Anda di halaman 1dari 18

Mengembangkan Indikator Metakognitif Matematika : Pemahaman

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran Matematika

Dosen Pengampu :

Drs. Hj. Wati Susilawati, M.Pd

Disusun Oleh :
Devi Fitri Rahmawati 1212050043
Fika Nur Fadhilah 1212050061
Hami Ahqafi 1212050068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2022
Kata Pengantar
Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabaarakatu
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Tanpa pertolonganNya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Mengembangkan Indikator Metakognitif Matematika :
Pemahaman”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandung, …. November 2022

Kelompok 10
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................................................................................................................2
BAB I...........................................................................................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN........................................................................................................................................................................................................5
A. Latar Belakang..................................................................................................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................................................................................................5
C. Tujuan Masalah.................................................................................................................................................................................................6
BAB II..........................................................................................................................................................................................................................7
KAJIAN TEORI...........................................................................................................................................................................................................7
A. Pengertian Metakognitif....................................................................................................................................................................................7
B. Manfaat Metakognitif........................................................................................................................................................................................8
C. Fungsi Metakognitif..........................................................................................................................................................................................9
D. Hakikat Pengajaran dan Pembelajaran Metakognitif......................................................................................................................................10
E. Pengertian Kemampuan Pemahaman Matematis............................................................................................................................................11
F. Indikator Kemampuan Pemahaman Matematis..............................................................................................................................................12
G. Rubrik Skoring Kemampuan Pemahaman Matematis....................................................................................................................................13
H. Kisi – Kisi dan Soal Kemampuan Pemahaman Matematis.............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemahaman mempunyai pengertian yaitu penguasaan terhadap sesuatu melalui pikiran, oleh sebab itu belajar mempunyai sasaran
untuk mengerti baik secara makna maupun secara filosofis, serta mampu mengaplikasikan materi yang dipelajari. Pemahaman
mempunyai makna yang menjadi dasar dalam posisi tahapan belajar sesuai dengan proporsinya. Tanpa adanya pemahaman, maka
pengetahuan serta sikap tidak mempunyai makna.
Menurut NCTM (dalam Kusumawati), dalam rangka pencapaian pemahaman yang bermakna, perlu dilakukan pengarahan
terhadap pembelajaran matematika terutama dalam hal mengembangkan kemampuan antara koneksi matematik antar ide, kemudian
adanya pemahaman mengenai ide-ide matematik yang saling berkaitan antara satu sama lain sehingga dapat membangun pemahaman
secara menyeluruh, dan memanfaatkan matematika dalam bidang ilmu lainnya. Menurut Ruseffendi (1998) konsep adalah ide abstrak,
yang dapat menyebabkan seseorang membagi suatu objek atau peristiwa menjadi dua bagian, yaitu contoh dan contoh ide abstrak.
Pemahaman konsep menjadi aspek yang mempunyai peran dalam proses pembelajaran, mengingat bahwa jika siswa memiliki
pemahaman konsep maka siswa akan mampu meningkatkan kemampuan dalam semua materi yang dipelajari. Dalam pembelajaran
matematika membutuhkan adanya penanaman konsep pada siswa. Siswa mempunyai peran dalam pengembangan matematika secara
berkelanjutan maupun dalam menerapkan matematika dalam keseharian atau kehidupan nyata.
Dalam proses pembelajaran anak perlu diberikan motivasi agar dapat mengembangkan kemampuan berpikir, cara terkait
penggunaan rumus dalam suatu permasalahan. Matematika bukan hanya digunakan untuk menyelesaikan soal, tetapi juga digunakan
untuk melakukan analisis yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan nyata sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Metakognitif ?
2. Bagaimana manfaat Metakognitif bagi pembelajaran?
3. Apa Fungsi Metakognitif bagi pembelajaran?
4. Bagaimana hakikat Metakognitif?
5. Apa pengertian kemampuan Pemahaman Matematis?
6. Apa saja indikator kemampuan Pemahaman Matematis?
7. Bagaimana rubrik skoring kemampuan Pemahaman Matematis?
8. Bagaimana kisi-kisi dan soal yang sesuai dengan kemampuan Pemahaman Matematis?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Metakognitif
2. Untuk mengetahui manfaat Metakognitif
3. Untuk mengetahui fungsi dari Metakognitif
4. Untuk mengetahui hakikat metakognitig
5. Untuk mengetahui pengertia dari kemampuan Pemahaman Matematis
6. Untuk mengetahui indikator-indikator dari kemampuan Pemahaman Matematis
7. Untuk mengetahui rubrik skoring dari kemampuan Pemahaman Matematis
8. Untuk mengetahui kisi-kisi dan soal yang sesuai dengan kemampuan Pemahaman Matematis
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Metakognitif
Berbagai pengertian tentang metakognisi dikemukan oleh pakar sangatberagam. Menurut wikipedia (2008) dalam Chairani
(2016:33), metakognitif berasal dari bahasa Inggis yaitu metacognition yang berasal dari dua kata yang dirangkai yaitu meta dan
cognition. Meta dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan after, beyond, with, adjacent, yang berarti setelah. Sedangkan cognition
berasal dari bahasa latin “cognoscere” yang berarti mengetahui. Metakognisi merupakan istilah yang diperkenalkan Flavell tahun 1976.
Flavell (Lioe et al., 2006) menyatakan bahwa metakognisi merupakan kesadaran seseorang tentang proses kognitifnya dan
kemandiriannya untuk mencapai tujuan tertentu. Secara lebih rinci Biryukov (2003) mengemukakan bahwa konsep metakognisi
merupakan dugaan pemikiran seseorang tentang pemikirannya yang meliputi pengetahuan metakognitif (kesadaran seseorang tentang apa
yang diketahuinya), keterampilan metakognitif (kesadaran seseorang tentang sesuatu yang dilakukannya) dan pengalaman metakognitif
(kesadaran seseorang tentang kemampuan kognitif yang dimilikinya). Misalnya siswa SMP mempelajari materi bilangan bulat, dia perlu
menyadari pengetahuan yang dimilikinya tentang konsep dan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat yang telah dipelajarinya dari SD,
mengetahui dan memahami prosedur operasi hitung bilangan bulat yang dilakukannya dan menyadari kemampuan yang dimilikinya
untuk menyelesaikan masalah terkait bilangan bulat.
Pengetahuan metakognitif memuat pengetahuan deklaratif (declarative knowledge), pengetahuan prosedural (procedural
knowledge), dan pengetahuan kondisional (conditional knowledge) (OLRC News, 2004). Pengetahuan deklaratif yaitu pengetahuan
tentang diri sendiri sebagai pebelajar serta pengetahuan tentang strategi, keterampilan dan sumber-sumber belajar yang dibutuhkannya
untuk keperluan belajar. Pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang bagaimana menggunakan segala sesuatu yang telah diketahui
dalam pengetahuan deklaratif dalam aktivitas belajarnya. Pengetahuan kondisional yaitu pengetahuan tentang bilamana menggunakan
suatu prosedur, keterampilan, atau strategi dan bilamana hal-hal tersebut tidak digunakan, mengapa suatu prosedur berlangsung dan
dalam kondisi yang bagaimana berlangsungnya, dan mengapa suatu prosedur lebih baik daripada prosedur-prosedur yang lain. Oleh
sebab itu pengetahuan metakognitif dianggap sebagai berpikir tingkat tinggi karena melibatkan fungsi eksekutif yang lebih
mengkoordinasikan perilaku pembelajaran.
Pengalaman metakognitif melibatkan penggunaan strategi metakognitif Strategi metakognitif adalah proses sekuensial untuk
mengontrol aktivitas kognitif dan memastikan bahwa tujuan kognitif telah dipenuhi. Proses ini menurut (OLRC News, 2004) metakognisi
membantu untuk mengatur dan mengawasi belajar dan terdiri dari: (1) perencanaan (planning), yaitu kemampuan merencanakan aktivitas
belajarnya; (2) strategi mengelola informasi (information management strategies), yaitu kemampuan strategi mengelola informasi
berkenaan dengan proses belajar yang dilakukan; (3) memonitor secara komprehensif (comprehension monitoring), yaitu kemampuan
dalam memonitor proses belajarnya dan hal-hal yang berhubungan dengan proses; (4) strategi debugging (debugging strategies), yaitu
strategi yang digunakan untuk membetulkan tindakan-tindakan yang salah dalam belajar; dan (5) evaluasi (evaluation), yaitu
mengevaluasi efektivitas strategi belajarnya, apakah ia akan mengubah strateginya, menyerah pada keadaan.
Pengertian metakognitif yang dikemukakan oleh para pakar di atas sangat bervariasi, namun pada hakekatnya memberikan
penekanan pada kesadaran berpikir seseorang tentang proses berpikirnya sendiri. Kesadaran berpikir seseorang yang dimaksud adalah
kesadaran seseorang tentang sesuatu yang diketahui, sesuatu yang dilakukan, sesuatu yang akan dilakukan dan sesuatu pengetahuan yang
dimiliki. Karena itu, metakognisi dapat dibagi menjadi dua komponen, yaitu: pengetahuan metakognitif dan keterampilan metakognitif.
Pengetahuan metakognitif berkaitan dengan pengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan kondisional. Keterampilan
metakognitif berkaitan dengan keterampilan perencanaan, keterampilan monitoring, dan keterampilan evaluasi.

B. Manfaat Metakognitif
Metakognisi penting dalam pendidikan karena telah terbukti penting untuk keberhasilan pembelajaran. Siswa yang sering
menggunakan keterampilan metakognitif mereka mencapai skor tes yang lebih baik dan melakukan pekerjaan lebih efisien. Para siswa ini
dengan cepat mengidentifikasi strategi apa yang digunakan untuk tugas dan fleksibel untuk menggantikan atau memodifikasi untuk
mencapai tujuan mereka.
Bahkan, telah diamati bahwa pengetahuan metakognitif dapat mengimbangi IQ dan kurangnya pengetahuan sebelumnya.
Selain itu, sebuah studi oleh Rosen, Lim, Carrier & Cheever (2011) menemukan bahwa mahasiswa dengan kemampuan metakognitif
tinggi menggunakan ponsel lebih sedikit selama di kelas. Manfaat lain dari metakognisi meliputi:
1. Membantu peserta didik menjadi peserta didik yang mandiri dan mandiri, mengendalikan kemajuan mereka sendiri.
2. Berguna di berbagai usia.
3. Keterampilan metakognitif membantu memperluas apa yang dipelajari ke berbagai konteks dan tugas.
4. Keterampilan mengajar metakognisi di sekolah tidak mahal dan juga tidak membutuhkan perubahan infrastruktur.
Adapun manfaat metakognitif adalah sebagai berikut.
1. Siswa terlatih untuk merefleksikan setiap pengetahuan yang ia peroleh.
2. Siswa bisa menjadi problem solver atas permasalahan di sekolah.
3. Siswa terlatih untuk mandiri, kreatif, dan bekerja keras.
4. Guru lebih mudah untuk mengontrol siswa dalam pembelajaran.
5. Siswa lebih mudah mengingat materi pelajaran yang diberikan oleh guru.
Menurut Marzano (1998), manfaat metakognisi bagi guru dan siswa adalah menekankan pemantauan diri dan tanggung jawab siswa.
Siswa dapat meregulasi diri sendiri dengan melakukan perencanaan, pengarahan, dan evaluasi. Seorang siswa yang sudah memiliki
strategi metakognisi akan akan lebih cepat menjadi pebelajar mandiri. Menurut Susantini (2004), melalui metakognisi siswa mampu
menjadi pebelajar mandiri, menumbuhkan sikap jujur, berani mengakui kesalahan, dan dapat meningkatkan hasil belajar secara nyata.

C. Fungsi Metakognitif
Metakognitif memiliki beberapa fungsi seperti berikut :
1. Sebagai sarana untuk berpikir secara mendalam, sampai diperoleh suatu jawaban atas setiap permasalahan.
2. Sebagai sarana untuk melatih kemampuan berpikir individu.
3. Sebagai salah satu upaya dalam membentuk individu pembelajaran

D. Hakikat Pengajaran dan Pembelajaran Metakognitif


Suherman (Primanida, 2011:30) menyatakan ’Metakognitif adalah suatu bentuk kemampuan untuk melihat pada diri sendiri sehingga
apa yang dia lakukan dapat terkontrol secara optimal’. Jadi, siswa akan belajar secara optimal jika mereka sadar dengan apa yang
disadarinya, sehingga dengan adanya kesadaran Metakognitif inilah diharapkan tujuan dari pembelajaran matematika dapat terwujud.
Menurut Primanida (2011:32) ada 3 strategi metakognitif yang dapat dikembangkan untuk meraih kesuksesan belajar siswa,
diantaranya:
1. Tahap Proses Sadar Belajar
Meliputi proses untuk menetapkan tujuan belajar, mempertimbangkan sumber belajar yang akan dan dapat diakses
(contoh: menggunakan buku teks, mencari buku sumber di perpustakaan, mengakses internet di lab. komputer, atau belajar di
tempat sunyi), menentukan bagaimana kinerja terbaik siswa akan dievaluasi, mempertimbangkan tingkat motivasi belajar,
menentukan tingkat kesulitan belajar siswa.
2. Tahap Merencanakan Belajar
Meliputi proses memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas belajar, merencanakan waktu belajar
dalam bentuk jadwal serta menentukan skala prioritas dalam belajar, mengorganisasikan materi pelajaran, mengambil langkah-
langkah yang sesuai untuk belajar denngan menggunakan berbagai strategi belajar (outlining, mind mapping, speed reading ,dan
strategi belajar lainnya).
3. Tahap Monitoring dan Refleksi Belajar
Meliputi proses merefleksikan proses belajar, memantau proses belajar melalui pertanyaan dan tes diri (self-testing),
seperti mengajukan pertanyaan, apakah materi ini bermakna dan bermanfaat bagi saya?, bagaimana pengetahuan pada materi ini
dapat saya kuasai?, mengapa saya mudah/sukar menguasai materi ini? menjaga konsentrasi dan motivasi tinggi dalam belajar.
Menurut Primanida (2011:33) langkahlangkah pembelajaran pendekatan Metakognitif diupayakan melalui tiga tahap:
1. Tahap Pertama Diskusi Awal (Introductory Discussion)
Guru menjelaskan tujuan mengenai topik yang sedang dipelajari, dan memberikan contoh pada siswa bagaimana
menyelesaikan soal di papan tulis dan diulang oleh siswa, pertanyaan apa yang harus ditanyakan pada diri mereka sendiri dalam
menyelesaikan soal.
2. Tahap Kedua Kerja Sendiri atau Individu (Independent Work)
Siswa bekerja mandiri untuk menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan. Guru memberikan timbal balik (feedback)
secara individual, dan berkeliling memandu siswa dalam menyelesaikan soal.
3. Tahap Ketiga Adalah Refleksi dan Rangkuman
Refleksi dilakukan oleh guru dan siswa. Refleksi guru lebih mengarah kepada pemantapan dan aplikasi yang lebih luas
agar siswa mendapatkan pemb elajaran yang lebih bermakna (meaningful)

E. Pengertian Kemampuan Pemahaman Matematis


Kemampuan pemahaman matematis adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-
materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti
akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Pemahaman matematis juga merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan
oleh guru, sebab guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang diharapkan.
Ada beberapa jenis pemahaman menurut para ahli yaitu:
a) Polya, membedakan empat jenis pemahaman:
1. Pemahaman mekanikal, yaitu dapat mengingat dan menerapkan sesuatu secara rutin atau perhitungan sederhana.
2. Pemahaman induktif, yaitu dapat mencobakan sesuatu dalam kasus sederhana dan tahu bahwa sesuatu itu berlaku dalam
kasus serupa.
3. Pemahaman rasional, yaitu dapat membuktikan kebenaran sesuatu.
4. Pemahaman intuitif, yaitu dapat memperkirakan kebenaran sesuatu tanpa ragu-ragu, sebelum menganalisis secara analitik.
b) Polattsek, membedakan dua jenis pemahaman:
1. Pemahaman komputasional, yaitu dapat menerapkan sesuatu pada perhitungan rutin/sederhana, atau mengerjakan sesuatu
secara algoritmik saja.
2. Pemahaman fungsional, yaitu dapat mengkaitkan sesuatu dengan hal lainnya secara benar dan menyadari proses yang
dilakukan.
c) Copeland, membedakan dua jenis pemahaman:
1. Knowing how to, yaitu dapat mengerjakan sesuatu secara rutin/algoritmik.
2. Knowing, yaitu dapat mengerjakan sesuatu dengan sadar akan proses yang dikerjakannya.
d) Skemp, membedakan dua jenis pemahaman:
1. Pemahaman instrumental, yaitu hafal sesuatu secara terpisah atau dapat menerapkan sesuatu pada perhitungan
rutin/sederhana, mengerjakan sesuatu secara algoritmik saja.
2. Pemahaman relasional, yaitu dapat mengkaitkan sesuatu dengan hal lainnya secara benar dan menyadari proses yang
dilakukan.

F. Indikator Kemampuan Pemahaman Matematis


Departemen Pendidikan Nasional menyebutkan indikator-indikator yang menunjukkan pemahaman konsep antara lain :
1) Menyatakan ulang suatu konsep.
2) Mengklarifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya).
3) Memberi cocntoh dan nonn-contoh dari konsep
4) Menyajikan konsep dalam berbagai berbagai bentuk representasi matematis.
5) Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep.
6) Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu.
7) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.
Sedangkan pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap konsep matematika menurut NCTM (1989 : 223) dapat dilihat dari
kemampuan siswa dalam :
1) Mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan
2) Mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh
3) Menggunakan model, diagram, dan simbol-simbol untuk merepresentasikan suatu konsep
4) Mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lainnya
5) Mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep
6) Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep
7) Membandingkan dan membedakan konsep-konsep.
Dalam pemahaman tidak hanya sekedar memahami sebuah informasi tetapi termasuk juga keobjektifan, sikap dan makna yang
terkandung dari sebuah informasi. Dengan kata lain seorang siswa dapat mengubah suatu indormasi yang ada dalam pikirannya ke dalam
bentuk lain yang lebih berarti. Pemahaman matematis penting untuk belajar matematika secara bermakna, tentunya para guru
mengharapkan pemahaman yang dicapai siswa tidak terbatas pada pemahaman yang bersifat dapat menghubungkan.

G. Rubrik Skoring Kemampuan Pemahaman Matematis


Tabel 1. Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Pemahaman Matematis
Menurut Teori Apos menggunakan siklus ACE (activities, class discussion, exercises)

Indikator Respon terhadap Soal Skor

Tidak ada jawaban atau 0


jawaban tidak relevan

Mengidentifikasi 0-2
data/konsep/prinsip yang
termuat dalam informasi
yang diberikan

Melaksanakan perhitungan 0-6


terhadap proses matematika
Pemahaman Komputasional
yang dilakukan dengan
menyertakan
konsep/prinsip/aturan yang
digunakan pada tiap langkah
pengerjaan

Menetapkan solusi akhir 0-2


disertai alasan

Sub-total (satu butir tes) 0-10


Pemahaman Fungsional Tidak ada jawaban atau 0
jawaban tidak relevan

Mengidentifikasi 0-2
data/konsep/prinsi yang
termuat dalam informasi
yang diberikan

Mengaitkan konsep/prinsip 0-3


yang satu dengan yang
lainnya serta menyatakannya
dalam simbol matematika

Melaksanakan perhitungan 0-3


terhadap proses matematika
yang dilakukan dengan
menyertakan
konsep/prinsip/aturan yang
digunakan pada tiap langkah
pengerjaan

Menetapkan solusi akhir 0-2


disertasi alasan
Sub-total (satu butir tes) 0-10

H. Kisi – Kisi dan Soal Kemampuan Pemahaman Matematis


Satuan Pendidikan : SMA
Pokok Bahasan : Limit Fungsi Aljabar
Kelas/Semester : XI/Genap
Kompetensi Inti : Menjelaskan limit fungsi aljabar (fungsi polinom dan fungsi rasional) secara intuitif serta sifat-sifatnya
Kompetensi Dasar :1. Mengamati dan mengidentifikasi fakta pada limit fungsi alajabar (fungsi polinom dan fungsi rasional) dan sifat-
sifatnya.
2. Mengumpulkan dan mengolah informasi untuk membuat kesimpulan, serta menggunakan prosedur untuk
menyajikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan limit fungsi alajbar.
3. Menyajikan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan limit fungsi aljabar.

Indikator Pemahaman Ranah Bobot No Instrumen Pemahaman


No KD Skor
Matematis Kognitif Skor Soal Matematis
1. 12. Memahami konsep Limit Menyatakan ulang suatu C1 Mudah 1 Nyatakanlah alasan anda 4
Fungsi Aljabar dengan konsep. mengapa kita harus
menggunakan konteks Mengklarifikasikan objek- menggunakan metode
nyata dan objek menurut sifat-sifat pemfaktoran dalam Limit
menerapkannya. tertentu (sesuai dengan Fungsi Aljabar ?
konsepnya).
Memberi cocntoh dan
nonn-contoh dari konsep
Menggunakan,
memanfaatkan, dan
memilih prosedur atau
operasi tertentu.
3. 24. Memahami konsep Limit Mengklarifikasikan objek- C3 Sedang 2 Hitunglah nilai limit fungsi : 6
Fungsi Aljabar dengan objek menurut sifat-sifat 2
lim x +2 x−1=.. .
x →3
menggunakan konteks tertentu (sesuai dengan
nyata dan konsepnya).
menerapkannya. Menyajikan konsep dalam
berbagai berbagai bentuk
representasi matematis.
Mengembangkan syarat
perlu dan syarat cukup
suatu konsep.
Menggunakan,
memanfaatkan, dan
memilih prosedur atau
operasi tertentu.
Mengaplikasikan konsep
atau algoritma pemecahan
masalah.
Memahami konsep Limit Menyatakan ulang suatu Hitunglah nilai limit fungsi
Fungsi Aljabar dengan konsep. berikut serta uraikan alasan
menggunakan konteks Mengklarifikasikan objek- anda !
nyata dan objek menurut sifat-sifat 1
lim =...
x→ ∞ x
menerapkannya. tertentu (sesuai dengan
konsepnya).
3 Menggunakan, C3 Sukar 3 8
memanfaatkan, dan
memilih prosedur atau
operasi tertentu.
Mengaplikasikan konsep
atau algoritma pemecahan
masalah.
DAFTAR PUSTAKA

budiskj. (2022, Juni 1). Pengertian metakognisi, contoh dan manfaat. Retrieved from Sridianti.com:
https://www.sridianti.com/sosiologi/pengertian-metakognisi-contoh-dan-manfaat.html

Huda, F. A. (2019, Oktober 15). Pengertian Pendekatan Metakognitif. Retrieved from fatkhan.web.id: https://fatkhan.web.id/pengertian-
pendekatan-metakognitif/

Murni, A. (2019). METAKOGNISI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Jurnal Prinsip Pendidikan Matematika.

rahman, a. (n.d.). NCTM 1989. Retrieved from SCRIBD: https://www.scribd.com/document/577078879/NCTM-1989

sereliciouz. (2022, April 18). Metakognitif – Pengertian, Manfaat, Strategi. Retrieved from Quipper BLOG:
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/metakognitif/

Suratno. (2011). Kemampuan Metakognisi dengan Metacognitive Awareness Inventory (MAI) pada Pembelajaran Biologi SMA dengan Strategi
Jigsaw, Reciprocal Teaching (RT), dan Gabungan Jigsaw-RT. JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN.

Anda mungkin juga menyukai