Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ASAS-ASAS BIMBINGAN KONSELING

Dosen Pengampu Matakuliah : Prof. Dr. Hj. Neviyarni S, M.S

Oleh :
Selfia Yulia Gusti (21078068)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya,
sehingga dengan keridaan-Nya pula dan kerja keras penulis makalah tentang ASAS-ASAS
BIMBINGAN DAN KONSELING ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, penulis mengharapkan kita dapat ikut adil dalam
memanfaatkan ilmu yang ada. Karena kebanyakan dari kita ada yang menganggap sepele
mengenai asas-asas bimbingan konseling.
Penulis tetap menerima apa bila ada kritik dan saran dari para pembaca guna
penyempurnaan makalah ini. Penulis sadar bahwa penulis hanya manusia biasa yang tak
luput dari kesalahan.
Semoga makalah ini dapat digunakan dan memberi manfaat bagi kita semuademi
menambah pengetahuan kita.

Padang, 3 november 2022

Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling merupakan pekerjaan pelayanan yang professional, yang
menguraikan pemahaman, penanganan dan penyikapan tentang keadaan seseorang yang
meliputi unsur kognisi, afeksi, dan psikomotori.Pekerjaan ini sangat penting sekali dalam dunia
pendidikan, agar tercipta keserasian atau keharmonisan antara guru dengan siswa. Hal ini
sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal
1 Ayat 1 dan 6 :Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen,
konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang
sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh kaidah-kaidah yang
berlaku atau dalam kata lain disebut “asas”. Asas-asas bimbingan dan konseling adalah
merupakan rukun yang harus dipegang teguh dan dikuasai oleh seorang guru pembimbing/
konselor dalam menjalankan pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling. Asas-asas
tersebut adalah sebagai jiwa dan nafas dari seluruh kehidupan layanan bimbingan dan
konseling. Apabila asas-asas ini tidak dijalankan dengan baik, maka penyelenggaraan
bimbingan dan konseling akan berjalan tersendat-sendat atau bahkan terhenti sama sekali.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah
ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan asas bimbingan dan konseling?
2. Apa saja asas-asas dalam pelayanan bimbingan dan konseling?
3. Bagaimana Deskripsi asas-asas bimbingan dan konseling tersebut?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian asas bimbingan dan konseling
2. Untuk mengetahui asas-asas dalam pelayanan bimbingan dan konseling
3. Untuk dapat memahami asas-asas bimbingan dan konseling
D. Manfaat
Dari uraian tujuan di atas maka dapat diketahui manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan tentang pengertian asas bimbingan
dan konseling.
2. Meningkatkan kualitas peserta didik dalam mengembangan potensi yang ada dalam
dirinya.
3. Sebagai refrensi dalam berdiskusi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asas Bimbingan dan Konseling


Dalam kamus besar bahasa Indonesia asas berarti “Dasar”. Tetapi asas dalam
pengertian disini adalah bukan dasar tetapi “Rukun”.Jadi asas bimbingan dan konseling berarti
“Rukun yang harus dipegang teguh dan dikuasai oleh seorang guru pembimbing atau konselor
dalam menjalankan pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling”. (hasil diskusi kelas :
25-03-2012).Setiap kegiatan kadang-kadang ada asas yang dijadikan pegangan dalam
melaksanakan kegiatan tersebut.Demikian pula dalam layanan/ kegiatan bimbingan dan
konseling, ada asas yang dijadikan pegangan dalam menjalankan kegiatan itu.Menurut
Prayitno ada dua belas asas yang harus menjadi dasar pertimbangan dalam kegiatan pelayanan
bimbingan dan koseling.

