Anda di halaman 1dari 4

Nama : Annisa Siti Andyara

NIM : 1194010021
Kelas : BKI-6A
Mata Kuliah : Konseling Perkembangan
Dosen Pengampu : Elly Marlina, S.Ag., M.Si.

UJIAN AKHIR SEMESTER


REVIEW JURNAL
Judul Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-4 Tahun di Kelompok
Bermain Cendekia Kids School Madiun dan Implikasinya Pada
Layanan Konseling
Jurnal Jurnal CARE (Children Advisory Research and Education)
Download http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JPAUD/article/view/536
Volume dan Halaman Vol. 3 No. 2 hlm. 1-10
Tahun 2016
Penulis Wahyu Nanda Eka Saputra
Indah Setianingrum
Reviewer Annisa Siti Andyara
Tanggal 27 Juni 2022

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan


perkembangan motorik halus di Cendikia Kids School Madiun
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah anak-anak berusia 3-4 tahun di
Kelompok Bermain Cendikia Kids School Madiun
Assesment Data Hasil penelitian ini meliputi perkembangan motorik halus,
permasalahan terkait perkembangan motorik halus anak usia 3-4
tahun dan kaitannya dengan implikasi layanan bimbingan dan
konseling sebagai solusi permasalahan perkembangan motorik
halus yang dialami anak. Perkembangan motorik halus berkaitan
dengan perkembangan kemampuan dalam menggunakan jari-jari
tangan. Data hasil penelitian diperoleh melalui observasi dan
wawancara pada subjek, orangtua subjek, dan guru di sekolah.
Dan hasilnya ditemukan permasalahan perkembangan motorik
halus pada anak usia 3-4 tahun di Kelompok Bermain Cendikia
Kids School Madiun.
Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan
metode deskriptif kualitatif.
Langkah Penelitian Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Metode
ini digunakan untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dilakukan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata dan bahasa.
Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan metode
observasi dan wawancara. Adapun subjek yang terpilih adalah
anak berusia 3-4 tahun di Kelompok Bermain Cendikia Kids
School Madiun.
Hasil Penelitian Penelitian di Cendikia Kids School Madiun menunjukan hasil
penelitian dengan adanya permasalahan pada perkembangan
motorik halus pada dua anak berusia 3-4 tahun. Karakteristik
permasalahan perkembangan motorik halus pada kedua subjek
tersebut berbeda. Subjek LY mengalami permasalahan motorik
halus dalam kegiatan kolase dan subjek FA mengalami
permasalahan motorik halus dalam kegiatan menyusun balok.
Permasalahan yang dialami ini tidak sesuai dengan tingkat
perkembangan motorik halus anak usia dini yang tercantum dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia
Dini yang menyebutkan bahwa anak 3-4 tahun memiliki standar
perkembangan motorik halus sebagai berikut: a) menuang air,
pasir, atau biji-bijian kedalam tempat penampung; b)
memasukkan benda kecil ke dalam botol; c) meronce manik-
manik yang tidak terlalu kecil dengan benang yang agak kaku; dan
d) menggunting kertas mengikuti pola garis lurus.
Permasalahan terhambatnya perkembangan motorik halus
kedua subjek ini masih diupayakan oleh guru PAUD tetapi belum
melibatkan komunikasi dengan orangtua kedua anak tersebut. Hal
ini menyebabkan adanya kesulitan yang dialami oleh guru PAUD
dalam mencapai standar perkembangan motorik halus. Untuk itu,
perlu adanya kerjasama antara guru dengan orangtua yang bersifat
akademik maupun non akademik untuk meningkatkan dan
mengembangkan perkembangan anak termasuk perkembangan
motorik.
Penelitian ini menunjukan alternatif kegiatan yang bisa
dilaksanakan untuk membantu anak yang mengalami masalah
perkembangan motorik halus anak usia dini yaitu melalui kegiatan
bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan konseling perlu
diberikan kepada anak terutama sebagai langkah preventif dan
pengembangan. Layanan bimbingan dan konseling yang dapat
dilakukan adalah layanan konsultasi. Dimana, konselor dapat
berperan sebagai konsultan bagi guru dan orangtua anak. Namun
jika guru PAUD dan orangtua sudah tidak bisa mengatasi
permasalahan anak maka konselor dapat menangani permasalahan
anak secara langsung. Cara yang diberikan adalah dengan cara
persuasif dengan terus menerus memberi bimbingan tanpa
terkesan memberi pressure atau tekanan.
Layanan konsultasi dalam bimbingan dan konseling ini
dilakukan untuk memberi wawasan, pemahaman, dan cara yang
perlu dilaksanakan untuk mengatasi masalah perkembangan
motorik halus anak. Konselor perlu berkolaborasi dengan
orangtua, anak, dan guru untuk mengatasi permasalahan, dengan
demikian diharapkan akan muncul sebuah solusi untuk menangani
masalah perkembangan motorik halus anak usia dini.
Selain layanan konsultasi, dapat dilakukan juga metode
bermain. Metode bermain dapat menjadi media layanan yang
menarik khususnya bagi anak usia dini karena karakternya yang
masih senang bermain. Eduplay counseling dapat digunakan
sebagai salah satu alternatif upaya mengatasi masalah tingkah
laku anak pada praktik pendidikan anak usia dini. Bimbingan
dengan metode bermain ini sering juga disebut dengan konsep
play therapy (terapi bermain). Bermain adalah sebuah proses yang
spontan dan aktif dimana pikiran, perasaan dan perbuatan dapat
berkembang. Play therapy adalah cara untuk membantu masalah
anak yang mengalami distress dengan menggunakan permainan
sebagai media komunikasi antara anak dan konselor. Hal ini
tentunya dapat menjadi salah satu cara untuk mengatasi
permasalahan terhambatnya perkembangan motorik halus anak,
dalam permainan yang digunakan pun dapat dilakukan dengan
permainan-permainan yang mengstimulus perkembangan motorik
halus.
Kekuatan Penelitian - Penelitian ini didasarkan pada penelitian-penelitian
sebelumnya dan merupakan pengembangan dari penelitian
sebelumnya
- Alternatif layanan bimbingan dan konseling dapat dijadikan
solusi oleh Guru PAUD terkait maupun lainnya untuk
mengatasi permasalahan perkembangan motorik halus anak
usia dini
Kelemahan Penelitian - Layanan bimbingan dan konseling masih belum dijelaskan
secara rinci bagaimana implikasinya pada kasus permasalahan
perkembangan motorik halus yang dialami oleh kedua subjek
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat
dua anak dengan usia 3-4 tahun yang memiliki masalah
perkembangan motorik halus pada Kelompok Belajar Cendikia
Kids School Madiun. Pada subjek pertama mengalami masalah
perkembangan motorik halus pada kegiatan kolase dan subjek
kedua mengalami masalah pada kegiatan menyusun balok. Untuk
mengatasinya dapat menerapkan layanan bimbingan konseling
melalui layanan konsultasi antara orangtua, guru dan konselor.
Juga melalui layanan bimbingan dan konseling metode bermain
atau eduplay counseling dengan menggunakan play therapy.
Dalam mengatasi permasalahan perkembangan anak ini
diperlukan kolaborasi antara konselor, orangtua, anak dan guru.

Anda mungkin juga menyukai