Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“PEMBELAJARAN IPA BERBASIS HOTS”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:


Pendidikan IPA SD 2

Dosen Pengampu:

Muhsinah Annisa M.Pd

Disusun oleh Kelompok 6:

Fina Mardina Azzahra (2010125220135)


Hariyati (2010125120050)
Muhammad Wahyudha (2010125310102)
Tita Rezky (2010125220125)
Wahyuni Eka Astuti (2010125320093)
Yunita (2010125120051)
Zahra Rosita (2010125320106)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayat-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pembelajaran IPA Berbasis HOTS ” dengan baik. Makalah ini telah kami
selesaikan dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini, Untuk itu kami mengucapkan rasa hormat dan terima
kasih kepada dosen Pendidikan IPA SD 2 Ibu Muhsinah Annisa M.Pd serta rekan-rekan dari
anggota kelompok 6.

Terlepas dari semua itu, kami sangat menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang kami
buat ini, masih jauh dari kata sempurna baik dari segi pembahasan ataupun dari segi
penulisan makalah. Dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman kami dalam
membuat makalah. Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik
yang bersifat membangun dari pembaca agar kami bisa melakukan perbaikan pada makalah
kami ini sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.

Besar harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat oleh siapapun yang
membacanya, terutama bagi kami yang membuatnya, serta dapat menambah ilmu
pengetahuan khususnya pada materi “Pembelajaran IPA Berbasis HOTS”

Banjarmasin, 03 September 2022

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan Makalah.................................................................................................1

BAB II........................................................................................................................................2

PEMBAHASAN........................................................................................................................2

A. Sejarah dan Pengertian Pembelajaran IPA Berbasis HOTS..............................................2

B. Ciri-ciri/Karakteristik Pembelajaran IPA Berbasis HOTS................................................2

C. Tujuan Pembelajaran IPA Berbasis HOTS........................................................................3

D. Penerapan Pembelajaran IPA Berbasis HOTS di SD........................................................5

E. Contoh Soal Pembelajaran IPA Berbasis HOTS di SD...................................................13

BAB III.....................................................................................................................................19

PENUTUP................................................................................................................................19

A. Kesimpulan......................................................................................................................19

B. Saran................................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau sering disebut Higher Order Thingking
Skils (HOTS) merupakan keterampilan yang saat ini sangat penting untuk dikembangkan
dalam pembelajaran. Sebuah hasil penelitian menunjukkan, kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa di dalam pembelajaran akan membantu anak lebih sadar akan pemikiran
mereka sendiri dan mendorong pembelajaran sesuai kinerja dan pertumbuhan kognitifnya.
Kemampuan kognitif utamanya berfikir tingkat tinggi amatlah penting dalam pendidikan,
baik untuk kesusksesan akademik maupun sebagai bekal di masyarakat. Wardana berpikir
tingkat tinggi ialah proses berpikir yang melibatkan aktifitas mental dalam usaha
mengeksplorasi pengalaman yang komplek dan kreatif, dilakukan secara sadar untuk
mencapai tujuan, yaitu untuk memperoleh pengetahuan yang meliputi tingkat berpikir
analitis, sintesis, dan evaluatif. Permendikbud nomor 21 Tahun 2016 tentang standar isi
pendidikan dasar, menengah menyatakan dengan eksplisif bahwa capaian pembelajaran di
rana pengetahuan meliputi taksonomi bloom yang sudah direvisi oleh Lorin Anderson dan
David terdiri atas kemampuan :mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mengkreasi. Sesuai dengan taksonomi tersebut dimensi proses kognitif
HOTS yaitu menganilisis, mengevaluasi, dan mengkreasi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah dan pengertian pembelajaran IPA berbasis HOTS?


2. Apa saja ciri-ciri/karakteristik pembelajaran IPA berbaasis HOTS?
3. Apa tujuan pembelajaran IPA berbasis HOTS?
4. Bagaimana penerapan pembelajaran IPA berbasis HOTS di SD?
5. Bagaimana contoh soal IPA berbasis HOTS di SD?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui sejarah dan pengertian pembelajaran IPA berbasis HOTS.


2. Untuk mengetahui ciri-ciri/karakteristik pembelajaran IPA berbasis HOTS.
3. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran IPA berbasis HOTS.
4. Untuk mengetahui penerapan pembelajaran IPA berbasis HOTS di SD.
5. Untuk mengetahui contoh soal IPA berbasis HOTS di SD.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Pengertian Pembelajaran IPA Berbasis HOTS

Secara historis, Sofyan (2019, hlm. 3) berpendapat bahwa high order thinking skills
untuk pertama kalinya ditemukan oleh Brookhart atau Susan M Brookhart sekaligus
Associate Professor dari Dusquance Univeristy. Brookhart mendefinisikan HOTS sebagai
model sekaligus metode pemindahan pengetahuan, berpikir kritis, dan alat untuk
memecahkan masalah.
High order thinking skills (HOTS) adalah suatu kemampuan berpikir tertinggi
dibandingkan dengan sekadar menghafal/menceritakan ulang. Dalam pandangan Annuuru
(2017) menyatakan bahwa kemampuan ini pada awalnya didasarkan pada taksonomi
bloom yang mengklasifikasikan berbagai macam kemampuan berpikir dari ranah paling
rendah (pengetahuan, pemahaman, dan penerapan) sampai dengan paling tinggi (analisis,
sintesis, dan evaluasi). Ditambahkan pula bahwa berpikir tingkat tinggi mengarah kepada
suatu pelatihan kemampuan berpikir kognisi bagi peserta didik dengan menggabungkan
fakta dan ide pada saat proses menganalisis, mengevaluasi, sampai kepada tahap
memberikan penilaian terhadap ide atau fakta yang ditemukan bahkan dengan harapan
mampu menciptakan sesuatu dari suatu karya yang telah diobservasi.
Dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi atau high order thinking
skills (HOTS) adalah suatu kemampuan berpikir dalam ranah kognitif yang tertinggi.
Tidak hanya diperuntukkan bagi proses pemahaman, tetapi juga sampai kepada mencipta
dapat berdasarkan objek kajian yang telah dipelajari. Sejalan dengan pengertian tersebut,
Mulyadi (dalam Jumiati, 2016, hlm. 19) berpendapat bahwa keterampilan berpikir tingkat
tinggi ini diharapkan dapat mewujudkan peran serta peserta didik dalam menciptakan,
mengevaluasi, dan menganalisis.
Pembelajaran IPA berbasis HOTS adalah pembelajaran yang membuat siswa
memperoleh pengalaman secara langsung sehingga dapat menambah kekuatan siswa untuk
menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajari berdasarkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi.

