PENGEMBANGAN KARIER
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Seminar Sumber Daya Manusia”
Dosen Pengampu :
Hellen Vera Simanjuntak, S.E., M.M
Oleh Kelompok 7 :
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah yang berjudul
Makalah Pengembangan Karier dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk dapat
membuat makalah yang lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
1.1 Latar Belakang........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................
1.3 Tujuan......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................
2.1 Hakikat Karier........................................................................................................
2.1.1 Pengertian Karier .........................................................................................
2.1.2 Perspektif Karier ..........................................................................................
2.2 Pengembangan Karier............................................................................................
2.2.1 Analisis Konteks Manajemen Karier ..........................................................
2.2.2 Perencanaan Karier.......................................................................................
2.3 Model Pengembangan Karier................................................................................
2.3.1 Model Tradisional ..........................................................................................
2.3.2 Model Kontemporer........................................................................................
2.4 Efektivitas Karier....................................................................................................
2.4.1 Kinerja Karier...............................................................................................
2.4.2 Sikap-Sikap Karier........................................................................................
2.4.3 Adabtabilitas Karier......................................................................................
2.4.4 Identitas Karier..............................................................................................
2.5 Tahap-Tahap Pengembangan Karier....................................................................
2.5.1 Fase Awal ......................................................................................................
2.5.2 Fase Lanjutan................................................................................................
2.5.3 Fase Mmpertahankan....................................................................................
2.5.4 Fase Pensiun ..................................................................................................
2.6 Program Pengembangan Karier............................................................................
2.6.1 Pengembangan Karier Terintegrasi Dengan Perencanaan SDM...............
2.6.2 Hubungan Antara Perencanaan Karier Dengan Pengembangan Karier
.........................................................................................................................
2.6.3 Kebutuhan Pekerja........................................................................................
2.6.4 Manfaat Pengembangan Karier...................................................................
2.6.5 Isu dan Masalah Dalam Pengembangan Karier .........................................
2.7 Pembinaan Karier...................................................................................................
2.7.1 Tanggung Jawab Pembinaan Karier............................................................
2.7.2 Penyusunan Pengembangan Karier ...........................................................
2.8 Peran Organisasi Dalam Karier Pegawai..............................................................
2.8.1 Pendidikan Karier.........................................................................................
2.8.2 Informasi Perencanaan Karier.....................................................................
2.8.3 Bimbingan Karier..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Meskipun ada persamaan antara karier dengan pekerjaan, tetapi kedua konsep
tersebut tidaklah dapat sepenuhnya disamakan. Pekerjaan menurut Sun dan Wang
dalam Kasman (2014) menyediakan sesuatu yang bisa memuaskan kebutuhan
manusia diantaranya, psikologi, keselamatan, sosialisasi, ego, aktualisasi diri,
dan afiliasi. Pentingnya pekerjaan semakin terasa ketika melakukan pembicaraan
dengan orangorang yang mungkin akan kehilangan atau bahkan telah
kehilangan pekerjaan. Dalam suatu pekerjaan, terdapat berbagai tugas yang
menjelaskan usaha apa dan bagaimana manusia melakukan usaha tersebut untuk
pencapaian tujuan tertentu. Apabila ada cukup tugas terkumpul untuk
membenarkan dipekerjakannya seseorang maka terciptalah suatu posisi atau
jabatan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa suatu jabatan adalah
sekumpulan kewajiban, tugas, dan tangung jawab yang memerlukan jasajasa
seseorang. Oleh karena itu, jumlah posisi dalam suatu organisasi sama dengan
jumlah orang yang dipekerjakan organisasi itu (Sinambela, 2012).
Pada dasarnya, akan melahirkan pekerjaan (job). Menurut Dov Elizur dalam
Sinambela (2012), suatu pekerjaan didefinisikan sebagai suatu kelompok jabatan
yang identik dalam hal tugastugas utama. Suatu pekerjaan dapat dianggap sebagai
suatu kelompok jabatan yang cenderung serupa yang dapat dievaluasi dan
dianalisis hasilhasil pencapaiannya. Serangkaian pekerjaan tersebut terdiri dari
beberapa pekerjaan dengan tugastugas yang serupa, namun berbeda dalam tingkat,
yaitu sekelompok pekerjaan dengan tugastugas serupa yang diurutkan
tingkatannya sesuai dengan tingkat pekerjaannya. Suatu rangkaian pekerjaan
dapat dianggap sebagai sekelompok pekerjaan yang diurutkan sesuai dengan garis
promosinya yang paling wajar. Suatu kelompok pekerjaan umumnya mencakup
beberapa rangkaian pekerjaan dalam mata pencaharian, profesi atau kegiatan yang
berhubungan atau berkaitan.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan karier.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengembangan karier.
3. Untuk mengetahui model pengembangan karier.
4. Untuk mengetahui efektivitas karier.
5. Untuk mengetahui tahap-tahap pengembangan karier.
6. Untuk mengetahui program pengembangan karier.
7. Untuk mengetahui pembinaan karier.
8. Untuk mengetahui peran organisasi dalam karier pegawai.
BAB II
PEMBAHASAN
Berbagai
No. Uraian
Tanggung Jawab
Untuk itu, terdapat lima keuntungan yang dapat diperoleh dengan adanya
perencanaan karier yang ditetapkan organisasi.
a. Perspektif Organisasi
Perencanaan karier pada tingkat organisasi dilakukan dengan tujuan untuk
mengidentifikasi: (1) profil kebutuhan pegawai, (2) deskripsi pekerjaan, (3) peta
jalur karier, dan (4) mekanisme penilaian kinerja. Berikut ini penjabaran dari
masingmasing poin di atas.
Sementara itu, profil pegawai adalah gambaran secara kuantitatif dan kua
litatif yang disajikan dalam organisasi untuk digunakan dalam membaca, meng
analisis dan menetapkan keputusan apa yang akan dilakukan dalam kepegawaian
tersebut. Halhal yang diperlukan adalah perbedaan antara harapan dengan
kenyataan, dalam arti perbedaan pegawai yang ada sekarang ini dengan keadaan
berapa sesungguhnya kebutuhan organisasi. Misalnya, Universitas XY memiliki
pegawai pada saat ini 300, sedangkan kebutuhannya adalah 400 pegawai, berarti
kekurangan 100 pegawai. Untuk mengetahui profil kebutuhan, dinamika
perubahan profil pegawai yang harus dipetakan sehingga memberikan gambaran
yang akurat, dapat menggunakan berbagai metode, diantaranya Model Matriks
Transisi berikut ini.
Tabel 7.2 Matriks Profil Manajerial Universitas XY (Desember 2015, dalam Persentasi)
Manajer Atas 90 00 00 10
Manajer Menengah 8 82 3 7
Manajer Bawah - 10 78 12
Tabel 7.3 Matriks Profil Manajerial PT. Jeremy Dedidy (Desember 2015, dalam Persentasi)
Pekerjaan
Des. 2014 Des. 2015
A B C D E F G H Keluar
A 70 30
B 20 70 10
C 6 14 65 15
Pekerjaan D
25 70 5
E 8 85 7
F 5 7 72 16
G 4 3 10 64 19
H 5 3 8 60 24
1) Career by Objective
a) Di mana saya pada saat ini? Pertanyaan ini dapat membantu pegawai untuk
mengingat kembali halhal yang pernah dicapainya pada masa lalu, dan
kegagalan yang pernah dialaminya. Dengan kata lain, pertanyaan ini
menggiring pegawai untuk mengkaji kembali perjalanan hidup yang pernah
dilalui, dan dapat memberikan tanda pada bagianbagian penting dalam
perjalanan hidup yang bersangkutan sehingga dapat ditunjukkan di mana
kesuksesan, dan kegagalan yang dialami.
d) Apakah yang ingin saya capai? Jawaban pertanyaan ini dapat membantu
pegawai untuk memformulasikan citacitanya secara realistis, sebab yang
bersangkutan akan dibantu untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki
sehingga dapat dilihat apakah karier yang ditentukan terlalu optimistik atau
justru terlalu pesimistik. Dengan demikian, dapat direduksi hasil penelaahan
capaian yang dikehendaki.
e) Pekerjaan apakah yang cocok untuk saya? Jawaban pertanyaan ini akan
mendorong pegawai untuk mengevaluasi dengan objektif tentang pekerjaan
yang akan dilakukannya. Jawaban pertanyaan ini dibutuhkan untuk
menghindari pekerjaan itu dilakukan dengan terpaksa, sebab segala sesuatu
yang terpaksa sudah pasti hasilnya tidak optimal.
f) Jabatan apakah yang paling cocok untuk saya? Pertanyaan ini telah mengarah
pada berbagai pilihan jabatan yang ada di organisasi tempatnya bekerja.
Jawaban dan pilihan yang tepat akan mendukung kinerja pegawai tersebut
melakukan jabatan yang dipilih sesuai dengan minat, bakat, dan
kemampuannya.
2) Analisis Peran–Kompetensi
a. Tahap Eksplorasi
b. Tahap Establishment
c. Tahap Maintenance
d. Tahap Disengagement
Bagi kebanyakan pegawai, tahapan ini berarti pengurangan jam kerja secara
bertahap. Program pensiun secara bertahap dapat membantu pegawai maupun
organisasi, dalam hal ini organisasi akan memperoleh manfaat dari pengetahuan
pegawai yang berpengalaman dan keterampilan khusus sambil mengurangi biaya
mempekerjakan dan melatih pegawai baru. Bagi pegawai yang pensiun secara
bertahap berarti mereka mempunyai kesempatan memilih pensiun dengan cara
yang memenuhi kebutuhan finansial dan emosionalnya. Untuk memanfaatkan
talenta pegawai lanjut usia, kebijakan organisasi seyogianya dapat fleksibel,
seperti dengan menawarkan pekerjaan paruh waktu dan pekerjaan konsultasi.
Empat tahapan di atas tersaji seperti pada tabel berikut.
Tahapan Karier
No. Deskripsi
Explorasi Establisment Maintanance Disengagement
Perencanaan
Mengidentifikasi
Kemajuan, Berlanjut sampai pensiun,
minat,
pertumbuhan, kepada pencapaian mengubah
Tugas keterampilan dan
1. rasa aman, dan prestasi, dan keseimbangan
pengembangan kesesuaian antara
mengembangkan meng-up date antara pekerjaan
dirinya dan
gaya hidup. keterampilan. dengan
pekerjaan.
nonpekerjaan.
Melatih
Membantu Memberikan Secara
mensponsori, dan
2. Aktivitas belajar, mengikuti kontribusi secara bertahap keluar
membuat
pengarahan. mandiri. dari pekerjaan.
kebijakan.
Hubungan
3. dengan Magang. Kolega. Mentor. Sponsor.
pegawai lain
Sumber: Noe dalam Kaswan, Career Development, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.66
Sumber: Noe dalam Kaswan, Career Development, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 69 (dimodifikasi)
Tabel di atas memperlihatkan setidaknya terdapat tujuh dimensi yang
berbeda diantara karier tradisional dengan karier protean. Dapat disimpulkan
bahwa karier protean jelas lebih progresif dan berorientasi pada pegawai, sehingga
seseorang akan lebih bebas mengembangkan kariernya. Werner dan DeSimone
dalam Kaswan (2014), berpendapat bahwa pengembangan karier kontemporer
adalah model konsep karier ganda, yang mengatakan bahwa terdapat empat
pengalaman karier yang berbeda yaitu.
c. Spiral. Gerakan maju secara periodik dan sepanjang hayat atas berbagai
pekerjaan yang berkisar antara 7–10 tahun; disiplin atau bidangbidang khusus
yang masih terkait; cukup waktu untuk mencapai tingkat kompetensi yang tinggi
pada bidang tertentu sebelum pindah; motifnya adalah kreativitas dan
pertumbuhan pribadi.
Pada umumnya, banyak dimaknai bahwa gaji dan posisi adalah dua
indikator kinerja karier yang banyak digunakan, dalam artian semakin cepat
kenaikan gaji seseorang dalam organisasi, maka semakin tinggi tingkat kinerja
karier mereka. Pada saat karier seseorang menanjak, akan semakin besar pula
tanggung jawabnya, khususnya mengawasi pegawai di bawah koordinasinya,
anggaran yang dialokasikan. Organisasi tentu saja tertarik pada kinerja karier
karena hal ini berkaitan langsung dengan efektivitas organisasional, di mana
sebagian besar kejadian, tingkat gaji, dan kemajuan posisi merefleksikan bahwa
individu telah memberikan kontribusi bagi kenerja organisasional.
Sumber: Veithzal Rivai, Ella Jauvani Sagala, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: dari Teori ke
Praktik, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), hlm. 281.
Fase awal atau sering disebut dengan karier awal adalah fase yang
menekankan pada perhatian untuk memperoleh jaminan terpenuhinya kebutuhan
dalam tahun awal pekerjaan. Meskipun organisasi memberikan kesempatan
intership agar pegawai dapat mencoba pilihan karier yang berbeda, pegawai dapat
pula mencoba berbagai pilihan jabatan melalui berbagai pelatihan. Perhatian kunci
Manajemen SDM baru dimulai ketika seorang individu memasuki organisasi.
Manajer dan spesialis SDM dan pegawai itu sendiri haruslah dapat memasatikan
bahwa individu secara efektif berjalan bersamaan dalam organisasi. Tantangan
pekerjaan tersebut berkontribusi secara signifikan terhadap pengembangan karier
pegawai di kemudian hari. Variabel lain yang mempengaruhi kemungkinan
pencapaian suatu jenjang pekerjaan yang tinggi dalam karier seseorang adalah
aspirasi awal. Kalangan pegawai patut dipacu dapat mencapai sesuatu yang tinggi,
sebab pada umum nya aspirasi yang lebih tinggi akan berdampak pada kinerja
yang lebih tinggi. Pegawai melalui tiga tahap ketika mereka memasuki sebuah
organisasi, yaitu (1) tahap memasuki, (2) tahap berlatih, dan (3) tahap mengatur.
Selama tahap memasuki, pegawai akan mencoba mendapatkan gambaran realistik
mengenai organisasi, dan mencari pekerjaan yang paling sesuai dengan keahlian,
peng alaman, preferensi dan minatnya. Selanjutnya, pada tahap melatih, pegawai
mencoba menjadi partisipan yang dapat diterima dalam suatu kelompok kerja; dia
menjalin hubungan dengan rekan sejawat dan penyelianya, menunjukkan
kompetensi, dan menentukan perannya. Pada akhirnya, tahap mengatur, pegawai
akan menyelesaikan berbagai konflik di luar kehidupan kerja dan juga konflik
tuntutan di dalam pekerjaan. Di sini pemangku jabatan menjernihkan interaksi
antara tuntutan pekerjaan dengan tuntutan keluarga, dan memprioritaskan
tanggung jawab dan aktivitas pekerjaan.
Dalam perjalanan tahap ini banyak pegawai yang mengalami suatu transisi
atau perubahan pertengahan karier, yang akhirnya menjadi krisis pertengahan
karier pada beberapa pegawai. Dalam tahap ini, pegawai menilai ulang
pencapaiannya sampai pada saat itu, dan kemungkinan untuk mencapai karier
pribadi dan tujuan hidup di masa mendatang. Berbagai faktor positif, seperti
memikirkan ulang keputusan karier, mencari keselamatan finansial, melanjutkan
pendidikan, atau pensiunan dini, atau faktorfaktor negatif. Misalnya, kebosanan,
kegelisahan, depresi, konflik antara pekerjaan dan tahap kehidupan,
memburuknya iklim organisasional, pengetahuan, keahlian dan ide yang tidak
terpakai, dan ber ubahnya persyaratan tenaga kerja, dapat berubah secara cepat
pada pertengahan karier. Pelaksana yang stabil dan usang sering menemui
kesulitan pada pertengahan karier. Analisis situasional dan penilaian diri,
pemeriksaan alternatif, penentuan tujuan, dan perencanaan dapat membantu
pegawai menghadapi tahap karier pertengahan ini.
Sumber: Veithzal Rivai, Ella Jauvani Sagala, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan: dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), hlm. 283.
a. Organisasi
b. Pegawai
Sebaik apa pun suatu rencana karier yang telah dipersiapkan oleh pekerja
dan telah disertai dengan tujuan karier yang wajar dan realistik, namun rencana
tersebut tidak akan menjadi kenyataan tanpa disertai pengembangan karier yang
sistematik dan programatik. Walaupun departemen SDM dapat berperan dalam
kegiatan pengembangan tersebut, yang paling bertanggung jawab adalah pegawai
itu sendiri. Hal ini merupakan salah satu prinsip pengembangan karier yang sangat
mendasar.
a. Langkah pertama, yaitu mengenali sistem yang berlaku saat ini, dengan
(1) merumuskan peranan dan tanggung jawab para anggota atau pegawai,
manajer, dan organisasi. (2) Mengidentifikasi kebutuhan dan tentukan
sasaran kelompok yang dibahas. (3) Menentukan parameter budaya, du
kungan, dan komitmen organisasi terhadap pengembangan karier. (4)
Menyelidiki program dan struktur SDM yang ada saat ini, perhatikan
kaitan yang potensial dengan upaya pengembangan karier. (5)Menentukan
secara tentatif upaya apa yang cocok untuk memecahkan masalah dan
kebutuhan SDM yang ada pada saat ini. (6) Merumuskan misi dan filosofi
dari program yang akan dibuat. (7) Merencanakan dan
mengimplementasikan penyelidikan kebutuhan untuk mendapatkan data
yang diperlukan, (8) Menentukan berbagai indikator atau kriteria
keberhasilan dari program.
b. Langkah kedua, yaitu menentukan arah dan kemungkinan baru (visi),
dengan membuat filosofi jangka panjang, (2) membuat visi, misi, dan
tujuan dari program, (3) merancang koordinasi antara pegawai, manajer
dan or ganisasi, dan (4) Mengoordinasikan dan menyediakan informasi
karier yang dibutuhkan untuk mendukung program.
c. Langkah ketiga, yaitu membuat rencana tindakan dengan (1) menyelidiki
rencana dan mengupayakan dukungan dari pucuk pimpinan, (2) membuat
program percobaan, (3) mendapatkan sumber daya dan kompetensi, (4)
membuat kelompok penasihat, dan (5) melibatkan kelompok penasihat
dalam pengumpulan data, perancangan, implementasi, evaluasi, serta mo
nitoring programnya.
d. Langkah keempat, yaitu memelihara perubahan dengan (1) menciptakan
pendekatan formal jangka panjang. (2) Mengevaluasi dan merancang kem
bali program dan komponennya. (3) Memperhatikan kecenderungan dan
arah masa depan program karier.
Untuk itu, peranan organisasi dalam perencanaan karier dapat dibagi dalam tiga
bagian, yaitu pendidikan karier, informasi perencanaan karier, dan bimbingan
karier.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Semua pegawai mengharapkan kariernya dapat berjalan dengan baik
hingga ke jenjang yang paling tinggi. Keinginan tersebut akan dapat tercapai jika
organisasi dapat memfasilitasi keinginan tersebut. Selain kesediaan organisasi
memfasilitasi kebutuhan tersebut, tentu saja pegawai itu sendiri bertanggung
jawab penuh untuk pengembangan kariernya. Berbagai persyaratan yang telah
ditentukan oleh organisasi, harus juga direncanakan secara individual oleh
pegawai sehingga persyaratan yang dibutuhkan suatu jabatan tertentu dapat
terpenuhi ketika jabatan itu kosong. Sementara itu, dalam masalah perencanaan
dan pembinaan karier, seorang pegawai harus bertanggung jawab terhadap karier
dan kewajiban atas pekerjaan. Sebaliknya, seorang manajer atau pimpinan dalam
perencanaan dan pembinaan karier atas semua pegawainya secara umum
memberikan nasihat peta karier pegawainya. Apabila komunikasi semua bagian
organisasi berjalan dengan lancar dan baik maka organisasi tersebut akan
memperoleh keuntungan dari hal ini semua.
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Kami sadar makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya.
Semoga uraian makalah diatas dapat membantu dalam memahami
manajemen sumber daya manusia.
DAFTAR PUSTAKA