Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Mengenali dan Memahami Diri Sendiri Untuk Menjadi Pribadi


Yang Lebih Baik

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah “ Akhlaq Tasawuf ”
Dosen pengampu :
Dr. Tasmuji,Mpd

Disusun oleh :
Bayu Setya Maulana (07020622027)

PROGRAM STUDI TASAWUF DAN PSIKOTERAPI


FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMEPEL SURABAYA

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya
kepada kami yang tiada bandingnya. Tidak lupa sholawat serta salam kami haturkan
kepada baginda nabi Muhammad SAW yang telah memberikan jalan penerangan bagi
kami. Juga terimakasih kepada bapak Dr. Tasmuji, M.Ag, sebagai dosen pengampu
mata kuliah Akhlaq Tasawuf yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
membuat makalah dengan tema “ mengenali dan memahami diri sendiri untuk
menjadi pribadi yang lebih baik”

Dengan bacaan hamdalah telah terselesainya Makala ini. yang saya susun sesuai
dengan kemampuan dan usaha yang saya miliki. Walaupun masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Saya juga berharap
agar makalah ini mudah di baca dan di pahami bagi para pembacanya. Dan dapat
mengambil manfaat dari Makala ini.

Surabaya, 14 Desember 2022

Penyu
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................1
BAB I....................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................3
A. Latar belakang.........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................3
C. Tujuan Penulis.........................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................4
A. Mengenali dan Memahami Diri Sendiri.....................................................................................4
B. Mengetahui Susunan dan Fungsi Tubuh....................................................................................5
BAB III.................................................................................................................7
PENUTUP............................................................................................................7
A, Kesimpulan....................................................................................................................................7
Daftar Pustaka.......................................................................................................8

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Saat ini penting bagi kita untuk Mengenal dan Memahami diri kita sendiri. Agar hidup
kita bisa lebih baik dan ter arah. Karena banyak orang-orang yang masih belum bisa
memahami dan menegenal dirinya sehingga mereka berbuat sewenah-wenah dan membuat
kerusakan di bumi. Mereka tenggelam terhadap nafsu mereka sendiri yang membuat mereka
menjadi seperti hewan, binatang buas, setan, bahkah iblis. Mereka tidak mengerti dengan jati
dirinya sehingga mereka semakin jauh dari tuhannya. Lalu apakah kalian ingin menjadi
seperti itu?

Dalam ilmu tasawuf terdapat konsep mengenali diri sendiri agar dapat mengenali
tuhannya. Seperti imam al-gozali dalam kitabnya yang berjudul kimiya’ as-sa’adah
Menjabarkan. mengenali diri sendiri merupakan kunci untuk mengenali Allah SWT lebih
dekat. Mengenali diri sendiri merupakan salah satu jalan mendekat kepada Allah SWT.
Rasulullah pernah bersabda ‫ َم ْن َع َر َف ن َ ْف َس ُه فَ َقدْ َع َر َف َرب َّ ُه‬yang artinya : “Barangsiapa telah
mengenal dirinya, maka benar-benar dia telah mengenal Tuhannya”. 1
Dengan mengenali
tuhan kita, Maka kita akan menjadi lebih baik dalam menjalankan hidup. Karena kita dapat
tahu dengan diri, tujuan, dan apa yang sebenarnya harus di lakukan dalam hidup ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengenali diri kita?
2. Bagaiman mengenali susunan tubuh?

C. Tujuan Penulis
1. Mengetahui hakikat pada diri
2. Mengetahui fungsi dari susunan tubuh

BAB II
PEMBAHASAN
A. Mengenali dan Memahami Diri Sendiri

1
Sumber : Cara Mengenal Diri Sendiri dalam Pandangan Tasawuf (nu.or.id) Des 26, 2022
Mengenal diri bisa sederhana, bisa dahsyat, bisa dramatis bisa pula romantis. Sedang yang
paling mengenal diri kita adalah Pencipta kita. Bukan diri kita,” ujar Kiai Luqman. 2 allah
SWT lah yang paling tahu dengan kita. Maka kita perlu memohon kepada allah SWT agar
diperkenalkan dengan diri nya sendiri menurut kehendaknya Bukan menurut kita sendiri.
Karena kita hanyalah ciptaan. Berarti yang paling tahu dengan diri kita hanyalah penciptanya
yaitu allah SWT. Ia menyadarkan hamba-hambanya melaluai apa saja yang kita sendiri tidak
bisa memperkirakannya. Namun kita tidak bisa meninggalkan usaha untuk mengenal diri kita
sendiri. Tetap kita perlu berusaha untuk mengenal diri kita. dan semoga saja dengan kita
berusaha mengenali diri kita, allah dapat berkehendak untuk memperkenalkan diri kita pada
diri kita sendiri.

Kita perlu mengenal diri kita, karena tidak ada yang paling dekat dengan diri kita. Maka
jika kita tidak mengenal dengan diri kita, bagaimana bisa kita mengenal tuhan kita? mungkin
yang di kenal hanyalah lahiriyah saja berupa fisik. Tapi tidak dengan apa yang ada didalam
batin berupa sesuatu yang karenanya bila dia marah dia mencari permusuhan, bila dia
bernafsu dia ingin kawin, bila dia lapar dia ingin makan dan bila dia haus dia mencari minum.
Dalam hal ini, binatang ternakpun sama dengannya.

Didalam diri kita terkumpul berbagai karakter. Diantaranya karakter hewan, karakter
binatang buas, karakter setan, dan karakter malaikat. Ruh adalah hakikat elemen pada diri
kita. Sedangkan yang lain hanyalah barang asing dan pinjaman . Masing-masing karakter
memiliki kebahagiaannya sendiri. Seperi karakter hewan, kebahagiaanya terletak pada nafsu
makan, minum, dan bersenggama. Karakter binatang buas kebahagiaannya terletak pada
kekejaman dan keangkuhan terhadap mangsanya. Karakter setan kebahagiaannya terletak
pada tipu daya, kejahatan, dan pengelabuhan. Karakter malaikat kebahagiaannya terletak
pada kesaksian terhadap keagungan tuhannya.

Karakter-karakter itu diciptakan allah SWT dan di tanamkan pada diri (nafsu) supaya
menjadi ujian kepada kita. jika ingin menjadi seperti hewan / binatang liar / dan setan. Maka
berbuatlah seperti mereka. Tetapi jika kita ingin menjadi seperti malaikat. Maka berbuatlah
seperti apa yang malaikat perbuat. Nafsu menjadi tolak ukur drajat kita, dengannya kita dapat
menjadi lebih mulia dari malaikat, dan juga dapat menjadi lebih buruk dari pada setan.
Tergantung kepada diri sendiri yang ingin menanamkan apa kepada dirinya. Jika ia

2
Sumber: https://nu.or.id/nasional/cara-mengen (Chittick, 2001)al-diri-sendiri-dalam-pandangan-
tasawuf-JMVHw Des 26, 2022
menanamkan hal buruk maka ia akan mendapatkan hasil yang buruk, dan sebaliknya jika ia
menanamkan hal baik, maka ia akan mendapatkan hasil yang baik juga.

B. Mengetahui Susunan dan Fungsi Tubuh

Tubuh kita memiliki struktur yang sangat sempurna yang telah di ciptakan allah SWT.
Yaitu ruh, akal, hati, dan juga raga. Dan itu semua memiliki fungsi masing-masing. Yang
pertama roh, roh adalah hakikat pada diri manusia. Dialah yang bertugas menggerakkan
jasad. Tanpa adanya roh, jasad tidak akan hidup. Roh manusia adalah dimensi realitas
manusia yang membedakannya dari binatang; manusia nampu mengartikulasikan pikiran dan
kesadaran diri. Roh manusia dapat membedakan yang benar dan yang salah, yang baik dan
yang buruk, yang absolut dan relative, yang indah dan yang jelek, dan seterusnya. Itulah yang
disebut intelek (akal).3

Yang kedua akal. Manusia diberikan oleh allah akal supaya ia dapat berfikir, mencari
pengetahuan, dan membedakan mana yang buruk dan yang baik. Lalu meyakininya. Akal
menjadi pengarah bagi manusia. Ketika akal digunakan untuk berfikir dengan baik, maka
akan menjadikan segala perkataan tingkah laku, dan hatinya baik. Sebaliknya jika akal
digunakan untuk berfikir dengan buruk, maka buruklah segala perkataan, tingkah laku dan
hatinya. Kita harus bisa menggunakan dan menjaga akal kita dengan baik. yaitu dengan
menggunakan akal untuk berfikir dengan baik dan di saat akal Lelah, maka kita perlu
mengistirahatkannya. Agar tetap terjaga Kesehatan akalnya.

Yang ketiga hati. Pusat keasadaran manusia adalah realitas-dalamnya “makna”, hati
(dil,qalb). Sedangkan “segumpal darah”, adalah bayangan atu kulit luar hati. Setiap hati
dibedakan oleh tingkat kesadaran dan realisasi-diri.4 Hati sebagai wadah / tempat
bersemayam bagi hal-hal asing, seperti : setan , jin, malaikat, ilmu, dan nur ilahi. Maka kita
harus bisa menjaganya dari segala hal yang dapat membahayakan hati kita. Karena jika kita
membiarkan hal-hal buruk masuk maka akan dapat merusak dan mengotori hati. Seperti
halnya setan, ia akan terus-menerus mengajak keburukan sampai kita dapat terjerumus
kedalam godaannya. lalu hati kita akan tertutup. Dan membuat segala hal yang baik tidak
dapat masuk, seperti nur ilahi. Untuk mencegahnya maka kita harus senantiasa selalu

3
William C. Chittick , Jalan cinta sang sufi_ Ajaran-Ajaran Spiritual Jalaluddin Rumi (Yogyakarta : PENERBIT
KALAM : 2001) Hal. 45
4
William C. Chittick , Jalan cinta sang sufi_ Ajaran-Ajaran Spiritual Jalaluddin Rumi (Yogyakarta : PENERBIT
KALAM : 2001) Hal. 52
membersikan, menjaga, dan merawat hati kita. Agar terhindar dari segala hal yang dapat
mengotori dan merusaknya.

Yang ke empat raga, raga adalah tempat bagi jiwa / ruh. Adanya raga merupakan syarat
mutlak terciptanya jiwa. Dengan kata lain, jiwa tidak akan diciptakan tanpa adanya raga yang
akan ditempatinya. Jika tidak demikian, tentu akan terjadi adanya jiwa tanpa raga. Atau
adanya satu jasad ditempati beberapa jiwa.5 Raga menjadi gambaran dari segala hal yang di
dilakukan oleh jiwa, karena segala kondisi pada jiwa akan disampaikan melalui raga. kita
juga berkewajiban untuk berusaha menjaga dan merawat raga kita dengan makan makanan
yang baik, minum minuman yang baik, olahraga, dan tidak lupa untuk mengistirahatkannya.
Supaya dengan begitu, kesehatannya akan tetap terjaga.

Maka dari itu, kita berkewajiban untuk menggunakan, menjaga, dan merawat itu semua
dengan baik. karena roh, akal, hati, dan juga fisik merupakan suatu pemberian oleh allah
SWT kepada kita yang merupakan rahmat bagi diri kita dan sebagai bukti kasih sayang allah
kepada makhluk yang paling di cintainya.

BAB III
PENUTUP

A, Kesimpulan

5
 1 (Khatni, 2016), Khatni Khatni, Hubungan jiwa-raga dan kurikulum Pendidikan islam menurut ibnu sina,
Hubungan Jiwa-raga Dan Kurikulum Pendidikan Islam Menurut Ibnu Sina - Neliti Hal.18
Mengenali dan memahami diri sendiri merupakan salah satu jalan agar kita dapat menjadi
pribadi yang lebih baik. maka kita perlu berusaha untuk mengenal dan memahami diri kita
sendiri dan juga tidak lupa untuk memohon kepada allah SWT untuk diperkenalkan diri kita
pada diri kita sendiri. Karena dialah yang lebih tahu terhadap kita.

Didalam diri kita terdapat roh, akal, hati, dan juga fisik. Yang itu semua pemberian dari
allah SWT yang sangat agung pada diri kita. Maka kita berkewajiban untuk menggunakan,
menjaga dan juga merawat pemberian itu semua dengan baik.

Daftar Pustaka
Chittick, W. C. (2001). Jalan Cinta Sang Sufi_Ajaran-Ajaran Spiritual Jalaluddin Rumi. Yogyakarta:
PENERBIT QALAM.

Hakim, L. (2018, 9 14). Cara Mengenal Diri Sendiri dalam Pandangan Tasawuf (nu.or.id). Retrieved
from nuonline: Cara Mengenal Diri Sendiri dalam Pandangan Tasawuf (nu.or.id)

Khatni, K. (2016). Hubungan Jiwa-Raga dan Kurikulum Pendidikan Islam Menurut Ibnu Sina. Al-
Idarah, 18.

Anda mungkin juga menyukai