B. Asas – Asas Bimbingan Konseling


Pelayanan bimbimngan dan konseling adalah pekerjaan profesional sesuai dengan
makna apeksi, dan perlakuan konselor terhadap kasus, pekerjaan profesional itu harus di
laksanakan dengan mengikuti kaidah –kaidah yang menjamin efisien dan efektivitas proses dan
lainnya. Kaidah – kaidah tersebut di dasarkan atas tuntutan keilmuan layanan di satu segi (
antara lain bahwa layanan harus di dasarkan atas data dan tingkat perkembangan klien ), dan
tuntunan oktimalisasi proses peyelenggaraan pelayanan di segi lain ( yaitu antara lain suasana
konseling di tandai oleh adanya kehangatan, pemahaman, penerimaan, kebebasan, dan
keterbukaan, serta sebagai sumber daya yang perlu di aktifkan.
Dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling kaidah – kaidah tersebut
di kenal dengan asas bimbingan dan konseling, yaitu ketentuan – ketentuan yang harus di
terapkan dalam peyelenggaraan pelayanan itu.
Asas – asas yang di maksud adalah asas kerahasian, kesukarelaan, keterbukaan,
kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih
tangan, dan tutwuri hadayani ( prayitno,1987 )
1. Asas Kerahasiaan
Asas-asas kerahasian yaitu menuntun dirahasiakanya segenap data dan keterangan peserta
didik yang menjadi sasaran layanan , yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak
layak diketahui oleh orang lain .

Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam kegiatan bimbingan dan koseling, kadang-kadang
konseli harus menyampaikan hal-hal yang sangat pribadi/ rahasia kepada konselor.Oleh karena
itu konselor harus menjaga kerahasiaan data yang diperolehnya dari konselinya.
Sebgai konselor berkewajiban untuk menjaga rahasia data tersebut, baik data yang diperoleh
dari hasil wawancara atau konseling, karena hubungan menolong dalam bimbingan dan
konseling hanya dapat berlangsung dengan baik jika data informasi yang dipercayakan kepada
konselor atau guru pembimbing dapat dijamin kerahasiaannya. Asas ini bisa dikatakan sebagai
“Asas Kunci” dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling, karena dengan adanya asas
kerahasiaan ini dapat menimbulkan rasa aman dalam diri konseli.
Berdasarkan apa yang dikemukakan di atas, maka apa yang terjadi saat pelayanan bimbingan
dan konseling yang dilakukan oleh konselor dan konseli baik itu isi pembicaraan atau pun sikap
konseli, kerahasiaanya perlu dihargai dan dijaga dengan baik. Demikian pula catatan-catatan
yang dibuat sewaktu atau pun sesudah wawancara atau konseling perlu disimpan dengan baik
dan kerahasiaanya dijaga dengan cermat oleh konselor.
Contoh asaa kerahasian :ada seorang konseli yang menceritakan kepada konselor bahwa
seorang konseli itu memiliki penyakit HIV yang didapatnya sejak lama maka seorang konselor
harus bisa menjaga kerahasian tersebut agar penyakit konseli itu tidak di ketahui oleh orang
banyak .

