Anda di halaman 1dari 3

SKENARIO

Tungkai Bengkak

Seorang perempuan, berusia 60 tahun, mengeluh tungkai kiri terasa bengkak, nyeri dan panas
sejak 1 minggu yang lalu. Pasien beristirahat untuk mengurangi keluhan yang dirasakan
namun keluhan dirasakan semakin memberat. Tidak didapatkan keluhan kesemutan atau mati
rasa, namun bila dipegang terasa lebih hangat dibanding tungkai kanan. Keluhan ini muncul
setelah pasien bepergian ke luar negeri dengan menggunakan pesawat terbang. Pada
pemeriksaan fisik otot gastrocnemius terlihat edema dan eritema, pada palpasi teraba hangat
dan nyeri saat ditekan, namun pulsasi arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior masih
normal. Tanda Homan, Louvel dan Lowenberg positif. Hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan peningkatan fibrinogen dan D-dimer, serta penurunan aPTT. Perhitungan dengan
skor Wells positif 3, sehingga pasien dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan USG Doppler
pada tungkai kiri.

KATA SULIT
1. Eritema: Kemerahan pada kulit yang dihasilkan oleh kongesti pembuluh darah kapiler.
2. Tanda homan: Nyeri saat dorsofleksi kaki atau posisi tidak nyaman diatas betis.
3. Skor wells: Skor yang digunakan sebagai dasar atau patokan yang digunakan untuk
diagnosis DVT disertai bukti dari USG dokter.
4. aPTT: activated Partial Thromboplastin Time adalah pemeriksaan untuk mendeteksi
kelainan dari faktor-faktor pembekuan darah jalur intrinsik dan jalur bersama.
5. Tanda Lowenberg: Tanda klinis yang ditemukan pada pasien DVT serta mengalami
nyeri pada betis bagian bawah.
6. D-dimer: Suatu jenis sampel darah di Lab. Yang bertujuan untuk membantu melakukan
diagnosis penyakit dan kondisi yang menyebabkan hiperkoagulabilitas.
7. USG doppler: Tes USG yang digunakan untuk memperkirakan aliran darah melalui
pembuluh darah.
8. Tanda louvel: Nyeri hebat pada vena yang mengalami trombosis akibat batuk dan bersin.
9. Kesemutan: Sensasi seperti tertusuk jarum atau mati rasa pada bagian tubuh tertentu.
10. Fibrinogen: globulin yang dihasilkan dalam hati yang terdapat dalam plasma darah dan
menjadi fibrin selama penggumpalan darah

PERTANYAAN
1. Mengapa keluhan pasien semakin memberat selama istirahat?
2. Mengapa menjadi peningkatan fibrinogen dan D-dimer?
3. Apa hubungannya bepergian dengan pesawat terbang dengan kasus ini?
4. Apa diagnosis pada skenario ini?
5. Apa maksud dari penurunan dari aPTT?
6. Mengapa pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan USG Doppler?

1
7. Apa makna skor wells positif 3?
8. Apa gejala dari penyakit ini?
9. Apa faktor risiko dari penyakit ini?
10. Apa saja yang dapat menurunkan aPTT?
11. Apa tatalaksana awal pada skenario ini?
12. Apa komplikasi dari DVT?
13. Apa yang dimaksud dengan DVT?

JAWABAN
1. Karena pasien tidak mengatuhui bahwa M. gastronemiusnya terdapat edema dan eritema
sehingga keluhan semakin memberat.
2. Pada peningkatan fibrinogen terjadi gangguan pada koagulasi sepsis disebabkan oleh
keruskan pembuluh darah serta autoimun. Peningkatan D-dimer terjadi karena
hiperkoagulabilitas.
3. Tidak melakukan banyak pergerakan, berada tempat terbatas dalam waktu lama.
4. DVT atau Deep Vein Thrombosis
5. Terjadi banyaknya pembekuan karena banyaknya defisiensi dari fibrinogen
6. Karena terdapat banyak peningkatan fibrinogen dan D-dimer sehingga pemeriksaan lanjut
untuk memastikan diagnosis penyakit.
7. Kurang dari 1 adalah risiko rendah, 1-2 risiko sedang, lebih dari 3 risiko tinggi.
8. Edema, eritema, nyeri pada kaki, keram, perubahan warna kaki menjadi pucat.
9. Genetik (terjadi karena hiperkoagulasi), Bed rest yang lama, immobilisasi, Obesitas,
riwayat bedah (kurang lebih 3 bulan)
10. Pemanjangan atau pemendekan waktu.
11. Antikoagulan dan trombolitik. Non farmakologis: menaikkan tungkai dan mobilisasi
untuk memperlancar aliran darah vena.
12. Emboli paru, gagal jantung, sindrom pasca-trombosis.
13. DVT adalah penggumpalan darah pada satu atau lebih vena dalam.
HIPOTESIS
DVT (Deep Vein Thrombosis) adalah penggumpalan darah pada satu atau lebih vena dalam
dengan faktor risiko genetik, bed rest lama, immobilisasi, obesitas, dan riwayat bedah.
Gejalanya berupa edema, eritema, nyeri kaki, keram, dan kaki jadi pucat. Pemeriksaan yang
dapat dilakukan USG Doppler, D-dimer, Fibrinogen, dan aPTT. Tatalaksana yang dapat
diberikan antikoagulan dan trombolitik, serta menaikkan tungkai dan mobilisasi.
Komplikasinya adalah emboli paru, gagal jantung, dan sindrom pasca-trombosis.

SASARAN BELAJAR

1. Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Sistem Koagulasi dan Perubahan Saat Terjadi
Trombosis Pada Vena
2. Memahami dan Menjelaskan DVT
2.1 Definisi

2
2.2 Etiologi
2.3 Klasifikasi
2.4 Epidemiologi
2.5 Patofisiologi
2.6 Manifestasi Klinis
2.7 Diagnosis dan Diagnosis Banding
2.8 Tatalaksana
2.9 Komplikasi
2.10 Pencegahan
2.11 Prognosis
3. Memahami dan Menjelaskan Pemeriksaan Penunjang USG Doppler dan Angiografi Pada
DVT

Anda mungkin juga menyukai