Anda di halaman 1dari 158

SKRIPSI

PENGUKURAN LOYALITAS PELANGGAN PADA PRODUK-PRODUK


BRAND INDONESIA DENGAN METODE NET PROMOTER SCORE (NPS)
PADA KONSUMEN KELAS MENENGAH KOTA MEDAN

OLEH

NATASHYA SITUMORANG
140521104

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DEPARTEMEN MANAJEMEN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : Natashya Situmorang


NIM : 140521104
Program Studi : S1- Manajemen Ekstensi
Konsentrasi : Manajemen Pemasaran
Judul : PENGUKURAN LOYALITAS PELANGGAN PADA
PRODUK-PRODUK BRAND INDONESIA DENGAN
METODE NET PROMOTER SCORE (NPS) PADA
KONSUMEN KELAS MENENGAH KOTA MEDAN

Medan, Desember 2016

Natashya Situmorang
140521104

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DEPARTEMEN MANAJEMEN

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Natashya Situmorang


NIM : 140521104
Program Studi : S1- Manajemen Ekstensi
Konsentrasi : Manajemen Pemasaran
Judul : PENGUKURAN LOYALITAS PELANGGAN PADA
PRODUK-PRODUK BRAND INDONESIA DENGAN
METODE NET PROMOTER SCORE (NPS) PADA
KONSUMEN KELAS MENENGAH KOTA MEDAN

Pembimbing Skripsi Pembaca Skripsi

Syafrizal Helmi S, SE,MSi Fadli SE,MSi


NIP: 19760214 200501 1 002 NIP: 198106282006041005

Ketua Program Studi Manajemen

Dr.Endang Sulistya Rini, SE, M.Si


NIP: 19620513 199203 2 001

Universitas Sumatera Utara


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
DEPARTEMEN MANAJEMEN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

Nama : Natashya Situmorang


NIM : 140521104
Program Studi : S1- Manajemen Ekstensi
Konsentrasi : Manajemen Pemasaran
Judul : PENGUKURAN LOYALITAS PELANGGAN PADA
PRODUK-PRODUK BRAND INDONESIA DENGAN
METODE NET PROMOTER SCORE (NPS) PADA
KONSUMEN KELAS MENENGAH KOTA MEDAN

Tanggal: Desember 2016 Ketua Program Studi Manajemen

Dr.Endang Sulistya Rini, SE, M.Si


NIP: 19620513 199203 2 001

Tanggal: Desember 2016 Ketua Departemen Manajemen

Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME


NIP: 19671019 199303 2 002

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya


bahawa skripsi saya yang berjudul “Pengukuran Loyalitas Pelanggan pada
Produk-produk Brand Indonesia dengan Metode Net Promoter Score (NPS) pada
Konsumen Kelas Menengah Kota Medan”. Adalah benar hasil karya tulis saya
sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban
akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan, dan/atau saya
kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan
sumbernya secara jelas sesuai norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam


skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Desember 2016

Natashya Situmorang
NIM: 140521104

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

PENGUKURAN LOYALITAS PELANGGAN PADA PRODUK-PRODUK


BRAND INDONESIA DENGAN METODE NET PROMOTER SCORE (NPS)
PADA KONSUMEN KELAS MENENGAH DI KOTA MEDAN

Semakin banyaknya lulusan dari universitas yang sudah memiliki


pekerjaan mengakibatkan bertambah pesatnya pertumbuhan salah satu kategori
masyarakat Kelas Menengah di Indonesia. Secara tidak langsung berdampak pada
peningkatan pendapatan yang mengakibatkan berubahnya gaya hidup dan daya
beli serta perubahan pemilihan merek-merek yang digunakan oleh seseorang.
Berbagai macam produk yang tergolong barang mewah kini sudah menjadi
kebutuhan penunjang gaya hidup kalangan kelas menengah di era modern ini.
Konsumen kelas menengah ini masuk dalam kategori Kelas Menengah Climber
yang merupakan segmen yang paling besar diantara 8 Sosok Wajah Kelas
Menengah. Dan umumnya Climber dikenal sebagai sosok pekerja keras yang
berusaha meningkatkan status ekonominya, berpendidikan tinggi, belum memiliki
pengalaman yang begitu banyak (baru mendapatkan pekerjaan ataupun yang
masih dan sedang membangun kariernya) dan cenderung menjadi tulang
punggung keluarga.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Net Promoter Score
(NPS) yang kemudian dilanjutkan dengan mengukur pengalaman pelanggan
(Customer Experience) melalui titik sentuh (moment of truth) dari setiap merek
yang diteliti. Jumlah populasi penelitian ini tidak diketahui jumlahnya, maka
sampel yang digunakan sebanyak 125 responden. Data sekunder juga
dikumpulkan melalui buku, majalah, dan literatur guna mendukung analisis dalam
penelitian ini. Metode ini menggunakan analisis Deskriptif Kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 25 merek dri 96 merek
yang diteliti memperoleh nilai Net Promoter Score (NPS) Negatif. Penelitian ini
juga menunjukkan terdapat satu merek dengan Predikat NPS Star, 20 merek
dengan predikat NPS Leader, 58 merek dengan predikat NPS Excellent, dan 9
merek dengan predikat NPS Good.

Kata Kunci : Loyalitas, Net Promoter Score (NPS), Customer Experience (CE),
Kelas Menengah.

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

MEASUREMENT OF CUSTOMER LOYALTY IN INDONESIA BRAND


PRODUCTS WITH NET PROMOTER SCORE (NPS) ON CONSUMER
MIDDLE CLASS IN MEDAN

The increasing number of university graduates who already have jobs


resulted in increased rapid growth of one of the categories Middle Class in
Indonesian society. Indirect impact on the increase in revenue resulted in
changing lifestyles and purchasing power and electoral changes brands used by
someone. Various kinds of products are classified as luxury goods has now
become the need of supporting the lifestyle of the middle class in this modern era.
This middle-class consumers in the category Middle Class Climber which is a
segment of the greatest among the 8 figure Face Middle Class. Climber and
generally known as a hard worker who tried to improve their economic status,
highly educated, have not had the experience that so many (new or are still getting
the job and being a career) and tends to be the backbone of the family.
This research was conducted by using the Net Promoter Score (NPS),
which was followed by measuring the customer experience (Customer
Experience) through touch points (moment of truth) of any brand studied. The
study population of unknown number, then used as a sample of 125 respondents.
Secondary data was also collected through books, magazines, and literature to
support the analysis in this study. This method uses a quantitative descriptive
analysis.
The results of this study indicate that there are 25 brands dri 96 brands
surveyed scored Net Promoter Score (NPS) Negative. The study also shows there
is a brand with a Predicate NPS Star, 20 brands with NPS Leader predicate, the
predicate NPS 58 brands with Excellent, and 9 brands with predicate NPS Good.

Keywords: Loyalty, Net Promoter Score (NPS), Customer Experience (CE), the
Middle Class.

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas anugerahNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini berjudul “PENGUKURAN

LOYALITAS PELANGGAN PADA PRODUK-PRODUK BRAND

INDONESIA DENGAN METODE NET PROMOTER SCORE (NPS) PADA

KONSUMEN KELAS MENENGAH DI KOTA MEDAN”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari bantuan dan

dorongan dari banyak pihak. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih

untuk yang teristimewa dan yang terkasih Orang Tua tercinta Ayahanda John

Situmorang (Alm) dan Ibunda RismaSihite yang telah dengan penuh kasih sayang

dan kesabaran selalu memberikan semangat yang sangat berarti serta dengan

ikhlas mengasuh, membesarkan, mendidik, serta mencukupi segala keperluan

penulis baik secara moril dan materil. Kepada adik-adik tersayang Havier

Situmorang dan Daniel Situmorang yang selalu memberikan dukungan dan

semangatnya. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, S.E, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, M.E., dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si. selaku

Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E. M.Si. dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si.

selaku Ketua dan Wakil Ketua Program Studi S1 Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, S.E. M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan

serta saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Fadli, S.E. M.Si. selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah banyak

memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara untuk semua jasa-jasa dan bantuannya selama masa perkuliahan.

7. Seluruh saudara dan keluarga besar penulis yang telah banyak memberikan

motivasi kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

8. Terkhusus para sahabat tersayang yang selalu membantu, memberikan doa,

motivasi, serta dukungan dan semangat kepada penulis, Lia Chun, Yohana

Chaterine, Immanuel Tambunan, Indra Gunawan, Ade Ariani, Laila Safitri,

Putri Sakina, Devi Hamdani, Elfrida Gultom dan Pariban Jimmy Simamora.

9. Terima kasih buat teman-teman yang sama berjuang selama di perkuliahan,

Ade Ariani, Siti Nurmaningsih, Annisa Putri, Minanda Annisa, dan Mentari.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun

penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Desember 2016


Penulis,

Natashya Situmorang

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xi

Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ......................................................................................... 8
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 8
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 8

Bab II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Uraian Teoritis ................................................................................................. 10
2.1.1 Pengertian Merek (Brand) .................................................. .......................... 10
2.1.2 Top Brand Indonesia ......................................................................... 12
2.1.3 Loyalitas Pelanggan ........................................................................... 14
2.1.5 Net Promoter Score (NPS) ................................................................. 19
2.1.6Customer Experience (CE).................................................................. 25
2.1.7Climber ................................................................................................ 26
2.2 Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 28
2.3 Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 30
2.4 Hipotesis ........................................................................................................... 31

Bab III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................. 32
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 32
3.3. Batasan Operasional .............................................................................. .......... 32
3.4 Defenisi Operasional ........................................................................................ 33
3.5 Skala Pengukuran Variabel ............................................................................... 33
3.6 Populasi dan sampel .......................................................................................... 34
3.6.1 Populasi .............................................................................................. 34
3.6.2 Sampel ...................................................................................... ......... 34
3.7 Jenis dan Sumber Data .................................................................................... 35
3.7.1 Data Primer ...................................................................................... 35
3.7.2 Data Sekunder .................................................................................. 34
3.8 Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 36
3.8.1 Kuesioner .......................................................................................... 36
3.8.2 Wawancara ........................................................................................ 36
3.8.3 Studi Dokumentasi ............................................................................. 36

Universitas Sumatera Utara


3.9 Teknik Analisis Data ........................................................................................ 36
3.9.1 Analisis Deskriptif.............................................................................. 36
3.9.2 Analisis Net Promoter Score ............................................................. 36
Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Responden ....................................................................................... 38
4.2 Hasil Penelitian Net Promoter Score ................................................................ 40
4.3. Hasil Penelitian Customer Experience ............................................................. 72
4.4 Analisis Net Promoter Score (NPS) dan Customer Experience (CE) .............. 117

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 123
5.2 Saran ................................................................................................................. 124
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 126
LAMPIRAN ........................................................................................................... 128

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Halaman

2.1 Karakteristik Profil Kelas Menengah Clmber 27


2.2 Tinjauan Penelitian terdahulu 28
3.1 Defenisi Operasional Variabel 33
4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Usia 38
4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 38
4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan 39
4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Lama Bekerja 39
4.5 Jumlah Responden Berdasarkan Penghasilan/bulan 39
4.6 Distribusi Jawaban Kategori Pakaian 40
4.7 Distribusi Jawaban Kategori Jam Tangan 42
4.8 Distribusi Jawaban Kategori Sepatu Kets 44
4.9 Distribusi Jawaban Kategori Sepatu 45
4.10 Distribusi Jawaban Kategori Departement Store 47
4.11 Distribusi Jawaban Kategori Dompet 49
4.12 Distribusi Jawaban Kategori T-Shirt 50
4.13 Distribusi Jawaban Kategori Gadget 52
4.14 Distribusi Jawaban Kategori Sepeda Motor 54
4.15 Distribusi Jawaban Kategori Coffee Shop 55
4.16 Distribusi Jawaban Kategori Toko Buku 57
4.17 Distribusi Jawaban Kategori Tempat Makan 58
4.18 Distribusi Jawaban Kategori Patisserie &
Bakery Shop 60
4.19 Distribusi Jawaban Kategori Toko Kue Lokal 62
4.20 Distribusi Jawaban Kategori Wahana Rekreasi 63

Universitas Sumatera Utara


4.21 Distribusi Jawaban Kategori Bioskop 65
4.22 Distribusi Jawaban Kategori Jeans 66
4.23 Distribusi Jawaban Kategori Asuransi 67
4.24 Distribusi Jawaban Kategori Tarvel Portal 69
4.25 Distribusi Jawaban Kategori Penerbangan 70
4.26 Customer Experience responden Kategori Pakaian 72
4.27 Customer Experience responden Kategori Jam
Tangan 74
4.28 Customer Experience responden Kategori Sepatu
Kets 76
4.29 Customer Experience responden Kategori Sepatu 78
4.30 Customer Experience responden Kategori
Departement Store 80
4.31 Customer Experience responden Kategori Dompet 83
4.32 Customer Experience responden Kategori T-Shirt 85
4.33 Customer Experience responden Kategori Gadget 87
4.34 Customer Experience responden Kategori Sepeda
Motor 89
4.35 Customer Experience responden Kategori Coffee
Shop 92
4.36 Customer Experience responden Kategori
Toko Buku 94
4.37 Customer Experience responden Kategori Tempat
Makan 96
4.38 Customer Experience responden Kategori Patisserie
& Bakery Shop 99
4.39 Customer Experience responden Kategori Toko Kue
Lokal 101
4.40 Customer Experience responden Kategori Wahana
Rekreasi 103
4.41 Customer Experience responden Kategori Bioskop 105

Universitas Sumatera Utara


4.42 Customer Experience responden Kategori Jeans 107
4.43 Customer Experience responden Kategori Asuransi 110
4.44 Customer Experience responden Kategori
Tarvel Portal 112
4.45 Customer Experience responden Kategori
Penerbangan 114
4.46 Nilai Net Promoter Score (NPS) dan Customer
Experience (CE) 117

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul ` Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran 31


3.1 Skala Pengukuran Net Promoter
Score (NPS) 34

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Net Promoter Score 122


2 Kuesioner Customer Experience 127
3 Tabel Kategori NPS dan Keterangan Brand 134

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin banyaknya lulusan dari universitas yang sudah memiliki

pekerjaan mengakibatkan bertambah pesatnya pertumbuhan salah satu

kategori masyarakat kelas menengah di Indonesia. Secara tidak langsung, hal

tersebut membawa dampak perubahan pada gaya hidup lulusan tersebut.

Peningkatan penghasilan yang terjadi mendorong meningkatnya daya beli

konsumen kelas menengah yang kini menunjukkan bahwa produk-produk yang

dulunya hanya dikonsumsi oleh kalangan kelas atas kini sudah dapat dikonsumsi

oleh banyak kalangan. Berbagai macam produk yang tergolong barang mewah

kini sudah menjadi kebutuhan sebagai penunjang gaya hidup masyarakat kelas

menengah di era modern ini.

Tingkat penghasilan yang kini dimiliki oleh lulusan yang sudah bekerja

berdampak pada kegiatan untuk mengkonsumsi barang-barang mewah yang

tadinya tidak bisa dimiliki. Hal tersebut juga membawa perubahan terhadap

pemilihan merek pada produk - produk yang digunakan. Peningkatan pola hidup

pada kelas menengah mengakibatkan revolusi pada sisi produsen kelas

menengah yang memicu munculnya perubahan nilai atau disebut Value

Innovator oleh Prof. Chan Kim dari INSEAD. Value Innovator adalah pemain

yang mampu menciptakan produk dan pelayanan yang breakthrough melalui

inovasi nilai, dengan mendongkrak manfaat (benefit) setinggi langit sekaligus

menurunkan biaya (customer cost) serendah mungkin. Konsep ini dilakukan oleh

Universitas Sumatera Utara


pemain-pemain yang sukses menargetkan kelas menengah sebagai konsumen atau

pengguna jasanya. Adapun sebagian dari produk-produk yang menggunakan

konsep ini adalah IKEA, AirAsia, D’Cost, Traveloka, dan Tiket.com (Yuswohady

& Kemal ; 2015 ; xiv).

KelasMenengah cenderung memiliki anak yang lebih sedikit dibandingkan

kelompok masyarakat miskin,dan cukup besar porsi pendapatannyadialokasikan

untuk pendidikan. Mereka umumnya memiliki kesadaran untuk berinvestasi

dibidang SDM dengan menyekolahkan anak mereka, tak hanya ditingkat dasar,

tetapi juga ke jenjang yang lebih tinggi. Dibanding masyarakat miskin, kelas

menengah juga lebih sering ke dokter dan menikmati layanan kesehatan yang

lebih mahal. Tak mengherankan porsi pengeluaran mereka untuk kesehatan

meningkat tajam seiring meningkatnya pendapatan. Ringkasnya, kelas menengah

adalah kelompok masyarakat dengan kualitas hidup (quality life) yang lebih baik.

Mereka menikmati pendidikan yang lebih baik, kesehatan yang lebih baik, rumah

yang lebih mahal dan besar, makanan yang lebih berkualitas, dan mereka mulai

menikmati hiburan yang memadai. (Yuswohady dan Kemal ; 2015 : 13-14).

Kelas menengah mempunyai tiga dimensi segmentasi yaitu Pertama,

ownership of resources; menggambarkan tingkat sumber daya yang dimiliki

terutama sumber daya finansial yang memengaruhi kemampuan daya beli dan

konsumsi terhadap barang dan jasa. Kedua; knowledgeability; menggambarkan

tingkat kemampuan, wawasan, keterbukaan pikiran, adopsi informasi dan

teknologi, visi dan tujuan hidup, penerimaan terhadap modernisasi dan nilai-nilai

universal, dll. Ketiga; social connection; menggambarkan tingkat keterhubungan

Universitas Sumatera Utara


seseorang dengan lingkungan sosialnya. Dengan adanya tiga dimensi segmentasi

diatas menghasilkan delapan sosok wajah kelas menengah, yaitu Expert, Climber,

Aspirator, Performer, Trend-Setter, Follower, Settler, dan Flow-er (Yuswohady

dan Kemal; 2015 : xvi – xxii).

Kategori Climber memiliki ukuran paling besar diantara segmen-segmen

lainnya yaitu sebesar 21,51%. Yang kedua adalah Performer (18,1%), dan

Aspirator (16,69%), Flow-er (16,06%), Follower (13,94%), Settler (6,29%),

Trendsetter (5,62%), dan yang terkecil adalah Expert (1,87%). Besarnya pasar ini

diperoleh melalui survei kuantitatif yang dilakukan secara tatap muka dengan

menggunakan stratified random sampling pada 2510 responden di 9 kota besar

yang terdiri dari Jabodetabek, Surabaya, Denpasar, Medan, Yogyakarta,

Balikpapan, Bandung, Semarang, dan Makassar (Yuswohady dan Kemal, 2015 :

83).

Kategori Climber adalah sosok kelas menengah yang berpendidikan cukup

tinggi dan tidak memiliki pengalaman yang begitu besar. Dengan begitu, motivasi

Climber adalah mencari karier yang terbaik untuk dirinya sendiri dengan

mempertimbangkan aspek keuangan yang diterima dan jaminan karier yang akan

didapatkan dari tempat kerjanya. Tak jarang, sosok ini mengambil resiko keluar

dari kantornya yang semula untuk mendapatkan karier yang lebih baik.

Climber adalah gambaran kelas menengah yang dikenal sebagai pekerja

keras, yang didorong oleh keinginan untuk meningkatkan status ekonomi,

mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik, serta bentuk aspresiasi dari

tempatnya bekerja. Climber memiliki family values yang tinggi dan bekerja keras

Universitas Sumatera Utara


untuk keluarga, dan cenderung menjadi tulang punggung keluarga. Karena itu,

mereka adalah sosok “hero of their family”. Oleh karenanya, Climber sangat

memperhatikan peningkatan keahlian dirinya, dan tidak begitu memperhatikan

pentingnya terkoneksi secara sosial. (Yuswohady dan Kemal, 2015 : 71).

Semakin berkembang pesatnya inovasi yang dilakukan oleh produsen

mengakibatkan banyaknya berbagai macam produk bermerek yang berkembang

dipasaran, sehingga konsumen dihadapkan dengan berbagai macam pilihan

produk dengan tingkat kualitas yang berbeda. Perusahaan memilih untuk

melakukan inovasi terhadap produk-produk mereka dengan perkembangan jaman

agar mampu menarik kalangan kelas menengah ini, sulitnya memperdiksi karakter

masyarakat kelas menengah membuat perusahaan tidak bisa lagi menuntut

loyalitas konsumen sebagai komitmen untuk menggunakan produk mereka secara

terus menerus atau dalam jangka panjang.

Banyaknya kompetitor yang menawarkan berbagai merek produk sejenis

dan memiliki banyak kesamaan mulai dari bentuk, atribut dan berbagai variasi

lainnya membuat konsumen semakin sulit membedakan kekurangan maupun

kelebihan antara merek satu dengan merek lainnya. Belum lagi munculnya produk

dengan kualitas yang lebih baik dengan harga lebih murah membuat perusahaan

harus lebih peka dalam membaca kebutuhan konsumen. Oleh karena itu, sekarang

perusahaan tidak lagi bisa mengukur loyalitas konsumen dengan janji servis

produk terbaik, konsumen membutuhkan alasan yang lebih tinggi daripada

sekedar kelebihan fungsional dan emosional. Mereka memiliki nilai-nilai

spritualitas yang ditawarkan perusahaan ke konsumen (Kartajaya; 2007 : 20-21).

Universitas Sumatera Utara


Nilai yang diterima pelanggan menurut Situmorang (2012 : 205-206)

adalah “perbandingan antara nilai total pelanggan dengan tota biaya pelanggan.

Total nilai pelanggan adalah sejumlah manfaat yang diharapkan oleh pelanggan

dari produk yang dibeli, sedangkan total biaya pelanggan adalah jumlah biaya

yang dikeluarkan pelanggan untuk mendapatkan produk. Jika total nilai pelanggan

lebih besar dibandingkan total biaya pelanggan, maka pelanggan akan merasa

diuntungkan atau puas, begitupun sebaliknya”

Konsumen yang puas akan loyal dan menceritakan kebaikan produk

tersebut kepada orang lain, sehingga dapat menambah jumlah konsumen dari

produk suatu merek. Semakin banyak konsumen, maka semakin besar pemasukan

yang dapat diraih perusahaan, sebaliknya semakin sedikit konsumen, maka

semakin sedikit pula pemasukan yang dapat diraih perusahaan. Kepuasan

konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja

(atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya (Kotler, 2009 : 138)

Metode yang digunakan untuk pengukuran customer loyalty adalah

metode Net Promoter Score. Metode Net Promoter Score dikembangkan oleh

Fred Reichheld dalam bukunya The Ultimate Question, Net Promoter Score(NPS)

merupakan model pengukuran loyalitas yang sangat sederhana. Metode ini

berfungsi untuk mengukur seberapa kuat brand dan seberapa besar brand mau

direkomendasikan pelanggan dibanding brand lain. Nilai NPS dapat juga

digunakan untuk membandingkan customer loyalty antara satu perusahaan/bisnis

dengan perusahaan/bisnis lain.

Universitas Sumatera Utara


Metode Net Promoter Score (NPS) merupakan metode yang sangat

sederhana namun mudah dipahami dan efektif untuk mengukur tingkat loyalitas,

sehingga metode ini banyak digunakan. NPS merupakan presentase Promoter

dikurangi presentase Detractor yang disajikan dengan cara yang mudah untuk

dimengerti, dan juga ringkasan singkat paling efektif tentang bagaimana suatu

perusahaan berjalan (Reichheld; 2011 : 40).

Didalam NPS, terdapat tipe-tipe pelanggan yang dibedakan berdasarkan :

1. Promoter yaitu pelanggan yang antusias terhadap suatu produk dan akan terus

membelinya. Mereka akan senang hati akan mereferensikan suatu produk tersebut

kepada teman-temannya.

2. Passive yaitu pelanggan yang puas dengan suatu produk namun tidak antusias

dan bisa jadi sewaktu-waktu akan pindah ke produk lain jika menemukan deal

yang menarik.

3. Detractor yaitu pelanggan yang memiliki pengalaman kurang baik terhadap

suatu produk dan bila ada kesempatan akan menyebarkan berita negatif tentang

produk tersebut.

Maka dari itu, untuk mengetahui tingkat loyalitas pelanggan dan

mengetahui jumlah Pelanggan yang menempati posisi posisi tersebut, NPS hanya

membutuhkan satu pertanyaan tunggal yaitu “seberapa besar kemungkinan anda

merekomendasikan suatu produk kepada rekan anda?”. Respon pelanggan

kemudian diukur dengan menggunakan skala 0-10 yang mana diketahui bahwa

Promoter berada pada skala 9-10, Passive pada skala 7-8, sedangkan Detractor

pada skala 0-6. Kemudian pertanyaan tersebut dapat diikuti dengan pertanyaan

Universitas Sumatera Utara


yang bertujuan untuk penyelidikan, seperti : “Apa alasan anda memberikan score

tersebut?” atau “Perbaikan apa yang perlu dilakukan agar mendekati nilai 10?”.

Survey ini dapat dilakukan secara berkala. Setelah angkanya berhasil

dikumpulkan, maka kemudian bisa dihitung berapa NPSnya.

Presentase promoter dikurangi dengan presentase detractor adalah nilai

NPS nya. Dalam hal ini passive tidak dimasukkan dalam hitungan, karena

pelanggan passive adalah pelanggan yang masih berpotensi menjadi promoter

atau detractor. Kemudian yang menjadi fokus perusahaan adalah menyakinkan

passive dan detractor agar menjadi promoter. Dari nilai NPS diatas akhirnya akan

diketahui berapa presentase kepuasan pelanggan terhadap produk tersebut

NPS merupakan metode yang fleksibel, mudah beradaptasi, sistem

opensource. NPS bisa digunakan pada semua kategori bisnis. Telah banyak pihak-

pihak yang telah mengembangkan metode pengukuran loyalitas dan juga

melanjutkan sistem yang sudah ada, tetapi hanya sedikit dari metode itu yang

memberikan hasil memuaskan, dan tidak ada sistem tersebut membahas kinerja

keuangan. Itulah salah satu keunggulan terbesar dari NPS, yaitu langsung

berhubungan ke pertumbuhan pendapatan dan mendorong tindakan (Reichheld;

2011 : 45).

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian untuk mengukur loyalitas konsumen menggunakan metode

NPS dengan objek penelitian adalah konsumen wanita kelas menengah kategori

Climber. Maka dari itu peneliti melakukan penelitian dalan bentuk Skripsi dengn

judul “Pengukuran Loyalitas Pelanggan pada Produk-produk Brand

Universitas Sumatera Utara


Indonesia Dengan Metode Net Promoter Score (NPS) pada Konsumen Kelas

Menengah Kota Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

masalah penelitiannya adalah “Apakah Produk-produk Brand Indonesia

memiliki Nilai Net Promoter Score yang Tinggi pada Konsumen Kelas

Menengah Kota Medan?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat nilai Net

Promoter Score Produk-produk Brand Indonesia pada Konsumen Kelas

Menengah Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pihak-pihak

yang terkait maupun yang membacanya sehingga dapat dijadikan referensi

untuk kedepannya. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada

perusahaan tentang seberapa besar tingkat loyalitas Konsumen Kelas

Menengah di Kota Medan terhadap produk yang ditawarkan perusahaan,

sehingga perusahaan bisa mengintropeksi dan melakukan inovasi agar

konsumen bisa meningkatkan loyalitasnya.

2. Bagi Peneliti

Universitas Sumatera Utara


Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk melihat dan

lebih memahami dan juga membandingkan antara teori - teori dan

literatur yang peneliti dapatkan di bangku perkuliahan dengan fenomena

yang ada dilapangan. Dengan demikian akan menambah pemahaman

peneliti dalam bidang Pemasaran (Marketing), khususnya tentang

Loyalitas Pelanggan (Customer Loyalty).

3. Bagi Pihak Lain

Diharapkan penelitian ini dapat menambah pemahaman dan memperluas

pengetahuan mengenai Pemasaran khususnya loyalitas Pelanggan bagi

siapapun yang membaca penelitian ini, dan juga dapat menjadi bahan

referensi dan dapat memberikan kontribusi yang poistif bagi penelitian

lanjutan khususnya yang membahas mengenai preferensi Loyalitas

Pelanggan dengan menggunakan metode Net Promoter Score.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Merek (Brand)

Menurut Undang-Undang merek No.15 tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek

adalah “tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,

susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya

pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau

jasa.”Perkembangan terakhir menunjukkanbahwa bentuk, suara, hologram, dan

bahkan aroma juga dimasukkan dalam ruang lingkup defenisi merek. Defenisi ini

memiliki kesamaan dengan defenisi versi American Marketing Association yang

menekankanperanan merek sebagai identifier dan differentiator. Berdasarkan

kedua versi diatas, secara teknis apabila pemasar membuat nama, logo atau

simbol baru untuk sebuah produk baru, maka ia telah menciptakan sebuah merek.

Bagi konsumen, merek bisa memberikan beraneka ragam macam nilai

melalui sejumlah fungsi dan manfaat potensial yaitu meliputi identifikasi,

praktikalitas, garansi, optimisasi, karakterisasi, kontinuitas, hedonistik, dan

fungsi etis. Tujuan utama dari brand building adalah untuk membangun,

meningkatkan, atau menaikkah ekuitas brand yang dimensi-dimensi utamanya

adalah kesadaran, assosiasi, dan loyalitas (Aaker ; 2015:8)

Loyalitas Merek adalah bukti nyata dari keberhasilan dan relevansi

sebuah merek untuk konsumen dan perusahaan. Loyalitas merek juga mengarah

untuk menurunkan biaya bagi perusahaan dalam memperoleh dan melayani

Universitas Sumatera Utara


konsumen karena konsumen yang loyal akan lebih sering membeli dan membeli

dalam jumlah yang lebih banyak. Loyalitas merek merupakan inti dari setiap

aspek nilai merek, jika inti ini didapatkan oleh konsumen maka loyalitas itu akan

bertahan dan konsumen akan enggan untuk berpindah merek serta para pesaing

pun akan sulit untuk mematahkan loyalitas konsumen tersebut (Okonkwo

(2007:118).

Menurut Aaker (1997) Ekuitas merek adalah seperangkat aset dan

kewajiban merek yang terkait dengan sebuah merek, nama dan simbolnya yang

menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa

kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan. Ekuitas merek menciptakan

nilai yang sama baiknya bagi perusahaan maupun konsumen. Seperti halnya

manfaat yang telah diberikan ekuitas merek akan menguatkan proses informasi,

rasa percaya diri dan pencapaian kepuasan dari pelanggan (bagi pelanggan).

Sedangkan untuk perusahaan akan menguatkan efesiensi dan efektivitas program,

loyalitas merek, harga atau laba, perluasan merek, peningkatan perdagangan, dan

keunggulan kompetitif.Sebagai aset perusahaan yang umurnya panjang, merek

perlu dikelola dengan seksama agar nilai merek tidak menurun. Perusahaan harus

memberikan perhatian khusus dalam pengelolaan merek, karena respon pelanggan

akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana tindakan pemasar mengkomunikasikan

merek.

Ekuitas merek diukur dari sudut pandang konsumen sedangkan nilai

merek berbasis keuangan. Konsumen sangat penting untuk perkembangan ekuitas

merek yang sama dengan cara yang sama seperti mereka dengan unsur-unsur lain

Universitas Sumatera Utara


dari merek. Kekuatan merek terletak dalam pengalaman konsumen dengan merek

dan keterikatan merek. Ini mempengaruhi persepsi konsumen dari merek, terdiri

dari perasaan, pikiran, gambar, pendapat, keyakinan, emosi, dan asosiasi. Ekuitas

merek mengacu pada nilai yang melekat pada nekat yang diakui melalui persepsi

konsumen terhadap keunggulan merek tersebut (Okonkwo : 2007 : 120-122) .

2.1.2 Top Brand Indonesia

Menurut Suyanto (2007 : 1) Top Brand adalah salah satu merek yang

selalu diingat konsumen ketika membeli suatu jenis produk, yang mampu

menguasai pasar pada bidang atau kategorinya, dan merek yang mampu menarik

konsumen untuk melakukan pembelian ulang.Dasar pengukuran Top Brand

adalah perilaku pelanggan. Ini terlihat dari tiga dimensi Top Brand, pelanggan

tahu, pelanggan menggunakan, dan menjadi pilihan di masa datang. Jadi, Top

Brand menyajikan gambaran jelas atas hasil aktivitas merek seperti iklan, event,

public relation terhadap perubahan perilaku pelanggan. Sehingga bagi merek-

merek yang tidak termasuk Top Brand bukan berarti merek tersebut tidak kuat,

bukan juga secara penjualan tidak memiliki kinerja yang baik demikian juga

sebaliknya.

Top Brand Award merupakan penghargaan yang ditujukan untuk merek

dianggap sebagai “Top”. Kriteria “Top” yang dirumuskan oleh Frontier

Consulting Groupyaitu Pertama, Mind share ; menunjukkan kekuatan merek di

dalam benak konsumen dari kategori masing-masing produk. Misalnya, jika

mayoritas konsumen menyebutkan ‘rinso’ ketika ditanya apa yang terlintas dalam

benak mereka saat mereka memerlukan deterjen, maka rinso memiliki mind share

Universitas Sumatera Utara


yang kuat. Kedua, Market sharemenunjukkan kekuatan merek di pasar tertentu

dalam hal perilaku pembelian aktual konsumen. Contoh : berkaitan dengan contoh

rinso di atas, jika mayoritas konsumen benar-benar membeli rinso, maka market

share rinso disebut kuat. Sebaliknya, jika konsumen teringat rinso tapi membeli

attack,maka market share rinso tidak disebut kuat. Ketiga, Commitment

sharemenunjukkan kekuatan merek dalam mendorong konsumen untuk membeli

merek tersebut di masa depan. Contoh : rinso memiliki commitment share yang

tinggi jika mereka terus memakai rinso tidak hanya saat ini melainkan sampai di

masa depan.

Dalam penilaian Top Brand Indonesia, digunakan dua kriteria, yaitu

merek-merek yang memperoleh indeks minimum Top Brand dan merek-merek

yang berada dalam tiga besar pada masing-masing kategori (suyanto, 2007 :

1).Kriteria untuk menentukan suatu merek memenuhi syarat untuk dikategorikan

sebagai Top Brand adalah sebagai berikut:

1. merek yang mencapai indeks Top Brand Index (TBI) sebesar 10% atau

lebih

2. merek yang berhasil berada di tiga besar dalam industri terkait

Kedua kriteria harus dipenuhi oleh suatu merek jika ingin diakui sebagai Top

Brand.Konsekuensi dari persyaratan tersebut memungkinkan bahwa dalam satu

kategori produk ada lebih dari satu merek yangmenerima penghargaan tetapi

maksimal hanya tiga merek yang menerima Top Brand Award.

Universitas Sumatera Utara


2.1.3 Loyalitas Pelanggan

Pada dasarnya, loyalitas diartikan sebagai kesetiaan, sehingga dapat

diartikan sebagai kesetiaan yang timbul tanpa kepaksaan melainkan timbul dari

kesadaran diri sendiri. Loyalitas terhadap produk / jasa (merek diartikan sebagai

sikap menyukai atau menyenangi terhadap suatu merek atau produk yang

dihasilkan oleh suatu perusahaan yang dapat di representasikan dalam bentuk

pembelian yang konsisten terhadap suatu produk atau merek dalam waktu yang

panjang.

Jika Pemasaran memiliki satu tujuan, itu adalah untuk menjangkau

konsumen pada saat-saat yang mempengaruhi keputusan konsumen. Pemasaran

selalu dicari saat – saat atau titik sentuhan, ketika konsumen untuk dipengaruhi.

Selama bertahun-tahun, sentuhan poin telah dipahami melalui metafora dari

“corong” –konsumen mulai dengan sejumlah merek yang potensial dalam pikiran

(ujung lebar corong), pemasaran kemudian diarahkan pada mereka yang mana

metodis mereka mengurangi jumlah dan bergerak melalui corong, dan pada

akhirnya mereka muncul dengan satu merek yang mereka pilih untuk dibeli. Tapi

hari ini, konsep corong gagal untuk menangkap semua titik sentuh dan faktor

membeli kunci yang dihasilkan dari ledakan pilihan produk dan saluran digital,

ditambah dengan munculnya kecanggihan kosnsumen dalam mendapatkan

informais. Sebuah pendekatan yang lebih canggih diperlukan untuk membantu

pemasar memberi arah pada lingkungan ini, yang kurang linear dan lebih rumit

dari yang corong tunnjukkan. Pendekatan ini disebut Perjalanan Keputusan

Konsumen. Pemikiran yang berlaku untuk setiap pasar geografis yang memiliki

Universitas Sumatera Utara


berbagai jenis media, akses internet, dan pilihan produk yang luas, termasuk kota-

kota besar di pasar negara berkembang seperti China dan India

(http://www.mckinsey.com/business-functions/marketing-and-sales/our-

insights/the-consumer-decision-journey)

Bagi orang-orang untuk membeli produk atau layanan yang mereka butuhkan

untuk melewati tahapan sebagai berikut:

1. Kesadaran: mereka telah mendengar tentang produk.

2. Pertimbangan: Mereka berpikir tentang membeli produk tersebut, dan mungkin

beberapa alternatif lain dari pesaing produk.

3. Keputusan: Dan "Saat kebenaran" mereka pergi ke toko, mengangkat telepon,

atau menjalankan website dan memutuskan untuk membeli produk tersebut.

4. Pembelian: Sah, mereka sudah membelinya.

Konsumen Membuat Keputusan pembelian

Setiap waktunya orang-orang membuat kesan terhadap merek dari titik

sentuhan seperti iklan, berita, penilaian atau rekomendasi dari keluarga dan eman-

teman dan dari pengalaman diri sendiri. Dan disinilah awal dimana konsumen

membentuk awal pertimbangan dalam membuat keputusan pembelian. Corong

analogi menunjukkan bahwa konsumen secara sistematis akan mempersempit

awal pertimbangan keputusan pembelian. Karena mereka akan langsung

menimbang, membuat keputusan, dan membeli produk. Kemudian, tahap purna

jual menjadi masa percobaan menentukan loyalitas konsumen dengan merek dan

kemungkinan membeli produk mereka lagi. Pemasar diharuskan untuk

Universitas Sumatera Utara


“mendorong” pemasaran terhadap konsumen pada setiap tahap proses corong

untuk mempengaruhi perilaku dan pembelian konsumen.

Sebenarnya, proses pengambilan keputusan adalah perjalanan yang

melingkar, dengan empat fase utama yang mewakili potensi medan pertempuran

di mana pemasar bisa menang atau kalah: pertimbangan awal;evaluasi aktif, atau

proses meneliti potensi pembelian;penutupan, ketika konsumen membeli merek;

dan pasca pembelian, ketika konsumen mengalami mereka. Corong metafora

tidak membantu banyak-untuk kebaikan misalnya, dengan memberikan cara untuk

memahami kekuatan merek dibandingkan dengan pesaingnya pada tahapan yang

berbeda, menyoroti kemacetan pasar, dan sehingga memungkinkan untuk fokus

pada aspek yang berbeda dari pemasaran tantangan. Meskipun demikian,

ditemukan bahwa dalam tiga bidang perubahan besar dalam cara konsumen

membuat keputusan membeli membuat pendekatan

baru(http://www.mckinsey.com/business-functions/marketing-and-sales/our-

insights/the-consumer-decision-journey).

McKinsey menyebutnya sebuah Perjalanan Keputusan Pembelian, yang

terdiri dari :

1. Kesadaran:konsumen menyadari produk atau layanan.

2. Pertimbangkan: konsumen mulai berpikir tentang pembelian.

3. Evaluasi: konsumen membentuk daftar pendek atau membuat keputusan

sementara dan menjadi mengujinya, meminta teman-teman, mencari ulasan dll

Universitas Sumatera Utara


4. Pembelian : setelah konsumen memlakukan kegiatan terdahulu, mereka

akhirnya memutuskan untuk membeli produk yang sesuai dengan konsumen

tersebut.

5. Ikatan: Jika mereka memiliki pengalaman positif dari hal yang mereka telah

membeli, termasuk dukungan dengan masalah dan setelah perawatan,

konsumen akan mulai terikat dengan produk tersebut.

6. Merekomendasikan : Jika mereka telah terikat dengan merek dan kepercayaan

itu mereka akan merekomendasikan untuk itu teman-teman mereka.Pada titik

ini, jika mereka memutuskan untuk melakukan pembelian berulang atau item

serupa atau layanan mereka cenderung untuk tidak akan keluar untuk mencari

alternatif.

Pada saat perusahaan menjual ataupun menawarkan suatu produk,

perusahaan merasa senang saat pelanggan baru membe produk perusahaan

tersebut. Tetapi, penjualan hanyalah awal kebersamaan dengan pelanggan yang

baru. Setelah pelanggan membeli produk tersebut, perusahaan harus memastikan

bahwa pelanggan merasa puas. Ada perbedaan yang halus antara pelanggan yang

‘puas’ dan pelanggan yang ‘setia’. Kedua hal tersebut mirip dan hanya terdapat

beberapa perbedaan. Tetapi mereka sangat berkontribusi terhadap profitabilitas

perusahaan. Pelanggan yang puas sering kali akan menjadi pelanggan yang loyal,

dan pelanggan itulah yang diinginkan perusahaan terhadap produknya.

Perusahaan menyadari bahwa kepuasan pelanggan itu penting. Kepuasan

pelanggan menunjukkan seberapa baik produk yang ditawarkan atau apakah

produk tersebut mampu melampaui harapan pelanggan. Perasaan puas terhadap

Universitas Sumatera Utara


produk aatau jasa adalah salah satu syarat untuk menjadikan pelanggan tersebut

loyal. Tujuan utama perusahaan dalam setiap melakukan penjualan adalah

membangun loyalitas pelanggan karena setelah pelanggan yang puas menjadi

loyal, pelanggan tersebut yang akan terus membeli produk perusahaan.

Pelanggan yang loyal adalah hal yang luar biasa bagi perusahaan.

Pelanggan yang loyal bersedia memuji serta merekomendasikan produk

perusahaan kepada orang lain. Pelanggan yang loyal tidak hanya pelanggan yang

merasa puas dan senang tetapi mereka juga akan menjadi sarana iklan terbaik bagi

perusahaan.Kepuasaan pelanggan dapat diukur berdasarkan harapan pelanggan

dan nilai dari produk tersebut. Dengan menanyakan secara langsung kepada

pelanggan adalah satu-satunya cara nyata untuk mengukur kepuasaan pelanggan.

Paul Szwarc(2015) dalam bukunya “Researching Customer Satisfaction

and Loyalty” mengatakan bahwa “loyalitas sering kali diukur dengan survei

penelitian pasar dan pengamatan. Penelitian pasar mungkin akan menghabiskan

waktu serta biaya., tetapi ada beberapa metode pengamatan sederhana yang lebih

mudah untuk menentukan pelanggan yang loyal. Dalam majalah Inc., pelanggan

yang loyal membeli 67% lebih banyak dari pelanggan yang baru. Penjualan ke

pelanggan yang baru lebih banyak menghabiskan waktu 5-10 kali daripada

penjualan ke pelanggan lama. Berdasarkan hal tersebut, pelangggan lama jauh

lebih menguntungkan.

Seperti Michael Johnson dan Anders Gustafsson dalam Improving

Customer Satisfaction, Loyalty and Profit (2000: 7), mengatakan Loyalitas adalah

tentang niat pelanggan atau kecnderungan untuk membeli tetapi ‘retensi’

Universitas Sumatera Utara


sebenarnya adalah kegiatan membeli lagi. ‘Retensi’ adalah ukuran kuat dari

‘Loyalitas’. Hal ini juga dapat diukur dengan menggunakan data internal

perusahaan, sedangkan ‘Loyalitas’ biasanya telah diukur melalui penelitian pasar.

Namun tidak semua orang setuju dengan konsep bahwa loyalitas adalah

tentang pembelian kembali. Dr. J Hofmeyr (2004) mengatakan “bahwa ada

perbedaan antara loyalitas dan komitmen. Pelanggan yang ‘setia’ mungkin akan

membeli kembali produk dan jasa, tetapi belum tentu berkomitmen untuk

perusahaan. Pelanggan mungkin akan membeli kembali karena kebiasaan atau

beberapa alasan lainnya. Pelanggan ‘berkomitmen’ memiliki emosional yang

lebih kuat untuk organisasi, cenderung tidak membeli di tempat lain, dan lebih

mungkin mempunyai toleransi jika ada yang sedikit salah” (Paul Szwarc; 2005 :

9-12).

2.1.4 Net Promoter Score (NPS)

Fred Reichheld membuat cara baru untuk mengukur seberapa baik suatu

organisasi mempengaruhi orang-orang dalam kehidupan sehari-hari—seberapa

baik organisasi menghasilkan hubungan loyalitas. Cara tersebut adalah Net

Promoter Score (NPS). Formatnya masih dalam bentuk kuesioner. Namun lebih

rapi, terstruktur dan dapat dihitung.Ribuan perusahaan yang inovatif seperti

Apple, Allianz, America Express, eBay, Facebook, Philips, dan lainnya

menggunakan NPS tersebut. Kebanyakan digunakan pada awalnya untuk melacak

loyalitas, keterlibatan, dan antusiasme pelanggan mereka. Perusahaan-perusahaan

menyukai fakta bahwa NPS mudah dimengerti. Juga menggunakannya untuk

membantu membangun keterlibatan karyawan dan komitmen. Perusahaan

Universitas Sumatera Utara


menemukan metode baru tidak hanya mengukur loyalitas tetapi untuk mengubah

organisasi mereka. Para perusahaan berbagi ide dengan satu sama lain, dan

dibangun di atas satu aplikasi yang sama. Meningkatnya kecerdasan kreatif, NPS

segera berubah menjadi sesuatu yang jauh lebih dari metrik. Meskipun ilmu NPS

masih baru, itu bisa menjadi sistem manajemen, dan jalan masuknya berbisnis.

Inisial NPS sendiri berarti Net Promoter System bukan hanya Net Promoter Score.

Banyak perusahaan yang telah mengembangkan metode yang berbeda –

beda untuk pengukuran sikap dan perilaku pelanggan. Tapi masih memiliki

banyak kekurangan, semua hanya mencoba mengumpulkan data untuk

meningkatkan produk dan proses.Sebuah organisasi yang besar harus memiliki

dampak positif pada pemegang saham, tentu saja juga pada karyawan, mitra

bisnis, dan terutama pelanggan. Kecuali mendapatkan loyalitas semua pemangku

kepentingan, dan kembali kepada para pemegang saham. Selain itu, pemimpin

sendiri mengakui bahwa reputasi pridbadi mereka, warisan mereka, akan

ditentukan seberapa baik mereka mencapai misi itu. Frase seperti reputasi pribadi,

semangat Net Promoter dan kehidupan memperkaya mungkin menyebabkan

kesimpulan bahwa NPS itu lembut dan samar-samar. Net Promoter adalah dimana

misi dalam memenuhi matematikanya. Sebuah misi tanpa pengukuran, tanpa

ukuran yang akurat dari keberhasilan atau kegagalan adalah seperti udara panas.

Hanya dengan sistematis mengukur efeknya pada orang-orang dan hubungan

mereka bisa sebagai pengukur organisasi apakah itu benar-benar mencapai

misinya dan memperkaya kehidupan. Inilah alasan NPS terjadi. NPS

Universitas Sumatera Utara


menyediakan sistem manajemen yang dapat membantu perusahaan menjadi

semangat dan melaju menuju kebesaran.

Pada awalnya NPS pertama kali terdapat di the light of day in Harvard

Business Review, tahun 2003. Di artikel —“TheOne Number You Need to Grow”

yang menyebabkan munculnya buku yang berjudul “The Ultimate Question”

pada tahun 2006. Kedua artikel dan buku tersebut menggambarkan secara

sederhana, praktis untuk mengkategorikan pelanggan berdasarkan jawaban

mereka untuk pertanyaan tunggal, biasanya diutarakan seperti : “Pada skala 0- 10,

seberapa besar anda akan merekomendasikan produk kami kepada teman atau

orang lain?’

Kemudian pertanyaan tersebut boleh diikuti dengan pertanyaan yang

bertujuan untuk penyelidikan, seperti: “Apa alasan anda memberikan skor

tersebut?” atau “Perbaikan apa yang perlu kami lakukan agar dapat mendekati

nilai 10?”. Survey ini dapat dilakukan secara berkala.

Pelanggan biasanya jatuh ke dalam tiga kelompok yang didefenisikan

dengan baik. Di dalam NPS, tipe – tipe pelanggan dapat dibedakan menjadi :

a. Promoter, yaitu pelanggan yang antusias terhadap produk suatu

perusahaan dan akan terus membeli. Mereka berperilaku seperti pelanggan

setia, biasanya melakukan pembelian berulang dan memberikan

perusahaan pangsa yang lebih besar dari pengeluaran mereka. Mereka

dengan senang hati akan mereferensikan produk suatu perusahaan kepada

sahabat – sahabatnya.

Universitas Sumatera Utara


b. Passive, yaitu pelanggan yang puas dengan produk suatu perusahaan

namun tidak antusias dan bisa jadi sewaktu – waktu akan pindah ke

produk lain jika menemukan hal yang lebih menarik. Mereka membawa

sedikit energi untuk perusahaan dan tidak dapat dihitung sebagai aset

jangka panjang. Tujuan perusahaan untuk kategori ini adalah untuk

meningkatkan layanan, produk , atau proses, mungkin ke arah titik dimana

perusahaan dapat menyenangkan pelanggan dan mengubah mereka

menjadi promoter.

c. Detractor, yaitu pelanggan yang memiliki pengalaman kurang baik

terhadap produk suatu perusahaan dan bila ada kesempatan akan

menyebarkan berita negatif tentang produk tersebut (negative word of

mouth). Disini perusahaan dihadapkan dengan pencela dan harus

menyelidiki cara untuk menyelesaikan masalah. Jika tidak ada solusi

ekonomis yang rasional untuk ketidakpuasan pencela, maka perusahaan

harus belajar untuk tidak memperoleh jenis pelanggan promoter.

Konsep ini baik sekali dijadikan platform untuk mengukur tingkat efektivitas

program loyalitas pelanggan yang dijalankan perusahaan. Program loyalitas harus

mampu mendorong rekomendasi, bukan hanya meningkatkan frekuensi dan

volume pembelian.

Respon pelanggan kemudian diukur dengan skala 0 – 10. Promoter berada

pada skala 9 – 10. Passive skala 7 – 8. Dan Detractor pada skala 0 – 6. Setelah

angka berhasil dikumpulkan, maka NPS dapat dihitung dengan rumus:

NPS = % Promoter - % Detractor

Universitas Sumatera Utara


Persentase Promoter dikurangi dengan persentase Detractor adalah nilai NPS.

Dalam hal ini Passive tidak dimasukkan dalam hitungan. Karena pelanggan

Passive adalah pelanggan yang masih berpotensi menjadi Promoter atau

Detractor. Dari nilai NPS di atas dapat dketahui berapa persentase kepuasan

pelanggan. Jika nilai NPS mencapai 100% artinya semua pelanggan adalah

Promoter. Respon pelanggan kemudian diukur dengan skala 0 – 10. Promoter

berada pada skala 9 – 10. Passive skala 7 – 8. Dan Detractor pada skala 0 – 6.

Majalah SWA(2016;39) dalam penelitian Net Promoter Score (NPS)

membagi NPS menjadi empat kategori yaitu NPS Star, NPS Leader, NPS

Excellent, dan NPS Good. NPS Star merupakan merek dengan nilai NPS terbaik

dari semua kategori, NPS Leader merupakan merek dengan nilai NPS tertinggi di

masing – masing kategori, NPS Excellent merupakan merek dengan NPS minimal

positif 10% di masing – masing kategori, dan NPS Good merupakan merek

dengan nilai NPS di bawah 10% dan masih positif di masing – masing kategori.

NPS adalah cara yang fleksibel, mudah beradaptasi, dan sistem open-

source. Ada sedikit ortodoksi dalam sistem. Sebagian besar perusahaan telah

menemukan bhawa skala 0 sampai 10 karya terbaik, tapi itu bukan satu-satunya.

Kebanyakan perusahaan lebih memilih “bagaimana mungkin” yang diutarakan,

tetapi beberapa menemukan pertanyaan yang berbeda bekerja lebih baik. Ada tiga

unsur mendasar yang tidak dapat dilakukan tanpa tiga elemen berikut, Fleksibel

mungkin tapi NPS hanya tidak akan bekerja, yaitu :

a. Perusahaan harus sistematis mengkategorikan promotor dan pencela

secara tepat waktu, transparan.

Universitas Sumatera Utara


b. Perusahaan harus menciptakan proses pembelajaran dan perbaikan loop

tertutup dan membangun mereka ke dalam operasi. NPS tidak mencapai

apa-apa kecuali perusahaan benar-benar bertindak atas apa yang mereka

pelajari.

c. CEO dan pemimpin lainnya harus memperlakukan menciptakan lebih

banyak promotor dan sedikit pencela sebagai misi kritis.

Keunggulan Net Promoter System (NPS)

Ada beberapa keunggulan Net Promoter Score (NPS) yaitu:

1. Sederhana: Metode Net Promoter Score hanya membutuhkan dua atau tiga

pertanyaan supaya tidak menyulitkan pelanggan atau responden untuk

menjawab. NPS memiliki pertanyaan kunci yaitu “kemungkinan untuk

merekomendasikan” yang diberi skala 0 – 10. NPS tidak memiliki indeks

kompleks atau koefisien korelasi, NPS bisa dilakukan setiap bulan maupun

setiap minggu.

2. Kemudahan Penggunaan: Suatu perusahaan bisa melakukan survey NPS

melalui telepon, e-mail, maupun web. Data tersebut bisa diolah dengan cepat,

sehingga setiap kalangan yang membutuhkan bisa melihat data tersebut

dengan cepat dan mengevaluasinya.

