Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Hukum, HAM, dan Demokrasi dalam Islam

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Elda Vina Fadhilatur Rizkiyah (20104410043)

Candra Ayudianto (20104410046)

Kelas TI-1B

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI


PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS ISLAM BALITAR
BLITAR
2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Hukum, Ham, dan Demokrasi dalam Islam”.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat

memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah kami yang berjudul “Hukum, Ham, dan
Demokrasi dalam Islam”. ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Blitar, 20 November
2020,

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3 Tujuan ...................................................................................................1

BAB II ISI...........................................................................................................................2

2.1 Hukum Islam 2.................................................................................................


2.1.1 Pengertian Hukum............................................................................................2
2.1.2 Sumber Hukum Islam..............................................................................2
2.1.2.1 Al-Qur’an..................................................................................3

2.1.2.2 Hadis.........................................................................................4

2.1.2.3 Ijtihad........................................................................................5

2.2 Hak Asasi Manusia dalam Islam......................................................................6

2.2.1 Pengertian HAM.................................................................................6

2.2.2 Hak dan Kewajiban Manusia dalam Islam.........................................6

2.2.3 Macam-Macam Hak Asasi Manusia dalam Islam..............................6

2.2.3.1 Hak Perlindungan Terhadap Jiwa atau Hak Hidup.................7

2.2.3.2 Hak Perlindungan Terhadap Keyakinan.................................7

2.2.3.3 Hak Terhaap Akal dan Pikiran..............................................8

2.2.3.4 Hak Terhadap Hak Milik........................................................8

2.2.3.5 Hak Berkeluarga atau Hak Memiliki Keturunan....................9

iii
iv

2.3 Demokrasi dalam Islam....................................................................................9

2.3.1 Pengertian Demokrasi.........................................................................9

2.3.2 Syura...................................................................................................9

2.3.3 Perintah untuk Berperilaku Demokratis.............................................10

2.3.4 Contoh Peristiwa Demokrasi dalam Islam.........................................10

BAB III PENUTUP ............................................................................................11

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................11

3.2 Saran.................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................12


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam sumber hukum Islam telah dijelaskan konsep lengkap yang mengatur
segala aspek kehidupan manusia, begitu juga dalam pengaturan mengenai hak asasi
manusia. Islam adalah agama rahmatan lil alamin yang berarti agama rahmat bagi
seluruh alam. Bahkan dalam ketidak adilan sosial sekalipun Islam pun
mengatur mengenai konsep kaum mustadhafin yang harus dibela.
Demokrasi Islam dianggap sebagai sistem yang mengukuhkan konsep-konsep
Islami yang sudah lama berakar, salah satunya adalah musyawarah atau biasa disebut
dengan syura.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana hukum islam?
2. Bagaimana hak asasi manusia dalam islam?
3. Bagaimana demokrasi dalam islam?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana hukum islam
2. Mengetahui bagaimana hak asasi manuia dalam islam
3. Mengetahui demokrasi dalam islam

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hukum Islam


2.1.1 Pengertian Hukum
Menurut KBBI, hukum adalah peraturan atau adat yang secara resmi
dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah, undang-
undang, peraturan, dan sebagainya untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat,
patokan (kaidah, ketentuan) mengenai peristiwa (alam dan sebagainya) yang
tertentu, keputusan (pertimbangan) yang ditetapkan oleh hakim (dalam
pengadilan).
Sedangkan hukum islam sendiri memiliki arti yaitu hukum yang berdasar
pada sumber-sumber ajaran islam sesuai petunjuk Allah Swt. Dan tuntunan
rasul-Nya.

Tujuan hukum Islam secara umum adalah untuk mencegah kerusakan


pada manusia dan mendatangkan kemaslahatan bagi mereka, mengarahkan
mereka kepada kenaran untuk mencapai kebahagiaan hidup manusia di dunia ini
dan di akhirat kelak, dengan jalan mengambil segala yang manfaat dan
mencegah atau menolak yang madarat yaitu yang tidak berguna bagi hidup dan
kehidupan manusia. Abu Ishaq al Shatibi merumuskan lima tujuan hukum
Islam, yaitu memelihara (1) agama, (2) jiwa, (3) akal, (4) keturunan, dan (5)
harta yang disebut “maqashid al khamsah”. Kelima tujuan ini kemudian
disepakati oleh para ahli hukum Islam.

