Anda di halaman 1dari 9

Dimensi Mutu Efektifitas dan keselamatan

Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang efektif dan mampu


menyelamatkan pasien gawat darurat
Defenisi operasional Kematian kurang dari 24 jam adalah kematian yang terjadi
dalam priode 24 jam sejak pasien datang
Frekuensi 3 bulan
pengumpulan data
Priode analisa 3 bulan
Nemurator Jumlah pasien yang meninggal dalam periode kurang dari 24
jam sejak pasien datang
Denominator Jumlah seluruh yang di tangani di gawat darurat
Sumebr data Rekam medis
Standar ≤ 2 perseribu
Penanggung jawab Ka. IGD
penggumpulan data
KEMATIAN PASIEN KURANG DARI 24 JAM DI GAWAT DARURAT

PEMBERI PELAYANAN KEGAWAT DARURATAN YANG BERSERTIFIKAT

BLS/ PPGD/ BTCLS/ ALS

Dimensi Mutu Kompetensi teknis


Tujuan Tersediannya pelayanan gawat darurat oleh tenaga kompeten
dalam bidang kegawat daruratan
Defenisi operasional Tenaga kompeten pada gawat darurat adalah: tenaga yang
sudah memiliki sertifikat pelatihan BLS/ PPGD/ BTCLS/
ALS.

Frekuensi Setiap bulan


pengumpulan data
Priode analisa 3 bulan sekali
Nemurator Jumlah tenaga yang bersertifikat BLS/ PPGD/ BTCLS/ ALS

Denominator Jumlah tenaga yang memberikan pelayanan kegawat daruratan


Sumebr data Kepegawaian
Standar 100 %
Penanggung jawab Kepala pendidikan dan pelatihan Rumah Sakit
penggumpulan data
WAKTU TUNGGU PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN RESPIRASI DI IGD
(ERRT)

Area Manajerial

Katagori Indikator Ketepatan waktu pelayanan

Perspektif Proses bisnis internal

Sasaran Strategis Terwujudnya penyelenggaraan sistem manajemen klinik


(Good Clinical Govermanc) berbasis mutu dan keselamatan
pasien.

Dimensi mutu Kesinambungan pelayanan (continuoum of care) dan


keselamatan pasien

Tujuan Terselenggaranya standarisasi proses asuhan klinis,


menggurangi resiko proses asuhan klinis, mengurangi adanya
variasi asuhan klinis dan memberikan asuhan klinis yang tepat
waktu serata penggunaan sumber daya yang efisien dan
kosisten sehingga menghasilkan mutu pelayanan yang tinggi
dengan menggunakan praktek klinik yang berbasis bukti.

Defenisi Operasional Waktu tunggu penanganan kegawat daruratan respirasi di IGD


adalah waktu yang di butuhkan pasien yang datang dengan
kegawat daruratan respirasi untuk mendapatkan penanganan
segera, sejak pasien datang di IGD RS.

Kegawat daruratan respirasi adalah penyakit atau kondisi pada


saluran pernafasan/ respirasi atau paru yang dapat
menimbulkan distres atau gagal nafas yang mengancam jiwa,
missalnya: peneumothorak, Efusefleura masif, Asma Akut,
PPOK, eksaserbasi akut dan hemoptisis masif.

Frekuensi Bulanan
Pengumpulan Data
Nemunerator Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penanganna
kegawat daruratan respirasi sejak pasien datang di IGD
Denominator Seluruh paasien IGD dengan kasus kegawat daruratan
respirasi.

Inklusi Pasien IGD dengan kasus kegawat daruratan respirasi

Ekskluasi Penyakit respirasi yang berkomplikasi dan atau dengan


penyulit penyakit lainnya

Formula Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penanganan


kegawat daruratan respirasi sejak pasien datang di IGD dibagi
seluruh pasien IGD dengan kasus kegawat daruratan respirasi.

Bobot Lihat pada daftar dan bobot indikator

Seumber Data Instalasi Gawat Darurat (IGD)


catatan : Survey observasi langsung (Sampling) (bila jumlah
pasien > 50 pasien perbulan
Standar ≤ 30 menit

Kriteria Penilaian ERT (menit):


ERRT ≤ 30 → score = 100
30 < ERRT ≤ 45 → score = 70
45 < ERRT ≤ 60 → score = 40
ERRT > 60 → score = 0
PIC Ka. Instalasi Gawat Darurat
EMERGENCY RESPON TIME (ERT)

Area Manajerial

Katagori Indikator Ketepatan waktu pelayanan

Sasaran Strategis Terwujudnya ketepatan waktu pelayanan

Dimensi mutu Efektifitas, Efesiensi dan kesinambungan pelayanan

Tujuan Terselenggaranya pelayanan kegawat daruratan yang cepat,


responsive dan mampu menyelamatkan pasien gawat darurat.

Defenisi Operasional Emergency respon time (ERT) adalah waktu yang dibutuhkan
pasien untuk mendapatkan tindakan operasi cyto.

Frekuensi Bulanan
Pengumpulan Data
Nemunerator Jumlah Waktu yang dibutuhkan pasien untuk mendapatkan
operasi cyto.

Denominator Jumlah seluruh sampel atau jumlah seluruh pasien yang


diputuskan operasi.

Inkluasi Pasien IGD yang diputuskan operasi cyto

Eksklusi Operasi cyto yang membutuhkan puasa lebih dari > 2 jam
sejak diputuskan harus operasi

Formula Jumlah waktu dibutuhkan pasien untuk mendapatkan tindakan


operasi cyto di bagi jumlah seluruh sampel atau jumlah
seluruh pasien yang diputuskan operasi.

Bobot Lihat pada daftar dan bobot indikator

Seumber Data Instalasi Gawat Darurat (IGD)


catatan : Survey observasi langsung (Sampling) (bila jumlah
pasien > 50 pasien perbulan
Standar ≤ 120 menit

Kriteria Penilaian ERT (menit):


ERT ≤ 120 → score = 100
120 < ERT ≤ 240 → score = 75
240 < ERT ≤ 360 → score = 50
360 < ERT ≤ 480 → score = 25
ERT > 480 → score = 0
PIC Ka. Instalasi Gawat Darurat

KEMAMPUAN MENAGANI BBLSR < 1500 gr

Area Klinis

Katagori Indikator Capaian indikator medik

Perspektif Proses bisnis internal

Sasaran strategis Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan kegawat


daruratan berbasis mutu dan keselamatan pasien

Dimensi mutu Efektifitas dan keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya kemampuan RS dalam menangani BBLSR

Defenisi operasional BBLSR adalah bayi yang lahiir di RS dengan berat badan
< 1500 gr
Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Numerator Jumlah BBLSR < 1500 gr yang berhasil di tangani

Denomirator Jumlah BBLSR < 1500 gr yang di tangani

Inklusi Bayi dengan berat badan < 1500 gr

Eksklisi -

Formula Jumlah BBLSR < 1500 gr yang berhasil di tangani dibagi


jumlah BBLSR < 1500 gr yang ditangani x 100%

Maret : (1/1 x 100% = 100%)

Bobot Lihat pada daftar dan bobot indikator

Sumber data Rekam medis

Standar ≥ 60%

Kriteria penilaian Hasil ≥ 60% → score = 100


50% ≤ hasil < 60% → score = 90
40% ≥ hasil < 50% → score = 80
30% ≥ hasil < 40% → score = 60
Hasil <30% → score = 25
PIC Ka. NICU
KEMAMPUAN MENAGANI BBLR 1500 gr – 2500 gr

Area Klinis

Katagori Indikator Capaian indikator medik

Perspektif Proses bisnis internal

Sasaran strategis Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan kegawat


daruratan berbasis mutu dan keselamatan pasien

Dimensi mutu Efektifitas dan keselamatan pasien

Tujuan Tergambarnya kemampuan RS dalam menangani BBLR

Defenisi operasional BBLR adalah bayi yang lahiir dengan berat badan 1500 gr <
2500 gr
Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Numerator Jumlah BBLR 1500 gr - 2500 gr yang berhasil di tangani

Denomirator Jumlah BBLR < 1500 gr – 2500 gr yang di tangani

Inklusi Bayi dengan berat badan < 1500 gr – 2500 gr

Eksklisi -

Formula (Jumlah BBLR < 1500 gr – 2500 gr yang berhasil di tangani


dibagi jumlah BBLR < 1500 gr – 2500 gr yang ditangani x
100%

Januari 2019: (3/3 x 100% = 100%)

Februari 2019: (2/2 x 100% = 100%)

Maret 2019: (4/4 x 100% = 100%)

Bobot Lihat pada daftar dan bobot indikator

Sumber data Rekam medis

Standar > 90%

Kriteria penilaian Hasil > 90% → score = 100


80% < hasil ≤ 90% → score = 75
70% < hasil ≤ 80% → score = 50
60% < hasil ≤ 70% → score = 25
Hasil <60% → score = 0
PIC Ka. IGD

KEJADIAN KEMATIAN IBU PERSALINAN KARENA PERDARAHAN

Area Klinis
Katagori Indikator Capaian indikator medik

Perspektif Proses bisnis internal

Sasaran strategis Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan kegawat


daruratan persalinan berbasis mutu dan keselamatan pasien

Dimensi mutu Efektifitas dan keselamatan pasien

Tujuan Mengetahui mutu pelayanan rumah sakit terhadap pelayanan


kegawat daruratan obstetri secara aman dan efektif

Defenisi operasional Kejadian kematian ibu persalinan karena perdarahan adalah


jumlah kematian ibu melahirkan disebabkan perdarahan.

Perdarahan yang dimaksud adalah perdarahan yang terjadi


pada saat kehamilan semua skala persalinan dan nifas
Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Numerator Jumlah kematian pasien persalinan karena perdarahan

Denomirator Jumlah pasien persalainan dengan perdarahan

Inklusi Semua pasien persalinan dengan perdarahan

Eksklisi -

Formula (jumlah kematian persalinan karena perdarahan dibagi total


jumlah persalinan dengan perdarahan) x 100%

Bobot Lihat pada daftar dan bobot indikator

Sumber data Rekam medis

Standar Perdarahan ≤1%

Kriteria penilaian Hasil ≤ 1% → score = 100


1% < hasil ≤ 3% → score = 75
3% < hasil ≤ 6% → score = 50
6% < hasil ≤ 10% → score = 25
Hasil >10% → score = 0
PIC Ka. IGD dan KA. DEPO OBGYN

KEJADIAN KEMATIAN IBU PERSALINAN KARENA PREEKLAMSI-EKL AMSIA

Area Klinis

Katagori Indikator Capaian indikator medik

Perspektif Proses bisnis internal


Sasaran strategis Terwujudnya penyelenggaraan sistem pelayanan kegawat
daruratan persalinan berbasis mutu dan keselamatan pasien

Dimensi mutu Efektifitas dan keselamatan pasien

Tujuan Mengetahui mutu pelayanan rumah sakit terhadap pelayanan


kegawat daruratan obstetri secara aman dan efektif

Defenisi operasional Kejadian kematian ibu persalinan karena preeklamsi-eklamsia


adalah jumlah kematian ibu melahirkan karena
eklamsia/preklmasia.

Preeklamsia / eklamsia mulai terjadi pada kehaimlan trimester


II. Tanda-tanda eklmasia adalah:
a. Tekanan darah sistolik > 160 mg dan siastolik >120 mmHg
b. Protein uria lebih 5mg / 24 jam dan positif 3 atau 4 pada
pemeriksaan kualitatif
c. Udem tungkai
Eklamsia adalah tanda preeklamsia yang di sertai dengan
kejang dan atau penurunan kesadaran
Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Numerator Jumlah kematian pasien persalinan karena
preeklamsia/eklamsia

Denomirator Jumlah pasien persalainan dengan preeklamsia/eklamsia

Inklusi Semua pasien persalinan dengan preeklamsia/eklamsia

Eksklisi -

Formula (jumlah kematian persalinan karena preeklamsia/eklamsia


dibagi total jumlah persalinan dengan preeklamsia/eklamsia)
x 100%

Bobot Lihat pada daftar dan bobot indikator

Sumber data Rekam medis

Standar preeklamsia/eklamsia ≤30%

Kriteria penilaian Hasil ≤ 30% → score = 100


30% < hasil ≤ 35% → score = 75
35% < hasil ≤ 40% → score = 50
40% < hasil ≤ 45% → score = 25
Hasil >45% → score = 0
PIC Ka. IGD dan KA. DEPO OBGYN

Anda mungkin juga menyukai