B. Ciri-ciri/Karakteristik Pembelajaran IPA Berbasis HOTS

Ciri-ciri/karakteristik pembelajaran IPA berbasis HOTS sebagai berikut.

2
1. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi
Kemampuan ini meliputi kemampuan berargumen, berpikir kreatif, berpikir kritis,
memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Adapun kreativitas yang diperlukan
dalam menyelesaikan permasalahan diantaranya yaitu kemampuan menyelesaikan
permasalahan asing, kemampuan mengevaluasi strategi yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah dengan menggunakan point of view (sudut pandang) berbeda,
dan menemukan diferensiasi model-model penyelesaian baru dengan cara-cara yang
pernah dilakukan.
2. Berbasis permasalahan kontekstual
Permasalahan kontekstual seperti halnya lingkungan hidup, kesehatan, kebumian dan
ruang angkasa, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai
perspektif kehidupan. Termasuk kemampuan peserta didik untuk merelasikan,
menginterpretasikan, mengaplikasikan, dan mengintegrasikan ilmu pengetahuan
dalam pembelajaran di kelas dengan konteks nyata.
3. Menggunakan bentuk soal beragam
Keberagaman soal memiliki tujuan agar dapat membagikan validitas fakta-fakta yang
lebih rinci dan holistik perihal kemampuan tes dari peserta didik. Dengan adanya
keberagaman soal maka dapat menjamin prinsip objektivitas penilaian, hal ini berarti
hasil penilaian dapat mendeskripsikan kemampuan peserta didik sesuai dengan
kemampuannya atau keadaannya.

C. Tujuan Pembelajaran IPA Berbasis HOTS

King berpendapat bahwa di dalam HOTS terdapat berpikir kritis, logis, reflektif,
metakognitif dan kreatif. Newman dan Wehlage (Widodo, 2013: 162) berpendapat bahwa
dengan adanya HOTS akan membuat seseorang mampu membedakan ide atau gagasan
dengan baik, memiliki argument yang baik, dapat menyelesaikan masalah, dapat
mengkontruksi gagasan, dapat melakukan hipotesis serta mengerti akan hal-hal yang
kompleks menjadi lebih jelas. Vui (Kurniati, 2014: 62) berpendapat bahwa HOTS dapat
terjadi apabila seseorang menghubungkan suatu pengetahuan yang baru dengan
pengetahuan sebelumnya yang teringat dengan baik dalam ingatannya, lalu
mengembangkan pengetahuan itu untuk menggapai tujuan tertentu, bahkan mampu
memberikan penyelesaian masalah. Menurut Saputra (2016:91-92), tujuan dari HOTS
yaitu sebagai berikut.

3
1. Agar seseorang dapat meningkatkan dirinya dalam berpikir lebih tinggi atau berpikir
kritis dalam mendapatkan informasi.
2. Kreatif dalam berpikir saat mencoba untuk menyelesaikan suatu permasalahan
dengan sumber ilmu pengetahuan yang ia miliki.
3. Dapat memberikan keputusan atau penyelesaian masalah dalam pada situasi yang
kompleks.

Dalam menyusun soal HOTS dibutuhkan penguasaan materi ajar, keterampilan


menulis soal, dan keterampilan guru dalam membuat kreasi soal tergantung kondisi dan
situasi dalam satuan pendidikan. Menurut Widana (2017, hlm. 21) ia menyatakan bahwa
dalam langkah-langkah penyusunan soal-soal HOTS yaitu sebagai berikut.

1. Membuat analisis KD yang mampu diolah soal-soal HOTS


2. Merancang kisi-kisi soal.
3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual.
4. Menulis pertanyaan yang berkaitan dengan kisi-kisi soal.
5. Merancang pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban.

Maslichah (2006, hlm. 23) memaparkan bahwa tujuan pembelajaran IPA di SD


berpacu kepada tiga aspek, yakni aspek kognitif, afektif dan aspek psikomotor. Tujuan
pembelajaran IPA di SD adalah sebagai berikut.

1. Menanamkan sikap positif dan rasa ingin tahu yang tinggi mengenai IPTEK serta
budaya masyarakat.
2. Pemberdayaan kemampuan siswa agar dapat memeriksa keadaan, memecahkan
masalah dan memberikan keputusan.
3. Menjadikan IPA sebagai bahan ajar kontekstual dan mempunyai nilai yang
bermanfaat.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) berpendapat bahwa pembelajaran IPA di


SD memiliki tujuan agar siswa memenuhi kapabilitas yakni sebagai berikut.

1. Menguatkan keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa bertolak dalam eksistensi,
keindahan, dan sistematisnya kondisi alam.
2. Memahami dan menerapkan konsep IPA di dalam keseharian.
3. Sadar akan hubungan timbal balik yang terjadi pada IPA, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat.

4
4. Memberdayakan kemampuan untuk melakukan penyelidikan terhadap alam sekitar,
memecahkan permasalahan, dan memutuskan perkara.
5. Menumbuhkan rasa cinta terhadap alam sekitar dengan menjaga dan melestarikan
alam sekitar.
6. Memacu semangat dalam menghargai alam dan isinya.
7. Sebagai bekal yang baik dalam melanjutkan studi kedepannya.

