Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PROFIL PERUSAHAAN

Saya bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang Media Cetak. Saya bekerja
sudah 1 tahun. Alamat kantor saya ada di Jl.Salemba Raya No.24 AB Jakarta
Pusat. Dalam satu gedung terdapat 4 lantai. Lantai 1 dan 2 untuk Gereja
Reformasi Indonesia, Lantai 3 untuk Yayasan MIKA (Misi Kita Bersama) yang
melayani sekolah yang ada di Kalimantan Barat (Ngabang) dan Papua (Masih
dalam proses) dan yang di Lantai 4 khusus untuk Tabloid REFORMATA
(Tabloid Kristen) dan Yayasan PAMA (Pelayanan Media Anthiokia) PAMA
bekerjasama dengan 44 Radio yang ada di seluruh Indonesia dan 3 Television
(Life Channel, Hi.Tv, Tv Shine) . Yaa saya bekerja di lingkungan Kristen.
Semuanya dinaungi oleh pimpinan saya, Tapi khusus untuk Lantai 1,2,3
dinaungi oleh pimpinan saya yang bernama Pdt.BigmanSirait dan untuk Lantai 4
ini istrinya yang memimpin Ir.GretaMulyati. Awal saya bekerja sebagai Admin
selama 4 bulan setelah itu saya pindah menjadi menjadi Sekertaris Redaksi di
Tabloid Reformata sekaligus menjadi Admin umum, produksi keseluruhan di
Yayasan PAMA memegang 44 Radio dan 3 Television sampai sekarang.
Banyak suka duka selama bekerja terutama dengan pemimpin saya di kantor.
Pimpinan saya Ir.Greta Mulyati adalah seorang psikolog dan beliau masih kuliah
sampai sekarang. Umur pimpinan saya berkisar 55 Tahun. Beda 5 tahun dengan
suaminya. Pdt.Bigman Sirait ini adalah pemilik dari gedung dimana saya
bekerja, Beliau owner sekaligus pimpinan di kantor saya. Beliau juga yang
membangun sekolah di Kalimantan Barat (Ngabang). Demikian sedikit profil
tentang kantor dimana saya bekerja sekaligus singkat mengenai pimpinan saya.
BAB 2
TIPE-TIPE PEMIMPIN

 Tipe Pemimpin Otokratis

Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak.
Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :
Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi. Mengidentikkan tujuan
pribadi dengan tujuan organisasi. Menganggap bahwa bawahan adalah
sebagai alat semata-mata tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari
orang lain karena dia menganggap dialah yang paling benar. Selalu
bergantung pada kekuasaan formal. Dalam menggerakkan bawahan sering
mempergunakan pendekatan ( Approach ) yang mengandung unsur paksaan
dan ancaman. Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpinan otokratis
tersebut di atas dapat diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari
manusia, karena tipe ini tidak dapat dipakai dalam organisasi modern.

2. Tipe Kepemimpinan Militeristis

Perlu diparhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang


pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam
organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah
bertipe militeristis. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut : Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah
ditetapkan, perintah mencapai tujuan digunakan sebagai alat utama.
Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan
jabatannya. Senang kepada formalitas yang berlebihan. Menuntut disiplin
yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan, Tidak mau menerima kritik
dari bawahan Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpin militeristis jelaslah bahwa
tipe pemimpin seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.

3.Tipe Pemimpin Paternalistis


Tipe kepemimpinan fathornalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat
fathernal atau kepakan.ke Pemimpin seperti ini menggunakan pengaruh yang
sifat kebapaan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan.Kadang-
kadang pendekatan yang dilakukan sifat terlalu senti mentil.
Sifat-sifat umum dari tipe pemimpin paternalistis dapat dikemukakan
sebagai berikut:
Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
Bersikap terlalu melindungi bawahan Jarang memberikan kesempatan
kepada bawahannya untuk mengambil keputusan. Karena itu jarang dan
pelimpahan wewenang.
Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya tuk mengembangkan
inisyatif daya kreasi.
Sering menganggap dirinya maha tau.
Harus diakui bahwa dalam kadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat
diperlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifat-sifat negatifnya pemimpin
faternalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang
dipimpinnya.

4. Tipe Kepemimpinan Karismatis


Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menamukan sebab-
sebab mengapa seorang pemimin memiliki karisma.Yang diketahui ialah tipe
pemimpin seperti ini mampunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya
mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut
menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini,
pengetahuan tentang factor penyebab Karena kurangnya seorang pemimpin
yang karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang
demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers), perlu
dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan profil pendidikan dan
sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai criteria tipe pemimpin
karismatis.

5.Tipe Kepemimpinan Demokratis

Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis


dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena
tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok
dibandingkan dengan kepentingan individu.
Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut:
Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat
bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia.
Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan
kepentingan organisasi.
Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya.
Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan
kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi
daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa dari bawahan.
Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses dari padanya.
Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah
bahwa tidak mudah untuk menjadi pemimpin demokratis.

BAB III
LANDASAN TEORI

Saya ingin menceritakan bagaimana sosok seorang pemimpin saya di kantor.


Beliau adalah seorang psikolog sekaligus isrti dari pemilik perusahaan di kantor
saya bekerja. Saya bekerja sudah 11 bulan, Awal saya bekerja sebagai Admin
yang dimana saya berhubungan langsung dengan pimpinan saya karena masih
ada kaitannya dengan pimpinan saya ini. Yang menjadi kendala dimana saya
bekerja adalah sikap dari pemimpin saya sendiri yang membuat saya terkadang
ada rasa malas untuk bekerja. Sikap yang dimana saat adanya transaksi kalau
pembelian barang tapi tidak ada kartu parkir pasti tidak diganti. Dan segala
sesuatu buat dia harus jelas. Beliau seorang psikolog yang dimana seharusnya
seorang psikolog tau betul bagaimana mencerminkan karakter yang baik dan
yang pasti tau persis karakter dari karyawannya itu sendiri. Tapi saat dimana
beliau tiba di kantor yang terjadi pasti marah-marah dan marah yang
ditunjukkan itu bukan marah karena karyawan melakukan hal yang salah tapi
justru kesalahan yang dilakukan ada pada dirinya sendiri tetapi dia menyalahkan
orang lain dan sikap yang seperti itu yang menunjukkan beliau bukan seorang
pemimpin. Sesuatu yang menurut dia tidak bagus ya dia akan marah-marah. Dan
setiap ada persoalan dalam perusahan seharusnya sebagai pemimpin tau
bagaimana cara menangani setiap persoalan, tetapi yang terjadi justru
sebaliknya. Yang pertama dilakukan marah dan tidak ada yang namanya solusi
yang baik. Dan yang paling membuat karyawan sedih adalah setiap pemimpin
saya datang dan membawa sebuah kue pasti tanggal dari kadaluarsanya sudah
mau habis, Hanya berkisar 5 hari. Saya termaksud pekerja yang sebentar
menjadi admin lalu sudah di pindahkan ke bagian yang lain dan untuk bulan
depan juga saya sudah dipersiapkan untuk dipindahkan ke bagian yang lain.
Sikap yang terkadang seenaknya membuat karyawan terkadang merasa risih
untuk di kantor. Dan memang dari dulu banyak karyawan yang memang tidak
betah berada di kantor. Dan pernah kejadian ada beberapa karyawan yang keluar
dari kantor. Seperti inilah permasalahan yang terjadi dan dialami oleh saya serta
karyawan lainnya.

BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik


kesimpulan. Pemimpin tersebut termasuk dalam tipe pemimpin yang otoriter,
yang bertindak sewenang-wenang pada karyawannya. Ada baiknya, jika
pemimpin yang bersifat otoriter tidak bersifat seenaknya kepada para karyawan.
Perlu diketahui juga, bahwa setiap pemimpin perusahaan memiliki sifat dan
karakter yang berbeda-beda. Disisi lain, seharusnya pemimpin perusahaan
mempunyai keahlian dalam menghadapi setiap permasalahan yang terjadi dan
selalu mempunyai solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan cara
yang bijak. Dengan begitu, dapat terjalin kerjasama yang baik antara pimpinan
dan karyawan.

BAB V
KRITIK DAN SARAN

KRITIK
 Pimpinan bertindak seenaknya dan sewenang-wenang.
 Pimpinan tidak bersikap profesional. Kesalahan yang dilakukan olehnya,
namun beliau melampiaskan amarahnya pada karyawan. Alhasil
karyawan yang terkena imbasnya.

SARAN
 Sebaiknya pimpinan bertindak dengan baik dan tidak sewenang-wenang.
 Bersikap profesional, tidak emosional ketika ada kesalahan yang
sebenarnya tidak dilakukan oleh karyawannya.

Anda mungkin juga menyukai