3. Cepat Tindak Lanjut: NPS dapat diolah dengan cepat, sehingga manajer akan

bisa lebih cepat mengidentifikasi pelanggan dan cepat menanggapi masalah

yang terjadi. Manajer garis depan dan para petinggi perusahaan bisa

menggunakan data NPS untuk membuat keputusan tentang perubahan proses,

produk baru, dan inovasi lainnya.

Universitas Sumatera Utara


4. Kemampuan Beradaptasi: Sebagai metode open source, NPS tidak

membutuhkan biaya yang tinggi dan statistik yang rumit. NPS dapat dengan

mudah diaplikasikan pada berbagai jenis bisnis.

2.1.5 Customer Experience (CE)

Menurut Meyer and Schwager (2007), Customer Experience adalah

tanggapan pelanggan secara internal dan subjektif sebagai akibat dari interaksi

secara langsung bmaupun tidak langsung dengan perusahaan. Hubungan secara

langsung ini biasanya dikarenakan adanya inisiatif dari konsumen. Hal ini

biasanya terjadi pada bagian pembelian dan pelayanan. Sedangkan hubungan

tidak langsung sering melibatkan perjumpaan yang tidak direncanakan, seperti

penampilan produk dan merk, iklan, dan event promosi lainnya.

Customer Experience merupakan “perpaduan antara dua elemen yaitu

fisikal dan emosional yang diterapkan perusahaan. Kedua elemen ini dapat

mempengaruhi penilaian konsumen yang muncul di setiap kontak antara

pelanggan dan perusahaan” (Shaw dan Ivens, 2002:6).

Menurut Brooks dalam Sanjaya, 2013 menyatakan ada lima langkah yang

harus dilakukan oleh perusahaan dalam membangun Customer Experience , yaitu

1. Mengetahui keinginan Pelanggan

2. Proses dan sistem yang baik sehingga mampu memenuhi semua ekspektasi

pelanggan

3. Membuat pelanggan senang dan menikmati proses bertransaksi

4. Membuat pelanggan merasa “WOW”

Universitas Sumatera Utara


5. Membuat pelanggan berhasil dengan adanya transaksi tersebut.

Pelanggan yang benar-benar merasa loyal menggunakan pengalamannya

saat berinteraksi pada sebuah merek produk sehingga dapat melakukan pembelian

kembali dan menjadi Promoter untuk merekomendasikan sebuah merek produk

kepada orang lain. Dan interaksi inilah yang disebut dengan Moment of Truth.

Untuk memperkuat hasilnya digunakan Customer Experiencee sebagai pengukur

pengalaman konsumen pada sebuah merek. Customer Experience ini akan

menunjukkan titik sentuh Moment of Truth mana yang paling berkesan diterima

dari suatu merek produk dan layanannya.

2.1.6 Climber

Kategori Climber adalah sosok kelas menengah yang berpendidikan cukup

tinggi, tapi tidak terkoneksi secara sosial dan belum memiliki sumber daya yang

tinggi. Umumnya Climber adalah kelas menengah yang memiliki pengalaman

tidak begitu besar. Dengan begitu, motivasi Climber adalah mencari karier yang

terbaik untuk dirinya sendiri agar dapat memiliki sumber daya yang besar.

Artinya, Climber mempertimbangkan aspek keuangan yang diterima dan jaminan

karier yang akan didapatkan dari tempat kerjanya. Tak jarang, sosok ini

mengambil resiko keluar dari kantornya yang semula untuk mendapatkan karier

yang lebih baik.

Climber adalah gambaran kelas menengah yang sedang berusaha beranjak

meningkatkan taraf hidup yang lebih baik. Sosok ini sangat fokus memperhatikan

kepentingan pekerjaan dan peningkatan ekonomi. Dikenal sebagai pekerja keras,

Universitas Sumatera Utara


yang didorong oleh keinginan untuk meningkatkan status ekonomi, mendapatkan

kesejahteraan yang lebih baik, serta bentuk aspresiasi dari tempatnya bekerja.

Kategori Climber ini mencakup karyawan, para pegawai pabrik, salesman,

supervisor, dan umumnya mereka yang baru mendapatkan pekerjaan, yang masih

mengawali karier, suka berpindah – pindah kerja (job - hunter ), risk-taker dalam

karier, dan cenderung melihat bahwa karier “career is a journey”. Mereka

memiliki sedikit waktu luang karena pagi-pagi harus berangkat ke kantor atau ke

pabrik dan sebelum ataupun selepas Mahgrib baru bisa pulang kerumah dalam

kondisi capek. Umumnya mereka memiliki family values yang tinggi dan

bekerja keras untuk keluarga, dan cenderung menjadi tulang punggung keluarga.

Karena itu, mereka adalah sosok “hero of their family”. Maka dari itu, Climber

sangat memperhatikan peningkatan skill dirinya, dan tidak begitu memperhatikan

pentingnya terkoneksi secara sosial.

Adapun tabel karakteristik profil kelas menengah Climber yaitu :

Tabel 2.1
Tabel karakteristik profil kelas menengah Climber
Karakteristik Climber
Harapan/ cita-cita Berhasil meraih kebebasan finansial
Faktor penting dalam hidup Pekerjaan yang lebih baik demi
kemakmuran keluarga
Persepsi Tentang Hidup Hidup adalah mengejar impian akan
kehidupan yang lebih baik.
Norma dan Nilai yang dianut Bekerja keras, produktivitas tinggi,
orientasi keluarga
Motivasi Kelas Sosial ekonomi yang lebih baik
Kekhawatiran dan Kegelisahan hidup Kehilangan waktu untuk keluarga
Relasi Sosial Menjaga keharmonisan di dalam keluarga
Konsep dan gaya mendidik anak Pragmatis, orientasi mencari pekerjaan.
(parenting) Pengembangan keahlian itu penting
Pola Manajemen Aset Investasinya terbatas (tabungan, emas)
Sumber : Yuswohady & Kemal dalam “8 Wajah Kelas Menengah”

Universitas Sumatera Utara


2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka

penyusunan penelitian ini. kegunaannya adalah untuk mengetahui hasil yang telah

dilakukan oleh peneliti terdahulu.

Tabel 2.2
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Judul Variabel Metode Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian
Kosmedi, Pengukuran Loyalitas Net Menunjukkan bahwa
Indra (2015) loyalitas Pelanggan, Promoter semua Top Brand
pelanggan dan Top Score Indonesia memiliki
pada produk- Brand (NPS) nilai NPS Positif,
produk TOP Indonesiaa terdapat 18 merek
Brand dengn predikat NPS
Indonesia Good, 56 merek
dengan predikat NPS
metode Net Excellent, 21 merek
Promoter predikat NPS Leader,
Score (Studi 4 Merek predikat NPS
Kasus Good sekaligus NPS
Mahasiswa Leader, 35 merek
Fakultas predikat NPS
Ekonomi dan Excellent sekali NPS
Bisnis USU) Leader, dan 1 merek
predikat NPS
Excellent, NPS leader
dan NPS Star
Kusumawati, Analisis Customer Analisis Hasil uji t
Ika P (2013) Pengaruh Experience regresi menunjukkan bahwa
Customer (X) Dan Linera semu variabel
Experience Minat Beli Berganda independen yaitu
terhadap Ulang (Y) (Analisis Customer Experience
minat beli Kuantitatif mempunyai pengaruh
ulang (studi dan positif terhadap
kasus pada analisis variabel dependen
konsumen Kualitatif) yaitu minat beli. Yang
Restarurant memiliki pengaruh
the House Of besar pada variabel
Raminten Think sebesar 0,948.
Yogyakarta

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan tabel 2.2

Anindito, Analisis Relationship Relationship Kedua pengukuran


Gelar Pengaruh Dimension Dimension tersebut di gabungkan
Hasti Relationship Index(RDI), Index(RDI), kedalam dalam indeks
(2011) Dimension Net Net Promoter hubungan pelanggan.
Index(RDI) Promoter Score (NPS) Maka dari itu perlu
terhadap Net Score (NPS), diketahui tingkat
Promoter Score Loyalitas hubungannya antara RDI
(NPS) untuk terhadap NPS untuk
meningkatkan mengetahui
Loyalitas pengaruhnya. Untuk
Corporate melihat tingkat hubungan
Customer PT. maka dibangun beberapa
TELKOM hipotesis baik antara
variabel-variabel maupun
antara tingkatan RDI
dengan NPS serta RDI
terhadap NPS sebagai
satu variabel. Hasil yang
diperoleh adalah
tingkatan hubungan
kedua pengukuran
tersebut secara umum
masih rendah dan disertai
analisis interpretasi
behavior dari database
eksisting TELKOM.
Reza PENGARUH Customer Penelitian 1. Terdapat pengaruh signifikan
Eka W CUSTOMER Experience, Konklusif Customer Experience
(2016) EXPERIENCE Loyalitas (X)terhadap Kepuasan
TERHADAP Pelanggan, Pelanggan (Z) pada konsumen
LOYALITAS
Kepuasaan Mie Rampok Tahanan
PELANGGAN
Pelanggan Surabaya. 2. Terdapat
DENGAN
KEPUASAN pengaruh signifikan Customer
PELANGGAN Experience (X)terhadap
SEBAGAI Loyalitas Pelanggan (Y) pada
VARIABEL konsumen Mie Rampok
INTERVENING Tahanan Surabaya. 3. Terdapat
(STUDI PADA pengaruh signifikan Kepuasan
KONSUMEN MIE Pelanggan (Z) terhadap
RAMPOK Loyalitas Pelanggan (Y) pada
TAHANAN konsumen Mie Rampok
SURABAYA) Tahanan Surabaya

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan tabel 2.2

Swa dan Indonesia Brand- Net Promoter Bahwa semakin


Hachiko Net brand Score (NPS) banyak merek NPS
92016) Promoter Indonesia dan Net nya negatif berarti
Score dan Emotional pelanggan Detractor
net Value (NEV) da pelanggan
Emotional Passive meningkat,
Value 2016 juga hanya ada
pada brand- sedikit pergeseran
brand jumlah pemenang
Indonesia baru dalam survei
tahun 2016. Dari 47
kategori yang survei
pemenangnya tidak
banyak berubah
banding survei tahun
2015

2.3 Kerangka Pemikiran

Banyaknya brand-brand yang telah beredar di pasar Indonesia menjadikan

setiap brand harus menunjukkan keunggulan produknya. Perusahaan harus

bekerja keras untuk membuat brand perusahan berada diatas dan menjadikan

brand perusahaan sebagai Top Brand yang selalu diingat konsumen ketika melihat

jenis produk tersebut.

Dari beberapa Top Brand keunggulan dari suatu jenis produk diantaranya

terdapat dalam kategori Konsumen Kelas Menengah Kategori Climber. Loyalitas

konsumen terhadap suatu produk tersebut dapat diukur melalui Net Promoter

Score (NPS). NPS bertujuan mendekteksi pelanggan yang benar-benar merasa

puas sehingga mereka memiliki kecenderunan paling tinggi untuk melakukan

pembelian kembali dan menjadi promoter untuk merekomendasikan sebuah

produk kepada orang lain.

Universitas Sumatera Utara


Selain itu, Pengalaman pelanggan (Customer Experience) terhadap merek-

merek tersebut juga diukur untuk mendeteksi titik pengalaman mana yang paling

mengesankan (menyentuh emosi) saat berinteraksi dengan sebuah merek dan

layanannya sehinga memengaruhi tingkat kepuasan pelanggan. Saat berinteraksi

itulah yang disebut moment of truth

Top Brand Brand Kelas Net Customer


Indonesia Menengah Kategori Promoter Experience
CLimber Score (NPS) (CE)

Gambar 2.1 Kerangka pemikiran

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan

sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban

yang empirik (Sugyono,2011). Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah

diturunkan, maka hipotesis penelitian ini adalah “Produk-produk Brand Indonesia

memiliki nilai Net Promoter Score yang tinggi pada Konsumen Kelas Menengah

di Kota Medan.”

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Deskriptif Kuantitatif.

Deskriptif Kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu., teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

(Sugiyono, 2011 : 15)

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penlitian ini dilakukan pada Konsumen Kelas Menengah di kota Medan

yang termasuk dalam kategori Climber yaitu yaitu berusia antara 25-40 tahun,

berpendidikan cukup tinggi, memiliki pengalaman yang tidak begitu besar (baru

mendapatkan pekerjaan ataupun yang masih mengawali kariernya), lama bekerja

minimal 2 tahun, yang masih suka berpindah-pindah kerja, cenderung menjadi

tulang punggung keluarga, serta mempunyai penghasilan minimal Rp

2.000.000,-. Waktu Penelitian akan dimulai pada bulan September-Oktober 2016.

3.3 Batasan Operasional

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka batasan

Operasional dalam penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar nilai

presentase Net Promoter Score Produk-produk BrandIndonesia pada Konsumen

Kelas Menengah di kota Medan.

Universitas Sumatera Utara


3.4 Defenisi Operasional

Tabel 3.1
Defenisi Operasional Variabel
Variabel Defenisi Indikator Skala Pengukuran
Top Brand adalah
merek yang selalu
diingat konsumen
ketika membeli satu
jenis produk, yang 1. Mind Share 1. Top of mind
mampu menguasai 2. Market Share Awareness
Top Brand
pasar pada bidang atau 3. Commitment 2. Last used
kategorinya, yaitu Share 3. Future Intention
brand yang mampu
menarik konsumen
untuk melakukan
pembelian ulang.
Net Promoter Net Promoter Score
Score (NPS) (NPS) merupakan
model efektif untuk
mengukur dan
1. Promoter
mengontrol tingkat Diukur dengan
2. Passive
kepuasan pelanggan Skala 0-10
3. Detractor
dan menghitung tingkat
loyalitas pelanggan
pasa suatu Brand atau
perusahaan.
Customer Customer Experience
Experience (CE) adalah suatu
(CE) tanggapan atau respon
interaksi seseorang Moment of truth
Skala Interval 0-10
secara langsung setiap kategori
maupun tidak langsung
terhadap suatu merek
produk/jasa perusahaan

3.5 Skala Pengukuran

Respon pelanggan diukur dengan skala 0-10. Promoter berada pada

skala 9-10. Passive skala 7-8. Dan Detractor skala 0-6. Net Promoter Score adalah

jumlah netto pelanggan yang mau membeli dan merekomendasikan produk

(Promoter) dikurangi pelanggan yang kurang mau membeli dan

Universitas Sumatera Utara


merekomendasikan produk (Detractor). Sedangkan di tengah dua golongan

pelanggan itu, ada golongan pelanggan pasif yang “setengah–setengah”

membeli dan merekomendasikan produk, disebut Passive.

Berdasarkan penelitian Reichheild, perusahaan yang mempunyai kinerja

terbaik umumnya adalah perusahaan yang mempunyai Net Promoter Score

positif. Artinya, jumlah pelanggan yang mau membeli dan memberikan

rekomendasi lebih banyak dari pada jumlah pelanggan yang tidak mau membeli

dan “menjelek–jelekkan” perusahaan.

Gambar 3.1 Skala Pengukuruan Net Promoter Score (NPS)

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Sugiyono ( 2012: 119 ) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

untuk ditarik kesimpulannya. Populasi Penelitian ini adalah mencakup

Konsumen Kelas Menengah .

3.6.2 Sampel

Sampel merupakan sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Sugiyono

(2012: 120) berpendapat bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Universitas Sumatera Utara


Dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu cara

pemilihan sampel dilakukan dengan pertimbangan dan kriteria tertentu. Kriteria

yang dijadikan sampel pada penelitian ini adalah Kategori Climber berusia25-

40tahun, berpendidikan cukup tinggi, memiliki pengalaman yang tidak begitu

besar (baru mendapatkan pekerjaan ataupun yang masih mengawali kariernya),

lama bekerja minimal 2 tahun, yang masih suka berpindah-pindah kerja,

cenderung menjadi tulang punggung keluarga, serta mempunyai penghasilan

minimal Rp 2.000.000,-.

Karena jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui secara jelas

jumlahnya, maka jumlah Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini

sebanyak 125 orang responden.

3.7 Jenis Data

3.7.1. Data Primer

Data Primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan / suatu

organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi

yang bersangkutan yang berupa interview, observasi (Situmorang dan Lutfi,

2012:3). Data primer dalam penelitian ini adalah data jawaban responden yang

bersumber dari kuesioner.

3.7.2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh/dikumpulkan dan disatukan

oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain

(Situmorang dan Lutfi, 2012:3).

Universitas Sumatera Utara


Data sekunder dalam penelitian ini adalah teori-teori dan data yang

bersumber dari buku-buku dan majalah-majalah.

3.8 Metode Pengumpulan Data

3.8.1. Kuesioner

Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan daftar pertanyaan

kepada responden terpilih mengenai Net Promoter Score.

3.8.2. Wawancara

Melakukan komunikasi dan tanya jawab langsung dengan responden untuk

mendapatkan hasil penelitian yang maksimal

3.8.3. Studi Dokumentasi

Mengumpulkan data melalui informasi dari buku-buku, artikel, majalah

dan internet yang memiliki relevansi dengan penelitian.

3.9 Teknik Analisis Data

3.9.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menafsirkan data-data dan

keterangan yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan, menyusun dan

mengklarifikasikan data-data yang diperoleh dan selanjutnya di analisis

sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk

menjelaskan hasil perhitungan.

3. 9.2 Analisis Net Promoter Score

Analisis Net Promoter Score (NPS) merupakan cara untuk

menghitung tingkat loyalitas pelanggan pada suatu Brand atau Perusahaan

dengan mengklarifikasikan pelanggan menjadi 3 kategori yaitu Promoter,

Universitas Sumatera Utara


Passive dan Detractor. NPS hanya menggunakan satu pertanyaan, yaitu

“Seberapa besar kemungkinan Anda merekomendasikan produk kami

kepada teman atau kolega Anda?”. NPS diberi nilai dari 0-10. Rumus NPS

sebagai berikut:

NPS = %Promoter - %Detractor

Di mana :

NPS (Net Promoter Score) adalah tingkat loyalitas pelanggan terhadap

suatu produk.

Promoter adalah responden yang member nilai 9-10.

Passive adalah responden yang member nilai 7-8.

Detractor adalah responden yang member nilai 0-6.

Responden kategori Passive tidak diperhitungkan dalam rumus. Semakin tinggi

nilai Promoter dan semakin rendah nilai Detractor maka akan semakin baik nilai

loyalitas pelanggan suatu Brand atau Perusahaan.

Setelah hasil Net Promoter Score didapat, maka NPS dibagi menjadi

empat kategori yaitu NPS Star, NPS Leader, NPS Excellent, dan NPS Good. NPS

Star merupakan merek dengan nilai NPS terbaik dari semua kategori, NPS Leader

merupakan merek dengan nilai NPS tertinggi di masing-masing kategori, NPS

Excellent merupakan merek dengan nilai NPS minimal positif 10% di masing-

masing kategori, dan NPS Good merupakan merek dengan nilai NPS di bawah

10% dan masih positif di masing-masing kategori (SWA, 2016:39).

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Responden

Penelitian ini dilakukan pada Konsumen Kelas Menengah di Kota Medan

yaitu pada Kategori Climber sebanyak 125 responden yang dapat dikelompokkan

berdasarkan Usia, Jenis Kelamin , Pendidikan, Lamanya Bekerja, dan penghasilan

perbulannya minimal Rp 2.000.000.-.

Tabel 4.1
Jumlah Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Presentase
25 - 30 Tahun 89 Orang 72%
31 - 35 Tahun 18 Orang 14%
36 - 40 Tahun 18 Orang 14%
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah responden Konsumen Kelas

Menengah yaitu Kategori Climber di kota Medan berdasarkan umurnya adalah 89

orang responden (72%) berumur antara 25 – 30 tahun, 18 orang responden (14%)

berumur antara 31 – 35 tahun, dan 18 orang responden (14%) berumur antara 36 –

40 tahun.

Tabel 4.2
Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Perempuan 79 Orang 63%
Laki laki 46 Orang 37%
Sumber : Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah responden Konsumen Kelas

Menengah yaitu Kategori Climber di kota Medan berdasarkan jenis kelamin

Universitas Sumatera Utara


adalah 79 orang responden (63%) merupakan Jenis Kelamin Perempuan, 46

orang responden (37%) merupakan Jenis Kelamin Laki-laki.

Tabel 4.3
Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah Persentase
Diploma 48 Orang 38%
S1 68 Orang 55%
S2 9 Orang 7%
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah responden Konsumen Kelas

Menengah yaitu Kategori Climber di kota Medan berdasarkan Pendidikan adalah

48 Orang responden (38%) berpendidikan Diploma, 68 Orang Responden (55%)

berpendidikan S1 dan 9 Orang responden (7%) berpendidikan S2.

Tabel 4.4
Jumlah Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Lama Bekerja Jumlah Persentase
2 – 5 Tahun 95 Orang 76%
6- 10 Tahun 18 Orang 14%
11- 15 Tahun 12 Orang 10%
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa jumlah responden Konsumen Kelas

Menengah yaitu Kategori Climber di kota Medan berdasarkan Lamanya Bekerja

adalah 95 Orang responden (76%) sudah bekerja selama 2-5 tahun, 18 Orang

responden (14%) sudah bekerja selama 6-10 tahun, 12 orang responden (10%)

sudah bekerja selama 11- 15 tahun.

Tabel 4.5
Jumlah Responden Berdasarkan Penghasilan/bulan
Penghasilan/bulan Jumlah Persentase
Rp 2.000.000,- - Rp 3.500.000,- 62 Orang 50%
Rp 3.500.001,- - Rp 5.000.000,- 43 Orang 34%
Lebih Dari Rp 5.000.001,- 20 Orang 16%
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Universitas Sumatera Utara


Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa jumlah responden Konsumen Kelas

Menengah yaitu Kategori Climber di kota Medan berdasarkan Penghasilan/bulan

adalah 62 orang responden (50%) mempunyai penghasilan/bulan sebesar Rp

2.000.000,- s/d Rp 3.500.000,-, 43 orang responden (34%) mempunyai

penghasilan/bulan sebesar Rp 3.500.000,- s/d Rp 5.000.000,- , dan 20 orang

responden (16%) mempunyai penghasilan/bulan sebesar lebih dari Rp 5.000.000,-

4.2 Hasil Penelitian Net Promoter Score (NPS)

4.2.1 Distribusi Jawaban Responden Kategori Pakaian

Distribusi Jawaban Responden Kategori Pakaian dapat dilihat pada Tabel


4.6 berikut ini:
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Kategori Pakaian
Nilai
Promoter Passive Detractor Kategori
No Merek NPS
(%) (%) (%) NPS
(%)
The
1.
Executive 19 87 19 0
2. Polo 20 95 10 10 Excellent
3. Cole 8 102 15 -7
Leader/
4. Mango
19 106 0 19 Excellent
5. H&M 24 81 20 4 Good
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

1. The Executive

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Pakaian The Executive sebesar 0 yang terdiri dari 19 orang responden sebagai

Promotor, 89 orang Responden sebagai Passive, dan 19 orang responden

sebagai Detractor.

Universitas Sumatera Utara


2. Polo

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa pada Pakaian Polo mempunyai

sebanyak 20 orang responden sebagai Promotor, 95 orang sebagai Passive dan

10 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh Pakaian Polo

sebesar 10 dan tergolong kategori NPS Excellent.

3. Cole

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Pakaian Cole sebesar-7yang terdiri dari 8 orang responden sebagai Promotor,

102 orang responden sebagai Passive, dan 15 orang responden sebagai

Detractor.

4. Mango

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat pada Pakaian Mango

mempunyaisebanyak 19 orang responden sebagai Promotor, 106 orang

responden sebagai Passive dan tidak mempunyai Detractor. Nilai NPS yang

diperoleh Pakaian Mango sebesar 19 dan tergolong kategori NPS

Leader/Excellent.

5. H&M

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa Pakaian H&M

mempunyaisebanyak 24 orang responden sebagai Promotor, 81 orang

responden sebagai Passive dan 20 orang responden sebagai Detractor. Nilai

NPS yang diperoleh Pakaian H&M sebesar 4dan tergolong kategori NPS

Good.

Universitas Sumatera Utara


4.2.2 Distribusi Jawaban Responden Kategori Jam Tangan

Distribusi Jawaban Responden Kategori Jam Tangan dapat dilihat pada

Tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Kategori Jam Tangan
Nilai
Promoter Passive Detractor Kategori
No. Merek NPS
(%) (%) (%) NPS
(%)
1. Alba 18 103 4 14 Excellent
2. Seiko 38 81 6 32 Excellent
Swiss
3.
Army 14 101 10 4 Good
4. Guess 48 70 7 41 Excellent
Alexander Leader/
5.
Christie 45 77 3 42 Excellent
6 Casio 24 95 6 18 Excellent
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

1. Alba

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa Jam Tangan Alba mempunyai

sebanyak 18 orang responden sebagai Promotor, 103 orang responden sebagai

Passive dan 4 orang responden sebagaiDetractor. Nilai NPS yang diperoleh

Jam Tangan Alba sebesar 14 dan tergolong kategori NPS Excellent.

2. Seiko

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat Jam Tangan Seiko mempunyai

sebanyak 38 orang responden sebagai Promotor, 81 orang responden sebagai

Passive dan 6 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh

sebesar 32 dan tergolong kategori NPS Excellent.

3. Swiss Army

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat Jam Tangan Swiss Army mempunyai

sebanyak 14 orang responden sebagai Promotor, 101 orang responden sebagai

Universitas Sumatera Utara


Passive dan 10 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh

sebesar 4 dan tergolong kategori NPS Good.

4. Guess

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat Jam Tangan Guess mempunyai 48

orang responden sebagai Promotor, 70 orang responden sebagai Passive, dan 7

orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh sebesar 41 dan

tergolong kategori NPS Excellent.

5. Alexander Christie

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat Jam Tangan Alexander Christie

mempunyai 45 orang responden sebagai Promotor, 77 orang responden sebagai

Passive, dan 3 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh

sebesar 42dan tergolong kategori NPS Leader/Excellent.

6. Casio

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat Jam Tangan Casio mempunyai 24

orang responden sebagai Promotor, 95 orang responden sebagai Passive, dan 6

orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh sebesar 18 dan

tergolong kategori NPS Excellent.

4.2.3 Distribusi Jawaban Responden Kategori Sepatu Kets

Distribusi Jawaban Responden Kategori Sepatu Kets dapat dilihat pada

Tabel 4.8 berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden Kategori Sepatu Kets
Nilai
Promoter Passive Detractor Kategori
No. Merek NPS
(%) (%) (%) NPS
(%)
Leader/Ex
1. Converse
45 77 3 42 cellent
2. Adidas 38 87 0 38 Excellent
3. Vans 23 94 8 15 Excellent
New
4.
Balance 25 88 12 13 Excellent
5 Nike 53 58 14 39 Excellent
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

1. Converse

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa Sepatu Kets Converse

mempunyai sebanyak45 orang responden sebagai Promotor, 77 orang

responden sebagai Passive dan 3 orang responden sebagai Detractor. Nilai

NPS yang diperoleh Converse sebesar 42 dan tergolong kategori NPS

Leader/Excellent.

2. Adidas

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa Sepatu Kets Adidas

mempunyai sebanyak 38 orang responden sebagai Promotor, 87 orang

responden sebagai Passive dan tidak mempunyai Detractor. Nilai NPS yang

diperoleh Adidas sebesar 38 dan tergolong kategori NPSExcellent.

3. Vans

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa Sepatu Kets Vans mempunyai

sebanyak 23 orang responden sebagai Promotor, 94 orang responden sebagai

Passive dan 8 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh

Vans sebesar 15 dan tergolong kategori NPS Excellent.

Universitas Sumatera Utara


4. New Balance

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa Sepatu Kets New Balance

mempunyai sebanyak 25 orang responden sebagai Promotor, 88 orang

responden sebagai Passive dan 12 orang responden sebagai Detractor. Nilai

NPS yang diperoleh New Balance sebesar 13 dan tergolong kategori NPS

Excellent.

5. Nike

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa Sepatu Kets Nike mempunyai

sebanyak 53 orang responden sebagai Promotor, 58 orang responden sebagai

Passive dan 14 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh

Nike sebesar 39 dan tergolong kategori NPS Excellent.

4.2.4 Distribusi Jawaban Responden Kategori Sepatu

Distribusi Jawaban Responden Kategori Sepatu dapat dilihat pada Tabel


4.9 berikut ini:
Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden Kategori Sepatu
Nilai
Promoter Passive Detractor Kategori
No Merek NPS
(%) (%) (%) NPS
(%)
1. Fladeo 14 104 7 7 Good
Yongki Leader/Ex
2.
Komaladi 23 94 8 15 cellent
3. Buccheri 28 81 16 12 Excellent
4. Nevada 16 78 31 -15
5. Bata 32 73 20 12 Excellent
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Universitas Sumatera Utara


1. Fladeo

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Sepatu Fladeo mempunyai sebanyak 14 orang responden sebagai Promotor,

104 orang responden sebagai Passive dan 7 orang responden sebagai

Detractor. Nilai NPS yang diperoleh Fladeo sebesar 7 dan tergolong kategori

NPS Good.

2. Yongki Komaladi

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa Sepatu Yongki Komaladi

mempunyai sebanyak 23 orang responden sebagai Promotor, 94 orang

responden sebagai Passive dan 8 orang responden sebagai Detractor. Nilai

NPS yang diperoleh Yongki Komaladi sebesar 15 dan tergolong kategori NPS

Leader/Excellent.

3. Buccheri

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa Sepatu Buccheri mempunyai

sebanyak 28 orang responden sebagai Promotor, 81 orang responden sebagai

Passive dan 16 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh

Buccheri sebesar 12 dan tergolong kategori NPS Excellent.

4. Nevada

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Sepatu Nevada sebesar –15 yang terdiri dari 16 orang responden sebagai

Promotor, 78 orang responden sebagai Passive dan 31 orang responden

sebagai Detractor.

Universitas Sumatera Utara


5. Bata

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa Sepatu Bata mempunyai

sebanyak 32 orang responden sebagai Promotor, 73 orang responden sebagai

Passive dan 20 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh

Bata sebesar 12 dan tergolong kategori NPS Excellent.

4.2.5 Distribusi Jawaban Responden Kategori Departement Store

Distribusi Jawaban Responden Kategori Departement Store dapat dilihat

pada Tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10
Distribusi Jawaban Responden Kategori Departement Store
Nilai
N Promoter Passive Detractor Kategori
Merek NPS
o (%) (%) (%) NPS
(%)
Leader/Ex
1. Matahari
41 75 9 32 cellent
2. Ramayana 5 98 22 -17
3. Sogo 6 101 18 -12
4. Romp 8 101 16 -8
5. Parkson 49 54 22 27 Excellent
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

1. Matahari

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa Matahari Departement Store

mempunyai sebanyak 41 orang responden sebagai Promotor, 75 orang

responden sebagai Passive dan 9 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS

yang diperoleh Matahari Departement Store sebesar 32 dan tergolong kategori

NPS Leader/Excellent.

2. Ramayana

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Ramayana Departement Store sebesar – 17 yang terdiri dari 5 orang responden

Universitas Sumatera Utara


sebagai Promotor, 98 orang responden sebagai Passive dan 22 orang responden

sebagai Detractor.

3. Sogo

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Departement Store Sogo sebesar -12 yang terdiri dari 6 orang responden

sebagai Promotor, 101 orang responden sebagai Passive dan 18 orang

responden sebagai Detractor

4. Romp

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Departement Store Romp sebesar -8 yang terdiri dari 8 orang responden

sebagai Promotor, 101 orang responden sebagai Passive dan 16 orang

responden sebagai Detractor.

5. Parkson

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa Departement Store Parkson

mempunyai sebanyak 49 orang responden sebagai Promotor,54 orang

responden sebagai Passive dan 22 orang responden sebagai Detractor. Nilai

NPS yang diperoleh Parkson Departement Store sebesar 27 dan tergolong

kategori NPS Excellent.

4.2.6 Distribusi Jawaban Responden Kategori Dompet

Distribusi Jawaban Responden Kategori Dompet dapat dilihat pada Tabel

4.11 berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.11
Distribusi Jawaban Responden Kategori Dompet
Nilai
N Promoter Passive Detractor( Kategori
Merek NPS
o (%) (%) %) NPS
(%)
Planet
1.
Ocean 24 90 11 13 Excellent
Louis Leader/Exc
2.
Vitton 42 76 7 35 ellent
3. Levi’s 17 82 26 -9
4. Volcom 20 85 20 0
Hush
5.
Puppies 17 108 0 17 Excellent
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

1. Planet Ocean

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa Dompet Planet Ocean

mempunyai sebanyak 24 orang responden sebagai Promotor, 90 orang

responden sebagai Passive dan 11 orang responden sebagai Detractor. Nilai

NPS yang diperoleh Dompet Planet Ocean sebesar 13 dan tergolong kategori

NPS Excellent.

2. Louis Vitton

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa Dompet Louis Vitton

mempunyai sebanyak 42 orang responden sebagai Promotor, 76 orang

responden sebagai Passive dan 7 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS

yang diperoleh Dompet Louis Vitton sebesar 35 dan tergolong kategori NPS

Leader/Excellent .

3. Levi’s

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Dompet Levi’s sebesar -9 yang terdiri dari 17 orang responden sebagai

Universitas Sumatera Utara


Promotor, 82 orang responden sebagai Passive dan 26 orang responden sebagai

Detractor.

4. Volcom

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Dompet Volcom sebesar 0 yang terdiri dari 20 orang responden sebagai

Promotor, 85 orang responden sebagai Passive dan 20 orang responden sebagai

Detractor

5. Hush Puppies

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa Dompet Hush Puppies

mempunyai sebanyak 17 orang responden sebagai Promotor, 108 orang

responden sebagai Passive dan tidak mempunyai Detractor. Nilai NPS yang

diperoleh Dompet Hush Puppies sebesar 17 dan tergolong kategori NPS

Excellent

4.2.7 Distribusi Jawaban Responden Kategori T-Shirt

Distribusi Jawaban Responden Kategori T-Shirt dapat dilihat pada Tabel

4.12 berikut ini:

Tabel 4.12
Distribusi Jawaban Responden Kategori T-Shirt
Nilai
Promoter Passive Detractor Kategori
No Merek NPS
(%) (%) (%) NPS
(%)
1. Nevada 14 99 12 2 Good
Leader/
2. Polo
28 86 11 17 Excellent
American
3.
Jeans 20 92 13 7 Good
4. Tauko Medan 0 87 38 -38
Peter Says
6
Denim 8 84 33 -25
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Universitas Sumatera Utara


1. Nevada

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa T-Shirt Nevada mempunyai

sebanyak 14 orang responden sebagai Promotor, 99 orang responden sebagai

Passive dan 12 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh T-

Shirt Nevada sebesar 2 dan tergolong kategori NPS Good.

2. Polo

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa T-Shirt Polo mempunyai

sebanyak 28 orang responden sebagai Promotor, 86 orang responden sebagai

Passive dan 11 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh T-

Shirt Polo sebesar 17 dan tergolong kategori NPS Leader/Excellent.

3. American Jeans

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa T-Shirt American Jeans

mempunyai sebanyak 20 orang responden sebagai Promotor, 92 orang

responden sebagai Passive dan 13 orang responden sebagai Detractor. Nilai

NPS yang diperoleh T-Shirt American Jeans sebesar 7 dan tergolong kategori

NPS Good.

4. Tauko Medan

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh T-

Shirt Tauko Medan sebesar -38 yang tidak mempunyai Promotor, akan tetapi

mempunyai87 orang responden sebagai Passive dan 38 orang responden sebagai

Detractor.

Universitas Sumatera Utara


5. Peter Says Denim

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh T-

Shirt Peter Says Denim sebesar -25 yang terdiri dari 8 orang responden sebagai

Promotor, 84 orang responden sebagai Passive dan 33 orang responden sebagai

Detractor.

4.2.8 Distribusi Jawaban Responden Kategori Gadget

Distribusi Jawaban Responden Kategori Gadget dapat dilihat pada Tabel

4.13 berikut ini:

Tabel 4.13
Distribusi Jawaban Responden Kategori Gadget
Nilai
Promoter Passive Detractor Kategori
No. Merek NPS
(%) (%) (%) NPS
(%)
Star/
1. Apple Leader/
70 46 9 61 Excellent
2. Samsung 53 66 6 47 Excellent
3. Oppo 36 80 9 27 Excellent
4. Nokia 13 112 0 13 Excellent
5. Asus 14 83 28 -14
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

1. Apple

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa Gadget Apple mempunyai

sebanyak 70 orang responden sebagai Promotor, 46 orang responden sebagai

Passive dan 9 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh

Apple sebesar 61 dan tergolong kategori NPS Leader/Excellent.Dan Apple

merupakan merek yang mempunyai Nilai NPS tertinggi dari semua merek yang

diteliti atau disebut dengan NPS Star.

Universitas Sumatera Utara


2. Samsung

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa Gadget Samsung mempunyai

sebanyak 53 orang responden sebagai Promotor, 66 orang responden sebagai

Passive dan 6 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh

Samsung sebesar 47 dan tergolong kategori NPS Excellent.

3. Oppo

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa Gadget Oppo mempunyai

sebanyak 36 orang responden sebagai Promotor, 80 orang responden sebagai

Passive dan 9 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh

Oppo sebesar 27 dan tergolong kategori NPS Excellent.

4. Nokia

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa Gadget Nokia mempunyai

sebanyak 13 orang responden sebagai Promotor, 112 orang responden sebagai

Passive dan tidak mempunyai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh Nokia

sebesar 13 dan tergolong kategori NPS Excellent.

5. Asus

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Gadget Asus sebesar -14 yang terdiri dari 14 orang responden sebagai

Promotor, 83 orang responden sebagai Passive dan 28 orang responden sebagai

Detractor.

4.2.9 Distribusi Jawaban Responden Kategori Sepeda Motor

Distribusi Jawaban Responden Kategori Sepeda Motor dapat dilihat pada

Tabel 4.14 berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.14
Distribusi Jawaban Responden Kategori Sepeda Motor
Nilai
Promoter Passive Detractor Kategori
No Merek NPS
(%) (%) (%) NPS
(%)
Honda Leader/E
1.
Vario 54 71 0 54 xcellent
Yamaha
2.
Mio 30 71 24 6 Good
3. Honda Beat 52 70 3 49 Excellent
Honda
4.
Scoopy 28 90 7 21 Excellent
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
1. Honda Vario

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa Sepeda Motor Honda vario

mempunyai sebanyak 54 orang responden sebagai Promotor, 71 orang

responden sebagai Passive dan tidak mempunyai Detractor. Nilai NPS yang

diperoleh Honda Vario sebesar 54 dan tergolong kategori NPS

Leader/Excellent.

2. Yamaha Mio

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa Sepeda Motor Yamaha Mio

mempunyai sebanyak 30 orang responden sebagai Promotor, 71 orang

responden sebagai Passive dan 24 orang responden sebagai Detractor. Nilai

NPS yang diperoleh Yamaha Mio sebesar 6 dan tergolong kategori NPS Good.

3. Honda Beat

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa Sepeda Motor Honda Beat

mempunyai sebanyak 52 orang responden sebagai Promotor, 70 orang

responden sebagai Passive dan 3 orang responden sebagai Detractor. Nilai

NPS yang diperoleh Honda Beat sebesar 49 dan tergolong kategori NPS

Excellent.

Universitas Sumatera Utara


4. Honda Scoopy

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa Sepeda Motor Honda Scoopy

mempunyai sebanyak 28 orang responden sebagai Promotor, 90 orang

responden sebagai Passive dan 7 orang responden sebagai Detractor. Nilai

NPS yang diperoleh Honda Scoopy sebesar 21 dan tergolong kategori NPS

Excellent.

4.2.10 Distribusi Jawaban Responden Kategori Coffee Shop

Distribusi Jawaban Responden Kategori Coffee Shop dapat dilihat pada

Tabel 4.15 berikut ini:

Tabel 4.15
Distribusi Jawaban Responden Kategori Coffee Shop
Nilai
N Promoter Passive Detractor Kategori
Merek NPS
o. (%) (%) (%) NPS
(%)
Leader/E
1. Starbucks
40 77 8 32 xcellent
Bangi
2.
Kopitiam 18 98 9 9 Good
3. QQ Kopitiam 16 101 8 8 Good
4. Coffee Cangkir 10 91 24 -14
5. Ulee Kareng 10 100 15 -5
6 Coffee Box 19 83 24 -5
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
1. Starbucks

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa Coffee Shop Starbucks

mempunyai sebanyak 40 orang responden sebagai Promotor, 77 orang

responden sebagai Passive dan 8 orang responden sebagai Detractor. Nilai

NPS yang diperoleh Starbucks sebesar 32 dan tergolong kategori NPS

Leader/Excellent.

Universitas Sumatera Utara


2. Bangi Kopitiam

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa Coffee Shop Bangi Kopitiam

mempunyai sebanyak 18 orang responden sebagai Promotor, 98 orang

responden sebagai Passive dan 9 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS

yang diperoleh Bangi Kopitiam sebesar 9 dan tergolong kategori NPS Good.

3. QQ Kopitiam

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa Coffee Shop QQ Kopitiam

mempunyai sebanyak 16 orang responden sebagai Promotor, 101 orang

responden sebagai Passive dan 8 orang responden sebagai Detractor. Nilai

NPS yang diperoleh QQ Kopitiam sebesar 8 dan tergolong kategori NPS Good.

4. Coffee Cangkir

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Coffee ShopCoffee Cangkir sebesar -14 yang terdiri dari 10 orang responden

sebagai Promotor, 91 orang responden sebagai Passive dan 24 orang

responden sebagai Detractor.

5. Ulee Kareng

Berdasarkan Tabel 4.15dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Coffee Shop Ulee Kareng sebesar -5 yang terdiri dari 10 orang responden

sebagai Promotor, 100 orang responden sebagai Passive dan 15 orang

responden sebagai Detractor.

6. Coffee Box

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Coffee Shop Coffee Box sebesar -5 yang terdiri dari 19 orang responden

Universitas Sumatera Utara


sebagai Promotor, 83 orang responden sebagai Passive dan 24 orang responden

sebagai Detractor.

4.2.11 Distribusi Jawaban Responden Kategori Toko Buku

Distribusi Jawaban Responden Kategori Toko Buku dapat dilihat pada

Tabel 4.16 berikut ini:

Tabel 4.16
Distribusi Jawaban Responden Kategori Toko Buku
Nilai
Promoter Passive Detractor Kategori
No. Merek NPS
(%) (%) (%) NPS
(%)
Leader/
1. Gramedia
40 74 11 29 Excellent
2. Karisma 23 91 11 12 Excellent
Books &
3.
Beyond 25 75 25 0
4. Salemba 0 96 29 -29
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
1. Gramedia

Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa Toko Buku Gramedia

mempunyai sebanyak 40 orang responden sebagai Promotor, 74 orang

responden sebagai Passive dan 11 orang responden sebagai Detractor. Nilai

NPS yang diperoleh Gramedia sebesar 29 dan tergolong kategori NPS

Leader/Excellent.

2. Karisma

Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa Toko Buku Karisma

mempunyai sebanyak 23 orang responden sebagai Promotor, 91 orang

responden sebagai Passive dan 11 orang responden sebagai Detractor. Nilai

NPS yang diperoleh Karisma sebesar 12 dan tergolong kategori NPS Excellent.

Universitas Sumatera Utara


3. Books & Beyond

Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Toko Buku Books & Beyond sebesar 0 yang terdiri dari 25 orang responden

sebagai Promotor, 75 orang responden sebagai Passive dan 25 orang

responden sebagai Detractor.

4. Salemba

Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Salemba sebesar -29 yang tidak mempunyai Promotor, akan tetapi mempunyai

96 orang responden sebagai Passive dan 29 orang responden sebagai

Detractor.

4.2.12 Distribusi Jawaban Responden Kategori Tempat Makan

Distribusi Jawaban Responden Kategori Tempat Makan dapat dilihat pada


Tabel 4.17 berikut ini:
Tabel 4.17
Distribusi Jawaban Responden Kategori Tempat Makan
Nilai
Promoter Passive Detractor Kategori
NO Merek NPS
(%) (%) (%) NPS
(%)
Leader/
1. Nelayan
58 63 4 54 Excellent
2. Uncle K 30 83 12 18 Excellent
Lembur
3.
Kuring 45 76 4 41 Excellent
5. Es Teller 77 0 95 30 -30
6 Fountain 11 91 23 -12
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

1. Nelayan

Berdasarkan Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa Tempat Makan Nelayan

mempunyai sebanyak 58 orang responden sebagai Promotor, 63 orang

responden sebagai Passive dan 4 orang responden sebagai Detractor. Nilai

Universitas Sumatera Utara


NPS yang diperoleh Nelayan sebesar 54 dan tergolong kategori NPS

Leader/Excellent.

2. Uncle K

Berdasarkan Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Tempat Makan Uncle Kmempunyai sebanyak 30 orang responden sebagai

Promotor, 83 orang responden sebagai Passive dan 12 orang responden

sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh Uncle K sebesar 18 dan

tergolong kategori NPS Excellent.

3. Lembur Kuring

Berdasarkan Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa Tempat Makan Lembur

Kuning mempunyai sebanyak 45 orang responden sebagai Promotor, 76

orang responden sebagai Passive dan 4 orang responden sebagai Detractor.

Nilai NPS yang diperoleh Lembur Kuring sebesar 41 dan tergolong kategori

NPS Excellent.

4. Es Teller 77

Berdasarkan Tabel 4.17dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh Es

Teller 77 sebesar -30 yang tidak mempunyai Promotor, akan tetapi

mempunyai 95 orang responden sebagai Passive dan 30 orang responden

sebagai Detractor.

5. Fountain

Berdasarkan Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Fountain sebesar -12 yang terdiri dari 11 orang responden sebagai Promotor,

Universitas Sumatera Utara


91 orang responden sebagai Passive dan 23 orang responden sebagai

Detractor.

4.2.13 Distribusi Jawaban Responden Kategori Passterie & Bakery Shop

Distribusi Jawaban Responden Kategori Passterie &Backery Shop dapat

dilihat pada Tabel 4.18 berikut ini:

Tabel 4.18
Distribusi Jawaban Responden Kategori Passterie & Backery Shop
Nilai
N Promoter Passive Detractor Kategori
Merek NPS
O (%) (%) (%) NPS
(%)
1. OO Passterie 5 92 28 -23
Leader/
2. Howey Passterie
35 90 0 35 Excellent
Harvest
3.
Passterie 37 75 13 24 Excellent
4. Sam’s Passterie 27 85 13 14 Excellent
La Maison
5.
Passterie 20 99 6 14 Excellent
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

1. OO Passterie

Berdasarkan Tabel 4.18 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh OO

Passterie Sebesar -23 yang terdiri dari 5 orang responden sebagai Promotor, 92

orang responden sebagai Passive dan 28 orang responden sebagai Detractor.

2. Howey Passterie

Berdasarkan Tabel 4.18 dapat dilihat bahwa Howey Passterie mempunyai

sebanyak 35 orang responden sebagai Promotor, 90 orang responden sebagai

Passive dan tidak mempunyai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh Howey

Passterie sebesar 35 dan tergolong kategori NPS Leader/Excellent.

Universitas Sumatera Utara


3. Harvest Passterie

Berdasarkan Tabel 4.18 dapat dilihat bahwa Harvest Passterie mempunyai

sebanyak 37 orang responden sebagai Promotor, 75 orang responden sebagai

Passive dan 13 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh

Harvest Passterie sebesar 24 dan tergolong kategori NPS Excellent.

4. Sam’s Passterie

Berdasarkan Tabel 4.18 dapat dilihat bahwa Sam’s Passterie mempunyai

sebanyak 27 orang responden sebagai Promotor, 85 orang responden sebagai

Passive dan 13 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh

Sam’s Passterie sebesar 14 dan tergolong kategori NPS Excellent.

5. La Maison Passterie

Berdasarkan Tabel 4.18 dapat dilihat bahwa La Maison Passterie

mempunyai sebanyak 20 orang responden sebagai Promotor, 99 orang

responden sebagai Passive dan 6 orang responden sebagai Detractor. Nilai

NPS yang diperoleh La Maison Passterie sebesar 14 dan tergolong kategori

NPS Excellent.

4.2.14 Distribusi Jawaban Responden Kategori Toko Kue Lokal Medan

Distribusi Jawaban Responden Kategori Toko Kue Lokal Medan dapat

dilihat pada Tabel 4.19 berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.19
Distribusi Jawaban Responden Kategori Toko Kue Lokal Medan
Nilai
No Promoter Passive Detractor Kategori
Merek NPS
. (%) (%) (%) NPS
(%)
1. Meranti 43 73 9 34 Excellent
2. Gogo 31 88 6 25 Excellent
Leader/
3. Zulaikha
44 81 0 44 Excellent
4. Clover 45 67 13 32 Excellent
Brownies
5.
Amanda 36 80 9 27 Excellent
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

1. Meranti

Berdasarkan Tabel 4.19 dapat dilihat bahwa Meranti mempunyai sebanyak

43 orang responden sebagai Promotor, 73 orang responden sebagai Passive dan

9 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh Meranti sebesar

34 dan tergolong kategori NPS Excellent.

2. Gogo

Berdasarkan Tabel 4.19 dapat dilihat bahwa Gogo mempunyai sebanyak

31 orang responden sebagai Promotor, 88 orang responden sebagai Passive dan

6 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh Gogo sebesar 25

dan tergolong kategori NPS Excellent.

3. Zulaikha

Berdasarkan Tabel 4.19 dapat dilihat bahwa Zulaikha mempunyai

sebanyak 44 orang responden sebagai Promotor, 81 orang responden sebagai

Passive dan dan tidak mempunyai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh Zulaikha

sebesar 44 dan tergolong kategori NPS Leader/Excellent.

Universitas Sumatera Utara


5. Clover

Berdasarkan Tabel 4.19 dapat dilihat bahwa Clover mempunyai sebanyak

45 orang responden sebagai Promotor, 67orang responden sebagai Passive dan

13 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperolehClover sebesar

32 dan tergolong kategori NPS Excellent.

6. Brownies Amanda

Berdasarkan Tabel 4.19 dapat dilihat bahwa Brownies Amanda

mempunyai sebanyak 36 orang responden sebagai Promotor, 80 orang

responden sebagai Passive dan 9 orang responden sebagai Detractor. Nilai

NPS yang diperoleh Brownies Amanda sebesar 27 dan tergolong kategori NPS

Excellent.

4.2.15 Distribusi Jawaban Responden Kategori Wahana Rekreasi

Distribusi Jawaban Responden Kategori Wahana Rekreasi dapat dilihat

pada Tabel 4.20 berikut ini:

Tabel 4.20
Distribusi Jawaban Responden Kategori Wahana Rekreasi
Nilai
N Promoter Passive Detractor Kategori
Merek NPS
o (%) (%) (%) NPS
(%)
Wonders
1.
Waterpark 31 73 21 10 Excellent
Funland
2. Mickey Leader/E
Holiday 42 74 9 33 xcellent
Hairos
3.
Waterpark 33 84 8 25 Excellent
4. Hill Park 5 87 33 -28
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Universitas Sumatera Utara


1. Wonders Waterpark

Berdasarkan Tabel 4.20 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Wonders Waterpark mempunyai sebanyak 31 orang responden sebagai

Promotor, 73orang responden sebagai Passive dan 21 orang responden sebagai

Detractor. Nilai NPS yang diperoleh Wonders Waterpark sebesar 10 dan

tergolong kategori NPS Excellent.

2. Funland Mickey Holiday

Berdasarkan Tabel 4.20 dapat dilihat bahwa Funland Mickey Holiday

mempunyai sebanyak 42 orang responden sebagaiPromotor, 74 orang responden

sebagai Passive dan dan 9 orang responden sebagaiDetractor. Nilai NPS yang

diperoleh Funland Mickey Holidaysebesar 33 dan tergolong kategori NPS

Leader/Excellent.

2. Hairos Waterpark

Berdasarkan Tabel 4.20 dapat dilihat bahwa Hairos WaterPark mempunyai

sebanyak 33 orang responden sebagaiPromotor, 84 orang responden sebagai

Passive dan 8 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh

Hairos WaterParksebesar 25 dan tergolong kategori NPS Excellent.

3. Hill Park

Berdasarkan Tabel 4.20 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh Hill

Park sebesar -28 yang terdiri dari 5 orang responden sebagaiPromotor, 87 orang

responden sebagai Passive dan 33 orang responden sebagai Detractor.

Universitas Sumatera Utara


4.2.16 Distribusi Jawaban Responden Kategori Bioskop

Distribusi Jawaban Responden Kategori Bioskop dapat dilihat pada Tabel

4.21berikut ini:

Tabel 4.21
Distribusi Jawaban Responden Kategori Bioskop
Nilai
Promoter Passive Detractor Kategori
No. Merek NPS
(%) (%) (%) NPS
(%)
1. Cinema 21 25 88 12 13 Excellent
Cinema Leader/
2.
XXI 38 74 13 25 Excellent
3. Cinema XX 29 82 14 15 Excellent
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

1. Cinema 21

Berdasarkan Tabel 4.21 dapat dilihat bahwa Cinema 21 mempunyai

sebanyak 25 orang responden sebagai Promotor, 88 orang responden sebagai

Passive dan 12 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh

Cinema 21 sebesar 13 dan tergolong kategori NPS Excellent.

2. Cinema XXI

Berdasarkan Tabel 4.21 dapat dilihat bahwa Cinema XXI mempunyai

sebanyak 38 orang responden sebagaiPromotor, 74 orang responden sebagai

Passive dan 13 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh

Cinema XXIsebesar 25 dan tergolong kategori NPS Leader/Excellent.

3. Cinema XX

Berdasarkan Tabel 4.21 dapat dilihat bahwa Cinema XX mempunyai

sebanyak 29 orang responden sebagaiPromotor, 82 orang responden sebagai

Universitas Sumatera Utara


Passive dan 14 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh

Cinema XXsebesar 15 dan tergolong kategori NPS Excellent

4.2.17 Distribusi Jawaban Responden Kategori Jeans

Distribusi Jawaban Responden Kategori Jeans dapat dilihat pada Tabel


4.22 berikut ini:
Tabel 4.22
Distribusi Jawaban Responden Kategori Jeans
N Promoter Passive Detractor Nilai
Merek Kategori NPS
o (%) (%) (%) NPS (%)
1. Levi’s 44 73 8 36 Excellent
2. Logo 30 87 8 22 Excellent
3. Lois 48 77 0 48 Leader/Excellent
4. Lea 38 77 10 28 Excellent
5. Cardinal 26 86 13 13 Excellent
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
1. Levi’s

Berdasarkan Tabel 4.22 dapat dilihat bahwa Levi’s mempunyai sebanyak

44 orang responden sebagai Promotor, 73 orang responden sebagai Passive dan

8 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh Levi’s sebesar 36

dan tergolong kategori NPS Excellent.

2. Logo

Berdasarkan Tabel 4.22 dapat dilihat bahwa Logo mempunyai sebanyak

30 orang responden sebagai Promotor, 87 orang responden sebagai Passive dan

8 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh Logo sebesar 22

dan tergolong kategori NPS Excellent.

3. Lois

Berdasarkan Tabel 4.22 dapat dilihat bahwa Lois mempunyai sebanyak 48

orang responden sebagai Promotor, 77 orang responden sebagai Passive dan

Universitas Sumatera Utara


tidak mempunyai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh Lois sebesar 48 dan

tergolong kategori NPS Leader/Excellent.

4. Lea

Berdasarkan Tabel 4.22 dapat dilihat bahwa Lea mempunyai sebanyak 38

orang responden sebagai Promotor, 77orang responden sebagai Passive dan 10

orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh Lea sebesar 28 dan

tergolong kategori NPS Excellent.

5. Cardinal

Berdasarkan Tabel 4.22 dapat dilihat bahwa Cardinal mempunyai

sebanyak 26 orang responden sebagai Promotor, 86orang responden sebagai

Passive dan 13 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh

Cardinal sebesar 13dan tergolong kategori NPS Excellent.

4.2.18 Distribusi Jawaban Responden Kategori Asuransi

Distribusi Jawaban Responden Kategori Asuransi dapat dilihat pada Tabel

4.23 berikut ini:

Tabel 4.23
Distribusi Jawaban Responden Kategori Asuransi
Nilai
N Promoter Passive Detractor Kategori
Merek NPS
o (%) (%) (%) NPS
(%)
1. Prudential 11 95 19 -8
2. Manulife 21 76 28 -7
AIA Leader/
3.
Financial 27 82 16 11 Excellent
AXA
4.
Mandiri 26 68 31 -5
5. Bumiputera 18 71 36 -18
6 Jiwasraya 16 78 31 -15
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Universitas Sumatera Utara


1. Prudential

Berdasarkan Tabel 4.23 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Prudential sebesar –8 yang terdiri dari 11 orang responden sebagai Promotor,

95 orang responden sebagai Passive dan 19 orang responden sebagai Detractor.

2. Manulife

Berdasarkan Tabel 4.23 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Manulife sebesar –7 yang terdiri dari 21 orang responden sebagai Promotor, 76

orang responden sebagai Passive dan 28 orang responden sebagai Detractor.

3. AIA Financial

Berdasarkan Tabel 4.23 dapat dilihat bahwa AIA Financial mempunyai

sebanyak 27 orang responden sebagai Promotor, 82orang responden sebagai

Passive dan 16 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh

AIA Financial sebesar 11 dan tergolong kategori NPS Leader/Excellent.

4. AXA Mandiri

Berdasarkan Tabel 4.23 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

AXA Mandiri sebesar –5 yang terdiri dari 26orang responden sebagai

Promotor, 68 orang responden sebagai Passive dan 31 orang responden sebagai

Detractor.

5. Bumiputera

Berdasarkan Tabel 4.23dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Bumiputera sebesar –18yang terdiri dari 18 orang responden sebagai

Promotor, 71 orang responden sebagai Passive dan 36 orang responden

sebagai Detractor.

Universitas Sumatera Utara


6. Jiwasraya

Berdasarkan Tabel 4.23dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Jiwasraya sebesar –15 yangterdiri dari 16 orang responden sebagai

Promotor,78 orang responden sebagai Passive dan 31 orang responden sebagai

Detractor

4.2.19 Distribusi Jawaban Responden Kategori Travel Portal

Distribusi Jawaban Responden Kategori Travel Portal dapat dilihat pada

Tabel 4.24 berikut ini:

Tabel 4.24
Distribusi Jawaban Responden Kategori Travel Portal
Nilai
Promoter Passive Detractor Kategori
No Merek NPS
(%) (%) (%) NPS
(%)
1. Pegipegi 10 85 30 -20
Leader/
2. Traveloka
33 79 13 20 Excellent
3. Nustarip
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
1. Pegipegi

Berdasarkan Tabel 4.24 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Pegipegi. sebesar -20 terdiri dari 10 orang responden sebagai Promotor, 85

orang responden sebagai Passive dan 30 orang responden sebagai Detractor.

2. Traveloka

Berdasarkan Tabel 4.24 dapat dilihat bahwa Traveloka mempunyai

sebanyak 33 orang responden sebagai Promotor, 79orang responden sebagai

Passive dan 13 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh

Traveloka sebesar 20 dan tergolong kategori NPS Leader/Excellent.

Universitas Sumatera Utara


3. Nusatrip

Berdasarkan Tabel 4.24 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Nustrip.com sebesar 0 yang tidak mempunyai Promotor dan Detractor, akan

tetapi mempunyai 125 orang responden sebagai Passive.

4.2.20 Distribusi Jawaban Responden Kategori Penerbangan

Distribusi Jawaban Responden Kategori Penerbangan dapat dilihat pada

Tabel 4.25 berikut ini:

Tabel 4.25
Distribusi Jawaban Responden Kategori Penerbangan
Nilai
Promoter Passive Detractor Kategori
No Merek NPS
(%) (%) (%) NPS
(%)
Leader/
1. Citilink
29 84 12 17 Excellent
2. Air Asia 23 88 14 9 Good
3. Lion Air 13 58 54 -41
4. Sriwijaya 0 96 29 -29
5. Batik Air 17 102 6 11 Excellent
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)
1. Citilink

Berdasarkan Tabel 4.25 dapat dilihat bahwa Citilink mempunyai sebanyak

29 orang responden sebagai Promotor, 84orang responden sebagai Passive dan

12 orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh Citilink

sebesar 17dan tergolong kategori NPS Leader/Excellent.

2. AirAsia

Berdasarkan Tabel 4.25 dapat dilihat bahwa AirAsia mempunyai sebanyak

23 orang responden sebagai Promotor, 88orang responden sebagai Passive dan

14orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh AirAsia

sebesar 9 dan tergolong kategori NPS Good.

Universitas Sumatera Utara


3. LionAir

Berdasarkan Tabel 4.25 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Lion Air sebesar -41 yang terdiri dari 13orang responden sebagai Promotor,

58orang responden sebagai Passive dan 54orang responden sebagai Detractor.

4. Sriwijaya

Berdasarkan Tabel 4.25 dapat dilihat bahwa nilai NPS yang diperoleh

Sriwijaya sebesar -29 yang tidak mempunyaiPromotor, akan tetapi mempunyai

96orang responden sebagai Passive dan 29 orang responden sebagai Detractor.

5. Batik Air

Berdasarkan Tabel 4.25 dapat dilihat bahwa Batik Air mempunyai

sebanyak 17 orang responden sebagai Promotor, 102orang responden sebagai

Passive dan 6orang responden sebagai Detractor. Nilai NPS yang diperoleh

Batik Air sebesar 11dan tergolong kategori NPS Excellent.

Universitas Sumatera Utara


4.3 Hasil Penelitian Customer Experience (CE)

4.3.1 Customer Experience Responden Kategori Pakaian

Hasil penelitian Customer Experience responden pada Kategori Pakaian

dapat dilihat pada Tabel 4.26 berikut ini:

Tabel 4.26
Customer Experience Responden Kategori Pakaian
The
Customer Experience Polo Cole Mango H&M
No Executive
(CE) (%) (%) (%) (%)
(%)
1 Iklan/Promosi 6,89 6,48 6,72 7,2 6,75
2 Kualitas Produk 7,91 7,74 7,39 8,43 8,39
3 Harga Produk 6,91 6,6 6,56 6,9 6,89
4 Desain Produk 7,78 7,34 7,56 7,9 8
5 Kelengkapan Ukuran (Size) 7,52 7,54 7 7,81 8
Tampilan Fisik Outlet/ Tata
6 7,7 7,54 7,5 7,81 8,21
Ruang Letak
Keberagaman/Variasi
7 7,46 7,22 7,17 7,57 8
Produk
Rata-Rata 7,45 7,21 7,13 7,66 7,75
Sumber: Hasil Penelitian,2016 (Data Diolah)

1. Iklan/Promosi

Berdasarkan Tabel 4.26 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

iklan/promosi terdapat nilai CE tertinggi pada Pakaian Mango (7,20%) dan

nilai CE terendah pada Pakaian Polo (6,48%).

2. Kualitas Produk

Berdasarkan Tabel 4.26 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Kualitas

produk terdapat nilai CE tertinggi pada Pakaian Mango (8,43%) dan nilai CE

terendah pada Pakaian Cole (7,39%).

Universitas Sumatera Utara


3. Harga Produk

Berdasarkan Tabel 4.26 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Harga

produk terdapat nilai CE tertinggi pada Pakaian The Executive (6,91%) dan

nilai CE terendah pada Pakaian Cole (6,56%).

4. Desain Produk

Berdasarkan Tabel 4.26dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Desain

produk terdapat nilai CE tertinggi pada Pakaian H&M (8%) dan nilai CE

terendah pada Pakaian Polo (7,34%).

5. Kelengkapan Ukuran (Size)

Berdasarkan Tabel 4.26 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

kelengkapan Ukuran (Size) terdapat nilai CE tertinggi pada Pakaian H&M

(8%) dan nilai CE terendah pada Pakaian Cole (7%).

6. Tampilan Fisik Outlet/Tata Letak Ruang

Berdasarkan Tabel 4.26 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Tampilan

Fisik Outlet/Tata Letak Ruang terdapat nilai CE tertinggi pada Pakaian H&M

(8,21%) dan nilai CE terendah pada Pakaian Cole (7,5%).

7. Keberagaman/Variasi Produk

Berdasarkan Tabel 4.25 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Keberagaman/Variasi Produk terdapat nilai CE tertinggi pada Pakaian H&M

(8%) dan nilai CE terendah pada Pakaian Polo (7,17%) .

Universitas Sumatera Utara


4.3.2 Customer Experience Kategori Jam Tangan

Hasil penelitian Customer Experience responden pada kategori Jam Tangan

dapat dilihat pada Tabel 4.27 berikut ini :

Tabel 4.27
Customer Experience Responden Kategori Jam Tangan
Swiss
N Customer Alba Seiko Guess Alexander Casio
Army
o Experience (CE) (%) (%) (%) Christie (%) (%)
(%)
1 Iklan/Promosi 6,75 6,75 6,54 6,42 6,67 6,95
Desain / Tampilan
2 7,32 8 7,65 7,42 8,15 7,8
Fisik Produk
Ketahanan
3 7,57 8,5 8,23 7,53 7,92 7,85
Terhadap air
Ukuran dan
4 7,36 8,15 7,58 7,16 8,21 7,75
Warna Produk
5 Harga Produk 7 7,4 6,92 6,47 7,03 7,3
6 Kualitas Produk 8,39 8,25 8,19 8,16 8,67 7,9
7 Garansi 7,61 7,75 7,69 7,26 7,74 7,6
Rata-Rata 7,43 7,83 7,54 7,20 7,77 7,59
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

1. Iklan/Promosi

Berdasarkan Tabel 4.27 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Iklan/Promosi terdapat nilai CE tertinggi pada Jam tanganCasio (6,95%) dan

nilai CE terendah pada Jam tangan Guess(6,42%).

2. Desain/Tampilan Fisik Produk

Berdasarkan Tabel 4.27 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Desain/Tampilan Fisik Produk terdapat nilai CE tertinggi pada Jam tangan

Alexander Christie (8,15%) dan nilai CE terendah pada Jam tanganAlba

(7,32%).

Universitas Sumatera Utara


3. Ketahanan terhadap Air

Berdasarkan Tabel 4.27 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Ketahanan

terhadap Air terdapat nilai CE tertinggi pada Jam tangan Seiko (8,5%) dan nilai

CE terendah pada Jam tangan Guess(7,53%).

4. Ukuran dan Warna Produk

Berdasarkan Tabel 4.27 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Ukuran

dan Warna Produk terdapat nilai CE tertinggi pada Jam tangan Alexander

Christie (8,21%) dan nilai CE terendah pada Jam tangan Guess (7,16%).

5. Harga Produk

Berdasarkan Tabel 4.27 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Harga

Produk terdapat nilai CE tertinggi pada Jam tangan Seiko (7,4%) dan nilai CE

terendah pada Jam tangan Guess (6,47%).

6. Kualitas Produk

Berdasarkan Tabel 4.27 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Kualitas

Produk terdapat nilai CE tertinggi pada Jam tanganAlexander Christie (8,67%)

dan nilai CE terendah pada Jam tanganCasio (7,9%).

7. Garansi

Berdasarkan Tabel 4.27 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Garansi

terdapat nilai CE tertinggi pada Jam tangan Seiko (7,75%) dan nilai CE

terendah pada Jam Tangan Guess (7,26%).

Universitas Sumatera Utara


4.3.3 Customer Experience Kategori Sepatu Kets

Hasil penelitian Customer Experience responden pada kategori Sepatu Kets

dapat dilihat pada Tabel 4.28 berikut ini :

Tabel 4.28
Customer Experience Responden Kategori Sepatu Kets
New
Customer Experience Converse Nike
No Adidas (%) Vans (%) Balance
(CE) (%) (%)
(%)
1 Promosi/ Diskon 6,89 6,76 7,5 6,9 7
2 Harga Produk 6,76 7 7,94 7,4 6,98
3 Kualitas Produk 8,07 8,35 8,38 7,9 8,18
4 Kenyamanan pemakaian 8,15 8,19 8,44 8,2 7,93
5 Desain / Model Produk 7,61 7,76 8,25 7,1 7,58
6 Bahan Material Produk 7,61 7,84 8,25 7,9 7,69
7 Tampilan Fisik Produk 7,83 8,03 8 7,3 7,64
Kelengkapan ukuran 7,65 7,73 8,13 7,7 7,76
8
dan warna
Rata-Rata 7,57 7,71 8,11 7,55 7,60
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

1. Promo/Diskon

Berdasarkan Tabel 4.28dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Promo/Diskon terdapat nilai CE tertinggi pada Sepatu Kets Vans (7,5%) dan

nilai CE terendah pada Sepatu KetsAdidas (6,76%).

2. Harga Produk

Berdasarkan Tabel 4.28 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Harga

Produkterdapat nilai CE tertinggi pada Sepatu Kets Vans (7,94%) dan nilai CE

terendah pada Sepatu Kets Converse (6,76%).

Universitas Sumatera Utara


3. Kualitas Produk

Berdasarkan Tabel 4.28 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Kualitas

Produk terdapat nilai CE tertinggi pada Sepatu Kets Vans (8,38%) dan nilai CE

terendah pada Sepatu Kets New Balance (7,9%).

4. Kenyamanan Pemakaian

Berdasarkan Tabel 4.28 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Kenyamanan Pemakaian terdapat nilai CE tertinggi pada Sepatu Kets Vans

(8,44%) dan nilai CE terendah pada Sepatu Kets Nike (7,93%).

5. Desain/Model Produk

Berdasarkan Tabel 4.28 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Desain/Model Produkterdapat nilai CE tertinggi pada Sepatu Kets Vans

(8,25%) dan nilai CE terendah pada Sepatu Kets New Balance (7,1%).

6. Bahan Material Produk

Berdasarkan Tabel 4.28 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Bahan

Material Produk terdapat nilai CE tertinggi pada Sepatu Kets Vans(8,25%) dan

nilai CE terendah pada Sepatu Kets Converse (7,61%).

7. Tampilan Fisik

Berdasarkan Tabel 4.28 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Tampilan

Fisik terdapat nilai CE tertinggi pada Sepatu KetsAdidas (8,03%) dan nilai CE

terendah pada Sepatu Kets New Balance(7,3%).

Universitas Sumatera Utara


8. Kelengkapan Ukuran dan warna

Berdasarkan Tabel 4.28 dapat dilihat pada titik sentuh (touch

pointKelengkapan Ukuran dan Warna terdapat nilai CE tertinggi Sepatu Kets

Vans (8,13%) dan nilai CE terendah pada Sepatu Kets Converse (7,65%).

4.3.4 Customer Experience Kategori Sepatu

Hasil penelitian Customer Experience responden pada kategori Sepatudapat

dilihat pada Tabel 4.29 berikut ini:

Tabel 4.29
Customer Experience Responden Kategori Sepatu
Yongki
Customer Fladeo Buccheri Nevada Bata
No Komaldi
Experience (CE) (%) (%) (%) (%)
(%)
1 Promosi/Diskon 7,19 7,21 6,58 6,79 7,58
2 Harga Produk 7,11 6,85 7,06 7,17 7,81
3 Kualitas Produk 7,61 7,97 7,84 7,63 7,32
Kenyamanan
4 7,5 7,76 7,84 7,58 7,84
Pemakaian
5 Bahan Material 7,36 7,55 7,77 7,42 7,48
Desain/Model
6 7,42 7,36 7,58 7,54 7,68
Produk
7 Tampilan Fisik 7,47 7,36 7,32 7,5 7,48
Kelengkapan
8 7,44 7,3 6,97 7,25 7,35
Ukuran dan Warna
Rata-Rata 7,39 7,42 7,37 7,36 7,57
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

1. Promosi/Diskon

Berdasarkan Tabel 4.29 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Promosi/

Diskon terdapat nilai CE tertinggi pada Sepatu Bata (7,58%) dan nilai CE

terendah pada Sepatu Buccheri (6,58%).

Universitas Sumatera Utara


2. Harga Produk

Berdasarkan Tabel 4.29 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Harga

produk terdapat nilai CE tertinggi pada Sepatu Bata (7,81%) dan nilai CE

terendah pada Sepatu Yongki Komaladi (6,85%).

3. Kualitas Produk

Berdasarkan Tabel 4.29 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Kualitas

produk terdapat nilai CE tertinggi pada Sepatu Yongki Komaladi (7,97%) dan

nilai CE terendah pada SepatuBata (7,32%).

4. Kenyamanan Pemakaian

Berdasarkan Tabel 4.29 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Kenyamanan Pemakaian terdapat nilai CE tertinggi pada Sepatu Buccheri

(7,84%) dan Sepatu Bata (7,84%) dan nilai CE terendah pada Sepatu Fladeo

(7,50%).

5. Bahan Material Produk

Berdasarkan Tabel 4.29 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Bahan

Material Produk terdapat nilai CE tertinggi pada Sepatu Buccheri (7,77%) dan

nilai CE terendah pada Sepatu Fladeo (7,36%).

6. Desain/Model Produk

Berdasarkan Tabel 4.29 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Desain/Model Produk terdapat nilai CE tertinggi pada Sepatu Bata (7,68%) dan

nilai CE terendah pada Sepatu Yongki Komaladi (7,36%).

Universitas Sumatera Utara


7. Tampilan Fisik

Berdasarkan Tabel 4.29 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Tampilan

Fisik terdapat nilai CE tertinggi pada Sepatu Nevada (7,5%) dan nilai CE

terendah pada Sepatu Buccheri (7,32%).

8. Kelengkapan Ukuran dan Warna

Berdasarkan Tabel 4.29 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Kelengkapan Ukuran dan Warna terdapat nilai CE tertinggi pada Sepatu Fladeo

(7,44%) dan nilai CE terendah pada Sepatu Buccheri (6,97%).

4.3.5 Customer Experience Kategori Departement Store

Hasil penelitian Customer Experience responden pada kategori


Departement Storedapat dilihat pada Tabel 4.30 berikut ini:
Tabel 4.30
Customer Experience Responden Kategori Departement Store
Customer Experience Matahari Ramayana Sogo Romp Parkson
No
(CE) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Iklan/Promosi/Diskon 7,96 8,14 6,76 7,8 6,96
Pelayanan terhadap
2 7,08 7,09 6,62 7,27 7,5
Pelanggan
3 Kelengkapan Produk 7,68 7,36 7,57 6,93 7,75
4 Proses Pembayaran 7,25 7,36 7,29 6,93 7,58
5 Harga Produk 7,53 7,68 6,48 7,6 6,25
6 Kualitas Produk 7,92 7,55 8,24 7,07 8,29
Tampilan Fisik Outlet/
7 7,48 6,82 7,62 6,67 8,04
Tata Ruang
8 Kenyamanan Tempat 7,38 7,14 8,05 7,33 8,17
9 Antrian Kasir 6,59 7,14 7 6,67 7,71
10 Penanganan Komplain 6,78 6,82 6,52 6,33 7,25
Rata-Rata 7,37 7,31 7,22 7,06 7,55
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Universitas Sumatera Utara


1. Iklan/Promosi/Diskon

Berdasarkan Tabel 4.30 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) iklan

/promosi/diskon terdapat nilai CE tertinggi pada Departement StoreRamayana

(8,14%) dan nilai CE terendah pada Departement Store Sogo (6,76%).

2. Pelayanan terhadap Pelanggan

Berdasarkan Tabel 4.30 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Pelayanan

terhadap Pelanggan terdapat nilai CE tertinggi pada Departement StoreParkson

(7,5%) dan nilai CE terendah pada Departement Store Sogo (6,62%).

3. Kelengkapan Produk

Berdasarkan Tabel 4.30 dapatdilihat pada titik sentuh (touch point)

Kelengkapan produk terdapat nilai CE tertinggi pada Departement

StoreParkson (7,75%) dan nilai CE terendah pada Departement StoreRomp

(6,93%).

4. Proses Pembayaran

Berdasarkan Tabel 4.30 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Proses

Pembayaran terdapat nilai CE tertinggi pada Departement Store Parkson

(7,58%) dan nilai CE terendah pada Departement Store Romp (6,93%).

5. Harga Produk

Berdasarkan Tabel 4.30 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Harga

terdapat nilai CE tertinggi pada Departement StoreMatahari (7,64%)dan

Departement Store Romp (7,6%) dan nilai CE terendah pada Departement

Store Parkson (6,25%).

Universitas Sumatera Utara


6. Kualitas Produk

Berdasarkan Tabel 4.30dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) kualitas

produk terdapat nilai CE tertinggi pada Departement Store Parkson (8,29%)

dan nilai CE terendah pada Departement Store Romp (7,07%).

7. Tampilan Fisik Outlet/Tata Ruang Letak

Berdasarkan Tabel 4.30 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Tampilan

Fisik Outlet/Tata Ruang Letak terdapat nilai CE tertinggi pada Departement

Store Parkson (7,94%) dan nilai CE terendah pada Departement Store Romp

(7,07%).

8. Kenyamanan Tempat

Berdasarkan Tabel 4.30 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Kenyamanan Tempat terdapat nilai CE tertinggi pada Departement Store

Parkson (8,17%) dan nilai CE terendah pada Departement Store Ramayana

(7,14%).

9. Antrian Kasir

Berdasarkan Tabel 4.30 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Antrian

Kasir terdapat nilai CE tertinggi pada Departement Store Parkson (7,71%) dan

nilai CE terendah pada Departement Store Matahari (6,59%).

10. Penanganan Komplain

Berdasarkan Tabel 4.30 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Penanganan Komplain terdapat nilai CE tertinggi pada Departement Store

Parkson(7,25%) dan nilai CE terendah pada Departement Store Romp (6,33%).

4.3.6 Customer Experience Kategori Dompet

Universitas Sumatera Utara


Hasil penelitian Customer Experience responden pada kategori

Dompetdapat dilihat pada Tabel 4.31 berikut ini:

Tabel 4.31
Customer Experience Responden Kategori Dompet
Planet Louis Hush
Customer Levi's Volcom
No Ocean Vitton Puppies
Experience (%) (%)
(%) (%) (%)
Bahan Material
1 7,94 7,86 7,56 7,96 7,93
Produk
2 Desain Produk 7,78 7,81 7,53 7,68 7,53
Bentuk dan Ukuran
3 7,31 7,27 7,6 7,64 7,67
Produk
4 Kualitas Produk 8 7,86 7,7 7,84 7,93
5 Harga Produk 7,19 6,73 7,3 7,12 7,4
Tampilan Fisik
6 7,47 7,76 7,42 7,4 7,73
Dompet
Banyaknya ruang
7 7,17 7,03 7,16 7,16 7,6
dalam dompet
Rata-Rata 7,55 7,47 7,47 7,54 7,68
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

1. Bahan Material Produk

Berdasarkan Tabel 4.31 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Bahan

Material Produk terdapat nilai CE tertinggi pada Dompet Volcom (7,96%) dan

nilai CE terendah pada Dompet Levi’s (7,56%).

2. Desain Produk

Berdasarkan Tabel 4.31 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Desain

Produk terdapat nilai CE tertinggi pada Dompet Louis Vitton (7,81%) dan nilai

CE terendah pada Dompet Levi’s (7,53%) dan Dompet Hush Puppies (7,53%).

Universitas Sumatera Utara


3. Bentuk dan Ukuran Produk

Berdasarkan Tabel 4.31 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Bentuk dan

Ukuran produk terdapat nilai CE tertinggi pada Dompet Hush Puppies (7,67%)

dan nilai CE terendah pada Planet Ocean (7,31%).

4. Kualitas Produk

Berdasarkan Tabel 4.31 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) kualitas

produk terdapat nilai CE tertinggi pada Dompet Planet Ocean (8%) dan nilai

CE terendah pada Dompet Volcom (7,84%).

5. Harga Produk

Berdasarkan Tabel 4.31dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Harga

Produk terdapat nilai CE tertinggi pada Dompet Hush Puppies (7,4%) dan nilai

CE terendah pada Dompet Louis Vitton (6,73%).

6. Tampilan Fisik Dompet

Berdasarkan Tabel 4.31dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Tampilan

Fisik Dompet terdapat nilai CE tertinggi pada Dompet Hush Puppies (7,73%)

dan nilai CE terendah pada DompetVolcom (7,4%).

7. Banyaknya Ruang dalam Dompet

Berdasarkan Tabel 4.31dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Banyaknya

ruang dalam Dompet terdapat nilai CE tertinggi pada Dompet Hush Puppies

(7,6%) dan nilai CE terendah pada Dompet Louis Vitton (7,03%).

Universitas Sumatera Utara


4.3.7 Customer Experience Kategori T-Shirt

Hasil penelitian Customer Experience responden pada kategori T-Shirt dapat

dilihat pada Tabel 4.32berikut ini:

Tabel 4.32
Customer Experience Responden Kategori T-Shirt
Peter
Tauko
Customer Nevada Polo American Says
No Medan
Experience (CE) (%) (%) Jeans (%) Denim
(%)
(%)
1 Iklan/ Promosi 7,06 6,7 6,94 6 5,64
2 Kualitas Produk 7,67 7,89 7,56 7,31 7,43
3 Harga Produk 7,13 7,02 7,28 7,46 7,14
Desain/ Gambar
4 7,67 7,65 7,17 7,08 6,93
pada T-shirt
Kelengkapan
5 7,62 7,51 7,33 6,85 7,14
Ukuran (size)
Tampilan Fisik
6 Outlet/Tata Letak 7,15 7,68 7,61 6,77 7,14
Ruang
Keberagaman/
7 7,12 7,56 7,89 6,38 7,07
Variasi Produk
Rata-Rata 7,35 7,43 7,40 6,84 6,93
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

1. Iklan/Promosi

Berdasarkan Tabel 4.32dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

iklan/promosi terdapat nilai CE tertinggi pada T-shirt Nevada (7,06%) dan

nilai CE terendah pada T-Shirt Peter Says Denim (5,64%).

2. Kualitas Produk

Berdasarkan Tabel 4.32 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Kualitas

Produk terdapat nilai CE tertinggi pada T-Shirt Polo (7,89%) dan nilai CE

terendah pada T-Shirt Tauko Medan (7,31%).

Universitas Sumatera Utara


3. Harga Produk

Berdasarkan Tabel 4.32 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) harga

produk terdapat nilai CE tertinggi pada T-Shirt Tauko Medan (7,46%) dan nilai

CE terendah pada T-Shirt Polo (7,02%).

4. Desain/Gambar pada T-Shirt

Berdasarkan Tabel 4.32 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Desain/Gambar pada T-Shirt terdapat nilai CE tertinggi pada T-Shirt Nevada

(7,67%) dan nilai CE terendah pada T-Shirt Peter Says Denim (6,93%).

5. Kelengkapan Ukuran (Size)

Berdasarkan Tabel 4.32 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Kelengkapan Ukuran (Size) terdapat nilai CE tertinggi pada T-Shirt Polo

(7,51%) dan nilai CE terendah pada T-Shirt Tauko Medan (6,85%).

6. Tampilan Fisik Outlet/Tata Letak Ruang

Berdasarkan Tabel 4.32 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Tampilan

Fisik Outlet/Tata Letak Ruang terdapat nilai CE tertinggi pada T-ShirtPolo

(7,68%) dan nilai CE terendah pada T-Shirt Tauko Medan (6,77%).

7. Keberagaman/Variasi Produk

Berdasarkan Tabel 4.32 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Keberagaman/Variasi Produk terdapat nilai CE tertinggi pada T-Shirt

American Jeans (7,89%) dan nilai CE terendah pada T-Shirt Tauko Medan

(6,38%).

Universitas Sumatera Utara


4.3.8 Customer Experience Kategori Gadget

Hasil penelitian Customer Experience responden pada kategori

Gadgetdapat dilihat pada Tabel 4.33 berikut ini:

Tabel 4.33
Customer Experience Responden Kategori Gadget
Customer Apple Samsung Oppo Nokia Asus
No
Experience (CE) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Iklan/Promosi 6,88 8,27 7,43 7,27 7,17
Proses Pelayanan
7,65 7,82 7,5 7,82 7,22
2 Pembelian
Kelengkapan Fitur
7,88 8,15 7,79 7,36 7,28
3 Produk
4 Ukuran Gadget 7,98 7,99 7,29 7,64 7,5
Tampilan Fisik
8,07 8,06 7,43 7,45 7,5
5 Produk
6 Harga Produk 6,86 7,58 6,79 7,91 6,78
7 Kualitas Produk 8,37 8,46 7,64 7,82 7,61
Penanganan dalam
7,74 7,72 7,07 7,36 6,61
8 Service
Penanganan
7,65 7,57 6,71 7,27 6,56
9 Komplain/ Garansi
Rata-Rata 7,68 7,96 7,29 7,54 7,14
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

1. Iklan/Promosi

Berdasarkan Tabel 4.33 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

iklan/Promosi terdapat nilai CE tertinggi pada Gadget Samsung (8,27%) dan

nilai CE Gadget terendah pada Gadget Apple (6,88%).

2. Proses Pelayanan Pembelian

Berdasarkan Tabel 4.33dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Proses

Pelayanan Pembelian terdapat nilai CE tertinggi pada Gadget Samsung (7,82%)

dan Gadget Nokia (7,82%) dan nilai CE terendah pada Gadget Asus (7,22%).

Universitas Sumatera Utara


3. Kelengkapan Fitur Produk

Berdasarkan Tabel 4.33 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Kelengkapan Fitur produk terdapat nilai CE tertinggi pada Gadget Samsung

(8,15%) dan nilai CE terendah pada Gadget Asus (7,28%).

4. Ukuran Gadget

Berdasarkan Tabel 4.33 dapat dilihat pada titik sentuh (touch pointUkuran

Gadget terdapat nilai CE tertinggi pada Gadget Samsung (7,99%) dan nilai CE

terendah pada Gadget Oppo (7,29%).

5. Tampilan Fisik Produk

Berdasarkan Tabel 4.33 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) komposisi

Tampilan Fisik Produk terdapat nilai CE tertinggi pada Gadget Apple (8,07%)

dan nilai CE terendah pada Gadget Oppo (7,43%).

6. Harga Produk

Berdasarkan Tabel 4.33 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Harga

produk terdapat nilai CE tertinggi pada Gadget Nokia (7,91%) dan nilai CE

terendah pada Gadget Asus (6,78%).

7. Kualitas Produk

Berdasarkan Tabel 4.33 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Kualitas

produk terdapat nilai CE tertinggi pada gadget Samsung (8,46%) dan nilai CE

terendah pada Gadget Asus (7,61%).

Universitas Sumatera Utara


8. Penanganan dalam Service

Berdasarkan Tabel 4.33 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Penanganan dalam Service terdapat nilai CE tertinggi pada gadget Apple

(7,74%) dan nilai CE terendah pada Gadget Asus (6,61%).

9. Penanganan komplain/Garansi

Berdasarkan Tabel 4.33 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Penanganan Komplain/Garansi terdapat nilai CE tertinggi pada gadget Apple

(7,65%) dan nilai CE terendah pada Gadget Asus (6,56%).

4.3.9.Customer Experience Kategori Sepeda Motor

Hasil penelitian Customer Experience responden pada kategori Sepeda

Motor dapat dilihat pada Tabel 4.34 berikut ini:

Tabel 4.34
Customer Experience Responden Kategori Sepeda Motor
Customer Experience Honda Yamaha Honda Honda
No
(CE) Vario (%) Mio (%) Beat (%) Scoopy (%)
1 Iklan 7,57 7,33 7,71 7,11
2 Promo/Diskon 7,37 7,19 7,08 6,94
3 Kualitas Produk 8,1 7,95 8,03 7,94
4 Metode Pembayaran 7,87 7,71 7,79 7,67
5 Ketersediaan Sparepart 7,84 7,67 8,08 7,94
6 Tampilan Fisik Produk 7,94 7,71 8,15 7,89
7 Harga Produk 7,38 7,57 7,26 7,11
8 Garansi Produk 7,59 7,62 7,49 7,44
9 Irit Bahan Bakar 8,29 7,33 8 7,56
10 Penanganan Keluhan 7,57 7 7,03 7,33
Rata-Rata 7,75 7,51 7,66 7,49
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

1. Iklan

Berdasarkan Tabel 4.34 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) iklan

terdapat nilai CE tertinggi pada Sepeda Motor Honda Beat (7,71%) dan nilai

CE terendah pada Sepeda Motor Honda Scoopy (7,11%).

Universitas Sumatera Utara


2. Promo/Diskon

Berdasarkan Tabel 4.34dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Promo/Diskon terdapat nilai CE tertinggi pada Sepeda Motor Honda Vario

(7,37%) dan nilai CE terendah pada Sepeda Motor Honda Scoopy (6,94%).

3. Kualitas Produk

Berdasarkan Tabel 4.34dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Kualitas

Produk terdapat nilai CE tertinggi pada Sepeda Motor Honda Beat (8,03%) dan

nilai CE terendah pada Sepeda Motor Honda Scoopy (7,94%).

4. Metode Pembayaran

Berdasarkan Tabel 4.34 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Metode

Pembayaran terdapat nilai CE tertinggi pada Sepeda Motor Honda Vario

(7,87%) dan nilai CE terendah pada Sepeda Motor Honda Scoopy (7,67%).

5. Ketersediaan Sparepart

Berdasarkan Tabel 4.34 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Ketersediaan Sparepart terdapat nilai CE tertinggi pada Sepeda Motor Honda

Beat (8,08%) dan nilai CE terendah pada Yamaha Mio (7,67%).

6. Tampilan Fisik Produk

Berdasarkan Tabel 4.34 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Tampilan

Fisik Produk terdapat nilai CE tertinggi pada Sepeda Motor Honda

Beat(8,15%) dan nilai CE terendah padaYamaha Mio (7,71 %).

Universitas Sumatera Utara


7. Harga Produk

Berdasarkan Tabel 4.34 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Harga

Produk terdapat nilai CE tertinggi pada Sepeda Motor Yamaha Mio (7,57%)

dan nilai CE terendah pada Sepeda Motor Honda Scoopy (7,11%).

8. Garansi Produk

Berdasarkan Tabel 4.34 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Garansi

Produk terdapat nilai CE tertinggi pada Sepeda Motor Yamaha Mio (7,62%)

dan nilai CE terendah pada Sepeda Motor Honda Scoopy (7,44%).

9. Irit Bahan Bakar

Berdasarkan Tabel 4.34 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Irit Bahan

Bakar terdapat nilai CE tertinggi pada Sepeda Motor Honda Vario (8,29%) dan

nilai CE terendah pada Sepeda MotorYamaha Mio(67,33%).

10. Penanganan Keluhan

BerdasarkanTabel 4.34 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Penanganan

Keluhan terdapat nilai CEtertinggi pada Sepeda Motor Honda Vario (7,57%)

dan nilai CE terendah pada Sepeda Motor Yamaha Mio (7%).

4.3.10 Customer Experience Kategori Coffee Shop

Hasil penelitian Customer Experience responden pada kategori Coffee Shop

dapat dilihat pada Tabel 4.35 berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.35
Customer Experience Responden Kategori Coffee Shop
Bangi QQ
Coffee Ulle Coffee
N Customer Starbucks Kopi Kopi
Cangkir Kareng Box
o Experience (CE) (%) tiam tiam
(%) (%) (%)
(%) (%)
Kenyamanan
1 7,92 7,5 8 7,35 7,48 7,57
Desain Interior
Tampilan Fisik
2 Tempat/Tata 7,7 7,43 7,54 7,31 7,04 7,48
Ruang
Citra Rasa
3 Produk/ Variasi 7,57 7,93 7,77 7,42 7,2 7,43
Rasa
4 Harga Produk 6,88 7,64 6,77 7,35 7,4 7,14
Interaksi dengan
5 Konsumen/ 7,27 7,36 6,85 7,08 6,8 6,81
Pelayanan
Variasi Produk
6 7,65 8 7,85 7,38 7,4 7,57
yang Ditawarkan
Ketepatan Waktu
7 7,5 8,29 7,31 7,23 7,08 7,19
Order
Ketersediaan
8 7,28 7,57 6,31 7,5 7,36 7,48
Fasilitas (Wifi)
Proses
9 7,68 7,71 7,46 7,62 7,2 7,43
Pembayaran
Rata-Rata 7,49 7,71 7,32 7,36 7,22 7,34
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

1. Kenyamanan Desain Interior

Berdasarkan Tabel 4.35 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Kenyamanan Desain Interior terdapat nilai CE tertinggi pada QQ Kopitiam

(8%) dan nilai CE terendah pada Coffee Cangkir (7,35%).

2. Tampilan Fisik Tempat/Tata Ruang

Berdasarkan Tabel 4.35 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Tampilan

Fisik Tempat/Tata Ruang terdapat nilai CE tertinggi pada Starbucks (7,7%) dan

nilai CE terendah pada Ulee Kareng (7,04%).

3. Citra Rasa Produk/Variasi Rasa

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan Tabel 4.35 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Citra Rasa

Produk/Variasi Rasa terdapat nilai CE tertinggi pada Bangi Kopitiam (7,93%)

dan nilai CE terendah pada Ulee Kareng (7,2%).

4. Harga Produk

Berdasarkan Tabel 4.35dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Harga

Produk terdapat nilai CE tertinggi pada Bangi Kopitiam (7,64%) dan nilai CE

terendah pada QQ Kopitiam (6,77%).

5. Interaksi dengan Konsumen/Pelayanan

Berdasarkan Tabel 4.35 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Interaksi

dengan Konsumen/Pelayanan terdapat nilai CE tertinggi pada Bangi Kopitiam

(7,36%) dan nilai CE terendah pada Ulee Kareng(6,8%).

6. Variasi Produk yang ditawarkan

Berdasarkan Tabel 4.35 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Variasi

Produk yang ditawarkan terdapat nilai CE tertinggi pada Bangi Kopitiam (8%)

dan nilai CE terendah pada Coffee Cangkir (7,38%).

7. Ketepatan Waktu Order

Berdasarkan Tabel 4.35 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Ketepatan

Waktu Order terdapat nilai CE tertinggi pada Bangi Kopitiam (8,29%) dan nilai

CE terendah pada Ulee Kareng(7,08%).

8. Ketersediaan Fasilitas

Berdasarkan Tabel 4.35dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Ketersediaan Fasilitas terdapat nilai CE tertinggi pada Bangi Kopitiam (7,57%)

dan nilai CE terendah pada QQ Kopitiam (6,31%).

Universitas Sumatera Utara


9. Proses Pembayaran

Berdasarkan Tabel 4.35dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Proses

Pembayaran terdapat nilai CE tertinggi padaBangi Kopitiam (7,71%) dan nilai

CE terendah pada Ulee Kareng (7,2%).

4.3.11Customer Experience Kategori Toko Buku

Hasil penelitian Customer Experience responden pada kategori Toko

Buku dapat dilihat pada Tabel 4.36 berikut ini:

Tabel 4.36
Customer Experience Responden Kategori Toko Buku
Books &
N Gramedia Karisma Salemba
Customer Experience (CE) Beyond
o (%) (%) (%)
(%)
1 Kenyamanan Tempat 7,94 7 8 7
2 Tampilan Fisik/Tata Ruang 7,69 7,18 7,7 7,08
3 Kelengkapan Produk 7,83 7,09 6,8 7,17
4 Proses Pembayaran 7,61 7,64 7,7 7,58
5 Promo/Diskon 7,1 7,27 6,8 7
Interaksi dengan
6 Konsumen/Pelayanan 6,9 7,27 6,7 6,83
7 Penanganan Keluhan 7,06 7,27 7,1 6,92
8 Sistem Pencarian DataBase 7,89 7,18 6,8 7,25
Rata-Rata 7,50 7,24 7,20 7,10
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

1. Kenyamanan Tempat

Berdasarkan Tabel 4.36 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Kenyamanan Tempat terdapat nilai CE tertinggi pada Toko Buku Books

&Beyond (8%) dan nilai CE terendah pada Toko Buku Karisma (7%) daan

Toko Buku Salemba (7%).

Universitas Sumatera Utara


2. Tampilan Fisik/Tata Ruang

Berdasarkan Tabel 4.36dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Tampilan

Fisik/Tata Ruang terdapat nilai CE tertinggi pada Toko Buku Books & Beyond

(7,7%) dan nilai CE terendah pada Toko Buku Salemba(7,08%).

3. Kelengkapan Produk

Berdasarkan Tabel 4.36 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Kelengkapan produk terdapat nilai CE tertinggi pada Toko Buku Gramedia

(7,83%) dan nilai CE terendah pada Toko Buku Books & Beyond (6,8%).

4. Proses Pembayaran

Berdasarkan Tabel 4.36 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Proses

Pembayaran terdapat nilai CE tertinggi pada Toko Buku Books & Beyond

(7,7%) dan nilai CE terendah pada Toko Buku Salemba (7,58%).

5. Promo/Diskon

Berdasarkan Tabel 4.36 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Promo/Diskon yang ditawarkan terdapat nilai CE tertinggi pada Toko Buku

Karisma (7,27%) dan nilai CE terendah pada Toko Buku Books & Beyond

(6,8%).

6. Interaksi dengan Konsumen/Pelayanan

Berdasarkan Tabel 4.36dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Interaksi

dengan Konsumen/Pelayanan terdapat nilai CE tertinggi pada Toko Buku

Karisma (7,27%) dan nilai CE terendah pada Toko Buku Books & Beyond

(6,7%).

Universitas Sumatera Utara


7. Penanganan Keluhan

Berdasarkan Tabel 4.36 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Penanganan Keluhan terdapat nilai CE tertinggi pada Toko Buku Karisma

(7,27%) dan nilai CE terendah pada Toko Buku Salemba (6,92%).

8. Sistem Pencarian Data Base

Berdasarkan Tabel 4.36 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Sistem

Pencarian Data Base terdapat nilai CE tertinggi pada Toko Buku Gramedia

(7,89%) dan nilai CE terendah pada Toko Buku Books & Beyond (6,8%).

4.3.12Customer Experience Kategori Tempat Makan

Hasil penelitian Customer Experience responden pada kategori Tempat

Makan dapat dilihat pada Tabel 4.37 berikut ini:

Tabel 4.37
Customer Experience Responden Kategori Tempat Makan
N Customer Nelayan Uncle K Lembur Es Teller Fountain
o Experience (CE) (%) (%) Kuring 77 (%) (%)
(%)
1 Kenyamanan Tempat 7,96 7,81 7,85 6,9 7,23
2 Tampilan Fisik 7,78 7,52 7,85 7,1 7,32
Tempat/Tata Ruang
3 Citra Rasa Produk/ 7,96 7,62 8,19 7,05 7,41
Variasi Rasa
4 Harga Produk 6,94 7,33 7,52 7,14 6,64
5 Interaksi dengan 7,66 7,43 7,48 6,76 7,14
Konsumen/ Pelayanan
6 Variasi Produk yang 7,65 7,43 7,78 7,38 7,32
ditawarkan
7 Ketepatan Waktu 7,53 7,24 7,3 7 6,55
Orderan
8 Ketersediaan Fasilitas 7,1 6,81 7,41 6,76 6,27
9 Metode Pembayaran 7,49 7,38 7,48 7,14 6,95
Rata-Rata 7,56 7,40 7,65 7,03 6,98
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Universitas Sumatera Utara


1. Kenyamanan Tempat

Berdasarkan Tabel 4.37 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Kenyamanan Tempat terdapat nilai CE tertinggi pada Nelayan (7,96%) dan

nilai CE terendah pada Es Teller 77(6,9%).

2. Tampilan Fisik Tempat/Tata Ruang

Berdasarkan Tabel 4.37 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Tampilan

Fisik Tempat/Tata Ruang terdapat nilai CE tertinggi pada Lembur Kuring

(7,85%) dan nilai CE terendah pada Es Teller 77 (7,1%).

3. Citra Rasa Produk/Variasi Rasa

Berdasarkan Tabel 4.37 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Citra Rasa

Produk/Variasi Rasa terdapat nilai CE tertinggi pada Lembur Kuring (8,19%)

dan nilai CE terendah pada Es Teller 77 (7,05%).

4. Harga Produk

Berdasarkan Tabel 4.37 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Harga

produk terdapat nilai CE tertinggi pada Lembur Kuring (7,52%) dan nilai CE

terendah pada Fountain (6,64%).

5. Interaksi dengan Konsumen/Pelayanan

Berdasarkan Tabel 4.37 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Interaksi

dengan Konsumen/Pelayanan terdapat nilai CE tertinggi pada Nelayan (7,66%)

dan nilai CE terendah pada Es Teller 77 (6,76%).

Universitas Sumatera Utara


6. Variasi Produk yang ditawarkan

Berdasarkan Tabel 4.37 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Variasi

Produk yang ditawarkan terdapat nilai CE tertinggi pada Lembur Kuring

(7,78%) dan nilai CE terendah pada Fountain (7,32%).

7. Ketepatan Waktu Orderan

Berdasarkan Tabel 4.37 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Ketepatan

Waktu Orderanterdapat nilai CE tertinggi pada Nelayan (7,53%) dan nilai CE

terendah pada Fountain (6,55%).

8. Ketersediaan Fasilitas

Berdasarkan Tabel 4.37 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Ketersediaan Fasilitasterdapat nilai CE tertinggi pada Lembur Kuring (7,41%)

dan nilai CE terendah pada Fountain (6,27%).

9. Metode Pembayaran

Berdasarkan Tabel 4.37 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Metode

Pembayaran terdapat nilai CE tertinggi pada Nelayan (7,49%) dan nilai CE

terendah pada Fountain (6,95%).

4.3.13 Customer Experience Kategori Passterie & Backery Shop

Hasil penelitian Customer Experience responden pada kategori Passterie &

Backery Shop dapat dilihat pada Tabel 4.38 berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.38
Customer Experience Responden Kategori Passterie & Bakery Shop
Customer Experience OO Howey Harvest Sam's La Maison
No
(CE) (%) (%) (%) (%) (%)
Kenyamanan Desain
1 Interior 7,41 7,5 8,02 7,7 7,21
Tampilan Fisik
2 Tempat/Tata Ruang 7,3 7,5 8,04 7,85 7,42
Cita rasa produk/Variasi
3 Rasa 7,37 8 7,96 7,78 7,53
4 Harga Produk 6,3 6,89 7 6,85 6,95
Interaksi dengan
5 Konsumen/ Pelayanan 6,74 6,89 7,46 7,56 7,16
Variasi Produk yang
6 ditawarkan 7,07 7,61 7,67 7,3 7,21
Ketepatan Waktu
7 Orderan 7,52 7,44 7,69 7,63 7,32
8 Ketersediaan Fasilitas 7,22 7,11 7,58 7,41 6,95
9 Proses Pembayaran 7,37 7,83 7,54 7,33 7,53
Rata-Rata 7,14 7,42 7,66 7,49 7,25
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

1. Kenyamanan Desain Interior

Berdasarkan Tabel 4.38 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Kenyamanan Desain Interior terdapat nilai CE tertinggi pada Harvest (8,02%)

dan nilai CE terendah pada La Maison (7,21%).

2. Tampilan Fisik Tempat/Tata Ruang

Berdasarkan Tabel 4.38 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) tampilan

fisik tempat/tata ruang terdapat nilai CE tertinggi pada Harvest (8,04%) dan

nilai CE terendah pada OO Passterie(7,3%).

3. Cita rasa Produk/Variasi Rasa

Berdasarkan Tabel 4.38 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Cita rasa

Produk/Variasi Rasa terdapat nilai CE tertinggi pada Howey (8%) dan nilai CE

terendah pada OO Passterie (7,37%).

Universitas Sumatera Utara


4. Harga Produk

Berdasarkan Tabel 4.38 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) harga

produk terdapat nilai CE tertinggi pada Harvest (7%) dan nilai CE terendah

pada OO Passterie (6,3%).

5. Interaksi dengan Konsumen/Pelayanan

Berdasarkan Tabel 4.38 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Interaksi

dengan Konsumen/Pelayanan terdapat nilai CE tertinggi pada Sam’s (7,56%)

dan nilai CE terendah pada OO Passterie (6,74%).

6. Variasi Produk yang ditawarkan

Berdasarkan Tabel 4.38 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) interaksi

dengan kasir terdapat nilai CE tertinggi pada Harvest (7,67%) dan nilai CE

terendah pada OO Passterie (7,07%).

7. Ketepatan Waktu Order

Berdasarkan Tabel 4.38 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Ketepatan

Waktu Order terdapat nilai CE tertinggi pada Harvest (7,69%) dan nilai CE

terendah pada La Maison (7,32%).

8. Ketersediaan Fasilitas

Berdasarkan Tabel 4.38 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Ketersediaan Fasilitas terdapat nilai CE tertinggi pada Harvest (7,59%) dan

nilai CE terendah pada La Maison (6,95%).

Universitas Sumatera Utara


9. Proses Pembayaran

Berdasarkan Tabel 4.38 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Proses

Pembayaran terdapat nilai CE tertinggi pada Howey (7,83%) dan nilai CE

terendah pada Sam’s (7,33%).

4.3.14 Customer Experience Kategori Toko Kue Lokal Medan

Hasil penelitian Customer Experience responden pada kategori Toko Kue

Lokal Medandapat dilihat pada Tabel 4.39 berikut ini :

Tabel 4.39
Customer Experience Responden Kategori Toko Kue Lokal Medan
Customer Meranti Gogo Zulaikha Clover Amanda
No
Experience (CE) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Kualitas Produk 8,05 8,4 8,21 8,25 8,04
Tampilan Fisik
7,03 7,2 6,79 7,21 7,22
2 Outlet/tata ruang
Citra Rasa Produk/
7,95 8,15 8,16 7,82 7,93
3 Variasi Produk
4 Harga Produk 7,55 8 7,84 7 7,85
Ketepatan Waktu
7,48 7,95 7,95 7,54 7,93
5 Orderan
6 Antrian Kasir 6,81 7,35 7,11 7,18 7,44
7 Proses Pembayaran 7,14 7,75 7,68 7,64 7,78
Rata-Rata 7,43 7,83 7,68 7,52 7,74
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

1. Kualitas Produk

Berdasarkan Tabel 4.39 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Kualitas

Produk terdapat nilai CE tertinggi pada Gogo (8,4%) dan nilai CE terendah

pada Amanda (8,04%).

2. Tampilan Fisik Outlet/Tata Ruang

Berdasarkan Tabel 4.39 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Tampilan

Fisik Outlet/Tata Ruang terdapat nilai CE tertinggi pada Amanda (7,22%) dan

nilai CE terendah pada Zulaikha (6,79%).

Universitas Sumatera Utara


3. Cita Rasa Produk/Variasi Rasa

Berdasarkan Tabel 4.39 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Cita Rasa

Produk/Variasi Rasaterdapat nilai CE tertinggi pada Zulaikha (8,16%) dan nilai

CE terendah pada Clover (7,82%).

4. Harga Produk

Berdasarkan Tabel 4.39 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Harga

Produk terdapat nilai CE tertinggi pada Gogo (8%) dan nilai CE terendah pada

Clover (7%).

5. Ketepatan Waktu Orderan

Berdasarkan Tabel 4.39 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Ketepatan

waktu orderan terdapat nilai CE tertinggi pada Gogo (7,95%) dan Zulaikha

(7,95%) dan nilai CE terendah pada Meranti (7,48%).

6. Antrian Kasir

Berdasarkan Tabel 4.39 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) antrian

kasir terdapat nilai CE tertinggi pada Brownies Amanda (7,44%) dan nilai CE

terendah pada Meranti (6,81%).

7. Proses Pembayaran

Berdasarkan Tabel 4.39 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) akreditasi

terdapat nilai CE tertinggi pada Brownies Amanda (7,78%) dan nilai CE

terendah pada Meranti (7,14%).

4.3.15 Customer Experience Kategori Wahana Rekreasi

Hasil penelitian Customer Experience responden pada kategori Wahana

Rekreasidapat dilihat pada Tabel 4.40 berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.40
Customer Experience Responden Kategori Wahana Rekreasi
Wonders Funland Hairos
Customer Experience Hill Park
No Water Mickey Waterpark
(CE) (%)
World (%) Holiday (%) (%)
Kenyamanan dan
1 7,71 7,84 7,44 7,72
Keamanan Tempat
2 Tampilan Fisik Wahana 7,67 7,61 7,59 7,56
3 Harga Tiket 6,71 6,79 7,44 7,12
4 Kelengkapan Wahana 7,25 7,85 7,37 7,2
Interaksi dengan
5 7,5 7,54 7,07 7,08
Pengunjung
6 Kebersihan Wahana 7,92 7,28 7,56 7,48
7 Ketersediaan Fasilitas 7,75 7,3 7,41 7,72
8 Antrian Kasir 6,75 6,55 6,59 7,24
9 Penanganan Keluhan 7,13 6,9 7,04 7,28
Rata-Rata 7,38 7,30 7,28 7,38
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

1. Kenyamanan dan Keamanan Tempat

Berdasarkan Tabel 4.40 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Kenyamanan dan Keamanan Tempat terdapat nilai CE tertinggi pada Funland

Mickey Holiday (7,84%) dan nilai CE terendah pada Hairos WaterPark

(7,44%).

2. Tampilan Fisik Wahana

Berdasarkan Tabel 4.40 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Tampilan

Fisik Wahana terdapat nilai CE tertinggi pada Wonders WaterWorld (7,67%)

dan nilai CE terendah pada Hill Park (7,56%).

3. Harga Tiket

Berdasarkan Tabel 4.40 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Harga tiket

terdapat nilai CE tertinggi pada Hairos WaterPark (7,44%) dan nilai CE

terendah pada Wonders WaterWorld (6,71%).

Universitas Sumatera Utara


4. Kelengkapan Wahana

Berdasarkan Tabel 4.40 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Kelengkapan wahana terdapat nilai CE tertinggi pada Funland Mickey Holiday

(7,85%) dan nilai CE terendah pada Hill Park (7,2%).

5. Interaksi dengan pengunjung

Berdasarkan Tabel 4.40 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Interaksi

dengan pengunjung terdapat nilai CE tertinggi pada Funland Mickey Holiday

(7,54%) dan nilai CE terendah pada Hairos Waterpark (7,07 %).

6. Kebersihan Wahana

Berdasarkan Tabel 4.39 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Kebersihan

wahana terdapat nilai CE tertinggi pada Wonders WaterWorld (7,92%) dan

nilai CE terendah pada Funland Mickey Holiday (7,28%).

7. Ketersediaan Fasilitas

Berdasarkan Tabel 4.40 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Ketersediaan Fasilitasterdapat nilai CE tertinggi pada Wonders WaterWorld

(7,75%) dan nilai CE terendah pada Funland Mickey Holiday (7,3%).

8. Antrian Kasir

Berdasarkan Tabel 4.40 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Antrian

Kasir terdapat nilai CE tertinggi pada Hill Park (7,24%) dan nilai CE terendah

pada Funland Mickey Holiday (6,55%).

Universitas Sumatera Utara


9. Penanganan Keluhan

Berdasarkan Tabel 4.40 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Penanganan Keluhan terdapat nilai CE tertinggi pada Hill Park (7,28%) dan

nilai CE terendah pada Funland Mickey Holiday (6,9%).

4.3.16 Customer Experience Kategori Bioskop

Hasil penelitian Customer Experience responden pada kategori Bioskop

dapat dilihat pada Tabel 4.41 berikut ini :

Tabel 4.41
Customer Experience Responden Kategori Bioskop
Cinema 21 Cinema Cinema
No Customer Experience (CE)
(%) XXI (%) XX (%)
1 Iklan/Promosi/Diskon 7,1 7,22 7,08
2 Kebersihan Tempat 7,63 7,98 8,38
Kenyamanan dan Keamanan
3 Tempat 7,72 8,07 8,25
4 Harga Tiket 7,31 7,47 7,38
Desain Interior/Tata Ruang
5 Tempat 7,66 7,98 8,17
6 Interaksi dengan Pengunjung 7,11 6,98 7,08
7 Antrian Kasir 6,85 6,95 7,13
8 Ketersediaan Fasilitas 7,25 7,1 7,38
9 Penanganan Keluhan 7,21 6,81 6,96
Rata-Rata 7,32 7,40 7,53
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

1. Iklan/Promosi/Diskon

Berdasarkan Tabel 4.41 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Iklan/Promosi/Diskon terdapat nilai CE tertinggi pada Bioskop Cinema XXI

(7,22%) dan nilai CE terendah pada Bioskop Cinema XX (7,08%).

Universitas Sumatera Utara


2. Kebersihan Tempat

Berdasarkan Tabel 4.41 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Kebersihan

tempat terdapat nilai CE tertinggi pada Bioskop Cinema XX (8,38%) dan nilai

CE terendah pada BioskopCinema 21 (7,63%).

3. Kenyamanan dan Keamanan tempat

Berdasarkan Tabel 4.41 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Kenyamanan dan Keamanan tempat terdapat nilai CE tertinggi pada Bioskop

Cinema XX (8,25%) dan nilai CE terendah pada Bioskop Cinema 21 (7,72%).

4. Harga Tiket

Berdasarkan Tabel 4.41 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Harga tiket

terdapat nilai CE tertinggi pada Bioskop Cinema XXI (7,47%) dan nilai CE

terendah pada Bioskop Cinema 21 (7,31%).

5. Desain Interior/Tata ruang tempat

Berdasarkan Tabel 4.41 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Desain

Interior/Tata ruang tempat terdapat nilai CE tertinggi pada Bioskop Cinema

XX (8,17%) dan nilai CE terendah pada Bioskop Cinema 21 (7,66%).

6. Interaksi dengan pengunjung

Berdasarkan Tabel 4.41 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Interaksi

dengan pengunjung terdapat nilai CE tertinggi pada Bioskop Cinema 21

(7,11%) dan nilai CE terendah pada Bioskop Cinema XXI (6,98%).

Universitas Sumatera Utara


7. Antrian Kasir

Berdasarkan Tabel 4.41 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Antrian

Kasir terdapat nilai CE tertinggi pada Bioskop Cinema XX (7,13%) dan nilai

CE terendah pada Bioskop Cinema 21 (6,85%).

8. Ketersediaan Fasilitas

Berdasarkan Tabel 4.41 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Ketersediaan Fasilitas terdapat nilai CE tertinggi pada Bioskop Cinema XX

(7,38%) dan nilai CE terendah pada Bioskop Cinema XXI (7,1%).

9. Penanganan Keluhan

Berdasarkan Tabel 4.41 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Penanganan Keluhan terdapat nilai CE tertinggi pada Bioskop Cinema 21

(7,21%) dan nilai CE terendah pada Bioskop Cinema XXI (6,81%).

4.3.17 Customer Experience Kategori Jeans

Hasil penelitian Customer Experience responden pada kategori Jeansdapat

dilihat pada Tabel 4.42 berikut ini:

Tabel 4.42
Customer Experience Responden Kategori Jeans
Levi's Logo Lois Lea Cardinal
No Customer Experience (CE)
(%) (%) (%) (%) (%)
1 Promo/Diskon 6,52 6,97 6,91 7,5 6,78
2 Kualitas Produk 8,1 7,85 8,32 8,14 7,56
3 Harga Produk 6,89 6,65 7,45 7 6,78
4 Bahan dan Warna Produk 7,81 7,65 8,14 7,43 7,78
5 Desain Jeans 7,85 7,62 8,32 7,71 7,5
6 Kelengkapan Ukuran (size) 7,44 7,76 8,05 7,71 7,28
Tampilan Fisik Outlet/Tata
7 Ruang 7,56 7,74 8 7,79 7,06
8 Keberagaman/Variasi Produk 7,69 7,74 7,77 7,43 7,22
Rata-Rata 7,48 7,50 7,87 7,59 7,25
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Universitas Sumatera Utara


1. Promo/Diskon

Berdasarkan Tabel 4.42 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Promo/Diskon terdapat nilai CE tertinggi pada Lea Jeans (7,5%) dan nilai CE

terendah pada Levi’s Jeans (6,52%).

2. Kualitas Produk

Berdasarkan Tabel 4.42 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Kualitas

Produk terdapat nilai CE tertinggi pada Lois Jeans (8,32%) dan nilai CE

terendah pada Cardinal Jeans (7,56%).

3. Harga Produk

Berdasarkan Tabel 4.42 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Harga

produk terdapat nilai CE tertinggi pada Lois Jeans (7,45%) dan nilai CE

terendah pada Logo Jeans (6,65%).

4. Bahan dan Warna Produk

Berdasarkan Tabel 4.42 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Bahan dan

Warna Produk terdapat nilai CE tertinggi pada Lois Jeans (8,14%) dan nilai CE

terendah pada Lea Jeans (7,43%).

5. Desain Jeans

Berdasarkan Tabel 4.42 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Desain

Jeans terdapat nilai CE tertinggi pada Lois Jeans (8,32%) dan nilai CE terendah

pada Cardinal (7,5 %).

Universitas Sumatera Utara


6. Kelengkapan Ukuran (Size)

Berdasarkan Tabel 4.42dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Kelengkapan Ukuran (Size) terdapat nilai CE tertinggi pada Lois Jeans

(8,05%) dan nilai CE terendah pada Cardinal (7,28%).

7. Tampilan Fisik Outlet/Tata Letak Ruang

Berdasarkan Tabel 4.42 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Tampilan

Fisik Outlet/Tata Letak Ruang terdapat nilai CE tertinggi padaLois Jeans

(78%) dan nilai CE terendah pada Cardinal Jeans (7,06%).

8. Keberagaman/Variasi Produk

Berdasarkan Tabel 4.42 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Keberagaman/Variasi Produk terdapat nilai CE tertinggi pada Lois Jeans

(7,77%) dan nilai CE terendah pada Cardinal Jeans (7,22%).

4.3.18 Customer Experience Kategori Asuransi

Hasil penelitian Customer Experience responden pada kategori Asuransi

dapat dilihat pada Tabel 4.43 berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.43
Customer Experience Responden Kategori Asuransi
Bumi Jiwa
N Customer Prudential Manulife AIA AXA
putera sraya
o Experience (CE) (%) (%) (%) (%)
(%) (%)
Kenyamanan Desain
1 7,86
Interior 7,34 7,89 7,79 7,61 7,29
Tampilan Fisik
2 7,86
Tempat/ Tata Ruang 7,19 7 7,47 7,57 7
3 Harga Produk 7,12 6,89 7,68 7,39 6,71 7,86
Interaksi Dengan
4 Konsumen/ 8
Pelayanan 7,34 7,61 7,63 7,64 6,14
Manfaat Produk
5 8,14
yang ditawarkan 7,71 7,61 7,74 8,25 7,29
Ketersediaan
6 7,86
Fasilitas 7,6 7,33 7,58 7,82 6,43
7 Metode Pembayaran 7,62 6,89 7,68 7,75 6,29 8
Rata-Rata 7,42 7,32 7,65 7,72 6,74 7,94
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

1. Kenyamanan Desain Interior

Berdasarkan Tabel 4.43 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Kenyamanan Desain Interior terdapat nilai CE tertinggi pada Asuransi Manulife

(7,89%) dan nilai CE terendah pada Bumiputera (7,29%).

2. Tampilan Fisik Tempat/Tata ruang

Berdasarkan Tabel 4.43 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Tampilan

Fisik Tempat/Tata ruang terdapat nilai CE tertinggi pada Asuransi Jiwasraya

(7,86%) dan nilai CE terendah pada Asuransi Manulife (7%) dan Asuransi

Bumiputera (7%).

3. Harga Produk

Berdasarkan Tabel 4.43 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Harga

produk terdapat nilai CE tertinggi pada Jiwasraya (7,86%) dan nilai CE terendah

pada Bumiputera (6,71%).

Universitas Sumatera Utara


4. Interaksi dengan konsumen/Pelayanan

Berdasarkan Tabel 4.43 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Interaksi

dengan konsumen/Pelayanan terdapat nilai CE tertinggi pada Asuransi Jiwasraya

(8%) dan nilai CE terendah pada Bumiputera (6,14%).

5. Manfaat produk yang ditawarkan

Berdasarkan Tabel 4.43 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Manfaat

produk yang ditawarkan terdapat nilai CE tertinggi pada Asuransi AXA (8,25%)

dan nilai CE terendah pada Bumiputera (7,29%).

6. Ketersediaan Fasilitas

Berdasarkan Tabel 4.43 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Ketersediaan Fasilitas terdapat nilai CE tertinggi pada AsuransiJiwasraya

(7,86%) dan nilai CE terendah pada Bumiputera (6,43 %).

7. Metode Pembayaran

Berdasarkan Tabel 4.43 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Metode

Pembayaran terdapat nilai CE tertinggi pada Asuransi Jiwasraya(8%) dan nilai

CE terendah pada Bumiputera (6,29%).

4.3.19 Customer Experience Kategori Travel Portal

Hasil penelitian Customer Experience responden pada kategori Travel

Portal dapat dilihat pada Tabel 4.44 berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.44
Customer Experience Responden Kategori Travel Portal
Pegi pegi Traveloka Nusatrip
No Customer Experience (CE)
(%) (%) (%)
1 Kemudahan Booking Tiket 7,5 7,99 8
2 Kemudahan dalam Pembayaran 7,65 7,79 8
3 Iklan/Promosi 7,5 7,8 6,83
4 Harga 7,23 7,35 6,5
5 Diskon/Potongan Harga 7,42 7,26 6,5
6 Fasilitas Penawaran 7,5 7,4 7,17
7 Keamanan dalam Transaksi/Pembelian 7,88 7,98 7,17
Kemudahaan Mengakses
8 Website/Aplikasi 7,42 8,07 7,83
9 Penanganan Keluhan 7,23 7,36 7,67
10 Tampilan Fisik Website/Aplikasi 7,5 8,03 8
Rata-Rata 7,48 7,70 7,37
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

1. Kemudahan Booking Tiket

Berdasarkan Tabel 4.44 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Kemudahan Booking Tiket terdapat nilai CE tertinggi pada Nusatrip (8%)

dan nilai CE terendah pada Pegipegi (7,5%).

2. Kemudahan dalam Pembayaran

Berdasarkan Tabel 4.44 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Kemudahan dalam Pembayaran terdapat nilai CE tertinggi pada Nusatrip

(8%) dan nilai CE terendah pada Pegipegi (7,65%).

3. Iklan/Promosi

Berdasarkan Tabel 4.44 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Iklan/Promosi terdapat nilai CE tertinggi pada Traveloka (7,8%) dan nilai

CE terendah pada Nusatrip (6,83%).

Universitas Sumatera Utara


4. Harga

Berdasarkan Tabel 4.44 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Harga

terdapat nilai CE tertinggi pada Traveloka (7,35%) dan nilai CE terendah

pada Nusatrip (6,5%).

5. Diskon/Potongan Harga

Berdasarkan Tabel 4.44 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Diskon/Potongan Harga terdapat nilai CE tertinggi pada Pegipegi (7,42%)

dan nilai CE terendah pada Nusatrip (6,5%).

6. Fasilitas Penawaran

Berdasarkan Tabel 4.44dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Fasilitas Penawaran terdapat nilai CE tertinggi pada Pegipegi (7,5%) dan

nilai CE terendah pada Nusatrip (7,17%).

7. Keamanan dalam transaksi/Pembelian

Berdasarkan Tabel 4.44 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Keamanan dalam transaksi/Pembelian terdapat nilai CE tertinggi pada

Traveloka (7,98%) dan nilai CE terendah padaNusatrip (7,17%).

8. Kemudahan mengakses Website

Berdasarkan Tabel 4.44 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Kemudahan mengakses Website terdapat nilai CE tertinggi pada

Traveloka (8,07%) dan nilai CE terendah pada Pegipegi (7,42%).

Universitas Sumatera Utara


9. Penanganan Keluhan

Berdasarkan Tabel 4.44 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Penanganan Keluhan terdapat nilai CE tertinggi pada Nusatrip (7,67%)

dan nilai CE terendah padaPegipegi (7,23%).

10. Tampilan Fisik Website

Berdasarkan Tabel 4.44 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Tampilan Fisik Website terdapat nilai CE tertinggi padaTraveloka(8,03%)

dan nilai CE terendah pada Pegipegi (7,5%).

4.3.20 Customer Experience Kategori Penerbangan

Hasil penelitian Customer Experience responden pada kategori

Penerbangan dapat dilihat pada Tabel 4.45 berikut ini:

Tabel 4.45
Customer Experience Responden Kategori Penerbangan
Air Lion
Customer Experience Citilink Sriwijaya Batik
No Asia Air
(CE) (%) (%) Air (%)
(%) (%)
1 Iklan/Promosi 7,26 8 6,57 6,56 7,05
2 Call Center 7,02 7,02 6,86 7,06 7,48
Tampilan Fisik Ruang
3 Tunggu 7,69 7,18 7,18 7,72 7,95
Pelayanan dalam
4 Pesawat 7,86 7,16 7,07 7,17 8,1
5 Harga 7,12 7,84 7,36 7,44 7,67
Kemudahan Booking
6 Tiket 7,6 7,5 7 7,67 7,9
Proses Pendaftaran /
7 Cek In 7,76 7,5 6,64 7,33 7,9
Proses Pengambilan
8 Bagasi 7,76 7,48 6,64 7,06 8
9 Ketepatan waktu 7,98 7 5,61 7 7,67
Rata-Rata 7,56 7,41 6,77 7,22 7,75
Sumber: Hasil Penelitian, 2016 (Data Diolah)

Universitas Sumatera Utara


1. Iklan/Promosi

Berdasarkan Tabel 4.45 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Iklan/Promosi terdapat nilai CE tertinggi pada Air Asia (8%) dan nilai CE

terendah pada Sriwijaya(6,56%).

2. Call Center

Berdasarkan Tabel 4.45 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Call

Center terdapat nilai CE tertinggi pada Batik Air (7,48%) dan nilai CE

terendah pada LionAir (6,86%).

3. Tampilan Fisik Ruang tunggu

Berdasarkan Tabel 4.44 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Tampilan Fisik Ruang tunggu terdapat nilai CE tertinggi pada Batik Air

(7,95%) dan nilai CE terendah pada AirAsia (7,18%) dan LionAir

(7,18%).

4. Pelayanan dalam Pesawat

Berdasarkan Tabel 4.45 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Pelayanan dalam Pesawat terdapat nilai CE tertinggi pada Batik Air

(8,01%) dan nilai CE terendah pada LionAir (7,07%).

5. Harga

Berdasarkan Tabel 4.45 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Harga

terdapat nilai CE tertinggi pada Air Asia (7,84%) dan nilai CE terendah

pada Citilink(7,12%).

Universitas Sumatera Utara


6. Kemudahan Booking Tiket

Berdasarkan Tabel 4.45dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Kemudahan Booking Tiket terdapat nilai CE tertinggi pada Batik Air

(7,9%) dan nilai CE terendah pada Lion Air (7%).

7. Proses Pendaftaran/Cek in

Berdasarkan Tabel 4.45 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Proses

Pendaftaran/Cek in terdapat nilai CE tertinggi pada Batik Air (7,9%) dan

nilai CE terendah pada Lion Air (6,64%).

8. Proses Pengambilan Bagasi

Berdasarkan Tabel 4.45 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point) Proses

Pengambilan Bagasi terdapat nilai CE tertinggi pada Batik Air (8%) dan

nilai CE terendah pada Lion Air (6,64%).

9. Ketepatan Waktu

Berdasarkan Tabel 4.45 dapat dilihat pada titik sentuh (touch point)

Ketepatan Waktu terdapat nilai CE tertinggi pada Citilink (7,98%) dan

nilai CE terendah pada Lion Air (5,61%).

Universitas Sumatera Utara


4.4. Analisis Net Promoter Score (NPS) dan Customer Experience (CE)

Tabel 4.46
Nilai Net Promoter Score (NPS) dan Customer Experience (CE)
N Kategori Merek Nilai NPS Kategori NPS Nilai CE
o (%) (%)
The Executive 0 7,45
Polo 10 Excellent 7,21
1 Pakaian Cole -7 7,13
Mango 19 Leader/Excellent 7,66
H&M 4 Good 7,75
Alba 14 Excellent 7,43
Seiko 32 Excellent 7,83
Swiss Army 4 Good 7,54
2 Jam Tangan Guess 41 Excellent 7,20
Alexander 42 Leader/Excellent 7,77
Christie
Casio 18 Excellent 7,59
Converse 42 Leader/Excellent 7,57
Adidas 38 Excellent 7,71
3 Sepatu Kets Vans 15 Excellent 8,11
New Balance 13 Excellent 7,55
Nike 39 Excellent 7,60
Fladeo 7 Good 7,39
Yongki
15 Excellent 7,42
Komaladi
4 Sepatu
Buccheri 12 Excellent 7,37
Nevada -15 7,36
Bata 12 Excellent 7,57
Matahari 32 Leader/Excellent 7,37
Ramayana -17 7,31
Departement
5 Sogo -12 7,22
Store
Romp -8 7,06
Parkson 27 Excellent 7,55
Planet Ocean 13 Excellent 7,55
Louis Vitton 35 Leader/Excellent 7,47
6 Dompet Levi’s -9 7,47
Volcom 0 7,54
Hush Puppies 17 Excellent 7,68

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan tabel 4.46
No Kategori Merek Nilai NPS Kategori NPS Nilai CE
(%) (%)
Nevada 2 Good 7,35
Polo 17 Leader/Excellent 7,43
American Jeans 7 Good 7,40
7 T-Shirt
Tauko Medan -38 6,84
Peter Says
-25 6,93
Denim
Apple 61 Leader/Excellent 7,68
Samsung 47 Excellent 7,96
8 Gadget Oppo 27 Excellent 7,29
Nokia 13 Excellent 7,54
Asus -14 7,14
Honda Vario 54 Leader/Excellent 7,75
Sepeda Yamaha Mio 6 Good 7,51
9
Motor Honda Beat 49 Excellent 7,66
Honda Scoopy 21 Excellent 7,49
Starbucks 32 Leader/Excellent 7,49
Bangi Kopitiam 9 Good 7,71
10 Coffee Shop QQ Kopitiam 8 Good 7,32
Coffee Cangkir -14 7,36
Ulee Kareng -5 7,22
Coffee Box -5 7,34
Gramedia 29 Leader/Excellent 7,50
Karisma 12 Excellent 7,24
11 Toko Buku
Books &Beyond 0 7,20
Salemba -29 7,10
Nelayan 54 Leader/Excellent 7,56
Uncle K 18 Excellent 7,40
Tempat
12 Lembur Kuring 41 Excellent 7,65
Makan
Es Teller 77 -30 7,03
Fountain -12 6,98
OO -23 7,14
Passterie & Howey 35 Leader/Excellent 7,42
13 Backery Harvest 24 Excellent 7,66
Shop Sam’s 14 Excellent 7,49
La Maison 14 Excellent 7,25

Universitas Sumatera Utara


Lanjutan tabel 4.46

No Kategori Merek Nilai NPS Kategori NPS Nilai CE


(%) (%)
Meranti 34 Excellent 7,43
Gogo 25 Excellent 7,83
Toko Kue Zulaikha 44 Leader/Excellent 7,68
14
Lokal Clover 32 Excellent 7,52
Brownies
27 Excellent 7,74
Amanda
Wonders
10 Excellent 7,38
Waterpark
Wahana Funland Mickey 33 Leader/Excellent 7,30
15
Rekreasi Hairos
25 Excellent 7,28
Waterpark
Hill Park -28 7,38
Cinema 21 13 Excellent 7,32
16 Bioskop Cinema XXI 25 Leader/Excellent 7,40
Cinema XX 15 Excellent 7,53
Levi’s 36 Excellent 7,48
Logo 22 Excellent 7,50
17 Jeans Lois 48 Leader/Excellent 7,87
Lea 28 Excellent 7,59
Cardinal 13 Excellent 7,25
Prudential -8 7,42
Manulife -7 7,32
AIA 11 Leader/Excellent 7,65
18 Asuransi AXA -5 7,72
Bumiputera -18 6,74
Jiwasraya -15 7,94
Pegi-pegi5 -20 7,48
19 Travel Portal Traveloka 20 Leader/Excellent 7,70
Nusastrip 0 7,37
Citilink 17 Leader/Excellent 7,56
Air Asia 9 Good 7,41
20 Penerbangan Lion Air -41 6,77
Sriwijaya -29 7,22
Batik Air 11 Excellent 7,75
Sumber : Hasil Olahan Data, 2016

Universitas Sumatera Utara


Dalam Penenilitian ini terdapat 20 kategori yang terdiri dari 96 merek.

Dari 96 merek tersebut, merek yang memperoleh nilai NPS tertinggi adalah Apple

dari kategori Gadget sebesar 61%. Sehingga Apple mendapat predikat sebagai

NPS STAR yaitu merek dengan nilai NPS tertinggi dari semua kategori. Selain

NPS STAR, terdapat 20 merek dengan predikat NPS Leader, 58 merek yang

mendapat predikat NPS Excellent, dan 9 merek dengan predikat NPS Good.

Selain itu, terdapat 25 merek memperoleh Nilai NPS Negatif. Artinya bahwa 25

merek tersebut memiliki pelanggan sebagai Detractor yang lebih banyak daripada

konsumen sebagai Promoter.

Pelanggan Detractor adalah konsumen yang memiliki pengalaman buruk

atau kecewa sehingga menimbulkan rasa tidak puas terhadap suatu produk

(Reiccheld, 2011:11). Oleh karena itu, perusahaan harus bekerja keras untuk

memperbaiki dan meningkatkan lagi kualitas produk/Jasa perusahaan tersebut

agar pelanggan yang tadinya masuk dalam Kategori Detractor dan juga Passive

beralih menjadi pelanggan Promoter.

Pada nilai Customer Experience (CE) rata-rata merek memperoleh nilai

Positif yang tergolong baik. Salah satunya adalah Merek Vans yang merupakan

merek Multinasional dari Kategori Sepatu Kets memperoleh nilai Customer

Experience (CE) tertinggi dari semua merek yaitu sebesar 8,11%. Berdasarkan

hasil survei, penyebab merek Vans memperoleh nilai tertinggi terdapat pada titik

sentuh (Touch Point) yaitu Promo/Diskon, Harga Produk, Kualitas Produk,

Kenyamanan Pemakaian, Desain/model produk, Bahan Material Produk, dan

Kelengkapan Ukuran dan Warna. Menurut Shaw (2002:8) mengatakan bahwa

Universitas Sumatera Utara


konsumen dalam memutuskan pembelian bukan hanya sekedar mendapatkan

produk atau jasa yang diinginkan melainkan berdasarkan pengalaman mereka

serta pengalaman orang-orang sekitarnya terhadap suatu produk/jasa tersebut.

Gadget Apple yang merupakan merek Multinasional memperoleh nilai

NPS paling tinggi dari semua merek yang diteliti, tetapi dalam kategori Gagdet

yang memperoleh nilai CE paling tinggi dari merek di kategori Gadget adalah

Samsung yang merupakan merek Multinasional dengan nilai NPS sebesar 47%.

Apple memperoleh nilai CE sebesar 7,68% sementara Samsung sebesar 7,96%,

mempunyai selisih hanya 0,28%. Hal ini disebabkan pada titik sentuh (Touch

point) Samsung yang dirasakan oleh Pelanggan terdapat pada Iklan/Promosi,

Proses Pelayanan Pembelian, Kelengkapan Fitur Produk, Ukuran Gadget, dan

Kualitas Produk lebih unggul daripada Merek Apple. Sedangkan pada titik sentuh

Gadget Apple hanya unggul pada tampilan fisik produk, Penanganan dalam

Service dan Penanganan Komplain/Garansi saja.

Selain itu, bisa dilihat pada kategori Jeans merek Lois memperoleh nilai

NPS tertinggi dalam kategori tersebut sebesar 48% dan nilai rata-rata CE tertinggi

sebesar 7,87% dimana hampir semua titik sentuh (touch point) Lois memperoleh

titik sentuh tertinggi pada kategori Jeans ini tetapi tidak pada titik sentuh (touch

point) promosi/diskon. Begitu juga dengan kategori bioskop, Cinema XXI

memperoleh nilai NPS tertinggi sebesar 25% tetapi dalam rata-rata nilai CE

Cinema XXI tidak memperoleh nilai CE tertinggi. Hanya saja pada titik sentuh

(touch point) iklan/promosi/diskon, dan harga tiket Cinema XXI lebih unggul dari

Universitas Sumatera Utara


Cinema lainnya. Dan titik sentuh (touch point) tersebut yang membuat Cinema

XXI memperoleh Nilai NPS tertinggi.

Berdasarkan hasil penelitian, Kategori Departement Store dapat dilihat

perbandingan antara merek Nasional dengan merek Multinasional bahwa

Matahari yang merupakan merek Nasional memperoleh Net Promotor Score

(NPS) sebesar 32% sementara Parkson yang merupakan merek Multinasional

memperoleh 27%. Dan pada kategori Penerbangan, Citilink yang merupakan

merek Nasional memperoleh Net Promotor Score (NPS) sebesar 17% sementara

Air Asia yang merupakan merek Multinasional memperoleh Net Promotor Score

(NPS) sebesar 9%. Artinya, dalam kategori Departement Store dan Penerbangan

merek Nasional lebih unggul dari merek Multinasional di Kota Medan.

Sedangkan dalam Kategori Jeans, merek Lois yang merupakan merek

Multinasional memperoleh Net Promotor Score (NPS) sebesar 48% sementara

merek Lea yang merupakan merek Nasional memperoleh Net Promotor Score

(NPS) sebesar 28%. Artinya, dalam kategori Jeans Merek Multinasional lebih

unggul daripada merek Nasional.

Universitas Sumatera Utara


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka kesimpulan terhadap penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Terdapat 20 Kategori yang terdiri dari 96 merek.

Dari 96 merek tersebut terdapat merek yang tidak memiliki Nilai Net

Promotor Score (NPS) atau 0 terdapat 4 merek yaitu The Executive yang

terdapat dalam kategori Pakaian, Volcom dari kategori Dompet, Books &

Beyond dari kategori Toko Buku, dan Nusatrip dari Kategori Travel Portal.

Dan sebanyak 25 merek memiliki nilai Net Promotor Score (NPS) negatif.

2. Merek yang tergolong dalam Net Promotor Score (NPS) kategori STAR

adalah Apple pada kategori Gadget dengan nilai Net Promotor Score

(NPS) sebesar 61%. Selain itu, merek merek yang tergolong dalam

kategori leader ada 20 merek, dalam kategori Excellent ada 58 merek, dan

dalam kategori Good ada 9 merek.

3. Merek yang memperoleh nilai rata-rata Customer Experience (CE)

tertinggi dari semua merek yang diteliti adalah Vans dari kategori Sepatu

Kets sebesar 8,11% dan merek yang memperoleh nilai rata-rata Customer

Experience (CE) terendah adalah Bumiputera dari kategori Asuransi

sebesar 6,74%.

4. Dalam Kategori Jeans, merek Lois yang merupakan merek Multinasional

memperoleh Net Promotor Score (NPS) sebesar 48% sementara merek

Lea yang merupakan merek Nasional memperoleh Net Promotor Score

Universitas Sumatera Utara


(NPS) sebesar 28%. Artinya, dalam kategori Jeans Merek Multinasional

lebih unggul daripada merek Nasional. Sedangkan dalam Kategori

Departement Store dapat dilihat perbandingan antara merek Nasional

dengan merek Multinasional bahwa Matahari yang merupakan merek

Nasional memperoleh Net Promotor Score (NPS) sebesar 32% sementara

Parkson yang merupakan merek Multinasional memperoleh 27%. Dan

pada kategori Penerbangan, Citilink yang merupakan merek Nasional

memperoleh Net Promotor Score (NPS) sebesar 17% sementara Air Asia

yang merupakan merek Multinasional memperoleh Net Promotor Score

(NPS) sebesar 9%. Artinya, dalam kategori Departement Store dan

Penerbangan merek Nasional lebih unggul dari merek Multinasional di

Kota Medan.

5.2 Saran

1. Semua perusahaan yang mereknya memiliki nilai Net Promotor Score

(NPS) positif, haruslah terus berusaha untuk meningkatkan nilai pada

pelanggan Promoter dan mengurangi pelanggan Detractor apalagi dalam

kategori Climber yang memiliki ruang yang cukup besar dalam Konsumen

Kelas Menengah.

2. Merek yang memiliki Net Promotor Score (NPS) yang rendah, perusahaan

harus cepat mengatasi pelanggan Detractor ini dikarenakan jika

perusahaan membiarkan para pelanggan ini, dapat mempengaruhi kategori

pelanggan lainnya seperti Promoter dan Passive.

Universitas Sumatera Utara


3. Perusahaan merek tersebut juga harus memperhatikan titik sentuh (touch

point) yang akan dirasakan oleh pelanggan ketika menggunakan merek

mereka, agar semakin meningkatkan loyalitas pelanggan dan secara

bersamaan dengan itu pelanggan tersebut dapat menjadi media iklan untuk

pelanggan lainnya.

4. Peneliti selanjutnya lebih baik mengkombinasikan penelitian ini dengan

menggunakan Net Emotional Value (NEV).

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David, 2015. Aaker On Branding: 20 Principles That Drive Success, PT


Gramedia Utama, Jakarta

Johnson, Michael.D. dan Anders Gustafsson, 2000. Improving Customer


Statisfaction, Loyalty, and Profit: an Integrated measurement and
management system, Jossey-Bass, San Fransisco.

Kartajaya, Hermawan, 2007. Boosting Loyalty Marketing Performance, PT Mizan


Pustaka, Jakarta.

Kotler, P. dan Keller,K.L, 2009. Manajemen Pemasaran, Edisi 13 Jilid 1,


Penerbit PT Indeks, Jakarta.

Kosmedi, Indra, 2015. Pengukuran loyalitas Pelanggan pada Produk-produk Top


Brand Indonesia dengan Metode Net Promoter Score, Skripsi, Medan.

Meyer, Christoper dan Andre Schwager. 2007. Understanding Customer


Experience. Havard Business Review

Okonkwo, Uche, 2007. Luxury Fashion Branding: Trends, Tactics,Techniques,


Palgrave MacMillan, New York.

Reichheld, Fred, 2011. The Ultimate Question 2.0 (How Net Promoter Companies
Thrive in a Customer-Driven World), Harvard Bussiness Review Press,
Cambridge.

Shaw, Colin and John Ivens. 2002. Building Great Customer Experience. New
York: Macmillan Palgrave.

Situmorang, Syafrizal Helmi, 2012. Bisnis Konsep dan Kasus, USU Press, Medan.

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta,


Bandung.

------- 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta, Bandung.

Suyanto, M. 2007. Marketing Strategy Top Brand Indonesia, Penerbit Andi,


Jogjakarta.

Szwarc, Paul, 2005. Researching customer satisfaction and loyalty, British


Library Cataloguing-in-Publication Data, London..

Yuswohady dan Gani, Kemal E. 2015, 8 Wajah Kelas Menengah. Penerbit PT


Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Universitas Sumatera Utara


Website :

Anindito, Gelar Hasti, 2011. Analisis Pengaruh Relationship Dimension


Indeks (RDI) terhadap Net Promoter Score (NPS) untuk meningkatkan
loyalitas corporate customer PT Telkom.
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16768-presentation.pdf
(27 Oktober. 2016).
Court, David, dkk. The Consumer Decision journey.
http://www.mckinsey.com/business-functions/marketing-and-sales/our-
insights/the-consumer-decision-journey&prev=search.(6 Agustus. 2016).
Herianto, Nadia Amanda, 2015. Kepuasan Pelanggan Versus Loyalitas
Pelanggan. https://subiz.com/blog/kepuasan-pelanggan-versus-loyalitas-
pelanggan.html. (23 Juli. 2016).
Kusumawati, Ika P, 2013. Analisis Pengaruh CustomerExperience terhadap
minat beli ulang (Studi Kasus pada konsumen Restoran The House Of
Raminten Yogyakarta. (27 Oktober. 2016).
Top Brand Award, 2011. Top Brand Barometer Kekuatan Merek.
http://www.topbrand-award.com/article/top-brand-barometer-kekuatan-
merek.html. (23 Juli. 2016).
Reza, Eka W, 2016. Pengaruh Customer Experience terhadap Loyalitas
Pelanggan dengan kepuasan pelanggan sebagai variable intervening
(studi pada kosnumen Mie Rampok Tahanan Surabaya).
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jim/article/view/17075/21050 (27
November. 2016).
Majalah :
Djatmiko, Harmanto Edy. 2013. “Melacak Akar Loyalitas Pelanggan”, Majalah
SWA 26, XXIX, 9-18 Desember 2013: 31.

Sumardy, 2016. “Lima Cara meningkatkan NPS”, Majalah SWA 03, XXXII, 4-17
Februari 2016: 44.

Suwardy, Dede. 2016. “Survey NPS dan NEV 2016: Memangnya Gampang
Direkomendasikan Pelanggan?”, Majalah SWA 03, XXXII, 4-17 Februari
2016: 33.

Undang-undang :

Republik Indonesia, 2001. Undang-Undang No.15 Tentang Merek. Lembaran


Negara Republik Indonesia tahun 2000, Nomor 243. Sekretariat Negara,
Jakarta.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 1

Identitas Responden

Nama :

Usia : 25 – 30 Tahun 31- 35 Tahun 36 – 40 Tahun

Pendidikan : Diploma S1 S2

Lama Bekerja :

Penghasilan : Rp 2.000.000,- - Rp 3.500.000,- Rp 3.500.001,- - Rp 5.000.000,-

Lebih dari Rp 5.000.001,-

Petunjuk Kuesioner:

• Berilah skor dari 0 – 10 pada setiap produk dibawah ini yang sesuai dengan anda inginkan!

Pertanyaan :Seberapa besar kemungkinan Anda merekomendasikan produk - produk dibawah ini
kepada teman atau kolega Anda?

Universitas Sumatera Utara


1. Pakaian 2. Jam Tangan 3. Sepatu Kets

Produk Gambar Skor Produk Gambar Skor Produk Gambar Skor


The Alba Converse
Executive Seiko Adidas
Polo Swiss army Vans
Cole New
Guess
Balance
Mango Alexander
Christie Nike
H&M Casio
6.Dompet

4. Sepatu 5. Departement Store


Produk Gambar Skor

Planet Ocean
Produk Gambar Skor Produk Gambar Skor
Fladeo Matahari Louis Vitton

Yongki Komaladi Ramayana


Levi’s

Buccheri Sogo
Volcom
Nevada Romp
Hush Puppies
Bata
Parkson

Universitas Sumatera Utara


7. T-Shirt 8. Gadget 9. Sepeda motor

Produk Gambar Skor Produk Gambar Skor Produk Gambar Skor


Apple Honda
Nevada
Vario
Polo Samsung
Yamaha
America Oppo Mio
Jeans Nokia
Honda
Tauko Beat
Medan Asus
Peter Says Honda
Denim Scoopy
10. Coffee Shop

11. Toko Buku


Produk Gambar Skor
Starbucks
Produk Gambar Skor
Bangi Kopitam
Gramedia
QQ kopitiam Karisma

Coffee Cangkir Books & Beyond

Ulee Kareng Salemba

Coffee Box

Universitas Sumatera Utara


12. Tempat Makan 13. Passterie & Bakery Shop 14. Toko Kue Lokal Medan

Produk Gambar Skor Produk Gambar Skor


Produk Gambar Skor
Nelayan Oo Patisserie
Meranti
Uncle K Howey
Patisserie GoGo
Lembur Kuring Harvest
Patisserie Zulaikha
Es teller 77 Sam’s
Patisserie Clover
Fountain La maison
Patisserie Brownies
Amanda

15. Wahana Rekreasi

16. Bioskop 17. Jeans


Produk Gambar Skor
Wonders Water World Produk Gambar Skor Produk Gambar Skor
Funland Mickey Levi’s
Holiday Cinema 21
Logo
Hairos Waterpark Cinema
XXI Lois
Hill Park Cinema
XX Lea

Cardinal

Universitas Sumatera Utara


18. Asuransi 19. Travel Portal 20. Penerbangann

Produk Gambar Skor Produk Gambar Skor Produk Gambar Skor


Prudential Pegipegi.com Citilink

Manulife Traveloka Air Asia


AIA Nusatrip.com
Financial Lion Air
AXA
Mandiri Sriwijaya
Bumiputera
Batik Air
Jiwasraya

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN 2

Kategori Customer Experience The Executive Polo Cole Mango H&M


Ce Ce Ce Ce Ce
Iklan/Promosi
Kualitas Produk
Harga Produk
Pakaian Desain Produk
Kelengkapan Ukuran (size)
Tampilan Fisik Outlet/Tata Letak Ruang
Keberagaman/Variasi Produk
Rata-Rata
Kategori Customer Experience Alexander
Alba Seiko Swiss Army Guess Casio
Christie
Ce Ce Ce Ce Ce Ce
Iklan /Promosi
Desain/Tampilan Fisik Produk
Ketahanan terhadap air (water resistant)
Jam Tangan Ukuran dan warna Produk
Harga Produk
Kualitas Produk
Garansi
Rata-Rata
Customer Experience New
Kategori Converse Adidas Vans Nike
Balance
Ce Ce Ce Ce Ce
Promosi/diskon
Harga Produk
Kualitas Produk
Kenyamanan pemakaian
Sepatu Kets
Desain/model Produk
Bahan Material Produk
Tampilan fisik
Kelengkapan ukuran dan warna
Rata-Rata

Universitas Sumatera Utara


Customer Experience Yongki
Kategori Fladeo Buccheri Nevada Bata
Komaladi
Ce Ce Ce Ce Ce
Promosi/diskon
Harga Produk
Kualitas Produk
Kenyamanan pemakaian
Sepatu Bahan Material Produk
Desain/model Produk
Tampilan fisik
Kelengkapan ukuran dan warna
Rata-Rata
Kategori Customer Experience Matahari Ramayana Sogo Romp Parkson
Ce Ce Ce Ce Ce
Iklan /Promosi/Diskon
Communication/Pelayanan terhadap pelanggan
Kelengkapan Produk
Proses pembayaran
Harga Produk
Departement
Store Kualitas Produk
Tampilan fisik outlet/ Tata Ruang Letak
Kenyamanan tempat
Antrian kasir
Penanganan komplain
Rata-Rata
Customer Experience Hush
Kategori Planet Ocean Louis Vitton Levi’s Volcom
Puppies
Ce Ce Ce Ce Ce
Bahan Material Produk
Desain Produk
Bentuk dan Ukuran Produk
Kualitas Produk
Dompet
Harga Produk
Tampilan Fisik Dompet
Banyaknya ruang dalam dompet
Rata-Rata

Universitas Sumatera Utara


Customer Experience America Tauko Peter Says
Kategori Nevada Polo
Jeans Medan Denim (PSD)
Ce Ce Ce Ce Ce
Iklan/Promosi
Kualitas Produk
Harga Produk
Desain/Gambar pada T-Shirt
T-Shirt
Kelengkapan Ukuran (size)
Tampilan Fisik Outlet/Tata Letak Ruang
Keberagaman/Variasi Produk
Rata-Rata
Kategori Customer Experience Apple Samsung Oppo Nokia Asus
Ce Ce Ce Ce Ce
Iklan /Promosi
Communication/Proses Pelayanan Pembelian
Kelengkapan Fitur Produk
Ukuran Gadget
Tampilan Fisik Produk
Gadget
Harga Produk
Kualitas Produk
Penanganan dalam service
Penanganan Komplain/Garansi
Rata-Rata
Customer Experience Honda
Kategori Honda Vario Yamaha Mio Honda Beat
Scoopy
Ce Ce Ce Ce
Iklan
Promo/diskon
Kualitas Produk
Metode Pembayaran
Ketersediaan Sparepart
Sepeda Motor Tampilan Fisik Produk
Harga Produk
Garansi produk
Irit bahan bakar
Penanganan keluhan
Rata-Rata

Universitas Sumatera Utara


Customer Experience Bangi QQ Coffee Ulee
Kategori Starbucks Coffee Box
Kopitiam Kopitiam Cangkir Kareng
Ce Ce Ce Ce Ce Ce
Kenyamanan Desain Interior
Tampilan Fisik Tempat /Tata Ruang
Citra Rasa Produk/Variasi Rasa
Harga Produk
Interaksi Dengan Konsumen/Pelayanan
Coffee Shop
Variasi Produk yang Ditawarkan
Ketepatan Waktu Orderan
Ketersediaan fasilitas (wifi,
Proses Pembayaran
Rata-Rata
Customer Experience Books &
Kategori Gramedia Karisma Salemba
Beyond
Ce Ce Ce Ce
Kenyamanan tempat
Tampilan fisik toko/ Tata Ruang
Kelengkapan Produk
Proses Pembayaran
Toko Buku Promo/ Diskon
Interaksi dengan konsumen/ Pelayanan
Penanganan keluhan
Sistem Pencarian/ Data Base
Rata-Rata
Customer Experience Lembur Es Teller
Kategori Nelayan Uncle K Fountain
Kuring 77
Ce Ce Ce Ce Ce
Kenyamanan Desain Interior
Tampilan Fisik Tempat/Tata Ruang
Citra Rasa Produk/Variasi Rasa
Harga Produk
Tempat Interaksi Dengan Konsumen/Pelayanan
Makan Variasi Produk yang Ditawarkan
Ketepatan Waktu Orderan
Ketersediaan fasilitas
Metode Pembayaran
Rata-Rata

Universitas Sumatera Utara


Customer Experience
OO
Kategori Howey Harvest Sam’s La Maison
Passterie
Ce Ce Ce Ce Ce
Kenyamanan Desain Interior
Tampilan Fisik Tempat/Tata Ruang
Citra Rasa Produk/Variasi Rasa
Harga Produk
Passterie & Interaksi Dengan Konsumen/Pelayanan
Bakery Shop Variasi Produk yang Ditawarkan
Ketepatan Waktu Orderan
Ketersediaan fasilitas
Proses Pembayaran
Rata-Rata
Customer Experience Brownies
Kategori Meranti Gogo Zuhlaika Clover
Amanda
Ce Ce Ce Ce Ce
Kualitas Produk
Tampilan Fisik Outlet/ Tata Ruang
Cita Rasa Produk/ Variasi Rasa
Toko Kue Harga Produk
Lokal Medan Ketepatan Waktu Orderan
Antrian Kasir
Proses Pembayaran
Rata-Rata
Funland
Customer Experience Wonders Hairos Hill Park
Kategori Mickey
Water World Waterpark Sibolangit
Holiday
Ce Ce Ce Ce
Kenyamanan dan keamanan Tempat
Tampilan Fisik Wahana
Harga Tiket
Kelengkapan Wahana
Wahana Interaksi dengan pengunjung
Rekreasi Kebersihan Wahana
Ketersediaan Fasilitas
Antrian Kasir
Penanganan Keluhan
Rata-Rata

Universitas Sumatera Utara


Customer Experience Cinema
Kategori Cinema 21 XXI
Cinema XX
Ce Ce Ce
Iklan/Promosi/diskon
Kebersihan Tempat
Kenyamanan dan keamanan tempat
Harga Tiket
Desain Interior/ Tata ruang tempat
Bioskop
Interaksi dengan pengunjung
Antrian kasir
Ketersediaan fasilitas
Penanganan keluhan
Rata-Rata
Kategori Customer Experience Levi’s Logo Louis Lea Cardinal
Ce Ce Ce Ce Ce
Promo/Diskon
Kualitas Produk
Harga Produk
Bahan dan Warna Produk
Jeans Desain Jeans
Kelengkapan Ukuran (size)
Tampilan Fisik Outlet/Tata Letak Ruang
Keberagaman/Variasi Produk
Rata-Rata
Customer Experience AIA AXA Bumi
Kategori Prudential Manulife
Financial Mandiri putera
Jiwasraya
Ce Ce Ce Ce Ce Ce
Kenyamanan Desain Interior
Tampilan Fisik Tempat/Tata Ruang
Harga Produk
Interaksi Dengan Konsumen/Pelayanan
Asuransi
Manfaat Produk yang Ditawarkan
Ketersediaan fasilitas
Metode Pembayaran
Rata-Rata

Universitas Sumatera Utara


Kategori Customer Experience Pegipegi.com Traveloka
Nusatrip
Ce Ce Ce
Kemudahan Booking Tiket
Kemudahan dalam pembayaran
Iklan / Promosi
Harga
Diskon / Potongan Harga
Travel Portal Fasilitas Penawaran
Keamanan dalam transaksi / pembelian
Kemudahan mengakses website
Penanganan keluhan
Tampilan Fisik Website
Rata-Rata
Kategori Customer Experience Citiilink Air Asia Lion Air Sriwijaya Batik Air
Ce Ce Ce Ce Ce
Iklan/ promosi
Call center
Tampilan fisik ruang tunggu
Pelayanan dalam pesawat
Harga
Penerbangan
Kemudahan booking tiket
Proses pendaftaran / Cek in
Proses pengambilan bagasi
Ketepatan waktu
Rata-Rata

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3
Tabel Kategori NPS dan Keterangan Brand
NPS Star Kategori Keterangan Brand
Apple Gadget Multinasional

NPS Leader Kategori Keterangan Brand


Mango Pakaian Multinasional
Alexander Christie Jam Tangan Multinasional
Converse Sepatu Kets Multinasional
Yongki Komaladi Sepatu Nasional
Matahari Departement Store Nasional
Louis Vitton Dompet Multinasional
Polo T-Shirt Multinasional
Apple Gadget Multinasional
Honda Vario Sepeda Motor Multinasional
Starbucks Coffee Shop Multinasional
Gramedia Toko Buku Nasional
Nelayan Tempat Makan Nasional
Howey Passterie Passterie & Bakery Shop Lokal
Zulaikha Toko Kue Lokal Lokal
Funland Mickey Holiday Wahana Rekreasi Lokal
Cinema XXI Bioskop Nasional
Lois Jeans Multinasional
AIA Financial Asuransi Multinasional
Traveloka Travel Portal Nasional
Citilink Penerbangan Nasional

NPS Excellent Kategori Keterangan Brand


Polo T-Shirt Multinasional
Mango Pakaian Multinasional
Alba Jam Tangan Multinasional
Seiko Jam Tangan Multinasional
Guess Jam Tangan Multinasional
Alexander Christie Jam Tangan Multinasional
Casio Jam Tangan Multinasional
Converse Sepatu Kets Multinasional
Adidas Sepatu Kets Multinasional
Vans Sepatu Kets Multinasional
New Balance Sepatu Kets Multinasional
Nike Sepatu Kets Multinasional
Yongki Komaladi Sepatu Nasional
Buccheri Sepatu Nasional
Bata Sepatu Nasional
Matahari Departement Store Nasional
Parkson Departement Store Multinasional

Universitas Sumatera Utara


Sambungan I Lampiran 3........
NPS Excellent Kategori Keterangan Brand
Planet Ocean Dompet Multinasional
Louis Vitton Dompet Multinasional
Hush Puppies Dompet Multinasional
Polo T-Shirt Multinasional
Apple Gadget Multinasional
Samsung Gadget Multinasional
Oppo Gadget Multinasional
Nokia Gadget Multinasional
Honda Vario Sepeda Motor Multinasional
Honda Beat Sepeda Motor Multinasional
Honda Scoopy Sepeda Motor Multinasional
Starbucks Coffee Shop Multinasional
Gramedia Toko Buku Nasional
Karisma Toko Buku Nasional
Nelayan Tempat Makan Nasional
Uncle K Tempat Makan Multinasional
Lembur Kuring Tempat Makan Lokal
Howey Passterie Passterie & Bakery Shop Lokal
Harvest Passterie Passterie & Bakery Shop Multinasional
Sam's Passterie Passterie & Bakery Shop Lokal
La Maison Passterie Passterie & Bakery Shop Lokal
Meranti Toko Kue Lokal Lokal
Gogo Toko Kue Lokal Lokal
Zulaikha Toko Kue Lokal Lokal
Clover Toko Kue Lokal Lokal
Brownies Amanda Toko Kue Lokal Lokal
Wonders Water Park Wahana Rekreasi Lokal
Funland Mickey Holiday Wahana Rekreasi Lokal
Hairos WaterPark Wahana Rekreasi Lokal
Cinema 21 Bioskop Nasional
Cinema XXI Bioskop Nasional
Cinema XX Bioskop Nasional
Levi's Jeans Multinasional
Logo Jeans Multinasional
Lois Jeans Multinasional
Lea Jeans Nasional
Cardinal Jeans Nasional
AIA Financial Asuransi Multinasional
Traveloka Travel Portal Nasional
Citilink Penerbangan Nasional
Batik Air Penerbangan Nasional

Universitas Sumatera Utara


Sambungan II Lampiran 3......
NPS Good Kategori Keterangan Brand
H&M Pakaian Multinasional
Swiss Army Jam Tangan Multinasional
Fladeo Sepatu Nasional
Nevada T-Shirt Multinasional
American Jeans T-Shirt Multinasional
Yamaha Mio Sepeda Motor Multinasional
Bangi Kopitiam Coffee Shop Multinasional
QQ Kopitiam Coffee Shop Nasional
Air Asia Penerbangan Multinasional

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai