BIOLOGI
"Percobaan fermentasi: Pengaruh kadar glukosa dan suhu terhadap laju
petumbuhan Saccaromyces cerevisae dalam proses fermentasi"
Disusun Oleh :
Nama : Afandi(10)
XII MIA-1
B. Dasar Teori
Jamur Saccharomyces merupakan jenis khamir atau ragi atau yeast yang
memiliki kemampuan mengubah glukosa menjadi etanol dan CO2.
Sacharomyces Merupakan mikroorganisme bersel satu, tidak berklorofil, dan
termasuk golongan Eumycetes, tumbuh baik pada suhu 30ºC dan pH 4,5-5.
Pertumbuhan Saccharomyces dipengaruhi oleh adanya penambahan nutrisi
yaitu unsur C Sebagai sumber karbon, unsur N, unsur ammonium dan
pepton, unsur mineral dan Vitamin (Ahmad, 2005).
Saccharomyces cerevisiae merupakan jenis khamir yang mempunyai sel
tunggal. Sel khamir terdiri dari kapsul, dinding sel, membran sitoplasma,
nucleus, vakuola, globula lipid dan mitokondria. Khamir ini berbentuk oval
(bulat telur) dengan ukuran sekitar 1-5μm atau 20-25μm dengan lebar sekitar
1-10μm. Koloninya berbentuk rata, lembab, mengkilap dan halus.
Saccharomyces cerevisiae termasuk dalam golongan ascomycomycetes
Karena dapat membentuk askospora dalam askus. Spesies ini dapat
bereproduksi Secara seksual dengan membentuk spora seksual berupa
konidium atau juga Bereproduksi secara aseksual dengan membentuk spora
aseksual berupa askospora Sebanyak 4-8 buah dalam askus serta melakukan
pertunasan. Pertunasan pada spesies ini dapat berupa pertunasan multilateral,
yaitu tunas dapat tumbuh disekitar ujung sel (Agustining, 2012).
Sel Saccharomyces cerevisiae dapat tumbuh pada medium yang
mengandung air gula Dengan konsentrasi tinggi. Saccharomyces cerevisiae
merupakan golongan khamir yang mampu memanfaatkan senyawa gula yang
dihasilakan oleh mikroorganisme selulotik untuk pertumbuhannya. Spesies
ini dapat memfermentasikan berbagai karbohidrat dan menghasilkan enzim
invertase yang bisa memecah sukrosa menjadi glukosa Dan frukosa serta
dapat mengubah glukosa menjadi alkohol dan karbondioksida sehingga
banyak digunakan dalam industri pembuatan bir, roti ataupun anggur
(Agustining, 2012).
Khamir adalah salah satu mikroorganisme yang termasuk dalam golongan
fungi yang dibedakan bentuknya dari mould (kapang) karena berbentuk
uniseluler. Reproduksi vegetatif pada khamir terutama dengan cara
pertunasan. Sebagai sel tunggal khamir tumbuh dan berkembang biak lebih
cepat dibanding dengan mould yang tumbuh dengan pembentukan filamen.
Khamir sangat mudah dibedakan dengan mikroorganisme yang lain misalnya
dengan bakteri, khamir mempunyai ukuran sel yang lebih besar dan
morfologi yang berbeda. Sedangkan dengan protozoa, khamir mempunyai
dinding sel yang lebih kuat serta tidak melakukan fotosintesis bila
dibandingkan dengan ganggang atau algae. Dibandingkan dengan kapang
dalam pemecahan bahan komponen kimia khamir lebih efektif memecahnya
dan lebih luas permukaan serta volume hasilnya lebih banyak (Hasanah,
2009).
Khamir dapat dibedakan atas dua kelompok berdasarkan sifat
metabolismenya yaitu bersifat fermentatif dan oksidatif. Jenis fermentatif
dapat melakukan fermentasi alkohol yaitu memecah gula (glukosa) menjadi
alkohol dan gas contohnya pada produk roti. Sedangkan oksidatif (respirasi)
maka akan menghasilkan CO2 dan H2O. Keduanya bagi khamir adalah
dipergunakan untuk energi walaupun energi yang dihasilkan melalui respirasi
lebih tinggi dari yang melalui fermentasi (Hasanah, 2009).
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik dari sel khamir Saccaromyces cerevisae.
2. Untuk mengetahui pengaruh kadar glukosa dan suhu terhadap laju
pertumbuhan sel khamir Saccaromyces cerevisae.
E. Cara Kerja
1. Bagi perlakuan menjadi 3 perlakuan
Masukkan satu sendok terigu dan satu sendok gula ke dalam
masing-masing beaker gelas, kemudian beri label pada masing-
masing perlakuan sebagai berikut :
Perlakuan Kontrol
1) Perlakuan 1 → 1 sdt gula + 1 sdm tepung + 1 sdm
fermipan + 30 ml air
2) Perlakuan 2 → 2 sdt gula + 1 sdm tepung + 1 sdm
fermipan + 30 ml air
3) Perlakuan 3 → 3 sdt gula + 1 sdm tepung + 1 sdm
fermipan + 30 ml air
Perlakuan Air Hangat (30°C)
1) Perlakuan 1 → 1 sdt gula + 1 sdm tepung + 1 sdm
fermipan + 30 ml air hangat
2) Perlakuan 2 → 2 sdt gula + 1 sdm tepung + 1 sdm
fermipan + 30 ml air hangat
3) Perlakuan 3 → 3 sdt gula + 1 sdm tepung + 1 sdm
fermipan + 30 ml air hangat
Perlakuan Air Dingin (0 - 10°C)
4) Perlakuan 1 → 1 sdt gula + 1 sdm tepung + 1 sdm
fermipan + 30 ml air dingin
5) Perlakuan 2 → 2 sdt gula + 1 sdm tepung + 1 sdm
fermipan + 30 ml air dingin
6) Perlakuan 3 → 3 sdt gula + 1 sdm tepung + 1 sdm
fermipan + 30 ml air dingin
2. Kemudian pada masing-masing perlakuan diaduk rata hingga
homogen.
3. Hitung volume awal masing-masing perlakuan dan Amatilah perubahan
yang terjadi.
4. Selanjutnya diamkan perlakuan selama 20 menit.
5. Setelah didiamkan, amati kembali perubahan yang terjadi dan
catat hasilnya pada lembar pengamatan.
F. Hasil Praktikum
Dan berikut ini adalah hasil pengamatan yang telah kami lakukan pada
tanggal 15 Februari 2023 dan kami sajikan dalam tabel berikut :
Tabel.1 Lembar hasil pengamatan
Adanya
No Perlakuan Waktu Volume Bau Keterangan
Gelembung
Tidak Tepung
0 menit 50ml
bergelembung Keasaman
1
Bergelembung
30 menit 100ml Lebih asam Rata rata pada
besar besar
percobaan
Tidak Sedikit manis
0 menit 50ml pertama, Warna
bergelembung keasaman
Perlakuan 2 yang dihasilkan
Gelembung Manis
1. kontrol 30 menit 100ml awalnya putih dan
sedang keasaman
setelah didiamkan
Tidak Asam agak
0 menit 50ml menjadi putih
bergelembung manis
kekuningan
3 Lebih manis
Gelembung
30 menit 130ml dari
kecil kecil
sebelumnya
Hanya ada 2 Berbau asam
0 menit 30ml Pada perlakuan
gelembung tipis
1 satu tidak terjadi
Perlakuan
2. Berbau
30 menit Banyak 80ml perubahan warna
Air Hangat
menyengat
dsedangkan pada
2 0 menit Hanya ada 5 30ml Tidak berbauperlakuan dua dan
gelembung asam
Sedikit berbau
30 menit Lebih banyak 100ml
asam
Tidak ada Bau asam
0 menit 40ml tiga sebaliknya
gelembung sangat tipis
3 yakni mengalami
Sedikit Tidak berbau
30 menit 125ml perubahan warna
gelembung asam
Tidak Bau asam
0 menit 40ml
bergelembung samar samar
1
Banyak Asam lebih
30 menit 80ml
gelembung kemanis
Sedikit Samar samarBau yang
0 menit 45ml
gelembung asam dihasilkan dari
2 Bergelembung ketiga perlakuan
Perlakuan Asam sedikit
3. 30 menit sedikit 85ml rata rata adalah
Air Dingin manis
berongga asam yang samar
Samar samarsamar dan lebih
Tidak
0 menit 45ml asam sedikitkemanis
bergelembung
manis
3
Asam
Bergelembung
30 menit 70ml cenderung
sedikit
kemanis
G. Pembahasan
Mikroorganisme yang paling banyak digunakan dalam fermentasi alkohol
adalah Saccharomyces cerevisiae (ragi roti) karena harganya murah dan lebih
mudah didapat (Kartika et al, 1992).
Etanol adalah alkohol yang didapat dari fermentasi bahan-bahan yang
mengandung gula, pati atau selulosa. Etanol merupakan bahan yang sangat
penting karena merupakan bahan bakar cair dari sumber yang dapat diperbaharui
(bioetanol). Bioetanol merupakan bahan bakar oksigenat yang mengandung 35%
Oksigen yang dapat mereduksi partikulat dan Emisi Nox dari hasil pembakaran
(Demirbas, 2005).
Fermentasi adalah proses oksidasi yang meliputi perombakan media organik
pada mikroorganisme anaerob atau fakultatif anaerob dengan menggunakan
senyawa organik Sebagai aseptor elektron terakhir. Fermentasi Karbohidrat oleh
khamir merupakan proses Penghasil etanol dan karbondioksida secara anaerob
(Sudarmadji et al, 1989). Kecepatan fermentasi etanol dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti susunan substrat, kecepatan pemakaian zat gizi, tingkat inokulasi,
keadaan fisiologis khamir, aktivitas enzim-enzim jalur EMP, toleransi khamir
terhadap gula dan alkohol tinggi serta kondisi selama fermentasi (Astuty, 1991).
H. Diskusi
1. Pada perlakuan manakah dihasilkan gelembung udara?
2. Jelaskan mengapa gejala tersebut terjadi?
3. Pada percobaan makanah terjadi pertumbuhan paling cepat?
4. Kesimpulan apa yang dapat diambil dari percobaan ini?
Jawab:
1. Pada setiap perlakuan menghasilkan sebuah gelembung baik dengan
menggunakan perlakuan kontrol, air dingin maupun air hangat. Tetapi
jumlah gelembung lebih banyak bisa ditemukan pada perlakuan air
hangat yang mana terdapat pada perlakuan kedua ketika ditambahkan
2sdt gula.
2. saccharomyses cereviceae memakan kandungan gula yang terdapat
pada tepung kemudian melakukan fermentasi sehingga menghasilkan
karbon dioksida. Saccharomyces cereviceae akan terus membelah dan
berkembang biak sehingga menghasilkan lebih banyak karbon
dioksida dalam bentuk gelembung udara.
3. Pada saat percobaan kontrol pada perlakuan kedua yang mana
ditambahkan 2sdt gula. Dan hasilnya ialah pertumbuhan gelembung
yang awalnya tidak ada menjadi banyak dan peningkatan volume
menjadi 100ml serta tercium bau lebih manis.
4. Pada setiap percobaan dengan menggunakan air yang berbeda yakni
dengan air biasa atau kontrol atau dengan air hangat maupun air dingin
dihasilkan pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae dengan hasil yang
berbeda.
I. Daftar Pustaka
Agustining, D. 2012. Daya hambat Saccharomyces cerevisiae terhadap
pertumbuhan jamur fusarium oxysporum. Skripsi. Universitas Jember
Ahmad, R. Z. 2005. Pemanfaatan khamir Saccharomyces cerevisiae untuk ternak.
Balai Penelitian Veteriner, PO Box 151, Bogor 16114.
Astuty, E. D. (1991). Fermentasi alkohol kulit buah pisang (Musa sapientum
Lamb) dengan berbagai jenis inokulum. Tesis, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.Tidak diterbitkan.
Demirbas, A. (2005). Bioethanol from cellulosic material: A renewable motor fuel
from biomass. Energy Source, 27, 327-337.
Deky, S. 2012. Pembuatan Etanol Dari Kulit Pisang Menggunakan Metode
Hidrolisi Enzimatik dan fermentasi. Jurnal Teknik Kimia. No. 1, Vol. 18.
Hasanah., (2009), Morfologi Kapang dan Khamir,
http://hasanah619.wordpress.com/2009/10/27/morfologi-kapang-dan-
khamir/ (diakses pada Februari 2012)
Kartika, B., Sutanti, R., & Nuzulis, A. (1992). Petunjuk evaluasi produk industri
hasil pertanian. PAU Pangan dan Gizi UGM: Yogyakarta.
Sudarmadji, S., Kasmidjo, R., Sardjono, Wibowo, D., Margino, S., & Rahayu, E.
S. (1989). Mikrobiologi pangan. UGM Yogyakarta.
Lampiran
Dokumentasi Praktikum
Siapkan alat dan bahan Masukkan semua bahan Tambahkan air sesuai
yang dibutuhkan ke dalam gelas ketentuan