Anda di halaman 1dari 21

Hukum dan Islam

Hukum Pembunuh dalam Islam


MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Seminar Pendidikan
Agama Islam yang diampu oleh Bapak Mupid Hidayat, Dr. H.,M.A

Disusun oleh:
1200693 Gita Andriani Tisna
1203940 Annisa Anggraeni

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
Seminar Pendidikan Agama Islam yang berjudul

Hukum Pembunuh dalam

Islam. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Seminar Pendidikan Agama Islam Pada makalah ini akan membahas mengenai
hukuman bagi seseorang yang mehinglangkan nyawa orang lain menurut
pandangan Islam . Adapun dalam penulisan makalah ini kami mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami :
1. Allah S.W.T, yang telah memberikan kesehatan dan kesabaran kepada
penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
2. Bapak Mupid Hidayat, Dr. H.,M.A selaku dosen mata kuliah Seminar
Pendidikan Agama Islam yang telah membimbing kami dalam menyusun
makalah ini.
3. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah mendukung, memotivasi,
mendoakan, memberikan kasih sayangnya, dan memberikan fasilitas kepada
penulis, sehingga penulis menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
4. Dan kepada seluruh pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu karena
telah membantu kami.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
yang telah membaca makalah ini sesungguhnya dapat menjadi perbaikan untuk
makalah selanjutnya. penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat untuk
semua pihak khususnya mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia.

Bandung, April 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II KAJIAN PUSTAKA.....................................................................................
2.1 Hukum Islam........................................................................................................
........................................................................................... 2.2 Tujuan Hukum Islam
......................................................................................... 2.3 Bagian Hukum Islam
..........................................................................................2.4 Sumber Hukum Islam
2.5

Ruang

Lingkup

Hukum

2.6 Macam Hukum Islam


BAB III PEMBAHASAN
3.1 Bentuk-Bentuk Pembunuhan
3.2 Dasar Hukum Sanksi Bagi Pembunuh Dalam Al-Quran dan Al-Hadist
3.3 Sanksi Hukum Bagi Pembunuh Menurut Islam
BAB IV SIMPULANDAN SARAN
4.1 Simpulan
4.2 Saran

Islam

Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Tidak dapat dipungkiri lagi kehidupan dizaman saat ini sangat rentan
dengan kejahatan, salah satu kejahatan yang terjadi adalah pembunuhan. Saat ini
sudah banyak peristiwa pembunuhan yang dilatarbelakangi oleh berbagai macam
hal, bahkan masalah yang tadinya kecil bisa berujung hilangnya nyawa seseorang.
Pelaku tersebut hanya memikirkan keadaan saat itu tanpa berfikir panjang
kedepan tentang apa yang terjadi kemudian. Tentu saja pelaku pembunuh tersebut
dikemudian harinya akan mendapatkan hukuman yang setimpal dengan yang telah
diperbuat.
Pembunuhan merupakan suatu perbuatan atau tindakan yang tidak
manusiawi dan atau suatu perbuatan yang tidak berperikemanusiaan, karena
pembunuhan merupakan suatu tindak pidana terhadap nyawa orang lain tanpa
mempunyai rasa kemanusiaan. Pembunuhan juga merupakan suatu perbuatan
jahat yang dapat mengganggu keseimbangan hidup, keamanan, ketentraman, dan
ketertiban dalam pergaulan hidup bermasyarakat. Oleh karena itu, pembunuhan
merupakan suatu perbuatan yang tercela, ataupun tidak patut.
Membunuh seseorang merupakan dosa besar. Dikarenakan mengambil hak
orang lain untuk hidup. Dan bagi pelaku pembunuhan tersebut akan mendapatkan
hukuman yang setimpal,baik hukum dunia maupun hukum akhirat kelak.
Maka dari itu perlu diperhatikan hukum-hukum yang sangat berat untuk
memberikan efek jera dan mencegah orang lain melakukan hal serupa. Hukuman
tersebut diantaranya ada hukum dunia mengatur bahwa pembunuh semestinya
dihukum penjara, selain itu pasti pula akan mendapatkan hukuman secara sosial.
Ketika di akhirat nanti pun hukum islam sudah menetapkan hukuman yang
setimpal dengan yang telah dilakukan oleh pembunuh tersebut.

Saat ini banyak berkembang informasi tentang hukum islam mengenai


pembunuhan tersebut, mau dari para ahli maupun dari para ulama. Banyak nya
kesimpangsiuran tersebut.. Maka dari itu kami membuat makalah yang berjudul
Hukum Pembunuh dalam Islam
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja bentuk-bentuk pembunuhan?
2. Bagaimana dasar hukum sanksi pembunuhan dalam al-quran dan alhadits?
3. Bagaimana sanksi hukum bagi pembunuh menurut islam?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bentuk-bentuk pembunuhan.
2. Mengetahui dasar hukum sanksi pembunuhan dalam al-quran dan al-hadits
3. Mengetahui sanksi hukum bagi pembunuh menurut islam.

Bab II

Kajian Pustaka
2.1 Pengertian Hukum Islam
2.1.1 Islam
Secara lugawi kata Islam: berasal dari tiga akar kata : Aslama,Salam dan
Salamah. Ketiga kata tersebut mengandung arti :
a. Aslama,artinya menyerahkan diri,mentaati,mematuhi kepada semua aturan
Allah SWT.
b. Salam, artinya damai atau tentraman,aman dan sejahtera.
c. Salamah ,artinya keselamatan atau kebahagiaan.
Ketiga kata di atas saling berhubungan satu sama lain sehingga
membentuk suatu makna yang utuh yaitu jika seorang berserah diri secara total
kepada Allah SWT (Asalam),maka dia akan merasa damai atau tentram hidupnya
baik lahir maupun bathin (Salam),jika sudah merasa damai dia akan selamat atau
bahagia hidupnya di dunia maupun di akhirat(Salamah). (H.Abd-Saepul,2012:2)
Sebagaimana dijelaskan dalam al-quran surat

Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah,
padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di
bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka
dikembalikan (Ali Imran 3: 83)

Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih


orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu,

karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat


Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya. (Ali Imran: 19)

2.1.2 Hukum
Hukum merupakan salah satu bentuk aturan yang ada di dunia ini,yang
bersifat memaksa kepada seseorang. Dan apabila aturan tersebut dilanggar makan
akan diberikan sangsi atau hukuman. Tetapi banyak orang yang bersudut pandang
berbeda dengan hukum,untuk itu beberapa pengertian hukum menurut para ahli:
a

Drs. E. Utrecht, S.H.


Dalam bukunya yang berjudul Pengantar dalam Hukum Indonesia
(1989), beliau mencoba membuat suatu batasan sebagai pegangan bagi
orang yang sedang mempelajari ilmu hukum. Menurutnya, hukum ialah
himpunan peraturan-peraturan (perintah dan larangan) yang mengatur tata
tertib kehidupan bermasyarakat yang seharusnya ditaati oleh anggota
masyarakat yang bersangkutan karena pelanggaran petunjuk hidup itu
dapat menimbulkan tindakan dari pihak pemerintah.

S.M. Amin
Dalam bukunya yang berjudul Bertamasya ke Alam Hukum,
hukum dirumuskan sebagai berikut: Kumpulankumpulan peraturan yang
terdiri atas norma dan sanksi sanksi. Tujuan hukum itu adalah mengadakan
ketertiban dalam pergaulan manusia, sehingga keamanan dan ketertiban
terpelihara.

2.1.3 Hukum Islam


Hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari
agama Islam. Konsepsi hukum islam, dasar, dan kerangka hukumnya ditetapkan
oleh Allah. Hukum tersebut tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan
manusia dan benda dalam masyarakat, tetapi juga hubungan manusia dengan
Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan
manusia dengan manusia lain dalam masyarakat, dan hubungan manusia dengan

benda alam sekitarnya. Para pakar hukum islam selalu berusaha memberikan
batasan pengertian Syariah yang lebih tegas, untuk memudahkan kita
mebedakan dengan fiqih,yang dia antaranya sebagai berikut:
a

Imam Abu Ishak As-syatibi dalam bukunya Al-Muwafaqat ushulil ahkam


mengatakan : Artinya bahwasannya arti syariat itu sesungguhnya
menetapkan batas tegas bagi orang-orang mukallaf dalam segala

perbuatan,perkataan dan akidah mereka.


Syikh Muhammad Ali ath-thawi dalam bukunya kassyful istilahil funun
mengatakan : Artinya Syariah yang telah diisyaratkan Allah untuk para
hambanya, dari hokum-hukum yang telah dibawa oleh seseorang nabi dan
para nabi Allah as. Baik yang berkaitan dengan cara pelaksanaanya, dan
disebut dengan fariyah amaliyah, lalu dihimpun oleh ilmu kalam dan
syariah ini dapat disebut juga pokok akidah dan dapat disebut juga

dengan diin(agama) dan millah.


Said Ramadan, Islamic Law, Its Scope and Equity, alih bahasa Badri
Saleh dengan judul Keunikan dan Keistimewaan Hukum Islam (Jakarta:
Firdaus, 1991), hal. 7.

Hukum Islam adalah sistem hukum yang

bersumber

agama,

dari

wahyu

sehingga

istilah

hukum

Islam

mencerminkan konsep yang jauh berbeda jika dibandingkan dengan


konsep, sifat dan fungsi hukum biasa. Seperti lazim diartikan agama
adalah suasana spiritual dari kemanusiaan yang lebih tinggi dan tidak bisa
disamakan dengan hukum. Sebab hukum dalam pengertian biasa hanya
menyangkut soal keduniaan semata.
Sumber : http://chintyatentanghukum.blogspot.com/p/makalah-hukumislam.html
Jadi menurut kelompok kami hukum islam adalah sebuah aturan yang sudah
jelas bersumber dari al-quran dan al hadits, yang mengatur manusia
bertingkahlaku dalam kehidupan sehari-hari untuk mendapatkan kebagaiaan di
dunia maupun di akhirat kelak.

2.2 Tujuan Hukum Islam


Tujuan hukum islam secara umum adalah Dar-ul mafaasidiwajalbul

mashaalihi (mencegah terjadinya kerusakan dan mendatangkan kemaslahatan).


Abu Ishaq As-Sathibi merumuskan lima tujuan hukum islam:
a

Memelihara agama
Agama adalah sesuatu yang harus dimilki oleh setiap manusia oleh
martabatnyadapat terangkat lebih tinggi dan martabat makhluk lain
danmemenuhi hajat jiwanya. Agama islam memberi perlindungan kepada
pemeluk

agam

lain

untuk

menjalankan

agama

sesuai

dengan

keyakinannya.
Memelihara jiwa
Menurut hukum islam jiwa harus dilindungi. Hukum islam wajib
memelihara hak manusia untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya.
Islam melarang pembunuhan sebagai penghilangan jiwa manusia dan
melindungi berbagai sarana yang dipergunakan oleh manusia untuk

mempertahankan kemaslahatannya hidupnya (Qs.6:51,17:33)


Memelihara akal
Islam mewajibkan seseorang untuk memlihara akalnya, karena akal
mempunyai peranan sangat penting dalam hidup dan kehidupan manusia.
Seseorang tidak akan dapat menjalankan hukum islam dengan baik dan

benar tanpa mempergunakan akal sehat. (QS.5:90)


Memelihara keturunan
Dalam hukum islam memlihara keturunan adalah hal yang sangat
penting. Karena itu, meneruskan keturunan harus melalui perkawinan yang
sah menurut ketentuan Yang ada dalam Al-Quran dan As-Sunnah dan

dilarang melakukan perzinahaan. (Qs.4:23)


Memelihara harta
Menurut ajaran islam harta merupakan pemberian Allah kepada
manusia untuk kelangsungan hidup mereka. Untuk itu manusia sebagai
khalifah di bumi dilindungi haknya untuk memperoleh harta dengan caracara yang halal, sah menurut hukum dan benar menurut aturan moral. Jadi
huku slam ditetapkan oleh Allah untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia itu sendiri, baik yang bersifat primer, sekunder, maupun tersier
(dloruri, haaji, dan tahsini).

Sumber

http://handiswanblog.blogspot.com/2014/06/hukum-islam-

makalah-pendidikan-agama.html
3

Bagian-Bagian Hukum Islam


a Munakahat
Hukum yang mengatur sesuatau yang berhubunngan dengan
perkawinan, perceraian dan akibat-akibatnya.
b Wirasah
Hukum yang mengatur segala masalah yang berhubungan dengan
c

pewaris, ahli waris, harta warisan daan cara pembagian waarisan.


Muamalat
Hukum yang mengatur masalah kebendaan daan hak-hak atas
benda, tata hubungan manusia dalam persoalan jual beli, sewa menyewa,

pinjam meminjam, perserikatan dan lain-lain.


Jinayat
Hukum yang mengatur tentang perbuatan-perbuatan yang diancam
dengan hukuman baik dalam jarimah hudud atau tindak pidana yang telah
ditentukan bentuk dan batas hukumnya dalam al quran daan sunah nabi
maupun dalam jarimah tazir atau perbuatan yang bentuk dan batas

hukumnya ditentukan oleh penguasa sebagai pelajaran bagi pelakunya.


Al-ahkam as-sulthaniyah
Hukum yang mengatur soal-soal yang berhubungan dengan kepala
negara, pemerintahan pusat maupun daerah, tentara, pajak daan

sebagainya.
Siyar
Hukum yang mengatur urusan perang dan damai, tata hubungan

dengan pemeluk agama dan negara lain.


Mukhassamat
Hukum yang mengatur tentang peradilan, kehakiman, dan hukum
acara.
Sumber

http://handiswanblog.blogspot.com/2014/06/hukum-islam-

makalah-pendidikan-agama.html

2.4 Sumber Hukum Islam


Di dalam hukum islam rujukan-rujukan dan dalil telah ditentukan

sedemikian rupa oleh syariat, mulai dari sumber yang pokok maupun yang
bersifat alternatif. Sumber tertib hukum Islam ini secara umumnya dapat dipahami
dalam firman Allah dalam QS. An-nisa: 59:
"Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya dan ulil
amri di antara kamu. Jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka
kembalikanlah ia pada Allah (al quran) dan Rasul (sunnahnya) jika kamu benarbenar beriman kapada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik (akibatnya)".(QS. An-nisa: 59)
Dari ayat tersebut, dapat diperoleh pemahaman bahwa umat islam dalam
menjalankan hukum agamanya harus didasarkan urutan:
a Selalu menataati Allah dan mengindahkan seluruh ketentuan yang
berlaku dalam alquran.
b Menaati Rasulullah dengan memahami seluruh sunnah-sunnahnya
c Menaati ulil amri (lembaga yang menguasai urusan umat islam).
d Mengenbalikan kepada alquran dan sunah jika terjadi perbedaan
dalam menetapkan hukum.
Secara lebih teknis umat islam dalam berhukum harus memperhatikan sumber
tertib hukum:
a
b
c

Al Quran
Sunah atau hadits Rasul
Keputusan penguasa; khalifah (ekseklutif), ahlul hallli walaqdi
(legislatif), amupun qadli (yudikatif) baik secara individu maupun

masing- masing konsensus kolektif (ijma)


Mencari ketentuan ataupun sinyalemen yang ada dalam al quran
kemmbali jika terjadi kontroversi dalam memahami ketentuan hukum.
Sumber : http://handiswanblog.blogspot.com/2014/06/hukum-islammakalah-pendidikan-agama.html

2.5 Ruang Lingkup Hukum Islam


Hukum islam baik dalam pengertian syaariatr maupun fikih di bagi menjadi dua
bagian besar, yaitu:

Ibadah (mahdhah)
Ibadah adalah tata cara dan upacara yang wajib dilakukan oleh
seoraang muslim dalam menjalankan hubingan kepada Allah, seperti shalat,
membayar zakat, menjalankan ibadah haji. Tata caara dan upacara ini tetap,
tidak ditambah-tambah maupun dikurangi.
Ketentuannya telah di atur dengan pasti oleh Allah dan dijelaskan
oleh RasulNya. Dengan demikian tidak mungkin ada proses yang membawa
perubahan dan perombakan secaara asasi mengenai hukum, susunan dan tata
cara beribadat. Yang mungkin berubah hanyalah penggunaan aalat-alat
modern dalam pelaksanaannya.
b Muamalah (ghairu mahdhah)
Adalah ketetapan Allah yang berhubungan dengan kehidupan
sosial manusia walaupun ketetapan tersebut terbatas pada pokok-pokok
saja. Karena itu sifatnya terbuka untuk dikembangkan melalui ijtihad
manusia yang memenuhi syarat melakukan usaha itu.
Sumber
:
http://handiswanblog.blogspot.com/2014/06/hukum-islammakalah-pendidikan-agama.html

2.6 Macam-Macam Hukum Dalam Islam


Hukum dalam islam banyak ragamnya,yang menjadi pedoman bagi
setiap individu dalam melaksanakan kewajiban sehari-hari,berikut adalah
macam-macam hukum dalam islam :
a

Wajib (Fardlu)
Wajib adalah suatu perkara yang harus dilakukan oleh seorang
muslima yang telah dewasa dan waras (mukallaf), di mana jika dikerjakan
mendapat pahala dan apabila ditinggalkan akan mendapat dosa. Contoh :
solat lima waktu, pergi haji (jika telah mampu), membayar zakat, dan lainlain. Wajib terdiri atas dua jenis/macam :
1. Wajib ain adalah suatu hal yang harus dilakukan oleh semua orang
muslim mukalaf seperti sholah fardu, puasa ramadan, zakat, haji bila telah
mampu dan lain-lain.

2.

Wajib Kifayah adalah perkara yang harus dilakukan oleh muslim

mukallaff namun jika sudah ada yang malakukannya maka menjadi tidak
wajib lagi bagi yang lain seperti mengurus jenazah.
b

Sunnah/Sunnat
Sunnat adalah suatu perkara yang bila dilakukan umat islam akan
mendapat pahala dan jika tidak dilaksanakan tidak berdosa. Contoh : sholat
sunnat, puasa senin kamis, solat tahajud, memelihara jenggot, dan lain
sebagainya.Sunah terbagi atas dua jenis/macam:
1. Sunah Muakkad adalah sunnat yang sangat dianjurkan Nabi Muhammad
SAW seperti shalat ied dan shalat tarawih.
2. Sunat Ghairu Muakad yaitu adalah sunnah yang jarang dilakukan oleh
Nabi Muhammad SAW seperti puasa senin kamis, dan lain-lain.

Haram
Haram adalah suatu perkara yang mana TIDAK BOLEH sama
sekali dilakukan oleh umat muslim di mana pun mereka berada karena jika
dilakukan akan mendapat dosa dan siksa di neraka kelak. Contohnya : main
judi, minum minuman keras, zina, durhaka pada orang tua, riba, membunuh,
fitnah, dan lain-lain.

d. Makruh
Makruh adalah suatu perkara yang dianjurkan untuk tidak dilakukan
akan tetapi jika dilakukan tidak berdosa dan jika ditinggalkan akan mendapat
pahala dari Allah SWT. Contoh : posisi makan minum berdiri.
e. Mubah (Boleh)
Mubah adalah suatu perkara yang jika dikerjakan seorang muslim
mukallaf tidak akan mendapat dosa dan tidak mendapat pahala. Contoh : makan
dan minum, belanja, bercanda, melamun, dan lain sebagainya.
Sumber : https://tafsiralquran2.wordpress.com/2012/11/13/jenis-hukum-dalamislam/

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Bentuk-bentuk Pembunuhan,Sumber ?
Pembunuhan dibagai menjadi tiga macam sebagaimana pembahasan di
bawah ini :
a.Pembunuhan Sengaja
Pengertian pembunuhan sengaja adalah pembunuhan yang telah
direncanakan dengan menggunakan alat yang mematikan, baik yang melukai atau
memberatkan (mutsaqal).Contoh pembunuhan sengaja adalah membunuh dengan
menembak, melukai dengan alat yang tajam, memukul dengan alat-alat yang
berat, membunuh dengan memasukkan dalam sel yang tidak ada udaranya,
membunuh dengan diberi racun, disuntik dengan obat yang bisa mematikan,
membunuh dengan dibiarkan tidak diberi makan dan lain sebagainya. Dikatakan
pembunuhan sengaja apabila ada niat dari pelaku sebelumnya, alat yang

digunakan mematikan, Baligh dan merdeka pelakunya dan yang dibunuh orang
yang baik.
b.Pembunuhan Seperti Sengaja
Pembunuhan seperti sengaja adalah pembunuhan yang dilakukan
seseorang tanpa niat membunuh dan menggunakan alat yang biasanya tidak
mematikan, namun menyebabkan hilangnya nyawa seseorang. Contohnya orang
yang memukul orang lain dengan sapu lidi kemudian mati. Orang yang
memanggil orang lain dengan suara keras kemudian orang lain mati karena
panggilannya. Wanita ditakut-takuti ulat kemudian wanita itu mati dan
sebagainya.
c.Pembunuhan tersalah
Pembunuhan tersalah, yaitu pembunuhan yang tidak ditujukan kepada
seseorang tetapi sesorang tersebut mati karena perbuatannya. Jenis pembunuhan
tersalah ada tiga kemungkinan.
a. Perbuatan tanpa maksud melakukan kejahatan tetapi mengakibatkan
kematian seseorang. Kesalahan seperti ini disebut salah sasaran (error in
concrieto) contohnya seseorang yang menembak harimau tetapi justru
menyasar mengenai orang lain hingga meninggal dunia
b. Perbuatan yang mempunyai niat membunuh, namun ternyata orang
tersebut tidak boleh dibunuh. Contohnya menembak seseorang yang
disangka musuh dalam peperangan, tetapi ternyata kawan sendiri.
Kesalahan demikian disebut salah dalam maksud (error in objecto)
c. Pebuatan yang pelakunya tidak bermaksud jahat, tetapi akibat kelalaiannya
dapat menyebabkan kematian seseorang. Contohnya sesorang terjatuh dari
pohon dan menimpa yang ada di bawahnya hingga mati.
3.2 Dasar Al-quran dan Al-Hadist tentang pembunuhan,sumber?
3.2.1 DasarAl-Quran tentang Pembunuhan
)

(
Dan barang siapa yang membunuh seorang beriman dengan sengaja,
maka balasannya ialah neraka Jahannam, dia kekal di dalamnya. Allah

murka kepadanya, dan melaknatnya serta menyediakan azab yang besar


baginya.(ayat 93,surat?)

Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan.


Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu.
Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.(QS Alisra,31)

3.2.2 DasarAl-Hadist tentang Pembunuhan


Diriwayatkan dari Abdullah Bin Masud ra.katanya:Rossulullah
SAW bersabda:Setiap pembunuhan secara dzalim maka putra nabi Adam
yang pertama itu akan mendapat bahagian darahnya,{mendapat
dosa]karena dialh yang melakkukan pembunuhan
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra.katanya:Sesungguhnya
Rosulullah SAW bersabda:Hari Kiamat itu akan berlaku setelah
banyaknya peristiwa Harj.Merkabertanya:WahaiRosululllah,Apakah Harj
itu?Baginda bersabda:Pembunuhan,pembunuhan
3.3 Hukuman atau Sanksi Yang Diberikan Kepada Seseorang Jika Membunuh
Menurut Drs. Tgk. Hasanuddin Yusuf Adan, LC Hukuman duniawi
terhadap seorang pembunuh dalam Islam sangatlah berat yaitu dibunuh balik
sebagai hukuman qishash ke atasnya.

Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu melaksanakan


qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuhOrang merdeka dengan
orang merdeka,hamba sahaya dengan hamba sahaya, perempuan dengan
perempuan.

Tetapi,

barangsiapa

yang

memperoleh

maaf

dari

saudaranya,hendaklah (yang mema'afkan) mengikutinya dengan cara yang


baik,dan membayar diat (tebusan) kepadanya dengan baik (pula). Yang demikian
itu adalah keringanan dan rahmat dari Tuhan kamu. Barangsiapa yang
melampaui batas setelah itu, maka ia akan mendapat siksa yang sangat pedih.
(QS. Al-Baqarah ayat 178)

Dan dalam qishaash itu ada (jaminan) kehidupan bagimu,wahai orang-orang


yang berakalagar kamu bertakwa (QS.Al-Baqarah ayat 179)
Sementara hukuman ukhrawi-nya adalah dilemparkan dalam neraka oleh
Allah SWT suatu masa nanti.
Bagi pembunuh yang sudah dimaafkan oleh keluarga terbunuh sehingga
bebas dari hukuman qishash, wajib baginya membayar diyat kepada keluarga
terbunuh sebanyak 100 ekor unta. Jumhur ulama sepakat dengan jumlahnya dan
bagi wilayah yang tidak mempunyai unta dapat diganti dengan lembu atau kerbau
atau yang sejenis dengannya. Dalam Islam, qishash diberlakukan karena di sana
ada kelangsungan hidup umat manusia, sebagaimana firman Allah:
()

Dan dalam qishaash itu ada (jaminan) kehidupan bagimu[8], wahai orangorang yang berakal[9], agar kamu bertakwa[10]
Qishash ini betul-betul sebuah keadilan dalam sistem hukum pidana Islam,
di mana seseorang yang membunuh orang lain tanpa salah harus dibunuh balik.
Ini sama sekali tidak melanggar hak azasi manusia (HAM) sebagaimana diklaim
orang-orang yang tidak paham hukum Islam. Bagaimana mungkin kalau
seseorang membunuh orang lain tanpa dibenarkan agama dapat diganti dengan
hukuman penjara 5-9 tahun, sementara orang yang dibunuhnya sudah meninggal.
Malah yang seperti itulah melanggar HAM, karena tidak berimbang antara
perbuatan jahat yang dilakukannya dengan hukuman terhadapnya.
Sumber : http://aceh.tribunnews.com/2013/05/03/pembunuhan-dalam-perspektifislam?page=3

Bab VI
Simpulan dan Saran
3.4 Simpulan
Hukum Islam merupakan hukum Allah SWT yang bersumber dari AlQuran dan Al-Hadist,yang menjelaskan hubungan manusia dan penciptanya
(ibadah) dan hubungan manusia dengan manusia lain (muamalah). Dengan
berbagai macam bentuk hukum,seperti hukum wajib,sunah,haram,makruh dan
mubah .
Yang salah satunya menjelaskan dilarangnya menghilangkan nyawa orang
lain atau dengan kata lain membunuh. Membunuh atau pembunuhan berbeda-beda
bentuknya,ada yang dilakukan dengan sengaja artinya pelaku sudah ada niatan
untuk membunuh dengan menggunakan alat-alat yang sudah dipersiapkan. Lalu
membunuh seperti sengaja,misalnya dia tidak sengaja membunuh tapi
mengakibatkan seseorang kehilangan nyawanya,contoh memukul dengan sapu lidi

yang tidak seberapah tapi nyawa seseorang hilang. Lalu yang terakhir adalah
pembunuhan tidak tersalah artinya tidak ada niatakan untuk membunuh orang
tersebut tetapi pada akhirnya dia meninggal,seperti ingin memburu harimau atau
menembak harimau,tapi tembakan itu mengenai orang lain.
Hukuman yang pantas bagi seseorang yang sudah menghilangkan nyawa
orang lain bukanlah dengan membunuhnya kembali,itu sama halnya dengan
dendam,dan hukuman undang-undang yaitu dipenjara 5 sampai 9 tahun,dirasa
melanggar HAM. Untuk itu islam memberikan solusi yang tepat agar kedua belah
pihak tidak merasakan dirugikan,artinya keluarga yang ditinggalkan atau keluarga
korban merasa keadian dan pelaku pembunuhan tersebut mendapatkan ampunan
dari Allah SWT,yaitu dengan hukum Qishaash dan Diyat.
3.5 Saran
Dalam melaksanakan kegiatan duniawi haruslah mempertimbangkan
hukum-hukumnya,yaitu dengan melihat apakah hal tersebut halal atau haram
dilakukan,agar terhindar dari dosa. Dan tak lupa menjalankan hukum yang wajib
dilakukan oleh seorang manusia seperti sholat lima waktu,zakat,puasa,dll untuk
memperkebal keimanan kita sehingga terhindar dari godaan setan yang
terkutuk,salah satunya jika menemukan ujian dari Allah SWT atau mempunyai
permasalahan dengan orang lain tidak akan mengambil tindakan mendadak,seperti
membunuh. Tetapi diselakaikan secara kekeluargaan.

Daftar Pustaka
Sumber Buku :
H.Abd-Saepul. Pendidikan Agama Islam. 2012.Value Press Bandung.Bandung
Utrecht,E.Pengantar dalam Hukum Indonesia cetakan Kesebelas.1989.Sinar
Harapan
Al-syatibi,Abu Ishaq. Al-Muwafaqat Fi Ushul Al-Syariah
Amin,S.M.Bertamasya Ke Alam Hukum.2005.
Sumber Web :
http://handiswanblog.blogspot.com/2014/06/hukum-islam-makalah-pendidikanagama.html
http://chintyatentanghukum.blogspot.com/p/makalah-hukum-islam.html
https://tafsiralquran2.wordpress.com/2012/11/13/jenis-hukum-dalam-islam/

http://aceh.tribunnews.com/2013/05/03/pembunuhan-dalam-perspektif-islam?
page=3 - Drs. Tgk. Hasanuddin Yusuf Adan, LC,
http://www.tafsir.web.id/2013/01/tafsir-nisa-ayat-92-96.html

Anda mungkin juga menyukai