Leukimia
KELOMPOK 5 :
KELAS A3
Yuliana Kiki Samara ( NH0121119 )
Yesica Putri Rahayu H.Pikikene ( NH0121117 )
Siti Raehan T. Hi. Latara ( NH0121096 )
Noveline Pratama ( NH0121122 )
Arbea Adelsfia Frisly Sari ( NH0121125 )
Sarina Annisa ( NH0121087 )
Wardatun Ningsih ( NH0121113 )
Sulthana Tuti Adelia Limatahu ( NH0121100 )
Vivi Edi Silangga ( NH0121108 )
Pianti Patombe’ ( NH0121120 )
Yorinda ( NH0121118 )
Suharyati ( NH0121099 )
Siti Aripa ( NH0121097 )
S1 ILMU KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
keperawatan dewasa : sistem kardiovaskuler, respiratori, dan hematoma “leukimia”
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................ii
2.6 Penatalaksanaan.........................................................................................................32
2.8 Pencegahan................................................................................................................32
3.1 Pengkajian.................................................................................................................37
3.2 Diagnosa....................................................................................................................37
3.3 Intervensi...................................................................................................................37
3.4 Implementasi.............................................................................................................42
iii
BAB IV Penutup..............................................................................................................48
4.1 Kesimpulan................................................................................................................48
4.2 Saran..........................................................................................................................48
Daftar Pustaka..................................................................................................................54
iv
BAB I
PENDAHULUAN
v
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
vi
limfosit yang berbeda, yang diklasifikasikan menurut sel yang terlibat, durasi dan
karakteristik penyakit
a. Radiasi
Berdasarkan laporan riset menunjukkan bahwa :
1) Para pegawai radiologi berisiko untuk terkena Leukemia.
2) Pasien yang menerima radioterapi berisiko terkena Leukemia.
3) Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan
Nagasak di Jepang.
b. Faktor Leukemogenik
Terdapat beberapa zat kimia yang dapat mempengaruhi frekuensi Leukemia:
1) Racun lingkungan seperti benzena : paparan pada tingkat-tingkat yang tinggi
dari benzene pada tempat kerja dapat menyebabkan Leukemia.
2) Bahan kimia industri seperti insektisida dan Formaldehyde.
3) Obat untuk kemoterapi : pasien-pasien kanker yang dirawat dengan obat -
obat melawan kanker tertentu adakalanya dikemudian hari mengembangkan
Leukemia. Contohnya, obat-obat yang dikenal sebagai agen alkilating
dihubungkan dengan pengembangan Leukemia bertahun-tahun kemudian.
c. Herediter Penderita sindrom down, suatu penyakit yang disebabkan oleh
kromosom abnormal mungkin meningkatkan risiko Leukemia, yang memiliki
insidensi Leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.
d. Virus Virus dapat menyebabkan Leukemia menjadi retrovirus, virus Leukemia
feline, HTLV-1 pada dewasa. (Inayah et al., 2021)
2.3 Patofisiologi Lekumia
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh infeksi.
Sel ini secara normal berkembang sesuai perintah, dapat di kontrol sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Leukemia meningkatkan produksi sel darah putih pada sumsum
tulang yang lebih dari normal. Merek terlihat berbeda dengan sel darah normal dan
tidak berfungsi seperti biasanya. Sel Leukemia memblok produksi sel darah merah,
merusak kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel Leukemia juga merusak produksi
sel darah lain pada sumsum tulang termasuk sel darah merah dimana sel tersebut
berfungsi untuk menyuplai oksigen pada jaringan. Analisis sitogenik menghasilkan
banyak pengetahuan mengenai aberasi kromosomal yang terdapat pada pasien
vii
dengan Leukemia. Perubahan kromosom dapat meliputi perubahan angka, yang
menambahkan atau menghilangkan seluruh kromosom, atau perubahan struktur
termasuk translokasi (penyusunan kembali), delesi, inversi,. Pada kondisi ini, dua
kromosom atau lebih mengubah bahan genetik, dengan perkembangan gen yang
berubah dianggap menyebabkan mulainya proliferasi sel abnormal. Leukemia
terjadi jika proses pematangan dari sistem sel menjadi sel darah putih mengalami
gangguan dan menghasilkan perubahan kearah keganasan. Perubahan tersebut
seringkali melibatkan penyusunan Kembali bagian dari kromosom (bahan genetik
sel yang kompleks). Translokasi kromosom mengganggu pengendalian normal dari
pembelahan sel, sehigga sel membelah tidak terkendali dan menjadi ganas. Pada
akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel
yang menghasilkan sel-sel darah yang normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke
dalam organ lainnya termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal dan otak
2.4 Klasifikasi Leukimia
Istilah leukemia diambil dari Bahasa Yunani yang berarti darah putih. Leukemia
adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan abnormal dari leukosit yang
ditandai dengan pembelahan abnormal dari sel-sel hematopoitik.
a. Leukemia Dielositik akut (LDA)
LDA disebut juga leukemia mielogenus akut atau leukemiagranulositik akut
(LCA) yang di karakteristikkan oleh produksi berlebihan dari mieloblast. Sering
terjadi pada semua usia, tetapi jarang terjadi pada anak-anak. Dieloblast
mengin#iltrasi sumsumtulang dan ditemukan dalam darah. Hal ini dapat
mengakibatkanterjadinya anemia, perdarahan, dan infeksi, tetapi jarang
disertaiketerlibatan organ lain.
b. Leukemia Limfositik Akut (LLA)
LLA sering menyerang pada masa anak F anak dengan presentase 75%-80%.
LLA menginfiltrasi sumsum tulang oleh sel limfoblastik yang menyebabkan
anemia, memar (trombositopeni!, dan infeksi(neutropenia). Limfoblas biasanya
di temukan dalam darah tepi dan selalu ada di sumsum tulang, hal ini
mengakibatkan terjadinya limfadenopati, splenomegali, dan hepatomegali, tetapi
70% anak dengan leukemia limfatik akut kini bisa disembuhkan.
c. Leukemia Limfositik Kronis (LLK)
viii
LLK terjadi pada manula dengan limfadenopati generalisata dan peningkatan
jumlah leukosit disertai limfositosis, perjalanan penyakit biasanya jinak dan
indikasi pengobatan adalah hanya jika timbul gejala.
d. Leukemia Dielositik Kronis (LDK)
LDK sering juga disebut leukemia granulositik kronik (LCK), gambaran
menonjol adalah
1) Adanya kromosom philadelphia pada sel-sel darah. ini adalah kromosom
abnormal yang ditemukan pada sel-sel sumsum tulang.
2) Krisis blast fase yang dikarakteristikkan oleh poroliferasi tiba-tiba dari
jumlah besar mieloblasT. (Abdul Mahatir Najar, I Wayan Sudarsana, M Ulul
Albab, 2022)
2.5 Tanda Dan Gejala Leukimia
Pada awalnya, leukemia sering kali tidak menimbulkan tanda- tanda. Gejala
baru muncul ketika sel kanker sudah semakin banyak dan mulai menyerang sel
tubuh. Gejala yang muncul pun bervariasi,tergantung jenis leukemia yang diderita.
Namun, secara umum ciri- ciri penderita leukemia seperti demam dan menggigil,
tubuh terasa lelah dan rasa lelah tidak hilang meski sudah beristirahat, berat badan
turun drastis, gejala anemia, bintik merah pada kulit, mimisan, tubuh mudah memar,
keringan berlebihan (terutama pada malam hari), mudah terkena infeksi, muncul
benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening, perut terasa tidak
nyaman akibat organ hati dan limpa membengkak. Gejala yang lebih berat dapat
dialami penderita apabila sel kanker menyumbat pembuluh darah organ tertentu.
Gejala yang dapat muncul meliputi sakit kepala hebat, mual dan muntah, otot hilang
kendali, nyeri tulang, linglung, kejang.(Antoni, 2021)
2.6 Penatalaksanaan
Menurut (Liem et al., 2019) penatalaksanaan terapi yang dapat diberikan pada
pasien Leukemia akut adalah :
a. Tranfusi darah Biasanya diberikan jika kadar Hb kurang dari 6%. Pada
trombositopenia yang berat dan perdarahan masih, dapat diberikan tranfusi
trombosit dan bila erdapat tanda-tanda DIC dapat diberikan heparin.
ix
b. Kortikosteroid (prednison, kortison, deksametason dan sebagainya) Setelah
tercapai, remisi dosis dapat dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya
dihentikan.
c. Sitostatika Selain sitostatika yang lama (6-merkaptopurin atau 6-mp, metotreksat
atau MTX) pada waktu ini dipakai pula yang baru dan lebih paten seperti
vinkristin (oncovin), rubidomisin (daunorubycine) dan berbagai nama obat
lainnya. Umumnya sistostatika diberikan dalam kombinasi bersama-sama
dengan prednison. Pada pemberian obat-obatan ini sering terdapat akibat
samping berupa alopsia (botak), stomatitis, leukopenia, infeksi sekunder atau
kandidiasis
d. Imunoterapi Merupakan cara pengobatan yang terbaru. Setelah tercapainya
remisi dan jumlah sel Leukemia yang cukup rendah, kemudian imunoterapi
mulai diberikan (mengenai cara pengobatan yang terbaru masih dalam
pengembangan).
e. Kemoterapi Merupakan cara yang lebih baik untuk pengobatan kanker. Bahan
kimia yang dipakai diharapkan dapat menghancurkan sel-sel yang oleh
pembedahan atau penyinaran tidak dapat dicapai.
Penatalaksanaan pada penderita Leukemia Myeloid Akut yaitu dengan
kemoterapi, yang terdiri dari 2 fase antara lain :
1) Fase induksi; fase induksi adalah regimen kemoterapi yang sangat intensif,
bertujuan untuk mengendalikan sel-sel Leukemia secara maksimal sehingga
akan tercapainya remisi yang lengkap.
2) Fase konsolidasi; fase konsolidasi dilakukan sebagai tindak lanjut dari fase
induksi. Kemoterapi konsolidasi biasanya terdiri dari beberapa siklus
kemoterapi dan menggunakan obat dengan jenis serta dosis yang sama atau
lebih besar dari dosis yang digunakan pada fase induksi. Dengan
pengobatan modern, angka remisi 5-0-70%, tetapi angka rata-rata hidup
masih 2 tahun dan yang dapat hidup lebih dari 5 tahun hanya 10%
2.7 Pengobatan
Pemberian obat antikanker merupakan tindakan utama untuk mengeliminasi
sel-sel indonesian ALL 2013 Protocol oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
diperoleh regimen kemoterapi ALL yang paling banyak adalah Methotrexate IT-
x
Vincristin dengan persentase sebesar 37%.diperoleh regimen kemoterapi AML yaitu
Methotreksat IT- Citarabin-Daunorubicin dengan persentase 50%dan kombinasi
Vincristin-Citarabin-Doxorubicin dengan persentase 50%.
Kombinasi obat kemoterapi ALL Methotreksat IT-Vincristin merupakan obat
yang digunakan pada fase pemeliharaan (maintenance) dengan dosis methotreksat
IT 6-12 mg/dosis yang disesuaikan dengan usia pasien dan vincristin dosis 1,5
mg/m2. Kombinasi obat kemoterapi AML Methotreksat IT- Citarabin-Daunorubicin
yang digunakan pada fase induksi dan kombinasi Vincristin-Citarabin-Doxorubicin
pada fase konsolidasi. Methotrexate merupakan obat golongan anti metabolit
Kajian Penggunaan Obat Kemoterapi pada Pasien Leukemia Anak di RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Kota Samarinda antagonis folat, dimana obat ini bekerja
dengan menghambat dihidrofolat reduktase yang mengubah asam folat menjadi
asam tetrahidrofolat sehingga sintesis protein dan asam nukleat terganggu yang
menyebabkan kematian sel. Vincristin merupakan alkaloid vinka yang berikatan
secara spesifik dengan tubulin, komponen protein mikrotubulus, spindle mitotic, dan
memblok polimerisasi sel sehingga terjadi disolusi mikrotubulus dan sel terhenti
dalam proses metafase
Pengobatan leukemia dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu fase induksi yang
berlangsung selama 4-6 minggu untuk mencapai remisi, fase postremisi dimana fase
ini untuk mempertahankan remisi selama mungkin hingga menuju kesembuhan
yang dicapai dengan fase konsolidasi dan pemeliharaan yang berlangsung selama 2-
3 tahun. Obat akan memberikan efek yang maksimal apabila diberikan dengan
dosis, cara dan lama pemberian yang tepat.(Fatikasari et al., 2018)
Menurut (Ibnu Hajar Salim & Pasca, 2011) pengobatan leukemia tergantung
dari berbagai macam faktor, salah satu diantaranya pengobatan leukemia
berdasarkan jenis leukemianya, ada beberapa pilihan terapi untuk leukemia yaitu:
kemoterapi, terapi bertarget, terapi biologi, terapi radiasi dan transplantasi sel stem.
Obat- obatan yang sering digunakan dalam kemoterapi misalnya beberapa obat
sitotoksik seperti sitarabin, mustine dan lain-lain. Kemoterapi bisa diberikan secara
tunggal atau kombinasi, dengan harapan bahwa sel-sel yang resistensi terhadap obat
tertentu juga bisa merespon obat yang lain sehingga bisa diperoleh hasil yang lebih
baik. Kombinasi kemoterapi, merupakan pemberian dua atau lebih zat kemoterapi
xi
dalam terapi kanker yang menyebabkan setiap pengobatan memperkuat aksi obat
lainnya (sinergis).Obat-obat kemoterapi sangat aktif dalam melawan sel yang
membelah.Sel-sel normal yang pertumbuhannya cepat sangat dipengaruhi oleh agen
kemoterapi
Pengobatan sangat penting demi kelangsungan hidup pasien, namun terapi
dengan obat yang kurang dari dosis optimal mengakibatkan kurang maksimalnya
fungsi obat dalam mengendalikan proliferasi sel kanker , selain itu sel kanker akan
semakin kebal terhadap pemberian obat tersebut. Pada terapi dengan dosis obat yang
berlebihan dapat membunuh atau merusak jaringan dan sel tubuh yang normal serta
menyebabkan efek samping bagi penderita penyakit kanker seperti lemas, mual,
muntah, gangguan pencernaan, rambut rontok, otak dan syarat mati rasa, kulit
kering, dan lain-lain . Oleh karena itu, pemberian dosis dari pengobatan yang
dilakukan harus optimal agar kerusakan jaringan sehat minimal sedangkan sel
kanker yang terbunuh maksimal.(Ibnu Hajar Salim & Pasca, 2011)
Pengobatan untuk penderita leukemia juga dapat dilakukan dengan cara
menjalani hidup sehat melalui makanan yang dikonsumsi serta menghindari zat
beradiasi atau karsinogenik. Pola hidup sehat serta pola makan dan pengkonsumsian
makanan yang sehat dan bergizi secara teratur merupakan bagian penting dalam
pengobatan penyakit leukemia. Proses kesembuhan pasien leukemia sebagian besar
dipengaruhi oleh ketaatan pasien berpantangan makanan. selain mengkonsumsi
obat, peran makanan juga sangat diperlukan untuk mengembalikan kondisi penderita
yang lemah akibat kemoterapi. Oleh karena itu perlu untuk dilakukan rangkuman
literature yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pola kebiasaan makan dan
status gizi anak leukemia yang menjalani kemoterapi.(Putri Rahmadani, Yufitriana
Amir, 2022)
2.8 Pencegahan
Menurut (Rahayuwati et al., 2020) belum ada cara yang efektif untuk
mencegah leukemia. Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk
menurunkan risiko Anda terkena leukemia, di antaranya:
a. Berolahraga secara teratur
b. Menghentikan kebiasaan merokok
xii
c. Menggunakan alat pelindung diri, terutama jika Anda bekerja di lingkungan
yang rentan terpapar bahan kimia, seperti benzena
d. Menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mendeteksi kanker sejak
dini, terutama jika Anda memiliki riwayat kanker dalam keluarga
e. Istirahat Cukup
f. Konsumsi Makanan Sehat
xiii
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
a. Indentitas
1) Nama : Tn. A
2) Umur : 22 tahun
3) Tempat, tanggal lahir : Makassar , 15 November 2000
4) Jenis kelamin : Laki - laki
5) Alamat : Makassar
6) Pekerjaan : Wirausaha
7) Suku / bangsa : Bugis/ Indonesia
8) Agama : Kristen
9) Status perkawinan : Belum Menikah
10) Tanggal masuk RS : 19 November 2022
11) Diagnosis medis : Leukemia Myeloid Akut
b. Indentitas penanggung jawab
1) Nama : Ny. S
2) Umur : 49 Tahun
3) Jenis Kelamin : Perempuan
4) Alamat : Makassar
5) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
6) Status hubungan dengan pasien : Orang Tua
c. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri pada lidah sebelah kiri.
2) Riwayat keluhan utama
Klien mengatakan nyeri pada lidah kiri, nyerinya bertambah jika klien makan
dan banyak bicara dan berkurang jika baring/beristirahat, sifat nyerinya
seperti terbakar dan tertusuk, nyeri yang dirasakan di lidah kiri saja, skala
nyeri 5, waktu nyerinya >5 menit hilang timbul.
xiv
3) Riwayat penyakit sekarang
Klien tiba ke IGD pada tanggal 20 November 2022 jam 15.00 wita, dengan
keluhan nyeri pada persendian dan lemas. Saat ini klien mengeluh nyeri pada
lidah, sering mengalami demam dan ketika demam muncul ia menggigil dan
berkeringat lebih, nyeri pada tuluang belakang, sering mengalami pusing,
terdapat petekie pada seluruh tubuh.
4) Riwayat penyakit terdahulu
Klien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di Rumah Sakit Haji Makassar
dikarenakan nyeri pada persendiannya, klien belum pernah di operasi, klien
tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan seperti arsen maupun preparaf sulfat.
5) Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki penyakit menular dan
tidak ada penyakit turunan, kakek klien dari ibu sudah meninggal tanpa
diketahui penyebabnya.
X X X X
48 45 45 43 40
50 49
21
KETERANGAN :
xv
GI : - kakek pasien dari ayah sudah meninggal karena faktor usia
Kakek pasien dari ibu sudah meninggal karena faktor usia
Nenek pasien dari ayah sudah meninggal karena faktor usia
Nenek pasien dari ibu sudah meninggal karena faktor usia
GII : - saudara terakhir ayah sudah meninggal dari lahir
- Saudara kedua dan ketiga ayah dalam keadaan sehat
- Saudara dari ibu dalam keadaan sehat
- Ibu pasien dalam keadaan sehat
- Ayah pasiet dalam keadaan sehat
GIII : - pasien dirawat dirumah sakit karena mengalami Leukemia Myeloid Akut
SIMBOL GENOGRAM :
d. Riwayat psiko-sosial-ekonomi
Sebelum sakit
Klien mengatakan perannya di dalam keluarga sebagai anak yang tidak bekerja
sedangkan di masyarakat sebagai masyarakat biasa, tinggal di rumah bersama
nenek kakeknya, orangtua dan saudaranya, hubungan dengan keluarganya
baikbaik saja, hubungan dengan tetangganya baik, klien jarang mengikuti
kegiatankegiatan dengan masyarakat. Keluarga klien mengatakan keadaan
ekonomi dalam keadaan cukup.
xvi
Saat sakit
Peran klien sebelum sakit tidak berubah. Klien mengatakan berharap dirinya cepat
sembuh dan bisa pulang ke rumah, klien berharap setelah dilakukan perawatan,
dirinya cepat sembuh dan bisa pulang ke rumah lagi dan beraktivitas seperti
biasanya.
e. Riwayat spiritual
Sebelum sakit
Klien mengatakan yakin akan kepercayaannya, klien mengatakan sering
beribadah, klien mengatakan sering mengikuti kegiatan keagamaan disekitar
rumahnya.
Saat sakit
Klien mengatakan yakin dengan kepercayaannya, klien mengatakan semenjak
sakit tidak dapat beribadah namun sering berdoa.
f. Aktivitas sehari-hari
1) Nutrisi
Sebelum sakit
Klien mengatakan selera makan baik (nasi, lauk,pauk dan sayur), frekuensi
makan 3 kali makan 1 porsi, makanan yang disukai semua makanan, klien
mengatakan ketika makan ayam, sayur bayam dan kol klien merasakan nyeri
pada persendian, tidak ada pembatasan pola makan, cara makan menggunakan
sendok dan ritual makan berdoa.
Saat sakit
Klien mengatakan selera makan kurang baik di karenakan terdapat stomatitis
pada lidah sebelah kiri, frekuensi makan 3 kali makan dengan porsi makan
tidak dihabiskan ½ porsi, klien tidak makan ayam yang diberikan dari Rumah
Sakit, tidak ada pembatasan pola makan, cara makan menggunakan sendok dan
ritual makan berdoa.
2) Cairan
Sebelum sakit
Klien mengatakan minum air putih dengan frekuensi sehari 1 liter, dengan cara
melalui oral.
Saat sakit
xvii
Klien mengatakan minum air putih 1.500 ml/hari, terpasang cairan infus RL
500 cc/24 jam/20 tpm. Tidak ada kesulitan saat minum. Perhitungan balance
cairan: Rumus IWL = 10 x BB/ 24 = 10 x 49/ 24 = 490/24 = 20 ml/jam = 20 x
24 = 480 ml/24 jam
Cairan masuk dalam 24 jam = cairan infus 1.440 ml + cairan injeksi 240 ml +
cairan dalam makan/minum 2.500 ml = 3.880 ml
Cairan keluar dalam 24 jam = 2.030 ml Rumus balance cairan = 3.880 ml –
2.030 ml = 1.850
3) Eliminasi urine dan alvi
Sebelum sakit
Klien mengatakan pembuangan BAB/BAK di toilet, frekuensi BAB 1-2
kali/hari (500 cc) BAK 4-6 (900 cc) kali sehari, konsistensi warna bau BAB
padat, bewarna khas feses, BAK bewarna jernih tidak berbau. Tidak ada
kesulitan BAB dan BAK, tidak menggunakan obat pencahar.
Saat sakit
Klien mengatakan BAB di toilet dan BAK di bad menggunakan pispot.
Frekeunsi BAB 1 kali/hari (100 cc/hari), BAK 5 kali/hari (300 cc/hari),
(konsistensi, warna, bau) BAB lunak bewarna khas feses, BAK cair bewarna
kuning pekat , tidak ada kesulitan BAB dan BAK, tidak menggunakan obat
pencahar.
4) Istirahat tidur
Sebelum sakit
Klien mengatakan jam tidur siang 1-2 jam/hari, malam 7-8 jam/hari, pola tidur
teratur, kebisaan sebelum tidur klien main handphone, tidak ada kesulitan tidur
Saat sakit
Klien mengatakan jarang tidur siang hanya 1 jam/hari, malam 5 jam/hari tetapi
sering terbangun di malam hari karena kedinginan, dan nyeri pada tulang
belakang, klien kebiasaan berdoa sebelum tidur.
5) Kemampuan aktivitas dan gerak
Sebelum sakit
Klien mengatakan selama dirumah aktivitasnya dari makan, minum, toileting,
berpakaian, mobilitas berpindah dan ROM dilakukan secara mandiri.
xviii
Saat sakit
Klien mengatakan selama dirumah aktivitasnya dari makan, minum, toileting,
berpakaian, mobilitas berpindah dan ROM dibantu oleh keluarganya.
6) Personal hygine
Sebelum Sakit
Klien mengatakan dirumah mandi sebanyak 2 kali dalam sehari, mencuci
rambut 2 hari sekali menggunakan shampoo, kukunya selalu di potong jika
panjang dan selalu mengosok gigi setelah mandi, sesudah makan dan sebelum
tidur.
Saat Sakit
Klien mengatakan selama dirumah sakit tidak pernah mandi, sulit untuk
bergerak dikarenakan nyeri pada tulang belakang, dan tidak pernah keramas,
tidak pernah memotong kuku, selama dirawat klien tidak pernah menggosok
giginya.
g. Pemeriksaan fisik Tanggal 19 November 2022
Keadaan umum : Klien tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
GCS 15 TD : 120/70 mmHg (MAP 86,6)
Nadi : 98 x/menit
Suhu : 36,5 C RR : 20 x/menit
Tanggal 20 November 2022
Keadaan umum : Klien tampak lemah
Kesadaran : Composmentis
GCS 15 TD : 115/80 mmHg
Nadi : 105 x/menit
Suhu : 39,90C
RR : 22 X/menit
Antromopetri : TB : 160 cm
: BB : Sebelum sakit 50 Kg
Saat sakit 40 kg (IMT 15,62 ) Kurus Sekali
BBI : 160 cm – 100- 10%
160 cm- 100 = 60
xix
60 – 10% = 54
160 – 100 + 10% = 66
Rentang BBI = 54 kg -66 kg
h. Sistem Pernafasan
Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik inspeksi tampak hidung simetris, tidak
ada pernapasan cuping hidung, tidak ada pembesaran kelenjar pada leher. Bentuk
dada normal, perbandingan ukuran anterior-posterior dengan transversal 2:1
gerakan dada simetris tidak ada otot bantu pernapasan, vocal premitus terasa pada
kedua sisi terasa diatas batang bronkus, terdengar bunyi nafas vesikuler, tidak ada
bunyi nafass tambahan, tidak ada clubbing finger.
i. Sistem Cardiovaskuler
Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik inspeksi Conjungtiva tampak Merah
muda, bibir tampak pucat Arteri corotis teraba kuat. Tekanan vena juguralis 5+2.
Ukuran jantung normal, batas atas jantung ICS 2 kanan atas, batas bawah kanan
jantung ICS 4 pada linea paraternalis kanan, batas bawah kiri jantung ICS 4 pada
linea midklavikularis kiri. Pada saat di auskultasi suara bunyi jantung S1 dan S2
lup-dup.Capillary refilling time 2 detik.
j. Sistem Pencernaan
Pada saat dilakukam pemeriksaan fisik inspeksi tampak sklera tidak ikterik,
bibir kering dan pecah-pecah. Terdapat stomatitis pada lidah sebelah kiri, klien
mampu menelan baik. Tidak terjadi kembung dan nyeri tekan pada gaster. Pada
abdomen Tidak ada bekas luka operasi, terdapat petekie pada abdomen terdengar
bising usus 13 x/menit suara ketukan timpani, tidak ada nyeri tekan pada
epigastric, tidak ada pembesaran liver dan organ lain. klien mengatakan tidak ada
lecet dan tidak ada hemoroid.
k. Sistem Penginderaan
1) Mata Pada saat pemeriksaan fisik tampak kelopak mata normal , bulu mata
tebal, alis tebal klien dapat membaca buku dengan jarak +- 3 meter. Lapang
pandang jelas kekiri, kekanan, keatasdan kebawah 6/10.
2) Hidung Tampak warna membrane mukosa merah muda, klien dapat mencium
dengan baik, klien dapat menenali bau minyak kayu putih dan kopi. tidak
terdapat polip pada hidung, dan terdapat secret dan silia.
xx
3) Telinga Pada saat dilakukan pengkajian tampak daun telinga utuh simetris
kanan dan kiri, klien dapat mendengar dengan baik, klien dapat mendengar
suara gesekan kertas.
l. Sistem Persyarafan
1) Fungsi cerebral Status mental klien daya ingat masih ada. Tingkat kesadaran
Composmentis GCS : Motorik 6, Verbal 5, Mata 4, hasil 15.
2) Fungsi nervus Pemeriksaan Nervus I klien dapat mencium aroma minyak kayu
putih dan kopi. Nervus II, Nervus III, Nervus IV Lapang pandang masih jelas
dengan cara klien membaca dari jarak ± 30cm, Nervus V Terdapat sensasi pada
wajah, klien dapat merasakan tisu yang digesekkan di dahi. Nervus VI Gerakan
mata normal, Nervus VII Klien dapat merasakan gula dan garam. Nervus III
Pendegaran normal. Nervus IX klien dapat membedakan rasa asam dan manis.
Nervus X Dapat mengerakan mulutnya. Nervus XI Dapat mengerakan bahu
simetris. Nervus XII Terdapat stomatitis pada lidah sebelah kiri.
m. Sistem Muskuloskletal
Pada saat pemeriksaan fisik inspeksi bentuk kepala plagiocephaly dan simetris,
gaya jalan klien tegak dengan bantuan keluarga, klien mengeluh nyeri persendian
pada lutut dan kaki sebelah kiri klien dibantu keluarga untuk berdiri, nyeri pada
tulang belakang dan kaki kiri.
n. Sistem Integumen
Pada saat pemeriksaan fisik tampak rambut hitam merata, kulit Putih
temperature dingin, terdapat petekie pada seluruh badan, tampak kuku bersih.
o. Sistem Endokrin
Pada saat dilakukan pengkajian tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
sekresi urine berlebihan, tidak ada riwayat air seni dikelilingi semut.
p. Sistem Perkemihan
Pada saat pemeriksaan fisik klien mengatakan tidak ada kesulitan pada saat
BAK, tidak ada kencing batu.
q. Sistem Reproduksi Tidak dilakukan pemeriksaan dikarenakan pasien menolak.
r. Sistem Imun
Pada saat pemeriksaan fisik klien mengatakan bahwa tidak ada alergi cuaca,
debu, klien mengalami penurunan berat badan 10 kg selama ±50 hari, berat badan
xxi
klien sebelum sakit 50kg dan saat ini 40kg, klien mengatakan kadang demam dan
merasakan pusing
3.2 Analisis data
xxii
pada lidah sebelah
kiri
2. DS : Absorbsi Fe, B12, Perfusi perifer
da nasam folat berkurang tidak efektif
Klien mengatakan
↓
nyeri pada
Berkurangnya
persendian kaki
volumedarah, Hb/eritrosit
sebelah kiri
↓
Klien mengatakan
Kadar Hb turun
dagu terasa keram
↓
DO
Penurunan kadar O2ke
Klien tampak
jaringan
lemas
↓
Klien tampak
Perifer
mengurut-urut
↓
kakinya 32
Perubahan fungsitubuh
Hemoglobin L
akibatmekanismemasalah
11.4 G/dL
terhadapanemia
↓
Pucat, akraldingin
↓
Perfusi perifer tidak efektif
3. DS : Penurunan imunitas tubuh Defisit nutrisi
↓
Klien mengatakan
Infeksi oral
nafsu makan
↓
menurun
Sariawan, gangguan
Klien mengatakan
menelan
porsi makan tidak
↓
dihabiskan
Nyeri
DO
↓
Tampak stomatitis
pada lidah sebelah
xxiii
kiri Defisit Nutrisi
Hemoglobin L
11.4 g/Dl
Berat badan
sebelum sakit
50kg
Berat badan saat
ini 40kg
Klien mengalami
penurunan berat
badan 10kg
IMT : 15,62 S
3.3 Diagnosa
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedaraan fisiologi dibuktikan
dengan klien mengeluh nyeri, tampak meringis, gelisah
b. Perkusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin ditandai dengan nyeri ekstremitas
c. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis ditandai dengan berat
badan menurun, sariawan, nafsu makan menurun
3.4 Intervensi
xxiv
nyeri, mampu yang memperberat
menggunakan teknik dan memperingan
non farmakologi nyeri
untuk mengurangi 3. Monitor efek
nyeri) samping
2. Klien dapat penggunaan
melaporkan bahwa analgetik
nyeri berkurang Terapeutik
dengan 1. Berikan teknik non
menggunakan farmakologi untuk
manajemen nyeri mengurangi rasa
skala 0-2 nyeri
3. Klien dapat 2. Kontrol ruangan
menyatakan rasa yanga
nyaman serta nyeri memperberat rasa
berkurang (misalnya suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan
3. Fasilitasi istirahat
dan tidur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan
mengguakan
analgetik secara
tepat
Kolaborasi
xxv
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan asuhan Perawatan Sirkulasi
efektif berhubungan keperawatan selama 3x24 Observasi
dengan penurunan jam, diharapkan masalah 1. Periksa sirkulasi
konsentrasi hemoglobin perfusi perifer ektif dengan perifer
ditandai dengan nyeri kriteris hasil: 2. Monitor panas,
ekstremitas 1. Nadi perifer stabil kemerahan, nyeri
2. Akral hangat atau bengkak pada
ekstremitas
Terapeutik
1. Hindari
pemasangan infus
atau pengambilan
darah di area
keterbatasan
perfusi
2. Hindari
pengukuran
tekanan darah pada
ekstremitas dengan
keterbatasan
perfusi
3. Lakukan
pencegahan infeksi
Edukasi
1. Anjurkan berhenti
meroko
2. Anjurkan
berolahraga rutin
xxvi
3. Anjurkan
menggunakan obat
penurun tekanan
darah,
antikoagulen dan
penurunan
kolesterol, jika
perlu
4. Anjurkan
melakukan
perawatan kulit
yang tepat (mis.
Melembabkan kulit
kering pada kaki)
Defisit nutrisi Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nutrisi
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 Observasi
faktor psikologis ditandai jam, diharapkan masalah 1. Identifikasi status
dengan berat badan difisit nutrisi dapat teratasi nutrisi
menurun, sariawan, nafsu dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi
makan menurun 1. Status nutrisi baik makanan yang
2. Nafsu makan disukai
meningkat 3. Identifikasi
3. Berat badan kebutuhan kalori
meningkat dan jenis nutrien
4. Monitor asupan
makanan
5. Monitor berat
badan
Terapeutik
1. Sajikan makanan
secara menarik dan
suhu yang sesuai
xxvii
2. Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
3. Berikan suplemen
makanan, jika
perlu
Edukasi
1. Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika
perlu
3.5 Implementasi
EDUKASIH
1. Menjelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
Hasil : Terdapat pada lidah sebelah kiri
dan terasa terbakar dan tertusuk
tusuk
2. Menganjurkan mengguakan analgetik
xxviii
secara tepat
Hasil : Perawat sudah menganjurkan
analgetic secara tepat
KOLABORASI
1. Berkolaborasi pemberian analgetik
Hasil : Perawat berkolaborasi
pemberian analgetik pada
pasien
Senin, 21 November 2022 Perawatan sirkulasi
Observasi
1. Memperiksa sirkulasi perifer
Hasil : Perawat sudah melakukan
periksa sirkulasi perifer
2. Memonitor panas, kemerahan, nyeri
atau bengkak pada ekstremitas
Hasil : Perawat sudah melakukan
monitor
TERAPEUTIK
1. Menghindari pemasangan infus atau
pengambilan darah di area keterbatasan
perfusi
Hasil : Perawat tidak melakukan
pemasangan infus
2. Menhindari pengukuran tekanan darah
pada ekstremitas dengan keterbatasan
perfusi
Hasil : Perawat tidak melakukan
pengukuran tekanan darah
ekstramitas
3. Melakukan pencegahan infeksi
Hasil : Perawat sudah melakukan
pencengahan infeksi
xxix
EDUKASI
1. Menganjurkan berhenti merokok
Hasil : Pasien sudah berhenti merokok
2. Menganjurkan berolahraga rutin
Hasil : Perawat menganjurkan
berolaraga rutin
3. Menganjurkan menggunakan obat
penurun tekanan darah, antikoagulen
dan penurunan kolesterol
Hasil : Perawat sudah menganjurkan
menggunakan obat penurun
tekanan darah , antikoagulen
dan penurunan kolesterol
4. Menganjurkan melakukan perawatan
kulit yang tepat
Hasil : Perawat sudah menganjurkan
melakukan perawatan kulit
yang tepat
Senin, 21 November 2022 Manajemen nutrisi
Observasi
1. Mengidentifikasih status nutrisi
Hasil : Klien mengalami penurunan
berat badan 10kg
2. Memonitor asupan makanan
Hasil : perawat sudah melakukan
monitoring asupan makanan
3. Memonitor berat badan
Hasil : perawat sudah monitor berat
badan pasien
TERAPEUTIK
1. Menyajikan makanan secara menarik
xxx
dan suhu yang sesuai
Hasil : Makanan sudah disajian
dengan menarik dan suhu
yang sesuai
2. Memberikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
Hasil : Perawat sudah memberikan
makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
3. Berikan suplemen makanan, jika perlu
Hasil : Perawat sudah memberikan
suplemen makanan
EDUKASIH
1. Menganjurkan posisi duduk
Hasil : pesien sudah dalam posisi
duduk
KOLABORASI
1. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
Hasil : Perawat mengkolaborasi
dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang di butuhkan .
3.6 Evaluasi
xxxi
Senin, 21 November 2022 Manajemen Nyeri
S : Klien Mengatakan nyeri berkurang
O: Skala nyeri 4 klien tampak
tenang,Tidak gelisah,Klien dapat
mengontrol skala nyeri yang
dirasakan.
A : Masalah sebagian teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan.
xxxii
xxxiii
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
xxxiv
Daftar pustaka
Antoni, A. (2021). Pemenuhan Gizi Pada Anak Untuk Mencegah Terkena Penyakit
Leukemia Di Madrasah Diniyah Takmaliyah Tilamriyah Desa Singali. Jurnal
Pengabdian Masyarakat Aufa (JPMA), 3(2), 21–24.
Aprianti, A., Fauza, M., & Azrimaidalisa, A. (2018). Faktor yang Berhubungan dengan
Deteksi Dini Kanker Serviks Metode IVA di Puskesmas Kota Padang. Jurnal
Promosi Kesehatan Indonesia, 14(1), 68. https://doi.org/10.14710/jpki.14.1.68-80
Fatikasari, A. C., Ayu, W. D., & Masruhim, M. A. (2018). Kajian Penggunaan Obat
Kemoterapi pada Pasien Leukemia Anak Di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Kota
Samarinda. Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences,
8(November), 111–118. https://doi.org/10.25026/mpc.v8i1.312
Ibnu Hajar Salim, S., & Pasca. (2011). Optimasi penentuan dosis obat pada terapi
leukemia myeloid kronik.
Inayah, Y., Sumintarti, Horax, S., Fajriani, & Marhamah. (2021). Early detection and
manifestation of leukemia in the oral cavity of the child. Makassar Dental Journal,
10(3), 283–287. https://doi.org/10.35856/mdj.v10i3.466
Liem, E. F., Mantik, M., & Rampengan, N. (2019). Hubungan Kadar Hemoglobin Dan
Tercapainya Remisi Pada Anak Penderita Leukemia Akut. Jurnal Medik Dan
Rehabilitasi, 1(3), 176.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmr/article/view/22535
xxxv
Rahayuwati, L., Rizal, Iqbal, A., Lukman, M., & Juniarti, N. (2020). Pendidikan
Kesehatan tentang Pencegahan Penyakit Kanker dan Menjaga Kualitas Kesehatan.
Media Karya Kesehatan, 3(1), 59–69.
Sativa, S. O. (2020). Pengaruh Genetik, Gaya Hidup Dan Lingkungan Pada Kejadian
Leukimia Mieloblastik Akut.
xxxvi