Anda di halaman 1dari 4

Nama : Zulfa Amanda

Kelas : XI – Bahasa

Mata Pelajaran : Tahfidz

Diriwayatkan oleh al-Bukhari yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa surat al-Anfal
turun waktu perang Badr, sedangkan surah al-Hasyr turun pada waktu Perang Bani
Nadlir.

1. Telah bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan bumi; dan dialah yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

2. Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli Kitab dari kampung-
kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama*. kamu tidak menyangka, bahwa
mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka dapat
mempertahankan mereka dari (siksa) Allah; Maka Allah mendatangkan kepada
mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. dan Allah
melemparkan ketakutan dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah
mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka
ambillah (Kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, Hai orang-orang yang mempunyai
wawasan.

3. Dan jika tidaklah Karena Allah Telah menetapkan pengusiran terhadap mereka,
benar-benar Allah mengazab mereka di dunia. dan bagi mereka di akhirat azab neraka.

4. Yang demikian itu adalah Karena Sesungguhnya mereka menentang Allah dan
Rasul-Nya. barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, Sesungguhnya Allah sangat
keras hukuman-Nya.

5. Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang-orang kafir) atau yang
kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya**, Maka (semua itu) adalah dengan
izin Allah; dan Karena dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik.

(al-Hasyr: 1-5)

* yang dimaksud dengan ahli Kitab ialah orang-orang Yahudi Bani Nadhir, merekalah
yang mula-mula dikumpulkan untuk diusir keluar dari Madinah.

** Maksudnya: pohon kurma milik musuh, menurut kepentingan dan siasat perang
dapat ditebang atau dibiarkan tumbuh.
Diriwayatkan oleh al-Hakim, dan dishahihkannya, yang bersumber dari ‘Aisyah
bahwa kira-kira enam bulan setelah perang Badr, segolongan kaum Yahudi Bani
Nadlir yang bertempat tinggal dan berkebun kurma di wilayah kota Madinah,
dikepung oleh Rasulullah saw.. Mereka diusir keluar Madinah, dan hanya dibolehkan
membawa harta kekayaan sekedarnya yang terpikul oleh unta mereka. Merekapun
tidak dibenarkan membawa senjata. Ayat ini (al-Hasyr: 1-5) turun berkenaan dengan
peristiwa tersebut, yang melukiskan bahwa orang yang berkhianat akan mendapat
balasannya.

Yahudi Bani Nadlir adalah kaum yang berkhianat kepada Rasulullah saw. Pada saat
Rasulullah saw akan mengadakan pembicaraan tentang kaum Muslimin yang dibunuh
kaum Yahudi, beliau dikhianati. Mereka menyimpan batu di atas pintu masuk supaya
beliau tertimpa batu tersebut (‘Ainul Yaqin hal 71).

Diriwayatkan oleh al-Bukhari dll, yang bersumber dari Ibnu ‘Umar bahwa Rasulullah
saw. pernah membakar pohon-pohon kurma Bani Nadlir dan menebang sebagiannya
lagi. Ayat ini (al-Hasyr: 5) turun sebagai keterangan bahwa tindakan Rasulullah saw.
bersama para sahabatnya, yang dilukiskan khusus terhadap Bani Nadlir itu,
dibenarkan oleh Allah Swt.

Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dengan sanad yang daif, yang bersumber dari Jabir
bahwa Rasulullah saw. pernah memberi izin menebang pohon-pohon kurma, tapi
kemudian melarangnya dengan keras. Para shahabat menghadap Rasulullah saw. dan
bertanya: “Ya Rasulullah. Apakah kami ini berdosa karena telah menebang sebagian
pohon kurma dan membiarkan sebagiannya lagi ?” Ayat ini (al-Hasyr: 5) turun
berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang membenarkan tindakan mereka.

Diriwayatkan oleh Ibny Ishaq yang bersumber dari Yazid bin Ruman. Diriwayatkan
pula oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah dan Mujahid bahwa ketika
Rasulullah saw. sampai ke tempat Bani Nadlir, mereka telah bersembunyi di dalam
benteng. Rasulullah saw. memerintahkan menebang pohon kurma dan membakarnya
(sehingga berasap). Bani Nadlir berteriak-teriak memanggil Rasulullah saw : “Hai
Muhammad. Engkau telah melarang membuat kerusakan di muka bumi dan mencela
orang yang membuat kerusakan, akan tetapi mengapa engkau menebang pohon kurma
dan membakarnya ?” Ayat ini (al-Hasyr: 5) turun berkenaan dengan peristiwa
tersebut, yang membenarkan Rasulullah dalam memusnahkan kaum fasik.

9. Dan orang-orang yang Telah menempati kota Madinah dan Telah beriman (Anshor)
sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang
berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan
dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan
mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun
mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka
Itulah orang orang yang beruntung

(al-Hasyr: 9)

Diriwayatkan oleh Ibnu Mundzir yang bersumber dari Yazid al-Asham bahwa kaum
Anshar berkata: “Ya Rasulullah, bagi dualah tanah ini untuk kami (kaum Anshar) dan
kaum Muhajirin.” Nabi saw. bersabda: “Tidak. Penuhi sajalah keperluan mereka dan
bagilah buah kurmanya. Tanah ini tetap kepunyaanmu.” Mereka menjawab: “Kami
ridha atas keputusan itu.” Maka turunlah ayat ini (al-Hasyr: 9) yang menggambarkan
sifat-sifat kaum Anshar yang tidak mementingkan diri sendiri.

Diriwayatkan oleh al-Bukhari yang bersumber dari Abu Hurairah bahwa seorang laki-
laki menghadap Rasulullah saw dan berkata: “Ya Rasulullah. Saya lapar.” Rasulullah
meminta makanan kepada istri-istrinya, akan tetapi ternyata tidak ada makanan sama
sekali. Kemudian Rasulullah saw bersabda: “Siapa di antara kalian yang malam ini
yang bersedia memberi makan kepada tamu ini ? Mudah-mudahan Allah memberi
rahmat kepadanya.” Seorang Anshar menjawab: “Saya ya Rasulullah.” Kemudian
iapun pergi kepada istrinya dan berkata: “Suguhkan makanan yang ada kepada tamu
Rasulullah.” Istrinya menjawab: “Demi Allah tidak ada makanan kecuali sedikit untuk
anak-anak.” Suaminya berkata: “Bila mereka ingin makan, tidurkan mereka dan
padamkan lampunya. Biarlah kita menahan lapar malam ini.” Istrinya melaksanakan
apa yang diminta suaminya. Keesokan harinya Rasulullah saw. bersabda: “Allah
kagum dan gembira karena perbuatan suami-istri itu.” Ayat ini (al-Hasyr: 9) turun
berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang melukiskan perbuatan orang yang
memperhatikan kepentingan orang lain.
Diriwayatkan oleh Musaddad di dalam Musnadnya dan Ibnul Mundzir, yang
bersumber dari Abul Mutawakkil an-Naji bahwa tamu Rasulullah itu bernama Tsabit
bin Qais bin Syammas. Ayat ini (al-Hasyr: 9) turun berkenaan dengan peristiwa
tersebut.

Diriwayatkan oleh al-Wahidi dari Muharib bin Ditsar yang bersumber dari Ibnu
‘Umar bahwa salah seorang shahabat Rasulullah saw diberi kepala kambing. Dalam
hatinya shahabat itu berkata: “Mungkin orang lain lebih memerlukannya daripada
aku.” Seketika itu juga kepala kambing itu dikirimkan kepada kawannya, tapi oleh
kawannya dikirimkan lagi kepada yang lainnya (sampai tujuh rumah). Akhirnya
kepala kambing itu kembali lagi kepada yang pertama. Ayat ini (al-Hasyr: 9) turun
berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang melukiskan bahwa setiap umat Islam selalu
memperhatikan nasib sesamanya.

11. Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik yang Berkata kepada
Saudara-saudara mereka yang kafir*** di antara ahli kitab: “Sesungguhnya jika kamu
diusir niscaya kamipun akan keluar bersamamu; dan kami selama-lamanya tidak akan
patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti
kami akan membantu kamu.” dan Allah menyaksikan bahwa Sesungguhnya mereka
benar-benar pendusta.

***Maksudnya: Bani Nadhir.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari as-Suddi bahwa beberapa
orang bani Quraizah masuk Islam, tetapi di antara mereka terdapat orang-orang
munafik. Orang-orang munafik itu berkata kepada bani Nadlir: “Sekiranya kalian
diusir, kamipun akan keluar bersamamu.” Ayat ini (al-Hasyr: 11) turun berkenaan
dengan peristiwa tersebut, yang melukiskan sifat-sifat orang munafik yang selalu
berdusta.

Sumber: Asbabunnuzul KHQ. Shaleh dkk


https://alquranmulia.wordpress.com/2013/01/15/asbabun-nuzul-surah-al-hasyr/

Anda mungkin juga menyukai