keperluan belajar. Pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang bagaimana menggunakan segala sesuatu yang telah diketahui
dalam pengetahuan deklaratif dalam aktivitas belajarnya. Pengetahuan kondisional yaitu pengetahuan tentang bilamana menggunakan
suatu prosedur, keterampilan, atau strategi dan bilamana hal-hal tersebut tidak digunakan, mengapa suatu prosedur berlangsung dan
dalam kondisi yang bagaimana berlangsungnya, dan mengapa suatu prosedur lebih baik daripada prosedur-prosedur yang lain. Oleh
sebab itu pengetahuan metakognitif dianggap sebagai berpikir tingkat tinggi karena melibatkan fungsi eksekutif yang lebih
mengkoordinasikan perilaku pembelajaran.
Pengalaman metakognitif melibatkan penggunaan strategi metakognitif Strategi metakognitif adalah proses sekuensial untuk
mengontrol aktivitas kognitif dan memastikan bahwa tujuan kognitif telah dipenuhi. Proses ini menurut (OLRC News, 2004) metakognisi
membantu untuk mengatur dan mengawasi belajar dan terdiri dari: (1) perencanaan (planning), yaitu kemampuan merencanakan aktivitas
belajarnya; (2) strategi mengelola informasi (information management strategies), yaitu kemampuan strategi mengelola informasi
berkenaan dengan proses belajar yang dilakukan; (3) memonitor secara komprehensif (comprehension monitoring), yaitu kemampuan
dalam memonitor proses belajarnya dan hal-hal yang berhubungan dengan proses; (4) strategi debugging (debugging strategies), yaitu
strategi yang digunakan untuk membetulkan tindakan-tindakan yang salah dalam belajar; dan (5) evaluasi (evaluation), yaitu
mengevaluasi efektivitas strategi belajarnya, apakah ia akan mengubah strateginya, menyerah pada keadaan.
Pengertian metakognitif yang dikemukakan oleh para pakar di atas sangat bervariasi, namun pada hakekatnya memberikan
penekanan pada kesadaran berpikir seseorang tentang proses berpikirnya sendiri. Kesadaran berpikir seseorang yang dimaksud adalah
kesadaran seseorang tentang sesuatu yang diketahui, sesuatu yang dilakukan, sesuatu yang akan dilakukan dan sesuatu pengetahuan yang
dimiliki. Karena itu, metakognisi dapat dibagi menjadi dua komponen, yaitu: pengetahuan metakognitif dan keterampilan metakognitif.
Pengetahuan metakognitif berkaitan dengan pengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan kondisional. Keterampilan
metakognitif berkaitan dengan keterampilan perencanaan, keterampilan monitoring, dan keterampilan evaluasi.
B. Manfaat Metakognitif
Metakognisi penting dalam pendidikan karena telah terbukti penting untuk keberhasilan pembelajaran. Siswa yang sering
menggunakan keterampilan metakognitif mereka mencapai skor tes yang lebih baik dan melakukan pekerjaan lebih efisien. Para siswa ini
dengan cepat mengidentifikasi strategi apa yang digunakan untuk tugas dan fleksibel untuk menggantikan atau memodifikasi untuk
mencapai tujuan mereka.
Bahkan, telah diamati bahwa pengetahuan metakognitif dapat mengimbangi IQ dan kurangnya pengetahuan sebelumnya.
Selain itu, sebuah studi oleh Rosen, Lim, Carrier & Cheever (2011) menemukan bahwa mahasiswa dengan kemampuan metakognitif
tinggi menggunakan ponsel lebih sedikit selama di kelas. Manfaat lain dari metakognisi meliputi:
1. Membantu peserta didik menjadi peserta didik yang mandiri dan mandiri, mengendalikan kemajuan mereka sendiri.
2. Berguna di berbagai usia.
3. Keterampilan metakognitif membantu memperluas apa yang dipelajari ke berbagai konteks dan tugas.
4. Keterampilan mengajar metakognisi di sekolah tidak mahal dan juga tidak membutuhkan perubahan infrastruktur.
Adapun manfaat metakognitif adalah sebagai berikut.
1. Siswa terlatih untuk merefleksikan setiap pengetahuan yang ia peroleh.
2. Siswa bisa menjadi problem solver atas permasalahan di sekolah.
3. Siswa terlatih untuk mandiri, kreatif, dan bekerja keras.
4. Guru lebih mudah untuk mengontrol siswa dalam pembelajaran.
5. Siswa lebih mudah mengingat materi pelajaran yang diberikan oleh guru.
Menurut Marzano (1998), manfaat metakognisi bagi guru dan siswa adalah menekankan pemantauan diri dan tanggung jawab siswa.
Siswa dapat meregulasi diri sendiri dengan melakukan perencanaan, pengarahan, dan evaluasi. Seorang siswa yang sudah memiliki
strategi metakognisi akan akan lebih cepat menjadi pebelajar mandiri. Menurut Susantini (2004), melalui metakognisi siswa mampu
menjadi pebelajar mandiri, menumbuhkan sikap jujur, berani mengakui kesalahan, dan dapat meningkatkan hasil belajar secara nyata.
C. Fungsi Metakognitif
Metakognitif memiliki beberapa fungsi seperti berikut :
1. Sebagai sarana untuk berpikir secara mendalam, sampai diperoleh suatu jawaban atas setiap permasalahan.
2. Sebagai sarana untuk melatih kemampuan berpikir individu.
3. Sebagai salah satu upaya dalam membentuk individu pembelajaran
Mengidentifikasi 0-2
data/konsep/prinsip yang
termuat dalam informasi
yang diberikan
Mengidentifikasi 0-2
data/konsep/prinsi yang
termuat dalam informasi
yang diberikan
budiskj. (2022, Juni 1). Pengertian metakognisi, contoh dan manfaat. Retrieved from Sridianti.com:
https://www.sridianti.com/sosiologi/pengertian-metakognisi-contoh-dan-manfaat.html
Huda, F. A. (2019, Oktober 15). Pengertian Pendekatan Metakognitif. Retrieved from fatkhan.web.id: https://fatkhan.web.id/pengertian-
pendekatan-metakognitif/
Murni, A. (2019). METAKOGNISI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Jurnal Prinsip Pendidikan Matematika.
sereliciouz. (2022, April 18). Metakognitif – Pengertian, Manfaat, Strategi. Retrieved from Quipper BLOG:
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/metakognitif/
Suratno. (2011). Kemampuan Metakognisi dengan Metacognitive Awareness Inventory (MAI) pada Pembelajaran Biologi SMA dengan Strategi
Jigsaw, Reciprocal Teaching (RT), dan Gabungan Jigsaw-RT. JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN.