Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ULUMUL QUR’AN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TAFSIR

Dosen pengampu: Dr. H. Ahmad Atabik, Lc, M.S.I AH

Disusun Oleh : Kelompok 10/IQT B-1

1) Muhammad shandy pratama putra


2) Ahmad syauqi Muhammad
3) Ahmad wahyu amiruddin

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami daat
menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktunya.
Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,beserta
sahabatnya.
Kami berusaha menyusun makalah ini sedemikian rupa dengan haraan daat membantu
embaca dalam memahami mata kuliah ulumul qur’an yang meruakan judul dari makalah
kami yaitu “PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TAFSIR
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan, kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata
kami ucakan terimakasih.
Kudus,25 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
Latar Belakang........................................................................................................................1
Rumusan Masalah...................................................................................................................1
Tujuan......................................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
.....................................................................................................................2
Pengertian pertumbuhan perkembangan alquran ..................................................................2
Tafsir pada masa nabi dan sahabat………………………………………………………….4
Tafsir pada masa tabi’in……….............................................................................................5
Tafsir pada masa pembukuan ……………............................................................................5
Tafsir pada masa tematik……………………………………………………………………5
Tabaqat (kelompok)Mufasir…………………………………………………………………5
Tafsir bil-ma’sur dan bir-ra’yi………………………………………………………………5
Isra’iliyat…………………………………………………………………………………….5
Tafsir sufi…………………………………………………………………………………….5
Tafsir isyari………………………………………………………………………………….5
Gara’ibut tafsir(tafsir yang janggal)…………………………………………………………5
BAB III.......................................................................................................................................6
PENUTUP..................................................................................................................................6
Kesimpulan..............................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................7
iii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Telah menjadi Sunnatullah bahwa ia mengutus setiap rasul dengan menggunakan Bahasa kaumnya.

Hal ini agar komunikasi antara mereka berjalan dengan sempurna. Allah berfirman

‘’Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun melainkan dengan Bahasa kaumnya , supaya ia dapat
memberi penjelasan dengan terang kepada mereka” (Ibrahim[14]:4)

“Kitab yang diturunkan kepadanya juga dengan Bahasanya dan Bahasa kaumnya.apabila Bahasa
muhmmad adalah Bahasa arab,maka kitab yag diturunkan kepadanya dalam Bahasa arab”
(yusuf[12]:12)

“sesungguhnya kami menurunkannya berupa quran dengan Bahasa arab agar kamu memahaminya.”

(asyuara’[26]:192-195)
BAB II
PEMBAHASAN

1.Pengertian pertumbuhan dan perkembangan

Secara etimologi tafsir bisa berarti: ‫ االيضاح والبيان‬ (penjelasan), ‫( الكشف‬pengungkapan) dan ‫كشف المراد‬
‫ عن اللفظ المشكل‬ (menjabarkan kata yang samar ). Adapun secara terminologi tafsir adalah penjelasan
terhadap Kalamullah atau menjelaskan lafadz-lafadz al-Qur’an dan pemahamannya.[2]

Ilmu tafsir merupakan ilmu yang paling mulia dan paling tinggi kedudukannya, karena
pembahasannya berkaitan dengan Kalamullah yang merupakan petunjuk dan pembeda dari yang
haq dan bathil. Ilmu tafsir telah dikenal sejak zaman Rasulullah dan berkembang hingga di zaman
modern sekarang ini.[3] Tafsir Al-Qur’an adalah ilmu pengetahuan untuk memahami dan
menafsirkan yang bersangkutan dengan Al-Qur’an dan isinya berfungsi sebagai mubayyin (pemberi
penjelasan), menjelaskan tentang arti dan kandungan Al Qur’an, khususnya menyangkut ayat-ayat
yang tidak di pahami dan samar artinya, dalam memahami dan menafsirkan Al-Qur’an diperlukan
bukan hanya pengetahuan bahasa Arab saja tetapi juga berbagai macam ilmu pengetahuan yang
menyangkut Al-Qur’an dan isinya, Ilmu untuk memahami Al-Qur’an ini disebut dengan Ushul Tafsir
atau biasa dikenal dengan Ulumul Qur’an, terdapat dua bentuk penafsiran yaitu at-tafsîr bi al-
ma’tsûr dan at-tafsîr bi- ar-ra’yi, dengan empat metode, yaitu ijmâli, tahlîli, muqârin dan maudhû’i.
Sedangkan dari segi corak lebih beragam, ada yang bercorak sastra bahasa, fiqh, teologi, filsafat,
tasawuf, ilmiyah dan corak sastra budaya kemasyarakatan.

Tafsir berasal dari kata al-fusru yang mempunyai arti al-ibanah wa al-kasyf (menjelaskan dan
menyingkap sesuatu). Menurut pengertian terminologi, seperti dinukil oleh Al-Hafizh As-Suyuthi dari
Al-Imam Az-Zarkasyi ialah ilmu untuk memahami kitab Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW, menjelaskan makna-maknanya, menyimpulkan hikmah dan hukum-hukumnya.

Alquran merupakan salah satu dari sejumlah kecil kitab suci yang telah memberikan pengaruh begitu
luas dan mendalam dalam jiwa dan tindakan manusia. Bagi kaum muslimin Alquran bukan saja
sebagai kitab suci (scripture) melainkan juga petunjuk (hudâ) yang menjadi pedoman sikap dan
tindakan mereka dalam memainkan peran sebagai khalifatullah di muka bumi. Ibarat katalog sebuah
produk barang, Alquran adalah guide bagi pengelola alam ini sehinga dapat berfungsi dengan baik.
Maka baik buruknya pengelolaan dan pendayagunaan alam sangat tergantung kepada tinggi
rendahnya intensitas komitmen manusia terhadap petunjuk Alquran. Karena itu, tafsir dan yang
berkaitan dengannya telah mendapat perhatian besar sejak masa awal perkembangan Islam sampai
masa kini hingga masa mendatang mengingat posisi sentral yang dimilikinya sebagai hudan.[4]

Pada saat al-Quran diturunkan, Rasul SAW, yang berfungsi sebagai mubayyin (pemberi penjelasan),
menjelaskan kepada sahabat-sahabatnya tentang arti dan kandungan al-Quran, khususnya
menyangkut ayat-ayat yang tidak dipahami atau samar artinya. Keadaan ini berlangsung sampai
dengan wafatnya Rasul SAW, walaupun harus diakui bahwa penjelasan tersebut tidak semua kita
ketahui akibat tidak sampainya riwayat-riwayat tentangnya atau karena memang Rasul SAW sendiri
tidak menjelaskan semua kandungan Al-Quran. Kalau pada masa Rasul SAW, para sahabat
menanyakan persoalan-persoalan yang tidak jelas kepada beliau, maka setelah wafatnya, mereka
terpaksa melakukan ijtihad, khususnya mereka yang mempunyai kemampuan semacam ‘Ali bin Abi
Thalib, Ibnu ‘Abbas, Ubay bin Ka’ab, dan Ibnu Mas’ud.
2.Tafsir pada masa nabi dan sahabat
Allah telah memberikan jaminan kepada rasulnya bahwa ia akan memelihara quran dan
menjelaskannya:

“sesungguhnya atas tanggunganku Kamilah menghimpunnya (didadamu) dan (membuatmu pandai)


membacanya.Apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaanya itu.kemudian
sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya” (al-qiyamah[75]:17-19)

Nabi memahami quran secara global dan terperinci.Dan adalah kewajibannya menjelaskannya
kepada para sahabatnya:

“Dan kamiturunkan kepadamu az-zikr,agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah
diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan.” (an-nahl[16]:44).

Para sahabatnya juga memahami quran karena quran diturunkan dalam Bahasa mereka tidak
memahami detail detailnya. Ibn Khaldun dalam muqaddimah-nya menjelaskannya: “quran di
turunkan dalam Bahasa arab dan menurut uslub ushlub balagahnya. Karena itu semua arab
memahami dan mengetahui makna maknanya baik kosa kata kita maupun susunan
kalimatnya.namun demikian mereka berbeda beda tingkat pemahamannya,sehingga apa yang tidak
diketahui oleh yang lain.

Diriwayatkan oleh abu ubaidah dalam al-fadail dari anas umar bin khatab pernah membaca diatas
mimbar ayat wafakihatawwaabba (‘abasa[80]:31) lalu ia berkata: “arti kata fakihah (buah) telah kita

Ketahui,tetapi apakah arti kata abb?”

Atas dasar itu ibn qutaibah berkata: “orang arab itu tidak sama pengetahuannya tentang kata kata
Gharib dan mutasyabih dalam quran tetapi dalam hal ini Sebagian mereka mempunyai atas yag lain

Para sahabatdalam menafsirkan quran pada masa ini berpegang pada:

1.Quranul karim,sebab apa yang dikemukan secara global disatu tempat dijelaskan secaraterperinci
ditempat lain terkadang pula sebuah ayat dating dalam bentuk Mutlaq atau umum

Namun kemudian disusul oleh ayat lain yang membatasi atau mengkhususkannya.inilah yang
dinamakan “Tafsir Quran dengan quran”.penafsiran seperti ini cukup banyak contohnya.
Missalnya,kisah kisah dalam quran yang ditampilkan secara ringkas (mujaz) dibeberapa
tempat,kem(udian ditempat lain dating uraianya Panjang lebar (mushab).contoh lainnya,firman
allah:

“Dihalalkan bagimu binatang ternak kecuali yang akan dibaca kan kepadamu…”(al-maidah[5]:1).

Ditafsirkan oleh:

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai…” (al-maidah[5]:3) Dan firman-nya:

2). Nabi saw, memgingatkan beliaulah yang bertugas untuk menjelaska quran karena itu wajarlah
kalau para sahabat bertanya kepadanya Ketika mendapatkan kesulitan dalam memahami sesuatu
ayat.
3.Tafsir pada masa tabi’in
Sebagaimana tokoh tokoh sahabat banyak yang dikenal dalam lapangan tafsir, Sebagian tokoh
tabi’in yang menjadi murid dan belajar kepada mereka pun terkenal dibidang tafsir.dalam hal
sumber tafsir,para tabi’in berpegang pada sumber sumber yang ada pada masa para pendahulunya
disamping ijtihad dan pertimbangan nalar mereka sendiri

Berkata ustadz Muhammad husain az-zahabi :

Dalam memahami kitabullah,para mufasir dari kalangan tabi’in berpegang pada apa yang ada dalam
quran itu sendiri ,keterangan yang mereka riwayatkan dari para sahabat yang berasal dari
Rasulullah,penafsiran yang mereka terima dari para sahabat berupa penafsiran mereka sendiri

Keterangan yang diterima tabi’in dari ahli kitab yang bersumber dari isi kitab mereka, dan ijtihad
seta pertimbangan nalar mereka kepada kitabullah sebagaimana yang telah dianugerahkan allah
kepada mereka.

Kitab kitab tafsir menginformasikan kepada kita pendapat pendapat tabi’in tentang tafsir yang
mereka hasikan melalui ra’y dan ijtihad. Dan penafsiran mereka ini sedikit pun berasal dari
rasullulah atau dari sahabat.

Para ulama berbeda pendapat tentang tafsir yang berasal dari tabi’in jika tafsir tersebut
diriwayatkan sedikit pun dari rasullullah atau para sahabat; apakah pendapat mereka itu dapat
dipegangi atau tidak?

Segolongan ulam berpendapat,tafsir mereka tidak harus, dijadikan pegangan,sebab mereka


tidakmenyaksikan pristiwa atau situasi dan kondisi yang berkenaan dengan turunnya ayat ayat

Qur’an,sehingga mereka dapat saja berbuat salah dalam memahami apa yang dimaksud.

Pendapat yang kuat ialah jika para tabi’in sepakat atas sesuatu pendapat.maka bagi kita wajib
menerimannya, tidak boleh meninggal kanya unyuk mengambil yang lain

Pada masa ini , tafsir tetapkonsisten dengan cara khas, penerimaan danperiwayatan (talaqqi wa
talqin).akan tetapi setelah banyak ahli kitab masuk islam ,para tabi’in banyak menukil dari mereka
cerita isra’illiyat yang kemudian dimasukkan ke dalam tafsir misalnya , yang diriwayatkan dari
Abdullah bin sallam , ka’bul ah bar,wahb bin munnabih dan abdulmalik bin abdul aziz bin juraij. Di
samping itu, pada masa ini mulai timbul silang pendapat mengenai status tafsir yang diriwayatkan
dari mereka karena banyaknya pendapat pendapat mereka

Dengan demikian perbedaan itu. hanya dari segi redaksional,bukan perbedaan yang saling
bertentangan dan kontradiktif

4.Tafsir pada masa pembukuan


Pada masa pembukuan dimulai pada akhir dinasti bani ummayyah dan awal dinasti abbasiyah.dalam
hal ini hadis mendapat prioritas utama pembukuannua meliputi bab , sedang tafsir hanya
merupakan salah satu bab dari sekian banyak bab yang dicakupnya. Pada masa ini penulisan tafsir
belum dipisahkan secara khusus yang hanya memuat tafsir quran, surah demi surah dan ayat demi
ayat, dari awal quran sampai akhir.

Pada masa masa selanjutnya ,penulisan tafsir mengikuti pola di atas melaui upaya golongan yang
muta’akkhirin yang diambil begitu saja penafsiran golongan mutaqaddimin
Tetapi dengan cara meringkasnya disuatu saat dan memberinya komentarnya disaat lain. Keadaan
demikian terus berlanjut sampai lahirnya pola baru dalamtafsir mu’assir (modern)

Dimana Sebagian mufasir memperhatikan kebutuhan kebutuhannya kontemporer disamping itu


upaya penyingkapan asas asas kehidupan sosial,prinsip-prinsip tasyri’ dan teori teori ilmu
pengetahuan adri kandungan quran sebagaimana terlihat dalm tafsir al jawahir,aal-manar dan az-
zilal.

5.Tafsir tematik
pada masa pembukuan disamping tafsir bercorak biasa atau umum,tematik yang mengkaji masalah
masalah khusus berjalan beriringan dengannya. Misalnya, ibnul Qayyim menulis ktab at tibyan fi
Aqsamil quran , Abu ‘ubaidah menulis sebuah kitab tentang majazul quran,ar ragib al al-asfahani
Menyusun mufradatul quran abu ja’far an nahas menulis annasikh wal mansuk, abul hasan al wahidi
menulis asbanun nuzul dan al jasas menulis ahkamul quran dan kajian kajian qurani pada masa
modern tidak satu pun yng terlepas dari penafsira Sebagian ayat ayat quran untuk salah satu aspek
dari penafsiran Sebagian ayat ayat quran salah satu aspek dari aspek tersebut.

6 Tabaqat
1).mufasir dari kalangan sahabat. Diantara mereka yang paling terkenal adalah empat khalifah, ibn
mas’ud ,ibn abbas ,ubai bin ka’ab,zaidbin tsabit,abu musa al Asy’ari,Abdullah bin az-zubair anas bin
malik, abu Hurairah ,jabir dan Abdullah bin amr bin as diantara empat khalifah yang paling banyak
diriwayatkan tafsirnya adalah ali bin abi thalib,sedangkan periwayatan dari tiga khalifah lainnya
jarang sekali.hal ini karena mereka meninggal lebih dahulu,sebagaimana terjadi pada abu
bakar.ma’mar meriwayatkan dari wahb bin Abdullah,dari abu thufail,ia berkata :saya pernah
menyaksikan ali berkutbah,mengatakan .”bertanyalah kepadaku karena,demi allah,kamu tidak
menanyakan sesuatu kepadaku melainkan aku akan menjawabnya.

Mengenai ibn abbas,insya’allah akan kami kemukakan Riwayat hidupnya.

2.mufasir dari kalangan tabiin. Ibn taimiyah menjelaskan,orang yang paling mengetahui tentang
tafsir adalah penduduk mekkah,karena mereka adalah murid murid ibn abbas,seperti mujahid’ata ‘
bin abirabah ‘ikrimah maula (sahaya yang dimerdekakakan oleh)ibn abbas sa’id bin jubair,tawus dan
lain lain.

3).kemudian lahirlah generasi berikutnya. Sebagian besar mereka berusaha Menyusun kitab kitab
tafsir yang menghimpun pendapat pendapat para sahabat dan tabi’in seperti Sufyan bin “uyainah,
wki’ bin al jarrah dan lain lain

4).sesudah generasi ini muncullah Angkatan berikutnya.diantaranya adalah ali bin abi thalhah

,ibn jarir attabari, ibn abi hatim,ibnu majah dan lain lain

5). Generasi berikutnya Menyusun kitab kitab tafsir yang dipenuhioleh keterangan keterangan

Berguna yang dinukil dari para pendahulunya. Pola demikian terus berlangsung sampai dating masa
ke bangkitkan modern

6)kemudian golongan muta’akhhirin menulis pula kitab kiatab tafsir mereka meringkat sanad sanad
Riwayat dan mengutip pendapat pendapat secara terputus.
7).selanjutnya setap mufasir memasukkan begitu saja ke dalam tafsir pendapat yang diterima dan
apa saja yang terlintas dalm pikiran dipercayainya. Kemudian generasi sesudahnya mengutip apa
adanya semua yang tercantum disana dengan anggapan bahwa hal itu mempunyai dasar, tanpa
meneliti lagi tulisan yang dating adi ulama salaf yang shaleh dan mereka yang menjadi panutan
dalamhal ini akibatnya masuklah kedalam tafsir segala macam pendapat.

8.)sesudah itu banyak mufasir yang mempunyai keahlian dalam berbagai disiplin ilmumulai menulis
tafsir.mereka memenuhikitab nya dengan cabang ilmu tertentu dan hanya membatasi pada bidang
yang dikuasainya,seakan akan quran hanya diturunkan untuk ilmu tersebut , bukan untuk yang lain

9)kemudian datanglah masa kebangkitan modern .pada masa ini pra mufasir menempuh Langkah
dan pola baru dengan memperhatikankeindahan uslub dan kehalusan ungkapan serta menitik
beratkan pada aspek aspek sosial,pemikiran kontemporer dan aliran aliran modern,sehingga lahirlah
tafsir bercorak “sastra sosial”.diantara mufasir kelompok ini ialah Muhammad Abduh ,sayid
Muhammad Rasyid rida,Muhammad Mustafa al maragi,sayid qutub dan Muhammad izzah darwazah

7)Tafsir bil-ma’sur dan tafsir bir-ra’yi


a.tafsir bil-ma’sur

ialah tafsir yang berdasarkan pada kutipan -kutipan yang shahih menurut urutan yang telah
disebutkan dimuka dalam syarat syarat mufasir.yaitu menafsirkan quran dengan quran,dengan
sunnah karena ia berfungsi menjelaskan kitabullah,dengan perkataan sahabat karena merekalah
yang paling mengetahui kitabullah dengannapa yang dikatakan tokoh tokoh besar tabi’in karena
pada umumnya mereka menerimanya dari para sahabat

mufasir yang menempuh cara seperti ini hendaknya menelusuri lebih dahulu asar asar yang ada
mengenai makna ayat kemudian asar tersebut dikemukan oleh tafsir ayat bersangkutan .dalam hal
ini ia tidak boleh melakukan ijtihad untuk menjelaskan sesuatu makna tanpa ada dasar,juga
hendaknya ia meninggalkan hal hal yang tidak ada riwayat shahih mengenainya.

b.tafsir bir-ra’yi

ialah tafsir yang ada didalam menjelaskan maknanya mufasir hanya berpegang pada pemahaman
sendiri dan penyimpulan (istinbat)yang didasarkan pada ra’yu semata.tidak termasuk kategori ini
pemahaman (terhadap alquran)yang sesuai dengan roh syariat dan didasarkan pada nas-
nasnya.ra’yu semata yang tidak disertai bukti bukti akan penyimpangan terhadap kitabullah. Dan
kebanykan orang yang melakukan penafsiran dengan semangat demikian adalah ahli bid’ah,
penganut madzab batil.mereka mempergunakan quran untuk ditakwilkan menurut pendapat pribadi
yang tidak mempunyai dasar pijakan berupa pendapat atau penafsiran ulama
salaf,sahabat,tabi’in.golongan ini telah menulis sejumlah kitab tafsir menurut pokok pokok madzab
merka,seperti tafsir(karya)Abdurrahman bin kaisan al ;asam, al-jubai’I, abdul jabbar,ar-
rummani,zamakhsyari dan lain sebagainya

8.Isra’illiyat
Orang yahudi mempunyai pengetahuan keagamaan yang bersumber dari taurat dan orang Nasrani
pun mempunyai pengetahuan ke agamaan yang bersumber dari injil.cukup banyak oaring yahudi
dan Nasrani bernaung dibawah panji-panji islam sejak islam lahir,sedang mereka tetap memelihara
baik pengetahuan keagamaannya itu.
Sementara itu quran banyak mencakup hal-hal yang terdapat dalam taurat dan injil.khususnya yang
berhubungan dengan kisah para nabi dan berita umat terdahulu.namun dalam quran kisah-kisah itu
hanya dikemukakan secara singkat dan menitikberatkan pada aspek- aspek nasihat dan
pelajaran,tidak menggungkapkan secara rinci dan mendetail seperti titimangsa peristiwa,nama-
nama negeri dan nama -nama pribadi.sedang taurat dan injil mengemukakan secara Panjang lebar
dengan menjelaskan rinciandan bagian bagiannya

Ketika ahli kitab masuk islam, mereka membawa pula pengetahuan keagamaan dan disaat membaca
kisah kisah dalam quran terkadan mereka paparkan rincian kisah itu yang terdapat dalam kitab kitab
mereka.bawakan sesuai pesan rasullullah:

“jangan kamu membenarkan (keterangan) ahli kitab dan jangan mendustakannya,tetapi


katakanlah, ‘kami beriman kepada allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami’….”(hadits
Bukhari)

9. tafsir sufi
Apabila yang dimaksud dengan tassawuf adalah perilaku ritual yang dilakukan untuk menjernihkan
jiwa dan menjauhkan diri dari kemegahan duniawi melalui zuhud,kesederhanaan dan ibadah,maka
yang demikian merupakan hal yang tidak diragukan lagi. Jika tidak dikatakan sangat disukai.akan
tetapi dewasa ini tasawwuf telah menjadi filsafat teoritis khususnya tidak ada hubungan dengan
wara’,takwadan kesederhanaan,serta fisafatnya pun telah mengandung gagasan-gagasan yang
bertentangan dengan islam dan aqidahnya inilah kami maksudkan dengan tassawwuf dalam
pembahasan ini,dan ini pula yang mempunyai pengaruh terhadap tafsir alquran

10.tafsir isyari
Diantara kelompok sufi adayang mendakwahkan bahwa riyadah (Latihan) rohani yang dilakukan
seorang sufi bagi dirinya akan menyampaikan nya ke suatu tingkatan dimana ia dapat
menyingkapkan isyarat-istyarat kudus yang terdapat dibalik ungkapan ungkapanquran akan tercurah
pula ke dalam hatinya,dari limpahan ghaib pengetahuan subhani yang dibawa ayat ayat.itulah yang
disebut tafsir isyari.

Setiap ayat mempunyai makna zahir dan makna batin yang zahir adalah apa yang segera mudah
dipahami akal pikiran sebelum yang lain,sedang yang batin ialah isyarat isyarat yang tersembunyi
dibalik itu yang hanya nampak bagi ahli suluk.tafsir ini jika memasuki isyarat-isyarat yang samar akn
menjadi kesesatan,tetapi selama ia merpakan istinbat yang baik dan sesuai dengan apa yang
ditunjukkan oleh zahir Bahasa arab serta didukung oleh bukti kesahihnya ,tanpa
pertentangan,makai ia dapat diterima.

11.gara ibut tafsir(tafsir yang janggal)


Diantara mufasir ada yang sangat suka mengemukakan kata kata yang asing atau janggal dalam
menafsirkan quran sekalipun ia menympang dari jalan lurus dan menempuh jalan berbahaya.mereka
membebani diri sendiri hal hal yang tidak mampu dikerjakan dan memerras pikiran untuk sesuatu
yang tidak dapat diketahui melalui tauqifi(penjelasan dari nabi) makamereka tampil dengan
membawa kedunguan dan kesesatan yang dipanfang hina oleh akal merka sendiri berikut ini kita
hanya akan mengemukakan sejumlah keanehan keanehan tersebut

1)pendapat orang yang mengatakan tentang alif lam mim


Makna “alif”ialah allah sangat menyayangi (allafa)Muhammad karena itu ia mengutusnya sebagi
nabi.makna lamadalah Muhammad dicela(lama) dan dingkari oleh orang orang yang menentang.

Dan makna mim dalah orang orang yang menentang dan ingkar ia mengigau karena sakit
(mima).”mim” berasal darikata “mum”yang berarti birsam (radang selaput dada),suatu penyakit
yang menyebabkan penderitanya mengigau.

2)pendapat orang tentang ha, mim ,’ain, sin,qaf

Ha adalah harb (pertempuran) antara ali dengan muawiyyah mim adalah marwaniyah yakni
kekuasaan Marwan dari bani umayyah “ain” adalah kekuasaan ‘abbassiyah’ “SIN” kekuasaan
golongan sufyaniyah .dan ‘Qaf’ Adalah Qudwah (Kemimpipinan)mahdi.

3).pendapat yang dikemukakan ibn faurak tentang penafsiran firman allah, wa lakin li yatma ‘inna
qalbi(al-baqarah[2]:260):Ibrahim mempunyai teman yng digambarkan oleh nya bahwa teman itu
adalah hatinya.jadi pengertian ayat ini ialah “agar temannya itu merasa tenteran dengan
pemandangan seperti ini jika ia menyaksikan nya dengan mata kepala sendiri.

4).pendapat abu mu’az an-nahwi tentang firman allah :allazi ja’ala lakum minasyi syajaril akhdari
naran (yasn[36]:80).ia menafsirkan kata kata asyajar al-khadar dengan Ibrahim dan naran dengan
“nur” atau cahaya,maksudnya adalah Muhammad sedang fa iza antum minhu taqidun ditafsirksnnya
dengan: maka kamu mengambil agama dari padanya.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Yang dapat disimpulkan dari makalah ini, antara lain sebagai berikut:
1. Tafsir al Qur’an mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari masa ke masa.
2. Pertumbuhan dan perkembangan tafsir al Qur’an itu sendiri dalam konteks historis,
metodologis, corak, dan geografis-nya.
3. Pemetaan pertumbuhan dan perkembangan tafsir al Qur’an dibagi menjadi beberapa
periode yaitu:
a. periode klasik, yang terdiri dari zaman Nabi Saw, zaman sahabat, dan zaman tabi’in
b. periode pertengahan, periode ini tafsir al Qur’an mulai dibukukan dengan melewati
lima tahapan masanya (dari periode I hingga periode V).
c. periode modern, pada periode ini tafsir al Qur’an semakin banyak terlahir dengan
dipengaruhi berkembangnya berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan
d. periode kontemporer, pada periode ini tafsir al Qur’an banyak dilakukan para
mufassir dengan menggunakan metode ijmaly (global) dan metode mawdu’iy
(tematik)

DAFTAR PUSTAKA

Ash Shiddieqy, Muhammad Hasbi. Sejarah dan Pengantar Ilmu Al Qur’an dan Tafsir. 2000.
Semarang: PT Pustaka Rizki Putra.

Arifin, M. Zaenal. Pemetaan Kajian Tafsir: Perspektif Historis, Metodologis, Corak, dan
Geografis. 2010. Kediri: STAIN Kediri Press.

Mustaqim, Abdul. Aliran-Aliran Tafsir. 2005. Yogyakarta: Kreasi Wacana

Mustaqim, Abdul. Studi Al Qur’an Kontemporer: Wacana Baru Berbagai Metodologi Tafsir.
2002. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.

Rohimin. Metodologi Ilmu Tafsir dan Aplikasi Model Penafsiran. 2007. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Syurbasyi, Ahmad. diterjemah oleh Zufran Rahman. Study Tentang Sejarah Perkembangan
Tafsir Al Qur’anul Al Karim. 1999. Jakarta: Kalam Mulia.
Shihab, Quraish. Membumikan Al Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat. 1994. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Tim Forum Karya Ilmiah RADEN. Al Quran Kita: Studi Ilmu, Sejarah, dan Tafsir
Kalamullah. 2011. Kediri: Lirboyo Press.
HAK CIPTA TERJEMAHAN BAHASA INONESIA DIPEGANG OLEH PT.PUSTAKA LITERAANTARNUSA

DENAGN IZIN TERTULIS DARI PENGARANG RIYADH,13RABIUSANI 1412

DITERJMAHKAN OLEH DRS MUDZAKIR AS.

Anda mungkin juga menyukai