“AZZAMINE”
Dipresentasikan Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Oleh :
1. Ahmad Fadillah
2. Azmi Talitha Gani
3. Arini Fithradini
4. Budy Mulyadi
5. Marsya Habibah Azzahra
6. Rieka Amalia
7. Zulfa Amanda
2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan.
Tidak lupa shawalat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah
SAW yang telah membimbing kita menuju jalan yang lurus. Makalah ini berisi
materi tentang “RESENSI NOVEL AZZAMINE”. Sehingga makalah dapat
digunakan untuk penyajian diskusi dan untuk keperluan lainnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Guru Bahasa Indonesia Dra.
Hj. Zakiah, M.Pd yang telah membimbing penyelesaian makalah. Kami juga
berterima kasih kepada para pihak yang mendukung penulisan makalah. Penulis
berharap agar makalah ini mampu memberikan sudut pandang baru bagi pembaca.
Makalah ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para siswa/i sebagai
materi dalam belajar atau sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan yang
telah ada, serta sebagai bahan untuk penentuan nilai tugas oleh guru bidang studi
Bahasa Indonesia. Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada
kesalahan dalam proses pembuatan makalah. Penulis berharap terbuka pada kritik
dan saran sebagai bagian dari revisi makalah Bahasa Indonesia ini.
Wassalamualaikum wr.wb
Jakarta, 20 September 2022
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
iv
Resensi Novel Azzamine
A. Identifikasi Buku
Judul Buku : Azzamine
Pengarang Buku : Sophie Aulia
Penerbit Buku : Bukune
Tahun Terbit : 2022
Tebal Buku : 380 halaman
Dimensi Buku : 13 x 19 cm
Harga Buku : Rp 99.000,00
ISBN : 9786022204336
1
B. Sinopsis Novel Azzamine
“Jika saya sudah merasa sayang sama kamu, angka-angka yang besar tidak
akan bisa menggambarkan rasa sayang saya ke kamu, Jasmine.”
“Lalu, digambarkan pake apa?”
“Sepertiga.”
“Hanya sepertiga?”
“Iya, saya akan selalu menyebut namamu di sepertiga malam saya, Jasmine.”
Raden Azzam Al-Baihaqi tiba-tiba saja datang di hidup Haura Jasmine melalui
sebuah perjodohan. Raden Azzam Al-Baihaqi merupakan sosok pria yang hampir
mendekati kata sempurna. Bagaimana tidak, pria yang akrab dipanggil Azzam ini
merupakan lulusan pesantren, juga lulusan dari Universitas Islam tertua di dunia,
yaitu Al-Azhar.
Azzam hafal hafiz 30 juz. Ia juga memiliki pengetahuan yang mumpuni dalam
berbahasa Arab. Azzam merupakan sosok yang sholeh, baik hati, penyabar, dan
mampu membuat semua orang yang melihatnya merasa kagum akan dirinya.
Tidak banyak orang yang mengetahui alasan Azzam yang menjatugkan hatinya
pada seorang gadis yang dikenal dengan nama Haura Jasmine. Sebab, orang-orang
melihat kedua orang itu sangat kontras, bagai langit dan bumi. Namun, Azzam
memiliki alasannya sendiri, mengapa ia bisa jatuh hati pada sosok Jasmine.
Jasmine merasa tidak siap dengan perjodohannya ini. Jasmine pun meminta
Azzam untuk mundur. Alasan Jasmine menyuruh Azzam mundur saja bukan
karena tidak suka, melainkan Jasmine yang pemalas itu merasa tidak pantas jika
2
disandingkan dengan Azzam yang selalu membawa keteduhan di setiap tingkah
laku dan tutur katanya.
Jasmine terus menghindar dari Azzam, tetapi Azzam tak patah semangat.
Dengan perilaku dan tutur katanya yang lembut, Azzam selalu membuat Jasmine
luluh. Semakin ia menjauh, sosok Azzam justru semakin sering muncul di dalam
pikiran Jasmine. Di sisi lain, Jasmine masih memiliki hubungan dengan seorang
lelaki bernama Deka.
3
C. Unsur Intrinsik Novel Azzamine
Tema
Tema dalam novel Azzamine mengkisahkan tentang kebimbangan rasa cinta.
Hal tersebut terlihat dari cerita cinta segitiga antara Jasmine dengan dua laki-laki
yaitu Azzam dan Deka.
Alur
Alur dalam novel ini menggunakan alur maju dan mundur.
Penokohan
1. Azzam : Seorang yang dikenal Hafal 30 Juz, rendah hati, soleh, sabar, dan
lemah lembut.
2. Jasmine : Seorang wanita tomboy, percaya diri dan patuh.
3. Deka : Seorang laki laki yang hidup dalam menderita.
4. Sarah : Wanita yang tidak ingin kalah saing.
5. Haidar : Pandai membaca Al Quran dan perhatian.
6. Fatimah : Seorang Wanita yang penuh pengertian terhadap lingkungannya.
7. Farhan : Pria yang bertanggung jawab, perhatian, dan baik hati
8. Tito : Pria yang berbadan kurus, mempunyai selera humor dan pandai
membuat perempuan jatuh cinta
9. Amel : Seorang yang selalu memberi dukungan (support system)
Latar
Latar tempat
Rumah Jasmine
1. “Jasmine sana masuk, istirahat, kangen kamar kamu gak?”
2. “Jasmine, pamit pulang, ya, Nak,” Abi Ahmed mengulas senyum
hangatnya.
3. Pelan-pelan Farhan beranjak ke kamar Jasmine
Rumah Azzam
4
1. Haidar menyingkir dan membiarkan Azzam merapikan tempat
tidurnya.
2. Haidar menurut dan langsung beranjak ke kamar mandi
3. Azzam tak menjawab dan mengalihkan pandangannya pada langit-
langit kamar.
Pondok pesantren
1. Begitu Azzam masuk, kondisi pondok sepi karena anak-anak berada di
dalam Musala.
2. Azzam berjalan menyusuri koridor pondok pesantren yang Panjang.
3. Azzam hanya memberi tahu tujuannya untuk menggantikan Ustaz
Jafar yang tidak bisa mengelola pondok pesantren lagi.
Latar waktu
Pagi hari
1. Pagi ini Deka ingin mencari udara segar karena tubuhnya sudah terasa
lebih enak ketimbang semalam.
2. Pagi yang Deka kira lebih baik dari sebelumnya ternyata sama saja
3. Niat awalnya lari pagi, tapi akhirnya menjadi jalan santai.
Siang hari
1. “Azzam bilang mau dating hari jumat, kan? Kalo aku minta Azzam
dating jumat siang, jam 12 tepat, boleh?”
2. “Jasmine minta, jika minggu depan kamu dating melamar, diam au
kamu dating jam 12 siang tepat.”
3. “Berarti siang ini lo dilamar, Mine?”
Sore hari
1. Pada perjalanan sore yang lurus dan sepi, Jasmine menangis seirama
dengan embusan angin yang menabrak pepohohan.
2. Sore ini Azzam kembali untuk mengajar di Panti bersama Farhan.
3. Sore hari ini begitu terik menyengat dan membakar kulit.
Malam hari
1. Malam ini Jasmine menghabiskan waktunya untuk mengerjakan
skripsi.
5
2. “Nanti malem, suruh Deka ke rumah, kita bicarain masalah perjodohan
ini sama dia, kasian kalau dia nggak dikasih tahu sampai sekarang”
3. Dinginnya malam begitu menusuk, terlebih saat ini tepat pukul dua
pagi.
Latar suasana
Bahagia
1. Jasmine melirik dengan tatapan jenaka, melihat wajah Azzam yang
gugup dan malu-malu. “Ciee, salting ya?”
2. Jasmine mengangguk dengan air mata Bahagia yang menetes perlahan
3. Obsidian jernih Azzam berbinar, kedua bibirnya bergerak hanya untuk
mengucapkan, “Masya Allah, cantiknya.”