2. Asas Kesukarelaan
Asas kesukarelaan yaitu assa BK yang menghendaki adanya kesukaaan dan kerelaan peserta
didik mengikuti atau menjalankan layanan atau kegiatan yang di peruntukan baginya . Telah
dikemukakan bahwa bimbingan merupakan proses membantu individu.
Perkataan membantu disini mengandung arti bahwa bimbingan bukan merupakan suatu
paksaan, akan tetapi merupakan suatu binaan. Oleh karena itu dalam kegiatan bimbingan dan
konseling diperlukan adanya kerjasama yang demokratis antara konselor/ guru pembimbing
dengan konselinya. Kerjasama akan terjalin bilamana konseli dapat dengan suka rela
menceritakan serta menjelaskan masalah yang dialaminya kepada konselor.
Contoh asas kesukarelaan : ada seorang peserta didik yang selalu tidak masuk dikarenakan
tidak suka pada pada salah satu mata pelajaran di sekolahnya , sebagai guru konselor
seharusnya kita harus mengubah sikap/perilaku konseli tersebut agar dapat suka pada mata
pelajaran tersebut dengan selalu membina dan mengembangkanya.
3. Asas Keterbukaan
Asas keterbukaan yaitu asas BK yang menghendaki agar peserta didik yang menjadi sasaran
layanan atau kegiataan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan
keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari
luar yang berguna bagi pengembangan dirinya .
Asas keterbukaan merupakan asas yang sangat penting bagi konselor/ guru pembimbing,
karena hubungan tatap muka antara konselor dan konseli merupakan pertemuan bathin tanpa
tedeng aling-aling.Dengan adanya keterbukaan ini dapat ditumbuhkan kecenderungan pada
konseli untuk membuka dirinya, untuk membuka kedok hidupnya yang menjadi penghalang
bagi perkembangan psikisnya.Konselor yang sukses adalah konselor yang bisa memudahkan
konseli untuk membuka dirinya dan berusaha memahami lebih jauh tentang dirinya
sendiri.Truax dan Carkhuff menyimpulkan bahwa “ada hubungan yang erat antara keterbukaan
konselor dan kemampuan klien membuka diri (self exploration).”
Asas ini menghendaki agar konseli bersifat terbuka dan tidak berpura-pura dalam memberikan
keterangan maupun informasi.Dalam hal ini konselor/ guru pembimbing berkewajiban
mengembangkan keterbukaan konseli.Agar konseli dapat terbuka, guru pembimbing terlebih
dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Hal demikian akan mendorong konseli
mengekspresikan pengalaman pribadinya.
Keterusterangan dan kejujuran si terbimbing akan terjadi jika si terbimbing tidak lagi
mempersoalkan asas kerahasiaan dan kesuka relaan ; maksudnya , si terbimbing telah betul-
betul telah mempercayai konselornya lebih jauh, keterbukaan akan semakin berkembang
apabila klien tahu bahwa kinselornya terbuka.
Keterbukaan di sini di tinjau dari dua arah. Dari pihak klien di harapkan pertama-tama mau
membuka diri sendiri sehingga apa yang ada pada dirinya dapat di ketahui oleh orang lain, dan
kedunya mau membuka diri dalam arti mau menerima saran-saran dan masukan lain lainya dari
pihak luar.
Contoh asas keterbukaan : ada seorang konseli yang memiliki sifat tertutup sebagai konselor
kita harus dapat mengubah konseli untuk bicara secara terbuka dan tidak berpura-pura dalam
menceritakan maslah pribadinya sendiri ,sehingga konseli dapat berbicara jujur dan merasa
nyaman dalam menyampaikan masalahhnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asas-asas bimbingan dan konseling adalah merupakan subuah dasar yang dijadikan
pedoman dalam melaksanakan pelayanan/ kegiatan bimbingan dan konseling. Menurut
Prayitno ada dua belas asas yang mendasari layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling,
asas-asas tersebut sesuai dengan apa yang sudah dikemukakan di atas. Kedua belas asas
bimbingan dan konseling tersebut pada dasarnya menegaskan bahwa para konselor merupakan
para ahli yang memiliki kemampuan untuk membimbing konselinya, baik secara ikhlas
maupun profesional sehingga mereka mampu meningkatkan taraf kehidupannya yang lebih
baik, terutama berkaitan dengan persoalan mentalitas konseli, baik dalam menghadapi
lingkungannya maupun orang-orang yang ada di sekelilingnya.
Demikianlah beberapa asas-asas penting yang dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam
pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.
Daftar Pustaka

A, Hallen. 2005. Bimbingan & Konseling. Jakarta : Quantum Teaching.


Luddin, Abu Bakar. 2010. Dasar-Dasar Konseling Tinjauan Teori dan Praktik.Bandung
:Citapustaka Media Perintis.

Salahudin, Anas. 2010. BimbingandanKonseling. Bandung : CV. Pustaka Setia.

Prayetno.dasar-dasar bimbingan konseling.jakarta:Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai