Anda di halaman 1dari 19

Hydrocortison

Salep
Kelompok 5 .S. F a rm
ind a T a n i a , M
pu : A p t , A l
e n ga m
Dosen P
01 Rahmad Fajri

Sarah Aulia Kamila


02

03 Salsha Fatria
(482012108081)

04 Rizky Hidayyati
Salbia

05 Nadila Junisti

06 Mukminun Sari
Preformulasi Zat Aktif
Nama senyawa Hydrocortisoni Acetatis

Rumus Molekul C23H32O6

Bobot Molekul 404,50

Struktur Molekul

serbuk hablur,putih atau hampir putih,tidak


Pemerian
berbau,tawar kemudian pahit.

Ph 3,5-4, 5
Preformulasi Zat Aktif
praktis tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%) P dan
Kelarutan
dalamkloroform

Penyimpanan simpan Dalam wadah tertutup

Titik didih Pada suhu ± 220°, disertai penguraian

umumnya dioleskan pada lesi secara tipis 2-4 kali sehari


Dosis Pemakaian
tergantung beratnya kelainan

Pada kondisi padat hidrokortison sangat stabil pada pH basa.


Hidrokortison terdekomposisi dengan asam etanoat dan asam
Stabilitas glukonoat. Pada pH dibawah 2, kecepatan degradasi tidak
tergantung dari adanya impurities logam. Tidak stabil dengan
PEG (Polietilenglikol).

Khasiat Adrenoglukokortikoidun

(Farmakope Indonesia Edisi VI, halaman 525)


Thank you for
listening!

Pertimbangan Formulasi

Permasalahan Alternatif Pemecahan Keputusan dan Alasan

Salep. Karena pemilihan dasar salep


Dibuat sediaan dalam tergantung pada faktor-faktor yaitu
Zat aktif yang digunakan bentuk seperti salep, gel, khasiat yang diinginkan, sifat bahan
praktis tidak larut dalam air. krim, pasta. obat yang dicampurkan, ketersediaan

hayati, stabilitas dan ketahanan
sediaan.

Salep ini dimaksudkan untuk


Digunakan basis salep yang Vaselin album dan adeps lanae. Tidak
memperpanjang kontakobat
memiliki daya oklusif yang digunakan untuk salep mata sehingga
dengan kulit dan bertindak
besar seperti vaselin ablum, aman digunakan basis dan memiliki
sebagai pembalut atau
vaselin flavum, adeps lanae. daya oklusif yang besar.
penutup
Pertimbangan Formakologi


diindikasikan untuk mengurangi gejala inflamasi dan manifestasi


piuritik pada dermatosis yang bersifat responsive terhadap
Indikasi

kortikosteroid. Menekan reaksiradang pada kulit yang bukan


disebabkan infeksi .(BNF Staff, 2015)

rasa terbakar, gatal, iritasi, kulit kering, folikulitis,


Efek samping

hipertrikosis,erupsi akneiform

Penderita yang hipersensitif terhadap hidrokortison- Inveksi virus.-


Kontra Indikasi Tuberkulosis kulit.- Pada akne, rosasea, dermatitis perioral dapat

memperburuk keadaan.
Pertimbangan Formakologi


Indikasi 2 sampai 4 kali sehari, dioleskan

2 sampai 4 kali sehari, dioleskan.


Dosis (Formularium Nasional Edisi 2, halaman 153)

Dioleskan pada kulit secara tipis 2


sampai 4 kali sehari tergantung
Dosis pemakaian beratnya fitur

.(Formularium Nasional Edisi 2, halaman 153)


Etiket
Formulasi
R/ Hidrokortison asetat 1 %
Adeps lanae 5 %
Propilenglikol 15 %
BHT 0,1 %
Vaselin ad 50g

Pertimbangan bahan

Preformulasi Eksepien
1. Vaselin Album (White Petrolatum)

Putih atau kekuningan pucat, massa berminyak


Pemerian
transparan dalam lapisan tipis setelah didinginkan

pada suhu 0°

Titik Lebur

Antara 38° dan 60°

Kegunaan Basis salep

Tidak larut dalam air; sukar larut dalam etanol


dingin atau panas dan dalam etanol mutlak
dingin; mudah larut dalam benzen, dalam karbon
Kelarutan
disulfida, dalam kloroform; larut dalam heksana,
dan dalam sebagian besar minyak lemak dan
minyak atsiri.

(Farmakope Indonesia Edisi VI, halaman 1389)


Preformulasi Eksepien
2. Adeps Lanae (Lanolin)

Massa lunak, lengket, bening, putih, sifat ini tetap


Pemerian
setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin

tanpa diaduk.

Titik Lebur

Antara 38° sampai 60°C

Kegunaan Basis salep

Tidak larut dalam air; mudah larut dalam benzena,


dalam karbon disulfide, dalam
kloroform; larut dalam heksana dan dalam
Kelarutan sebagian besar minyak lemak dan minyak
atsiri; sukar larut dalam etanol dingin dan etanol
panas dan dalam metanol mutlak
dingin.
(Farmakope Indonesia

Edisi VI, halaman 61)
Preformulasi Eksepien
3. Propilenglikol

Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas;


Pemerian
praktis tidak berbau; menyerap air pada udara

lembab

Titik Lebur

-59°C

Kegunaan Humektan

Dapat larut dengan air dan etanol (95%) P, dan


dalam kloroform P, larut dalam 6
Kelarutan bagian eter P; tidak dapat bercampur dengan eter
minyak tanah P dan dengan
minyak lemak.

(Farmakope Indonesia Edisi VI, halaman 1446)


Preformulasi Eksepien
4.BHT (Butylate Hidroxytoluene)

Pemerian serbuk atau zat padat kristalin kuning pucat atau



putih dengan bau karakteristik

Titik Lebur 70°C

Kegunaan Antioksidan

Tidak dapat larut dalam air, gliserin, propilenglikol,


larutan alkali hidroksi, dan
cairan asam mineral encer; sangat mudah larut
Kelarutan
dalam aseton, benzen, etanol (95%),
eter, metanol, toluena-toluena, minyak lemak, dan
obat cuci perut.

(Farmakope Indonesia Edisi VI, halaman 126)


Metode pembuatan
Metode Triturasi

Menimbang bahan berkhasiat dan bahan tambahan lainnya, digerus hingga halus sesuai dengan
ukuran partikel yang dikehendaki.
Menimbang basis vaselin album dan adeps lanae, mencampurkan satu sama lain dengan metode
pencampuran kemudian di gerus dalam mortir hingga homogen.
Menambahkan propilenglikol dan BHT kedalam basis yang sudah tercampur.
Menambahkan basis yang sudah tercampur sedikit-sedikit ke dalam mortir yang sudah diberi bahan
berkhasiat.
Mengaduk sampai homogen dan mencampurkan sampai rata.
Masukkan kedalam pot dan diberi etiket.
Masukan evaluasi.
Back to Agenda

Evaluasi
1. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan cara mengoleskan
sediaan pada kaca objek tipis-tipis dan diamati
homogenitas sediaannya

2. Uji stabilitas
Diamati terjadinya pertumbuhan mikroorganisme
dengan mengamati timbulnya mikroorganisme pada
permukaan sediaan

3. Penentuan pH syarat dari pH sediaan topical yaitu


antara 4,5-6,5
Back to Agenda

Evaluasi
4.Organoleptis
Syarat organoleptis dari salep hidrokortison yaitu
berwarna putih, konsistensi kental, tidak berbau,
dan tekstur halus.

5.Uji data serap


Syarat uji daya sebar salep hidrokortison memiliki daya
sebar sebesar 5-7 cm.

6.Identifikasi
Setiap 50 gr salep mengandung hidrokortison.
Daftar Pustaka
Anonim, 1978. Formularium Nasional, Edisi Kedua, Departemen Kesehatan republik
Indonesia, Halaman: 153.
BNF, 2015. British National Formulary 54th Edition, BMJ Publishing Group, London.

Depkes RI. Farmakope Indonesia edisi VI, 2020. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 61.

Depkes RI. Farmakope Indonesia edisi VI, 2020. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 126.

Depkes RI. Farmakope Indonesia edisi VI, 2020. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 525.
Depkes RI. Farmakope Indonesia edisi VI, 2020. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 1446.

Depkes RI. Farmakope Indonesia edisi VI, 2020. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 1389

Anda mungkin juga menyukai