Sedih
1. Deka yang tidak suka menyukai keramaian kini telah berubah menjadi
tidak suka pada keheningan.
2. Sementara Deka sendiri juga ingin menangis, cairan bening mulai
memenuhi tiap sudut matanya sampai pandangan Deka sedikit kabur.
3. Jasmine memejamkan mata dan membiarkan air matanya turun
kembali.
Kecewa
1. “Let’s berak up,” ucap Deka pada akhirnya.
2. “Semesta gue… direbut,” gumam Deka di dalam hati dan memutar gas
motornya dengan kecepatan penuh.
3. “Kalo gitu, Om, saya rela kok.: Deka dengan suara bergetarnya itu
berusaha kuat
Amanat
Bersikap jujur sejak awal agar tidak menyakiti hati orang.
Tidak boleh mudah putus asa, meski sudah ditolak.
Tetap tidak sombong meski tinggi ilmu dan agama.
6
Amanat novel Azzamine yaitu sebagai pembaca, kita dapat meneladani tokoh
Azzam untuk mempunyai kepercayaan yang kuat.
Berubah menjadi sosok yang lebih baik adalah hal yang penting untuk kita
lakukan. Waktu terus berputar, hidup terus berjalan hingga lakukan perkembangan
diri lebih baik setiap harinya. Ketika kamu mengalami kesulitan dalam mengambil
suatu pilihan maka berserah diri kepada Allah SWT. Setelah kamu mengambil
keputusan tersebut maka bertanggungjawablah atas apa yang sudah kamu pilih.
Sudut pandang
Sudut pandang novel Azzamine yaitu sudut pandang orang ketiga. Pengarang
menggunakan sudut pandang dengan nama-nama tokoh.
7
D. Unsur Ekstrinsik Novel Azzamine
Nilai Agama
1. “Maa syaa Allah, ini anak gadismu, Han?”
2. “Ya Allah, sejujurnya hamba malu, hamba memiliki ribuan keinginan
yang ingin dikabulkan, namun sujud hamba pada-Mu tak sepadan dengan
banyaknya kenginan hama Ya Allah…, sujudku terburu-buru tetapi
pintaku beribu-ribu”. Jasmine terisak dalam keheningan. Ia menumpahkan
seluruh matanya dan merendah di hadapan Sang Ilahi.
3. Doa di waktu tahajud itu ibarat anak panah yang nggak pernah meleset
dari sasarannya.
4. “Ya Allah, jika memang ia pilihan terbaik maka dekatkanlah. Tetapi jika ia
bukan pilihan dari-Mu maka berikanlah hamba kekuatan untuk
melupakan. Hamba mencintainya karena-Mu dan hamba mencintainya
tidak melebihi dari cinta hamba pada-Mu. Dekatkanlah jiwa dan raga
kami, hingga kami dapat mengikrarkan janji suci di hadapan-Mu…
kelak…”
5. “Nggak. Karena saya tahu, kalau Allah sudah menjanjikan bahwa Allah
akan mengbulkan semua doa-doa hamba-Nya. Meskipun kita nggak tahu
kapan doa-doa itu terkabul, tapi kita harus yakin Allah pasti mendengar
rintihan doa kita. Jangan pernah lelah beribadah, jangan Lelah berdoa,
karena tanpa Allah, kita bukan apa-apa.”
Nilai Moral
1. “Bentar-bentar, aku dengar gossip hubungan kamu sama Deka udah
selesai, ya? Terus sekarang deketin Azzam? Apa dua-duanya kamu
gandeng? Serakah banget.”
2. “Padahal lebih cantik aku ke mana-mana, lebih baik aku ke mana-mana.
Apa, sih, yang bikin Azzam suka sama Jasmine? Kalo Jasmine aja bisa
8
naklukin hatinya, kenapa aku nggak?” monolog Sarah terdengar sangat
percaya diri.
3. “Nggak boleh, Sayang. Kalo kamu kesel, tetep gunain Bahasa yang baik,
masalahnya bakal cepat selesai, panas hati kamu juga cepat mereda. Selain
itu, bisa jadi orang yang sakit hati karena bahasa kasar itu, walaupun
kelihatannya cuma bercanda dan ketawa-ketawa aja, kita nggak pernah
tahu isi hatinya, kan?”
4. Sarah berdiri keheranan, seakan tidak menyadari kesalahan besar yang
telah ia perbuat.
5. Sarah membuang padangannya. “Buka mata kamu, Jasmine itu nggak
sebaik yang kamu kira.”
Nilai Pendidikan
1. Saat ini Azzam tengah mengajar di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah
Aliyah yang terletak tidak jauh dari rumahnya.
2. “Begini, Abi mau minta tolong ke kamu buat mengurus pondok pesantren
Abi yang di Kalimantan, Abi mau alihkan jadi atas nama kamu, jadi biar
kamu sama Jasmine yang urus.”
3. Semua penjuru kampus tahu Sarah adalah mahasiswi yang sangat
berprestasi
4. Jasmine hanya memperhatikan Azzam yang sedang menata buku-bukunya
di atas meja kamar.
5. Jasmine baru melihat buku-buku tebal itu saja rasanya sudah mau muntah,
apalagi membaca keseluruhannya sampai habis, bisa-bisa matanya juling.
Nilai Sosial
1. Azzam mengusap pucuk kepala Jasmine sembari menggenggam
tangannya.
2. Azzam berjalan tergopoh-gopoh sambil membawa kopernya, bahkan
satpam kompleks sampai heran mengapa Azzam terlihat buru-buru.
9
3. “Mau pergi ke mana, Jasmine?” paraunya disusul dengan setitik air mata
yang jatuh.
4. Jika dilihat dari sudut pandang Deka, lelaki itu sedang menahan sesak,
makanya ia bergegas pulang sebelum topeng penutup lukanya itu luntur.
5. “Kalo meluk kamu udah bisa meredam emosi saya, buat apa saya bentak-
bentak kamu?”
Nilai Budaya
1. “Si Mamang-nya nggak ada Styrofoam apa?”
2. “Bebep naon, sih?”
3. “Ya udah, saya tinggal, ya? Monggo, ustirahat dulu.”
4. “Batur wae anu uwu-uwu, urang iraha atuh?” dan terdengar suara Deka
yang tertawa geli di luar sana.
5. “Galau ceunah, kenapa? Cerita coba cerita.”
1. Kelebihan
Buku Azzamine ini dengan gaya bahasa yang dinilai indah dan mudah
dimengerti.
Alur cerita Azzamine tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.
Narasi cerita ini dinilai jelas dan mendetail.
Pergolakan emosi yang dialami para tokoh pun dapat dirasakan oleh
pembaca, sehingga kita bisa terbawa kedalam ceritanya dan penasaran
hingga akhir cerita.
Konfliknya yang diangkat dalam cerita ini juga tidak terlalu berat,
Konflik yang cukup ringan ini membuat novel ini mudah untuk
dimengerti.
10
Buku Azzamine ini novel romansa yang menonjolkan sisi romantis ala
remaja yang bikin senyum-senyum dan hati berbunga-bunga saja.
Novel Azzamine ini dinilai sangat sarat akan makna.
Karakter tokoh yang juga dapat menjadi teladan bagi para pembaca.
Sampul dan gambar ilustrasi yang ada di buku Azzamine ini dinilai sangat
cantik dan menarik.
Ilustrasi dalam buku Azzamine dinilai semakin mendukung narasi cerita
menjadi lebih menarik.
2. Kekurangan
Pada bagian novel terdapat bagian cerita yang dirasa tidak perlu
diceritakan
Beberapa pembaca menemukan bahwa cerita Azzamine kurang memiliki
rasa yang mampu mengundang emosi para pembacanya.
Pengajaran dalam novel Azzamine juga kental akan nilai Islam, sehingga
membuat pembaca dari kepercayaan agama lain merasa bingung dan tidak
mengerti dengan pembahasan tentang keagamaan didalam nya.
Pada novel ini ukuran ketebalan cover pada buku ini sedikit tipis jadi
mudah rusak bila tidak hati-hati dalam rawatnya
F. Rekomendasi
Buku Azzamine ini sangat cocok untuk dibaca oleh kaum remaja, untuk
mengisi waktu luang. Karena banyak pelajaran yang terkait dengan pengajaran
islami yang bisa dipetik dari kisah cinta Azzamine. Kisah Azzamine ini dibalut
dengan pengajaran Islami. Maka itu, novel ini cukup terkhusus untuk dibaca oleh
umat Muslim saja. Sebab, umat dengan kepercayaan lain mungkin tidak akan
mengerti beberapa bagian dalam cerita Azzamine ini.
11
G. Kesimpulan
Azzamine berkisah tentang seorang gadis bernama Haura Jasmine yang
mendapat lamaran dari laki-laki yang bisa dikatakan hampir sempurna. Azzam
merupakan lulusan pesantren yang melanjutkan studinya di salah satu universitas
Islam terbaik di dunia, Al-Azhar. Azzam juga merupakan seorang hafiz yang
menghafal 30 juz Al-Qur'an. Hal menarik dalam novel muncul saat ia
dipertemukan dengan seorang gadis yang memiliki sikap dan karakter yang
bertolak belakang dengannya. Gadis ini bernama Haura Jasmine, ia memiliki
karakter yang kurang sopan dan tomboy. Tentu saja, keduanya memiliki sifat
yang sangat kontras seperti langit dan bumi.
Sophie Aulia menuliskan buku Azzamine ini dengan gaya bahasa yang dinilai
indah dan mudah dipahami. Meskipun cerita ini mulanya dalam bentuk alternative
universe, tetapi Sophie Aulia dinilai mampu mengubahnya menjadi sebuah novel
yang sangat menarik untuk dibaca. Buku Azzamine ini sangat cocok untuk dibaca
oleh kaum remaja, untuk mengisi waktu luang. Lebih terkhusus lagi, untuk remaja
muslim, karena banyak pelajaran yang terkait dengan pengajaran islami yang bisa
dipetik dari kisah cinta Azzamine. Beberapa pembaca menemukan nomor bagian
cerita dalam novel Azzamine ini yang seharusnya tidak usah diceritakan, karena
cerita tersebut menceritakan tokoh sampingan yang tidak memiliki peran yang
begitu penting. Beberapa pembaca menemukan bahwa cerita Azzamine memiliki
rasa yang mampu mengundang emosi para pembacanya. Kisah Azzamine ini
dibalut dengan pengajaran Islami.
12
H. Profil Penulis Novel Azzamine
Sophie Aulia atau yang lebih dikenal dengan nama penanya, Jupi alias Jupiter
Lee merupakan seorang gadis kelahiran bulan Agustus, pada tahun 2005. Sophie
Aulia baru berusia 17 tahun, dan saat ini sedang menempuh pendidikan tingkat
atas di SMK Master Indonesia.
Sophie Aulia sangat aktif di media sosial Twitter, maka itu, tak heran jika ia
mendapatkan sejumlah 279,5 ribu pengikut per bulan Mei 2022. Ia juga cukup
aktif di Instagram yang memiliki total pengikut 21,8 ribu orang. Maka itu, jika
anda ingin berkenalan dengan Sophie Aulia lebih lanjut, anda bisa mengikuti
seluruh akun media sosial Sophie dengan nama @jupiww.
13
14
DAFTAR PUSTAKA
Gabriel. (2022, Mei 31). Review Novel Azzamine Karya Sophie Aulia. Retrieved from best-
seller: https://www.gramedia.com/best-seller/review-novel-azzamine-karya-
sophie-aulia/
Nancy, Y. (2022, September 13). Sinopsis Azzamine, Novel Fiksi-Romantis Karya Shopie
Aulia. Retrieved from tirto.id: https://tirto.id/sinopsis-azzamine-novel-fiksi-
romantis-karya-shopie-aulia-gwai
15
16