Anda di halaman 1dari 7

EKSEPSI, JAWABAN, DAN REKONVENSI TERGUGAT

Dalam Perkara No. 032-LFMA/IX/MLG/2022


Antara
:
(Hartono Bin Hariadi) TERGUGAT REKONVENSI
Melawan
(Suwarti Binti Haryono) PENGGUGAT REKONVENSI

Kepada Yth.:
Majelis Hakim Pemeriksa Perkara No. 035/Pdt.G/2022/PA.Mlg
Pada Pengadilan Negeri Agama Malang
Jl. Raden Panji Suroso No.1,
Polowijen, Kec. Blimbing, Kota Malang,
Jawa Timur 65126

Dengan hormat,
Setelah membaca dan mempelajari secara cermat dalil-dalil gugatan Penggugat dalam Konvensi,
maka Perkenankanlah yang bertandatangan di bawah ini: ,
ELSA DAME S.H, M.H, Advokat dan konsultan hukum yang berkantor pada Kantor Hukum LAW FIRM
ELSA DAME S.H.,M.H & ASSOCIATES, yang berkantor di Jalan Bendungan Sigura gura Barat III No.14b
Kec. Klojen, Kota Malang
bertindak untuk dan atas nama Klien kami :
Hartono Bin Hariadi, Supir Angkutan Umum, beralamat di (Jl. Danau laut tawar Nomor
A.12/M21 RT 001/RW 002 Kelurahan Sawojajar Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang)yang sekarang
bertempat tinggal domisili (Jl. Sakura Timur No. 22 RT/RW 002/009, Kec. Lowokwaru, Malang),
Selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT DALAM KONVENSI/PENGGUGAT DALAM REKONVENSI
Dalam hal ini memilih domisili hukum di tempat kuasa hukumnya tersebut di atas, berdasarkan
Surat Kuasa Khusus tertanggal 11 September 2022 (terlampir).
Tergugat dalam Konvensi/Penggugat dalam Rekonvensi dengan ini mengajukan Eksepsi, Jawaban dan
Gugatan Rekonvensi terhadap Gugatan Perbuatan Melawan Hukum dalam perkara Perdata No.
035/Pdt.G/2022/PA.Mlg tertanggal 19 Oktober 2022 pada Pengadilan Negeri Agama Malang.
Adapun yang menjadi dasar dan alasan Eksepsi dan Jawaban terhadap Gugatan Tergugat adalah
sebagai berikut :
1. Bahwa memang benar yakni pada tanggal 12-07-2010 telah terjadi pernikahan yang sah
menurut Hukum Islam yang terjadi oleh kedua belah pihak dengan kutipan Akta Nikah No.
122/12/II/2010.
2. Bahwa benar dalam dalam perkawinan tersebut, pemohon dan termohon telah melakukan
hubungan badan (Ba’da dukhul) dan hasil buah perkawinan tersebut telah dikaruniai
seorang orang anak perempuan yang bernama Haleyla Hartono Putri yang lahir pada tanggal
21 Juli 2011.
3. Bahwa semula rumah tangga PENGGUGAT dan TERGUGAT hidup rukun dan harmonis walaupun
penghasilan TERGUGAT yang bekerja sebagai supir angkutan umum sangat pas-pasan untuk
menghidupi PENGGUGAT, anak mereka dan orang tua PENGGUGAT, namun sejak kurang lebih 3
(Tiga) tahun yang lalu rumah tangga PENGGUGAT dan TERGUGAT selalu diwarnai
pertengkaran/perselisihan yang terus menerus;
4. Bahwa penyebab terjadinya pertengkaran/perselisihan tersebut dikarenakan PENGGUGAT ingin
menyekolahkan anak mereka di PAUD/play group dengan biaya masuk sebesar Rp. 3.500.000
dan biaya bulanan nya sebesar Rp. 500.000 , namun TERGUGAT merasa masih belum mampu
menyekolahkan anak mereka dengan biaya sebesar itu; PENGGUGAT menuduh TERGUGAT
berselingkuh dan memberikan uang hasil kerjanya kepada wanita lain. Wanita yang dimaksud
adalah seorang pemilik toko kelontong langganan TERGUGAT; TERGUGAT marah dikarenakan
PENGGUGAT tidak ada di rumah sewaktu TERGUGAT pulang bekerja; TERGUGAT marah dikarenakan
PENGGUGAT mengaku bahwa dia mencari uang dengan menjadi PSK untuk biaya sekolah anaknya;
5. Bahwa jika terjadi pertengkaran/perselisihan TERGUGAT selalu bersikap kasar terhadap
PENGGUGAT, seperti menarik tangan PENGGUGAT dengan keras, mendorong PENGGUGAT ke sofa
atau tempat tidur dan sering berbicara dengan bahasa kasar kepada PENGGUGAT.
6. Bahwa walaupun masih satu rumah namun PENGGUGAT dan TERGUGAT sudah tidak melakukan
hubungan sebagaimana layaknya suami istri baik lahir maupun batin;
Bahwa Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil Penggugat, kecuali apa yang diakui dan
dinyatakan secara tegas oleh Tergugat.
I. DALAM KONVENSI

A. DALAM EKSEPSI

1. Penggugat tidak mempunyai kepentingan untuk menggugat karena Gugatan diajukan oleh
pihak yang tidak memiliki hak, tidak punya syarat atau tidak berhak.
2. Gugatan Penggugat diajukan telah Lewat Waktu/Daluwarsa.

B. DALAM POKOK PERKARA

Tergugat mohon apa yang telah disampaikan dalam bagian Eksepsi tersebut di atas
dianggap merupakan satu kesatuan dengan bagian Dalam Pokok Perkara ini dan Tergugat
menolak dengan tegas dalil-dalil Penggugat, kecuali yang diakui secara tegas oleh
Tergugat;
1. Bahwa PENGGUGAT telah menikah dengan TERGUGAT dan tercatat oleh pegawai pencatat
nikah Kantor Urusan Agama Kec. Kedungkandang, Kota Malang , sesuai dengan kutipan
Akte Nikah No. 122/12/II/2010 pada tanggal 12 Juli 2010 (terlampir);
2. Bahwa setelah menikah, PENGGUGAT dan TERGUGAT tinggal bersama di rumah orang tua
Suwarti di Jalan Danau Laut Tawar nomor A.12/M.21 RT. 001/RW. 002 Kel. Sawojajar Kec.
Kedungkandang Kota Malang, kemudian pada bulan Agustus 2014 TERGUGAT menempati
rumah temannya yang bernama Haris Maryanto di Jl. Sakura Timur No. 22, RT. 003/ RW.
011, Kel. Pandanwangi, Kec. Blimbing, Kota Malang sampai dengan saat sekarang;
3. Bahwa selama pernikahan tersebut, PENGGUGAT dan TERGUGAT telah dikaruniai 1 (Satu)
orang anak perempuan yaitu : Haleyla Hartono Putri lahir pada tanggal 21 Juli 2011
(11 tahun), sesuai dengan kutipan Akta kelahiran nomor 1221.01-02/2002;
4. Bahwa semula rumah tangga PENGGUGAT dan TERGUGAT hidup rukun dan harmonis walaupun
penghasilan TERGUGAT yang bekerja sebagai supir angkutan umum sangat pas-pasan untuk
menghidupi PENGGUGAT, anak mereka dan orang tua PENGGUGAT, namun sejak kurang lebih 3
(Tiga) tahun yang lalu rumah tangga PENGGUGAT dan TERGUGAT selalu diwarnai
pertengkaran/perselisihan yang terus menerus;
5. Bahwa penyebab terjadinya pertengkaran/perselisihan tersebut dikarenakan: PENGGUGAT
ingin menyekolahkan anak mereka di PAUD/play group dengan biaya masuk sebesar Rp.
3.500.000 dan biaya bulanan nya sebesar Rp. 500.000 , namun TERGUGAT merasa masih
belum mampu menyekolahkan anak mereka dengan biaya sebesar itu; PENGGUGAT menuduh
TERGUGAT berselingkuh dan memberikan uang hasil kerjanya kepada wanita lain. Wanita
yang dimaksud adalah seorang pemilik toko kelontong langganan TERGUGAT; TERGUGAT
marah dikarenakan PENGGUGAT tidak ada di rumah sewaktu TERGUGAT pulang bekerja;
TERGUGAT marah dikarenakan PENGGUGAT mengaku bahwa dia mencari uang dengan menjadi
PSK untuk biaya sekolah anaknya;
6. Bahwa jika terjadi pertengkaran/perselisihan maka TERGUGAT selalu membentak-bentak
dan marah-marah terhadap PENGGUGAT;
7. Bahwa jika terjadi pertengkaran/perselisihan TERGUGAT selalu bersikap kasar terhadap
PENGGUGAT, seperti menarik tangan PENGGUGAT dengan keras, mendorong PENGGUGAT ke sofa
atau tempat tidur dan sering berbicara dengan bahasa kasar “goblok, anjing, babi”
dan lain-lain kepada PENGGUGAT.
8. Bahwa akibat seringnya terjadi pertengkaran/perselisihan maka beberapa bulan ini
(kurang lebih sudah 8 (delapan) bulan) TERGUGAT pergi dari rumah orang tua PENGGUGAT
dan tidak memberitahukan keberadaannya namun ketika pulang ke rumah lalu ditanya oleh
PENGGUGAT tentang kepergiannya maka TERGUGAT sering marah-marah dan membentak
PENGGUGAT bahkan melakukan beberapa kekerasan fisik kepada PENGGUGAT;
9. Bahwa walaupun masih satu rumah namun PENGGUGAT dan TERGUGAT sudah tidak melakukan
hubungan sebagaimana layaknya suami istri baik lahir maupun batin;
10. Bahwa karena seringnya terjadi pertengkaran dan perselisihan juga sering perginya
TERGUGAT dari rumah maka PENGGUGAT berkesimpulan bahwa rumah tangga PENGGUGAT dan
TERGUGAT sudah tidak harmonis lagi dan tidak mungkin lagi untuk dipertahankan karena
kebahagiaan dan ketentraman rumah tangga tidak dapat terwujud sebagaimana yang
dikehendaki oleh Undang-undang Perkawinan;
11. Bahwa atas dasar uraian diatas gugatan Penggugat telah memenuhi alasan perceraian
sebagaimana diatur dalam Undang- Undang No.1 tahun 1974 Jo. Peraturan Pemerintah No.
9 tahun 1975 pasal 19 Jo. Kompilasi Hukum Islam pasal 116.
12. Bahwa anak Penggugat dan Tergugat selama ini tinggal bersama Penggugat, karena itu
untuk kepentingan anak-anak itu sendiri dan rasa kasih sayang Penggugat terhadap
mereka, maka Penggugat mohon agar anak-anak tersebut ditetapkan dalam pengasuhan dan
pemeliharaan Penggugat;
13. Bahwa TERGUGAT sebagai seorang ayah mempunyai kewajiban untuk memberi uang nafkah
yang meliputi biaya pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, sandang dan pangan kepada
anaknya dari hasil perkawinannya dengan PENGGUGAT hingga berusia 21 tahun atau
menikah;
14. Bahwa karena sudah 3 (Tiga) tahun TERGUGAT tidak memberi uang nafkah kepada PENGGUGAT
maka mohon agar TERGUGAT dihukum membayar uang nafkah sebesar Rp. 3.000.000,- (Tiga
Juta Rupiah) per bulan terhitung sejak bulan September 2022 sampai dengan perkara ini
mempunyai kekuatan hukum tetap, dan dihukum pula untuk membayar uang iddha dan
mut’ah, masing-masing uang iddha sebesar Rp. 6.000.000,- (Enam Juta Rupiah) dan uang
mut’ah sebesar Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah);

II. DALAM REKONVENSI

Bahwa Tergugat mempunyai alasan yang kuat menurut hukum untuk mengajukan gugatan balik
(Rekonvensi) kepada Penggugat, untuk itu mohon Tergugat dalam Konvensi disebut Penggugat
Rekonvensi, dan Penggugat dalam Konvensi disebut Tergugat dalam Rekonvensi;
Penggugat dalam Rekonvensi/Tergugat dalam Konvensi mohon apa yang telah disampaikan dalam
bagian Eksepsi tersebut di atas dianggap merupakan satu kesatuan dengan bagian dalam rekonvensi
dan Penggugat dalam Rekonvensi/ Tergugat dalam Konvensi menolak dengan tegas dalil- dalil
Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi, kecuali yang diakui secara tegas oleh
Tergugat dalam Konvensi/ Penggugat dalam Rekonvensi.
1. Bahwa hal-hal yang telah diajukan dalam Jawaban Konvensi tersebut diatas, merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dalam Gugatan Rekovensi ini;
2. Bahwa oleh karena Tergugat Rekonvensi selaku seorang suami dan ayah sekaligus selaku
kepala rumah tangga yang memiliki tanggung jawab terhadap keluarganya, dengan sengaja
telah melalaikan kewajibannya serta menelantarkan Penggugat Rekonvensi dan juga
menelantarkan anak-anak kandung kami, maka dengan demikian Tergugat Rekonvensi mempunyai
suatu kewajiban yang harus dipenuhinya, yaitu: harus membayar nafkah terhutang kepada
Penggugat Rekonvensi selaku isterinya dan biaya hidup terhutang sejumlah Rp. 4.000.000,-
(empat juta rupiah)
3. Bahwa mengingat perkawinan antara Penggugat Rekonvensi dan Tergugat Rekonvensi telah
dilahirkan 1 (satu) orang anak yang terhitung masih dibawah umur serta masih memerlukan
perhatian khusus dari seorang Ibu, maka Penggugat Rekonvensi memohon kepada Majelis
Hakim Pemeriksa perkara ini agar berkenan untuk memberikan hak asuh kepada Penggugat
Rekonvensi selaku ibu kandung dari anak tersebut;
Berdasarkan dasar dan alasan tersebut di atas, Tergugat Dalam Konvensi/ Penggugat Dalam
Rekonvensi mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili serta memutus perkara aquo
untuk menjatuhkan putusan sebagai berikut:
I. DALAM KONVENSI

A. DALAM EKSEPSI
1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi dari Tergugat dalam Konvensi.
2. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijke Verklaar).
3. Menghukum Penggugat dalam Konpensi untuk membayar seluruh biaya perkara.
B. DALAM POKOK PERKARA
1. Menolak gugatan Penggugat dalam Konpensi untuk seluruhnya.
2. Menghukum Penggugat dalam Konpensi untuk membayar seluruh biaya perkara.

II. DALAM REKONVENSI


1. Menerima dan mengabulkan Gugatan dari Penggugat Rekonvensi/Tergugat dalam Konpensi.
2. Menyatakan Penggugat dalam Konvensi telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum;
3. Menghukum Penggugat dalam Konpensi untuk membayar seluruh biaya perkara.

Atau :
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, Penggugat dalam Rekonvensi/Tergugat dalam Konvensi
mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Malang, 11 November 2022


Hormat Kami,
Kuasa Hukum Tergugat Dalam Konvensi/
Penggugat Rekonvensi

ELSA DAME S.H.,M.H

Anda mungkin juga menyukai