Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SPLIT THICKNESS SKIN GRAFT (STSG) DAN


FULL THICKNESS SKIN GRAFT (FTSG)
DI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR
JAWA TIMUR

Disusun Oleh :
Deli Indah Lestari
Era Sasmita
Moch. Dandi
Riska Wati

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN PROBOLINGGO
2022- 2023
Topik : Gangguan sistem integumen
Pokok Bahasan : Split Thickness Skin Graft (STSG) dan Full
Thickness Skin Graft (FTSG)
Sasaran : Keluarga & pasien di ruang Kawi RSUD Dr. Saiful Anwar
Hari / tanggal : Jumat, 30 Desember 2022
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Ruang Kawi
Penyuluh : Deli Indah Lestari, Moh Dandi, Era Sasmita, Riska Wati

 Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga dan klien diharapkan mengetahui dan memahami
tentang Split Thickness Skin Graft (STSG) dan Full Thickness Skin Graft (FTSG).
 Tujuan Khusus

1. Mengetahui definisi STSG dan FTSG

2. Mengetahui indikasi dan kontra indiasi STSG dan FTSG

3. Mengetahui klasifikasi STSG dan FTSG

4. Mengetahui peralatan post tindakan STSG dan FTSG

5. Mengetahui proses penyembuhan post STSG dan FTSG

6. Mengtahui komplikasi dari STSG dan FTSG


 Materi
Terlampir
 Metode

1. Ceramah

2. Diskusi
 Media Atau Alat
Leafleat
 Kegiatan Penyuluhan
No. Kegiatan Penyuluhan Peserta Waktu
1. Pembukaan - Mengucapkan salam - Menjawab salam 5 menit
- Mendengarkan
- Memperkenalkan diri
- Memperhatikan dan
- Mengingatkan kontrak menjawab
- Menjelaskan tujuan - Mendengarkan dan
- Memberikan leaflet mencatat
- Mengucapkan
terima kasih dan
tersenyum
2. Isi Materi menjelaskan - Memperhatikan 15 menit
tentang konsep STSG dan penjelasan
FTSG : - Bertanya, diskusi
- Definisi
- Indikasi
- Kontra iindikasi
- Klasifikasi
- Perawatan post
tindakan STSG dan
FFTSG

3. Penutupan - Mengevaluasi - Mengungkapkan 5 menit


perasaan peserta perasaan setelah
setelah penyuluhan penyuluhan
- Mengajukan - Bertanya tentang
beberapa materi penyuluhan
pertanyaan yang belum paham
 Kriteria Evaluasi
1. Kriteria evaluasi
1) Evaluasi struktur 
 Kesiapan media
 Leaflet
 Penentuan waktu dan tempat
 Pemberitahuan peserta penyuluhan
2) Evaluasi Proses
 Keluarga dan klien hadir di ruang kawi
 Kegiatan penyuluhan sejalan dengan tertip
 Keluarga dan klien mengaukan pertanyaan
 Keluarga dan klien mengikuti kegiatan dari awal samapi akhir 
3) Evaluasi Hasil
 Keluarga dan klien mengetahui definisi STSG dan FTSG
 Keluarga dan klien mengetahui indikasi dan kontra indikasi STSG dan FTSG
 Keluarga dan klien mengetahui klasifikasi STSG dan FTSG
 Keluarga dan klien mengetahui peralatan post tindakan STSG dan FTSG
 Keluarga dan klien mengetahui proses penyembuhan post STSG dan FTSG
 Keluarga dan klien mengetahui definisi STSG dan FTSG
 Keluarga dan klien mengetahui komplikasi STSG dan FTSG
Lampiran Materi

STSG dan FTSG (TANDUR KULIT)


