Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 5 perjanjian kerja:

1.Apa bila ada pemutusan kerja secara sepihak oleh suatu perusahaan kepada karyawan yang
memiliki hak atas pesangon, tapi perusahaan tidak memberikan hak tersebut kepada karyawan,
bantuan dan perlindungan apa yg bisa di berikan kepada karyawan tersebut untuk menuntut hak
atas pesangon tersebut ( kelompok 6)

Jawab:

(FARHAT)

Apa bila perusahaan melakukan pemecatan sepihak tanpa ada penetapan/putusan dari
lembaga penyelesaian hubungan industrial maka keputusan sepihak dari perusahaan
tersebut batal demi hukum
Dan karyawan berhak menuntut hak-hak nya ketika pihak perusahaan melakukan
kesewenang-wenangan
Dimana disebutkan bahwa pasal 155 ayat 1 UU ketenagakerjaan jika belum ada
penetapan/putusan dari lembaga penyelesaian hubungan industrial maka putusan
sepihak dari perusahaan batal demi hukum artinya karyawan tersebut berhak bekerja
kembali Adapun hak atas pesangon.

2. Bagaimana status hubungan kerja bagi pekerja yang tidak memiliki perjanjian kerja secara tertulis?
(Kelompok 4 Kyut)

Jawab:

(RINTO)

Mengenai adanya suatu hubungan kerja tanpa adanya perjanjian kerja, seperti yang Saudara
jelaskan pada kasus Saudara, maka hal tersebut bertentangan dengan Pasal 50 UU No. 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UUK”), yang mana disyaratkan dalam pasal tersebut
bahwa:
“Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan
pekerja/buruh”
Kemudian Pasal 51 UUK menyebutkan bahwa, Perjanjian Kerja dapat dibuat baik secara
“TERTULIS” ataupun “LISAN”, sehingga untuk kasus yang Saudara alami dapat diasumsikan
bahwa Perjanjian Kerja antara Saudara dengan pemberi kerja (pengusaha) dilakukan secara
lisan.
Yang menjadi pertanyaan adalah apakah sah apabila Perjanjian Kerja tersebut terjadi secara
lisan? Perjanjian Kerja Saudara adalah “SAH”, selama tidak bertentangan dengan ketentuan
Pasal 52 ayat (1) UUK, yaitu:
1) Kesepakatan kedua belah pihak;
2) Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum;
3) Adanya pekerjaan yang diperjanjikan; dan
4) Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Dari hasil pemaparan kelompok 5, bahwa berakhirnya perjanjian kerja di sebabkan oleh 4 hal,
pertanyaan saya, bagaimana dengan PHK, bisakah anda paparkan bagaimana konsep serta
pandangan tentang PHK(Pemutusan Hubungan Kerja) Secara Sepihak karena kondisì tertentu?
(KELOMPOK. 2)

Jawab:

(REDI)
Di sini tidak ada kaitannya dengan 4 sebab berakhirnya perjanjian kenapa demikian
KONSEP DAN PANDANGAN KAMI TENTANG PHK SEPIHAK adalah keputusan
yang dibuat oleh perusahaan tanpa melalui proses hukum atau penetapan lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Tetapi PHK tidak boleh dilakukan secara sepihak dan sewenang-wenang oleh
perusahaan. Melainkan PHK hanya dapat dilakukan dengan alasan-alasan yg terdapat
pada UU NO. 13 TAHUN 2003
1. PEKERJA/KARYAWAN MENGUNDURKAN DIRI SECARA BAIK-BAIK ATAS
KEMAUAN SENDIRI, SURAT PENGUNDURAN DIRI DI AJUKAN SELAMBAT-
LAMBATNYA 30 HARI SEBELUMNYA
2. PEKERJA/KARYAWAN YANG BERAKHIR MASA KONTRAK
3. PEKERJA/KARYAWAN MENCAPAI BATASAN USIA PENSIUN
4. PEKERJA/KARYAWAN MELAKUKAN KESALAHAN BERARTI
MISALNYA
(PENIPUAN, PENCURIAN PENGGELAPAN BARANG DAN UANG MILIK
PERUSAHAAN)
5. PEKERJA/KARYAWAN DITAHAN OLEH PIHAK YANG BERWAJIB
6. PERUSHAAN MENGALAMI KERUGIAN (BANGKRUT)
7.PEKERJA/KARYAWAN MANGKIR TERUS-MENURUS
8. PEKERJA/KARYAWAN MENINGGAL DUNIA

Berdasarkan pasal 178 ayat 1 UU KETENAGAKERJAAN, dengan kata lain apa bila
perusahaan melakukan PHK sepihak atau sewenang-wenang makan langkah yang
dapat ditempuh pekerja/karyawan adalah dengan melaporkan perusahaan kepada
instansi ketenagakerjaan pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi dan
pemerintah pusat
4. Bagaimana jika salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka waktu
yang ditetapkan dalam perjanjian kerja? (Kelompok 3)

Jawab:

(KANAYA)

Karena dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1), pihak yang mengakhiri hubungan kerja
diwajibkan membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar upah pekerja/buruh
sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.
Selain ganti rugi sebesar sisa gaji selama sisa kontrak, karyawan kontrak juga berhak
menerima uang kompensasi. Hal ini telah ditegaskan dalam Pasal 17 PP 35/2021 yang
berbunyi:
Dalam hal salah satu pihak mengakhiri Hubungan Kerja sebelum berakhirnya jangka
waktu yang ditetapkan dalam PKWT (PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU),
Pengusaha wajib memberikan uang kompensasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
ayat (1) yang besarannya dihitung berdasarkan jangka waktu PKWT yang telah
dilaksanakan oleh Pekerja/Buruh.
Dengan demikian, selain menerima ganti rugi sebesar sisa gaji selama sisa kontrak,
karyawan kontrak juga menerima uang kompensasi yang besarnya dihitung
berdasarkan jangka waktu PKWT yang telah dijalani.

5.Ketika si pekerja itu sudah meninggal dunia, tetapi masih ada kontrak kerjanya, lalu bagaimana
kontrak kerja yg telah dibuat,Apa ada akibat hukum yg di timbulkan? Jlskan? ( kelmpok 1 kiyowo)

(IDHAM)

Di mana pada pasal 61 dan 62 UU No. 13 tahun 2003 dengan kata lain suatu kontrak
dapat berakhir/hapus apabila salah satu pihak maupun kedua belah pihak sebagai
subyek yang membuat kontrak itu meninggal dunia , walaupun si pekerja masih ada
kontrak kerja nya adapun akibat hukum yg ditimbulkan yaitu berakhirnya perjanjian

Dan juga UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja dan Peraturan Pelaksanaanya,
ahli waris pekerja yang meninggal berhak atas uang pesangon, uang penghargaan masa
kerja (UPMK) dan uang penggantian hak (UPH). Selain itu, ahli waris juga berhak atas
uang jaminan kematian dan uang jaminan hari tua.

Tetapi adapun si pekerja meninggal dia tetap mendapatkan hak nya di atur dalam
pasal 61 ayat 5 UU No. 13 Tahun 2003 mengatakan bahwa
“Dalam hal pekerja/buruh meninggal dunia, ahli waris pekerja/buruh berhak
mendapatkan hak-haknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
atau hak-hak yang telah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau
perjanjian kerja Bersama”
Dan juga UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja dan Peraturan Pelaksanaanya,
ahli waris pekerja yang meninggal berhak atas uang pesangon, uang penghargaan masa
kerja (UPMK) dan uang penggantian hak (UPH). Selain itu, ahli waris juga berhak atas
uang jaminan kematian dan uang jaminan hari tua.

Anda mungkin juga menyukai