Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN KOMPREHENSIF

PADA NY. A DENGAN KELUHAN LEUCORRHOEA DI PRAKTEK MANDIRI


BIDAN (PMB) NINGSIH MALANG
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN
DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH
EKA SUPRIYANTI, SST., M.Kes.

DISUSUN OLEH :

ANISYAH MAY ADELLYA 2114315401002


NABILAH NADIA RAHMA 21114315401013
NUR WAQIAH 2114315401021
SANTIKA PUTRI RIWAYATI 2114315401015

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG


PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan penyusunan askeb yang berjudul “kehamilan komprehensif
pada ny. A dengan keluhan leucorrhoea di Praktek Mandiri Bidan (PMB) Ningsih
Malang’’.
Adapun penyusunan askeb ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas
dalam mata kuliah asuhan kebidanan. Dalam penyusunan askeb ini kami merasa masih
banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki masih kurang baik. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan penyusunan askeb ini.
Dalam penyusunan askeb ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak – pihak yang membantu dalam menyelesaikan penyusunan ini,
khususnya kepada :
1. Ibu EKA SUPRIYANTI, SST., M.Kes. selaku dosen pengampu mata kuliah Asuhan
Kebidanan.
2. Para petugas yang bertugas di Praktek Mandiri Bidan (PMB) Ningsih Malang, yang
tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
3. Pasien dan keluarga pasien yang bisa diajak kerjasama sehingga penyusunan askeb ini
dapat kami selesaikan.
4. Rekan – rekan satu kelompok yang telah bersungguh – sungguh mengerjakan tugas di
atas kesibukan masing-masing.
5.  Secara khusus kami menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun materil sepenuhnya dan semua pihak yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam
penyusunan askeb ini.
Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
amal ibadah. Amin.
Malang, 25 Maret 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keputihan adalah keluarnya cairan yang berlebihan dari liang senggama yang

menyebabkan seorang wanita seringkali mengganti pakaian dalam. Keputihan dapat

menyerang wanita mulai dari kanak-kanak sampai wanita dewasa atau telah baki

(menopause). Rasa tidak nyaman dalam bekerja, rasa rendah diri, cemas kemungkinan

kanker, cerita teman dikantor atau dipasar tentang akibat adanya keputihan ini

menyebabkan sebagian wanita mencari pertolongan pada seorang dokter, tetapi

sebagian lagi larut dalam usaha penyembuhan pengobatan sendiri (Sianturi, 1996).

Keputihan adalah masalah yang sering dialami oleh wanita, terlebih bagi wanita hamil

dimana terjadi perubahan hormon selama kehamilan yang bisa menyebabkan

peningkatan produksi cairan vagina serta menurunnya keasaman vagina. Kondisi

tersebutlah yang memicu terjadinya keputihan, khususnya yang disebabkan oleh

infeksi jamur.

Menurut ahli kebidanan dan kandungan Dr. Dwiana Ocviyanti, Sp.Og tahun

2008 mengatakan bahwa ada dua jenis keputihan, yaitu keputihan yang bersifat

normal (fisiologis) dan tidak normal (patologis). Keputihan fisiologis dapat terjadi

pada saat hamil, sebelum dan sesudah haid, saat mendapat rangsangan seksual, saat

banyak melakukan aktivitas fisik yang semuanya tidak menimbulkan keluhan

tambahan seperti bau, rasa gatal, dan perubahan warna. Sedangkan keputihan

patologis disebabkan oleh infeksi mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, dan

parasit bersel satu trichomonas vaginalis. Dapat pula disebabkan oleh iritasi bahan

pembersih vagina, alat kontrasepsi, penggunaan tampon dan cairan yang keluar

disertai bau, rasa gatal, nyeri saat buang air kecil atau adanya perubahan warna
menjadi kehijauan atau bercampur darah. Oleh karena itu baik wanita yang tidak

hamil maupun ibu hamil yang mengalami keputihan tidak normal segera

memeriksakan diri ke dokter, agar dapat dilakukan pemeriksaan secara seksama untuk

mencari tahu penyebab keputihan tersebut dan memberikan terapi yang sesuai.

Masalah kesehatan reproduksi yang direkomendasikan oleh World Health

Organization (WHO) diantaranya kejadian keputihan pada wanita hamil sebesar

30,6% yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Daya tahan ibu hamil

mengalami penurunan sehingga meningkatkan kebutuhan metabolisme, oleh karena

itu sistem regproduksi ibu hamil rentan terkena infeksi. Perawatan organ genetalia

eksterna pada ibu hamil perlu dijaga kebersihannya agar dalam menjalani kehamilan

menjadi lebih nyaman.

Keputihan pada saat hamil disebabkan oleh perubahan hormonal yang salah

satu dampaknya adalah peningkatan jumlah produksi cairan dan penurunan keasaman

vagina. Keputihan jika tidak ditangani segera, akan menyebabkan beberapa masalah

kesehatan yang salah satu diantaranya IMS yang berdampak ke HIV dan kanker

serviks. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Cangkringan

padatanggal 3 Mei 2016 diperoleh data, jumlah ibu denga nmasalah keputihan yang

berkunjung kepuskesmas tersebut, pada tahun 2014 berjumlah 75 orang, dan

mengalami peningkatan pada tahun 2015 berjumlah 192 orang. Data terakhir pada

tahun 2016 sejumlah 161 ibu hamil yang mengalami keputihan. Dari hasil wawancara

yang dilakukan pada dua orang ibu hamil tersebut mengeluh mengalami keputihan

dan mereka membersihkan vaginanya dengan cara menggunakan rebusan air daun

sirih dan menggunakan pembersih kewanitaan yang dibeli secara bebas di warung

tanpa ada resep dari dokter.


Dari latar belakang diatas maka kami tertarik untuk melakukan penyusunan

askeb dengan judul ‘’ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN KOMPREHENSIF

PADA NY. A DENGAN KELUHAN LEUCORRHOEA DI PRAKTEK

MANDIRI BIDAN (PMB) NINGSIH MALANG”.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penyusun dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ny. “A” dengan

keluhan leucorrhoea di Praktek Mandiri Bidan (PMB) Ningsih Malang.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengumpulan data Subjektif pada Ny. A dengan keluhan

leucorrhoea di Praktek Mandiri Bidan (PMB) Ningsih Malang.

b. Melakukan pengumpulan data Objektif pada Ny. A dengan keluhan

leucorrhoea di Praktek Mandiri Bidan (PMB) Ningsih Malang.

c. Melakukan analisa data.

d. Melakukan penatalaksanaan asuhan pada Ny. A dengan keluhan leucorrhoea

di Praktek Mandiri Bidan (PMB) Ningsih Malang.

C. Manfaat

1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil asuhan kebidanan ini dapat digunakan sebagai dokumentasi bagi

mahasiswa dalam meningkatkan proses pembelajaran dan data dasar untuk asuhan

kebidanan komprehensip selanjutnya.

2. Bagi Penyusun

Mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensip pada ibu hamil

dengan keluhan leucorrhoea secara langsung dan dapat mengaplikasikan teori – teori

yang selama ini dipelajari dipendidikan.


3. Bagi Pasien

Dapat merasa puas, aman dan nyaman dengan pelayanan bermutu dan

berkualitas secara bersekinambungan.

4. Bagi PMB

Meningkatkan mutu pelayanan kebidanan terhadap personal hygiene dan pada

pasien hamil dengan keluhan leucorrhoea.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR MANAJEMEN KEBIDANAN

1) Manajemen Varney

a. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan

yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang terfokus oleh perawat dan

bidan (Varney, 2010).

Tujuan dari asuhan kebidanan ini dilakukan agar dapat mengetahui hal

apa saja yang terjadi pada wanita semenjak hamil, bersalin, nifas hingga

pemilihan kontrasepsi serta melatih dalam melakukan pengkajian,

menegakkan diagnose secara tepat, antisipasi masalah yang mungkin terjadi,

menentukan tindakan segera, melakukan perencanaan dan tindakkan sesuai

dengan kebutuhan ibu, serta mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan

yang dilakukan (Varney, 2008).

Manajemen Varney terdiri atas 7 langkah yang berurutan. Langkah

pertama yaitu mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai

keadaan klien secara keseluruhan setelah mengumpulkan semua informasi

yang akurat dan lengkap dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi

klien.
Langkah kedua, dilakukan interpretasi data untuk diagnosis atau

menentukan masalah dan kebutuhan pasien berdasarkan hasil interpretasi data

dasar yang telah dikumpulkan.

Langkah ketiga yaitu dilakukan identifikasi diagnose atau masalah

potensial dan mengantisipasi penanganannya berdasarkan rangkaian masalah

yang lain. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan

dilakukan pencegahan, sambil terus mengamati kondisi klien (Sulistyowati,

2009).

Langkah keempat yaitu menetapkan kebutuhan terhadap tindakan

segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta melakukan

rujukan berdasarkan kondisi klien.

Langkah kelima adalah melakukan penyusunan rencana asuhan secara

menyeluruh dengan mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek

sosial yang efektif. Semua perencanaan harus berdasarkan pertimbangan yang

tepat, meliputi pengetahuan, teori yang up to date, perawatan berdasarkan

bukti serta divalidasikan dengan asumsi mengenai apa yang diinginkan dan

tidak diinginkan oleh pasien.

Langkah keenam, dilakukan pelaksanaan langsung asuhan secara

efisien dan aman. Pada langkah ini rencana asuhan dilaksanakan oleh bidan,

pasien atau anggota keluarga lainnya.

Langkah ketujuh dan terakhir adalah melakukan evaluasi keefektifan

asuhan yang diberikan dengan mengulang kembali manajemen proses untuk

mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang kita berikan kepada pasien,

mengacu kepada tujuan asuhan kebidanan, efektivitas tindakan untuk

mengatasi masalah dan hasil asuhan (Sulistyowati, 2009).


2) Konsep COC

Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang

diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, nifas sampai bayi baru

lahir.

3) Konsep SOAP

Menurut Helen Varney, alur berpikir bidan saat menghadapi klien meliputi

7 langkah. Untuk mengetahui apa yang telah dilakukan oleh seorang bidan melalui

proses berpikir sistematis, didokumentasikan dalam bentuk SOAP yaitu :

a. S : menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui

anamnesa sebagai langkah I Varney

b. O : menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil

laboratorium dan uji diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk

mendukung asuhan langkah I Varney.

c. A : adalah pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subjektif dan

objektif dalam suatu identifikasi diagnosis/masalah, antisipasi

diagnosis/masalah potensial, dan perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter

sebagai langkah II, III, IV Varney.

d. P : adalah pendokumentasian dan tindakan serta evaluasi perencanaan

berdasarkan assessment sebagai langkah V, VI, VII Varney.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN

1) Asuhan Kehamilan (Ante Natal Care)

a. Pengertian

Kehamilan diartikan sebagai penyatuan dari spermatozoa dan ovum

dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Pertumbuhan dan

perkembangan janin intra uterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai
permulaan persalinan (Hanafiah, 2008). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi

sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 38-40 minggu dihitung

dari hari pertama haid terakhir.

b. Tujuan

Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Ante

Natal Care adalah :

1. Tujuan umum, adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu selama

hamil sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat menyelesaikan

kehamilannya dengan baik, melahirkan bayi yang sehat dan memperoleh

kesehatan yang optimal pada masa nifas serta dapat mengurus bayi dengan

baik dan benar.

2. Tujuan khusus, yaitu mempersiapkan ibu agar memahami pentingnya

pemeliharaan kesehatan selama hamil, bersalin, bayi dan anak,

mempersiapkan rencana persalinan sesuai dengan faktor resiko yang

dihadapi, dapat mendeteksi dini dan menangani masalah ibu,

mempersiapkan ibu merawat bayinya, menyusui bayi secara eksklusif dan

dilanjutkan sampai usia dua tahunan, dan mempersiapkan ibu untuk

mengikuti keluarga berencana (Manuaba, 2009).

c. Kunjungan Ante Natal

Jadwal pemeriksaan kehamilan (ANC) ibu hamil mendapatkan

pelayanan ANC minimal 4 kali selama kehamilan, yang terbagi dalam :

1. Trimester I : 1 kali (sebelum usia kehamilan 14 minggu)

2. Trimester II : 1 kali (usia kehamilan 14-28 minggu)

3. Trimester III : 2 kali (usia kehamilan 28-36 minggu dan sesudah usia

kehamilan 36 minggu). (Manuaba, 2012)


d. Menentukan Usia Kehamilan

1) Metode Kalender, direkomendasikan oleh Neagle yaitu dihitung dari

tanggal pertama haid terakhir ditambah 7 hari, bulan ditambah 9 atau

dikurang 3, tahun ditambah 0 atau 1. (Mochtar, 2012).

2) Tinggi Fundus, menurut Manuaba (2010) :

a. Mendengarkan denyut jantung janin (DJJ), DJJ akan terdengar pada

usia kehamilan lebih dari 16 minggu.

b. Memperhitungkan masuknya kepala ke pintu atas panggul terutama

pada primigravida yang akan terjadi pada usia kehamilan 36 minggu.

c. Menggunakan hasil pemeriksaan air ketuban, semakin tua usia

kehamilan semakin berkurangnya air ketuban.

Kemudian Manuaba (2010) menambahkan cara menetapkan usia kehamilan

berdasarkan hasil pemeriksaan palpasi leopold pada kehamilan.

Usia TFU TFU


Kehamila (jari) (cm)
n
12 minggu 1/3 di atas simfisis -

16 minggu ½ di atas simfisis-pusat -

20 minggu 2-3 jari di bawah pusat 20 cm

24 minggu Setinggi pusat 23 cm

28 minggu 2-3 jari di atas pusat 26 cm

32 minggu Pertengahan pusat-PX 30 cm

36 minggu Setinggi PX 33 cm

40 minggu 2-3 jari di bawah PX 36 cm

Sumber : Varney (2007)

Menurut Mc. Donald pemeriksaan TFU dapat dilakukan dengan menggunakan

metlin dengan cara memegang tanda 0 (nol) metlin pada superior simpisis pubis dan
menarik pita secara longitudinal sepanjang aspek tengah uterus ke ujung atas fundus

(Manuaba, 2010).

TFU menurut Mc. Donald

Umur Kehamilan TFU

20 minggu 20cm

24 minggu 23cm

28 minggu 26cm

32 minggu 30cm

36 minggu 33cm

Sumber : Manuaba (2010)

d. Tanda Bahaya Kehamilan Tanda bahaya kehamilan adalah tanda yang

mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama

kehamilan/periode antenatal yang bila tidak dilaporkan atau tidak

terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu atau janin (Pusdiknakes,

2003). Berikut tanda bahaya kehamilan TM III :

3) Perdarahan pervaginam Dilihat dari SDKI tahun 2007

penyebab kematian ibu dikarenakan perdarahan

sebanyak 28%. Pada akhir kehamilan perdarahan yang

tidak normal adalah merah, banyak dan kadang-kadang

tidak disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam

ini dapat berarti plasenta previa atau solution plasenta

dimana plasenta terlepas dari perlekatan sebelum janin

lahir. 3) Sakit kepala hebat Selama hamil sakit kepala

adalah hal yang umum, seringkali merupakan


ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.

Namun sakit kepala hebat jika disertai dengan

pandangan yang kabur dalam kehamilan maka

merupakan tanda gejala pre-eklamsi (Pusdiknakes,

2003). 4) Penglihatan Kabur Penglihatan kabur

disebabkan oleh sakit kepala yang hebat sehingga

terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi

otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat

menimbulkan kelainan serebral dan gangguan

penglihatan sehingga dapat menjadi tanda pre-eklamsia.

5) Bengkak di muka dan tangan Hampir separuh ibu

hamil akan mengalami pembengkakan yang normal

pada muka dan kaki, biasanya akan hilang jika ibu

beristirahat dan meletakkan kaki lebih tinggi dari posisi

tubuh. Jika bengkak tidak mau hilang maka juga akan

dapat mengarah ke tanda-tanda pre eklamsia. 6) Janin

Kurang Bergerak Seperti Biasa Gerakan janin tidak ada

atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu mulai

merasakkan gerakan bayi umur 5 bulan atau 6 bulan.

Jika ibu merasa gerak bayi kurang maka bisa dinamakan

IUFD (Intra Uterine Fetal Distress). Bayi harus

bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu

berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan

minum dengan baik (Pusdiknakes, 2003). 7) Ketuban

Pecah Dini Ketuban yang pecah pada kehamilan aterm


dan disertai dengan munculnya tanda-tanda persalinan

adalah normal. Sedangkan pecahnya ketuban sebelum

terdapat tanda-tanda persalinan disebut ketuban pecah

dini. Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan

langsung antara dunia luar dan ruangan dalam rahim

sehingga memudahkan terjadinya infeksi. 8) Kejang

Pada umumnya kejang didahului oleh makin

memburuknya keadaan dan terjadinya gejala-gejala

sakit kepala, mual, nyeri ulu hati dan muntah. Kejang

ini dapat mengindikasikan eklamsia. 9) Kelopak Mata

Pucat Merupakan suatu tanda anemia, yaitu kondisi ibu

hamil dengan Hb dibawah 11 gr/dl pada TM III.

Anemia disebabkan karena defisiensi zat besi dan

perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling

berinteraksi. f. Kenaikkan Berat Badan Ibu Hamil

Kenaikkan berat badan TM III adalah 6 kg. Sekitar 60%

dan kenaikan berat badan ini karena pertumbuhan

jaringan pada janin. Menurut Saryono (2010) berat

badan dilihat dari Body Mass Index atau indeks masa

tubuh (IMT). Ibu hamil dengan berat badan dibawah

normal sering dihubungkan dengan abnormalitas

kehamilan dan BBLR. Sedangkan berat badan

overweight meningkatkan resiko atau komplikasi dalam

kehamilan seperti hipertensi, janin besar sehingga

terjadi kesulitan dalam persalinan. Penilaian IMT


diperoleh dengan rumus IMT : IMT = BB sebelum

hamil (kg) / TB x 2 (meter)

Indeks Massa Tubuh (IMT)

Nilai IMT Kategori

18,4 ke bawah BB Kurang

18,5-24,9 BB Ideal

25-29,9 BB Lebih

30-39,9 Gemuk

40 ke atas Sangat Gemuk

Sumber : P. Sarwono, 2010

g. Pemeriksaan Panggul Klinis Pemeriksaan dilakukan dengan jari pada usia kehamilan 36

minggu. Caranya, dokter akan memasukkan dua jarinya (jari telunjuk dan tengah) ke jalan

lahir hingga menyentuh bagian tulang belakang/promontorium. Setelah itu, dokter akan

menghitung jarak dari tulang kemaluan hingga promontorium untuk mengetahui ukuran pintu

atas panggul dan pintu tengah panggul. Jarak minimal antara tulang kemaluan dengan

promontorium adalah 11 cm. Jika kurang maka dikategorikan sebagai panggul sempit.

Namun, jika bayi yang akan lahir tidak terlalu besar, maka ibu berpanggul sempit dapat

melahirkan secara normal. h. Panggul Dalam 1) Pintu Atas Panggul a) Konjugata vera /

diameter antero posterior ( diameter depan - belakang ) yaitu diameter antara promontorium

dan tepi atas symfisis 11 cm. Cara pengukuran dengan periksa dalam akan memperoleh

konjugata diagonalis yaitu jarak dari tepi bawah symfisis pubis ke promontorium (12,5 cm)

dikurangi 1,5 - 2 cm. konjugata obstetrika adalah jarak antara promontorium dengan

pertengahan symfisis pubis. b) Diameter melintang ( transversa), yaitu jarak terlebar antara

ke-2 linea inominata 13 cm. c) Diameter oblik ( miring ) jarak antara artikulasio sakro iliaka
dengan tuberkulum pubicum sisi yang bersebelahan 12 cm. 2) Bidang Tengah Panggul a)

Bidang luas panggul terbentuk dari titik tengah symfisis, pertengahan acetabulum, dan ruas

sacrum ke-2 dan ke-3. mereupakan bidang yang mempunyai ukuran paling besar, sehingga

tidak menimbulakan masalah dalam mekanisme turunnya kepala. diameter anteroposterior

12,75 cm, diameter transversanya 12,5 cm. b) Bidang sempit panggul merupakan bidang

yang berukuran kecil terbentang dari tepi bawah symfisis, spina ischiadika kanan dan kiri,

dan 1-2 cmdari ujung bawah sacrum. diameter antero-posterior 11,5 cm, diameter transversa

10 cm. 3) Pintu Bawah Panggul a) Terbentuk dari 2 segitiga dengan alas yang sama, yaitu

diameter tuber ischiadikum. ujung segitiga belakang pada ujung os sacrum, sedangkan ujung

segitiga depan arkus pubis. Diameter anteroposterior yaitu ukuran dari tepi bawah symfisis ke

ujung sacrum 11,5 cm. Diameter transversa jarak antara tuber ischiadikum kanan dan kiri

10,5 cm. Diameter sagitalis posterior yaitu ukuran dari ujung sacrum kepertengahan ukuran

transversa 7,5 cm. 4) Panggul Luar a) Distansia spinarum : Jarak antara kedua spina illiaka

anterior superior : 24 – 26 cm b) Distansia cristarum : jarak antara kedua crista illiaka kanan

dan kiri : 28 – 30 cm c) Konjugata externa (Boudeloque) 18 – 20 cm d) Lingkaran Panggul

80-90 cm e) Konjugata diagonalis 12,5 cm f) Distansia Tuberum 10,5 cm Ketidaknyamanan

dan Cara Mengatasi Menurut Kusmiyati (2009) 1. Nyeri Punggung Bagian Bawah (Nyeri

Pinggang) a. Pengertian Nyeri punggung bawah adalah rasa nyeri yang dirasakan di daerah

punggung bawah. Nyeri ini terasa diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah

yaitu di daerah lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah

tungkai dan kaki. b. Patofisiologi Rasa nyeri dan pegal pegal di bagian punggung sebenarnya

disebabkan kerena pergeseran titik keseimbangna tubuh akibat beban berat pada perut. Pada

saat hamil, setengah dari berat tubuh terletak didepan. Untuk menjaga keseimbangan, tanpa

sadar biasanya bahu akan condong kebelakang. Posisi tubuh yang salah dan dipaksakan

secara menetap inilah yang menyebabkan ketegangan otot pada bagian punggung. Spasme
pada otot punggung ini akan terus berlangsung selama kehamilan jika tidak ditangani, karena

postur yang menyebabkan spasme ini mengakibatkan nyeri pada punggung bahkan menjalar

sampai ke pinggul. Perubahan patologi ditandai dengan adanya nyeri yang bertambah saat

melakukan gerakan (nyeri gerak), dan juga adanya nyeri saat dilakukan penekanan (nyeri

tekan), kesalahan sikap misalnya cara duduk, cara berdiri, dan berjalan, nyeri berkurang saat

digunakan untuk berbaring. ( Dr. David imrie, 2007 ) c. Faktor predisposisi nyeri punggung

bawah pada masa kehamilan antara lain: 1) Penambahan berat badan, 2) Perubahan postur

tubuh yang berlangsung dengan cepat 3) Nyeri punggung terdahulu 4) Peregangan berulang

5) Peningkatan kadar hormon relaksin. Postur tubuh yang tidak tepat akan memaksa

peregangan tambahan dan kelelahan pada tubuh ibu hamil, terutama pada bagian tulang

belakang, sehingga hal ini dapat menyebabkan rasa sakit dan nyeri pada bagian tersebut.

Nyeri tersebut bisa muncul seiring dengan pertambahan berat badan. Perubahan mobilitas

dapat ikut berpengaruh pada perubahan postur tubuh dan dapat menimbulkan rasa tidak enak

di punggung bagian bawah. Apalagi janin berkembang semakin besar sehingga punggung

mudah tertarik atau merenggang. Selama kehamilan, sambungan antara tulang pinggul mulai

melunak dan lepas. Ini persiapan untuk mempermudah bayi lahir. Rahim bertambah berat,

akibatnya, pusat gravitasi tubuh berubah. Secara bertahap, ibu hamil mulai menyesuaikan

postur dengan cara berjalan Hormon-hormon membantu melenturkan sendi-sendi, tulang-

tulang dan otot otot untuk persiapan kelahiran. Tapi hormon juga menjadikan lebih rentan

mengalami terkilir dan rasa tegang selama kehamilan–terutama di punggung bagian bawah.

d. Gejala nyeri punggung Nyeri merupakan perasaan yang sangat subjektif dan tingkat

keparahannya sangat dipengaruhi oleh pendapat pribadi dan keadaan saat nyeri punggung

dapat sangat bervariasi dari satu orang ke orang lain. Gejala tersebut meliputi sakit,

kekakuan, rasa baal / mati rasa, kelemahan, rasa kesemutan (seperti ditusuk peniti dan jarum)

e. Penanganan Nyeri Punggung Bawah Untuk meringankan nyeri punggung bawah yang
sering dirasakan oleh ibu hamil dapat dilakukan beberapa hal, antara lain: 1) Praktek postur

yang baik Saat janin semakin membesar, pusat gravitasi tubuh bergeser ke depan. Hal ini

akan menarik otot-otot di punggung bawah yang dapat menyebabkan sakit punggung. Jadi

cobalah busungkan pantat ke belakang, tarik bahu, berdiri lurus dan tinggi. 2) Berolahraga

Olahraga secara rutin akan membuat tubuh lentur dan nyaman,selain menunjang sirkulasi

darah. Hal ini tentu sangat berguna bagi ibu hamil yang sering dilanda stres. Sedang untuk

latihan yang dapat dilakukan umumnya berkisar pelemasan punggung, otot leher, dan

kekuatan kaki. 3) Pijat Pijat bagian tubuh belakang bawah sering dapat membantu

menghilangkan lelah dan sakit otot. Cobalah mencondongkan tubuh ke depan di sandaran

kursi atau berbaring menyamping. Pasangan Anda bisa dengan lembut memijat otot-otot sisi

tulang belakang atau berkonsentrasi pada punggung bawah. 4) Mandi air hangat Mandi air

hangat, menempelkan paket bungkusan berisi air panas atau pancuran air hangat yang

diarahkan pada punggung bisa membantu dengan nyeri punggung. 5) Tidur menyamping Saat

perut semakin membesar, cobalah tidur menyamping dengan salah satu atau kedua lutut

ditekuk. 6) Menggunakan bantal di bawah perut saat tidur Tidur menyamping dengan bantal

ditempatkan di bawah perut telah terbukti mengurangi nyeri punggung. 7) Duduk dan berdiri

dengan hati-hati Duduk dengan kaki sedikit ditinggikan. Pilihlah kursi yang mendukung

punggung atau tempatkan bantal kecil di belakang punggung bawah. Sering-seringlah

mengubah posisi dan menghindari berdiri untuk jangka waktu yang lama. Jika Anda harus

berdiri, istirahatkan satu kaki di bangku yang lebih rendah. 8) Lakukan latihan kekuatan dan

stabilitas Latihan panggul dan perut bagian bawah dapat membantu untuk mengurangi

ketegangan dari kehamilan di punggung Anda. Caranya, luruskan tangan, lutut dan punggung

hingga sejajar. Tarik napas dalam dan kemudian ketika Anda bernapas keluar, lakukan

latihan dasar panggul dan pada saat yang sama tarik atau kontraksikan pusar dan lepaskan.

Tahan kontraksi ini selama 5-10 detik tanpa menahan napas dan tanpa menggerakkan
punggung. Kendurkan otot perlahan - lahan pada akhir latihan.Latihan in telah di ajakan pada

teknik senam hamil.

i. KONSEP DASAR PERSALINAN NORMAL

1) Pengertian Persalinan Normal Persalinan adalah adalah proses dimana bayi,

placenta dan selaput ketuban keluar dari uters iu. Persalinan di anggap normal jika

usia kehamilan 37 minggu tanpa di sertai penyulit ( APN , 2008).

2) Sebab-sebab yang Menimbulkan Persalinan Menurut Sujianti (2011), ada

beberapa teori yang menyatakan sebabsebab yang menimbulkan persalinan, yaitu:

1. Teori Penurunan Hormonal Pada 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi

penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron bekerja sebagai penenang

otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah

sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.

2. Teori Plasenta Menjadi Lebih Tua Yang akan menyebabkan turunnya kadar

oksigen dan progesterone sehingga menyebabkan kekejangan pembuluh darah.

Hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.

3. Teori Distensi Rahim Rahim yang menjadi besar dan meregang akan

menyebabkan iskemia otot-otot sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenta.

4. Teori Iritasi Mekanik Di belakang serviks terletak ganglion servikale

(Frankerhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala

janin akan timbul kontraksi uterus.

5. Induksi Partus (Induction of labour) Partus dapat pula ditimbulkan dengan

jalan rangsang laminaria, amniotomi, dan oksitosin drips.

3) Fase Persalinan ( APN, 2008). Tanda dan gejala persalinan yaitu penipisan dan

pembukaan serviks, kontraksi uterus yang menyebabkan perubahan serviks, cairan

lendir bercampur darah. Fase tersebut terbagi menjadi : a) Kala I 1) Fase laten Di
mulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks

secara bertahap, berlagsung hingga pembukaan serviks 4 cm, pada umunya

berlangsung hingga 8 jam. 2) Fase aktif Frekuensi meningkat dan adekuat tiga kali

dalam sepuluh menit durasi 40 detik, pembukaan 4 cm sampai 10 cm, dan terjadi

penrunan kepala. b) Kala II (Pengeluaran) Ketika pembukaan serviks 10 cm dan

berakhir lahirnya kepala disebut sebagai pengeluaran bayi. Tanda dan gejala iu

ingin mengeran bersamaan kontraksi, peningkatan tekanan rektum dan vagina,

perineum menonjol, vulva dan sfinger ani membuka dan peningkatan lendir

campur darah. Pemantauan kala II nadi ibu setiap 30 menit, frekuensi dan lama

kontraksi 30 menit, warna cairan ketuban, apakah ada majemuk tali pusat, putaran

paksi luar setelah kepala bayi lahir. c) Kala III (Kala Uri) Setelah bayi lahir, uterus

teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa menit kemudian,

uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya

plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau

dengan tekanan pada fundus uteri (Wiknjosastro dkk, 2005). Pada tahap ini

dilakukan tekanan ringan di atas puncak rahim dengan cara Crede untuk

membantu pengeluaran plasenta. Plasenta diperhatikan kelengkapannya secara

cermat, sehingga tidak menyebabkan gangguan kontraksi rahim atau terjadi

perdarahan sekunder(Manuaba, 2010). d) Kala IV (2 Jam Setelah Melahirkan)

Pada tahap ini, kontraksi otot rahim meningkat sehingga pembuluh darah terjepit

untuk menghentikan perdarahan. Pada kala ini dilakukan observasi terhadap

tekanan darah, pernapasan, nadi, kontraksi otot rahim dan perdarahan selama 2

jam pertama. Selain itu juga dilakukan penjahitan luka episiotomi. Setelah 2 jam,

bila keadaan baik, ibu dipindahkan ke ruangan bersama bayinya (Manuaba,2010).

4. Asuhan Persalinan Normal 60 langkah asuhan persalinan normal (disertakan


dalam lampiran) 5. Partograf a) Pengertian Partograf adalah suatu alat untuk

mencatat hasil observasi dan pemeriksaan fisik ibu dalam proses persalinan serta

merupakan alat utama dalam mengambil keputusan klinik khususnya pada

persalinan kala I (Sumarah, dkk, 2009). Partograf adalah catatan grafik kemajuan

persalinan untuk memantau keadaan ibu dan janin. Partograf dapat dianggap se

bagai “system peringatan awal” yang akan membantu pengambilan keputusan

lebih awal kapan seorang ibu harus dirujuk, dipercepat, atau diakhiri

persalinannya (Ujiningtyas, 2009). b) Tujuan Menurut Sumarah, dkk (2009),

tujuan partograf adalah mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan

memeriksa pembukaan serviks berdasarkan periksa dalam, serta untuk mendeteksi

apakah proses persalinan berjalan secara normal, dengan demikian dapat

mendeteksi dini kemungkinan terjadinya partus lama. c) Komponen Partograf

Partograf terdiri dari catatan janin, catatan kemajuan persalinan, dan catatan ibu

(Ujiningtyas, 2011). d) Pengamatan yang dicatat dalam partograf Selama

persalinan berlangsung perlu pemantauan kondisi kesehatan ibu maupun bayi,

yaitu: i. Kemajuan persalinan (1) Pembukaan serviks Bidan menilai pembukaan

servik dengan melakukan periksa dalam. Periksa dalam dilakukan setiap 4 jam

sekali (indikasi waktu). Pemeriksaan dalam yang dilakukan kurang dari 4 jam

harus atas indikasi. Bidan harus memeriksa adanya tanda gejala kala II, ketuban

pecah sendiri, atau gawat janin. Penulisan pembukaan serviks di partograf dengan

tanda (x) (Sumarah, dkk, 2009). (2) Penurunan bagian terendah Bidan menilai

turunnya bagian terendah janin dengan palpasi perlimaan yang dilakukan setiap 4

jam, yaitu sesaat sebelum melakukan pemeriksaan dalam. Penulisan turunnya

bagian terendah dipartograf dengan tanda (o) (Sumarah, dkk, 2009). (3) His Bidan

menilai his dengan cara palpasi, menghitung frekuensi his (berapa kali) dalam
waktu 10 menit dan dirasakan berapa lama his tersebut berlangsung (dalam detik).

Observasi his dilakukan setiap 30 menit (Sumarah, dkk, 2009). ii. Memantau

kondisi janin (Sumarah, dkk, 2009) (1) Denyut jantung janin Bidan menilai

prekuensi Djj menggunakan Doppler atau stetoskop, dihitung selama 1 menit.

Observasi DJJ dilakukan setiap 30 menit. Bila Djj menunjukan < 100 x/menit atau

> 180 x/menit, menunjukan gawat janin hebat, dan bidan harus segera betindak.

(2) Ketuban Bidan mengidentifikasi pecahnya selaput ketuban dan menilai

keadaan air ketuban bila sudah pecah (volume, warna dan bau). Pengamatan

dilakukan setiap pemeriksaan dalam. Yang dicatat di partograf bila selaput

ketuban utuh ditulis (U), bila selaput ketuban pecah ditulis (J) untuk air ketuban

jernih, (M) untuk ketuban bercampur mekonium, (D) untuk ketuban bercampur

darah, dan (K) untuk ketuban yang kering (JNPK-KR, 2008). (3) Moulase kepala

janin Bidan menilai adanya penyusupan kepala janin pada setiap periksa dalam.

Penyusupan yang hebat dengan kepala diatas PAP menunjukan adanya

disproporsi sefalopelfik. Pencatatan di partograf dengan tulisan: (a) 0 bila tulang-

tulang kepala terpisah dan sutura mudah diraba (tidak ada moulase). (b) 1 bila

tulang-tulang kepala saling menyentuh satu sama lain. (c) 2 bila tulang-tulang

kepala saling tumpang tindih tetapi masih dapat dipisahkan. (d) 3 bila tulang-

tulang kepala saling tumpang tindih berat, tidak dapat dipisahkan. iii. Memantau

kondisi ibu hal yang perlu dikaji: (1) Tanda-tanda vital, tekanan darah diukur

setiap 4 jam, nadi dinilai setiap 30 menit, suhu di ukur setiap 2 jam. (2) Urine

dipantau setiap 2-4 jam untuk volume, protein, dan aseton, serta dicatat

dipartograf pada kotak yang sesuai. (3) Obat-obatan dan cairan infuse. Catat obat

ataupun cairan infuse yang diberikan pada ibu selama persalinan


i. KEPUTIHAN

Keputihan dalam Kehamilan Keputihan adalah sekresi cairan berlebih dari saluran

reproduksi wanita (vagina). Keputihan pada ibu hamil umumnya berlangsung secara

fisiologis karena faktor peningkatan hormone, perubahan pH vagina, dan menurunnya

flora normal Lactobacillus yang berpotensi meningkatkan resiko berkembangnya

mikroorganisme pathogen yang dapat menyebabkan infeksi vagina pada ibu hamil.

(Cunningham, 2010).

Ibu hamil dengan infeksi vagina memiliki keluhan sekret vaginal abnormal

disertai gatal, iritasi, dan rasa vulva terbakar. Beberapa komplikasi dapat

mengakibatkan infeksi secara langsung dari ibu ke bayi melalui penyebaran pada

saluran reproduksi atas ataupun kontak langsung melalui jalan lahir. Komplikasi yang

dapat terjadi adalah prematuritas, aborsi spontan, chorioamnionitis, kerusakan fetal

secara tidak langsung dan ketuban pecah dini.

Proses perjalanan bakteri sehingga dapat menyebabkan prematuritas yaitu berawal

pada infeksi subklinis, infeksi ini dihasilkan dari infeksi ascending traktus genitalia

bawah. Mikroba kemudian naik melalui serviks ke uterus kemudian akan ada kontak

dengan desidua dan sel membran. Setelah terjadi interaksi antara mikroba dengan

desidua atau sel membran maka terjadilah aktivasi patologis yang menyebabkan

pematangan serviks dan kontraksi pada miometrium. Bakteri dan mikroba juga

menimbulkan kontraksi otot uterus sehingga beresiko terjadi persalinan yang

menyebabkan kelahiran premature. (Guinn, 2008).

Pada keputihan kategori normal tidak diperlukan pengobatan khusus dan ibu

hanya perlu membersihkan organ intim secara benar dan teratur. Jika keputihan

masuk kategori abnormal, maka diperlukan penanganan medis secepatnya yaitu


kolaborasi dengan dokter kandungan untuk penanganan metode yang paling aman

untuk ibu dan janin.

Berikut adalah cara aman dan baik untuk mengatasi keputihan fisiologis pada ibu

hamil :

1. Menjaga selalu kebersihan daerah kemaluan, selalu keringkan setiap selesai buang

air kecil dan buang air besar.

2. Usahakan menggunakan celana dalam yang terbuat dari katun dan mudah

menyerap keringat.

3. Hindari menggunakan sabun mandi atau sabun pembersih vagina yang bersifat

antiseptic, bersihkan vagina dengan air mengalir yang bersih.

4. Hindari penggunaan pantyliner karena bahan kapas pada pantyliner adalah

ekosistem yang subur bagi bakteri.

5. Segera konsultasi dengan dokter jika keputihan berbau, berubah warna, putih

menggumpal dan terasa gatal. (Nenk, 2010).


BAB III

ASUHAN KEBIDANAN

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN KOMPREHENSIF PADA NY. A USIA 28 TH

DENGAN KELUHAN LEUCORRHOEA DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN (PMB)

NINGSIH MALANG

Tempat : Praktek Mandiri Bidan (PMB) Ningsih Malang

Nomor RM : 000030

BIODATA

Nama Ibu : Ny. A Nama Suami : Tn. S

Umur : 28 th Umur : 32 th

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD/Sederajat Pendidikan : SD/Sederajat

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT) Pekerjaan : Buruh/Petani

Alamat : Jl. Pameran No. 345, Malang Alamat : Jl. Pameran No. 345, Malang
A. DATA SUBJEKTIF

Tanggal Pengkajian : 25 Maret 2022

Waktu : 10.15 WIB

1. Alasan datang (jika kasus rujukan) dan keluhan utama

Seorang ibu dengan usia 28 th ingin memeriksakan kehamilannya yang ke-3 dengan

usia kehamilan 9 bulan dan ibu mengeluh mengeluarkan keputihan tetapi tidak gatal

(leucorrhoea).

2. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan dahulu

1) Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti :

TBC : Dengan tanda gejala batuk terus menerus lebih dari 3 minggu, berat

badan menurun.

Hepatitis : Dengan tanda gejala nyeri perut, hilang nafsu makan, mual, sklera

mata dan kulit kekuningan.

HIV/AIDS : Dengan tanda gejala keringat malam hari tanpa sebab, demam,

lesu.

2) Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menurun seperti :

Asma : Dengan tanda gejala sesak dada, nafas berat, batuk

Diabetes : Dengan tanda gejala sering BAK, sering haus/banyak minum, luka

sukar sembuh

Hipertensi : Dengan tanda gejala tekanan darah tinggi, sakit kepala, migren
3) Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menahun seperti

Jantung : Dengan tanda gejala nyeri tekan didaerah dada, sering deg – deg an

Paru – paru : Dengan tanda gejala nyeri dada, sesak nafas

Ginjal : Dengan tanda gejala nafsu makan menurun, kaki dan tangan bengkak

4) Ibu mengatakan bahwa sering menjaga personal hygiene yaitu dengan mandi

minimal 2 kali dalam sehari.

b. Riwayat kesehatan sekarang

1) Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti :

TBC : Dengan tanda gejala batuk terus menerus lebih dari 3 minggu, berat

badan menurun.

Hepatitis : Dengan tanda gejala nyeri perut, hilang nafsu makan, mual, sklera

mata dan kulit kekuningan.

HIV/AIDS : Dengan tanda gejala keringat malam hari tanpa sebab, demam,

lesu.

2) Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menurun seperti :

Asma : Dengan tanda gejala sesak dada, nafas berat, batuk

Diabetes : Dengan tanda gejala sering BAK, sering haus/banyak minum, luka

sukar sembuh

Hipertensi : Dengan tanda gejala tekanan darah tinggi, sakit kepala, migren

3) Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menahun seperti

Jantung : Dengan tanda gejala nyeri tekan didaerah dada, sering deg – deg an

Paru – paru : Dengan tanda gejala nyeri dada, sesak nafas

Ginjal : Dengan tanda gejala nafsu makan menurun, kaki dan tangan bengkak
4) Ibu mengatakan bahwa sering menjaga personal hygiene yaitu dengan mandi

minimal 2 kali dalam sehari, tetapi keluhan saat ini ibu mengatakan sering

mengeluarkan keputihan tetapi tidak gatal.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan bahwa keluarga tidak pernah menderita penyakit menular

seperti TBC, Hepatitis, Campak, HIV/AIDS dan penyakit keturunan seperti asma,

jantung, diabetes, maupun hipertensi.

3. Riwayat menstruasi

HPHT : 25 Juni 2021

Menarche : 12 th

Lamanya : 7 Hari

Banyaknya : 3-4 kali ganti pembalut

Nyeri haid : Nyeri pada saat hari pertama

4. Riwayat kehamilan sekarang

Trimester I : Ibu periksa di bidan 2x, dengan keluhan mual muntah, terapi ibu

mendapatkan vitamin

Trimester II : Ibu periksa di dokter 3x, keluhan tidak ada, terapi vitamin

5. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu (sesuai dengan jumlah

kehamilan)

a. Kehamilan Pertama

Persalinan : Abortus

Jenis Kelamin : Tidak Dketahui

BB/PB : -

Nifas : Normal

b. Kehamilan Kedua
Persalinan : Normal (Spontan)

Jenis Kelamin : Laki – laki

BB/PB : 3,6kg/48cm

Nifas : Normal

6. Riwayat psiko, sosial dan budaya

a. Status pernikahan

Kawin (usia perkawinan 8th)

b. Respon pasien dan keluarga terhadap kehamilan

Ibu mengatakan bahwa ibu beserta keluarga sangat senang dengan kehamilan

ketiga ini karena ini sudah diharapkan oleh ibu beserta keluarga mengingat ibu

sudah pernah mengalami keguguran dikehamilan pertama yang dimana itu sangat

diharapkan oleh keluarganya.

c. Pengambil keputusan dalam keluarga

Ibu, suami, beserta keluarga mengatakan ingin melahirkan secara normal di

Praktek Mandiri bidan (PMB) Ningsih Malang.

d. Tempat dan penolong persalinan yang diinginkan

Tempat : Praktek Mandiri Bidan (PMB) Ningsih Malang

Penolong Persalinan : Bidan

e. Penghasilan keluarga

Ibu mengatakan bahwa penghasilan keluarga tiap bulan yaitu <Rp.3.000.000.00.

f. Kepercayaan, adat istiadat dan budaya (oyok, pijat, jamu, merokok)

Kepercayaan, adat istiadat, budaya


Ibu mengatakan bahwa ada beberapa kepercayaan, adat istiadat dan budaya yang

sering disampaikan oleh keluarganya dari sejak awal kehamilan pertamanya

yaitu :

 Sering – sering disuruh minum air kelapa biar bayinya bersih.

 Dilarang keluar malam karena ditakutkan bayinya hilang.

 Selalu menaruh gunting dibawah bantal.

 Tiap malam harus membakar kulit bawang.

 Tidak boleh duduk didepan pintu karena dapat ,e,buat proses kelahiran

susah dan menyakitkan.

Oyok : Ibu megatakan bahwa pernah di oyok pada kehamilan pertama oleh dukun

beranak dikampung halamannya.

Pijat : Ibu megatakan bahwa sering di pijat dari sejak awal kehamilan pertama

sampai kehamilan yang ketiga ini oleh dukun beranak bahkan sama keluarganya

juga.

Jamu : ibu mengatakan sering meminum jamu penguat Rahim yang dibuatkan

oleh ibu mertuanya.

Merokok : ibu mengatakan bahwa dirumahnya yang sampai sekarang merokok

adalah suaminya dan pernah merokok pada saat kehamilan pertama.

7. Riwayat KB

Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB apapun selama ini

8. Pola kebiasaan sehari – hari

Pola kebiasaan
Sebelum hamil Setelah hamil Keluhan
sehari – hari

Makan / Minum Makan 3 kali/hari Makan 3-4 kali/hari Tidak ada


(nasi, lauk pauk, (nasi, lauk pauk, sayur,

sayur) dan sedikit ngemil)


masalah
Minum 8 gelas air Minum 8 gelas air putih,

putih dan teh manis teh manis, dan susu

BAB (1 kali agak


BAB (2-3 kali padat
lembek kuning dan
dan berwarna
kecoklatan)
kecolatan) Tidak ada
Eliminasi BAK (6-7 kali banyak
BAK (7-8 kali masalah
berwarna jernih dan
banyak dan berwarna
kadang agak
jernih)
kekuningan)

Melakukan pekerjaan

Melakukan pekerjaan rumah tangga seperti


Tidak ada
Aktivitas rumah tangga dan biasa, namun
masalah
kerja sampingan mengurangi kerja yang

berat – berat

Tidur siang kadang –


Tidur siang 1-2 jam, Tidak ada
Tidur/ Istirahat kadang, tidur malam
tidur malam 8 jam masalah
6 jam

Mandi 2 kali sehari , Mandi 2 kali sehari,

gosok gigi 3 kali, gosok gigi 3 kali,


Tidak ada
Personal Hygieni keramas 2 kali keramas 2 kali
masalah
seminggu, ganti baju seminggu, ganti baju 3

2 kali sehari kali sehari

Kebutuhan Seksual 3-4 kali dalam 1-2 kali dalam seminggu Tidak ada
seminggu masalah

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum :

Tanda – tanda vital :

 Suhu : 36,5º C (normal)

 Denyut Nadi : 80 kali / menit (normal)

 Pernafasan : 20 kali / menit (normal)

 Tekanan Darah : 120/80 (normal)

BB sebelum hamil : 46 kg

BB sekarang : 60 kg

Tinggi badan : 157 cm

LILA :25 cm

TP : 3 jari di bawah PX (33 cm)

SPR : 8

2. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

Muka : simetris, tidak ada oedema, tidak pucat.

Mata : simetris, sclera bening, konjungtiva merah muda, tidak ada kelainan mata.

Mulut : simetris, bersih, tidak pecah – pecah, tidak sariawan, gigi rapi dan bersih

dan tidak berlubang.

Leher : tidak tampak pembengkakan kelenjar tiroid, tidak tampak limfadenitis.

Payudara : simetris, areola kehitaman, belum ada pengeluaran asi.

Abdomen : normal, tidak ada bekas luka operasi/jahitan.


Genetalia : tidak oedema, tidak ada varises, tidak ada pembengkakan kelenjar

bartholini.

Ekstremitas :

 Atas : simetris, jari tangan normal, tidak ada oedema, telapak tangan tidak

pucat.

 Bawah : simetris, jari kaki normal, tofak eodema, tidak ada kelainan

bentuk, reflek patella +.

b. Palpasi

Leher : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba pembengkakan kelenjar tiroid, tidak

teraba limfadenitis.

Payudara : tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.

Abdomen :

 Leopold I : TFU setinggi pusat (33 cm), bagian fundus teraba besar

lunak tidak melenting (bokong).

 Leopold II : Teraba panjang seperti papan di sebelah kanan ibu (puka),

bagian terkecil janin teraba di sebelah kiri ibu.

 Leopold III : Teraba bulat, melenting, keras (kepala) di PAP, kepala sudah

masuk PAP.

 Leopold IV : 2/5 bagian

Ekstremitas : tidak teraba eodema

Pengukuran : Distansia spinarum 25 cm

Panggul luar : Distansia cristarum 29 cm

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium

Hari/tanggal : Jumat, 25 Maret 2022


Jam : 10.45 WIB

HB : 12,6 gr/dl

Golongan Darah : A

Albumin : 4,5 g/dl

Reduksi : Negatif

USG : BPD : 8,74

HC : 31,23

AC : 29,04

FL : 6,65

EFW : 2297

b. Radiologi

Semua aman dan normal, tidak terdeteksi kelainan.

C. ANALISA

Ny. A usia 28 th GIII P2002 Ab001 UK 34-36 Minggu dengan kehamilan fisiologis

D. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu

Evaluasi : ibu sudah tahu hasil keadaanya dengan hasil yaitu dengan hasil :

TD       : 120/80 mm/Hg                      R         : 2ox/menit

Nadi    : 80x/menit                              S          : 36,5º C

2. Memberi KIE pada ibu tentang ketidak nyamanan pada TM III dan cara

mengatasinya.

Evaluasi : asuhan telah diberikan dan ibu paham

3. Memberikan KIE tentang nutrisi yang baik untuk ibu hamil.

Evaluasi : asuhan telah diberikan dan ibu paham.


4. Memberitahu tentang tanda bahaya TM III. Yaitu nyeri perut hebat, pendarahan

melalui jalan lahir, bengkak pada muka dan kaki, gerakan janin berkurang, sakit

kepala yang hebat.

Evaluasi : asuhan telah diberikan dan ibu paham.

5. Memberikan KIE untuk istirahat cukup tidur siang 2 jam tidur malam 8 jam.

Evaluasi : asuhan telah diberikan dan ibu paham.

6. Memberikan tablet fe, kalk, vit c, dan memberi tahu cara mengkonsumsinya.

Evaluasi : asuhan telah dilakukan, dan ibu tahu cara mengkonsumsinya.

7. Anjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi yaitu atau bila

ada keluhan.

Evaluasi : ibu bersedia kunjungan ulang

Anda mungkin juga menyukai