A. Pengertian
Graft adalah jaringan hidup yang dicangkokkan, misalnya kulit, tulang, sumsum tulang,
kornea dan organ-organ lain seperti ginjal, jantung, hati, paru-paru (Brooker, 2001).
Menurut heriady (2005), skin graft adalah menanam kulit denga ketebalan tertentu bauk
sebagian maupun seluruh kulit yang diambil atau dilepaskan dari satu bagian tubuh yang
sehat (disebut aerah donor) kemudian dipindahakan atau ditanamkan kedaerah tubuh ain
yang membutuhkannya (daerah resipien).
B. Klasifikasi
a. Berdasarkan asalnya menurut Blanchard (2006) adalah:
• Autograft
Berasal dari individu yang sama
• Homograft Homograft
Berasal dari individu yang lain yang sama spesiesnya
• Xenograft/ heterograft
Berasal dari makhluk lain yang berbeda spesies
b. Berdasarkan ketebalan kulit yang diambil
• Split Thickness Skin Graft (STSG)
Mengambil epidemis dan sebagian dermis berdasarkan ketebalan kulit yang dipotong,
Revis (2006) membagi STSG sendiri menjadi 3 kategori yaitu:
 Thin STSG (0,005-0,012 inchi)
 Medium STSG (0,012-0,018 inchi)
 Thick STSG (0,018-0,03 inchi)
• Full Thickness Skin Graft (FTSG)
Yang diambil adalah epidermis dan seluruh dermis
c. Indikasi dan kontra indikasi
STSG
• Indikasi:
- Menutup defek kulit yang luas
- dapat digunakna untuk penutupan sementara dari defek
• Kontra indikasi :
- Ukuran luka kecil yang dapat diperbaiki dengan melakukan flap atau FTSG
FTSG
• Indikasi :
- Kehilangan jaringan yang tidak begitu luas
• Kontra indikasi :
- Tidak terdapatnya suplai darah
• Keuntungan dan kerugian
STSG
 Keuntungan
- Kemungkinan take lebih besar (revaskularisasi pada graft)
- Dapat dipakai untuk menutup defek yang luas
- Donor dapat diambil dari daerah tubuh mana saja, seperti perut, dada,
punggung, bokong, ekstremitas
- Daerah donor dapat sembuh sendiri/epitelisasi
 Kerugian
- Punya kecenderungan kontraksi lebih besar
- Punya kecenderungan terjadi perubahan warna
- Permukaan kulit mengkilat
- Secara estetik kurang baik
FTSG
 Keuntungan
- Kecenderungan untuk terjadi kontraksi lebih kecil
- kecenderungan untuk terjadi perubahan warna lebih kecil
- kecenderungan permukaan kulit mengkilat lebih kecil secara estetik lebih baik
dari split thickness skin graft
 Kerugian
- Kemungkinan take lebih kecil disbanding STSG
- Hanya dapat menutup defek yang tidak terlalu luas. Donor harus dijahit atau
ditutup oleh STSG bila luka donor agak luas sehingga tidak dapat ditutup primer
- Donor terbatas pada tempat-tempat tertentu seperti inguinal, supraklavikular,
retroaurikular
C. Proses Penyembuhan
Menurut Rives (2006), masa penyembuhan dan kelangsunagn hidup graft terdiri dari
beberapa tahap yaitu:
1) Perlekatan dasar
Setelah graft ditempatkan, perlekatan dasar luka melalui jaringan fibrin yang tipis
merupakan proses sementara hingga sirkulasi dan hubungan antar jaringan telah
benar-benar terjadi
2) Penyerapan plasma
Periode waktu antara pemnindahan lukit dengn revaskularisasi pada graft merupakan
fase penyerapan plasma. Graft akan menyerap eksudat pada luka dengan aksi kapiler
melalui struktur seperti spon pada graft dermis dan melaui pembuluh darah dermis. Ini
berfungsi untuk mencegah pengeringan terutama pada pembuluh darah gfrat dan
menyediakan makanan graft. Seluruh proses ini merupakan respon terhadap
kelangsungan hidup gfrat selama 2-3 hari hingga sirkulasi benar-benar adekuat selama
tahap ini berlangsung, gfrat akan mengalami edema dan beratnya akan meningkat
hingga 30-50%.
3) Revaskularisasi
Dimulai pada hari ke-2-3 post skin graft dengan menakinisme yang belum diketahui.
Tanpa memperhatikan mekanisme, sirkulai pada graft akan benar-benar diperbaiki
pada hari ke-6-7 setelah operasi. Tanpa adanya perlekatan dasar, imbibisi plasma,
