Anda di halaman 1dari 7

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN ANALISIS JURNAL

FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL SEPTEMBER 2022


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALUOLEO

Death Due To Delayed Onset Intracranial Bleeding In Patient With An


Accute Subdural Hematom

OLEH :

Handriani, S.Ked
K1B1 21 033

PEMBIMBING:
dr. Raja Al Fath Widya Iswara, MH., Sp.FM., MHPE.

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN KEDOKTERAN


FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2022
PENDAHULUAN

Perdarahan dengan onset yang terlambat merupakan komplikasi pada


kejadian trauma kepala. Etiopatogenesis dari perdarahan dengan onset yang
terlambat belum diketahui dengan jelas. Pemeriksaan yang perlu dilakukan pada
trauma kepala adalah CT scan baik sesaat setelah terjadi trauma kepala maupun
beberapa jam setelah terjadinya trauma kepala untuk mengevaluasi terjadinya
perdarahan dengan onset yang terlambat. Perkembangan perdarahan dengan onset
yang terlambat dapat diamati dengan menggunakan pemeriksaan CT scan setelah
beberapa jam terjadinya trauma.1

Tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah ke dinding arteri saat darah
dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Tekanan darah dipengaruhi oleh
cardiac output dan resistensi perifer. Rata-rata tekanan darah normal biasanya
120/80 mmHg. Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah.3

Pewarnaan merupakan proses pemberian warna pada sel yang telah


dipotong sehingga bentuk sel pada jaringan menjadi kontras dan dapat diamati
dengan mikroskop. Zat warna yang sering digunakan pada jaringan adalah
Hematoksilin dan Eosin yang bertujuan untuk melihat bentuk sel seperti inti,
sitoplasma, dan bagian lainnya pada jaringan dan sangan diperlukan dalam
diagnosa medis dan penelitian. Pewarnaan hematoksilin-eosin memiliki ciri-ciri
seperti nukleus berwarna biru sampai ungu, sitoplasma dan serat berwarna merah
muda sehingga memudahkan dalam mengidentifikasi bentuk sel.4,5
TEORI ANALISIS
Pendarahan onset
Perdarahan dengan onset yang terlambat merupakan
lambat
komplikasi pada kejadian trauma kepala. Etiopatogenesis
dari perdarahan dengan onset yang terlambat belum
diketahui dengan jelas. Pemeriksaan yang perlu
dilakukan pada trauma kepala adalah CT scan baik sesaat
setelah terjadi trauma kepala maupun beberapa jam
setelah terjadinya trauma kepala untuk mengevaluasi
terjadinya perdarahan dengan onset yang terlambat.
Perkembangan perdarahan dengan onset yang terlambat
dapat diamati dengan menggunakan pemeriksaan CT
scan setelah beberapa jam terjadinya trauma.1

Etiologi dan patomekanisme dari perdarahan dengan


onset lambat pada trauma kepala belum diketahui,
namun beberapa teori menyebutkan kemungkinan
patomekanisme dari perdarahan onset lambat, seperti
gangguan autoregulasi, nekrosis, abnormalitas dari
struktur pembuluh darah post trauma, aneurisma
traumatik, perubahan metabolisme pada level seluler,
vasopspasme, dan kongesti vena. Semua hal tersebut
dapat terjadi akibat peningkatan intrakranial dan
gangguan pembekuan darah pada daerah yang terkena
trauma.1

Pada pasien dengan perdarahan onset lambat,


penegakkan diagnosis dan penanganan awal yang cepat
dan tepat sangat penting untuk menekan mortalitas
maupun morbiditas. Sehingga, pemeriksaan CT scan
harus dilakukan 4-8 jam setelah trauma kepala dengan
pasien yang mengalami trauma kepala berat, gangguan
koagulopati, fraktur kranial, dan pasien dengan usia lebih
dari 50 tahun.1,2

Pada kasus, pasien merupakan wanita dengan usia


70 tahun. Pasien saat mengalami trauma, pasien sedang
mengkonsumsi obat antikoagulan setelah dilakukan
tindakan precutaneous transluminal angioplasty.Gejala
neurologis pada pasien muncul setelah dua hari post
trauma. Perdarahan dengan onset lambat pada pasien
dapat terjadi karena gangguan pembekuan darah pada
pasien karena mengkonsumsi antikoagulan sehingga
perdarahan yang terjadi tidak dapat dikompensasi oleh
faktor pembekuan dalam tubuh. Gejala yang dialami oleh
pasien juga terlambat dapat disebabkan akibat pasien
merupakan pasien lanjut usia sehingga cerebri telah
mengalami atrofi menyebabkan gejala neurologis
terlambat timbul.
Tekanan darah Tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah ke
dinding arteri saat darah dipompa keluar dari jantung ke
seluruh tubuh. Tekanan darah dipengaruhi oleh cardiac
output dan resistensi perifer. Rata-rata tekanan darah
normal biasanya 120/80 mmHg. Hipertensi adalah suatu
peningkatan tekanan darah. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhu tekanan darah adalah :
 Sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom mengatur
tekanan darah dengan menerima informasi pada
baroreseptor pada sinus carotis dan arkus aorta.
Apabila terjadi penurunan tekanan darah, maka
sistem saraf simpatik akan meningkatkan
kontraktilitas jantung sehingga meningkatkan
tekanan darah, begitu pula sebaliknya.
 Perpindahan cairan pembuluh darah kapiler. Ini
merujuk pada perpindahan cairan melewati vaskuler
ke ruang intertisial. Perpindahan cairan kapiler
dipengaruhi oleh tekanan darah kapiler. Apabila
terjadi penurunan tekanan darah, cairan dari
intertisial akan berpindah ke intravaskular untuk
meningkatkan tekanan darah.
 Mekanisme hormonal. Renin-angiotensin-aldosteron
sistem,3

Pada orang tua, risiko untuk terjadi peningkatan


tekanan darah semakin meningkat. Hipertensi
merupakan faktor risiko untuk terjadinya penyakit
kardiovaskular terutama pada orang tua. Pada orang tua,
elastisitas pembuluh darah menurun, gangguan
neurohormonal dan autonomik disregulation, dan
penuaan pada ginjal menyebabkan gangguan regulasi
tekanan darah.3

Pada kasus pasien berusia 70 tahun. pada pasien


yang lebuh tua telah terjadi peningkatan faktor risiko
peningkatan tekanan darah dan penyakit kardiovaskular.
Pada pasien, dua hari setelah trauma pasien didiagnosis
mengalami fraktur kompresi. Fraktur kompresi yang
dialami oleh pasien dapat meningkatkan aktivitas saraf
autonon sehingga menjadi faktor risiko yang
menungkatkan tekanan darah pada pasien.
Pewarnaan HE Pewarnaan merupakan proses pemberian warna
pada sel yang telah dipotong sehingga bentuk sel pada
jaringan menjadi kontras dan dapat diamati dengan
mikroskop. Zat warna yang sering digunakan pada
jaringan adalah Hematoksilin dan Eosin yang bertujuan
untuk melihat bentuk sel seperti inti, sitoplasma, dan
bagian lainnya pada jaringan dan sangan diperlukan
dalam diagnosa medis dan penelitian. Pewarnaan
hematoksilin-eosin memiliki ciri-ciri seperti nukleus
berwarna biru sampai ungu, sitoplasma dan serat
berwarna merah muda sehingga memudahkan dalam
mengidentifikasi bentuk sel.4,5

Hematoksilin-eosin merupakan pewarnaan rutin


yang digunakan untuk memulas inti dan sitoplasma serta
jaringan penyambung. Hematoksilin bekerja sebagai
pewarna basa, artinya zat ini mewarnai inti dan
mewarnai unsur basofilik jaringan. Eosin barsifat asam
sehingga akan memulas komponen asidofilik jaringan
seperti mitokondria, granula sekretorius dan kolagen.4,5

Prinsip pewarnaan hematoksilin-eosin adalah inti


yang bersifat asam akan menarik zat atau larutan
Hematoksilin yang bersifat basa sehingga akan berwarna
biru sampai ungu. Sedangkan sitoplasma yang bersifat
basa akan menarik zat atau larutan Eosin yang bersifat
asam sehingga memberikan warna merah muda.4,5

Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan jaringan


otak dengan menggunakan pewarnaa Hematoksilin-
Eosin dan didapatkan terdapat nekrosis likuefaktif pada
seluruh otak. Inti jaringan akan terlihat berwana biru
sampai ungu dan sitoplasma akan terlihat berwarna
merah muda.
DAFTAR PUSTAKA

1. Karadas, Sevdegul., et al. 2015. Delayed Traumatic Intracerebral


Hemorrhage : For How Many Hours Should Patients with Mild Head
Trauma be Observed. Journal of Clinical and Analytical Medicine.
Turkey. 707-709
2. Nagai, H., Nara. A., Yamaguchi, R., Yoshida, K., Uemura, K. 2016. Death
Due to Delayed Onset Intracranial Bleding in A Patient with An Acute
Subdural Hematoma.
3. Lionakis, Nikolaos., et al. 2021. Hypertension in the Eldery.
Rsearchgate 4(5).
4. Feldman, Ada.T. Wolfe, Delia. 2014. Tissue Processing dan
Hematoxylin and Eosin Staining in Hystopathology and Protocol,
Methods In Molecular Biology. Springer Science.New York
5. Wahyuni dkk. 2020. Analisa Pewarnaan umum Histopatologi
Hematoxylin dan Eosin Modifikasi Untuk Negri Bodies Rabies.
Kementrian Pertanian Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai