Anda di halaman 1dari 11

MAKNA SYAHADAT &

HUBUNGAN DENGAN
KETAATAN
Oleh : Muhammad Amiq El Haq

Sabtu, 17 September 2022


Dasar Makna Syahadat
• Pengertian Syahadat = syahida (bahasa Arab) = "ia telah menyaksikan".
• Dan dalam syariat Islam pengertian Syahadat ialah sebuah pernyataan kepercayaan sekaligus
pengakuan akan keesaan Tuhan (Allah) dan Muhammad sebagai rasul utusan Allah.
• Adapun syahadat memiliki beberapa kandungan pengertian, diantaranya :
1. Ikrar adalah sebuah pernyataan yang berkenaan dengan keyakinan. Yang mana setelah
menyatakan diri maka ia memiliki kewajiban untuk menegakkan dan memperjuangkan
apa yang telah ia nyatakan.
2. Sumpah adalah sebuah pernyataan kesediaan atau menerima resiko apapun setelah
menyatakan.
3. Janji adalah sebuah pernyataan setia menjalankan apapun sesuai yang telah ia nyatakan.
4. Persaksian adalah sebuah keadaan menyaksikan, yang mana ia menjadi saksi atas apa yang
ia nyatakan (baik ikrar, sumpah, dan janji).
• 2 unsur dalam syahadat Disebut dengan Syahadatain yaitu :
1. Saya bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah
2. Dan Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul (utusan) Allah
Makna Syahadat Dalam Perspektif Umum
• Perspektif Ahlussnah Wal Jama‟ah di dalam buku “Intisari Aqidah : Ahlussunah Wal Jama‟ah” (Abdullah bin
Abdul Hamid Atsari diterbitkan Pustaka Imam Asy-syafi‟i 2015), makna kesaksian atas keimanan seseorang
terhadap ketauhidan Allah ialah membenarkan secara pasti bahwa tiada tuhan selain keberadaan (wujud)
Allah, baik semua kesempurnaan atau keagungan yang dimiliknya, dan hanya dialah yang berhak untuk diibadahi,
serta dengan kemantapan hati akan hal itu, yang tercemin dalam perilakunya.

• Dalam hal kesaksian ketauhidan, di sini dibagi menjadi tiga macam tauhid : (1) tauhid Rububiyyah, (2) tauhid
Uluhiyyah, (3) Asma‟ Wal Sifat.
1. Tauhid Rububiyyah = keyakinan yang pasti, tiada tuhan selain Allah, bahwa hanya Allah semata (Rabb)
sebagai pemilik segala sesuatu, tidak ada sekutu baginya, Dialah yang maha pencipta, Dialah yang mengatur
alam dan menjalankannya, Dialah yang menciptakan para hamba dan yang memberikan rizki kepada
mereka, serta yang menghidupkan dan mematikan mereka. Artinya merupakan sebuah keyakinan untuk
meng-esa-kan Allah dalam segala apapun karena Allah yang mungusai segala yang ada.
2. Tauhid Uluhiyyah = sebuah tindakan atau perbuatan yang untuk meng-esa-kan Allah dan
menjalankan perintah atau larangan Allah serta mengikuti petunjuk Rosullah (Amar Ma’ruf nahi Munkar)
3. Tauhid Asma wa Sifat = sebuah keyakinan bahwa Allah mempunyai nama-nama yang baik serta sifat-
sifat yang mulia, dan suci dari segala kekurangan.
Makna Syahadat Dalam Perspektif Umum
• Dan makna kesaksian atas keimanan seseorang terhadap nabi Muhammad sebagai Rosullah (utusan
Allah). Ialah suatu kesaksian seseorang terhadap kejadian Isra’ Mi’roj Rosullah (muhammad
diangkat sebagai utusan Allah), dan mengimani perjalanannya dari masjidil Haram ke masjidil Aqsha,
pada malam hari.
• Dalam perspektif umum Ahlussunah Wal Jama’ah, Makna Syahadat di sini merupakan sebagai pintu
masuk Islam, meskipun orang yang telah bersyahadat hanya mengetahui kaidah itu secara global atau
umum, orang itu telah dikatakan masuk Islam secara sah walaupun hanya sebatas pada lisan serta
hatinya, dan belum terbukti pada perilaku kesehariannya, akan tetapi diharuskan memahami
ketentuan serta mengikuti apa yang ada dalam makna syahadat tersebut dan mewujudkan dalam bentuk
amal perbuatan.
• Seseorang yang setelah ber-syahadat itu seharusnya melaksanakan semua perintah dan larangan.

“apakah syahadat itu berdampak kepada perilaku seseorang ?”


BANYAK ORANG ISLAM BERPRILAKU BURUK/ MAKSIAT?
NGAKU ISLAM TAPI TIDAK PERNAH SHOLAT? DURHAKA PADA ORANG TUA, DLL?
ADA ISLAMNYA, TAPI HANYA ISLAM DI KTP?
Makna Syahadat Dalam Perspektif Umum
• Menurut Kiai Said Aqil Siroj, beliau mengatakan bahwa seharusnya seseorang yang telah bersyadahat itu pada
tataran Kesalehan Total, yang mana Kesalehan Ritual itu berdampak pada Kesalehan Sosial. Dengan kata lain,
seseorang yang telah bersyahadat atau beriman maka tindakan atau perilaku keseharian nya mencerminkan syariat
Islam.
• Kandungan syahadat itu berkaitan dengan keadaan manusia sebagai makhluk, maka pada dasarnya makna
syahadat juga memilki dua unsur, yaitu jiwa dan raga atau ruh dan jasmani. Seperti halnya Makna Syahadat
yang memiliki dua unsur makna, yaitu kesaksian secara Jiwa atau ruhani (immateri) ditinjau dari sudut pandang
spiritual dan kesaksian secara jasmani (fisik) berbicara tentang makna syahadat ditinjau dari tindakan kesadaran.
1. Makna Syahadat Ditinjau dari Spiritual; Ada sebuah penegasan peniadaan tuhan selain Allah, serta
penegasan atas kepentingan prinsip Illahi dan pengabdian total sebagai seorang atas kehambaannya.
Kesaksisan ini bersifat ruhani (jiwa atau immateri atau non-fisik), yaitu kesaksian yang memenuhi ruhani
manusia, sehingga kesaksian tersebut hadir sepenuh nya dalam hati menjadi sebuah keyakinan. Dengan
kata lain, kesaksian berarti “Kehadiran” atas keesaan Allah dan kerasulan Muhammad di dalam hati
(jiwa).
2. Makna Syahadat Ditinjau dari Tindakan Kesadaran; Ada kesaksian secara fisik dengan tindakan sadar
akan peniadaan Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan nya. Kesaksian ini juga tercermin
dalam firman Allah dalam Surat Al-A’raf ayat 172 . Contoh: Masuk Islam = Bersyahadat.
MAKA, kenaan dengan fenomena-fenomena perilaku yang di luar perintah Alllah maka dapat ditegaskan bahwa
syahadat bukan hanya sebatas ucapan lisan semata, melainkan juga terwujud dalam perilaku atau tindakan
kesadaran.
Makna Syahadat Dalam Perspektif Umum
• MAKA, kenaan dengan fenomena-fenomena perilaku yang di luar perintah Alllah maka dapat ditegaskan
bahwa syahadat bukan hanya sebatas ucapan lisan semata, melainkan juga terwujud dalam
perilaku atau tindakan kesadaran.
• Dari sinilah bisa kita ketahui bahwa makna syahadat dalam tindakan kesadaran, ialah sebuah penekanan
sisi batiniah atas apa yang di ikrar-kan dalam syahadat yang kemudian secara otomatis pergerakan
atau perilaku seseorang mengikuti gerak hati nya dan bukan hanya sekedar ucapan lisan semata.
• Karena syahadat harus mewujud dalam lisan, gerak hati, dan tindakan perilaku sekaligus, baik dalam
shalat (ibadah Mahdlah) maupun di luar shalat (ibadah Ghair Mahdlah). Dikarenakan hanya Allah-lah
yang patut disembah (baik dalam ibadah Mahdlah maupun Ghair Mahdlah) dan wajib melaksaksanakan
perintah maupun menjauhi larangan nya, sesuai dengan Surat Al-Kahfi ayat 29 artinya “barangsiapa
yang suka, hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang tidak suka silahkan mengingkarinya”.
• Makna syahadat bukan hanya semata soal kesalehan ritual atau kesalehan sosial, melainkan
menjadi kesalehan total. Dan begitu juga kita bisa kita ketahui bahwa kesalehan ritual juga
berpengaruh terhadap kesalehan sosial, dengan syarat penghayatan atas apa yang disaksikan
(bahwa tiada tuhan selain Allah dan Allah-lah yang berhak disembah).
Makna Syahadat Dalam Perspektif Umum
• Kiai Said Aqil Siroj menerangkan bahwa selain, ada yang sebut sebagai gerak hati yang berkorelasi
dengan tindakan atau perilaku manusia, beliau menerangkan tentang dzikir qolbi (dzikir hati),
sebelum masuk ke pembahasan beliau menerangkan tentang macam hati, diantaranya
1. Basyirah ialah hati yang paling dangkal, sebagai penglihatan mata hati, yang mana untuk
membedakan baik dan buruk.
2. Dhomir ialah hati moral, sebagai fungsi perintah untuk melaksanakan atas pengetahuan baik dan
buruk.
3. Fuad ialah hati hakim, sebagai fungsi untuk analisis kebenaran atas nilai baik dan buruk, dan
penilaian disini langsung berhubungan dengan allah.
4. Sir ialah kekuatan hati yang misteri, sebagai fungsi untuk memahami kejadian yang tak
diketahui secara umum.
5. Lathifa ialah hati lembut, sebagai keutamaan atas orang-orang yang bisa mengetahui kuasa
allah.

Dari situlah ketika seseorang sudah benar-benar mengamalkan dzikir qolbi pada tingkatan dhomir,
maka secara otomatis tingkah laku manusia akan sesuai dengan perintah Allah, demikian pula ketika
syahadat selalu diingat (dizikir) maka secara otomatis perilaku nya sesuai perintah-perintah Allah
Syarat dari Syahadat Rasul adalah :

1. Mengakui kerasulan nya dan meyakininya di dalam hati


2. Mengikrarkan apa yang diakui dengan lisan
3. Mengikuti kebenaran yang dibawa oleh Rasul danmeninggalkan kebathilan yang beliau larang.
4. Membenarkan apa yang beliau kabarkan dari perkaraghaib yang lampau maupun yang
akan dating
5. Mencintai Rasul lebih dari dirinya sendiri hartanya,anaknya, orang tuanya, dan seluruh manusia.
6. Mendahulukan sabda Nabi di atas perkataan orang laindan mengamalkan sunnahnya.

Cara Mengimplementasi Syahadatain

1. Pengimplementasian Syahadat Tauhid Yakni dengan meninggalakan ibadah pada


selainAllahyang ditunjukkan pada kalimat laailaaha dan beribadah kepada Allah saja yang
ditunjukkan pada kalimat illallaah
2. Pengimplementasian Syahadat Rasul Yakni dengan menaatinya, membenarkannya,meninggalkan
apa yang beliau larang.
Konsekuensi Tauhid

• Ada Hadits mengatakan : Barang siapa mengucapkan Laa ilaha


illallah, maka dia pasti masuk Surga?”. Maka al-Hasan menjawab:
“Barang siapa yang mengucapkan Laa ilaha illallah, kemudian dia
menunaikan konsekuensi dan kewajiban darinya, maka dia pasti
masuk Surga.” [Lihat Kitab at-Tauhid; Risalah Kalimat al-Ikhlas wa
Tahqiq Ma’naha oleh Imam Ibnu Rajab rahimahullah, hal. 40]

• Efek puncak Keimanan seseorang akan berimbas pada perilaku dalam


kehidupan sehari-hari, dimana dia akan menjaga diri dan selalu
bermawas diri sebelum bertindak.
TAAT = Patuh, Totalitas
• “ ُ‫ص ْي تَه‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫ذ‬
َ ِ
‫إ‬ ِ
‫ه‬ ِ
‫م‬ ‫ل‬
ْ ِ ‫ك إِ ََل‬
‫ح‬ َ ‫ن‬
ْ ِ
‫م‬ ‫ج‬‫و‬ ‫َح‬‫أ‬ ‫ه‬ ‫ت‬ ‫ع‬ ‫ط‬
َ َ
‫أ‬ ‫ا‬ ‫ذ‬
َ ِ
‫إ‬ ِ
‫ه‬ ِ
‫م‬ ‫ل‬
ْ ِ
‫ح‬ ‫َل‬
َ ِ
‫إ‬ ‫ت‬
َ ‫ن‬
ْ َ
‫أ‬
َ َ َُ ْ ُ َ ْ
Engkau lebih membutuhkan belas kasih-Nya ketika taat daripada ketika
bermaksiat." [Syekh Ibnu Athai’illah as-Sakandari, dalam al-Hikam]
• Ketaatan dan kemaksiatan adalah dua hal yang saling bertentangan
• Seseorang berada pada kondisi taat (tidak bermaksiat), bukan
berarti ia berada pada ”level aman”, akan tetapi menjaga
konsekuensi tanggung jawab yang lebih berat, yakni terjaganya batin
dari kotoran ujub dan keangkuhan.
Referensi
• Sayyid Naimullah, Keajaiban Aqidah, (Jakarta : Lintas Pustaka, 2004)
• Said Aqil Siroj, Dialog Tasawuf, (Surabaya : Khalista, 2012)
• Syaikh Islam Ibnu Taimiyah, Syarah Aqidah wasithiyah, Pensyarah
Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin, Penerjemah Arif Munandar, (Solo : Al-
Qowam, 2014)
• Abdullah bin ‘Abdul Hamid Atsari, Intisari Aqidah : Ahlussunah Wal
Jama’ah, Penerjemah Farid Bin Muhammad Bathathy, (Jakarta : Pustaka
Imam Asy-Syafi’i, 2006)
• Syaikh Abdul Aziz Bin Abdillah Bin Baz, Syarah Aqidah Ash- Shahihah,
Penerjemah Rony Mahmudin, (Jakarta: As-sunnah, 2011)
• https://m.youtube.com/wach?v=jSo3khV9UgY

Anda mungkin juga menyukai