D. Penerapan Pembelajaran IPA Berbasis HOTS di SD

High Order Thinking Skills (HOTS) adalah suatu keterampilan berpikir yang sangat
erat dengan pelatihan kemampuan siswa dalam berpikir kritis, logis, analitis dan
sistematis. Dan HOTS juga memiliki atau menjadi salah satu prioritas dalam pembelajaran
di sekolah. Di sekolah HOTS sangat berorientasi pada pembelajaran, dan siswa pun
diharapkan mampu menjadi manusia yang berkualitas yang mampu bertahan dan
berkembang pada tantangan global saat ini. Oleh karena itu, untuk menjawab tantangan
global tersebut, peserta didik perlu dilatih untuk membangun dan meningkatkan
kemampuan mereka sejak dini.
Pembelajaran IPA sendiri memiliki 4 unsur yang berkaitan yaitu produk, proses,
aplikasi, dan sikap. Lalu, Proses itu sendiri merupakan salah satu hal yang dapat
memecahkan masalah yang melalui metode ilmiah, yang meliputi pengamatan,
penyusunan hipotesis, perencanaan eksperimen, percobaan, pengujian, eksperimen,
pengukuran, dan penarikan kesimpulan. Kemudian Aplikasi adalah salah satu penerapan
kerja ilmiah dalam konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Sikap merupakan rasa ingin
tahu tentang objek, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang
menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.
Adapula yang dinamakan dampak globalisasi atau bangsa yang semakin maju dan
canggih memaksakan semua anak bangsa untuk meningkatkan kemampuan bersaingnya,
salah satunya yaitu dengan keterampilan berkompetensi dalam ilmu pengetahuan. Pada
penguasaan ilmu pengetahuan dapat pula membantu memudahkan suatu bangsa dalam
menciptakan kehidupan bangsa yang lebih baik. Memang penguasaan ilmu pengetahuan
dapat menjadi salah satu solusinya. Tapi dapat dilihat kembai bahwa urgensi keterampilan
berpikir kritis dalam sains, diperlukan upaya untuk meningkatkannya di tingkat sekolah
dasar sedini mungkin. Salah satu dari upaya tersebut adalah membiasakan siswa SD
dengan soal-soal IPA yang berbasis HOTS. Seperti yang dinyatakan tadi atau sebelumnya,

5
tidak ada penelitian yang meneliti efektivitas cara dalam meningkatkan kemampuan
keterampilan berpikir kritis siswa dalam IPA.
Sebelum masuk ke dalam penerapan soal IPA yang berbasis HOTS bagi siswa,
sebelumnya untuk memberikan pelatihan kepada para guru untuk mengembangkan ilmu
berbasis HOTS yang cocok untuk siswa sekolah dasar yang mengikuti sintaks IPA
berbasis HOTS. Pembelajaran berbasis HOTS adalah salah satu interaksi belajar antara
peserta didik dengan guru, ataupun peserta didik dengan peserta didik yang berorientasi
pada keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pelatihan yang dilakukan secara eksternal yaitu
berupa ilmu pertanyaan-pertanyaan berbasis HOTS yang nantinya akan mereka gunakan
saat mengimplementasikan metode. Setelah itu guru akan melakukan Focus Group
Discussion (FGD) untuk mengimplementasikan pembiasaan bertanya IPA kepada siswa
berbasis HOTS.
HOTS jika kita ketahui lebih dalam munculnya suatu kerangka kerja pembelajaran abad
21 adalah berpikir tingkat tinggi. Tujuan dari pembelajaran abad 21 memiliki karakteristik
4 yaitu communication, collaboration, critical thinking, and problem solving, creativity
and innovation. Pada penerapannya pembelajaran IPA berbasis HOTS ada tiga tahapan
yang perlu kita ikuti yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
Pembelajaran HOTS ini didesain dengan pembelajaran aktif, yang berpusat pada peserta
didik, dengan pembentukan rasa ingin tahu dan penilaian yang berbasis HOTS. Berikut ini
transkrip pembelajaran IPA di kelas IV SD mengenai sifat-sifat cahaya.
Guru : Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh (guru memasuki kelas)
Siswa : Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh (siswa menjawab dengan 
serempak)
Guru : Selamat pagi anak-anak (dengan suara bersemangat menimbulkan motivasi)
Siswa : Selamat pagi, Bu…!
Guru : Bagaimana kabar kalian hari ini? (dengan suara bersemangat)
Siswa : Baik Bu..! (jawab anak-anak dengan serempak)
Guru : Siapa yang tidak hadir hari ini anak-anak?
Siswa : Lengkap semua Bu (jawab anak-anak dengan serempak)
Guru : Alhamdulillah, kalau semuanya bisa berhadir pagi ini. Anak-anak, sebelum
kita memulai pelajaran pagi hari ini, alangkah baiknya kalau kita berdoa
terlebih dahulu supaya apa yang akan kita pelajari pagi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Nah, siapa yang bersedia untuk memimpin doa pagi ini?
(berkata dengan sopan dan ramah)

