Anda di halaman 1dari 4

Penalaran dan Argumentasi Hukum

Essay:
Tugas dan Wewenang Pemerintah Dalam Menyalurkan Bantuan Bencana Alam di
Palu, Sigi dan Donggala

Di Susun oleh :
Ilham Nur Putra Sandegi
(D 101 17 229)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS TADULAKO

2019
A. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Bencana alam adalah suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa luar biasa yang disebabkan
oleh alam (gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor) sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kehilangan
harta benda, dan dampak psikologis.

Pada umumnya bencana alam terjadi karena adanya perubahan pada alam, baik secara
perlahan maupun secara ekstrim. Namun, beberapa peristiwa bencana alam terjadi karena ada
faktor campur tangan manusia, misalnya penebangan pohon di hutan yang mengakibatkan tanah
longsor. Saat ini para ilmuwan melakukan berbagai upaya agar dapat mendeteksi terjadinya
bencana. Namun, tidak semua bencana alam dapat dideteksi secara dini karena masih merupakan
misteri hingga kini.

Terlepas dari itu semua, bahwa terjadinya suatu bencana alam adalah atas kehendak
Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebagai orang yang percaya akan adanya rabb yang mengatur
alam, sudah sepatutnya kita beranggapan bahwa terjadinya bencana semata-mata adalah atas
kehendak Allah.
Berdasarakan UU No. 24 tahun 2007, Saat terjadi suatu bencana alam Negara atau
Pemerintah dalam hal ini BNPB maupun BPBD merupakan bagian yang menjadi barisan
terdepan untuk membantu para korban yang terkena bencana alam. Pemerintah wajib untuk
melakukan bantuan dalam bidang kesehatan, evakuasi korban, pemulihan korban, maupun
perbaikan rumah-rumah korban, dll-nya. Namun faktanya pemerintah dalam hal ini masih sangat
lamban dan kurang evektif dalam melakukan bantuan.
Contohnya saja saat bencana Palu, Sigi dan Donggala, dalam penyaluran logistic
pemerintah kesulitan bahkan kewalahan saat menyalurkannya. Kendala ini membuat korban
yang seharusnya mempunyai hak untuk mendapatkan bantuan seperti terabaikan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa saja yang memperhambat pemerintah dalam menyalurkan bantuan
bencana alam?
2. Bagaimana upaya yang dilakukan Pemerintah dalam menyalurkan bantuan bencana alam?

1.3 Kerangka Teori


Bencana di Palu, Sigi dan Donggala merupakan bencana besar yang berdampak terhadap
banyak orang, dalam penanggulangan bencana ini BPBD maupun BNPB lah yang berada pada
barisan terdepan karena mereka merupakan instansi yang khusus menangani bencana, sedangkan
Dinas Sosial berada dibelakang BPBD untuk menjadi back up.
Penanganan pengungsi di posko pengungsian juga melibatkan Dinas Pekerjaan Umum,
yang paling utama adalah penyediaan air bersih beserta fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus).
Dinas Pekerjaan Umum dalam perannya pada penanggulangan bencana Palu, Sigi dan Donggala
terlihat sudah baik, dengan adanya inovasi seperti yang awalnya air bersih diantar ke posko
pengungsian sekarang sebagian posko sudah dibuatkan sumur bor, sehingga air bersih selalu
tersedia di posko pengungsian. Air yang dari sumur bor tentunya kebersihannya lebih terjamin
dibandingkan saat diantar dengan mobil tangki karena harus melalui proses pemindahan dari
tangki ke penampungan air di posko.
Dalam hal menjamin kebersihan air tersebut Dinas Pekerjaan Umum bekerjasama dengan
Dinas Kesehatan, saat sampai di posko pengungsian Dinas Kesehatan bertugas memastikan
adanya kebersihan sanitasi dan pemeriksaan lingkungan diantaranya air dan udara, Selain
pemeriksaan kualitas udara dan air di posko pengungsian, dinas kesehatan juga rutin
mengadakan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan kepada masyarakat pengungsi korban Palu,
Sigi, dan Donggala.