revaskularisasi, graft tidak akan bertahan hidup.
4) Pengerutan luka
Pengerutan pada luka merupakan hal yang serius dan merupakan masalah dengan
segi kosmetik tergantung pada lokasi dan tngkat keparahan pada luka. Pengerutan
pada wajah mungkin dapat menyebabkan terjadinya ektropion, serta retaksi pada
hidung. Kemampuan skin graft untuk melawan terjadinya pengerutan berhubungan
dengan komponen ketebalan kulit yang digunakan sebagai graft.
5) Regenerasi
Epitel tubuh perlu untuk beregnerasi setelah proses pncangkokan kulit berlangsung.
Pada STSG, rambut akan tubuh lebih jarang atau lebih sedikit pada daerah graft yang
sangat tipis. Graft mungkin akan sangat gatal dan kering pada tahap ini. Pasien sering
mengeluhkan kulit yang tampak kemerahan. Salep yang lembut akan dierikan pada
pasien untuk membantu dalam menjaga kelembaban pada daerah graft.
6) Reinnervasi
Terjadi dari dasar resipien dan sepanjang perifer kembalinya sensibilitas pada graft juga
merupakan proses sentral. Proses ini biasanya kan dimulai pada 1 bulan pertama tetapi
belum akan sempurna beberapa tahun
7) Pigmentasi
Pada FTSG akan berlangsung lebih cepat dengan pigmntasi yang hampir serupa
dengan daerah donor. Pigmentasi pada STSG akanterlihat lebih pucat atau putoh dan
akan terjadi hiperpigmetasi dengan kulit tampa bercahaya atau mengkilat. Untuk
mengatasi hal ini biasanya akan di anjurkan untuk melindungi daerah graft dari sinar
matahari secara langsung selama 6 bulan atau lebih.
D. Perawatan Post Tindakan
1. Cara perawatan skin graft
Bila diyakini tindakan hemostasis darah resipien telah dilakukan dengan baik dan
fiksasi skin graft telah dilakukan dengan baik, balutan dibuka pada hari ke-5 untuk
mengevaluasi take dari skin graft dan benang fiksasi di cabut. Take dari skin graft
maksudnya adalah telah terjadi revaskularisasi, dimana skin graft memperoleh cukup
vaskularisasi untuk hidup. Disarankan pada penderita pasca tindakan skin graft
diekstremitas tetap memakai pembalut elastic sampai pematangan graft kurang lebih 3-
6 diduga akan adanya seroma, hematoma atau bekuan darah dibawah kulit sebaiknya
dalam waktu 24-48 jam dilakukan pengamatan skin graft, oleh karena bila terjadi
seroma, hematoma atau bekuan darah dibawah skin graft akan mengurangi kontak
graft dengan resipien sehingga akan menghalangi take dari skin graft tersebut.
Pada pengamatan ini dilakukan pembukaan balutan dengan hati-hati jangan
sampai merusak graft (terangkat atau tergeser). Seroma, hematoma atau bekuan darah
harus segera dievakuasi dengan melakukan insisi kecil pada skin graft tepat diatas
seroma, hematoma atau bekuan darah tersebut dan selanjutnya dilakukan pembalutan
kembali. Bila evakuasi tersebut dilakukan dalam waktu 24 jam pertama maka graft
masih dapat terjamin take 100%.
2. Perawatan luka daerah donor
Pada donor STSG, balutan baru dibuka setelah proses epitelisasi. Pada daerah
donor terjadi penyembuhan atau epitelisasi untuk thin STSG 7-9 hari, intermediate
STSG 10-14 hari sedangkan thick STSG memerlukan 14 hari atau lebih. Perawatan
STSG secara umum diambil rata-rata 14 hari. Luka donor FTSG diberlakukan seperti
luka jahitan biasa yaitu hari ke-3 kontrol luka dan hari ke-7 jahitan dapat diangkat.
E. Tempat pengambilan donor
STSG
Donor dapat diambil dari daerah tubuh mana saja, seperti perut, dada, punggung,
bokong, ekstremitas. Umumnya yang sering dilakukan diambil dari paha.
FTSG
Donor dapat diambil dari retroaurikuler, supraklavikula, kelopak mata, perut, lipat
paha/inguinal, lipat siku, lipat pergelangan volar.
F. Komplikasi
Skin graft banyak membawa resiko dan potensial komplikasi yang beragam tergantung
dari jenis luka dan tempat skin graft pada tubuh. Komplikasi yang mungkin terjadi antara
lain (Blanchard, 2006):
1. Kegagalanga (2006), skin graft dapat mengalami kegagalan karena sejumlah alasan.
Alasan yang paling sering terjadi adalah adanya hubungan yang kurang baik pada
graft atau kurangnya perlekatan pada dasar daerah resipien. Timbulnya hematom dan
seroma dibawah graft akan mencegah hubungan dan perlekatan pada graft dengan
lapisan dasar luka. Pergerakan pada graft atau pemberian suhu yang tinggi pada graft
juga dapt menjadi penyebab kegagalan graft. Sumber kegagalan yang lain
diantaranya adalah daerah resipien yang buruk. Luka dengan vaskularisasi yang
kurang atau permukaan luka yang terkontaminasi merupakan alasan terbesar bagi
kegagalan graft. Bakteri dan respon terhadap bakteri akan merangsang
dikleuarkannya enzim proteolitik dan terjadinya proses inflamasi pada luka sehingga
akan mengacaukan perlekatan fibrin graft. Tekhnik yang salah juga dapat
menyebabkan kegagalan graft. Memberikan penekanan yang terlalu kuat, peregangan
yang terlalu ketat atau trauma pada saat melakukan penanganan dapat menyebabkan
graft gagal baik sebagian atau seluruhnya.
2. Pergeseran skin graft
Pergeseran akan menghalangi merusak jalinan hubungan (revaskularisasi) dengan
resipien. Harus diusahakan terhindarnya daerah operasi dari geseran dengan cara
fiksasi dan imobilisasi yang baik.
3. Daerah resipien yang kurang vital
Suplai darah yang kurang baik pada daerah resipien, misanya daerah bekas crush
injury, akan mengurangi kemungkinan take, kecuali telah dilakukan debridement yang
adekuat. Penempelan skin graft pada daerah yang avaskuler seperti tulang, tendon,
syaraf membuat tindakan skin graft gagal.
4. Nyeri
Nyeri dapat terjadi karena penggunaan staples pada proses perlekatan graft atau juga
karena adanya torchan, tarikan atau manipulasi jaringan atau organ (Long, 1996). Hal
ini diduga bahwa ujung-ujung saraf normal yang tidak mentransmisikan sensasi nyeri
manjadi mampu mentransmisikan sensai nyeri (Smeltzer, 2002). Reseptor nyeri yang
merupakan serabut saraf mengirimkan cabangnya ke pembuluh darah local, sel mast,
folikel rambut, kelenjar kering at dan melepaskan bradikinin, histamine, prostaglandin,
dan macam-macam asam yang tergolong stimulasi kimiawi terhadap nyeri. Nosiseptor
berespon mengantar impuls ke batang otak untuk merespon rasa nyeri.
5. Hematome
Hematom atau timbunan darah dapat membuat kulit donor mati. Hematom biasanya
dapat diketahui lima hari setelah operasi. Jika hal ini terjadi maka kulit donor harus
diambil dan diganti dengan yang baru (Perdanakusuma, 2006). Hematom juga
menjadi komplikasi tersering dari pemasangan graft.
6. Infeksi
Merupakan penyebab kegagalan yang sebenarnya tidak sering. Infeksi luka ditentukan
oleh keseimbangan antara daya tahan luka dan jumlah mikroorganisme. Bila jumlah
mikroorganisme lebih dari 10 gram jaringan kemungkinan terjadinya infeksi yaitu 89%,
sedangkan bila jumlah mikroorganisme dibawah 10/gram jaringan kemungkinan
terjadinya infeksi yaitu 6%. Pada luka-luka dengan jumlah mikroorganisme lebih dari
105/gram jaringan hampir dipastikan akan selalu gagal.
DAFTAR PUSTAKA

Emmy Liana Dewi. 2018. Pemerhati dan Praktisi Kesehatan Holistik. Jakarta.

Potter dan Perry. 2015. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

Puwahang. 2019. Pijat Tangan untuk Relaksasi.(www.jarijaritangan. wordpress.com)

Pinandita, dkk. 2019. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, vol 8, No.1. Gombong.

Salis, dkk. 2021. Literature Review Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap
Pnenurunan Nyeri Pada Pasien Appendiktomy. Vol 4, No. 1.

Anda mungkin juga menyukai