2.1.2 Sumber Hukum Islam


Secara Bahasa, sumber hukum islam berasal dari terjemahan dari kalimat
Bahasa Arab masadir al-ahkam. Sumber hukum islam secara istilah berarti
sumber-sumber yang menjadi dasar penentuan dan penetapan hukum islam.
Bentuk dari hukum islam ada dua, yaitu dalil naqli dan dalil aqli. Dalil naqli
sendiri adalah sumber hukum yang berasal dari Allah Swt. Dan Nabi
Muhammad saw. Dalam hal ini dalil naqli adalah Al-Qur’an dan hadis.
Sedangkan dalil aqli adalah sumber hukum yang berasal dari akal manusia
berdasarkan kaidah umum yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadis.

2
3

2.1.2.1 Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan firman Allah Swt. Oleh karena itu,Al-Qur’an
menjadi sumber rujukan hukum yang utama. Al-Qur’an merupakan
petunjuk bagi manusia menuju jalan lurus yang diridai Allah Swt, seperti
yang tertera pada Surah Al-Isra’ ayat 9.

Yang artinya, “Sungguh, Al-Qur’an ini memberi petunjuk ke (jalan)


yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang
mengerjakan kebaikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar.”

Dilihat dari sisi hukum, Al-Qur’an memuat berbagai ketentuan


hukum sebagai berikut.

a. Hukum akidah yang mengatur keyakinan manusia kepada Allah Swt.


b. Hukum syari’at atau hukum syara’ yang mengatur hubungan manusia
dengan Allah Swt. Hukum ini dapat diperinci dalam pengelompokan
sebagai berikut.
(1) Hukum yang berkaitan dengan amal ibadah mahdah.
(2) Hukum yang berkaitan dengan hubungan antar manusia atau hukum
muamalah.
c. Ketentuan akhlak atau adab adalah hukum yang mengatur sikap
perilaku manusia kepada Allah Swt., sesama, dan alam sekitar.
4

2.1.2.2 Hadis
Hadis adalah segala perkataan, Tindakan, dan persetujuan Nabi
Muhammad saw. terhadap sesuatu hal. Hadis Nabi Muhammad saw.
diceritakan secara turun-temurun. Oleh karena itu, dalam ilmu hadis dikenal
tiga istilah penting sebagai berikut.

a. Sanad, yaitu jalur periwayatan hadis dari seseorang kepada orang lain.
b. Matan, yaitu kalimat hadis tersebut.
c. Rawi, yaitu orang yang meriwayatkan hadis.
Kedudukan hadis sebagai sumber hukum kedua dalam islam
sestelah Al-Qur’an. Hal ini tertera dalam ayat Al-Qur’an, salah satunya
dalam Al-Hasyr ayat 7.

Yang artinya, “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka


terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.”
Dalam kedudukannya, hadis memiliki fungsi tertentu terhadap Al-
Qur’an sebagai berikut.
a. Memperkuat hukum yang ditentukan dalam Al-Qur’an.
b. Memerinci ketentuan dalam Al-Qur’an.
c. Memberikan penjelasan ketentuan dalam Al-Qur’an.
d. Menetapkan hukum yang belum disebutkan dalam Al-Qur’an.
Hadis sendiri dibagi menjadi dua jika dilihat dari banyaknya jalur
periwayatan, diantaranya.
a. Hadis Mutawatir, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh para perawi
dengan banyak jalur periwayatan. Hadis ini dibagi menjadi dua bentuk.
Pertama, hadis mutawatir lafzi, yaitu hadis mutawir yang redaksinya
sama dan terdapat pada semua jalur periwayatan. Kedua, mutawir
5

maknawi, yaitu hadis mutawir yang memiliki makna sama pada semua
jalur periwayatan meskipun disampaikan dengan kalimat berbeda-beda.
b. Hadis Ahad, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh satu jalur atau
beberapa jalur periwayatan yang tidak mencapai derajat mutawatir.
Hadis ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu
a) Hadis sahih, yaitu hadis yang memenuhi syarat sempurna dan
diakui berasal dari Nabi Muhammad saw.
b) Hadis hasan, yaitu hadis yang memenuhi syarat untuk diterima
meskipun ada sedikit masalah yang dapat ditoleransi.
c) Hadis daif, yaitu hadis yang tidak memenuhi syarat shahih.
Sebagian ulama tidak mau menggunakan hadis daif sebagai dasar
untuk bidang apapun.