B. Pembahasan Masalah
2.1 Faktor-Faktor Penghambat dalam Penanggulangan Bencana Alam
Dinas-dinas yang terkait dalam penanggulangan bencana Palu, Sigi dan Donggala ini
berada dibawah komando Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Ada beberapa instansi yang
terkait dalam hal penanganan bencana alam, salah satunya pemerintah daerah dalam hal ini
Dinas Sosial.
Dinas Sosial seperti menunggu arahan dari BPBD kota palu. Faktor yang mendalam
adalah terjadinya misskomunikasi antara pihak instansi tersebut, sehingga dalam hal penyaluran
bantuan menjadi lamban, tidak efektif dan kurang maksimal. contohnya BPBD juga
mengeluarkan dana untuk logistik sedangkan masalah logistik adalah tugas Dinas Sosial
sehingga tidak seluruhnya laporan itu berasal dari Dinas Sosial. Sebaiknya saat dana yang sudah
dianggarkan oleh dinas-dinas itu turun dari BNPB langsung diserahkan ke dinas-dinas terkait dan
dikelola, lalu hasil pertanggungjawaban dilaporkan ke BPBD, untuk dilaporkan kembali ke
BNPB sebagai pemberi dana. SOP (Standar Operasional Prosedur)
Pada mekanisme pendanaan dalam penanggulangan bencana, dinas-dinas terkait
menyusun rencana dengan mendaftarkan apa saja yang mereka butuhkan untuk penangangan
bencana tersebut beserta anggaran dana nya, lalu dinas itu melaporkan kepada BPBD untuk
dirangkum lalu diserahkan kepada BNPB agar dapat menurunkan dana. Dana yang turun dari
BNPB diserahkan kepada dinas-dinas terkait melalui BPBD, dalam hal ini terlihat bahwa BPBD
Kota lamban dalam hal pendistribusian dana ke dinas-dinas terkait, khususnya pada Dinas Sosial
sudah terjadi kebingungan dalam pengadaan logistik.
2.2 Upaya Pemerintah melakukan penyaluran bantuan bencana alam
Ada beberapa hal yang sudah dilakukan pemerintah dalam melakukan penyaluran
bantuan bencana alam antara lain yaitu, pemerintah dan jajarannya turun langsung memastikan
bantuan sampai ke pusat bencana, bantuan tersebut berupa bantuan logistik, tenda dan obat-
obatan.
Dan juga ada beberapa pasukan yang telah dibentuk oleh Pemerintah mulai dari unsur
TNI, Polri, Tim SAR, maupun masyarakat biasa(Relawan). Pasukan ini diturunkan ke lokasi
bencana, hal ini sebagai langkah cepat pemerintah untuk menangani proses evakuasi bencana
alam.
Sudah kewajiban Pemerintah untuk menyalurkan bantuan bencana alam, Sebab, dalam
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, merupakan tanggung
jawab dan wewenang Pemerintah dan Pemerintah Daerah, yang dilaksanakan secara terencana,
terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh.

C. Penutup
3.1 Kesimpulan
Tidak dipungkiri lagi bencana selalu saja ada, data menunjukkan BNPB mencatat sekitar
1.999 kejadian bencana di Indonesia selama tahun 2018. Dampak yang ditimbulkan bencana
dilaporkan sangat besar. Tercatat 3.548 orang meninggal dunia dan hilang, 13.112 orang luka-
luka, 3,06 juta jiwa mengungsi dan terdampak bencana, 339.969 rumah rusak berat, 7.810 rumah
rusak sedang, 20.608 rumah rusak ringan, dan ribuan fasilitas umum rusak. Bencana cenderung
meningkat dari tahun ke tahun.
Terlepas dari pemerintah yang berhak memberikan bantuan saat terjadinya bencana alam,
kita sebagai manusia dalam kata lain yaitu makhluk sosial sudah sepatutnya untuk saling
membantu saudara kita diluar sana yang terkena musibah bencana alam. Pemerintah dengan
beberapa programnya sudah berupaya dengan maksimal dalam penanggulangan bencana alam.

3.2 Saran
Pemerintah diharapkan mampu membuat pembaharuan inovasi-inovasi kebjakan dalam
rangka melakukan penanggulangan bencana alam, agar kiranya korban bencana dapat terisolir
secara baik dengan adanya bantuan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai