PENDAHULUAN
Latar belakang penulisan makalah ini bertitik tolak pada tugas guru yang
tidak saja sebagai orang dewasa yang bertugas memindahkan ilmu pengetahuan
yang dikuasai kepada anak didik melainkan lebih dari itu, ia menjadi pemimpin,
pendidik dan pembimbing di kalangan anak didiknya. Guru akan dihadapkan
banyak permasalahan dalam menjiwai setiap materi yang disajikan kepada siswa
apabila ia menyampaikan banyak bidang studi kepada siswa.
1
Selain itu, dewasa ini juga dapat kita saksikan masih seringnya terjadi
carut marut dunia pendidikan di negeri kita ini, mulai dari aspek ekonomi,
hukum, sosial, budaya, serta aspek – aspek lainnya yang ada dikehidupan ini.
Banyaknya keluhan dari berbagi pihak membuat kita bertanya - tanya, apa yang
menyebabkan hancurnya pendidikan di negeri kita dan siapa yang akan disalahkan
dalam hal ini.
2
1.2. Identifikasi Masalah
3
1.4. Rumusan Masalah
4
Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah :
a. Siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil.
b. Games tournament.
c. Penghargaan kelompok.
Dalam penerapan model pembelajaran tipe TGT ini, ada beberapa tahapan
yang perlu ditempuh, yaitu :
a. Mengajar (teach)
Mempersentasikan atau menyajikan materi, menyampaikan
tujuan, tugas, atau kegiatan yang dilakukan siswa dan memberikan
motivasi.
5
d. Penghargaan kelompok (team recognition)
Pemberian penghargaan rewards berdasarkan pada rerata poin
yang diperoleh oleh kelompok dari permainan. Lembar
penghargaan dicetak dalam sebuah kertas, dimana penghargaan
ini akan diberikan kepada tim yang memenuhi kategori.
6
2. Bagi siswa
Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa
dan sulit memberikan penjelasan kepada siswa lainnya.
Untuk mengatasi kelemahan ini, tugas guru adalah
membimbing dengan baik siswa yang mempunyai
kemampuan akademik tinggi agar dapat dan mampu
menularkan pengetahuannya kepada siswa yang lain.
2. Pemberian perhatian
Pemberian perhatian yang cukup terhadap siswa dengan
segala potensi yang dimilikinya merupakan bentuk motivasi
yang sederhana, karena banyak yang tidak memiliki motivasi
belajar diakibatkan tidak dirasakannya adanya perhatian.
7
3. Ajakan berpartisipasi
Pada diri manusia ada sesuatu perasaan yang dihargai apabila
dia dilibatkan pada sesuatu kegiatan yang dianggap berharga.
Oleh karena itu, guru harus selalu mengajak dan mengulurkan
tangan bagi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran guna lebih bergairah dalam belajar dan
memperkaya proses interaksi antar potensi siswa dalam proses
pembelajaran.
8
1.6. Manfaat Penelitian
9
BAB II
LANDASAN TEORI
10
d. Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina
pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara membandingkan
informasi baru dengan pemahamannya yang sudah ada.
e. Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang
utama. Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari
gagasan-gagasannya tidak konsisten atau sesuai dengan
pengetahuan ilmiah.
f. Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan
dengan pengalaman pelajar untuk menarik minat pelajar.
11
Pendekatan konstruktivisme (Depdiknas, 2002) menekankan bahwa
belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi peserta didik harus
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri dan pengetahuan ini tidak dapat
dipisah-pisahkan, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat
diaplikasikan. Sebagai landasan filosofi, pendekatan konstruktivisme
menekankan pengetahuan yang dibangun oleh manusia secara sedikit
demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas
(Sugiman, 002).
12
Pembelajaran matematika dalam pandangan konstruktivistik
mempunyai ciri-ciri antara lain :
1. Siswa terlibat aktif dalam belajar.
2. Informasi dikaitkan dengan informasi lain sehingga menyatu dalam
skemata, dan pemahaman terhadap informasi menjadi komplek.
3. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan.
13
4. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi
kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar
siswa terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan
menggunakan berbagai konteks, baik yang telah dikenal
maupun yang baru dan akhirnya memotivasi siswa untuk
menggunakan berbagai strategi belajar.
14
3. Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak
semua sekolah memiliki sarana dan prasarana yang dapat
membantu keaktifan dan kreatifitas siswa.
a. Identifikasi
Tujuan pembelajaran akan memberi arah dalam
merancang program, implementasi program, dan evaluasi.
Identifikasi tujuan sudah merujuk pada tujuan pembelajaran
yang tercantum dalam Garis-garis Besar Program
Pembelajaran (GBPP) matematika kurikulum yang berlaku.
15
d. Identifikasi dan klarifikasi salah konsep siswa
Pengetahuan awal yang telah diidentifikasi dan klarifikasi,
perlu dianalisis lebih lanjut untuk menentukan mana
diantaranya yang telah sesuai dengan konsep ilmiah, mana
yang salah dan mana yang salah konsep. Salah konsep siswa
perlu diketahui latar belakang dan penyebabnya, agar dapat
dirancang strategi pembelajaran untuk mengubah salah
konsep menjadi konsep ilmiah.
g. Evaluasi
Yang meliputi :
a. Penguasaan konsep.
b. Pengubahan salah konsep.
c. Respon siswa terhadap hasil belajar.
16
BAB III
KESIMPULAN
17