2.1.3.3 Ijtihad
Ijtihad adalah menggunakan pikiran dengan penuh kesadaaran
untuk menemukan hukum atau ketentuan tentang sesuatu hal berdasarkan
aturan dalam Al-Qur’an dan hadis serta kaidah berijtihad.

Orang yang melakukan ijtihad disebut Mujtahid. Menjadi seorang


mujtahid harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya.

a. Memahami isi Al-Qur’an dan hadis terutama berkaitan dengan hukum.


b. Menguasai Bahasa Arab dengan segala kelengkapan untuk menafsirkan
Al-Qur’an dan hadis.
c. Menguasai ilmu usul fikih dan kaidah-kaidah fikih yang luas.
d. Mengetahui ijma’ para ulama dan perkembangan hukum dalam islam.
e. Memahami keadaan masyarakat, naik dari sisi adat istiadat, kebiasaan,
social, hingga psikologi masyarakat.

Adapun kedudukan ijtihad merupakan hukum ketiga dalam


penentuan hukum islam. Hukum yang dihasilkan dari berijtihad tidak boleh
bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadis.

Ijtihad dilakukan untuk dua tujuan, antara lain.

a. Untuk menemukan hukum hukum yang terdapat nas Al-Qur’an dan


hadis.
6

b. Menemukan status hukum sesuatu yang tidak diatur dalam Al-Qur’an


dan hadis.

2.2 Hak Asasi Manusia dalam Islam


2.2.1 Pengertian HAM
Hak asasi manusia atau yang biasa dikenal dengan HAM adalah hak-hak
dasar yang dimiliki manusia yang wajib dijunjung tinggi, dihormati, dan tidak
dapat dicabut oleh seorangpun.

Dalam bahasa Arab, HAM dikenal dengan (Haqq al- Insânî al-Asâsî atau
juga disebut Haqq al-Insânî ad-Darûrî), yang terdiri terdiri atas tiga kata, yaitu:

a. Kata hak (haqq), artinya milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk


berbuat sesuatu, dan merupakan sesuatu yang harus diperoleh.
b. Kata manusia (al-insân), artinya makhluk yang berakal budi, dan berfungsi
sebagai subyek hukum.
c. Asasi (asâsî), artinya bersifat dasar atau pokok.

2.2.2 Hak dan Kewajiban Manusia dalam Islam


Hak asasi manusia dalam Islam tidak semata-mata menekankan kepada
hak asasi manusia saja, akan tetapi hak-hak itu dilandasi kewajiban asasi
manusia untuk mengabdi kepada Allah sebagai penciptanya.

Kewajiban yang diperintahkan kepada umat manusia dibagi ke dalam


dua kategori, yaitu huququllah dan huququl ibad. Huququllah (hak-hak Allah)
adalah kaewajiban-kewajiban manusia terhadap Allah swt yang diwujudkan
dalam berbagai ritual ibadah, sedangkan huququl ibad (hak-hak manusia)
merupakan kewajiban-kewajiban manusia terhadap sesamanya dan terhadap
makhluk-makhluk Allah lainya.

2.2.3 Macam-Macam Hak Asasi Manusia dalam Islam


Lima konsep Hak-Hak Asasi manusia yang dikenal dengan term
”dharuriyyat al-khams” (lima hak asasi yang paling dominan) yang akan
mengayomi dan melindungi kehidupan manusia, dan sekaligus akan dimintai
pertanggungjawaban.

2.2.3.1 Hak Perlindungan Terhadap Jiwa atau Hidup


7

Hak asasi yang paling utama yang diusung oleh Islam adalah hak
untuk hidup dan menghargai hidup manusia. Hal tersebut secara tegas
telah dikemukakan oleh Allah SWT pada Al-Qur’an Surah Al-Ma’idah
ayat 32.

Yang artinya, “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum)


bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena
orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di
bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia.
Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan
dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul
Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-
keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah
itu melampaui batas di bumi.”

2.2.3.2 Hak Perlindungan Terhadap Keyakinan


Perlindungan terhadap agama dan keyakinan yang dianut oleh
masing-masing individu mendapatkan posisi dan perhatian yang sangat
tinggi dari ajaran Islam. Allah SWT juga menyatakan bahwa toleransi
antara umat beragama itu hidup secara berdampingan dapat dilakukan
dengan pernyataan-Nya yang tegas pada Al-Qur’an Surah Al-Kafirun
Ayat 6.

Yang artinya, “Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”


8

2.2.3.3 Hak Perlindungan Terhadap Akal Pikiran.


Hak perlindungan terhadap akal pikiran bisa dijabarkan menjadi
hak berpendidikan/berpikir/menuntut ilmu dan hak kebebasan pendapat.
Hal ini tertuang pada Al-Qur’an Surah Al-Mujadalah ayat 11.

Yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila


dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,”
maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya
Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti
apa yang kamu kerjakan.”

2.2.3.4 Perlindungan Terhadap Hak Milik


Hak perlindungan terhadap hak milik bisa dijabarkan sebagai hak
memperoleh pendapatan yang layak, dan hak ekonomi. Hak ini bisa
diimplementasikan dengan larangan mencuri dan mengambil barang
yang bukan hakknya. Hal ini tertuang dalam Al-Qur’an Surah An-Nisaa’
ayat 29.

Yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah


kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil….”
9

2.2.3.5 Hak Berkeluarga atau Hak Memiliki Keturunan


Setiap orang berhak untuk membangun keluarga dan
melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah. Hal ini telah diatur
dalam Al-Qur’an Surah An-Nahl ayat 72.

Yang artinya, “Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami


atau istri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu
dari pasanganmu, serta memberimu rezeki dari yang baik. Mengapa
mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?”

2.3 Demokrasi dalam Islam


2.3.1 Pengertian Demokrasi
Demokrasi berasal dari Bahasa Yunani yaitu demos (rakyat) dan kratos
(pemerintahan). Menurut KBBI, demokrasi adalah pemerintahan yang seluruh
rakyatnya turut serta dalam pemerintahan dengan perantara wakilnya. Dalam
sistem demokrasi rakyat memiliki hak yang sama, yaitu bebas menentukan
pilihan terbaik.

2.3.2 Syura
Dalam islam, musyarawah disebut dengan syura, yang berarti meminta
nasihat, pendapat, dan pertimbangan dalam mempertimbangkan sesuatu.
Musyawarah berfungsi untuk menghimpun pendapat para anggota hingga
dicapai kata mufakat.
Banyak pemikir islam menganggap bahwa demokrasi sebagai padanan
syura. Syura berpedomat pada syuariat Allah Swtm sedangkan demokrasi terkait
dengan kedaulatan manusia.
10

2.3.3 Perintah untuk Berperilaku Demokratis


Dalam islam, Allah Swt. Telah memerintahkan umat Islam untuk
berperilaku demokratis seperti yang tertuang dalam Al-Qur’an Surah Ali-Imran
ayat 159.

Yang artinya, “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku


lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah
mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah
dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan
tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang
bertawakal.”

2.3.4 Contoh Peristiwa Demokrasi dalam Islam


Contoh peristiwa demokrasi dalam islam terjadi pada saat pemilihan
Khalifah untuk menggantikan kepemimpinan Rasulullah SAW.

Setelah Rasulullah SAW. wafat, umat islam mengadakan musyawarah


untuk mementukan pengganti Rasulullah SAW. sebagai khalifah umat Islam,
Abu Bakar r.a. terpilih menjadi khalifah dalam musyawarah tersebut. Setelah
kepemimpinan Abu Bakar r.a. selesai, posisi tersebut digantikan Umar Bin
Khatab r.a. sebagai penggantinya dengan persetujuan umat.

Setelah kepemimpinan Umar bin Khatab r.a selesai, ia mempersiapkan


penggantinya dengan cara membentuk suatu badan yang dipimpin oleh Abdur
Rahman bin Auf. Badan ini bermusyawarah dengan kaum mukmin dari
berbagai kabilah, sebelum akhirnya memilih Usman bin Affan r.a. setelah
Usman wafat, kepemimpinannya digantikan oleh Ali bin Abi Talib r.a melalui
prinsip musyawarah.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hukum, Hak Asasi Manusia, dan demokrasi merupakan tiga konsep yang
tidak dapat dipisahkan. Hal ini disebabkan karena salah satu syarat utama
terwujudnya demokrasi adalah adanya penegakan hukum dan perlindungan Hak
Asasi Manusia (HAM). Demokrasi akan selalu rapuh apabila HAM setiap warga
masyarakat tidak terpenuhi. Sedangkan pemenuhan dan perlindungan HAM akan
terwujud apabila hukum ditegakkan.
Dalam islam, ketiga hal tersebut sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Hadis,
yang beberapa contoh ayat dari Al-Qur’an sudah dijabarkan dalam penjelasan diatas.
3.2 Saran
Penyusun berharap, setelah membaca makalah ini, pembaca dapat memahami
tentang hukum Islam, hak asasi manusia dalam Islam, dan demokrasi dalam Islam.
Selain memahaminya, penyusun juga berharap kepada pembaca bahwa selain
memahami isi makalah, juga dapat memetik pelajaran dan dapat mengamalkan dengan
baik dan benar di kehidupan pembaca

11
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, Ebta. 2012-2019. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”,


https://kbbi.web.id/hukum, diakses pada 20 September 2020

Bayan.id. (2018). Surat Al-Isra’ Ayat 9 (17:9). https://www.bayan.id/quran/17-9/,


diakses pada 20 September 2020

Tafsirweb.com. (unknown). Quran Surat Al-Hasyr Ayat 7.


https://tafsirweb.com/10805-quran-surat-al-hasyr-ayat-7.html, diakses pada 20 September
2020

Ahmad Mukri Aji. 2006. Konsep Ham Dalam Islam [E-Jurnal]. Jakarta(ID): UIN
Jakarta kalam.sindonews.com. (2020). QS. Al-Maidah Ayat 32.
https://kalam.sindonews.com/ayat/32/5/al-maidah-ayat-32, diakses pada 20 September 2020

kalam.sindonews.com. (2020). QS. Al-Kafirun Ayat 6.


https://kalam.sindonews.com/ayat/6/109/al-kafirun-ayat-6 , diakses pada 20 September 2020

Sibghotullah, Dabith. 2019. “√ Ayat Alquran Tentang Keutamaan Menuntut Ilmu”,


https://penaqolbi.com/ayat-alquran-tentang-menuntut-ilmu/, diakses pada 20 September 2020

Tokopedia.com. (unkown). Surah Al-Mujadalah.


https://www.tokopedia.com/s/quran/al-mujadalah/ayat-11#:~:text=11.&text=Wahai%20orang
%2Dorang%20yang%20beriman,Allah%20akan%20memberi%20kelapangan%20untukmu,
diakses pada 20 September 2020

Tokopedia.com. (unkown). Surah An-Nisa’. https://www.tokopedia.com/s/quran/an-


nisa/ayat-29#:~:text=Wahai%20orang%2Dorang%20yang%20beriman,Sungguh%2C
%20Allah%20Maha%20Penyayang%20kepadamu, diakses pada 20 September 2020

Tokopedia.com. (unkown). Surah An-Nahl. https://www.tokopedia.com/s/quran/an-


nahl/ayat-72#:~:text=72.&text=Dan%20Allah%20menjadikan%20bagimu
%20pasangan,memberimu%20rezeki%20dari%20yang%20baik, diakses pada 20 September
2020

Sofyan Sauri. 2012. Buku PAI Revisi [E-Jurnal]. Jakarta(ID): UIN Jakarta

12
13

Ustadz Marwan bin Musa. “Hukum Mengambil Dan Menguasai Hak Orang Lain
Secara Zalim (bag. 1)”, https://pengusahamuslim.com/3232-hukum-mengambil-dan-
1720.html, diakses pada 20 September 2020

Kalam.sindonews.com. (2020). Qs. Ali imran ayat 159.


Https://kalam.sindonews.com/ayat/159/3/ali-imran-ayat-159, diakses pada 20 september 2020

Al-Aziiz, Arief Nur Rahman, dkk. 2016. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Klaten : PT. Intan Pariwara

Al-Aziiz, Arief Nur Rahman, dkk. 2019. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Klaten : PT. Intan Pariwara

Anda mungkin juga menyukai