Anda di halaman 1dari 14

AWAL PENCIPTAAN MANUSIA

QS AN NISA’ ayat 1

Dosen Pengampu: Dr. H. A. Husnul Hakim, MA

Disusun oleh:

Abdul Rahman Effendi (20140132)

Muhammad Izzudin Mus’ab (181410705)

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS


USHULUDDIN
INSTITUT PTIQ JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih


lagi Maha Penyayang. Penulis haturkan rasa syukur kepada-Nya
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Awal penciptaan manusia Qs. An Nisa’: 1” ini. Dibuatnya
makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah studi
naskah tafsir di bawah bimbingan bapak Dr. H. A. Husnul Hakim,
MA.
Makalah ini penulis buat dengan segala kemampuan
penulis, serta bantuan yang penulis dapatkan dari berbagai pihak,
hingga memperlancar pembuatan makalah ini. Penulis banyak
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak khususnya pada
dosen pengampu mata kuliah Studi Naskah Tafsir yang telah
memberikan bimbingan, dorongan motivasi, serta masukan dan
sarannya dalam pembuatan makalah ini.
Dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat, tata
bahasa ataupun isi materi yang penulis susun. Oleh karena itu
dengan senang hati, penulis menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini hingga
menjadi lebih baik lagi.
Penulis berharap semoga makalah ini yang berjudul “Awal
penciptaan manusia Qs. An Nisa’: 1” dapat memberikan manfaat
dan menambah pengetahuan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis pribadi.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................ 4
A. Latar Belakang ..................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................ 4
C. Tujuan ................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................. 6
A. Penciptaan Manusia dari Nafs Wahidah ........... 6
B. Sejarah Penciptaan Nabi Adam A.S .................. 9
C. Penciptaan Manusia dalam Q.S An Nisa : 1
dalam kitab tafsir laiinya…………………………...11
1. Ibnu Katsir.......................................................... 11
2. al-Zuhaili mengatakan dalam tafsir al-Munir 11
3. Tafsir al-Maraghi ............................................... 13
BAB III PENUTUP....................................................................... 14
A. Kesimpulan ......................................................... 14
DAFTAR PUSAKA ...................................................................... 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang diturunkan


melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Kitab suci ini
berisi tentang segala hal mengenai urusan manusia, baik di dunia
maupun akhirat kelak. Cara manusia memahami ayat-ayat-Nya yaitu
salah satunya dengan penafsiran para ulama Tafsir. Salah satu ulama
Tafsir atau biasa disebut dengan mufasir yang cukup terkenal ialah M
Rasyid Ridho dan Muhammad Abduh .
Tafsir al-Manar adalah tafsir yang menghimpun riwayat-riwayat
yang sahih dan pandangan akal yang tegas, yang menjelaskan hikmah-
hikmah syari’at dan sunnahtullah (hukum Allah yang berlaku)
terhadap manusia, dan menjelaskan fungsi Al-Quran sebagai petunjuk
untuk seluruh manusia di setiap waktu dan tempat, serta
membandingkan antara petunjuknya dengan kaum muslimin pada
masa itu yang telah berpaling dari petunjuk.

B. Rumusan Masalah

Adapun pembahasan yang akan dikaji dalam penulisan


ini, yaitu: bagaimana penciptaan manusia yang bersumber dari kitab
tafsir Al-Manar dan kitab tafsir laiinya pada Q.S An-nisa : 1.
1. Penciptaan manusia dari Nafs Wahidah dalam kitab tafsir al manar
2. Sejarah penciptaan Nabi Adam A.S dalam kitab tafsir al manar
3. Penciptaan manusia Q.S An Nisa : 1 menurut kitab tafsir laiinya

4
C. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penafsiran serta


menyikapi pemaknaan dalam Q.S An Nisa : 1 tentang penciptaan
manusia pada kitab tafsir Al-Manar yang dikarang oleh Muhammad
Abduh dan M Rasyid Ridha dan juga yang terdapat pada kitab tafsir
laiinya.

5
BAB II
PEMBAHASAN

‫اس ٱتَّقُواْ َر َّب ُك ُم ٱلَّذِي َخلَقَ ُكم ِمن َّن ۡف ٖس َٰ َو ِحدَ ٖة َو َخلَقَ ِم ۡن َها‬ ُ ‫ﵟ َٰ ََٰٓيأ َ ُّي َها ٱل َّن‬
‫سا َٰٓ َءلُونَ ِب ِهۦ‬ َّ ْ‫سا َٰٓ اۚٗء َوٱتَّقُوا‬
َ َ‫ٱَّللَ ٱلَّذِي ت‬ َ ‫ث ِم ۡن ُه َما ِر َج ااٗل َك ِث ايرا َو ِن‬َّ ‫زَ ۡو َج َها َو َب‬
‫ﵟ‬١ ‫علَ ۡي ُك ۡم َرقِيبا ا‬ َّ ‫ام ِإ َّن‬
َ َ‫ٱَّللَ َكان‬ َ ٗۚ ‫َو ۡٱۡل َ ۡر َح‬
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah)
menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya
Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling
meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” QS. An-Nisa 4: 1

A. Penciptaan Manusia dari Nafs Wahidah


Tafsir al-Manar

‫ السورة بتذكري الناس املخاطبني أبهنم من نفس‬- ‫ سبحانه‬- ‫ افتتح‬:‫قال األستاذ اإلمام‬
،‫ واملصاهرة‬،‫ فكان هذا متهيدا وبراعة مطلع ملا يف السورة من أحكام القرابة ابلنسب‬،‫واحدة‬
‫ مث ذكر‬،‫ فبني القرابة العامة ابإلمجال‬،‫ واملواريث‬،‫وما يتعلق بذلك من أحكام األنكحة‬
‫ وشرع بعد ذلك يف تفصيل األحكام املتعلقة هبا‬،‫األرحام‬

6
Muhammad Abduh berkata; Allah Subhanahu Wata’ala membuka
awal surah ini dengan mengingatkan manusia yang di ajak bicara
bahwasanya mereka dari jiwa yang satu, maka pembukaan surah ini
mengenai syari’at hukum-hukum sanak keluarga dari nasab, dan
hubungan keluarga melalui perkawinan, dan apa yang berhubangan
dengan itu dari hukum-hukum pernikahan, dan harta warisan, kemudian
memperjelas sanak keluarga secara umum, kemudian menyebutkan
ampunan-ampunan, dan setelah itu memulai secara detail hukum-hukum
yang bersangkutan dengan kekeluargaan.1
ُ ‫ َيا أ َ ُّي َها ال َّن‬, kata an-nas (manusia) disini adalah
Allah berfirman ‫اس‬
َ
(‫ )خِ طاب‬lawan bicara secara umum bukan khusus dengan satu kaum atau
kaum yang lain. Maka tidak ada pendapat yang mengkhusukan an-nas
adalah orang-orang Makkah.
Ar-razi menasabkan “berbicara untuk orang-orang Makkah” dari
Ibnu ‘Abbas berkata; para mufassir telah bersepakat bahwa khitaab
adalah umum bagi semua orang yang di tugaskan, pendapat ini adalah
yang paling benar, dan di kuatkan dengan tiga dalil; keberadaan Laam
ُ ‫ ال َّن‬untuk Istigraq, dan keberadaan semua makhluk, dan
pada kata ‫اس‬
orang-orang yang diperintahkan untuk bertaqwa.2
‫ فمن املفسرين من‬،‫ وال ابلظاهر‬،‫ ليس املراد ابلنفس الواحدة آدم ابلنص‬:‫األستاذ اإلمام‬
‫ فإذا صح هذا جاز أن يفهم منه‬،‫ أو قريش‬،‫ إن كل نداء مثل هذا يراد به أهل مكة‬:‫يقول‬
‫ وإذا كان اخلطاب للعرب عامة جاز أن‬،‫بنو قريش أن النفس الواحدة هي قريش أو عدانن‬
‫ إن اخلطاب جلميع أهل‬:‫ وإذا قلنا‬.‫يفهموا منه أن املراد ابلنفس الواحدة يعرب أو قحطان‬
‫ فالذين‬،‫ فال شك أن كل أمة تفهم منه ما تعتقده‬،‫ أي جلميع األمم‬،‫الدعوة إىل اإلسالم‬
‫ والذين‬،‫يعتقدون أن مجيع البشر من ساللة آدم يفهمون أن املراد ابلنفس الواحدة آدم‬
‫يعتقدون أن لكل صنف من البشر أاب حيملون النفس على ما يعتقدون‬

1
M. Rasyid Ridha, Tafsir al-Manar, Juz 4 hal. 264
2
M. Rasyid Ridha, Juz 4 hal. 264

7
Muhammad Abduh mengatakan bahwa yang di maksud nafs
wahidah bukan Adam secara teks dan zahir. Maka apabila para mufassir
yang mengatakan bahwasanya seruan ini di tujukan kepada orang-orang
Makkah atau Quraisy, kemudian apabila dia membenarkan pendapat ini
maka boleh dia memahaminya seperti itu, bahwasanya nafs wahidah
adalah orang-orang Quraisy atau penduduk Makkah. Dan apabila khitaab
untuk orang Arab secara umum maka boleh mereka memahami bahwa
nafs wahidah adalah orang-orang Arab. Dan apabila kami mengatakan
bahwa khitaab untuk semua orang yang mendakwahkan Islam, atau
untuk seluruh ummat, maka tidak ada keraguan pada seluruh ummat
tentang apa yang mereka fahami dan yakini. Dan orang-orang yang
meyakini bahwa seluruh manusia adalah keturunan Nabi Adam mereka
memahami bahwasanya nafss wahidah adalah Nabi Adam, dan orang-
orang yang meyakini bahwa setiap golongan dari manusia menjadi ayah
yang membawa diri kepada apa yang mereka yakini.3

‫ إذا كان مجاهري املفسرين فسروا النفس الواحدة هنا آبدم فهم مل‬:‫وأقول زايدة يف اإليضاح‬
‫ وهي أن آدم أبو‬،‫أيخذوا ذلك من نص اآلية وال من ظاهرها بل من املسألة املسلمة عندهم‬
‫ هو الذي خلقكم من نفس‬:- ‫ تعاىل‬- ‫ وقد اختلفوا يف مثل هذا التعبري من قوله‬.‫البشر‬
‫] اآلية‬189 :7[ ‫واحدة وجعل منها زوجها ليسكن إليها‬
M. Rasyid Ridha menambahkan penjelasan; apabila mayoritas
ulama tafsir menafsirkan kalimat nafs wahidah di sini dengan Nabi Adam
karena mereka tidak mengambil dari nash dan zahir ayatnya, akan tetapi
dari dalil mereka bahwasanya Nabi Adam adalah bapakanya manusia.
Dan mereka berbeda pendapat dalam istilah ini, firman Allah “Dialah
Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia
menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya…” (7: 189)4

3
M. Rasyid Ridha, Tafsir al-Manar, Juz 4 hal. 265
4
M. Rasyid Ridha, Tafsir al-Manar, Juz 4 hal. 266

8
Ar-Razi menyebutkan surah Al-A’raf ayat 189 dalam kitab
tafsirnya ada tiga penjelasan: pertama, kisah ini untuk mengambil contoh.
Dan yang dimaksud adalah Allah menciptakan setiap satu diantara kalian
dari jiwa yang satu, dan Allah jadikan dari jenisnya pasangannya. Kedua,
bahwasanya khitaab bagi kaum Quraisy yang hidup pada zaman Nabi
Muhammad, mereka adalah ahl qushay (leluhur dari suku Quraisy), dan
yang dimaksud nafs wahidah adalah orang qushay. Ketiga, nafs wahidah
adalah Nabi Adam.

B. Sejarah Penciptaan Nabi Adam A.S


Tafsir al-Manar
Telah di nukilkan dari para imam dan ulama sufi terdahulu
bahwasanya ahli kitab mempunyai banyak Adam yang di ceritakan
sebanyak lima belas cerita yang panjang tentangnya. Ibnu Babawaih
meriwayatkan dalam kitab tauhid tentang orang yang terpecaya dalam
hadis yang panjang juga, bahwasanya dia berkata; barangkali kamu
melihat Allah tidak menciptakan manusia selain kalian, tentu, demi
Allah sesungguhnya Allah menciptakan beribu ribu Adam, kalianlah
Adam-Adam itu.
‫لألستاذ اإلمام يف هذا املقام رأاين‬:

‫ أي سواء كان هو األب جلميع البشر‬،‫ أن ظاهر هذه اآلية أيىب أن يكون املراد ابلنفس آدم‬:‫أحدمها‬

‫ على‬،‫ ومن زوجها‬،‫ والتارخيية له ومن تنكري ما بثه منها‬،‫ ملا ذكره من معارضة املباحث العلمية‬،‫أم ال‬

‫ بث منهما كثريا من‬:‫أنه ميكن اجلواب على هذا األخري أبن التنكري ملن ولد منهما مباشرة كأنه يقول‬

‫ وعن األول أبنه ال يزال غري قطعي‬،‫ وبث من هؤالء سائر الناس‬،‫الرجال والنساء‬.

‫ واملراد ابلبشر هنا‬،‫ أنه ليس يف القرآن نص أصويل قاطع على أن مجيع البشر من ذرية آدم‬:‫واثنيهما‬

‫ وعلى هذا‬،‫ الذي يطلق عليه لفظ اإلنسان‬،‫ املنتصب القامة‬،‫ البادي البشرة‬،‫هذا احليوان الناطق‬

9
‫ ومن اقتنع بقوهلم من أن للبشر عدة آابء ترجع‬،‫الرأي ال يرد على القرآن ما يقوله بعض الباحثني‬

‫إليهم سالئل كل صنف منهم‬

Muhammad Abduh memiliki dua pendapat terhadap kedudukan


Nabi Adam:
Pertama, bahwasanya zahir ayat ini menolak nafs wahidah adalah
Adam, yaitu sama saja baik Nabi Adam adalah bapak semua manusia
atau tidak, karena perbedaan pendapat dalam pembahasan ilmiah dan
sejarah yang samar tersebar tentang Nabi Adam dan istrinya Hawa.
Karena itu jawaban terakhir yang memungkinkan tentang kesamaran
bagi manusia yang terlahir dari Adam dan Hawa. Sebagai mana yang
dikatan Abduh; telah banyak tersebar laki-laki dan perempuan dari
Asam dan Hawa, dan tersebar dari mereka semua manusia, dan dari
keterangan ini tidak akan hilang selain yang pasti.
Kedua, bahwasanya di dalam al-Qur’an tidak ada teks dasar yang
terpotong tentang semua manusia adalah keturunan Nabi Adam, dan
yang dimaksud manusia disini adalah hewan-hewan yang berbicara,
manusia yang tampak, orang-orang yang berperawakan tinggi, orang-
orang yang terikat lafaz insan. Pendapat ini tidak dikembalikan ke al-
Qur’an oleh sebagian orang yang membahasnya, dan orang yang
merasa puas dengan perkataan mereka bahwa manusia banyak bapak
sebagaimana yang mereka bahas setiap keturunan berasal dari Adam
dan Hawa.

10
C. Penciptaan Manusia dalam Q.S An Nisa : 1 dalam
kitab tafsir laiinya.
1. Ibnu Katsir

Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan hamba-Nya untuk


bertakwa kepada-Nnya yaitu beribadah menyembah-Nya semata dan
tidak menyekutukan-Nya dan mengingatkan atas kekuasaannya yang
mana Allah ta'ala menciptakan mereka dari satu jiwa yaitu Adam
alaihissalam dan menciptakan dari Adam pasangannya yaitu Hawa
Alaihassalam, Dia diciptakan dari rusuk yang kiri

Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma bahwa wanita diciptakan dari


laki-laki maka gairahnya adalah laki-laki dan laki-laki diciptakan
dari tanah maka gairahnya adalah pada tanah, maka tahanlah
wanita-wanita kamu .

2. al-Zuhaili mengatakan dalam tafsir al-Munir

ُ ‫) ْال َواحِ دَة النَّ ْف‬al- nafs al-wahidah menurut pandangan


Yang dimaksud ( ‫س‬
mayoritas ulama adalah Adam alaihissalam yang merupakan bapaknya

11
manusia, dan tidak ada Adam yang lain selain Adam yang satu,
Adapun yang mengatakan adanya Adam yang lain sebelum nabi
Adam maka pendapat tersebut bertabrakan dengan lahirnya ayat al-
Quran al-Karim .5

َّ ) pasangan adalah Hawa, dia telah


Yang dimaksud dengan ( ‫الز ْو ُج‬
diciptakan dari tulang rusuk kiri Adam alaihissalam sedangkan dia
sedang tidur kemudian bangun dan melihat Hawa dan dia pun tertarik
kepadanya.

Pendapat ini berdasarkan hadis sahih menurut Imam Bukhari dan


Muslim bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
bersabda: “jagalah wanita baik-baik karena sesungguhnya mereka
diciptakan dari tulang rusuk dan sesungguhnya tulang rusuk yang
paling bengkok adalah tulang rusuk yang paling atas Jika kamu
meluruskannya kamu akan mematahkannya Jika kamu
meninggalkannya maka dia tetap dalam keadaan bengkok”

5
al-Zuhaili, al-Tafsir al-Munir, Juz 4 hal 223, Dar al-Fikr, Mesir, 1418 H

12
3. Tafsir al-Maraghi

Mayoritas ulama berpendapat bahwa yang dimaksud nafs wahidah


disini adalah Nabi Adam, sedangkan mereka tidak mengambil tafsiran
ini dari nash ayat Alquran mereka mengambilnya berdasarkan
pemahaman bahwasanya Nabi Adam adalah bapaknya manusia.

.
Al Ustadz Al Imam berkata sesungguhnya zahirnya ayat ini tidak
menghendaki nafsun Wahidah diartikan sebagai Adam karena dua hal:
1. penelitian ilmiah yang bertentangan dengan hal tersebut
2. Sesungguhnya Allah ta'ala berfirman( ‫ ) ونساء كثيرا رجاٗل‬dan
Allah tidak mengatakan ‫ والنساء الرجال‬, akan tetapi di dalam
Alquran tidak ada yang menafikkan keyakinan ini dan tidak ada
yang menetapkan dengan penetapan yang pasti sehingga tidak
memunculkan takwil.6

6
al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, juz 4 hal 175, Mesir

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ulama berselisih pendapat mengenai makna al- nafs al-wahidah


dalam surat an-Nisa ayat 1, Jumhur ulama berpendapat bahwa
yang dimaksud adalah Adam alaihissalam bapaknya manusia,
sedangkan pendapat lain mengatakan itu bukanlah Adam, tapi
setiap jenis manusia memiliki bapak masing-masing.
َّ ) pasangan adalah Hawa, dia telah
2. Yang dimaksud dengan ( ‫الز ْو ُج‬
diciptakan dari tulang rusuk kiri Nabi Adam A.S.

DAFTAR PUSAKA

Katsir, Ibnu. 1999. Tafsir al-Qurán al-Azhim. Dar Thayyibah


al-Maraghi. 1946. Tafsir al-Maraghi. Mesir: Maktabah albabi alhalab
al-Zuhaili, Wahbah. 1418. Tafsir al-Munir. Damsik: Dar al-Fikr
Ridha, M. Rasyid. 1990. Tafsir al-Manar. Mesir: Hai’ah Mishriyah

14

Anda mungkin juga menyukai