6
Siswa : Saya Bu…! (jawab seorang anak sambil mengacungkan tangannya)
Guru : Iya Firman, silahkan kamu pimpin doanya
Siswa : Berdoa dimulai ….. (seluruh siswa berdoa dengan khusyuk sambil
menundukkan kepala)…. berdoa selesai.
Guru : Iya, terimakasih Firman karena telah bersedia untuk memimpin pembacaan
doa
pada pagi ini semoga apa yang akan kita pelajari hari ini bermanfaat. (ucap guru
sambil tersenyum)
Guru : Anak-anak, sebelum kita memasuki materi pelajaran maka kita harus selalu
menanamkan sikap disiplin di manapun dan kapanpun, baik di sekolah maupun di rumah.
Jangan buang sampah sembarangan dan mengganggu teman di kelas. Bagaimana, siap?
Siswa : Siap Bu…! (menjawab serempak)
Guru : Untuk memulai pelajaran hari ini kita akan tes konsentrasi terlebih dahulu
agar semakin semangat. Siapp?
Siswa : Siap Bu…! (menjawab serempak)
Guru : Baiklah, kalau Ibu mengatakan pagi maka tepuk tangan sekali, kalau Ibu
mengatakan siang maka tepuk tangan dua kali, kalau Ibu mengatakan malam maka tepuk
tangan 3 kali, sedangkan kalau Ibu mengatakan sore maka tepuk angin. Paham anak-anak?
Siswa : Paham Bu…!
Guru : Baiklah mari kita mulai…! (dengan penuh semangat)
Siswa : (mengikuti instruksi guru)
Guru : Wahh, semua sudah semangat sepertinya. Mari kita memulai pelajaran hari
ini mengenai sifat-sifat cahaya. Silakan siapkan alat tulis dan buka buku kalian halaman
29
Guru : Anak-anak, apakah kalian pernah duduk di tepi kolam?
Siswa : Pernah Bu…!
Guru : Nahh, apakah yang terjadi atau terlihat di kolam ketika kalian melihat ke arah
tersebut?
Siswa : Ada bayangan kami Bu…!
Guru : Nahh, betul sekali. Namun mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Siswa : Hmm, mungkin karena air memantulkan bayangan Bu
Guru : Baiklah anak-anak. Nah, hari ini kita akan mengupas tuntas mengenai hal
tersebut dengan melakukan percobaan
Siswa : Yeayy, bagaimana melakukannya Bu?

7
Guru : Sekarang, Ibu akan membagi kalian menjadi 5 kelompok. Silakan berhitung
dari angka 1 sampai dengan 5 dimana kelompok 1 akan diisi oleh setiap orang
yang mendapatkan nomor 1 dan begitu pula seterusnya. Bersama kelompok kalian akan
berdiskusi sekaligus mencatat hasilnya di sebuah kertas yang akan kalian presentasikan di
akhir pembelajaran nanti (guru membagi kelompok)
Siswa : Baik Bu (sambil mengikuti instruksi guru)
Guru : Baiklah anak-anak. Pertama, kalian akan melakukan percobaan
menggunakan tiga karton tebal dan lilin. Lubangi bagian tengah ketiga karton tersebut.
Letakkan karton-karton dengan posisi tiga lubang tersebut sejajar dengan cahaya lilin tepat
di belakang lubang. Perhatikan apa yang terjadi, lalu coba menggeser posisi setiap karton
sehingga setiap lubang menjadi tidak sejajar. Perhatikanlah setiap perbedaannya
Siswa : Baik Bu (sambil mengikuti instruksi guru)
Guru : Apakah sudah selesai anak-anak? Ohya, Ibu ingatkan untuk mencatat hasil
percobaan yang telah dilakukan di selembar kertas ya (sambil berkeliling)
Siswa : Sudah Bu
Guru : Okee, berdasarkan percobaan tadi apakah yang kalian temukan?
Siswa : Cahaya dapat merambat lurus Bu…!
Guru : Wahh, Halina pintar sekali. Jawabannya betul, berikan tepuk tangan untuk
Halina
Siswa : (mengikuti instruksi guru)
Guru : Nah, sekarang kita akan melakukan percobaan kedua dengan menggunakan
cahaya matahari/cahaya senter, gelas/benda-benda transparan/bening, benda-benda
berwarna gelap, dan benda-benda bening, tetapi berwarna. Letakkan peralatan seperti pada
gambar di buku paket. Arahkan cahaya ke tembok berwarna putih kemudian perhatikanlah
apa yang terjadi
Siswa : (mengikuti instruksi guru)
Guru : Apakah sudah selesai anak-anak? (sambil berkeliling)
Siswa : Sudah Bu
Guru : Okee, berdasarkan percobaan tadi apakah yang kalian temukan?
Siswa : Cahaya dapat menembus benda bening Bu…!
Guru : Wahh, Ifa cerdas sekali. Jawabannya benar, 100 untuk Ifa
Guru : Oke, sekarang kita akan melakukan percobaan selanjutnya. Percobaan ini
menggunakan dua cermin datar dan senter. Coba kalian pantulkan cahaya senter

8
menggunakan cermin. Coba berbagai posisi cermin yang berbeda dan gunakan lebih
banyak cermin. Amatilah apa yang terjadi pada cahaya pantul?
Siswa : (siswa mengikuti instruksi guru kemudian menjawab) Cahayanya memantul
Bu…!
Guru : Tepat Zaki. Dua jempol untuk kamu.
Guru : Baiklah, kemudian kita akan melakukan percobaan terakhir. Percobaan ini
menggunakan pensil yang setengah bagian panjangnya berada di dalam gelas berisi air.
Amatilah pensil dari sisi samping luar gelas. Bagaimana penampakan dan besar pensil
dibanding aslinya?
Siswa : Pensil terlihat bengkok saat diletakkan di dalam gelas yang berisi air dan
ukurannya terlihat lebih besar dibandingkan aslinya
Guru : Iya Hafiz. Kamu memang pandai. Jawabannya benar. Tapi apakah ada yang
tahu mengapa hal ini terjadi? Sekarang Ira bisa berikan pendapatnya
Siswa : Karena cahaya dapat terbelok melalui dua zat yang kerapatannya berbeda Bu
Guru : Iya, benar sekali Ira. Jadi, cahaya dapat tersebut dibiaskan karena adanya dua
zat yang kerapatannya berbeda yaitu pensil dan air di dalam gelas
Siswa : Ohh begitu ya, Bu?
Guru : Iya anak-anak. Nah, hari ini kita telah melakukan empat macam percobaan
mengenai sifat-sifat cahaya. Apakah kalian telah memahaminya atau ada yang ditanyakan?
Siswa : Ibu, mengapa ketika saya ingin berenang maka kolamnya terlihat lebih
dangkal namun ketika telah berenang ternyata kolam tersebut aslinya lebih dalam?
Guru : Pertanyaan bagus! Nah, apakah ada yang bisa menjawab?
Siswa : Saya Bu…!
Guru : Ya, silakan Nadya
Siswa : Jadi hal tersebut terjadi karena cahaya mengalami pembiasan yang terlihat
dangkal namun aslinya lebih dalam
Guru : Betul sekali Nadya. Kamu memang pandai
Guru : Baiklah anak-anak. Ternyata sudah banyak kegiatan yang kita lakukan hari
ini. Bagaimana perasaan kalian sekarang?
Siswa : Sangat senang Bu…! (dengan penuh semangat)
Guru : Dari berbgai kegiatan tersebut, apakah yang dapat kita simpulkan hari ini?
Siswa : Cahaya memiliki berbagai sifat Bu, diantaranya yaitu cahaya merambat
lurus, cahaya menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan, dan cahaya dapat
dibiaskan.

9
Guru : Iya, betul sekali Halina. Kamu memang cerdas. Tingkatkan prestasimu dan
yang lain juga yaa, ayo kita beri tepuk tangan untuk semuanya.
Siswa : (mengikuti instruksi guru)
Guru : Nah anak-anak, sekian dulu pertemuan kita hari ini. Jangan lupa pelajaran
pada
hari ini kalian ulangi lagi di rumah dan juga jangan lupa pula kerjakan PR pada
halaman 32 di buku paket.
Guru : Silakan rapikan alat tulis kalian dan pastikan tidak ada sampah yang
tertinggal.
Hati-hati dalam perjalanan pulang dan langsung kembali ke rumah. Sebelum
pulang marilah kita berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing yang
dipimpin oleh Ahmad
Siswa : Baik, berdoa dimulai…. Berdoa selesai.
Guru : Ibu akhiri pelajaran kita hari ini dan sampai jumpa lagi besok.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh (guru meninggalkan kelas)
Siswa : Wa’alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh (jawab siswa serentak).

Penelitian Implementasi pembelajaran HOTS di SD sebagai berikut:


1. Analisis Assesment Higher Order Thinking Skills Pada Materi Ipa Kelas Tinggi Sd N
Bugangan 02 Semarang
Penelitian yang ditunjukkan untuk berpikir kritis dan memahami maksud soal yang
akan dikerjakan. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan
dokumentasi.
Kesimpulannya penilaian soal berorientasi HOTS Pada kelas tinggi mata pelajaran IPA
Semester 1 di SD N Bugangan 02 Semarang berjalan dengan cukup baik dilihat dari hasil
telaah soal HOTS yang digunakan pada PTS dan PAS yang mendapat nilai diatas 70 dan
masuk kategori cukup baik dan baik. Langkah-langkah Penyusunan HOTS yang dilakukan
dengan observasi baik karena mendapat skor 80 soal tes yang disusun sudah termasuk
kategori baik. Guru sudah memanfaatkan hasil penilaian dan melaporkan hasil penilaian
sesuai dengan permendikbud No.23 Tahun 2016 tentang standar penilaian Pendidikan.

2. Pengembangan Soal Tes Berbasis Hots Pada Model Pembelajaran Latihan Penelitian Di
Sekolah Dasar

10
Instrumen memuat soal tes telah dikembangkan untuk mengukur kemampuan kognitif
siswa. Pengumpulan data menggunakan kuesioner.

Kesimpulan diperoleh hasil akhir berupa perangkat soal tes berbasis HOTS di kelas IV
dengan tema selalu berhemat energi dan subtema macam-macam sumber energi. Tes
berjumlah 23 butir soal. 10 butir soal pilihan ganda dan 13 butir soal essay.

3. Implementasi Pembelajaran Tematik Berbasis HOTS di Sekolah Dasar


Peserta didik dapat berpikir kritis dalam menerima berbagai informasi dan berpikir
kreatif dalam memecahkan suatu problematika. Pengumpulan data berbasis studi pustaka
Berdasarkan penelitian kajian literasi di atas dapat penulis simpulkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran tematik berbasis HOTS merupakan kegiatan proses belajar mengajar yang di
dalamnya terdapat interaksi antara guru dan peserta didik. Pembelajaran di awali dengan
kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dalam proses kegiatan
pembelajaran harus tetap menerapkan pembelajaran yang berfokus pada kemampuan
berpikir tingkat tinggi yang peserta didik miliki, agar mampu menyelesaikan suatu
permasalah dengan cara menerapkan pengetahuan yang peserta didik miliki sehingga
dalam mengimplementasikan dan mengembangkannya menjadi hal yang baru.

4. Analisis Kemampuan Higher Order Thingking Skills (HOTS) Siswa Materi IPA Di
Sekolah Dasar
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan pemecahan
masalah peserta didik menggunakan analisis soal tes.
Berdasarkan hasil analisis soal evaluasi, masih rendahnya soal-soal yang termasuk
kategori HOTS, sehingga diperlukan perbaikan dan peningkatan mutu/kualitas dalam
menyusun soal-soal evaluasi agar kriteria soal HOTS lebih dominan.

5. Pengembangan Monopoli Berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skill) Sebagai Media
Pembelajaran Materi Hewan dan Makanannya
Untuk mengetahui kevalidan, kepraktisan, dam keefektifan untuk mengembangkan
suatu produk. Instrumen pengumpulan data menggunakan angket, validasi ahli materi,
media, angket respon siswa dan guru, dan pretest-posttest.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

11
pengembangan Media Monopoli Berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skill) Valid dan
praktis serta efektif digunakan sebagai media pembelajaran IPA kelas IV SD Kalicari 01
Semarang.
Dikatakan valid berdasarkan uji validitas yang dilakukan oleh ahli media dan ahli materi.
Hasil uji validasi media mencapai tingkat kevalidan 93 % dan uji validasi materi mencapai
tingkat kevalidan 93 % dengan kategori “Sangat Baik”. Praktis berdasarkan penilaian guru
dan siswa terhadap kualitas media ketika diujicobakan di sekolah. Hasil respon guru
mencapai tingkat kepraktisan 98 % dan respon siswa mencapai tingkat kepraktisan 97 %
dengan kategori “Sangat Baik”. Sehingga dapat dikatakan penggunaan media
pembelajaran Monopoli Berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skill) efektif sebagai
media pembelajaran IPA kelas IV SD Kalicari 01 Semarang.

6. Implementasi Model Pembelajaran PBL Berbasis HOTS pada Pembelajaran IPA


Mendeskripsikan penerapan model PBL (Problem Based Learning)dalam
pembelajaran IPA di sekolah dasar. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan proses mencari informasi dan menyusun secara sistematis informasi dan
data yang telah diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan uraian, pembelajaran dengan menerapkan model PBL (Problem Based
Learning) berimplikasi pada kondisi kelas menjadi lebih aktif, siswa menjadi berani
tampil dalam mengungkapkan pendapatnya, kegiatan belajar jadi lebih menyenangkan
dan dapat terlatih memecahkan contoh permasalahan melalui kegiatan praktikum.

7.Analisis Muatan Hots dan Kecakapan Abad 21 pada Buku Siswa Kelas V Tema
Ekosistem di Sekolah Dasar
Untuk mengungkap konten HOTS pada keterampilan abad 21 di soal-soal pada buku
siswa. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi literatur.
Kesimpulan suatu soal dianggap memuat HOTS apabila memuat dua kategori yaitu,
kategori mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi dan kontekstual. Kategori tersebut
kemudian dipecah menjadi 16 indikator mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi dan
5 indikator kontekstual. Peneliatian menunjukkan mautan yang paling
banyak muncul pada kategori mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi yaitu indikator
nomor 16 (soal memunculkan stimulus untuk dipikirkan oleh siswa). Pada kategori
kontekstual indikator yang sering muncul yaitu indikator nomor 1 (menghubungkan
konteks dengan kehidupan nyata).

12
8. Implementasi Hots Pada Kurikulum 2013
Untuk menemukan keterkaitan implementasi HOTS (Higher Order Kognitif
Thingking Skill) pada kurikulum 2013 dalam rangka memajukan mutu pendidikan di
Indonesia. Pengumpulan data menggunakan observasi guru dan siswa, tes hasil belajar,
dan dilihat dari ketuntasan klasikal.
Dengan mengamplikasikan HOTS pada kurikulum 2013 dapat mempermudah proses
pembelajaran dan membuat siswa lebih aktif dan tidak tepaku pada metode ceramah yang
disampaikan oleh guru serta dengan menggunakan pendekatan HOTS, situasi kelas yang
semula kurang aktif setelah diterapkan metode pemberian tugas, kondisi kelas berubah
menjadi aktif.

9. Implementasi Pembelajaran HOTS (Higher Order Thinking Skill) IPA Menggunakan


Alat Sederhana
Untuk mengetahui pembelajaran HOTS IPA menggunakan alat sederhana dan
pencapaian peserta didik dalam kompetensi yang dipelajari. Data diambil dari kelas yang
sudah dilakukan sesuai jadwal.
Implementasi Pembelajaran HOTS IPA mengunakan Alat sederhana mampu menciptakan
suasana yang menyenangkan sehingga menumbuhkan semangat untuk mengajak peserta
didik belajar menemukan konsep sendiri, belajar bekerjasama, mengkomunikasikan apa
yang telah dihasilkan dan memberikan wadah berkreatifitas terhadap penyelesaian
permasalahan yang terjadi serta mengaplikasikan konsep yang dipelajari secara langsung
sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna.

10. Implementasi Pembelajaran Berorientasi HOTS dan Kreativitas pada Muatan Pelajaran
IPA Siswa SD Negeri Sariharjo
Untuk mendeskripsikan implementasi pembelajaran berorientasi HOTS dan
kreativitas siswa pada muatan pelajaran IPA untuk Siswa SD Negeri Sariharjo.
Pengumpulan data dianalisis dari hasil wawancara, observasi, dan catatan tertulis.
Simpulan dari implementasi pembelajaran berorientasi HOTS dan kreativitas siswa
penelitin uraikan sebagai berikut:
(1) implementasi pembelajaran berorientasi HOTS pada muatan pelajaran IPA untuk
siswa SD Negeri Sariharjo menumbuhkan kemampuan kreativitas siswa dalam
mengonstruksi pengetahuannya, berpikir kritis, dan memecahkan masalah;

13
(2) RPP secara sistematis dan cermat khususnya pada pembelajaran IPA dengan model
pembelajaran discovery learning yang dilaksanakan tidak hanya sekedar berorientasi
pada mengimplementasikan HOTS, tetapi juga mengintegrasikan pendidikan karakterkerja
sama, kreativitas, jujur, ilmiah, membangun semangat literasi siswa, dan
mengembangkan kecakapan abad 21

E. Contoh Soal IPA Berbasis HOTS di SD

a) Soal Pilihan Ganda


1. Cika dan kakaknya punya peliharaan masing-masing, Cika merawat ikan mas koki
dan kakaknya merawat kucing. Kadang-kadang Cika menolong kakaknya merawat
peliharaannya. Saat memberi makan Cika mengamati peliharaannya itu, ternyata
Cika melihat bahwa 2 hewan tersebut mempunyai alat gerak yang tidak sama, hal
itu terjadi karena ....
a. Ikan dan kucing tinggal di habitat yang berbeda
b. Ikan dan kucing tinggal di habitat yang sama
c. Ikan dan kucing merupakan hewan yang berukuran kecil
d. Ikan dan kucing tidak berteman
2. Ketika jam istirahat sekolah, murid kelas V jajan di kantin sekolah. Ada yang
membeli nasi goreng, bakso, siomay dan banyak lagi. Tetapi , satu orang murid
bernama Tia tidak ikut jajan dengan teman-temannya. Itu bukan karena Tia tidak
membawa uang, tapi Tia malas harus mengantri di kantin yang penuh pembeli.
Padahal hari itu, Tia tidak sarapan pagi sedangkan pembelajaran selesai pada jam
02.00 siang. Sudah sering ibu guru menghimbau murid untuk membawa bekal
kepada murid yang tidak ingin jajan ke kantin. Pada jam 12.00, perut Tia berbunyi,
Tia kehilangan fokus belajarnya. Perut Tia terasa sakit melilit dan nyeri ulu hati.
Dari peristiwa itu, kenapa hal itu bisa terjadi?
a. Tia ingin buang air besar
b. Tia sakit karena tidak ikut teman-temannya ke kantin
c. Tia sakit karena makan tidak teratur sehingga lambungnya kosong. Padahal
lambung tetap bekerja meski perut kosong sehingga akan menghasilkan asam
yang berlebih dan menyebabkan dinding lambung iritasi
d. Tia sakit karena ia tidak mengerti apa yang bu guru jelaskan
3. Sebuah perusahaan membangun pabrik di area yang semula merupakan area
perhutanan, beberapa minggu kemudian warga diresahkan dengan kedatangan
monyet yang mengambil hasil perkebunan mereka. Mengapa hal tersebut terjadi?
a. Monyet ingin menjual hasil perkebunan mereka
b. Monyet mengambil hasil perkebunan warga karena ekosistem hutan tempat
monyet tinggal dan mencari makan telah berubah menjadi pabrik, sehingga
monyet kesulitan mencari makan dan kelaparan
c. Monyet menyukai hasil kebun mereka untuk disimpan
d. Monyet ingin mendapatkan perhatian dari warga untuk dipelihara sehingga
mempunyai tempat tinggal baru

14
4. Pada setiap makhluk hidup pasti memiliki hubungan satu sama lainnya baik itu
menguntungkan maupun dirugikan, hal tersebut dinamakan dengan simbiosis,
apabila hubungan dua makhluk hidup tersebut merasa yang satu untung dan yang
satunya lagi tidak merasa dirugikan merupakan pengertian dari simbiosis
komensalisme. Contoh dari simbiosis komensalisme, yaitu...
a. Ikan remora dan ikan hiu. Ikan remora mempunyai alat penghisap yang bisa
melekat pada ikan-ikan yang lebih besar. Alat tersebut dimanfaatkan untuk
memakan sisa-sisa makanan yang menempel pada ikan hiu. Kemunculan ikan
remora tidak merugikan ikan hiu.
b. Manusia dengan cacing pita. Cacing pita terdapat pada sistem pencernaan
manusia cacing pita mengambil sari makanan yang penting bagi manusia untuk
menjadi energi.
c. kutu daun dan semut. Kutu daun adalah serangga kecil yang dapat menghisap
getah tanaman. Getah yang dihisap kutu daun akan mengeluarkan embun
madu.
d. Lalat buah dengan buah. Lalat buah ialah jenis lalat yang sering
menggeromboli buah-buahan. Lalat buah akan merugikan buah-buahan dan
menguntungkan lalat buah tersebut.
5. Aldi pubertas di usia 13 tahun, Caca pada usia 12 tahun, sedangkan Didi di usia 15
tahun. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ….
a. Awal masa pubertas tidak sama
b. Awal masa pubertas sama
c. Masa pubertas hanya muncul pada laki-laki
d. Masa pubertas diawali ketika anak-anak
6. Perhatikan gambar berikut.

Dari gambar tersebut pernyataan yang sesuai adalah....


a. tumbuhan itu berkembang biak secara generatif karena memiliki buah
b. tumbuhan itu berkembang biak secara generatif karena berbatang kayu
c. tumbuhan itu berkembang biak secara vegetatif buatan karena berbatang kayu
d. tumbuhan itu berkembang biak secara vegetatif buatan karena bertulang daun
menyirip
7. Setiap musim hujan rumah di wilayah Kampung Melayu selalu dilanda banjir.
Banyak rumah yang tergenang sampai menyebabkan kerusakan. Bukan hanya itu,

15
terkadang banjir melarutkan perabotan rumah tangga hingga menyebabkan korban
jiwa. Hal tersebut dapat terjadi karena.....
a. Sinar matahari, evaporasi dan kondensasi
b. Sinar matahari, tanah dan kondensasi
c. Tanah, evaporasi dan kondensasi
d. Sinar matahari, tanah, evaporasi dan kondensasi
Jawaban a
8. Suatu bayangan akan berpindah-pindah tergantung posisi sumber cahayanya.
Amatilah gambar dibawah ini.

Dari gambar tersebut manakah gambar bayang-bayang pohon cemara yang tepat
sesuai dengan arah cahaya matahari?

Jawaban d
9. Kelelawar merupakan hewan nuktural dan memiliki kemampuan khusus. Pada
malam hari kelalawar suatu bunyi yaitu bunyi ultrasonik. Kemampuan pada
kelalawar tersebut dapat dimanfaatkannnya untuk...
a. Sebagai arah jalan
b. Sebagai perlindungan diri dari musuh
c. Untuk mencari makanan
d. Untuk mencari kelompoknya pada saat terpisah

16
Jawaban c
10. Andi sangat suka bersepeda. Saat bersepeda Andi membelokkan-belokkan sepeda
sesuai dengan keinginannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa gaya mampu...
a. Mengubah arah benda
b. Mengubah bentuk
c. Mengubah wujud
d. Mengubah benda
Jawaban a

b) Soal Isian
1. Katak, sapi, lumba-lumba, paus, burung merpati, ular, dan salamander adalah
contoh-contoh hewan bertulang belakang atau vertebrata. Di antara hewan-
hewan tersebut, yang termasuk dalam kelompok mamalia adalah…, …, dan…

Jawaban: Sapi, paus, dan lumba-lumba


Pembahasan: Mamalia merupakan jenis hewan yang menyusui dan merupakan
spesies yang paling beragam di bumi

2. Hubungan antar tulang atau sendi yang memungkinkan terjadinya gerakan


misalnya hubungan antar tulang gelang bahu dan tulang lengan atas disebut
sendi…
Jawaban: Sendi Peluru
Pembahasan: Sendi peluru merupakan sendi yang mempunyai ujung membulat,
yang masuk ke ujung tulang lainnya yang berbentuk cekungan

3. Berbagai usaha untuk pencegahan penyakit di antaranya adalah dengan


memanfaatkan kuman yang telah dilemahkan daya serangnya yang disebut…

Jawaban: Vaksinasi
Pembahasan: Vaksinasi merupakan proses pemberian antigen yang dapat
merangsang pembentukan imunitas atau antibody di dalam sistem imun tubuh

4. Suatu saat kita melakukan gerakan spontan akibat reaksi terhadap suatu keadaan
misalnya saat kita tersengat listrik. Gerakan itu tiba-tiba dan tanpa kita sadari.
Gerak yang demikian disebut…

17
Jawaban: Gerak reflex
Pembahasan: Gerak refleks terjadi tanpa disengaja atau disadari, berlangsung
cepat, dan melewati jalur pendek dan tidak melewati otak
5. Urutan sistem pencernaan pada burung pemakan biji adalah: mulut -
kerongkongan - … - lambung - usus halus - usus besar dan berakhir di kloaka

Jawaban: Tembolok
Pembahasan: Tembolok merupakan tempat penyimpanan sementara makanan
yanng masuk dari mulut dan kerongkongan

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kemampuan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skills (HOTS) adalah
suatu kemampuan berpikir dalam ranah kognitif yang tertinggi. Tidak hanya
diperuntukkan bagi proses pemahaman, tetapi juga sampai kepada mencipta dapat
berdasarkan objek kajian yang telah dipelajari. Pembelajaran IPA berbasis HOTS adalah
pembelajaran yang membuat siswa memperoleh pengalaman secara langsung sehingga
dapat menambah kekuatan siswa untuk menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep
yang telah dipelajari berdasarkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Ciri pembelajaran
IPA berbasiskan HOTS dapat terdiri berbagai macam seperti untuk mengukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi, berbasis permasalahan kontekstual, dan bentuk soal
yang beragam.

Pembelajaran HOTS ini didesain dengan pembelajaran aktif, yang berpusat pada
peserta didik, dengan pembentukan rasa ingin tahu dan penilaian yang berbasis HOTS.
Pada penerapannya pembelajaran IPA berbasis HOTS ada tiga tahapan yang perlu kita
ikuti yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Tentunya HOTS
memiliki tujuan yang jelas yaitu agar seseorang dapat meningkatkan dirinya dalam
berpikir lebih tinggi atau berpikir kritis dalam mendapatkan informasi, terciptanya ide
kreatif dalam berpikir saat mencoba untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan
sumber ilmu pengetahuan yang ia miliki sehingga memberikan keputusan atau
penyelesaian masalah dalam pada situasi yang kompleks.

B. Saran

Pembelajaran IPA berbasis HOTS ini sangat bermanfaat di sekolah dasar, tentunya
guru perlu terampil dalam memilih, memanfaatkan dan mengembangkan metode, model,
media, sumber belajar yang mendukung tujuan pembelajaran IPA berbasis HOTS ini,
sehingga peserta didik dapat menerapkannya pada budaya masyarakat dan lingkungan
sehari-hari. Pembelajaran HOTS juga sebagai bahan ajar IPA dengan pemberdayaan

19
kemampuan siswa agar dapat memeriksa keadaan, memecahkan masalah, dan memberikan
keputusan.

DAFTAR PUSTAKA

Annuuru, dkk. (2017). Peningkatan Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi dalam Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam Peserta didik Sekolah Dasar melalui Model
Pembelajaran Treffinger. Departemen Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia.
Hosnul Khotimah, dkk.,” Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Teknik
Mind Mapping Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa SMP Kelas VIII”
dalam jurnal JurusanBiologi-Fakultas MIPA UM, 2015.
Rozi, Fahrur, and Citra Bahadur Hanum. "Pembelajaran ipa sd berbasis hots (higher order
thinking skills) menjawab tuntutan pembelajaran di abad 21." Seminar Nasional
PGSD Unimed. Vol. 2. No. 1. 2019.
Sofyan, F A. (2019). Implementasi HOTS pada Kurikulum 2013. Jurnal Inventa, 3 (1), hlm.
1-17. ISSN: 2598-6244.
Y.Sidiq, N. Ishartono, A. Desstya, H. J. Prayitno, S.Anif, M.L. Hidayat. Jurnal Pendidikan
IPA Indonesia. IMPROVING ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS CRITICAL
THINKING SKILL IN SCINCE THROUGH HOTS-BASED SCIENCE
QUESTIONS: A QUASI-EXPERIMENTAL STUDY. 2021. JPII 10 (3) (2021) 378-
386.

Andreas Bagas Kiswara, Tri Murwaningsih, Susantiningrum. Jurnal informasi dan


Komunikasi Administrasi Perkantoran. ANALISIS PENERAPAN
PEMBELAJARAN BERBASIS HOTS PADA PROGRAM KEAHLIAN
OTOMATISASI TATA KELOLA PERKANTORAN SMK NEGERI DI KOTA
SURAKARTA.e-ISSN 2614-0349 47- 52

Fahrur Rozi, dan Citra Bahadur Hanum. Seminar Nasional Pendidikan Dasar Universitas
Negeri Medan. PEMBELAJARAN IPA SD BERBASIS HOTS (HIGHER ORDER
THINKING SKILLS) MENJAWAB TUNTUTAN PEMBELAJARAN DI ABAD 21.
2019. ISBN: 978-602-53076- 1-4 246 – 311

20
Rozi, Fahrur, Citra Bahadur Hanum. 2019. Pembelajaran IPA SD Berbasis HOTS (Higher
Order Thinking Skills) Menjawab Tuntutan Pembelajaran di Abad 21. Medan: Universitas
Negeri Medan.

Wahyuningsih, Yuli dkk. 2019. HOTS (High Order Thinking Skills) dan Kaitannya dengan
Keterampilan Generik Sains dalam Pembelajaran IPA SD. Surakarta: ATMIRE.

Saktiawan, S. 2021. OSN IPA SD. Sudut Pintar, 1-9.

21

Anda mungkin juga menyukai